Awal Dari Perubahan
Lastri
Jarwo
Matahari hampir terbit, ayam-ayam mulai untuk berkokok dan suara burung mulai terdengar seiring pagi mulai tiba di desa kasta bawah. "Buuuu……..ibuuu……." Lastri berlari menuju rumah sambil berteriak memanggil ibunya. "Ibu….ibu...bangun" Lastri membangunkan ibunya "Lastri ?ini kamu" ibu Lastri sontak terkejut melihat anaknya memilikinya wajah yang sangat cantik dan seksi. "Iya Bu, bagaimana Lastri cantik kan?" Sambil memegang pipinya Lastri sangat kagum dengan tubuhnya sekarang ini. "Bagaimana kamu bisa berubah menjadi cantik begini lastri ?" Ibu menggenggam tangan Lastri "ini berkat ratu ular bu, ratu Anjani, aku diangkat menjadi anaknya" Lastri mengatakan sejujurnya kepada ibu "apa ? Lastri jangan, kamu tidak boleh bersekutu dengan bangsa jin, mereka hanya akan menyesatkan bangsa manusia" ibu Lastri meneteskan air mata mendengar ucapan Lastri "tidak Bu, ratu Anjani sangat baik kepadaku, aku telah menolongnya dan dia telah mengangkatku menjadi anaknya" sambil meyakinkan ibunya "Lastri , jangan, kamu harus mendengarkan ibu" karena tidak dapat melakukan apa-apa lagi ibu Lastri yang sedang sakit hanya mampu terbaring di tempat tidur "ibu tenang ya, Lastri baik-baik saja, sekarang Lastri mau membantu Abang ke ladang dulu ya, ibu baik-baik dirumah" kemudian Lastri meninggalkan ibunya dan bersiap pergi ke ladang membantu abangnya Jarwo.
Jarwo yang duduk di pondokan di tepi sawah memperhatikan ada wanita cantik berjalan kearahnya "siapa itu, apakah orang kasta atas yang tersesat" ujar Jarwo dalam hati. "Abang, lukamu tidak apa-apa ?" Lastri yang sudah tiba di sebelah Jarwo memegang pundak Jarwo yang terluka karena tusukan pisau semalam. "Kamu siapa? Abang? Kenapa kamu memanggilku Abang" Jarwo mengkerutkan keningnya kebingungan melihat wanita itu "ini Adek bang, Lastri" sambil duduk di sebelah Jarwo "Lastri ? Bagaimana mungkin tubuh dan wajahmu berubah seperti ini" Jarwo memperhatikan sekujur tubuh Lastri dari atas hingga kebawah "benarkah ini Lastri, lehernya, itu payudaranya mengapa menjadi besar dan pinggangnya, pantatnya mengapa menjadi sempurna begini" Jarwo menelan ludah memperhatikan tubuh Lastri "Abang, lukamu tidak apa-apa?" Lastri melihat kearah punggung Jarwo "Abang baik-baik saja dek, Abang kira kau ingin membunuh Abang dan pergi dari rumah" Jarwo melihat wajah lastri namun sambil melirik ke arah belahan payudara Lastri "maafin Lastri bang, tapi Lastri hanya ingin menolong seseorang" Lastri menggenggam tangan Jarwo "tidak apa-apa dek, untungnya Abang tidak mati" kemudian Jarwo berdiri, dia tidak ingin terlalu lama melihat tubuh Lastri yang membuatnya semakin bernafsu "Abang mau memanen hasil sawah kita, besok gerbang kasta atas terbuka, kita harus membawa hasil panen kesana untuk sang raja" Jarwo kemudian bersiap mengumpulkan hasil ladang mereka.
Siang itu cuaca sedikit mendung seperti akan turun hujan, Jarwo yang sudah mengumpulkan hasil panen yang di bantu oleh lastri. Jarwo melihat ke arah Lastri yang tidak jauh darinya, Lastri juga sedang memetik beberapa buah hasil panen mereka "apa yang terjadi pada adikku Lastri, ah aku tidak kuat menahan nafsu melihatnya, ohh tidak aku ingin memperkosanya" Jarwo kemudian berjalan mendekati Lastri dan memeluk Lastri dari belakang. Sontak Lastri terkejut dengan pelukan Jarwo "Aahhhhh, Abang kenapa inihhh" Lastri yang terkejut melihat Jarwo yang telah meraba payudaranya dan melorotkan kain yang dia gunakan "aahhhhh Abang gak kuat dek,melihat tubuhmuhhh" Jarwo menjilat-jilat pundak Lastri dengan sangat buas "ahhh..ohhhhh...ohhhhhh..hmppphh" Lastri mendesah manja menerima rangsangan dari Jarwo secara brutal Jarwo meraba setiap bagian tubuh Lastri dan menjilat setiap inci punggung Lastri "ikuthh Abang dek" Jarwo menarik tangan Lastri ke arah pondok ladang mereka. Dengan cepat Jarwo membuka seluruh pakaiannya dan membaringkan Lastri di pondok.
Jarwo menerkam payudara Lastri dan menggigit kecil puting payudara Lastri. Ketiak mulus Lastri lehernya yang jenjang hingga telinga Lastri penuh dengan air liur bekas jilatan Jarwo
"aaahhhhh….. abaangghhh….ampunnnhhhh...ohhhh" Lastri yang terbawa nafsu memegang kepala Jarwo yang berada di payudara nya, kepala lastri menggeleng ke kiri dan ke kanan dan paha Lastri menjepit pinggang Jarwo sekaan memberi persetujuan Jarwo untuk meneruskan menikmati tubuh adiknya itu. "Dekkkh, tubuhmu wangi, inikahh rasanya tubuhh wanita" ujar Jarwo yang selama ini tidak pernah meniduri wanita "sluurppp…..slurppp..ahh.slurppp.." suara peraduan bibir Jarwo dan Lastri yang sama-sama telah dikuasai nafsu birahi yang ingin di tuntaskan. Hujan pun turun dan ikut membasahi pondok dimana sedang ada adik dan kakak sedang menuntaskan nafsu. "Aahhhhh…...ahhhhh...ahhhhh….banghhh……nikmathhh……." Lastri tengah di genjot oleh penis Jarwo dan tangan Jarwo tidak henti-hentinya memainkan puting payudara Lastri "ceplok...ceplok..ceplok.." bunyi peraduan penis Jarwo dan vagina lastri yang bercampur dengan guyuran air hujan "ohhhhh…...dekkk…..memekhhmuu… ohhhh...kontolhhh Abang enakhh…" racau Jarwo ketika menggenjot vagina Lastri "ohhhhhh…..terushhh banghhh...terushhh…...ahhhhh…..nikhhhmatinhh adekhhh…." Lastri memeluk Jarwo dan mencium bibir Jarwo untuk di lumatnya. Mereka berpelukan di tengah pondokan yang di guyur hujan, Lastri kini telah berada di pangkuan Jarwo, Jarwo masih menggenjot Lastri dengan meremas pantat Lastri dan menaik turunkan badan Lastri sambil menjilat puting Lastri "ahhhh...ahhhh...ahhhh…." Desah manja Lastri sambil kepalanya mengadah keatas menikmati apa yang dilakukan abangnya Jarwo "dekhhh... Abanghhh...keluar…" Jarwo semakin cepat menaik turunkan tubuh Lastri yang di pangkunya "ahhh...ahhhh...ohhh...barenghh bannghhh" Lastri yang telah memeluk pundak Jarwo sangat kuat, mereka bersiap mendapatkan puncak birahi bersama-sama "aakkkkkkhhhhh……." Jarwo mengejang seiring dengan spermanya yang mengalir ke dalam vagina Lastri dan lastripun memeluk Jarwo sekuatnya dan menggigit bahu Jarwo karena mendapatkan orgasme yang sangat dahsyat dengan abangnya itu.
Mereka masih berpelukan sambil mengatur nafas karena sama-sama merasakan persetubuhan yang sangat nikmat antara adik dan kakak. "Dek, maaf Abang telah memperkosamu" Jarwo menatap mata Lastri "gapapa bang, Lastri merasa bersalah sama Abang karena telah menusuk Abang tadi malam dengan pisau" Lastri memeluk Jarwo kembali "jangan bilang ibu ya dek" ini rahasia kita berdua "iya bang, Lastri tidak akan bilang-bilang sama ibu" kemudian mereka membersihkan diri masing-masing.
Jarwo pun melihat ke arah ladang mereka "dek, buah kita basah dan kotor, kasta atas pasti akan marah besar kepada kita dan bisa-bisa kita dibunuh" Jarwo yang memungut buah yang berserakan karena dia tidak sadar selama bersetubuh dengan Lastri tadi hujan telah mengguyur hasil panen mereka "apa yang harus kita lakukan bang" jawab Lastri yang berdiri disamping Jarwo memandang buah-buah tersebut "cepat kita bersihkan dirumah, semoga kita bisa mengeringkannya" Jarwo pun mengumpulkan kembali buah yang telah berserakan itu.
Dirumah Lastri membersihkan diri karena telah diguyur hujan dan sisa-sisa persetubuhannya dengan abangnya Jarwo "apa ini" Lastri memungut butir emas sebesar padi di kain yang menempel pada vaginanya. "Apakah ini yang di maksut oleh ratu kalau sperma yang masuk kedalam rahimnya akan berubah menjadi emas" Lastri pun sangat bahagia karena emas bisa di jual mahal di kasta atas. Malam itu Lastri duduk di teras, dia tidak melihat Jarwo dari tadi dan kemudian mencari Jarwo ke kamarnya "bang...bang… Abang di dalam" memanggil Jarwo dari depan kamar, karena tidak ada jawaban Lastri masuk dan menemui Jarwo yang terduduk menghadap keluar. "Bang ? Abang kenapa?" Lastri melihat wajah Jarwo yang menatap keluar dengan tatapan kosong, mulutnya terbuka matanya tidak berkedip sementara liurnya menetes "bang, Abang kenapa ?" Lastri menggoyangkan tubuh Jarwo dan Jarwo pun melirik ke arah Lastri dan tiba-tiba Jarwo terjungkal ke belakang. Jarwo meninggal dengan muka pucat dan kulit yang memutih pucat, Lastri pun berteriak "abaaaaangggggg…..bangun" Lastri menangis melihat abangnya yang meninggal secara mendadak kemudian dia teringat perkataan ratu Anjani "setiap lelaki yang menyetubuhimu akan meninggal" Lastri pun menangis. Namun dia takut ibunya tau bahwa abangnya meninggal dan Lastri menyeret tubuh abangnya ke arah sungai dan menghanyutkan tubuh abangnya ke sungai.
Keesokan harinya Lastri melihat buah yang di panen busuk karena terkena hujan. Lastri bingung apa yang harus di bawa ke kasta atas, kalau dia tidak membawa apa-apa pasti keluarga mereka akan di bunuh oleh Raja. Akhirnya Lastri dengan langkah gontai menuju pintu masuk dan keluar antara kasta atas dan kasta bawah, disitu telah ramai warga kasta bawah yang membawa hasil ternak, beras dan semua hasil berladang warga kasta bawah. Pintu di jaga oleh penjaga yang membawa sebuah pedang, jika ada yang memberontak dengan cepat pedang itu menebas leher orang-orang kasta bawah. Lastri kebingungan apa yang harus di lakukan nya dia tidak membawa apa-apa, antrian untuk penyerahan semakin maju hingga tibalah giliran Lastri untuk menyerahkan hasil ladangnya, penjaga menelan ludah melihat kecantikan Lastri dan buah dada yang hendak keluar dari tempatnya itu. "Hoi apa yang kau bawa untuk kasta atas" bentak penjaga kepada Lastri. "Hasil panen saya busuk semua tuan" Lastri tertunduk lesu "apa tidak ada, kau mau mati ya" penjaga menghardik Lastri. Lastri pun teringat butiran emas yang dia dapat di vaginanya kemaren kemudian dia punya ide "boleh aku berbicara tuan" Lastri melihat ke arah penjaga "apa ?" Penjaga mulai mempersiapkan pedangnya "aku akan memberikan kalian sesuatu" sambil Lastri menaikan ikatan kain yang melilit di payudaranya dan melemparkan senyum kepada penjaga, sambil menelan ludah kedua penjaga saling bertatapan "bawa wanita ini ke pos" ucap salah satu penjaga, kemudian Lastri di bawa ke sebuah tempat yang menjadi tempat berjaga para penjaga, disitu terdapat 2 penjaga lagi yang melakukan pengecekan barang-barang dari kasta bawah yang akan di serahkan "hey…. Jaga wanita ini, jangan sampai kabur" kemudian penjaga itu mengikat Lastri ke sebuah tiang, kedua penjaga itu melihat Lastri yang sedang di ikat dan menelan ludah melihat kecantikan dan keseksian Lastri. Lastri yang diikat hanya tersenyum dan tanpa merasa sedang terancam oleh para penjaga ini.
Hari sudah gelap, penyerahan barang-barang dari kasta bawah sudah selesai. Para penjaga sebanyak 4 orang berkumpul di ruangan pos yang disitu juga terdapat Lastri yang sedang terikat "kita apakan wanita ini" ujar salah satu penjaga "menurut lu ? Lu gak liat tuh tetek cewek ?" Semuanya melihat ke arah Lastri. Lastri tersenyum kepada mereka "ohhhhh, tanganku sakit tuan, bisa tolong lepaskannn" Lastri mengeluarkan suara yang manja antara kesakitan dan desahan memancing nafsu para penjaga "hahahaha...hahahha….hahhaa" para penjaga tertawa dan saling bertatapan, mereka berjalan bersamaan ke arah Lastri "lepaskan katamu" seorang penjaga memegang dagu Lastri, Lastri tersenyum kepada penjaga itu "baiklahh, hey lepaskan dia" perintahnya kepada penjaga lain. Kemudian Lastri dengan sengaja menjatuhkan tubuhnya ke tubuh penjaga dengan sigap penjaga itu memeluk Lastri dan tanpa komando langsung meremas pantat Lastri "hahahaha …..hahahaha….hahhaa…." Yang lain tertawa "ahhhhhhhh….." desah Lastri ketika pantatnya di tampar-tampar oleh penjaga. Pakaian Lastri di tanggalkan seluruhnya oleh penjaga, mereka semua menggerayangi tubuh Lastri "ohhhhh…….ohhhhhh…..ahhhhh…." Lastri hanya mendesah manja di gerayangi oleh para penjaga, Lastri yang sudah di kuasai nafsu di manfaatkan oleh penjaga untuk menuntaskan birahi mereka kepada Lastri. Ada yang menjilat payudara Lastri, ketiak hingga leher Lastri di cupang oleh penjaga hingga menimbulkan bekas-bekas merah pada tubuh Lastri "gila nih cewek, memeknya wangi banget" ujar seorang yang menjilati vagina Lastri "ohhhhh…...ohhh...tuannhhhhh...geliihhhhh" Lastri mendesah sambil tangannya mengocok penis seorang penjaga "hahahaha sange dia ternyata" tawa para penjaga yang senang melihat Lastri telah di kuasai nafsu.
Seorang penjaga telah siap memposisikan penisnya di vagina Lastri "heh sepong ni kontol gue" seorang penjaga lagi telah siap mengarahkan penisnya ke mulut Lastri "slurppp...slurppp..slurpppp" Lastri dengan sigap memasukan penis penjaga itu ke mulutnya dan tangan satunya masih mengocok penis penjaga yang lain sementara itu penjaga satunya lagi dengan rakus menjilati payudara Lastri "heh lu jadi perek di pos kita aja" ujar penjaga yang menggenjot vagina Lastri dengan cepatnya "hmmppphhh….hmmmppp, siappphhh..tuanhh" Lastri berbicara namun mulutnya langsung di sumpal penis. Penjaga membalikan tubuhnya dan mendudukkan Lastri di atas penisnya "ah...ahhh...ahhhh" hanya desahan yang keluar dari mulut Lastri serta kedua tangannya mengocok penis penjaga, sementara yang satunya mengarahkan penisnya ke arah mulut Lastri yang kurang bisa di masukan kemulut karna goyangan naik turun Lastri di atas penis penjaga lainnya, seketika penjaga yang sedang di sedot penisnya dengan mulut Lastri pergi mencari pantat Lastri dan melihat lubang anus Lastri yang sedikit kemerahan dengan mendorong sedikit badan Lastri dia mencoba memasukan penisnya ke anus Lastri "aaaakkhhhh……." Lastri sedikit berteriak karena kedua lubangnya penuh dengan penis "ohhhhh gila ni cewek anusnya bisa nyedot-nyedot anjirrhhhg ohhhh" erang penjaga yang tangannya memegang pantat Lastri "ohhh…...ohhhh…….ohhh..ahhhh…." Lastri hanya mendesah ketika merasakan nikmat tiada Tara dari kedua lubangnya yang menjalar ke seluruh tubuhnya dia di genjot oleh dua penis dari atas dan bawah sementara dua penis lagi di genggamnya dengan tangan. "Ahhhhh…….. gue mau keluarhhhh….ohhhh" ujar penjaga yang dari tadi menggenjot vagina Lastri dari bawah "heh keluar di luar bangsat gue mau nyobain memeknya juga nih" penjaga yang penisnya di kocok oleh Lastri menghardik temannya namun penjaga itu tidak peduli dan akhirnya crottt…..croot...croottt tumpahlah sperma penjaga ke dalam vagina Lastri namun belum di lepaskan karna penjaga yang sedang menikmati anus Lastri juga menggenjot anusnya dengan cepat sepertinya dia juga akan keluar dan tak berapa lamaaa "akkkkhhhhhh……. Anjinghhh….. ni pantat ajib benerrr..ohhhh" sambil melongo ke atas menikmati ejakulasinya di pantat Lastri "heh minggir lu berdua" gue belum ngerasain nih lubang nih cewek" ujar penjaga yang sedari tadi hanya menikmati tangan Lastri.
Hari pun hampir pagi setelah semalaman Lastri di nikmati oleh 4 orang penjaga dia terkulai lemas di atas tubuh seorang penjaga. Empat orang penajaga itu tertidur ada yang memeluk Lastri, ada yang tangannya masih berada di pantat Lastri. Lastri pun dengan nafas tersengal mencoba bangkit dari pelukan penjaga tersebut dan memakai bajunya kembali. Dia melihat ke arah pintu gerbang kasta atas "ahhhh…..aku harus masuk ke pintu itu" ujar Lastri dalam hati sambil langkah kakinya gontai berjalan ke arah pintu gerbang. Lastri sadar bahwa ibunya akan di bunuh jika dia tidak kembali kerumah karna tidak membawa barang untuk kasta atas, namun dia tidak peduli karna dia hanya memikirkan untuk menikmati dunia dan membalaskan dendamnya kepada kasta atas.
Bersambung.