Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT (Mini Series) ISTRIKU MODEL DADAKAN

Update time..

Selamat menikmati tulisan ane ya para suhu - suhu sekalian😁. Maklum masih amatiran dan banyak kesalahan dalam kata ataupun penyampaian. Tolong dimaklumi.. hehehe



Pemotretan itu pun akhirnya berlangsung tanpa sepengetahuan suamiku. Aku dan Rendy memperagakan berbagai macam gaya sambil telanjang.

Elusan dan kecupan Rendy memancing nafsuku. Sesekali aku mengeluarkan desahan yang membuatku malu. Meski Pak Okta selalu menatapku dengan nafsu, aku terus berusaha menyembunyikan perasaanku yang sedang dilanda birahi.

“Ok.. bagus.. ya.. bagus”Sesekali terdengar suara David.

Rendy juga sering memprovikasiku, dia sengaja memancing nafsuku, agar wajahku yang sayu karena sedang dilanda birahi muncul.

“Ah sayang.. wajahmu yang dilanda birahi itu membuat kontolku ngaceng sayang” Bisik Rendy sambil terus mengesekkan penisnya ke pahaku.
“Aku malu”Ucapku pelan.
“Santai saja, tubuhmu indah, keindahan yang tidak boleh disembunyikan, keindahan yang harus dinikmati semua orang sayang”Bisik Rendy kembali.

Pemotretan itu berlangsung dengan panas. Entah kenapa aku jadi semakin birahi, saat tubuh telanjangku ditatap mesum oleh orang orang. Getaran birahi semakin memompa darahku. Tatapan nakal dari Pak Okta, membuat vaginaku mulai berdenyut dan basah.

“Luar biass, itu ekspesi yang alami.. terus.. benar begitu”Kata Davis semakin semangat.

Kemudian sesi pemotretan itu pun berakhir. Setelah memakai jubahku kembali, aku masuk ke ruang ganti untuk mandi. Badanku basah dengan keringat karena pose pose panas dan rangsangan dari Rendy tadi. Dibawah kucuran air dari shower, aku mengharapkan kedatangan Rendy. Nafsuku belum tersalurkan dan aku ingin Rendy memenuhi keiinginanku.

“Ahhhh sayang” Desahku ketika tiba tiba Rendy memelukku dari belakang.

Setelah dia membalikan badanku untuk menghadapnya, aku tersenyum sambil membuka sedikit mulutku dan.

“Mhmmmmmmm”Suara Rendy mulai mengecup bibirku.

Setelah melepaskan kecupan dibibirku, Rendy tersenyum, ia kemudian mulai mengelus vaginaku dari luar.

“Shahhh sayang”Desahku sambil memejamkan mata.
“Kapan aku bisa memasukinya sayang?”Tanya Rendy yang kemudian mencoba memasukan jarinya ke dalam lobang vaginaku.
“Shhhsss ahhhh.. tidak boleh sayangggg shsssss..ahhh”Ucapku disela desahanku.
“Aku kan pacar kamu sayang mhuuuuahhh”Kata Rendy sambil mencium leherku yang sedang terdongrak ke atas.
“Ahhh.. ahhh... ituuuu.. ahhh... shssshh.. ahhh.. puuuyaaaa.. ahhh suaaamiiiikuuuu ahhh.. terusssss ahhh”Rendy semakin mempercepat kocokan di vaginaku.
“Memek kamu sudah basah banget sayang”Goda Rendy.
“Oh... ohhh...ohhh.. iyaa.. ahh... trusssss.. ouhhhhh”Hanya itu yang keluar dari dalam mulutku.

Rendy kemudian berlutut dan merenggangkan kakiku. Setelah ia membuka bibir vaginaku, Rendy kemudian “slruuuuuup”. Bunyi belahan vaginaku dijelat Rendy.

“Ohhhh... sshhh... mhmm”Suaraku saat mendapat jilatan dari Rendy.

Aku merasakan aliran listrik mulai menjalar di tubuhku. Vaginaku terus menerus diserang Rendy. Entah kenapa pemuda ini jauh lebih memberikan kenikmatan kedapaku, dibanding suami syah ku.

“Ouhhhh.. shsss.. ahhh.. Rendyyyy.. ah... eeenaakkk.... ahhhhh”Desahku berpacu dengan dilatan Rendy.

Vaginaku sudah sangat banjir. Rendy tidak mempedulikan itu semua, dia terus menjilat dan sesekali mengisap cairan dari vaginaku.

“Ougghhhhhhhhh”Suara lolonganku, setelah 2 menit Rendy mengerjai vaginaku.

Tubuhku kejang, nafas tersengal sengal dan kakiku bergetar. Aku terduduk lemas dilantai kamar mandi itu.

“hhahh.. hhahh..”Suara nafasku setelah mendapatkan orgasme dari Rendy.

Rendy kemudian memapahku untuk berdiri, kemudian dia melahap bibirku sambil memainkan puting payudaraku. Tanganku kemudian menggenggam penis Rendy yang sudah menujuk ke arahku. Penis itu kemudian berdenyut.

“Shhhhsss sayang.. aku pengen ngentotin kamu”Ucap Rendy yang terus membujukku.
“Tidak sayang, vaginaku hanya buat suamiku”Kataku.
“Ini memek sayang.. memek namanya”Ujar Rendy sambil kembali mengelus vaginaku.
“Shaahhhhh iyaa.. ahhh.. mmmemmekkk ahh”Ucapku disela desahan.

Dengan cepat Rendy menekan tubuhku agar berlutut. Aku tahu apa yang dia mau.

“Iiiiniii besar sekali sayang.. sudah sangat keras” Kataku seseat setelah wajahku merapat ke penis Rendy.
“Apa yang besar sayang?” Tanya Rendy
“Ini penis kamu”
“Kontol sayang, itu kontol”Kata Rendy, sambil menampar nampar penisnya ke pipiku.

Mendapatkan provokasi dari Rendy itu, nafsuku menjadi liar. Entah kenapa setiap kata kata kotor dan kasar yang aku dengar, membuat darahku semakin mendidih, menyulut birahi yang lebih liar dari diriku.

“Iyaaa.. konnntolllll.. Slrupplp”Kataku sambil memasukan kontol Rendy kedalam mulutku.

Memekku semakin berdenyut. Dengan salah satu tanganku, aku mulai merabai memekku sendiri. Sambil aku kulum dan hisap kontol Rendy, aku semakin aktif memainkan clitorisku.

“Ssshaaaahhhh.. enak sayang.. ahhh.. terusss”Desah Rendy.
“Slurrrrppp.. slrupplp...”Bunyi mulutku.

Kemudian Rendy menarikku untuk berdiri. Setalah aku berdiri, dia langsung tiduran di lantai kamar mandi, sambil menarik pantatku ke wajahnya. Aku sangat paham apa yang dia mau. Dia ingin menjilati vaginaku, sambil aku mengisap penisnya. Sudah beberapa kali kami melakukan seperti itu, itu sangat nikmat bagiku, apa yang tidak diberikan suamiku pada vaginaku, sekarang diberikan oleh Rendy.

Untuk itu juga aku ingin membalas budi kepada Rendy. Memberikan mulutku, untuk dimasuki penisnya, bahkan penis suamiku sendiri, belum pernah mengawini mulutku.

“mhmmmmm... mhmmmm”Desahku saat lidah Rendy menjolok jolok kedalam lobang vaginaku.

Saat lidah itu menyentuh clitorisku, aku semakin kuat menyedot penis Rendy. Kami terus melakukan sepeti itu selama beberapa menit dan kemudian Rendy melepaskan mulutnya dari vaginaku. Dia lalu berdiri dan mengarahkan penisnya ke wajahku.

“Ouggggghhhh crotttt”Beberapa kali semburan sperma hangat Rendy menyembur ke wajahku.

“Ssshhsssss ahhhhhh”Teriakku saat orgasme kembali melandaku.

Disaat Rendy menyemburkan spermanya ke wajahmu, aku semakin cepat mengelus clitorisku. Sungguh terasa nikmat bagiku, disaat penis orang lain, mengoroti wajahku. Sensasinya membuatku kejang kejang. Entah kenapa sekarang aku merasa sedikit ada perubahan dalam diriku. Aku merasa menjadi sedikit liar.

“Apa yang kalian lakukan?”Tiba tiba Pak Okta masuk ke kamar mandi, sambil mengatahkan kamera handphonenya ke aku dan Rendy.
“Ternyata nyonya nakal juga ya”sambung pak okta.

Aku hanya tertunduk lesu sambil berusaha menutupi tubuh telanjangku dengan kedua tanganku.

“Baiklah nyonya, bersihkan tubuh anda yang belumuran sperma itu, nanti kita bicara setelah anda kembali berpakaian”Pak Okta memerintahku.

Rendy langsung pergi meninggalkanku sendiri didalam kamar mandi. Pikiranku kacau, tegang dan ketakutan. Aku tidak menyangka atasan suamiku, memergikiku sedang berbuat mesum dengan laki laki muda. Entah apa yang dia pikirkan tentangku saat ini. Aku pun mulai menguyur tubuhku dengan air.

#

POV ADRIAN

Malam itu saat makan malam, istriku banyak diam. Dia mengerjakan pekerjaan rumah, sambil melamun seperti sedang memikirkan sesuatu. Aku heran, istriku yang biasa ceria, sekarang jadi pendiam begitu.

“Kok Mama lesu gitu?, apa yang Mama pikirkan?”Tanyaku.
“Eh.. tidak ada apa apa kok Pa”Jawab istriku sedikit kaget.
“Ke kamar yuk Ma, Papa kangen”,Ajakku ke istriku.

Malam ini aku ingin bercinta dengan istriku, aku sudah menahan birahiku sedari tadi, dan ingin segela melampiaskannya. Sampai didalam kamar aku langsung mencium pipi istriku dan berusaha melepaskan celana dalamnya, dari daster yang sudah aku angkat bawahnya.

“Maaf Pa, malam ini Mama tidak bisa, Mama capek”Tolak istriku.
“Capek kenapa Ma?, bukankah Mama hanya dirumah saja”Ujarku
“I.. ya Mama dirumah kok Pa”Ucap Ayu sedikit gugup.
“Ayolah Ma, Papa sudah tidak tahan”Bujukku kembali ke Ayu.
“Tapi Pa, malam ini Mama tidak bisa, besok saja ya”Tolak istriku kembali.

Lalu aku menghempaskan tububku ke kasur karena kecewa dengan penolakan Ayu. Aku jadi binggung, tidak biasanya istriku menolak ajakanku untuk bersetubuh. Karena kesalku ke istriku, akhirnya aku pergi keluar kamar, aku mengambil sebotol minuman dan meminumnya.

Satu botol minuman beralkohol pun habis aku tenggak. Karena dorongan air seni ingin keluar dari alat kelaminku, akhirnya aku pergi ke kamar mandi.

“Ahhhhhh legaaa”Desahku saat menyelesaikan buang air kecil.

DIsaat aku ingin keluar dari kamar mandi, aku melihat tumpukan pakaian kotor istriku. Ini bukan pakaian yang digunakan Ayu saat dirumah, melainkan pakaian yang digunakan Ayu ketika pergi keluar rumah.

“Kapan istriku pergi keluar rumah, bukankah tadi seharian dia bilang, dia hanya dirumah saja?”Tanyaku dalam hati, sambil memegang pakaian kotor istriku itu.

Aku kemudian mengendusnya.

“Deg” Aku terkejut.

Bau keringat istriku tercium jelas di hidungku. Keringat ini baru, ya aku yakin, pakaian ini baru digunakan oleh istriku.

“Kemana dia tadi?”Aku kembali bertanya dalam hati.

Setelah itu aku melihat bh dan celana dalam istriku yang terselip diantara pakaiannya tadi. Aku melihat ada noda yang belum terlalu mengering di bawah celana dalamnya itu. Pas aku raba, cairan itu lengket sekali.

“Seperti sperma yang sudah mengering”Kataku dalam hati, saat meraba bh milik istriku.

Pikiranku pun akhirnya melayang kemana mana. Apa istriku selingkuh, apa dia sudah bersetubuh dengan orang lain, pernyaan yang tergiang di pikiranku.

“Tidak mungkin, Ayu itu istri setia, dia sangat mencintaiku, tidak mungkin dia menghianatiku. Lagi pula Ayu tidak suka pergi keluar rumah, dia lebih suka berada dirumah”Pikirku dalam hati.

Kemudian aku pergi kedalam kamar. Aku melihat istriku sudah tertidur. Dia sungguh sangat cantik. Tubuhnya juga bagus dan cenderung seksi. Aku memang tidak menampik jika laki laki melihat Ayu, pasti birahi.

Pikiranku kembali melayang kemana mana. Setelah merebahkan tubuhku disamping istriku yang sedang tidur pulas itu, aku membelai rambutnya.

“Entah sperma siapa itu sayang? Besok aku akan mengajakmu bicara soal itu”Kata dalam hati.

#

POV AYU

Pagi itu seperti biasa aku melayani suamiku. Setelah menyiapkan pakaiannya untuk bekerja, aku sibuk didapur menyiapkan sarapan pagi suamiku.

“Mhmmm.. ini enak sekali sayang”Aku terkejut ketika suamiku sudah berada dibelakangku yang sedang memasak.

Aku menoleh dan tersenyum manis ke suamiku.

“Teh atau susu Pa?”Tanyaku setelah suamiku duduk dimeja makan.
“Susu saja Ma”Jawab suamiku.
“Oh ya Ma, semalam Papa melihat ada bekas sperma kering dipakaian dalam Mama kemarin”Ujar suamiku.
“Deggg”Jantungku seperti berhenti berdetak.

Tubuhku kaku dan kakiku langsung mengigil. Pikiranku pun terasa berkunang kunang.

“Aku ketahuan, suamiku tahu kalau ada laki laki yang mengotoriku dengan sperma kemarin, astaga, apa yang harus ku perbuat”Ujarku dalam hati.
“Lain kali kalau menjemur pakaian dalam itu jangan diluar”Tiba tiba aku kembali terkejut dengan perkataan suamiku.
“Mmmmemangnya kenapa Pa?Tanyaku.
“Mhmmm.. kamu kemarin keluarkan?”Suamiku kembali bertanya. Dan aku semakin ketakutan.
“Iiiiiiiiiyaaaaa Pa”Jawabku dengan perasaan sangat takut.
“Mungkin saat Mama keluar ke supermarket untuk belanja, ada orang iseng mengunakan pakaian dalam Mama yang terjemur untuk onani”Terang suamiku.

Aku merasakan kelegaan dalam hatiku. Beban yang tadi mengimpit di dadaku, seakan terlepas semuanya.

“Kok Mama tegang gitu?”Tanya suamiku saat melihat aku yang sedang terdiam.
“Papa tidak marah kok Ma, pakaian dalam Mama yang terkena sperma itu kan bukan kesalahan Mama, lain kali hati hati”Sambung suamiku.

Aku tersenyum kepada suamiku. Tidak, senyumku itu bukan karena perhatiaannya, melainkan senyum karena dia tidak mengetahui kejadian sebenarnya. Kejadian saat sore kemarin, setelah aku diantar Pak Okta ke pulang ke rumah. Pikiranku pun melayang kembali ke kejadian sore kemarin.

#

“Mari saya antar nyonya pulang ke rumah” Kata Pak Okta, setelah menyerahkan amplop berisi uang honorku.
“Tidak usah Pak, saya bisa pulang sendiri, saya tidak ingin merepotkan Pak Okta”Jawabku masih merasa malu.
“Saya tidak repot kok, malah senang mengantarkan nyonya cantik dan nakal ini”Bisik Pak Okta yang kemudian membuat mataku melotot.

Aku hanya bisa diam, tidak ada satu kata pembelaan yang akan aku katakan ke Pak Okta. Semua sudah terjadi dan Pak Okta sudah menyaksikan dengan mata kepalanya langsung sast aku dengan buasnya mengoral penis Rendy.

“Semoga Adrian tidak mengetahui kejadian tadi, sebaiknya saya menutupinya agar hubungan nyonya dan suami nyonya baik baik saja”Terang Pak Okta sambil melamun.
“Iya Pak, saya akan melakukan apa saja, agar suamiki tidak tahu Pak”Tiba tiba saja mulutku berkata.

Perasaan cemas akan ketahuan oleh suamiku, membuatku tidak bisa berfikir jernih. Aku siap melakukan apa saja, agar perbuatan mesumku dengan Rendy bisa tertutupi.

“Mari nyonya saya antar, keburu suami nyonya balik ke kantor”Kata Pak Okta.

Kemudian aku mengikuti Pak Okta dan naik ke mobilnya. Didalam mobil tidak ada pembicaraan apa pun, kami hanya sama sama diam, larut dengan pikiran masing masing. Kemudian setelah sampai di rumahku, Pak Okta memaksa untuk singgah, dia ingin membicarakan tentang sesi foto berikutnya, meski agak malas, akhirnya aku membiarkan Pak Okta masuk kedalam rumahku. Aku pun akhirnya bersama laki laki selain suamiku, didalam rumah.

“Sejak kapan anda berbuat mesum dengan Rendy?”Pak Okta memulai pembicaraan kami.
“Eh.. ituuu.. eh.. bbbbbaruuu pertama Pak”Jawabku terbata.
“Kenapa anda mau berbuat seperti itu dengan Rendy? Apa Adrian tidak bisa memuaskanmu? Atau anda mempunyai sisi lain yang liar nyonya?”Pak Okta mencoba memprovokasiku.
“Saya wanita baik baik Pak, saya ini istri bawahan Bapak dan bukan wanita liar”Aku membela diriku.
“Saya cukup puas dengan suami saya”Lanjutku dengan lesu yang kemudian menundukan kepalaku kebawah.
“Jika anda puas dengan Adrian, besaran mana punya saya atau suamimu nyonya?”Tanya Pak Okta sambil mengeluarkan penisnya.

Mulutku menganga, dan mataku melotot melihat penis Pak Okta itu. Panjangnya tidak sepanjang penis Rendy, tapi yang membuatku merinding adalah penis Pak Okta lebih gemuk dari penis pacarku Rendy.

“Apa yang anda lakukan Pak?”Tanyaku.
“Sudahlah nyonya, anda tidak perlu malu malu, saya juga ingin merasakan sepongan ganas dari mulutmu itu”Jawab Pak Okta yang menyodorkan penisnya tepat ke depan wajahku
“Tidak Pak, saya istri bawahan anda, ini tidak baik”Tolakku.
“Hahahaha jadi menyepong kontol Rendy itu lebih baik ya nyonya, kalau begitu lebih baik juga Adrian tahu kelakuan anda dibelakangnya. Baiklah saya akan kembali ke kantor dan memperlihatkan rekaman video anda dengan Rendy di kamar mandi tadi”Terang Pak Okta sambil menaikan resleting celanannya.
“Tidak Pak, jangan”Kataku sambil memegang paha Pak Okta.

Pak Okta kemudian tersenyum. Seperti sudah merasa di atas angin, kemudian Pak Okta kembali mengeluarkan penis gemuknya itu.

“Apa yang harus saya lakukan Pak?”Tanyaku gugup.
“Ini belum tegang maksimal sih, Cuma kamu pegang”Ujar Pak Okta dan membuat jantungku berdetak semakin cepat.

Apa, itu belum tegang secara maksimal, ya ampun, seberapa panjang penis itu jika tegang dengan maksimal, apa akan sepanjang punya Rendy, atau melebihi?. Aku yang jadi pemasaran, mulai memegang penis Pak Okta.

“Shhsss.. tangan nyonya lembut. Dikocok donk nyonya”Pinta Pak Okta.

Walau terpaksa, aku akhirnya mulai mengurut batang penis Pak Okta itu. Panas dan berdenyut. Mataku tidak pernah lepas dan terus menatap penis Pak Okta yang sudah mulai menegang.

“Ya ampun, ini lebih panjang dari Rendy”Desahku dalam hati.

“Sepong nyonya”Perintah Pak Okta.

Aku kemudian berlutut dan mendekatkan mulutku ke penis Pak Okta. Dengan kegugupan, akhirnya aku berusaha memasukan penis gemuk itu kedalam mulutku.

“Mhmmmm... slrupppppp..”
“Ohhhhh.. sempit sekali mulutmu nyonya”Kata Pak Okta sambil menahan nikmat.

Aku tidak mempedulikan pertanyaan Pak Okta itu. Mulutku sudah mulai bisa beradaptasi dengan penis Pak Okta. Dengan birahi yang mulai muncul, aku memaju mundurkan kepalaku.

“Slurppppp.. slurpplp.. slurppppp”Bunyi mulutku.
“Ahhh nyonya.. enak sekali.. ahhhh..”Desah Pak Okta.
“Ehmmm.. slurrrpppp.. slurrppppp”Aku terus mengisap penis Pak Okta yang semakin berdenyut itu.

Desahan demi desahan Pak Okta mememuhi ruang tamuku sore itu. Aku yang mulai menikmati kejadian itu, tidak sadar kalau tangan Pak Okta sudah masuk kedalam bajuku, ia memainkan payudaraku sambil mendesah desah. Nafsuku yang sudah menguasai diriku, membuatku terus mengoral penis besar panjang milik Pak Okta. Aku tidak peduli lagi statusku sebagai seorang istri. Yang ada di otakku saat ini adalah, membuat penis besar itu muntah.

“Shhhssss ahhhh pelaannn nyonya ahhhh ngilu”Kata Pak Okta.
“Mhmmmm.. plok.. masih lama ya Pak”Kataku setelah melepaskan penis Pak Okta dari mulutku.
“Buka baju anda nyonya”Kata Pak Okta sambil menarikku berdiri.

Dengan tergesa gesa Pak Okta meloloskan baju terusan yang aku pakai. Setelah pakaianku terlepas, Pak Okta menatapku dengan penuh birahi.

“mhmmmm”Bunyi mulut Pak Okta saat manerkam belahan payudaraku.
“Shsssss ahhh Pak.. jangannnnn”Tolakku.

Pak Okta tidak memperdulikannya. Dia mulai menyingkap bh ku lalu mencaplok puting payudaraku yang sudah mengeras.

“Ahhh Pakkkk..”Desahku saat merasakan mulut Pak Okta mengenyoti puting payudaraku.

Lalu Pak Okta mendorongku ke kursi sofa, bagai seorang singa buas, dia dengan kasar berusaha melepaskan celana dalamku.

“Jangan Pak”Tolakku.

Akhirnya Pak Okta berhasil melepaskan pelindung vaginaku dan membuangnya. Sambil tersenyum penuh kemenangan, Pak Okta kemudian melebarkan kakiku.

“Awas tangannya”Kata Pak Okta yang menyingkirkan tanganku.

Terbebaslah vaginaku dihadapan Pak Okta. Lalu dengan cepat Pak Okta mengelus vaginaku dari bawah ke atas.

“Ouhhhhhhhh”Desahku.

Aku merasa aliran listrik menyengat di vaginaku, kepalaku mendongkrak ke atas dan mulutku terbuka. Pak Okta terus mengelusi bibir vaginaku dengan tangan kasarnya.

“mhmmm.. memek anda sudah sangat basah nyonya” Ucap Pak Okta.

Aku merasa teramat malu. Bagaimana mungkin statusku yang sebagai istri orang, mengangkan dan memamerkan alat kelaminnya kepada laki laki lain.

“shhhhlluuurrrrrrrrpppppp”Tiba tiba Pak Okta menjilati vaginaku dari bawah ke atas.
“Ouhhhhhhhhhhhhhhhhh”Lolongku dengan badan yang bergetar.
“mhmmmm... slurpppp.. slurppppp”Pak Okta dengan buasnya menyantap vaginaku.
“Ahhh..shssss..ahhh...ouh”Aku semakin mendesah mendapatkan perlakuan seperti itu.

Ini jauh lebih liar dari permainan mulut Rendy. Ake semakin blingsatan. Jilatan dan hisapan dari Pak Okta, lebih nikmat dari Rendy. Laki laki yang jauh usianya di atas suamiku itu, mampu membuatku merasakan kenikmatan yang sungguh luar biasa, suamiku kalah telak dari laki laki setengah baya itu.

“Ekspresi anda sangat mengairahkan sekali nyonya, pantas David menyukai anda untuk jadi model tatapnya” Kata Pak Okta sambil memegang penisnya.

Aku merinding melihat ke arah penis gemuk besar itu. Pak Okta kemudian menempelkan kepala penisnya yang gemuk itu ke pintu vaginaku. Bulu kudukku merinding, merasa ngeri jika penis itu menembus masuk, mengoyak vaginaku.

“Jangan Pak”Kataku sambil menahan perut Pak Okta.

Pak Okta bukannya marah, ia malah tersenyum. Sambil terus mengesek gesekan kepala penisnya dibibir vaginaku.

“Tidak apa apa nyonya, aku akan membuat anda tahu arti kenikmatan yang sesungguhnya”,Ujar Pak Okta.
“Akhhhhhhhh”Suara yang keluar dari mulutku saat kepala penis gemuk Pak Okta mulai menerobos vaginaku tanpa izin.

Dengan mengunci kedua tanganku, Pak Okta terus mendorong penisnya itu masuk semakin dalam. Mataku terpejam dan mulutku menganga saat merasakan sakit dan perih divaginaku.

“Ssssssaaaakkkitttttt”Ucapku sambil meneteskan air mataku.

Setelah penis gemuk dan besar itu masuk sempurna seutuhnya kedalam vaginaku, Pak Okta mendiamkannya. Dia seolah mengerti dengan apa yang aku rasakan.

“Jangan menangis cantik”Kata Pak Okta sambil mengusap air mataku.

Aku kemudian diam, melihat ke arah bawah. Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat, penis besar gemuk itu, hilang semuanya ditelan vaginaku.

“Pak”Ucapku sambil menatap Pak Okta.

Pak Okta tersenyum dan mengecup bibirku. Aku terkejut menerima kecupan dari Pak Okta itu, itu bukan kecupan yang dilandasi nafsu, tapi kecupan dengan penuh perasaan.

“Aku tahu selama ini kamu tersiksa”Kata Pak Okta sambil mulai menarik penisnya.
“Akkhhhhhhh”Desahku merasakan enak didinding vaginaku, akibat gesekan penis Pak Okta.
“Adrian tidak bisa membahagiakanmu”Lanjut Pak Okta yang kemudian mendorong kembali penisnya kedalam.
“Ohhhhhhh”Balasku dengan desahan.

Rasa sakit dan perih itu pun mulai mereda. Setiap gesekan penis Pak Okta, membuat rasa sakit itu berubah menjadi nikmat. Aku terus memandangi penis Pak Okta yang sedang maju mundur di vaginaku. Aku tidak percaya penis laki laki atasan suamiku itu, masuk dan menyatu dengan vaginaku

“Aku tahu juga kalau Adrian itu egois”Pak Okta kembali berkata sambil terus memompa vaginaku.
“Dia juga tidak mampu memuaskanmu dirajang”Sambung Pak Okta.

Aku hanya bisa mendesah. Ini sungguh nikmat, sangat nikmat. Pak Okta ternyata sangat berpengalaman. Dia tahu semua apa yang aku rasakan. Aku semakin kemudian takjub dengan atasan suamiku itu.

“shhhhssss... ahhh... Pppaaaakk.. ahhhhh”Desahku kemudian memanggilnya.

Pak Okta tersenyum dan menatapku semakin dalam.

“Kamu itu wanita cantik, sangat cantik. Betapa bodohnya Adrian yang menyia-nyiakan istrinya yang istimewa ini”Kata Pak Okta yang semakin cepat memompa vaginaku.
“Ahhhh... ouhhh.. ahhhh.. shhhssss... ahhhh”Aku semakin tidak terkontrol.
“Tenang cantik, aku akan membawamu kepada kenikmatan dunia, abaikan saja suami egois dan bodoh itu”Kata Pak Okta yang membuat tubuhku tergoncang karena hantaman penisnya.
“Akhhhhhhhhhhhhh”Teriakku sambil tubuhku bergetar.

Pak Okta kemudian memelukku. Dia mengusap wajahku untuk menenangkan diriku yang sedang kejang kejang saat dilanda orgasme.

“Ini gila.. luar biasa, ternyata nikmat sekali mendapatkan orgasme saat bersetubuh”Desahku dalam hati.

Ya benar, itu orgasme pertamaku saat bersetubuh. Selama aku menikah dengan suamiku, aku tidak pernah mendapatkan orgasme. Karena keegoisan suamiku itulah akhirnya aku diberikan orgasme pertama oleh laki laki lain.

“Enak?”Tanya Pak Okta.
“Tidak.. aku tidak menikmatinya”Jawabku berbohong.

Aku sengaja berbohong untuk menyembunyikan maluku. Malu karena dibuat orgasme oleh atasan suamiku, malu atas kenikmatan yang diberikan oleh laki laki setengah baya itu. Pak Okta tidak marah, dia malah tersenyum manis kemudian menunggingkanku.

“Akhhhhhhhhh... nngkkkkkkk”Desisku saat merakan penis itu kembali menerobos lobang vaginaku.

Pak Okta kemudian mengenjotku dari belakang. Sambi sesekali meremasi kedua payudaraku. Persetubuhan ini jauh lebih nikmat dari yang tadi. Penis Pak Okta pun terasa menusut nusuk rahimku.

“Ohhh... shhhhsssaaahhh.. mmmneennttokkk.. pppakkk..shssss”Desahku dengan tidak terkontrol.

Pak Okta lagi lagi tidak memperdulikanku. Bagai seorang yang sudah sangat berpengalaman, Pak Okta mampu membuatku merasakan dua kali orgasme lagi.

“Ahhhhh... ahhh.. ouhhh.. akuu mau keluar”Kata Pak Okta yang semakin cepat memompa vaginaku.
“Mhmmm... shsss.. akhjjh... ahhhh.. jangan didalam”Teriakku.
“Ohhhhh aku keluar”Teriak Pak Okta sambil mencabut penisnya dari dalam vaginaku.
“Shssssshhhhhh ahhhhh”Desahku sambil ngos ngosan, saat menerima semprotan sperma hangat Pak Okta dibelahan pantatku.

Setelah kenikmatan itu reda dan nafas kami kembali normal, aku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Aku ke kamar mandi sambil menenteng bh dan cd ku yang basah karena dijadikan lap oleh Pak Okta. Aku sedikit kesal karena Pak Okta seenaknya saja menyeka sperma di pantatku dan penisnya dengan pakaian dalamku.

#
“Papa berangkat kerja dulu ya Ma”Kata kata suamiku yang menyadarkanku dari lamunan kejadian sore kemarin.
“Eh iya Pa”Ucapku sambil menghampiri suamiku, dan mengikutinya sampai ke depan pintu.
“Nanti malam Papa minta jatah ya Ma, udah kebelet nih”Ujar Suamiku.
“Eh iya.. jatah apa Pa?”Tanyaku.
“Ih.. Mama, masak ngak tahu. Jatah bercinta Ma”Jawab suamiku.

Aku hanya tersenyum kepada suamiku. Rasa perih masih ada kurasakan divaginaku karena digenjot penis gemuk dan Panjang milik Pak Okta kemarin.

“Hari ini jangan capek capek ya Ma, biar nanti malam Mama bisa layani Papa di ranjang”Kata suamiku kembali.

Aku tetap diam dan kembali melemparkan senyum terpaksa kepada suamiku itu. Setelah suamiku mulai berjalan keluar rumah, aku pun berkata dalam hati.

“Mama tidak janji Pa, soalnya hari ini Pak Okta akan datang lagi kesini. Pasti Mama akan dibuatnya capek Pa, capek karena digenjot penis gemuk dan panjangnya, Maaf Pa”Ucapku dalam hati.

Aku merasakan denyutan divaginaku. Membayangkan apa yang akan dilakukan Pak Okta seharian nanti saat berdua denganku, vaginaku pun mulai mengeluarkan cairannya.

Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd