lubangmatahari
Semprot Holic
semoga saya gak salah kamar,
Mohon maaf jika saya panjang lebar curcol di sini, ga tau mesti curhat ke siapa ...
Perkenalkan saya seorang berumur 30 tahun, sudah menikah selama 2 tahun tapi belum diberi momongan.
Istri saya lebih muda 8 tahun.
Dulu saya menikahinya yg utama bukan karena fisik karna jujur secara fisik memang dia bukan tipe saya, bahkan secara ekonomi keluargapun dia dibawah keluarga saya (dulu saya malah tergolong matre, pernah hampr pindah agama karna ditawarin harta; tempat usaha, rumah, mobil bahkan saya tidak perlu bekerja oleh ortunya mantan, padahal saat itu saya juga sangat mencintai mantan). Saya menikahi istri saya karena tulus ingin berkeluarga, soal rejeki saya masih percaya pada Tuhan, dan karena saya liat istri saya waktu itu sebagai seorang perempuan yang tangguh dan dari keluarga sederhana, saya pikir akan mudah untuk diajak berjuang bersama meraih masa depan tanpa saya harus menyerahkan harga diri saya sebagai laki2. Saya menikahinya dengan alasan bahwa kami seiman, selain itu di usianya saat itu dia sudah berani merantau ke Ibukota untuk bekerja di sebuah perusahaan disana, sedangkan saat ini kami tinggal di rumah orang tua saya di daerah. Tidak ada masalah disini, karena di rumah hanya tinggal Ibu dan adik perempuan dan anaknya sedang suaminya bekerja di perusahaan asing dan sering ke luar negri, adik dan ipar sebenarnya sudah punya rumah namun karena si suami wira-wiri, maka adik beserta ponakan saya memilih untuk tinggal juga di rumah Ibu, tidak ada masalah, bahkan saya dan istri yang kemudian meneruskan usaha ibu dan kini semakin berkembang tidak pernah ada keributan soal harta. Adik perempuan saya yang bekerja di instansi pemerintahan dan suaminya pun sampai saat ini ikhlas jika saya dan istri kemudian mengelola usaha milik ibu saya.
Yang menjadi masalah justru mertua saya, selama ini mengganjal dalam benak saya adalah mereka justru banyak ikut campur dalam rumah tangga saya, mertua perempuan bahkan pernah bilang; "ngapain buru2 punya anak? Hidup mapan dulu kumpulin ini-itu dulu lah (maksudnya harta rumah dll,-red)
Soal rumah memang saya belum punya; tapi mobil sih ada 2 meski bekas, yg 1 hasil usaha saya sendiri, yang satunya lagi mobil warisan alm. Bapak jatah buat adik yang saya kredit karena adik dan suami membeli mobil yang lebih baik, sedangkan mobil jatah warisan saya sudah saya jual untuk nombok kebutuhan hidup pas dulu masih kerja di bank. Sedangkan saya dan istri tidak pernah minta uang ke mertua sepeserpun, minta makan, dll
Mertua saya adalah petani, kakak ipar masih di Jakarta bekerja disana dengan suaminya, adik ipar saya masih kelas 3 stm, sedangkan yg paling kecil masih TK.
Bahkan setelah si mertua bilang untuk tidak buru2 punya anak, dia bilang ke anaknya yg masih TK; "besok kalau udah gede terus ikut mbak X ya dik (x = istri saya) biar dikuliahin ..."
'Setan' pikir saya ...
Dia enak2an kimpoi, masak saya yg harus membiayai ... Saya aja nikah gak didoain punya anak cepet2, Meski memang masih dalam taraf omongan si mertua perempuan.
Setelah saat itu saya dan istri sering cek cok (meski cek cok di rumah ibu saya, karena saya tidak pernah tinggal di rumah mertua, bahkan sejak saat itu pun saya enggan menginap bahkan semalam pun atau meski sekedar makan sepiring nasi disana) ) karena omongan ortunya itu, bahkan tetangga di kanan-kiri mertua juga menaruh kasian pada kami (saya dan istri), entah bagaimana ceritanya mereka bisa tahu dan menyimpulkan kalau mertua saya memang tidak menghendaki untuk punya cucu dalam waktu dekat.
...huft sekali lagi saya minta maaf juga mengecrotkan uneg2 disini, untuk masalah momongan memang saya dan istri masih terus berusaha dan selalu meminta pada Sang Pencipta, namun setiap ingat kata2 mertua dan belas kasihan dari tetangga2nya pada saya dan istri, saya sering tiba2 emosi meski sekarang sudah tidak lagi sampai cekcok dengan istri karena dia kelihatannya juga menyesalkan sikap orangtuanya.
Mungkin para suhu disini punya cara bagaimana saya bersikap pada mertua semacam itu?
Jika ada yang sudi memberikan saran saya sangat berterima kasih.
####
Mohon maaf jika saya panjang lebar curcol di sini, ga tau mesti curhat ke siapa ...
Perkenalkan saya seorang berumur 30 tahun, sudah menikah selama 2 tahun tapi belum diberi momongan.
Istri saya lebih muda 8 tahun.
Dulu saya menikahinya yg utama bukan karena fisik karna jujur secara fisik memang dia bukan tipe saya, bahkan secara ekonomi keluargapun dia dibawah keluarga saya (dulu saya malah tergolong matre, pernah hampr pindah agama karna ditawarin harta; tempat usaha, rumah, mobil bahkan saya tidak perlu bekerja oleh ortunya mantan, padahal saat itu saya juga sangat mencintai mantan). Saya menikahi istri saya karena tulus ingin berkeluarga, soal rejeki saya masih percaya pada Tuhan, dan karena saya liat istri saya waktu itu sebagai seorang perempuan yang tangguh dan dari keluarga sederhana, saya pikir akan mudah untuk diajak berjuang bersama meraih masa depan tanpa saya harus menyerahkan harga diri saya sebagai laki2. Saya menikahinya dengan alasan bahwa kami seiman, selain itu di usianya saat itu dia sudah berani merantau ke Ibukota untuk bekerja di sebuah perusahaan disana, sedangkan saat ini kami tinggal di rumah orang tua saya di daerah. Tidak ada masalah disini, karena di rumah hanya tinggal Ibu dan adik perempuan dan anaknya sedang suaminya bekerja di perusahaan asing dan sering ke luar negri, adik dan ipar sebenarnya sudah punya rumah namun karena si suami wira-wiri, maka adik beserta ponakan saya memilih untuk tinggal juga di rumah Ibu, tidak ada masalah, bahkan saya dan istri yang kemudian meneruskan usaha ibu dan kini semakin berkembang tidak pernah ada keributan soal harta. Adik perempuan saya yang bekerja di instansi pemerintahan dan suaminya pun sampai saat ini ikhlas jika saya dan istri kemudian mengelola usaha milik ibu saya.
Yang menjadi masalah justru mertua saya, selama ini mengganjal dalam benak saya adalah mereka justru banyak ikut campur dalam rumah tangga saya, mertua perempuan bahkan pernah bilang; "ngapain buru2 punya anak? Hidup mapan dulu kumpulin ini-itu dulu lah (maksudnya harta rumah dll,-red)
Soal rumah memang saya belum punya; tapi mobil sih ada 2 meski bekas, yg 1 hasil usaha saya sendiri, yang satunya lagi mobil warisan alm. Bapak jatah buat adik yang saya kredit karena adik dan suami membeli mobil yang lebih baik, sedangkan mobil jatah warisan saya sudah saya jual untuk nombok kebutuhan hidup pas dulu masih kerja di bank. Sedangkan saya dan istri tidak pernah minta uang ke mertua sepeserpun, minta makan, dll
Mertua saya adalah petani, kakak ipar masih di Jakarta bekerja disana dengan suaminya, adik ipar saya masih kelas 3 stm, sedangkan yg paling kecil masih TK.
Bahkan setelah si mertua bilang untuk tidak buru2 punya anak, dia bilang ke anaknya yg masih TK; "besok kalau udah gede terus ikut mbak X ya dik (x = istri saya) biar dikuliahin ..."
'Setan' pikir saya ...
Dia enak2an kimpoi, masak saya yg harus membiayai ... Saya aja nikah gak didoain punya anak cepet2, Meski memang masih dalam taraf omongan si mertua perempuan.
Setelah saat itu saya dan istri sering cek cok (meski cek cok di rumah ibu saya, karena saya tidak pernah tinggal di rumah mertua, bahkan sejak saat itu pun saya enggan menginap bahkan semalam pun atau meski sekedar makan sepiring nasi disana) ) karena omongan ortunya itu, bahkan tetangga di kanan-kiri mertua juga menaruh kasian pada kami (saya dan istri), entah bagaimana ceritanya mereka bisa tahu dan menyimpulkan kalau mertua saya memang tidak menghendaki untuk punya cucu dalam waktu dekat.
...huft sekali lagi saya minta maaf juga mengecrotkan uneg2 disini, untuk masalah momongan memang saya dan istri masih terus berusaha dan selalu meminta pada Sang Pencipta, namun setiap ingat kata2 mertua dan belas kasihan dari tetangga2nya pada saya dan istri, saya sering tiba2 emosi meski sekarang sudah tidak lagi sampai cekcok dengan istri karena dia kelihatannya juga menyesalkan sikap orangtuanya.
Mungkin para suhu disini punya cara bagaimana saya bersikap pada mertua semacam itu?
Jika ada yang sudi memberikan saran saya sangat berterima kasih.
####