Dulu, waktu kuliah, aku pernah pacaran dengan mahasiswi universites Islam di Surabaya. Dia sangat agamis, pintar tilawah (qiroah) dan menjadi vokalis grup sholawat.
Semakin hari hubungan kami semakin dekat. Setan pun kian mendekat hingga terjadilah hal-hal yang diinginkan itu.
Kejadian pertama membuatku menangis sesaat setelah klimak. Aku menangis di depannya dengan penyesalan yang luar biasa. Namun penyesalan itu tak bertahan begitu lama. Kejadian itu kembali berulang sampai kurang lebih 2 tahunan. Setiap minggu ada agenda HJ. Sebulan sekali atau kalau ada waktu nyewa kamar di penginapan.
Ketika kami hampir lulus, aku datang kerumahnya doi. Aku menemui orang tuanya sendirian untuk mengatakan ketertarikanku pada anaknya dan ingin menikahinya. Namun sayangnya ditolak. Doi kemudian berusaha dijauhkan dariku. Ia tidak boleh tinggal di Surabaya lagi. Ia harus PP dari rumah untuk kuliah. Pada situasi ini, kami masih bisa curi-curi waktu untuk melakukan hal-hal yang diinginkan itu. Bahkan! Ketika ia sudah bertunangan masih sering bertemu dgku meskipun tidak seintens sebelumnya.
Sekarang doi sudah menikah dan memiliki anak. Aku pun sudah beristri dan memiliki anak. Aku sudah tidak pernah lagi hubungi doi. Malah istriku yang kadang inboxan sama dia. Istriku tahu semua mantan-mantanku dan semuanya bisa diakrabi olehnya kecuali satu tapi bukan doi yang kuceritakan ini.
Ketika malam hari, melihat istriku tidur dan anakku tidur disampingnya sering membuatku merasa sangat menyesal telah melakukan hal nista itu. Istriku tidak tahu kalah aku pernah melakukan hal itu dg mantanku (satu-satunya mantan yang pernah kunikmati).
Untuk itu aku mohon bimbingan master-master di sini. Apa yang sebaiknya kulakukan?
Terima kasih sebelumnya.