Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mengejar Masa Silam

Hampura kang suhu ajat, numpang ngadem di sini ya, desa saya lagi paceklik, panas ga ketulungan
 
11. Kejutan Untuk Donny


Dengung suara mesin pabrik yang keras terdengar menembus dinding ruangan kantor Pak Yonas pada sebuah pabrik sparepart otomotif di Pulo Gadung, Jakarta Timur. Dinding beton yang keras dan pintu yang tebal hanya sedikit meredam suara itu. Tetapi dua lelaki yang sedang berbicara berhadapan dihalangi meja kayu besar itu tak terganggu oleh suara itu.


“Pak Yonas yakin atas perubahan surat waris ini ?” Seorang lelaki yang bertubuh tinggi besar dengan logat Sumatra Utara yang kental bertanya. Yang ditanya hanya merenung sambil memandang taman kecil yang terlihat dari jendela kantornya.


“Menurut Bang Napit gimana ?” Pak Yonas malah balik bertanya pada pengacara yang telah sekian lama dipercayanya mengurus segala kebutuhan urusan hukum keluarga maupun perusahaannya. Walaupun pengacara itu lebih muda dari dirinya, tetapi Pak Yonas tetap memanggilnya dengan abang karena semua orang memanggil pengacara ini dengan “Bang Napit”.


Anda para suhu Semprot masih ingat dengan cerita berjudul “Istri Yang Tergadai” tentu ingat pengacara Salsabilla yang bernama Bang Napit ? Nah, ini adalah penggacara yang sama.


“Saya khawatir saja, Pak Yonas. Akta perusahaan sudah bapak urus ?”


“Sudah diurus sama notaris yang biasa.”


“Baik, buat saya yang penting Pak Yonas sudah memikirkan ini semua baik-baik karena saya nggak ingin ada keributan suatu saat nanti.”


Pintu ruangan terbuka dan sesosok wanita muda cantik jelita masuk.


“Nah, Bang Napit nih kenalin direktur keuangan baru saya.” Pak Yonas tersenyum sambil menunjuk pada wanita yang baru saja masuk itu.


“Ah…….. rupanya kau yang jadi direktur keuangan baru… haha… selamat ya atas jabatan barunya.” Bang Napit pura-pura baru tahu, dia berdiri dan mengulurkan tangan mengajak bersalaman.


“Gimana kabarnya Tin ?” Bang Napit bersalaman dengan Kristin, dia sudah mengenal Kristin beberapa tahun lalu.


“Baik, Bang Napit. Kayanya abang tambah montok aja nih.”


“Ah ini gara-gara mertua kau….. Sering kali dia ngajak aku makan enak.”


Mereka bertiga tertawa, tetapi semua hanya tertawa yang penuh kepalsuan.


“Baik Pak Yonas…. Saya pamit dulu ya, takut mengganggu ibu direktur.”


“Kapan-kapan mampir lagi Bang.” Pak Yonas berbasa-basi.


Sepeninggal Bang Napit, Kristin duduk di depan Pak Yonas.


“Pah… aku ngantornya di ruangan ini aja ya.”


“Lah, kan ruangan direktur keuangan sudah ada disana.”


“Males pah, Titin di sini aja lah.”


“Terus meja kerja kamu mau ditaro dimana ?”


“Ya Titin pakai meja kerja papah aja.”


“Kalau kamu disini, papa kerja dimana ?”


“Papa nyantai aja duduk duduk di sofa, biar Titin yang kerja keras pah.”


Dan Pak Yonas hanya bisa menerima usulan menantunya itu walaupun dia sebetulnya agak kesal juga. Dengan mengangkat kedua bahu sambil mengalah, Pak Yonas pindah duduk ke sofa untuk memberikan keleluasaan pada Kristin menggunakan meja kerjanya yang besar.


“Ini akta perubahannya pah ?” Kristin menunjuk pada sebuah map tebal.


“Iya.” Jawab Pak Yonas sambil merebahkan tubuh pada sofa.


Kristin membaca dengan detail tentang perubahan akta perusahaan yang sekarang menyebutkan bahwa Jimmy, anaknya yang masih balita, menjadi pemegang saham tiga puluh persen. Dirinya ditunjuk sebagai direktur keuangan sekaligus juga menjadi wali yang mewakili Jimmy sampai usianya cukup secara hukum.


Senyum kepuasan tersungging pada wajah Kristin setelah melihat akta perusahaan yang telah dirubah itu.


Pak Yonas mendengkur tertidur di sofa.



******************




“Jadi… itu tadi bapak kamu ?” Donny bertanya sambil memeluk Sella di sofa.


“Ih…. nanti dulu sayang, nanti bapak ngeliat.” Sella berusaha melepaskan diri dari pelukan Donny yang sudah tak tahan dengan rasa kangen.


“Beneran itu bapak kamu ?”


“Iya…. bener….”


“Aku ngga percaya….. “


“Serius.”


“Aku lebih percaya kalau itu dukun kamu dari kampung.”


“Nanti aku ceritain. Tapi jangan disini, nanti ketauan bapak.”


“Loh, kan bapak udah masuk ke kamar.” Donny tetap bertahan memeluk tubuh Sella yang sudah beberapa minggu ini tak bertemu dengan dirinya.


“Nanti kalau tiba-tiba bapak keluar…”


Donny dan Sella bergumul, yang satu berusaha menuntaskan rasa kangen sementara yang satunya lagi berusaha lepas.


“Di kamar aja yank…”


“Aaah disini aja…” Jawab Donny sambil menindih tubuh Sella yang meronta-ronta.


“Yank… !”


“Kan aku yang bayar apartemen ini, kok aku yang harus ngalah ?” Donny bersungut-sungut.


“Tapi….”


“Ah… ngga ada tapi-tapi. Aku mau disini aja.” Donny menindihkan tubuhnya yang gemuk dan berat itu ke tubuh Sella yang langsing.


“Yank… pleease…” Sella memohon.


Donny tak menggubris keberatan kekasih gelapnya itu, dia terus saja menggumuli tubuh Sella yang sudah dirindukan… lebih tepatnya disange-kan… selama beberapa minggu.




Walaupun Donny telah memiliki istri yang cantik, tetapi ada sesuatu yang membuat dirinya lebih tertarik pada Sella. Padahal kalau diperhatikan dengan teliti Sella tidak lebih cantik daripada Kristin bahkan cenderung lebih cantik Kristin dengan wajah sedikit kebule-bule-an. Maklum secara historis cukup banyak wanita dari dari Sulawesi Utara dinikahi oleh pria Belanda pada jaman kolonial. Tetapi memang patut diakui bahwa kulit Sella lebih putih dan mulus daripada Kristin. Menurut pendapat saya, sepertinya itulah yang membuat Donny lebih tertarik dan lebih bernafsu pada Sella.


Pakaian berwarna apapun yang dikenakan oleh Sella selalu cocok dengan warna kulitnya. Entah itu warna gelap seperti hitam, coklat, biru ataupun warna halus seperti peach dan rose, bahkan warna mencolok seperti merah tidak ada yang tidak cocok dengan kulit Sella yang notabene merupakan keturunan Tionghoa. Bukan maksud untuk mengungkapkan sesuatu berunsur SARA tetapi memang demikianlah adanya.


Apalagi pada saat itu Sella hanya mengenakan tanktop putih dengan celana pendek yang kalau tidak salah seringkali diistilahkan sebagai “Celana Gemes” berwarna rose. Siapa lelaki yang tidak tergugah kelelakiannya ?


Wajah Sella memang tidak secantik Kristin, tetapi jika mata Kristin terkesan binal dan nakal maka mata Sella yang cenderung sipit malah mengesankan suatu keluguan. Orang Indonesia menyebutnya sebagai “wajah tanpa dosa”.


Menururt para ahli psikologis yang melakukan penelitian pada primata seperti gorilla, simpanse dan kera-keraan, ada semacam “rasa ingin melindungi” pada bayi dan infan diantara mereka. Seekor alfa atau raja gorilla jantan seringkali terlihat akrab dengan bayi-bayi mereka. Dan menurut penelitian pula bahwa penyebabnya adalah bayi-bayi tersebut terlihat vulnerable atau ringkih. Itulah sebabnya wanita-wanita dengan tampang vulnerable atau ringkih dengan segala kelemahannya selalu membuat para lelaki tertarik.




Donny mengecupi bibir Sella yang tergolek tanpa daya dibawah tindihan tubuh beratnya. Kedua lengan Donny menelusup ke ketiak Sella yang terbuka, putih lencir tanpa bebuluan apapun disana dan merengkuh tubuh mungil itu pada punggungnya. Bagian bawah tubuh Donny berlutut pada lantai, menindih selangkangan Sella yang terbuka mengangkang. Dalam posisi seperti itu seorang wanita tidak akan mampu melawan lagi alias terkunci. Maka berhati-hatilah para wanita, jika ingin melawan seorang lelaki yang sedang nafsu ingin menggagahimu jangan sampai posisi kalian dibuat seperti ini karena dijamin kalian tak akan bisa bergerak melawan lagi.


Sella pun demikian, dia hanya pasrah tanpa daya ditindih Donny dalam posisi terkangkang. Sebetulnya nafasnya engap karena dadanya yang empuk itu harus menahan beban tubuh Donny yang teramat berat mungkin 90 kilo beratnya. Belum lagi jalan nafasnya terhalang oleh mulut sang kekasih yang terus menerus mengulum bibirnya.


“Ayaaaank….” desah Sella.


“Kamu juga mau kan ? hosh… hoshh…” Donny bertanya nakal.


“Tapi nggak disini yaaank…..”


“Aaah masaaa…… niih kamu udah basah.”


Tadi sambil menggerogosi bibir Sella, tangan Donny sudah gerayangan kemana-mana termasuk ke selangkangan Sella. Satu hal lagi, bahwa Sella itu mudah sekali basah dan cenderung becek. Tetapi itu yang Donny suka dari Sella. Kalau lelaki lain lebih suka yang kering, dia lebih suka yang basah. Katanya kalau diseruput terasa lebih gurih di lidahnya.


Sella tak menjawab Donny, karena memang benar dia sudah basah disana. Terlebih lagi tadi jari tengah Donny sempat menyelinap. Sella juga sudah beberapa minggu ini tidak merasakan disetubuhi lelaki, jadi dia juga memang bernafsu. Hanya saja, buat Sella tak mungkin harus mengakui terus terang karena malu.


“Buka tanktopnya dong sayang….”


“Ngga mauuu…. Jangan disiniiii…” Sella merengek-rengek. Tetapi anehnya dia sendiri yang membuka tanktop dan beha yang dikenakannya. Jadi, siapa yang masih percaya kalau Sella tak ingin melakukannya disana ?



Donny mengendurkan tindihannya pada Sella pada saat Sella melepaskan tanktop dan behanya. Dia kangen sekali untuk mengemuti dada kenyal kekasihnya itu. Nah kan, mata Donny menyorotkan sinar penuh kenafsuan pada saat melihat gumpalan dada Sella yang putih ranum berwarna kemerahan. Puting coklat kecilnya itu telah tegang, menunggu untuk dikelomoti.


“Jangan disini yaaank….” Katanya, tetapi kedua tangan Sella menarik kepala Donny untuk mendekat pada dadanya.


Angin dingin dari AC bergerak perlahan, terkadang mengarah ke tubuh Sella yang tak berdaya dalam tindihan Donny. Angin dingin itu membuat pori-pori di putingnya menguncup.


Mulut Donny hinggap disana.

“Aaaakh… ayank…. Jangan….” Mata Sella terpejam menikmati kelomotan hangat bibir Donny.


Puting kecilnya bergerinjal didalam balutan lidah Donny yang menyucupnya dengan suara seruputan yang keras, membuat puting itu tambah kencang. Terkadang Sella juga tak tahan dengan rasa geli nikmat pada putingnya, sehingga kadang-kadang dia mendorong kepala Donny sedikit menjauh. Tetapi jika rasa ngilu yang teramat sangat itu telah hilang, dia menarik lagi.


Yang Donny suka juga adalah meninggalkan bekas cupangan merah keunguan pada daging kenyal berkulit putih itu. Seringkali dia menghiasinya denggan belasan cupangan disana. Sella tak pernah menolak dibuatkan cupangan hingga memenuhi buah dadanya karena dia bilang enak sekali.


Satu per satu cupangan itu tercipta, mulai dari bagian atas payudaranya yang mumbul, di dekat puting, di samping, di bawah, pokoknya sudah dimana-mana. Hanya saja Sella tidak pernah mau dibuatkan cupangan di tempat yang terlihat oleh umum misalnya di leher. Malu katanya.


Cupangan Donny terus turun ke perut Sella yang rata, bahkan sekarang sudah pada batas celananya. Sella memberikan jalan saat Donny memerosotkan celana gemes yang dikenakannya.


“Ini celana dalem baru ya ?” Tanya Donny setelah melihat celana dalam hitam dengan penuh renda dan bordir.


Sella mengangguk.

“Kan kamu yang beliin yank.”


“Kok baru dipake sekarang, aku udah lupa kapan beliin yang ini.”


“Males pake…. Ada lubang di tengahnya sih…”


Donny memperhatikan celana dalam yang dikenakan Sella, dan dia baru ingat memang ppernah membelikan ini. Ciri khasnya adalah tepat pada selangkangan ada semacam celah.


Donny mengangkangkan kedua paha Sella. Celah pada celana dalam itu terbuka dan langsung menampakkan sebuah celah kemerahan yang telah demikian basah. Lidah Donny menyelinap kesana, langsung menyentuh ujung kelentit yang tegang.


“Aaah….. Ayank…. Geliiii….” Sella bergetar menahan segala rasa.


Ujung lidah Donny berulangkali menyentuhnya, membuat Sella kegelian teramat sangat. Tangannya mendorong kepala Donny menjauh. Dari dulu memang Sella terlalu sensitif pada kelentitnya sehingga jarang-jarang dia mau untuk disentuh langsung disana. Sella selalu ingin rangsangan itu dilakukan di sisi-sisi kelentitnya saja, itupun sudah membuat dia geli dan nikmat.


Lidah Donny mengikuti keinginan Sella, disentuh-sentuh dan diusapkan pada samping-samping kelentit yang tegang. Dari celah vaginanya, Donny dapat merasakan cairan bening keluar semakin banyak.


Sruput….


“Aaaghhh…. Ayank…” jerit Sella, otot perutnya mengejang hingga celah vaginanya mengempot sampai menjepit lidah Donny yang sedang menyelusup.


Donny suka sekali mempermainkan Sella dengan cara ini. Lidahnya terdorong keluar oleh empotan Sella. Donny menyelinapkan lagi kedalam hingga Sella mengempot lagi.


“Enyak yangh ?”


“Hu’uh….” Jawab Sella yang mulai berkeringat.


Slomot.

Lidah Donny sekarang menyelomot kelentitnya, otomatis Sella yang terlalu sensitif di bagian itu tubuhnya menggelinjang, matanya terpejam dengan kening berkerut. Dia berusaha menahan rasa geli yang keterlaluan itu.


Ahhhh.

Donny melepaskan selomotannya, dia tersenyum nakal melihat Sella yang tak kuat diselomot. Pada seluruh kulit pahanya bahkan dapat terlihat pori-pori Sella menguncup. Bulu bulu halus disana meremang.


Slomot.

Donny menyelomotkan lagi lidahnya pada kelentit yang telah demikian memerah dan tegang itu. Biasanya kalau sudah seperti itu, Sella tak lama lagi akan orgasme.


“Hnnggghhhhh…. Ayank…” Jerit Sella manakala kelentitnya terasa geli gatal campur nikmat.


Jari tengah Donny mengusap-usap bagian perineum yang membatasi antara celah vagina dan anus Sella. Dari dulu, ini jurusnya yang selalu dapat diandalkan.


“Ooooh…..” Seluruh tubuh Sella gemetaran. Kenikmatan semakin memuncak diantara rasa geli yang teramat sangat sampai membuat ngilu.


Slep.

Jari tengah Donny tanpa kesulitan masuk pada vagina basah yang lembut itu. Sedalam dua buku jari, ditemukannya sesuatu yang lembut bergerinjal bagai spons penuh dengan air. Donny melengkungkan jari tengahnya, menekan bagian itu.


Crot

Setitik cairan muncrat dari celah vagina Sella, tepat ke dagu Donny.


Donny sekarang memutar-mutarkan jarinya itu, mengelus bagian berbentuk spons itu perlahan.


“Hhhhhnggghhhhkkkk….” Mata Sella yang sipit terbuka sedikit, dua bola hitam matanya sedikit jereng.


Saat Donny menekan bagian lembut bergerinjal itu, Sella nyaris berteriak. Untung saja dia menutup mulutnya, tetapi pandangannya terbelalak pada Donny yang sedang asik mengerjai selangkangannya.


SROTTTT

Secercah air bening yang cukup banyak muncrat dengan kencang ke wajah Donny yang sudah melepaskan lidah dari kelentit Sella.


“HHHHHNGGGKKKKKK.” Nafas Sella tertahan di tenggorokan. Otot perutnya mengencang, mengejan.


Satu detik… dua detik… mereka berpandangan.

Donny menekankan lagi jari tengahnya.


SRUOOOOOOOOTTTTTTTT.

SROOOT

SROOOOOOOT


Sella berkelojotan memuncratkan cairan bening berkali-kali.


“Udah… udah… udah….” desah Sella.


Donny tak menghentikan gerakan jari tengahnya.


SROOOT

SRTOOT

SROTSROTSROT.


Sella kelojotan.


Jari manis Donny ikut masuk, menekan.


SROTCHH


“Udaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh…”


SROTCH


“Ampuun ayaaaank… udaaah.”


Donny menggila, jari telunjuknya sekarang masuk dan ikut menekan. Bibir vagina Sella terbuka cukup lebar.


SROTTTT.


Cairan itu tak henti-henti muncrat membasahi wajah Donny, dan banyak juga yang ke dada nya. Ujung sofa ikut basah, lantai malah sudah becek.


SROTTh


“Ahm… pun… ayank…. Ahh. ahh… ahhh”


SROOOOOOOOOOOT

Otot perut Sella mengejang cukup lama, dia gelagapan berusaha mengambil nafas tapi otot-ototnya tak mampu dikontrol.


Bluk


Tubuh Sella rubuh di sofa, tak bergerak lagi.


“Yank… yank…” tangan kiri donny menepuk pipi Sella.


Donny tersenyum puas melihat Sella tak berdaya, seolah pingsan. Donny memerosotkan celananya sendiri berikut celana dalamnya. Kejantanannya telah tegang.


Sambil tetap berlutut, dia menarik pantat Sella agar lebih maju lagi dari sofa.

Slep.


“Aaargh…” Donny merintih menikmati vagina Sella yang sudah kelewat basah.


Pantatnya mulai maju mundur. Donny suka sekali vagina yang lembut seperti ini, makanya tadi dia membuat Sella squirt berkali kali.


Tiba-tiba dari sudut matanya, Donny melihat sesuatu bergerak.


Apa itu ?


Pintu kamar yang tadi dimasuki oleh Ki Ardayat rupanya sedikit terbuka. Sesosok tubuh mematung di balik gelapnya kamar.


Hmm… pak tua itu ngintip rupanya, batin Donny.


Bukannya berehenti, Donny malah semakin menjadi-jadi. Dia menghunjam-hunjamkan kejantanannya dengan keras ke vagina Sella yang sedang tak berdaya. Suara gecakannya terdengar keras sekali.


Plok plok plok plok


Keplok keplok keplok


Slepokkk


Di balik pintu, Ki Ardayat sedang memegang dada. Nafasnya memburu, jantungnya berdegup begitu kencang hingga terasa sakit.


Sukurin…. Siapa nyuruh lu ngintip….. Begitulah dalam pikiran Donny.


“Aduuuh… Sella… memek kamu enak bangeeeeet sayang……” Dengan keras Donny mengucapkan itu, sengaja untuk menggoda Ki Ardayat.


Sella hanya diam menatap Donny, tak berdaya walau untuk mengucapkan sesuatu.


“Ehmmmm…. Gurih bangeet nih memek cewe cantik kaya kamu….” Semakin ngaco ucapan Donny.


Plok koplok koplok koplok


Gecakannya makin kencang bagai kereta api.


Lutut Ki Ardayat terasa lemah, dia mundur dan terduduk pada pinggir ranjang. Tetapi matanya masih menatap dari celah pintu.


“Oooh…. Lembut banget Sell….. “


“Oh oh oh…. Aduh….” Donny semakin gencar menggecak. Puncak kenikmatan tak dapat ditahannya lagi.


“Oh…. hmm… ooh… “


CROOOOOT…….


Donny menyemburkan spermanya yang telah terkumpul lebih dari dua minggu. Banyak sekali. Sella hanya bisa menatap tanpa daya ketika dirasakannya kehangatan menyembur didalam tubuhnya.


CROT CROT CROT


“Enak yaaaaankkk….” Rintih Donny yang terus berkelojotan.


Ki Ardayat sekarang tak kuasa lagi menahan degup jantungnya. Dia berbaring sambil memegang dadanya yang sakit. Hanya dapat didengarnya suara Donny memanggil manggil nama anaknya.



**********



Donny membuka laptop dan double click pada sebuah shortcut VPN. Setelah menunggu beberapa saat dia memasukkan username dan password.Diambilnya sebatang rokok dari meja lalu dinyalakan. Asap putih dihirup dalam-dalam sambil matanya terus memperhatikan proses koneksi VPN.


Sella masih tergeletak tanpa daya di sofa dengan posisi mengangkang, tertidur mendengkur karena kelelahan.


Dahi Donny mengernyit, ada sesuatu yang aneh.


Ini kenapa ? pikirnya.


Tak lama, diambilnya handphone yang tergeletak di meja. Sebuah nama dicarinya lalu dia menekan tanda Call.


“Halo….” di ujung telepon seseorang menjawab.


“Supri… kok saya ngga bisa masuk aplikasi finance ?”


“Eh…. anu… pak Donny…. Tolong bapak hubungi bu Kristin.”


“Bu Kristin ? urusannya apa ?”


“Pesan Bu Kristin begitu pak… “


Kristin ? Donny heran.

Memang kenapa dengan Kristin, istrinya itu ?


Di tengah keheranannya, Donny menutup telepon pada Supri kepala IT nya dan menelepon Kristin.


“Halo….” Suara Kristin terdengar di tengah dengungan mesin.


“Tin….. ada apa ini ?”


“Hmmm…. Udah selesai ngentot pelacur itu, sayang ?” Pertanyaan Kristin membuat Donny kaget sekaget-kagetnya.


“Tin…. jangan ngomong aneh aneh.”


“Perlu duit buat bayar pelacur tengik itu, sayang ?” Terdengar Kristin tertawa di ujung sana.


“Tin !”


“Donny… jangan dikira gua ngga tau kelakuanlu sama si anjing Sella.”


Jantung Donny berdebar kencang.


“Gua udah tau semuanya, tapi gua ngga marah.”


“Lu mau terusin ngentot memek pelacur itu terserah… gua ngga perduli.”


“Tapi asal lu tau…. Gua sekarang Direktur Keuangan papa di pabrik.”


Hah ?

Donny kaget.


“Gua udah liat pembukuan lu yang kacau, ngambil duit seenaknya. Sekarang ngga bisa Don.”


Donny makin gundah.


“Salam buat si anjing Sella.”


Tut tut tut tut.


Telepon terputus, dan Donny menatap handphonnya tak percaya kejadian tersebut.


Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd