Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Mendung Menggantung di Ambang Cinta

BAB XXXI



Hi guys, nama saya Joanes Emmanuel Frederick



Joanes dan Abigael​

Sebuah mobil sport terlihat memasuki lapangan tenis. Dari jendela chapel terlihat dan karena pintunya masih belum tertutup, maka suara derunya yang kencang pun terdengar, dan dari jednela chappel yang terbuat dari kaca bening, maka mobil Aston Marthin DB 11 yang masuk ke dalam lapangan tennis itu pun terlihat jelas.

Dengan balutan Jas hitam, jas dan celana hitam, berkacamata , sosok ittu turun dari balik kemudi, dan berjalan ke arah chappel.

“ka.... si abang datang....” bisik Mima

Aby benar-benar bingung dengan apa yang dia rasakan sekarang. Takjub, kaget dan bahkan lega, akhirnya dia tahu siapa sebenarnya pria yang sudah membuat dia seperti seorang ratu saat ini. Dengan jas hitam dan celana hitam, sosok ganteng itu terlihat jalan dari arah lapangan tenis menuju chapel, nampak asistennya Hadi menghampirinya

Seekor anjing nampak ikut bersamanya dia berjalan. Melihatnya kali ini benar-benar terlihat karakter sorang pemimpin yang sangat kuat. Dia nyaris tidak mengenali sosok yang selama ini mengisi hari-harinya, dia kali ini keluar dengan tampilan aslinya.

Rasa haru Aby kembali muncul. Pangeran tampanku sudah datang....

Aby kembali hanya bisa menatap wajah tampan itu dengan penuh haru, airmatanya kembali menggenangi matanya. Dia ingat bagaimana cemoohan orang selama ini terhadap mereka berdua, terutama ke Joanes

Investasi bodong lah

Bandar Narkoba lah

Money laundering lah

Kini semua pandangan negatif itu dipatahkan hari ini. Dan dia bagaikan putri sederhana, yang melihat pangerannya turun dari kereta kencana, berjalan menjemputnya. Dia melap airmatanya berkali kali, meski sedikit kabur karena terkena air mata, namun dia bisa melihat betapa tampan dan gantengnya kekasih hatinya.

I cant believe that you are mine, Bang..... bisik hatinya

Semua tatapan mengarah ke sosok itu. Semua kini baru sadar dan tahu, ternyata sosok yang selama ini mereka bully, curigai dan omongin, ternyata pemilik dan pemimpin tertinggi di perusahaan Tirtasari Corporindo ini.

Semua mata terhenyak melihat sosok yang terlihat berbeda sekali, berjalan masuk setelah menyalami dewan direksi di depan pintu, masuk lewat jalan samping jemaat, duduk di depan dan sebelum duduk dia sempat menyalami Pak William, dan juga Pak Richard.

Anjingnya dengan lucunya mengikuti dan diam didepan bersamanya.

Aby hanya terdiam dan memandang Joanes yang lewat di samping barisannya.

“baik bapak-ibu sekalian, selamat datang kepada tuan rumah kita, Bapak Joanes Emmanuel Frederik.... atau kita suka sapa dengan panggilan JEF.... “ sambutan dari Edward Candra kembali terdengar.

Tepuk tangan membahana seketika.

Pantas namanya Jef, ternyata kependekan dari nama asli dia, kasak kusuk diantara yang hadir.

“ ibadah kita akan segera kita mulai, silahkan tim musik dan WL bersiap....” ucap Edward

Aby hanya mematung diam, meski disenggol oleh Tante Flory dan Mima

“ka... lu kedepan sama si Abang...” desak Mima

“iya By... sana....”

Aby masih diam

“biar aja aku disini....” dia masih malu menyapa, dia tahu kini Joanes sudah jadi sesorang yang berbeda.

Tidak lama Joanes menengok ke belakang, seperti mencari cari, dan senyumnya merekah saat melihat gadisnya duduk 3 baris di belakangnya. Dia berdiri sejenak, lalu memberi kode ke Aby agar duduk di depan

Dengan malu-malu Abigael berdiri, dia pindah kedepan dan diiiringi oleh tepuk tangan yang hadir. Flory dan Mima saling bertatapan, mereka sampai terharu melihat adegan itu. Yang lain semua masih belum hilang shock dan kagetnya, kini identitas Joanes terbuka sudah.

Joanes tersenyum melihat ke arah Aby, dia memeluk Aby sebentar.

Adegan yang membuat banyak orang tersenyum.

Ditepoknya tangan Aby dengan lembut, mempersilahkan duduk disampingnya, binar matanya seolah menyimpan kekaguman yang sangat dalam.

“cantik banget.... cantik banget....” senyumnya melebar

Aby terharu mendengarnya, penantian dan rasa ingin tahunya selama ini akhirnya terjawab sudah.

“abang juga.... keren banget....”

Genggaman tangannya kini dengan erat di tangan Aby

“abang penuh dengan kejutan......” bisiknya sambil melap air matanya dengan tisu

“i love you, Aby....”

Aby mengelus kepala anjing yang lucu itu.

“namanya Bomber...” bisik Joanes.

Ibadah pun dimulai, semua mulai dari pujian dan khotbah mengalir dengan lancarnya, dimana Pendeta William sempat menyinggung lewat khotbahnya bagaimana mereka bisa kenal dengan Joanes, dan cerita sampai bisa berdiri seperti ini perusahaannya.

Hingga akhirnya, selesai ibadah, dan Joanes diminta dengan hormat untuk memberi kata sambutan. Tepuk tangan membahana saat dia berdiri dan mengambil mic di depan. Bukan seorang Joanes yang pemalu, tertutup dan misterius lagi kali ini, tapi sosok pemimpin dan pengusaha tangguh, karismatik, muda dan rupawan.

Jemima dan Folry hanya bertatapan saja, saat melihat Lily dengan senyum lebar karena banyak mendapat ucapan selamat dari beberapa jemaat yang hadir. Berbeda dengan Samuel yang agak malu hati begitu tahu calon menantunya siapa, Lily justru tanpa rasa malu terlihat mengangkat wajahnya dengan santai.

“kayaknya hari ini ada yang mau pindah rumah nih....” bisik Flory

“iya Tan....” balas Mima tertawa kecil

“jangan sampai dia minta pindah kesini aja....”

Mereka tertawa berdua, dan Lily langsung mendelik karena dia tahu dua orang itu pasti membicarakan dirinya.

“shallom semua....” sapa Joanes

“shallom....”

“selamat siang, terima kasih sudah menyempatkan diri hadir di acara ibadah syukur peresmian kediaman kami yang baru selesai ini, dan juga baru akan kami tempati per hari ini.... ini tentu bukan karena kuat dan gagah saya serta tim... tapi ini karena kasih karunia Tuhan yang luar biasa... Dia ajaib, besar dan perkasa....”

“saya berterima kasih kepada Pak William dan Mami Inggrid yang sudah boleh hadir dan memberi pelayanan dalam sharring firman kali ini... semakin dipakai Tuhan lebih lagi Papi.....”

Willian dan istrinya menganggukan kepala

“kepada keluarga ku tim Management dan BOD dari Tirtasari Holding, terutama my Brother Edward dan Melly, Michael dan Helen, Pak Johan dan Bu Renita.... juga Hadi dan Ayu.... serta semua yang ada dalam tim management.... you are all amazing....”

“bamboo Architect juga yang sudah mendesain dan membangun.... thank you....”

“Shabach Ministry... dan Pak Richard serta tim pekerja serta jemaat dari Bukit Karmel.... terima kasih atas dukungan dan doanya....”

Mereka kembali bertepuk tangan

Lalu dengan sedikit terdiam, Joanes melanjutkan

“nama asli saya ialah Joanes Emmanuel Frederick.... oleh Edo dan Mike saya suka diplesetkan jadi JEF, maka nama itu yang melekat hingga sekarang di kalangan management Tirtasari....”

“dan hari ini... saya mau sedikit cerita yah.... mudah-mudahan belum lapar kita semua....”

Semua tertawa mendengarnya, mereka tentu sangat bersemangat ingin tahu siapa JEF sebenarnya

“saya mulai dengan sad story dulu......” Joanes tersenyum, lalu melanjutkan

“ saya sebenarnya berjanji untuk memperkenalkan kepada seseorang... “ dia menatap ke arah Aby yang duduk “ meperkenalkan orangtua saya hari ini....”

“sayangnya mereka ...... mereka berhalangan untuk hadir secara langsung.....” terbata suara Joanes, seperti hendak menahan tangis.

Dia lalu mengambil Laser Pointer Remote, dan menekannya.

Di layar lebar LED yang terpampang diatas mimbar Chappel, muncul sebuah artikel koran

China airlines Boeing 747-209B plane crash off Penghu, Taiwan

All the 225 passengers and crew members were killed.


Semua kaget dan shock melihatnya.

Lalu dia memindahkan slidenya lagi , ada list manifets penumpang dan dari semua nama penumpang itu ada dua nama yang terselip,

Hanz Joseph Frederick – Germany

Danum Jayanti – Indonesian


Joanes terdiam sesaat, tangannya menghapus airmata yang menetes di pipinya, semua jemaaat terdiam, terharu, Abigael pun hanya bisa terdiam dan kaget, armatanya pun menetes, ternyata Joanes sudah yatim piatu.

Dia lalu mengklik lagi sebuah foto, ada foto mereka berempat, dia yang masih berusia 2 tahun ketika itu sedang dipangku ibunya, dan bapaknya berdiri di belakang, dan kakak perempuannya berdiri di samping ibunya sambil tangannya memegang tangan adiknya

“ini foto keluarga satu-satunya yang saya miliki, dan terakhir yang saya punya.....”

Hening dan penuh haru semuanya.

“kakak saya.... wanita yang sangat cantik.... namanya ialah Tirtasari Emmanuel Frederick.....”

Oh, pantas semua perusahaannya namanya itu yah, demikian gumanan diantara hadirin.

Bahkan banyak yang bertanya dalam hati, dimana sosok wanita itu.

“usia saya 2 tahun, Ka Tirta 5 tahun, kita sudah yatim piatu. Keluarga dari Jerman tidak ada yang mengurus, keluarga mendiang ibu juga demikian, karena kakek katanya tidak merestui mama yang ikut dan membantah perintah keluarga, karena menikahi ayah saya....”

“sempat kami dirawat oleh paman kami adiknya mendiang mama selama kurang lebih 6 bulan... lalu setelah rumah kami dan semua harta ayah dan ibu terjual, kami dititip sementara di panti asuhan Kasih Abadi.....”

“paman berjanji akan kembali mengambil kami berdua.... dan hingga sat ini janji itu tidak ditepati....”

“ibu Dorkas... boleh berdiri Bu....” Joanes mepersilahkan Ibu panti yang juga hadir untuk berdiri, dan jemaat bertepuk tangan melihat sosok itu ” beliau adalah ibu saya waktu di panti...”

“usia saya 5 tahun, datanglah sepasang suami istri yang kemudian menjadi orangtua angkat kami.... tadinya mereka Cuma ingin ambil saya, mungkin karena saya agak gendut dan bule.. jadi mereka suka dengan saya...”

Jemaat tertawa

“ namun saya selama disana itu tidak bisa lepas dari Kaka saya... kemana Ka Tirta pergi saya ikut, dia juga begitu... jadi saya tidak mau jika hanya saya yang diambil.... dan mereka memutuskan juga mengambil Ka Tirta.....”

“awalnya, selama 5 tahun semua sangat indah... kami berdua benar-benar merasakan kehangatan sebuah keluarga, kami pun sekolah di SD yang tidak jauh dari situ....”

“ tiba-tiba kami mendapat berita bahwa ibu Alia hamil.... dan setahun kemudian lahirlah putri kecil yang benama Cecil......”

Nampak seorang gadis yang duduk di panggung yang sedang memegang violin tertunduk

“ kehadiran Ceccil ini merupakan berkat yang luar biasa... karena setelah 10 tahun menikah akhirnya doa mereka berdua dikabulkan......”

Joanes berhenti sejenak

“kehadiran Cecil yang kami syukuri, ternyata dibarengi oleh perubahan yang luar biasa. Ditambah dengan kondidi bisnis yang mungkin lagi drop.... perlakuan sebelumnya yang hangat ke kami berdua, berubah menjadi berbalik belakang, dan tidak lama rumah yang indah bagi kami, berubah menjadi neraka kecil....”

“dari awal hanya omelan... lama-lama teriakan... lama-lama mulai kena sambitan....”

Joanes terbata, airmatanya kembali jatuh, dan banyak jemaat yang hadir ikut merasakan kesedihannya

“saya dan Ka tirta udah kayak babu aja... dipukulin sehari itu sudah biasa.... hiburan kami hanyalah perlindungan dari Amah...nenek kami disitu, dan main bersama si kecil Cecil.....”

Cecil ikut berkaca kaca mendengarnya kini

“akhirnya karena tidak kuat, suatu malam selesai saya dikurung dan tidak dikasih makan, kami dipukulin dua-duanya karena sepeda hilang, kami dianggap lalai.... saya dan kaka saya akhirnya nekat kabur malam itu.....”

Joanes kembali terdiam, dia menengok sebentar ke belakang dan menatap adiknya Cecil yang juga berurai airmata

“saya ingat, saya bawa satu kaos adik saya Cecil, sempat mencium dia sebelum saya kabur.... karena bagi saya adik saya sudah seperti adik kandung saya.....”

Senyumannya muncul ditengah mata yang penuh kaca itu

“kami memulai hidup baru di jalanan.... karena tidak mungkin balik ke panti.. pasti ditemukan dan diambil lagi....”

Diam kembali dia

“hidup dijalanan kami cari makan sebisa kami berdua, kami tinggal di pinggir rel.... miskin, kumal, makan seadanya... saya cari makan dengan bantu-bantu angkat tentengan ibu-ibu dipasar... Ka Tirta bantu-bantu jadi pelayan di warteg.....”

Joanes terdiam lama, dia seperti tersendat untuk melanjutkan kata- katanya. Semua yang hadir merasakan pilunya yang dia rasakan.

Abigael berlinangan airmata.....

Mima dan Tante Flory juga

Lily dan Samuel hanya terdiam

“tapi kami bahagia.... tidak dipukulin lagi.....”

Senyum muncul di tengah tangisnya

“yang ada saya sering ribut dengan anak-anak jalanan lain... maklum Ka Tirta sudah mau 15 tahun usianya, saya 12 tahun... kaka sering digodain orang, saya marah... karena badan saya termasuk bongsor...mereka agak kuatir kalau lawan saya....”

Lalu

“hingga suatu malam...... malam yang hingga kini saya tidak bisa lupa....”

Joanes kini benar-benar menangis......sampai Aby harus memberikan tisu untuk dia menghapus airmatanya.....

“kami sedang bermain di persimpangan dekat lampu merah......”

Layar di atas kembali menunjukan perempatan dan pagar dimana dia terakhir melihat kakaknya

“disini.... malam itu, Ka Tirta tidak bisa melepaskan diri... saya berhasil lolos, saat anak jalanan dirazia oleh satpol pp....”

“itulah saat terakhir aku melihat Ka Tirta......”

Airmata Joanes kini tidak berbendung lagi

‘masih teringat di mata saya.... bagaimana dia berteriak agar saya lari.....”

Semua yang hadir terharu melihatnya, bahkan karyawan dan jajaran management Tirtasari yang tidak tahu sejarah boss nya mereka kaget luar biasa mendengar pahitnya cerita Boss mereka.

“setiap malam saya selalu kesini, setiap siang pun demikian.... berharap Kakak datang kembali.... namun hingga hari ini harapan saya tinggal harapan....”

Dia mengatur nafasnya, lalu melanjutkan lagi

“hidup saya makin kacau setelah Ka Tirta menghilang.....”

“13 tahun, hidup di jalanan.... tidak pernah terpisah dari kaka seharipun.... lalu harus menjalani hidup sendiri.....”

“kenyataan terpahit akibat imbas pergaulan pun harus saya terima.... teman yang nyolong hape, saya yang ketangkap.... masuk 4,5 bulan di penjara anak......”

Joanes memandang keatas langit chappel

“keluar dari sana, kembali harus hidup dijalan.... lebih keras lagi... kerja serabutan, dari kuli panggul hingga jadi centeng.... karena di usia 15 tahun badan saya jauh lebih besar dari anak-anak sebaya.... dimanfaatkan jadi centeng....”

“perkelahian jalanan memaksa saya harus masuk lagi.....”

Dia menghela nafasnya dalam-dalam

“namun disitulah saya akhirnya menemukan yang namanya titik balik hidup saya.....”

“saya bertemu Pak William dan Mami Inggrid.... dua orangtua ini selalu rutin hadir mengunjungi kami... memberi semangat... dan juga memotivasi saya.... disana juga saya bertemu napi anak asal Australia... Roger, yang harusnya hari ini ikut hadir, tapi mereka salah tanggal.... jadi mungkin minggu depan Roger dan orangtuanya akan tiba disini....”

“saya banyak belajar disana.. belajar tentang Tuhan... belajar tentang hidup.... dan saya menamatkan paket A saya disana.....”

“saya diberi wejangan.... bahwa jika saya mau bertemu dengan Kakak saya, saya harus berhasil jadi orang......”

“Keluar dari sana... saya ikut kawan kerja bantu abangnya jualan ayam goreng dan pecel lele.... siangnya kalau ngga ngojek, saya kursus bahasa inggris sekaligus ambil paket B saya.....”

Senyuman pahit Joanes

“saya lalu berangkat ke Australia, dibantu oleh orangtuanya Roger, saya mulai kerja sebagai marketing dengan bahasa Inggris pas-pasan saya.... disana saya bertemu dengan brother saya, Edward.... “

“5 tahun lebih disana.... saya pulang karena karena rindu ingin mencari kakak saya..... sekaligus membangun bisnis saya di Jakarta.....”

“di tahun pertama, saya nyaris putus asa.... saya bersama Edo... bisnis kami gagal, tabungan saya 5 tahun di Ausssie habis.... ka Tirta juga tidak saya temukan.....”

“disaat saya hampir putus asa... Tuhan menggerakan orang lain untuk jadi berkat bagi kami.... untuk pertama kalinya ruko yang kami pasarkan laku dibeli orang....

“saya ingat saya dan Edo menangis berpelukan saat kami pecah telur ketika itu......”

Dia menatap Edo yang berdiri dan meliat tangan dan menunjuk keatas....

“dari situlah Tuhan alirkan luar biasa kemudian berkatNya bagi kami semua.... terutama yang di Tirtasari.....”

Haru biru Joanes kembali hadir.....

“saya ingat selalu akan ayat emas saya.... Diberkatilah orang-orang yang selalu mengandalkan Tuhan.....”

Tepuk tangan jemaat membahana kembali

“Saat ini... selain Tirtasari Propertindo, kami punya Tirtasari Contruction, Tirta Reality, yang semua bergerak di bidang property dan konstruksi....”

“lau kami punya jaringan showroom dan bengkel... yang namanya Garasi Tirtasari.....”

Orang-orang saling berpandnagan, ternyata showroom itu milik Joanes

“ kami juga punya pengelolaan gedung dan bangunan lewat Tirtasari Management, dan Tirtasari Sport Management.... “

“lalu ada lagi apliaksi Bangunan, yang mungkin bapak ibu pernah pakai untuk beli bahan bangunan lewat aplikasi....”

Jemaat makin shock mendengarnya. Joanes lalu melanjutkan sambil sedikit berkelakar..

“jadi.... jika ada rumor kalau saya itu investasi bodong... bandar narkoba... saya rasa boleh diubah yah persepsinya.....”

Mereka tertawa mendengarnya

“mungkin ada yang bertanya kenapa saya harus hiding selama ini....”

Dia diam sejenak melihat ke arah Aby....

“bukan hiding sebenarnya.... memang saya agak kurang percaya diri untuk tampil... insecure dengan masa lalu saya.....”

“ beberapa tahun lalu saya pernah ditolak oleh orangtua seorang gadis.... seorang pengusaha sukses.... karena masa lalu dan orangtua saya yang dianggap tidak jelas.....”

Aby terenyuh mendengarnya

“saya ketika melihat kondisi di Altair ini, memang sudah niatan saya pengen punya rumah disini... suka lihat lokasinya... sekalian juga ingin pelayanan.....”

“ternyata kesibukan saya masih susah untuk ditinggalkan, makanya saya minta cuti pelayanan dulu....”

Felix dan teman-teman imam musik agak menunduk

“namun saya merasakan sukacita yang yang luarbiasa ketika pelayanan... saya boleh diijinkan untuk melayani Tuhan.... luar biasa bagi saya......”

Lalu tatapannya kini ke arah Abigael

“ saya kemudian diperkenankan untuk bertemu dengan sosok yang luar biasa......”

Aby menundukan kepalanya malu

“ waktu saya datang.... kok nih anak lucu sekali... diomelin senyum aja.... ngga pernah lepas senyumannya, sampai saya berpikir apa ini anak ngga pernah susah kali yah....”

Semua tertawa mendengarnya

“ dia juga yang rajin memotivasi saya... kasih saya semangat..... dia juga memberi saya selamat ketika saya diterima di sunter....”

Semua tertawa terbahak mendengarnya

“saya ingin terbuka dengan dia awalnya... tapi bingung bagaimana caranya.....”

“lalu diawal ke detakan kami, dia telp saya.... saya lagi Hongkong ketika itu... dia cerita habis dimarahin bossnya.... saya marah ketika itu... saya suruh segera keluar....”

Flory hanya geleng kepala mendengarnya, sambil berbisik ke Mima

“ Besok jika Aby mau pecat Tuti silahkan.....” ujar Joanes

Aby terkaget mendengarnya... ingat aja sudah malas ngapain juga diungkit, pikir dia

“karena perusahaan penyedia Virtual Office itu sudah kami take over bulan lalu”

“2 bulan lalu Boss...” sahut Edward

“tuh..... 2 bulan lalu..... sebenarnya besoknya setelah Aby keluar saya perintahkan beli perusahaannya.... cuma mereka masih menolak... baru dua bulan lalu mereka setuju menjual ke kita.... dan jadi Aby sudah jadi boss mereka sekarang....” senyum Joanes melihat wajah Aby yang terkejut

Semua pun kaget

“tapi saran saya sih jangan mendendam.....” ujarnya kembali

“saya, meski marah dan emosi dengan Pak Rudy dan Ibu Alin, saya tidak dendam.... saya memandang Amah dan adik saya yang tidak punya dosa......”

Kata-katanya diambut tepuk tangan lagi

“Cecil boleh berdiri..... ini calon dokter kita nantinya” katanya ke arah Cecil

Gadis dengan violin itu lalu berdiri dan menundukan badannya ke hadirin sekalian. Semua bertepuk tanga, dan Aby tidak aklah kagetnya. Anak gadis yang sering bicara dengannya jika latihan atau pelayanan bersama ternyata adik angkatnya Joanes

“bapak dan ibunya sednag menemiani Amah yang kami krim untuk observasi di Penang, Malysia....”

Lalu dia melanjutkan kembali

“ saya rasa cukup sekian dari saya.... sekali lagi saya sampaikan banyak terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini, terima kasih juga atas kehadirannya hari ini, saya minta doanya, agar Kakak saya Tirtasari bisa segera berkumpul lagi dengan kami.....”

“Tuhan memberkati kita semuanya......”

Tepuk tangan bergemuruh kembali terdengar

“dan sebagai penutup sebelum kita santap siang, saya minta tolong kepada Pak Richard, agar bisa bantu didoakan untuk tim management kami yang baru..... karena beberapa minggu lalu sudah mengadakan restrukturisasi dalam organisasi kami.... Pak Johan akan menjadi CEO Tirtasari Holding, Edward akan menjadi president Director untuk Tirtasari Construction, dan Michael akan diangkat menjadi President Director di PT Tenaga Bina Mandiri, perusahaan kami yang bergerak di bidang penyedia tenaga outsourcing. “

“dan juga sekaligus kami secara resmi menunjuk .....hmmmm” senyum Joanes lebar...” harus panggil ibu kali ini....”

Semua yang hadir tertawa

“Shabach Minsitry kini punya pimpinan baru.... yaitu Ibu Abigael Gayatri....”

Tepuk tangan meriah membahana, Mima tidak mampu menbahan harunya. Kakaknya yang 6 bulan lalu dimarahin oleh bossnya, kini berbalik jadi pemilik perusahaan itu, dan kini dipercaya oleh calon abang iparnya untuk memimpin yang lebih tinggi lagi.

Pak Richard lalu berdiri, WL nya mengambil alih mic, lalu meminta dewan direksi yang baru untuk berdiri agar didoakan, termasuk Abigael juga diminta berdiri. Dia menatap dengan tatapan penuh cinta ke Joanes yang tersenyum melihatnya.

“baik, kita akan meminta Pak Richard berdoa, sekalian untuk doa makan juga... dan sebagai info, makan siang kita disediakan dia Hall di lantai dasar di rumah utama, nanti selesai berdoa kita akan menuju kesana untuk santap siang kita.....”

Pak Richard lalu memimpin doa.

Dan selesai berdoa, Hadi berbisik ke Joanes, dan tanpa sempat menyalami semua orang, Joanes segera bergegas ke dalam rumah, diikuti oleh anjingnya Bomber dan Hadi.

Aby dan keluarganya yang masih bersalaman dengan semua orang, bingung melihat Joanes yang menghilang

“ka....selamat yah....” pelukan Mima dengan erat

“selamat yah By...”

“ibu Aby selamat yah....’

Aby kewalahan mendapat ucapan selamat. Situasi yang sangat berbeda dengan sehari kemarin bahkan beberapa saat sebelumnya. Kini semua memandang Abigael bukan sebagai Aby yang dulu lagi, tapi Aby sebagai calon istri Joanes, pemilik Tirtasari

“bang Jo kemana Ka?”

“ini aku juga nyari....”

Aby celingukan sambil melayani ucapan selamat dari orang-orang.

Lily? Dengan bangganya dia menyalami orang-orang, dia menikmati sekali akan penghormatan orang-orang terhadap keluarganya, seperti tidak ada rasa bersalah di wajahnya. Senyumnya sumringah sekali.

“liat tuh si Nyak....” ucap Mima

“ember.... tante juga bilang apa...” geli rasanya Flory melihatnya

“kita cari Joanes dulu....” kata Aby

“tanya asisiten lu si Ka...”

Olivia melihat Aby menengok ke arahnya segera menghampiri

“Bang Joanes ke mana?”

“eh... bentar Bu, saya tanya Hadi....”

Dia lalu menelpon Hadi, kemudian balik ke Joanes

“ di ruang conference Bu... lagi conference call dengan Pak Lodewijk dari Hongkong...”

Aby hanya terdiam

“ibu mau diantar kesana?”

“boleh?”

Olivia tertawa

“yah boleh Bu....”

Aby mengangguk

“ayo kita temuin si abang dulu.... kita belum menyalami dia....” ajak Aby ke keluarganya

Mima masih gusar melihat mamanya malah sibuk poto-poto dengan teman-temannya

“nyak... ayo....”

“kemana?”

“ketemu calon mantu....” bisik Mima gendek

Lily seketika terdiam

“mama harus minta maaf sama Abang...” tegas Aby kali ini

“iya.... khan tadi juga udah .....”

“kapan.....??”

Lily tertunduk manyun

“ayo Mbak...” ajak Aby ke Olivia

“mari Bu....”

Mereka lalu berjalan melewati jalan belakang, karena jalan depan dipakai para tamu untuk menuju ke tempat makan siang. Saat masuk ke Foyer utama rumah itu, semua mereka terbelalak melihat mewahnya rumah ini.

“mari Bu....”

Aby lalu masuk ke dalam, dan disamping ruang makan terdapat ruang meeting yang besar, dan tepat disampingnya ada ruangan lebih kecil, dan nampak Joanes sedang berbicara dengan seseorang dengan bahasa Inggris. Ada Hadi di dekat pintu masuk, jadi mereka menunggu di depan pintu juga.

“it’s fine Lodewijk, all have been settled and will see you on Tuesday, I will take a flight on Monday evening....”

“oke Jeff... since you have a great party on your new house... congratulation then....”

Melihat ada Abigael diluar, dia memberi kode agar masuk

Aby lalu masuk kedalam ruangan, dan langsung diperkenalkan oleh Joanes ke temannya

“Lodewijk, this is my fiancee.... Aby, and Aby this is Lodewijk... our partner at Hongkong...

“halo Aby... such a lucky girl...”

“Halo Sir.... thank you.... “

“oke Brother, will see you on Tuesday then....”

“Lovely... i assumed you will coming with Aby?”

Joanes berpikir sejenak...

“absolutely....”

“great... myself and Samantha will invite both of you for dinner then...”

“oke....bye Lodewijk...”

“bye Jef...bye Aby...

Aby melambaikan tanganya ke layar, sebelum conference call itu berakhir.

Lalu

“ makasih yah Bang....”

“sama sama sayang......”

Joanes lalu memeluk Abigael dengan eratnya. Dia mencium bibirnya dengan tipis lalu memeluknya kembali

“kita sama-sama cari Ka Tirta yah......” kata Aby sambil menahan linangan airmatanya

“iya sayang..... pasti....”

Kembali mereka berpelukan

“makasih buat semuanya Bang.... indah sekali... terlalu indah buat aku....”

Joanes tersenyum, dan seketika Aby teringat ada keluarganya yang sedang menunggu di depan pintu kaca yang melihat mereka sedang berpelukan. Joanes tersenyum, lalu menyuruh mereka masuk ke dalam ruangan conference call tersebut.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd