kiyaibalak29
Tukang Semprot
salam para suhu semua
dari hati yang terdalam, izinkan nubie cerita, membagi kisah atau barangkali nubie bs menemukan solusi hehe.
semua berawal hampir satu tahun lalu,
dimana buah keisengan nubie bermain dating apps (t*der) bisa jadi sepanjang dan sekompleks, sekarang ini.
jujur nubie hanya mencari mangsa disini untuk kepuasan nubie menelanjangi mereka, ditinggalkan dan lanjut mencari yang baru lagi.
sampai akhirnya nubie match dengan salah satu wanita yang diketahui nantinya adalah seorang mahasiswi kesehatan tingkat akhir (atau CAB, kalo ada yg pernah baca thread nubie, ada cerita pendek selipan mengenai wanita ini), yg sama halnya dengan nubie jg masih menyelesaikan tugas akhir perkuliahan nubie.
ohya, biar mudah. kali ini si mahasiswi kesehatan ini, kita sebut saja "mbak ra"
kami chit chat seperti biasa dan mulai intens, saling kirim foto dan rekaman suara juga selanjutnya.
akhirnya kami memutuskan untuk bertemu, dikarenakan situasi pandemi, kami sebelumnya dari awal perkenalan sedang dikampung halaman masing2 dan bru merencanakan bertmu di kota tempat kami sama2 kuliah.
singkat cerita terjadilah pertemuan, kami jalani layaknya org yg baru kenal, ada sedikit kecanggungan. tapi yang mengherankan, mbak ra adalah org yg supel dan santai. baru kenal lgsg nempel dgn nubie dimotor, saat nubie bonceng selama perjalanan.
sedikit gambaran mbak ra, wanita cantik putih, tidak terlalu tinggi tapi lucu.
akan panjang kalo nubie detilkan lagi, tapi entah bagaimana menjelang malam stlh perjalanan kami seharian, semesta memberi hadiah pada nubie.
kunci kost mbak ra yang dititip pada teman kostnya dibawa, dan teman kost mbak ra yg saat itu kami tau pergi dengan pacaranya juga tak kunjung bisa dihubungi sampai jam 10 malam.
alhasil, kami yg sudah kelelahan terus memikirkan kemana mbak ra akan pulang malam ini. ada pilihan kekost temannya yg lain, tapi saat itu msh musim libur pandemi yg menurut kesaksian mbak ra, temannya msh byk yg di kampung halaman.
atau opsi kedua, kerumah keluarga mbk ra yg sbnarnya tdk terlalu akrab.
tapi mbak ra malah mengamini opsi ketiga yg nubie tawarkan.
ya, menginap di hotel bersama nubie.
demi tuhan, malam itu kami benar2 lelah dan tidak ada pikiran sama sekali untuk berbuat sesuatu yang tidak2.
sesampainya di hotel, mbak ra lgsg tidur duluan, nubie menyusul disebelahnya.
dari malam hingga pagi nubie hanya memberanikan diri sedikit menempel ke mbak ra, memeluk dan mencium mbak ra yang kemudian direspon kembali mbak ra.
hanya sebatas itu,
untuk yg pertama kalinya.
dari hati yang terdalam, izinkan nubie cerita, membagi kisah atau barangkali nubie bs menemukan solusi hehe.
semua berawal hampir satu tahun lalu,
dimana buah keisengan nubie bermain dating apps (t*der) bisa jadi sepanjang dan sekompleks, sekarang ini.
jujur nubie hanya mencari mangsa disini untuk kepuasan nubie menelanjangi mereka, ditinggalkan dan lanjut mencari yang baru lagi.
sampai akhirnya nubie match dengan salah satu wanita yang diketahui nantinya adalah seorang mahasiswi kesehatan tingkat akhir (atau CAB, kalo ada yg pernah baca thread nubie, ada cerita pendek selipan mengenai wanita ini), yg sama halnya dengan nubie jg masih menyelesaikan tugas akhir perkuliahan nubie.
ohya, biar mudah. kali ini si mahasiswi kesehatan ini, kita sebut saja "mbak ra"
kami chit chat seperti biasa dan mulai intens, saling kirim foto dan rekaman suara juga selanjutnya.
akhirnya kami memutuskan untuk bertemu, dikarenakan situasi pandemi, kami sebelumnya dari awal perkenalan sedang dikampung halaman masing2 dan bru merencanakan bertmu di kota tempat kami sama2 kuliah.
singkat cerita terjadilah pertemuan, kami jalani layaknya org yg baru kenal, ada sedikit kecanggungan. tapi yang mengherankan, mbak ra adalah org yg supel dan santai. baru kenal lgsg nempel dgn nubie dimotor, saat nubie bonceng selama perjalanan.
sedikit gambaran mbak ra, wanita cantik putih, tidak terlalu tinggi tapi lucu.
akan panjang kalo nubie detilkan lagi, tapi entah bagaimana menjelang malam stlh perjalanan kami seharian, semesta memberi hadiah pada nubie.
kunci kost mbak ra yang dititip pada teman kostnya dibawa, dan teman kost mbak ra yg saat itu kami tau pergi dengan pacaranya juga tak kunjung bisa dihubungi sampai jam 10 malam.
alhasil, kami yg sudah kelelahan terus memikirkan kemana mbak ra akan pulang malam ini. ada pilihan kekost temannya yg lain, tapi saat itu msh musim libur pandemi yg menurut kesaksian mbak ra, temannya msh byk yg di kampung halaman.
atau opsi kedua, kerumah keluarga mbk ra yg sbnarnya tdk terlalu akrab.
tapi mbak ra malah mengamini opsi ketiga yg nubie tawarkan.
ya, menginap di hotel bersama nubie.
demi tuhan, malam itu kami benar2 lelah dan tidak ada pikiran sama sekali untuk berbuat sesuatu yang tidak2.
sesampainya di hotel, mbak ra lgsg tidur duluan, nubie menyusul disebelahnya.
dari malam hingga pagi nubie hanya memberanikan diri sedikit menempel ke mbak ra, memeluk dan mencium mbak ra yang kemudian direspon kembali mbak ra.
hanya sebatas itu,
untuk yg pertama kalinya.