BrownBunny1998
Adik Semprot
Sudah lima tahun aku tidak merasakan hangatnya tubuh lelaki, terutama ketika suamiku dinas.
Sekarang aku hanya sedang menulis. Terpampang bayang tubuh ramping yang berbalut satin tidur di layar komputer.
Lelah, ya, aku lelah. Selama ini hanya membaca dan menulis fantasi liarju tentang seks di forum semprot, itupun ceritaku tidak pernah tamat, selalu putus di tengah jalan.
Malam ini aku hendak menyudahi kegiatan baca tulis, tiba-tjba ada notif pesan masuk.
Salah satu member lawas. Katanya, dia sering membaca tulisanku dan menebak jika aku butuh kehangatan seorang pria.
Bukan sih, bukan hanya kehangatan seorang pria, tapi sosok yang selalu ada dikala aku butuhkan. Bukan yang kaya, cukup yang jantan.
Sebut saja dia Riko. Kami bertukar nomor WA dan mulai intense chat.
Karena berkenalan di situs semprot, kami tidak asing dengan kalimat vulgar. Tidak munafik, aku sholat kok, rajin, tapi masalah bokep juga rajin.
Riko mengajak ketemuan.
Deg.
Jantungku seperti kelelep air. Entahlah, diumur dua tujuh, aku merasa tua, mengingat Riko masih berumur delapan belas tahun.
Tapi kasihan juga kalau tidak ditemui. Dia mengaku sedang ikut kegiatan kemah di Malang. Rencananya kalau setuju mau ketemuan.
Aku menyetujui pertemuan pertama kami.
Sekarang aku hanya sedang menulis. Terpampang bayang tubuh ramping yang berbalut satin tidur di layar komputer.
Lelah, ya, aku lelah. Selama ini hanya membaca dan menulis fantasi liarju tentang seks di forum semprot, itupun ceritaku tidak pernah tamat, selalu putus di tengah jalan.
Malam ini aku hendak menyudahi kegiatan baca tulis, tiba-tjba ada notif pesan masuk.
Salah satu member lawas. Katanya, dia sering membaca tulisanku dan menebak jika aku butuh kehangatan seorang pria.
Bukan sih, bukan hanya kehangatan seorang pria, tapi sosok yang selalu ada dikala aku butuhkan. Bukan yang kaya, cukup yang jantan.
Sebut saja dia Riko. Kami bertukar nomor WA dan mulai intense chat.
Karena berkenalan di situs semprot, kami tidak asing dengan kalimat vulgar. Tidak munafik, aku sholat kok, rajin, tapi masalah bokep juga rajin.
Riko mengajak ketemuan.
Deg.
Jantungku seperti kelelep air. Entahlah, diumur dua tujuh, aku merasa tua, mengingat Riko masih berumur delapan belas tahun.
Tapi kasihan juga kalau tidak ditemui. Dia mengaku sedang ikut kegiatan kemah di Malang. Rencananya kalau setuju mau ketemuan.
Aku menyetujui pertemuan pertama kami.