Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG MATA LANGIT

Part 5
Kamu Dipecat



Setelah keluar dari ruangan pribadinya, bu Ambar memerintahkan Heni tanpa ragu. "Heni segera tangani prosedur penjualan dan transfer 300 juta kepada bapak itu."


Heni tercengang "Hmm.. sebaiknya tunggu manajer Rudi datang untuk memeriksanya lebih dulu, bu" Protes Heni.


Bu Ambar langsung membentaknya "Saya bosnya atau Rudi sialan itu?!! Kalau kamu tidak ingin bekerja lagi, pergi sana!"


Heni terkejut, wajahnya terlihat pucat. Dia buru-buru mencetak bukti penjualan dan mentransfer uang kepada customernya itu.


Bu Ambar lalu menyuruh pada Zee dengan ekspresi masam. "Periksa semua barang-barang second di etalase counter.


"Saya sudah memeriksanya bu, totalnya ada 34 buah, 11 di antaranya merupakan barang imitasi kualitas premium."


Tentu saja Zee mengetahui, karena membersihkan etalase counter bagian dari pekerjaannya juga. Secara tidak langsung, Zee mengidentifikasinya.


Mendengar itu, bu Ambar sangat marah hingga nafasnya terengah-engah. Dia sangat ingin membanting ponselnya. Meski dalam keadaan marah sekalipun, bu Ambar masih terlihat sangat mempesona.


Heni menyelesaikan prosedur penjualan dengan ketakutan. Setelah mentransfer uang kepada customernya, dirinya terpaku tanpa bersuara, masih hangat dipikirannya saat bu Ambar tadi membentak.


"Maaf bu, sebaiknya Es kopinya diminum dulu, rasa dinginnya akan menyegarkan pikiran, silahkan bu.." kata Zee menyodorkan segelas Es kopi.


Bu Ambar menatap Zee, meraih gelas dengan
jari-jarinya yang ramping dan menyesapnya hingga tuntas.


Setelah es kopi itu habis tak berselang lama manajer Rudi akhirnya datang. Dia mengendarai BMW 525i putih. Ketika melihat mobil sport Rolls Royce Dawn berwarna hitam terparkir di depan gerainya, manajer Rudi dengan senang hati memarkirkan mobil di sebelahnya. Kemudian dia memasuki gerai lalu mencari keberadaan bosnya itu.


"Selamat siang bu Ambar, tumben datang hari ini." Sapa manajer Rudi.


Bu Ambar menahan amarahnya. Dia menatap manajer Rudi dengan dingin. "Rudi berapa banyak uang
yang Sandra Asih berikan padamu?"


Manajer Rudi terkejut. "Apa maksud anda bu Ambar?"


"Jelaskan pada saya!!" bu Ambar menunjuk ke tas Hermes yang ditaruh di atas meja.


"Saya baru saja menelpon kantor pusat Hermes. Pembeli tas itu bukan atas nama saya, melainkan Monika Basri. Katakan saja, tas Hermes ini barang imitasi kualitas premium, kan?" Pekik bu Ambar.


"Barang imitasi kualitas premium? Tidak mung- manajer Rudi tertegun untuk sementara waktu. Dia ingin mengatakan 'tidak mungkin', tetapi dia tidak bisa mengatakannya. Sementara bu Ambar sudah dikonfirmasi oleh departemen marketing pusat Hermes, tidaklah mungkin informasi itu palsu.


Satu-satunya hal yang bisa membuktikan bahwa tas itu palsu, jika manajer Rudi nekat mengatakan 'tidak mungkin', itu hanya akan menunjukkan bahwa kemampuannya dalam menginspeksi barang sangat buruk, sehingga bisa tertipu orang lain.


Namun, tidak mungkin juga manajer Rudi untuk mengatakan bahwa tas itu palsu. Mengatakan tas ini palsu sama dengan membuktikan bahwa dirinya telah berkoalisi dengan Sandra Asih untuk menipu bu Ambar.


"Kalian semua ikut saya ke etalase counter!" perintah bu Ambar yang kemudian diikuti oleh manajer Rudi, Heni dan Zee.


Kemudian bu Ambar menunjuk ke etalase counter yang berisi berbagai macam jenis barang mewah dengan ekspresi yang lebih dingin dan berkata.


"Ada 11 barang imitasi kualitas premium di dalam sini. Sekarang jelaskan padaku, kamu berkoalisi dengan Sandra Asih kan untuk menipuku, hah?!! Jangan-jangan skill inspeksi mu itu sangat buruk, sehingga bisa tertipu oleh orang lain?"


Manager Rudi terkejut, wajahnya terlihat sangat pucat. Dirinya tahu ada 11 barang imitasi kualitas premium, dia sengaja mencari komplotan agar mau diajak bekerja sama dengannya, untuk diam-diam menipu bu Ambar. Bu Ambar sendiri tidak memiliki skill untuk menginspeksi barang mewah. Jadi itu dilakukannya sebagai peluang memperkaya diri.


Manajer Rudi selama ini menyembunyikan kebusukannya dan itu tidak diketahui oleh siapapun.
Namun saat ini bosnya telah curiga, bisa saja bu Ambar membawa barang-barang mewah ini ke toko resmi untuk mencari tahu kebenarannya apakah asli atau palsu.


Satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah ini adalah berpura-pura bodoh dan mengatakan bahwa dirinya lalai dalam pekerjaan. Di sisi lain, itu juga akan merusak reputasinya. Apa mungkin bu Ambar tetap menggunakan jasanya?


"Rudi, tidakkah kamu merasa bersalah? Saya memberi kamu gaji pokok 50 juta belum dengan dengan komisi, sehingga kamu bisa mendapatkan 100 juta per bulan. Kamu masih berniat jahat untuk menipuku? hebat sekali kamu Rud!! Kamu mau aku laporkan polisi atau kamu berinisiatif ganti semua kerugian saya?!"


Wajah manajer Rudi mendadak pucat. Dia berpikir tidak masalah selama bu Ambar tidak mengetahuinya. Namun hari ini nasibnya sial, dirinya akan ditangkap dan bu Ambar akan melaporkannya pada polisi atas modus penipuan, dirinya merasa ketakutan. Manager Rudi segera berkata.


"Bu.. saya berjanji akan mengembalikan sejumlah uang dari total 11 barang imitasi ini" ucap manager Rudi yang telah menelan uang senilai 2,9 miliar dari 11 barang mewah itu. Dia tidak berani berpura-pura bodoh lagi dan dengan jujur akan mengembalikan uang itu.


Bu Ambar menunjuk ke arah pintu dan berkata. "Rudi, kamu dipecat!!"


Manager Rudi ingin meminta pengampunan. Namun.. ketika dia melihat wajah dingin bu Ambar, dia tidak bisa
mengatakan apa-apa. Jadi yang dilakukannya hanya membungkuk memberi hormat kepada bu Ambar, lalu keluar dari gerai dengan putus asa.


Pada saat ini, empat pegawai lainnya melihat
kejadian ini. Tidak ada yang berani berbicara.
Awalnya bu Ambar hendak mengumumkan bahwa Zee dipromosikan menjadi manajer baru. Namun setelah berpikir sejenak, bu Ambar menahan diri dan memerintahkan Heni.


"Hari ini gerai ditutup sementara. Periksa semua barang inventaris di gerai ini, pastikan semua lengkap" Kemudian bu Ambar berkata pada Zee.


"Zee.. kamu pergi dengan saya sekarang" Perintah bu Ambar.


Tanpa bantahan, Zee mengekor di belakangnya menuju parkiran. Bu Ambar mengeluarkan kunci mobil Rolls Royce Dawn kemudian berbalik untuk bertanya.


"Apa kamu bisa mengemudi?"


"Bisa bu, saya sudah punya SIM A, tapi.."


"Tapi kenapa?" bu Ambar bertanya balik.


"Tapi saya tidak punya pengalaman membawa mobil mewah, pernah sebatas membawa angkot saja, bu" jawab Zee sambil menunduk.


Mendengar penjelasan Zee, membuat bu Ambar ingin tertawa tapi di urungkannya.


Saat Zee bersiap masuk ke dalam mobil, dia menatap pintu mobil yang belum terbuka. Mata langitnya mengeluarkan data-data informasi.


Merk : Rolls Royce Dawn Black Badge 6.6 CC
Edisi : Tahun 2018
Tipe : Roadster, 2 pintu dan 4 kursi
Speed : 0-100 km/jam dalam 4,9 detik
Fasilitas Engine : Twin Turbo charger 8 transmisi
Tahun produksi : 22 Maret 2018
Kinerja : Luar biasa
Estimasi harga : 6,4 Miliar

*Nilai Minus :
1 Mei 2018 terkena banjir bandang, sehingga terendam air saat pengiriman.
15 Juli 2018 masuk bengkel.



"Kenapa cuma berdiri saja, ayo masuk" ajak bu Ambar.


Bu Ambar malah dibuat bingung, Zee bukanya masuk justru malah berjalan mengelilingi mobilnya. Beberapa saat Zee bertanya pada bosnya itu.


"Maaf bu.. berapa banyak uang yang telah ibu habiskan untuk mobil ini? Apakah ibu membeli mobil ini second?"


Bu Ambar mencibir. "Saya tidak kekurangan uang, untuk apa saya membeli mobil bekas yang sudah
dikendarai orang lain. Lagi pula, saya memiliki
kebiasaan menggunakan barang yang baru.


"Rossa, sahabat saya yang mempromosikan mobil ini, saya membelinya 4 bulan yang lalu. Baru dan harganya 14 Miliar".


Zee memegang dahinya dan menghela napas.


"Maaf bu.. sahabat macam apa dia itu? Asal ibu tahu, bahwa mobil ini memang baru, tapi saat pengiriman mobil ini terendam banjir bandang, dan akhirnya masuk bengkel. Setelah perbaikan selesai, mobil ini dikirim ulang ke alamat tujuan. Mobil ini tak lagi dibilang mobil baru, tapi sudah menjadi second. Rupanya sahabat ibu, menjual mobil second ini dengan harga baru. Keterlaluan sekali".


Bu Ambar tercengang, dia menatap Zee dan
bertanya. "Be- benarkah itu Zee?"


Zee tersenyum dan berkata, "Ibu akan
mengetahuinya setelah mengirim mobil ini ke dealer resmi untuk diuji".


Wajah bu Ambar terlihat masam lagi. Dia mengeluarkan ponselnya untuk melakukan panggilan, kemudian menekan tombol speaker.
Panggilan terhubung, Zee yang berada di
sebelahnya dapat mendengar percakapan mereka dengan jelas.


Terdengar suara seorang wanita muda, "Hai bu Sultan.. baru saja saya akan menghubungi bu Sultan, ada satu Lamborghini keren di gerai mitra saya loh.. Apakah bu Sultan tertarik?".


Bu Ambar berkata dengan ketus, "Hei Rossa, saya telah membawa mobilku Rolls Royce Dawn ke tempatp engujian. Mereka bilang mobil saya itu pernah terendam air. Kamu menjualnya padaku dengan harga mobil baru ya? Bisakah kamu menjelaskannya padaku?"


Bu Ambar sengaja berkata seperti itu pada Rossa. Namun wanita muda di ujung telepon itu terdiam sejenak.


Lalu Rossa menjawab dengan gagap, "Bu- bu Sultan, itu merupakan ide manajer mitra kami. Dia bilang bu Sultan punya banyak uang".


Bu Ambar sangat marah, "Meskipun aku punya banyak uang, kalian bisa menipuku begitu saja, hah? Kamu adalah sahabat baikku. Apakah aku meminjamkanmu uang terlalu sedikit di saat kamu membutuhkannya? Saya tidak pernah memintamu mengembalikan uang itu. Tapi hal yang paling menyakitkan bagiku adalah kamu MEMBOHONGIKU!. Aku sangat KECEWA!".



Bab 6
Ingin Kaya? Saya Beri Kamu Kesempatan



Bu Ambar menangis sampai terisak-isak.
Zee memberikan sapu tangan miliknya, bu Ambar mengambil lalu menyeka air matanya sambil bertanya dengan mata merah yang bengkak.


"Coba kamu pikirkan, sudah seberapa baik sikapku
pada manager Rudi, Sandra Asih dan Rossa? Kenapa mereka tega menipu dan menjebak ku seperti ini?" isak bu Ambar.


Zee menghela nafas, setelah beberapa saat lalu berkata lagi, "Rambut boleh sama hitam,
tapi hati siapa yang tahu, bu?"


Lalu Zee melanjutkan.


"Sejak kecil aku diasuh di panti, banyak sekali anak-anak yang telah diasuh dan dibesarkan dari panti tersebut. Ibu Sulis sebagai ibu asuh sering sekali tak mendapatkan apa yang seharusnya ia dapat. Anak-anak asuhnya setelah mandiri, mereka semua seperti kacang lupa pada kulitnya."



*Flashback


"Bu.. bukankah itu kak Anton ya? Sepertinya kakak sudah sukses, kenapa kakak diam saja?"


"Mungkin kak Anton sakit gigi nak.. jadi akan sakit bila harus bicara" jawab bu Sulis dengan perasaan pilu karena anak asuhnya sama sekali tak menegurnya.


"Sudah tak usah dipikirkan, ayo kemasi jualan kita nanti keburu malem" lanjut bu Sulis mengalihkan topik pembicaraan.


"Ibu tunggu disini, biar Zee bicara sama kakak" ucap Zee lalu bergegas lari.


Bu Sulis yang melihat mereka dari kejauhan tampak seperti sedang berdebat.


"Kak.. kenapa kakak tadi tak menyapa ibu, ibu kangen kakak loh.. Apa kakak tidak kangen dengan ibu lagi?"


"Aku sibuk, kamu tahu kan kalau sekarang aku sudah bekerja, jadi tak ada waktu buat ke panti" jawab Anton yang membuat Zee terperangah.


"Oke kakak boleh sibuk, tapi mengapa kakak tadi tidak menyapa ibu, Zee tahu kakak melihat ibu tadi, lalu kenapa kakak diam saja seolah tak melihat ibu?? Apa kakak malu dengan teman-teman kakak itu." protes Zee tak terima.


"Kamu tau apa anak kecil! Siapa suruh dia merawatku, tanpa dirawat olehnya aku bisa hidup di jalanan kok, sudah sana pergi!!" bentak Anton sambil mendorong Zee hingga terjatuh.


"Binatang saja mengerti balas budi, bajingan kamu kak!!"


"Pergi sana, aku tak peduli!!" hardik Anton lalu masuk ke dalam mobil miliknya bersama rekan kerja.


*Flashback of End



"Aku kasihan pada ibu.. meski dia bukan ibu kandungku, membalas jasa dan membahagiakannya adalah cita-citaku. Jika suatu hari aku menjadi orang kaya, akan kubalas semua perlakuan kakak-kakak angkatku pada ibu, akan kuberi rasa sakit 100x lipat." tutur Zee dengan mata yang berembun.


Muncul pemikiran di benak bu Ambar, dia berniat untuk menuliskan sebuah cek untuknya. Tetapi bu Ambar tiba-tiba terpikir dengan perlakuan manager Rudi, Sandra Asih dan Rossa. Dia akhirnya mengurungkan kembali niatnya.


Bu Ambar terdiam sejenak lalu berkata, "Zee.. apakah kamu pernah mendengar tentang perjudian giok?"


Zee menganggukkan kepalanya, "Tentu saja,
batu alam utuh yang belum melalui proses
pembuangan kulit. Permainan ini merupakan
sebuah perjudian yang hanya bisa mengandalkan15% pengalaman dan kecekatan mata. Kalau memenangkan perjudian, maka kita akan kaya
mendadak. Tapi kalau kalah taruhan, maka kita akan bangkrut dalam sekejap."


Bu Ambar memiringkan kepala untuk menatapnya, "Ternyata kamu tahu banyak ya, lalu kenapa kamu tidak mencobanya sejak dulu? Apa kamu sengaja menyembunyikan keahlianmu itu? Ibu lihat kamu hebat dalam menginspeksi barang-barang mewah,
bagaimana dengan perjudian giok?"


Setelah berpikir sejenak, Zee pun menjawabnya, "Aku harus melihatnya dulu baru bisa mengetahuinya. Tapi kurang lebihnya aku mengerti tentang perjudian giok itu bu".


Bu Ambar langsung menunjukkan sebuah jalan keluar untuknya, "Bukankah kamu tadi bilang ingin membalas jasa ibumu? Saya akan memberimu kesempatan untuk menjadi kaya."


Pedagang giok terkaya di kota Serambi, Agung Hartanto mendapatkan beberapa batu alam utuh dari negara Mirah. Siang ini bu Ambar datang ke gerai karena dia mendapat undangan darinya. Awalnya bu Ambar akan mengajak manager Rudi membantunya memenangkan perjudian itu, tapi sekarang bu Ambar memiliki rencana lain.


"Ibu ingin melihat, seberapa kamu bisa mendapat keuntungan dari perjudian giok. Aku akan mengeluarkan modal untuk pelelangan dan keuntungan itu akan kita bagi dua, bagaimana menurutmu, deal?"


Zee langsung menyetujuinya tanpa berpikir
panjang, "Baik, terima kasih bu.. benar-benar terima kasih banyak."


Bu Ambar berkata dengan pelan, "Jangan berterima kasih dulu, kita tidak tahu apakah ini bisa menghasilkan uang atau tidak."


"Bagaimanapun juga, saya sangat berterima kasih pada ibu, karena sudah memberikan kesempatan seperti ini."


Zee tidak menyangka jika bosnya itu akan memberinya kesempatan untuk menghasilkan banyak uang dalam sekejap. Bu Ambar tak kuasa menahan diri untuk kembali bertanya pada Zee.


"Kenapa kamu tidak memilih untuk meminjam uang padaku?"


Dari pertanyaan bu Ambar ini sudah jelas menguji, apakah Zee akan mengambil kesempatan dalam kesempitan? meski hal itu dilakukannya bu Ambar masih tetap akan meminjamkan uang. Namun.. Zee malah menjawabnya dengan jujur.


"Kenapa aku harus meminjam uang kalau aku
sendiri bisa menghasilkan uang? Aku tidak suka meminjam uang kecuali dalam kondisi terdesak. Selain itu, meminjam uang akan mengubah banyak hal, sekali lagi aku berterima kasih karena memberiku kesempatan ini, bu".


Kata-kata Zee barusan membuat hati bu Ambar tergerak. Uang dan keuntungan akan merubah hati seseorang, seperti halnya yang dilakukan oleh manajer Rudi, Sandara Asih dan Rossa.


Bu Ambar mengirim whatsapp lalu menelepon seseorang, setelah orang itu mengangkat telepon, dia pun langsung berkata.


"Pak Pengacara, tolong bantu siapkan tuntutan untuk Rossa Bahar atas kasus penipuan. Dia menjual mobil bekas kecelakaan banjir dan menjualnya dengan harga baru Rp 14,4 Miliar, aku meminta ganti rugi 3x lipat!!."


Zee tertegun, melihat bu Ambar yang sedari dari tadi emosian.


"Astaga.. wanita ini menggairahkan sekali, semakin dia marah - semakin tak mau diem pepaya bangkoknya itu." gumam Zee dengan menelan ludahnya yang terasa kering.


Agung Hartanto dulunya adalah seorang pengusaha batubara, pada akhirnya bangkrut karena uangnya dihabiskan bertaruh judi giok. Sisa hartanya meninggalkan sebidang tanah, itupun bekas lahan batubara, setengah lahannya itu ia jadikan tempat pelelangan, sisanya ia jual untuk membeli setumpuk batu alam utuh.


Dia mendapatkan keuntungan bersih dari batu alam yang ia lelang, keuntungannya bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta. Ia sangat paham dengan bisnisnya itu, hanya membeli borongan kemudian ia lelang per batunya, sehingga resiko kerugian hampir sama sekali tak ada.


Beda halnya dengan para penjudi, bagi yang tidak beruntung bisa mendadak miskin dalam sekejap begitu pula sebaliknya.
Perjudian akan membuat orang ketagihan dan sulit untuk berhenti. Jadi, sebanyak apapun uang yang dihasilkan, pasti tidak akan cukup untuk menimbun lubang dari hasil perjudian.


Saat mobil Rolls Royce Dawn yang dikendarai bu Ambar tiba, staff pelelangan langsung bergegas untuk menyambutnya. Mereka semua sangat paham orang yang mengendarai mobil sport bernilai 14,4 Miliar pastilah orang kaya.


Lahan pelelangan Agung Hartanto dibagi menjadi area timur dan area barat, area timur adalah pelelangan batu alam utuh, setengah jadi dan yang sudah melalui proses pengolahan. Untuk area timur adalah lokasi yang dijadikan sebagai tempat pemotongan, pengasahan, pengukiran dll.


Zee menemani bu Ambar pergi ke area timur dan sebagian besar orang yang datang juga memasuki area itu. Begitu mereka berdua sampai, bu Ambar yang memiliki penampilan mencolok dengan pesona tubuhnya yang sexy dan panas, langsung menjadi pusat perhatian orang-orang.


Dibandingkan dengan apapun, cantik dan sexy adalah senjata yang paling mudah untuk menarik perhatian. Beberapa orang yang mengenal bu Ambar pun datang untuk menyapa dan mencoba mencari topik
pembicaraan juga dengannya.


Di area timur yang luasnya sekitar 500m², telah berjajar meja yang dilapisi karpet merah, terpajang satu persatu batu alam utuh yang akan dilelang..


Bu Ambar akhirnya berhasil menyingkirkan mereka yang mendekatinya, lalu datang dan berbisik, "Zee.. ayo kamu lihat batu alam utuh itu, sekarang waktunya menunjukkan kecekatan matamu dan saya akan memberi modal 15 Miliar untuk bertaruh."


"Siap bu!" ucap Zee penuh semangat dengan mengangkat jempolnya.


Zee lalu berjalan ke area batu alam utuh yang diletakan di atas meja yang berderet dengan dilapisi karpet merah, tiap batu alam utuh yang dipajang terdapat papan petunjuk dari mana batu itu berasal.


Setidaknya ada sekitar sepuluh hingga dua puluh orang yang berada di area ini, mereka mengelilingi meja untuk melihat dan memeriksa batu alam utuh secara bergiliran. Dalam pelelangan kali ini, ada 14 batu alam utuh yang dilelang, dimana 3 diantaranya adalah batu primadona.


Tiga batu primadona itulah yang sebenarnya diincar para kaum sultan, mereka akan bersaing mendapatkan nya.


Zee melihat batu alam utuh yang dikatakan primadona itu, ukurannya sebesar bola basket, dimana bagian luar batu itu terdapat beberapa semburat berwarna hijau. Papan petunjuk di sampingnya menuliskan batu alam itu berasal dari material vulkanik dengan berat 41kg, bagian cangkang terdapat tiga garis semburat hijau dengan guratan yang sangat jelas.



Part 7
Perjudian Giok



Setelah beberapa detik Zee menatap batu primadina nomor 1 yang terpajang, mata langitnya memunculkan data-data informasi. Dirinya sangat senang karena kemampuan mata langitnya ternyata juga mampu melihat kualitas batu alam utuh.

Hasil visual 360 derajat :
Type : Batu Vulkanik
Terbentuk : 389 Tahun
Ditemukan : 18 September 2020
Berat kotor : 41,1 kg
Berat bersih : 7,8 kg Inti Giok
Inti Giok : 90% Cacat retak setebal 0,8mm
Status : Belum diproses
Nilai Untung : 3% setelah proses
Estimasi harga : Rp 2,7 juta


Saat mengetahui informasi itu, Zee begitu terkejut. Karena batu ini adalah primadona, yang digadang bernilai tinggi dan tentunya akan menjadi pertarungan harga. Namun ternyata hanya bernilai 3 juta? Dipastikan orang yang mendapatkan batu ini akan bangkrut seketika.


"Huh.. rupanya batu sampah" gumam Zee dalam batin.


Kemudian Zee mengarah pada batu ke dua yang menjadi primadona, mata langitnya kembali memunculkan data-data informasi secara akurat.


"Parah sih batu yang kedua ini, bahkan hasilnya lebih buruk dari batu yang pertama tadi" gumam Zee dengan mengusap-usap dagunya.


Batu nomor tiga ini lebih baik daripada kedua batu sebelumnya, terbilang sedikit menguntungkan. Jika para sultan mengetahui batu nomor tiga ini, mereka bakal nangis darah mengingat tak sebanding dengan harga yang akan ditebusnya.


Hanya 14 buah batu alam utuh yang dipajang menggunakan papan informasi, selanjutnya dari batu keempat hingga terakhir sudah bukan batu utuh vulkanik lagi, hanya saja permukaan dari batu itu terlihat bagus.


Di ujung deretan meja yang terpajang jenis-jenis batu alam utuh, terdapat kumpulan batu alam utuh dengan permukaan yang kasar dan tampilannya sangat jelek sekali, juga tak ada papan petunjuk. Batu itu sengaja dibeli oleh Agung Hartanto dengan harga borongan, karena hanya batu buangan/ hasil sortiran, batu alam utuh itu digunakan oleh para pemula untuk melatih kecekatan mata dalam menebak. Harganya hanya ratusan ribu rupiah saja.


Zee melihat satu per satu batu buangan tersebut, dari batu pertama kedua ketiga hingga ke sembilan ternyata benar adalah batu buangan yang tidak berharga sama sekali.


Saat melihat batu kesepuluh, jantung Zee seketika berdegup kencang. Mata langitnya menampilkan data informasi.


Asal : Gunung Bindun negara Tiongkok
Terbentuk : 1200 thn Sebelum Masehi
Digali : 27 Agustus 2020
Berat kotor : 16,2 kg
Berat bersih : 2,8 kg Inti giok
Inti Giok : 98% Mulus tanpa serabut retakan
Status : Belum diproses
Nilai Untung : Rp 500 juta
Estimasi harga : Ratusan ribu


"Gila!! Batu buangan ini ternyata sangat berharga, aku bisa kaya ini mah" pekik Zee girang dalam hati, ingin rasanya dia melompat-lompat saking senangnya.


Setelah itu, Zee melihat-lihat kembali batu yang lainnya, batu yang ke sebelas hingga yang terakhir hanyalah batu yang bernilai rongsokan saja.


Dari total 14 batu alam utuh yang dipajang, hanya batu
ketujuh yang memiliki tingkat keuntungan yang lumayan Rp 150 juta, mengalahkan ketiga batu andalan yang dilelang hari ini.


Zee sedikit kecewa, hanya satu batu saja yang
sepadan dengan harganya. Dia tidak tahu berapa biaya yang diperlukan untuk membeli batu ketujuh yang dipajang.


Meskipun Zee mendapat batu ketujuh dengan harga semisal 50 juta dengan nilai keuntungannya 150 juta, lalu dibagi dua dengan bu Ambar, setidaknya Zee mendapatkan 50 juta. Namun itu tak membuatnya masalah, karena Zee memiliki satu batu andalannya yang merupakan batu buangan, dengan kisaran harga ratusan ribu tetapi menyembunyikan keuntungan 500 juta, setidaknya Zee mendapatkan 250 juta setelah dibagi dua dengan bos montoknya itu.


Suasana tempat lelangnya sudah riuh dengan para tamu undangan yang datang, tiba saatnya Agung Hartanto memberikan pidato sambutan.


"Halo teman-teman lamaku, pelanggan lama semuanya, selamat datang" kata Agung Hermanto memegangi mikrofon sambil berkata dengan tersenyum.


"Kali ini aku menghabiskan banyak uang untuk membeli tiga batu utuh vulkanik berkualitas tinggi dari negara Tiongkok, mungkin kalian sudah melihatnya tadi. Untuk batu keempat dan seterusnya meskipun bukan batu vulkanik, batu itu juga sangat menjanjikan.


"Berhubung teman lama sudah banyak yang mengeluh, jadi aku tidak akan berbicara banyak lagi. Kita langsung masuk ke acara lelang, dimulai dengan batu nomor 14. Penampilan batu ini lumayan bagus, harga awal yang ditawarkan 6 juta dan penambahan harga paling tidak 2 juta, lelang saya nyatakan dimulai."


Melihat pelelangan telah dimulai, bu Ambar pun diam-diam bertanya pada Zee, "Apakah ada batu yang kamu inginkan?"


"Ada, dua buah bu.." jawab Zee dengan santai sambil mengangguk.


Bu Ambar menunjuk ke arah tiga batu utuh vulkanik yang merupakan primadona di acara lelang kali ini.


"Apakah kamu sudah memutuskan batu pertama, kedua atau yang ketiga, mana yang kamu pilih? Jangan khawatir kamu punya 10 Miliar untuk bertaruh mendapatkan salah satu dari ketiga batu itu."


Kebanyakan orang datang hanya untuk membeli ketiga batu vulkanik itu, jadi orang lain sama sekali tidak aktif dalam pelelangan batu-batu yang lain.
Batu alam nomor 14 terjual dengan harga 12 juta, nomor 13 terjual dengan harga 14 juta, nomor 12 terjual dengan harga 10 juta, nomor 11 terjual dengan harga 12 juta.


Begitupun dengan batu nomor 10, 9 dan 8 hanya terjual dengan harga 12 juta.


Tiba pada batu nomor 7, harga awal yang ditawarkan adalah 8 juta, Zee termenung sejenak kemudian mengangkat tangannya dan meneriakan 10 juta.
Ada orang yang juga berminat pada batu itu lalu meneriakan 14 juta, namun setelah Zee meneriakan 20 juta tak ada lagi yang menambahkan. Batu nomor 7 yang di incar oleh Zee, akhirnya didapatkan.


Perasaan Zee sangat senang, karena hanya membeli batu seharga 25 juta dengan keuntungan yang bakal didapat nantinya senilai 150 juta.


Batu nomor 6 akhirnya menembus 25 juta, seorang pelanggan berhasil membelinya.


Batu nomor 5 berhasil terjual dengan harga 70 juta dan batu nomor 4 dengan harga 150 juta.


Setelah sampai pada batu nomor 3, keadaan
berbeda dari sebelumnya. Pembukaan harga
adalah 100 juta dan penambahan harga minimal 20 juta.


Ada belasan orang yang ikut menawar batu itu, putaran pertama harga sudah menembus di 900 juta dan harga itu masih terus-menerus bertambah.


Bu Ambar yang melihatnya pun terlihat bersemangat, lalu diam-diam bertanya pada Zee, "Apakah kamu tidak ikut menawar?"


Zee hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.


Ketukan palu memutuskan batu nomor 3 terjual dengan harga Rp 8 Miliar.


Lalu, sampai pada batu nomor 2, persaingan untuk memperebutkan batu vulkanik ini menjadi lebih ketat, hanya beberapa menit saja sudah diputuskan terjual seharga 15 Miliar.


Terakhir adalah batu nomor 1 yang juga merupakan batu vulkanik dengan penampilan terbaik. Harga awalnya adalah 1 Miliar dan setiap penambahan adalah 100 juta.


"4 Miliar" pekik bu Ambar dengan mengangkat tangannya.


Bu Ambar ingat apa yang dikatakan oleh Zee, bahwa Zee tertarik pada dua buah batu saja. Dan saat ini dia sudah mendapatkan batu nomor 7, sekarang tersisa satu batu terakhir yang merupakan batu utuh vulkanik terbaik dari pelelangan ini. Bu Ambar kira batu terakhir yang dimaksud Zee adalah batu nomor satu, hingga dirinya tidak mampu menahan diri untuk langsung mengajukan tawaran.


Mendengar tawaran bu Ambar, Zee sontak terkejut lalu menoleh ke arah bu Ambar. "Woah.. besar sekali" ucap Zee dengan mata yang berbinar-binar.


"Saya harus melakukan penawaran yang besar, agar batu nomor 1 itu menjadi milik kita." sahut bu Ambar yang masih mengangkat sebelah tangannya.


"Menurutmu tawaran saya itu tadi besar ya?, hihi.. saya terlalu bersemangat" lanjut bu Ambar terkekeh.


"Iya bu.. besar sekali payudara ibu itu, saya menyukainya" ujar Zee spontan karena terlalu indah pemandangan yang tersaji.


"Aaaa...pa??!!" bentak bu Ambar dengan mata yang melotot.


"Ti-ti-tidak bu, mari kita lanjutkan" sahut Zee langsung tersadar dan mengalihkan pandangannya ke depan.


Beruntungnya banyak pesaing yang menginginkan batu nomor 1, belum sampai lima menit sudah menembus harga 10 Miliar.


Setelah delapan menit berlalu, harga batu nomor satu terjual seharga 18 Miliar, Zee akhirnya menarik napas lega. Bu Ambar tanpa ia sadari sejak tadi telah menggandeng lengan Zee, itu dilakukannya karena merasa geregetan dengan para pesaingnya.


Tanpa perasaan malu dan sedikit kesal bu Ambar berkata dengan nada pelan, "Apa-apaan kamu ini, kenapa menahan saya untuk menawar batu itu lagi?, kita jadi kehilangan harta karun!"


Wajah Zee memerah lalu melepaskan gandengan lengan bu Ambar dengan cepat dan berkata. "Maaf bu.. saya tidak tertarik dengan batu itu."


Bu Ambar mengerutkan keningnya, "Bukankah kamu bilang tertarik pada dua buah batu saja? Itu tadi adalah batu terakhir, bagaimana sih!".


Zee menggelengkan kepalanya sembari melihat wajah cantik bosnya itu, lalu tiba-tiba terbayang kejadian tadi, dimana hati Zee bergetar saat lengannya digandeng dan telapak tangannya diremas-remas oleh bu Ambar secara terus menerus selama persaingan harga.


Halusan tangan dan sebelah pepaya bangkok bu Ambar yang menghimpit dadanya membuat Zee keringat dingin, ditambah aroma tubuh bu Ambar yang semakin membuat Zee di mabuk kepayang.



Bersambung…
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd