Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Masa Lalu

Selamat hari rabu yang mendung mendayu.



Cuaca pagi itu cerah berawan, semilir angin berhembus dari pepohonan yang besar dan rindang. Pekarangan yang luas dan asri membuat rumah itu terlihat sejuk dan nyaman untuk ditinggali. Pagar besi ram yang ditumbuhi tanaman sirih merah menambah keindahan rumah itu. Rumah besar itu berada di tengah-tengah rimbunnya pepohonan dan teras yang agak jauh dari jalan raya.

Sepoi-sepoi angin membawa kesejukan di dalam sebuah kamar besar nan bagus yang saat itu menjadi saksi bisu pertemuan dua bibir yang melekat erat saling melumat.

"Mmmppphhh..mmmmppphhh.."

Dua sejoli berbeda usia tampak sedang berasyik masyuk di sebuah ranjang kayu yang berukuran besar. Wanita paruh baya yang berbadan sedang, berwajah manis tampak hanya memakai bra hitam yang tidak mampu menampung payudaranya dan celana dalam hitam yang memperlihatkan bongkahan bulat pantatnya yang bahenol. Si remaja sudah bertelanjang bulat dengan kontolnya yang setengah ereksi. Tanpa mempedulikan keadaan sekitar, mereka khusyuk melampiaskan birahi.

"Adrian..sudah berulang kali aku merasakan ini, tapi aku malah semakin ingin merasakannya terus." Kata wanita paruh baya itu sambil tersenyum mesum dengan jemarinya lentik membelai penis yang perlahan mengacung.

"Saya berulang kali meremas dan mencicipi tete indah dan memek harum Bu Laila, tapi aku selalu merasa kurang setiap mengantar Tiara pulang." Balas Adrian meremas tete berukuran agak besar yang cukup untuk kedua tangannya.

Bu Laila merangsang puting Adrian dengan menjilatinya dan mengecupnya. Tangannya mengelus manja penis remaja yang semakin membesar.

"Ssssshhhh..eeeeengghhhh.." Adrian mendesis.

Ciuman Bu Laila merambat turun hingga ke selangkangan Adrian yang berlutut di atas kasur. Bu Laila dengan sigap dan pandangan menggoda menjilat kepala penis yang mengkilap.

"Inilah yang berhasil mengelabuiku, kontol inilah yang membuat memek ku jatuh cinta pada rasa pertama." Ujar Bu Laila tersenyum mesum lalu mengulum penis Adrian dengan penuh semangat.

"Gloooghhh..gloogghh..glooogghhh.."

"Oouuuuuhhh...aaaarrrgggghhhh.."

Adrian mengerang mendesah saat Bu Laila langsung melakukan deepthroath pada serangan awalnya. Adrian pun tak mau kalah, dipegangnya kepala Bu Laila dan ditahannya. Dengan gerakan tenang, ia menggerakkan pinggulnya maju mundur.

"Glooogghhh..glooogghhh..glooogghh.."

"Eeehhh..mulut ibu seenak memeknya..aaahhhh..uuuuhhh.."

Adrian dengan konstan mengentot mulut Bu Laila. Bu Laila hanya mampu membuka mulut dan memejamkan mata, liurnya menetes membasahi sprei.

"Hooeegghhg..aaahhh..heeehhh..heeehhh.."

Bu Laila tersedak, mendesah dan terengah-engah kala pinggul Adrian menekan sedalam mungkin penisnya hingga ke tenggorokan Bu Laila. Adrian melakukan ini beberapa kali.

"Plak..plak..plak!!"

"Sepongan ibu tak terkalahkan." Puji Adrian sambil menampar bokong Bu Laila yang menungging.

Bu Laila hanya terengah-engah saat Adrian mendorong tubuhnya telentang di atas kasur. Dengan tenang, Adrian telungkup dengan muka tepat di tengah-tengah selangkangan Bu Laila lalu membuka kedua paha itu lebar dan menjilati bibir vagina Bu Laila yang terbuka.

"Aauuhhh..uuuhhh..ssssshhhh.."

Bu Laila mendesis dan tangannya mencengkeram sprei saat lidah Adrian menjilati kedua lekukan selangkangannya dan menciumi vaginanya.

"Memek yang selalu wangi." Puji Adrian.

"Oooouuuhhhh...Riaaaaannnn...geliiiii.."

Bu Laila menjerit dalam desahan kala lidah Adrian menjulur dan menggoyang klitorisnya. Jari tengahnya pun menyusup ke dalam vagina yang semakin basah kuyup.

"Sssshhhhiiiittt...aaaauuuhhh...aaaahhhh...aaaahhh.."

Kali ini Bu Laila merasa bebas untuk mengekspresikan kenikmatan pada sekeujur tubuhnya dengan jeritan yang tidak perlu ia tahan lagi. Suasana rumah yang sepi membuatnya tidak malu-malu untuk mendesah dengan keras. Selang beberapa menit,

"Adriaaaaaannn...oooooouuuuhhhh..oooouuuuhhh.."

Bu Laila mengangkat pinggulnya seakan mengejar lidah Adrian agar tidak melepaskan jilatannya saat cairan kenikmatannya keluar. Pahanya mengempit kepala Adrian dan tangannya kuat menjambak rambut cepak Adrian. Orgasmw ternikmat selama hidupnya lewat oral sex.

"Eegghhh..heeehh..heeehhh..heeehh"

Bu Laila mengendurkan seluruh urat syarafnya setelah gelombang orgasmenya mereda. Deru nafasnya masih terengah-engah. Ia harus mengakui kehebatan lidah dan bibir Adrian saat mengoralnya dengan bebas. Remaja yang dikiranya lugu ternyata lebih liar dari yang diduganya.

"Heeehhh..ini oral terenak yang pernah kudapatkan." Puji Bu Laila.

"Karena memek ibu yang terwangi yang pernah saya oral." Adrian balas memuji.

"Kamu pandai menyenangkan wanita Adrian." Kembali Bu Laila memuji.

Adrian tidak mengacuhkan pujian Bu Laila. Ia bangkit berlutut di depan selangkangan wanita paruh baya yang berwajah manis itu. Dengan memegang penisnya, ia gesek-gesekkan penis yang ekstra ngaceng itu pada bibir vagina Bu Laila. Penisnya perlahan menembus gerbang kenikmatan Bu Laila. Di tekannya hingga penisnya tertancap sempurna di lubang nikmat yang becek.

"Eeeeeggghhhh...memek istimewa..uuuhhh.." Puji Adrian yang menjatuhkan tubuhnya menindih Bu Laila.

"Oooouuuuhhhh..aaaaaahhh..kontolmu Riaan..ssssshhh.."

"Muaaachhh..mmmppphhh..mmmppphhh.."

Kedua kaki Bu Laila mengempit pinggang Adrian, tangannya merangkul leher Adrian saat perpaduan bibir mereka menyatu dalam ciuman lembut dan mesra yang kemudian berubah liar saat penis Adrian menghujam vagina Bu Laila dengan gerakan pelan.

"Aaaahmmmmppphhh...mmmpphhh..mmppphhh.."

Gesekan penis Adrian di klitoris dan rahimnya membuat Bu Laila kelimpungan. Bebeapa kali ia harus melepaskan ciuman Adrian hanya untuk mengambil nafas dan mendesah nikmat.

"Eeeemmmhhhh...eeeemmmhhh...eeemmmhhh..aaaahhhh..aaahhh.."

Adrian melepaskan ciumannya dan menaikkan badannya. Dengan berlutut ia lepaskan kedua kaki Bu Laila yang mengempit pinggangnya lalu menurunkan kaki yang satu dan mengangkat kaki yang lainnya. Adrian menaikkan tempo gerakan pinggulnya.

"Ssshhhiiiiiitt..ffffuuuucccckkk..Adriiiii..aaaannnn..aaaahhhh...aaaahhhh...aaahhhh.."

Bu Laila hanya sanggup menggeleng-gelengkan kepalanya dan meracau karena hujaman-hujaman penis Adrian membuat sekujur tubuhnya terasa geli. Kenikmatan menjalar di seluruh bagian tubuhnya.

"Eeeegghhh..eeeeggghhh..eeegghh.."

Adrian mengangkat lurus kedua kaki Bu Laila. Ia merubah posisinya menjadi berjongkok dan menghujamkan penisnya semakin cepat dan dalam.

"Giiii...laaaaaa...ooooohhhhh...ooohhhh..Adriiiii...aaaaannn...ssssshhiiiiittt...aaaahhh...aaaahhh.."

Racauan Bu Laila makin tidak karuan. Mulutnya selalu menganga karena entotan Adrian kali ini benar-benar penuh tenaga. Adrian terlalu bersemangat dalam pertempuran kali ini. Ia melakukan percintaan kali ini diluar kebiasaannya yang selalu mampu mengontrol nafsu dan tenaganya untuk mengalahkan para korbannya. Ada apa dibalik semangat Adrian yang menggebu??

----------------------------

Sore itu, seorang gadis remaja sedang duduk di sebuah bangku batu di sebuah taman di depan kantor Gubernuran. Ia tampak cemas menunggu seseorang. Tadi siang ia telah mengadakan janji untuk bertemu seseorang di sini.

Wajahnya terlihat suram seperti terlalu banyak beban pikiran yang disandangnya. Pantatnya gelisah selalu bergerak menunjukkan ketidaksabarannya. Seorang pria muda tampak berjalan agak terburu mendekati gadis remaja yang terlihat cantik dalam balutan seragam putih abunya. Rambut yang dijepit penjepit rambut kecil dengan poni yang menutupi dahinya menambah keindahan penampilannya. Mata yang bulat cerah dengan hidung agak mancung dan pipi yang tidak terlalu gembul serta bibir tipis berwarna merah menampilkan wajah cantik alami yang sedap dipandang.

"Maaf Din, agak telat karena bantu Tiara dulu tadi di suruh ibunya." Kata pria muda yang tak lain adalah Adrian.

"Iya nggak apa-apa mas." Jawab gadis yang adalah Dini, anak Bu Laila.

"Maaf ya Din, kemarin aku telah berbuat kurang ajar padamu." Ujar Adrian.

"Aku tidak butuh permintaan maaf mu mas, karena aku lah yang memintamu melakukannya pada ku." Sahut Dini dengan tegas.

Wajahnya semakin suram karena ia masih ragu dengan apa yang akan dikatakannya pada Adrian. Ia merasa takut Adrian akan marah dan tidak menyukai permintaannya.

"Eemmm..Mas Adrian, aku punya permintaan agar aku menutup mulut dengan apa yang terjadi antara Mas Adrian dan Mama." Pancing Dini dengan kecemasan yang terlihat jelas.


"Tunggu dulu Din, menutup mulut bagaimana maksud mu?" Tanya Adrian bingung.

"Aku tidak akan mengatakan apapun ke Tiara maupun Papa ku, Mas." Jawab Dini mulai tenang melihat kegundahan Adrian.

"Tapi, bukankah kamu pun juga meminta ku untuk melakukan perbuatan yang sama kepadamu Din?" Tanya Adrian lagi semakin gundah.

"Iya mas, tapi itu masih belum cukup. Aku harus bisa mendapatkan seperti yang Mama dapatkan dari Mas Adrian." Jawab Dini mulai ragu kembali dengan pikirannya sendiri.

"Jadi apa permintaan mu?" Tanya Adrian semakin gundah.

"Bercintalah dengan mama di kamarnya." Jawab Dini singkat.

"Hanya itu saja?" Tanya Adrian curiga.

"Iya Mas." Jawab Dini agak ragu.

Melihat keraguan pada jawaban Dini, Adrian semakin tidak percaya dengan permintaan sederhana Dini.

"Sepertinya ada yang kamu sembunyikan Dini?" Tanya Adrian sambil melirik dan mengernyitkan dahi.

"Emmmm..eeemmm..hanya itu saja kok Mas." Jawab Dini bimbang.

"Apa yang sebenarnya kamu rencakan Din?" Tanya Adrian mendesak.

"Eeemmm..eeeemmmm..aku ingin Mas Adrian membawa ku serta dalam percintaan di kamar Mama." Jawab Dini sambil menundukan muka. Ia malu untuk mengatakannya, tapi imajinasi itu beberapa kali muncul dalam masturbasinya.

"Ka..ka..kamu..maaa..mauu..kita bertiga di..di..daaa..laam..kaa..kaa..mar??" Tanya Adrian tergagap tidak percaya dengan jawaban Dini.

Dengan duduk dan menunduk, kedua remaja itu terdiam beberapa saat. Mereka hanyut dalam lamunan dan fantasi gila yang diutarakan Dini.

Adrian yang sudah beberapa kali bercinta pun tidak pernah berpikiran untuk melakukan hubungan sex dengan dua wanita sekaligus. Selama ini ia sangat menikmati kesombongannya setelah berhasil menaklukkan beberapa wanita paruh baya dengan kekuatan fisik dan ketahanan penisnya. Tapi kali ini Dini menawarkan hal lain, hal yang sama sekali tidak pernah ia bayangkan. Bercinta dengan seorang gadis remaja dan ibunya???.

Ada sedikit rasa tertantang dan ingin mengarungi petualangan baru sesuai permintaan Dini. Tapi ia tidak akan mungkin bisa mengajak Bu Laila, ibunya Dini untuk bersedia bercinta dengannya dan putrinya. Ini adalah hal yang mustahil dilakukannya.

Dini mengandai-andaikan dan membayangkan bercinta bersama Adrian dan ibunya beberapa kali dalam masturbasinya. Setelah Adrian menjamahnya beberapa hari lalu, ia tidak bisa melupakan rasa nikmat di sekujur tubuhnya akibat sentuhan jari Adrian pada vaginanya dan cumbuan bibir Adrian pada payudaranya. Ditambah penglihatan saat wajah ibunya yang mengernyit dalam nikmat dan tubuh seksinya, membuat gadis remaja itu selalu membayangkan hadir diantara mereka saat bercinta dan ikut menjadi pelaku dalam adegan itu. Ia tidak pernah tau apa yang dilakukannya saat ia bersama mereka, tapi ia ingin ada di sana.

"Jadi, apa rencana mu Din?" Tanya Adrian.

"Mas Adrian lakukan persetubuhan itu di kamar Mama, nanti aku berpura-pura pulang dari sekolah dan menangkap basah kalian." Jawab Dini tegas.

Adirn mencoba berpikir untuk menebak rencana Dini. Tapi ia tidak berhasil, bayangan betapa malu dan ketakutannya Bu Laila saat nanti digrebek oleh Dini membuatnya tidak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Setelah itu?" Adrian bertanya lagi.

"Aku akan mengancam Mama dan meminta Mama untuk mengikut sertakan aku dalam persetubuhan kalian." Jawab Dini dengan tatapan mata tajam berkilat.

Adrian kembali duduk dan menundukkan muka. Ia merasa terdesak dan terjepit, tapi permintaan Dini adalah sebuah petualangan baru yang sepertinya seru dan menyenangkan baginya. Tapi ia tidak berani terlalu senang dengan rencana ini karena ia yakin Bu Laila tidak akan segampang itu mengikuti permintaan Dini. Dengan berat hati ia pun menganguk dan mencoba tersenyum.

"Baiklah Dini, ku terima permintaan mu. Tapi kamu lah yang harus bertanggung jawab dengan semua rencana mu itu. Aku belum mampu membayangkan bagaimana reaksi mama mu nantinya. Aku menyukai rencana mu, tapi aku tidak berani mengkhayal terlalu jauh kalau rencana mu ini akan berhasil." Ujar Adrian panjang lebar.

"Aku tau apa yang ku rencanakan mas, aku sudah memikirkan ini beberapa hari setelah kejadian kita di belakang rumah." Sahut Dini dengan percaya diri.

"Masih ada lagi yang ingin kamu minta Din?" Tanya Adrian.

"Nggak mas, hanya itu permintaan ku. Aku akan memenuhi janji ku untuk tidak mengatakan soal hubungan sex Mas Adrian dengan Mama kepada Tiara. Mas Adrian tidak sebaik yang kuduga.
Aku pulang dulu mas." Tiara bangkit dan beranjak meninggalkan Adrian yang masih terpaku ucapan Dini.

Adrian benar-benar tak berdaya dan tak mengerti. Ia merasa sudah di atas angin dengan apa yang dilakukannya kepada Dini di belakang rumah beberapa hari lalu. Tapi ternyata sekarang Dini lah yang mengambil alih kendali permainan. Ancaman akan diomongkan kepada Tiara atas apa yang sudah dilakukannya kepada Dini dan Bu Laila membuatnya cemas dan kalut. Dan permintaan gila Dini semakin membuatnya lunglai. Adrian bangkit dari bangku dan berjalan gontai meninggalkan taman itu dengan pikiran yang tak menentu.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd