Bab 5.
"Now I've found you
There's no more emptiness inside
When we're hungry
Love will keep us alive
I would die for you
Climb the highest mountain
Baby, there's nothing I wouldn't do"
Lantunan refrain lagu berjudul Love Will Keep Us Alive mengantar khayalan seorang remaja yang saat ini merasa jatuh cinta untuk pertama kali dalam hidupnya.
Bayangan akan indahnya kemesraan antara 2 insan pria dan wanita yang selama ini hanya bisa dia lihat di taman kota semakin menenggelamkan lamunannya.
Pesona wajah chubby nan mulus dengan mata jeli dan bulu mata yang lentik, dihiasi sebongkah hidung agak pesek yang dimiliki oleh seorang perempuan dewasa berstatus sebagai seorang istri dan ibu dari 3 anak membuat senyumnya mengembang.
Seorang remaja bau kencur mencoba peruntungan asmaranya dengan seorang wanita dewasa yg pantas untuk menjadi ibunya.
"Adrian!!!" suara galak dan keras membuyarkan lamunannya.Dia mengangkat kepalanya dan memandang seorang guru yang berdiri di depannya
"Berdiri di depan!!"
"Siapapun yang tidur di kelas bapak harus mendapatkan hukuman!!!" Seru Pak Guru sebagai intervensi terhadap siswa yang tidak memperhatikan apa yang diajarkannya.
Adrian bangkit dan berjalan gontai ke depan,tidak ada seorang teman pun yang berani melihatnya,mereka hanya berani melirik karena takut dengan kegalakan Pak Guru yang bernama Soehoedi itu.
"Berdiri di sebelah papan tulis menghadap ke tembok!!" Seru Pak Soehoedi kepada siswa yang baju seragam bagian belakang itu keluar dari celananya.
"Rapikan seragam mu!!!" Bentak Pak Soehoedi dari belakang.
Adrian hanya mampu diam dan merapikan seragamnya,tubuhnya menghadap ke tembok tanpa menoleh ke mana pun.
Selama hukuman itu berlangsung,Adrian hanya menundukkan muka sambil tersenyum mengenang keberaniannya melumat bibir segar ibu temannya di ruang tamu.
Dentang bel tanda jam istirahat pelajaran berbunyi. Pak Soehoedi berlalu keluar dari kelas. Adrian langsung menghampiri Fajar,
"Jar,nanti sore ibu mu mengundang ku ke rumah mu."
"Mengundangmu?"
"Kenapa ibu ku mengundang mu datang ke rumah?"
"Seperti kemarin,kamu pun tidak tau kenapa ibu mu ingin ketemu dengan ku,begitupun aku juga tidak tau kenapa ibu mu mengundangku"
"Tumben ibu ku mengundang teman ku,biasanya ibu nggak peduli dengan teman-teman ku"
"Entahlah Jar"
Sahut Adrian berlalu ke luar kelas meninggalkan Fajar yang mengernyitkan dahi.
Sore itu Adrian datang ke rumah Fajar dengan berpakaian rapi dan sedikit wangi.
"Tok..tok..tok.."
Ketukan pintu pagar besi di depan rumah membawa seorang ibu berdaster keluar.
"Rian"
"Ada apa?" Tanya Bu Kartika sambil mendorong membuka pagar.
"Wah..tumben rapi..wangi pula..hahaha"
Detak jantung Adrian meningkat pesat melihat Bu Kartika yang seharian memenuhi pikirannya.
"Bidadari ku" kata Adrian dalam hati.
"Saya kebetulan lewat Bu..tiba-tiba kepingin mampir ke sini"
"Siapa Bu?" Tanya Fajar sambil melongokkan kepalanya dari pintu depan rumahnya.
"Oh..Adrian..tadi siang dia bilang ibu mengundang Adrian ke rumah"
"Ada acara apa sih Bu kok tumben mengundang teman ku datang?"
Memerah wajah Adrian menahan malu karena kebohongan yang baru saja dia utarakan ke Bu Kartika terbongkar.
Bu Kartika yang awalnya bingung langsung tersenyum cerah.
"Hmmm..Rian ternyata berani juga" batinnya
"Iya..Ibu lupa kalau kemarin Ibu undang Adrian untuk membantu Ibu membersihkan ikan2 di kulkas sebagai hukuman karena meninggalkan ibu waktu jemput adik2 mu" kata Bu Kartika santai sambil menjulurkan lidah ke Adrian.
"Ooooo" sahut Fajar kembali masuk ke dalam rumah.
Adrian terbengong-bengong mendengarkan pembicaraan ibu dan anak.
Dia bingung dengan penyelamatan Bu Kartika atas kebohongannya pada Fajar.
"Berpakaian rapi dan wangi bakalan kena amis ikan" bisik Bu Kartika sambil terkekeh.
"Ayo ikut ibu ke dapur"
Adrian sangat sebal.
"Sial!!" Gerutunya
"Rian mau ganti baju dulu?"
"Nanti bau parfum mu hilang lho kalah sama amisnya ikan..hahaha"
"Biarlah Bu."
Mereka berdua mulai sibuk dengan aktivitas di dapur.
Adrian membersihkan kulit ikan-ikan dengan diam dan serius.
Bu Kartika hanya menggeleng-gelengkan kepala dan tersenyum melihat hasil godaannya kepada si remaja nekat yang telah 2 kali mencium bibirnya.
Saat Bu Kartika sedang sibuk menyiapkan bumbu,
"Bidadari ku yang cantik" terdengar bisikan di telinga kanannya,seketika dia menoleh dan melihat Adrian diam menatapnya.
"Gombalan remaja..hahaha" balasnya sambil tetap meracik bumbu.
Adrian mendekati Bu Kartika
"Bu" panggilnya
Bu Kartika menoleh.
"Cup..mmmppphhh"
Adrian melumat bibir Bu Kartika dengan lembut,tangannya memegang kedua pipi chubby Bu Kartika,matanya terpejam,
Bu Kartika yang awalnya kaget hanya terdiam,dia mulai menikmati lumatan bibir si remaja dan membalasnya dengan lembut.
Adrian melepaskan ciumannya. Dia menatap mata sang bidadari hatinya dengan penuh kasih.
Bu Kartika hanya diam menatap pemujanya dengan berbagai pertanyaan yg terpancar dari sorot matanya.
Mereka melanjutkan aktivitas tanpa berkata kata.