Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Malaikat Paling Sempurna Diantara Lima Malaikat (by : meguriaufutari)

Bimabet
njir keren gila updatenya, harus di jdin film ini mah hu wkwkwk
Waaw... baru baca udah seru, sampe episode yg ini malah jadi tegang... klok ini bukan di indonesia pasti dah jadi film bioskop niih
:pandaketawa:
nubi mohon izin singgah huu :ampun:

wah, terima kasih gan
tapi budget nya ga ada TT
haha

Up dulu deh
Ikutann nge Up...
:berat:
Up..Up..Update hu

terima kasih agan2 atas bantuan sundul nya

Jangan lp kue 'kranjang' ...ya bro?

ane aja kaga dapet TT
hahaha

semuanya, Koko Jay dan lima malaikat mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek bagi yang merayakan

Next Update, Selasa 31 Januari 2017
 
Semakin seru dan semakin bikin penasaran aja..
Hebat sekali gan ceritanya..
 
Minggu ini moga apdet hu, kan kemarin jaynya imlekan harusnya udaj selesai hehehe
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
wah, terima kasih gan
tapi budget nya ga ada TT
haha






terima kasih agan2 atas bantuan sundul nya



ane aja kaga dapet TT
hahaha

semuanya, Koko Jay dan lima malaikat mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek bagi yang merayakan

Next Update, Selasa 31 Januari 2017

Sip banget nih...:semangat:

Suhu @meguriaufutari udah turun dari khayangan lagi...

Dilanjut huuu...ceritanya...:Peace::ampun:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Minggu ini moga apdet hu, kan kemarin jaynya imlekan harusnya udaj selesai hehehe

Yap
Udah selese kok imlek nya si Jay
Besok update gan... kl ane ga lupa ya wkwkwk

Sip banget nih...:semangat:

Suhu @meguriaufutari udah turun dari khayangan lagi...

Dilanjut huuu...ceritanya...:Peace::ampun:

Weew, khayangan...

Halo suhu.. Pengen tanya.. Km pengen juga gak dslam cerita ini salah satu malaikat kena perkosa.. Kalau aq dan temen temen juga suka.. Kalau salah satu malaikat jadi korban kebiadaban beast.. Salah satunya yang temen temen dan aq suka adalah devina rosalli.. Diperkosa.. Hm.. Yummy bro..

Lo dan teman2 ato lo doang?
 
Cerita gx jelas n kocak aja bisa jadi film huu seperti film my stupid boss... tapi ini keren banget :semangat:walau gx sopan sih kalo tayang di indo.. setidaknya klo sedikit di kurangin hotnya :konak:bisa jadi modal scrip film layar lebar ... biar yg nonton pada pulang kentang semua wkwkwk
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
EPISODE 23 : Fitnah

“Diperkirakan kejadian terjadi pada pukul 14 siang. Seorang pemuda berumur 28 tahun bernama Jay Ganama Yaeslim diduga melarikan diri dari kantor polisi. Selain melarikan diri, ia juga diduga melakukan pembunuhan terhadap tujuh belas personil polisi dan dua belas personil non-polisi. Saudara Jay dimintai keterangan di kantor polisi atas dugaan kekerasan yang dilakukan padanya oleh seorang preman yang bernama Otong. Saudara Otong yang bernasib malang termasuk dalam dua belas personil non-polisi yang menjadi korban pembunuhan Saudara Jay. Sampai saat ini, polisi masih terus menyelidiki keberadaan Saudara Jay. Sekian informasi dari tiviwan.”

Itulah berita yang menghiasi televisi pada sore hari ini. Tidak hanya menghiasi televisi, bahkan berita ini menjadi trending topic media sosial yang bernama tuwitter dengan hashtag #TangkapJay. Haah, begini toh rasanya jadi trending topic akibat dituduh terhadap tindak kriminalitas. Aku jadi membandingkan diriku sendiri dengan seseorang yang dituduh menjadi koruptor belakangan ini, mungkin sekarang aku sama terkenalnya dengan dia. Bedanya, aku tidak tahu apakah dia betul-betul korupsi atau tidak, sedangkan aku jelas tidak melakukan tindak kriminalitas ini! Para pembaca forum ini adalah saksinya!

Oh iya, setelah melarikan diri dari markas polisi itu, aku menaiki TransJakarta dengan berliku-liku, dan sampai di suatu daerah yang menurutku lumayan tidak ramai. Disitu, aku mengontrak rumah milik orang tua yang kebetulan sepertinya sudah agak pikun. Tidak hanya itu, aku juga menyerahkan KTP orang lain sebagai jaminannya untuk lebih mengamankan keberadaanku. Bagaimana aku bisa mendapatkan KTP orang lain itu? Jadi ceritanya, dulu pernah ada seorang supir angkot yang menabrak mobilku karena dia menyetir sambil lihat kanan. Saat aku meminta pertanggungjawabannya, dia mengatakan bahwa dia tidak punya uang. Yah, aku tahan saja KTP-nya, yang sudah kadaluarsa. Supir angkot itu tidak menebus KTP-nya sampai sekarang, mungkin karena sudah kadaluarsa juga. Jadilah aku masih memegang KTP supir angkot itu sampai barusan sebelum aku mengontrak rumah. Ternyata KTP supir angkot itu malah menyelamatkanku. Wahai supir angkot yang membaca cerita ini, berbahagialah karena hutangmu sudah kuhapuskan.

Sekarang, aku bersembunyi di rumah kontrakan ini. Haah, kenapa aku malah jadi tertuduh kasus kriminal begini? Inikah yang Valensia maksudkan bahwa mulai dari sekarang semuanya akan rumit?

Baiklah, sekarang saatnya memilah-milah kasus-kasus yang sudah terjadi. Pertama-tama, aku didatangi oleh sekelompok preman yang belakangan diketahui bernama Otong. Otong mengatakan bahwa bos mereka menyuruh Otong untuk memberiku pelajaran. Kemudian, terjadilah perkelahian yang menyebabkan kami berdua digiring ke kantor polisi. Tunggu, selama perkelahian, aku bisa mengatakan bahwa mereka itu preman yang lumayan kuat. Tidak hanya itu, mereka juga sepertinya memiliki informasi yang cukup mengenai diriku. Mereka seharusnya paling tidak mengerti bahwa mereka seharusnya mempunyai peluang menang yang tidak besar jika melawanku. Lalu, kenapa awal-awal mereka mengajakku ke suatu tempat? Taruhlah jika mereka mengajakku ke tanah kosong untuk melawanku, hasilnya akan sama saja. Hmmm, mungkinkah maksud dari mereka tentang memberi pelajaran adalah... bukan untuk mengeroyokku, melainkan menculikku atau bahkan membunuhku? Jika memang demikian, masuk akal jika sekelompok orang berseragam itu menyerbu kantor polisi. Ya, itu dilakukan guna membungkam mulut si Otong. Ia juga membunuh para polisi dan orang-orang lainnya di kantor polisi, dan mungkin mereka sengaja menyisakan aku agar mereka bisa memfitnahku. Berarti, dalang utama dari kejadian ini adalah bos si Otong.

Tunggu, jika memang analisisku itu benar, berarti Valensia memang terlibat ya? Berarti, Valensia bukannya menolongku, melainkan menjalankan rencana yang mungkin sudah dibuat oleh bos dari preman Otong itu. Kok aneh. Kenapa Valensia harus melakukan itu padaku?

Aku berusaha mengingat-ingat kejadian detail pada waktu itu. Valensia datang memasuki ruangan tempat aku menunggu, langsung meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya, tanda untuk menyuruhku diam. Kemudian segera mengunci pintu ruangan itu. Lalu, ia mendatangiku dan duduk disebelahku.

You alright? (Koko baik-baik aja?)” Kata Valensia pada waktu itu.

“Yap.” Kataku.

“Btw, val...” Kataku.

“Diem dulu ya, ko. Gw nggak ada banyak waktu untuk ngomong.” Kata Valensia.

“Eh, maksud lo apa, Val?” Tanyaku.

“Mulai sekarang, semuanya akan rumit. Pokoknya, lu harus lari ya, ko. Jangan pernah dateng ke kantor. Jangan juga pulang ke rumah, atau ke rumah siapapun. Kalo lu emang harus berlindung di rumah orang, pastikan orang itu tuh bener-bener orang yang nggak punya hubungan deket ama lu, ko. Jangan percaya siapapun, gw mohon.” Kata Valensia.

“Val, gua ga ngerti. At least, jelasin dulu lah ke gua. Gua bingung kenapa tiba-tiba lo ngomong begini.” Kataku.

“Udah, nantinya, lu akan paham dengan sendirinya dengan omongan gw.” Kata Valensia.

“Hah, maksudnya apa?” Tanyaku dengan bingung.

“Pokoknya gini aja. Begitu gw keluar dari ruangan ini, hitung dari satu sampai sepuluh, terus lu keluar dari ruangan ini. Dan inget, apapun yang lu lihat diluar ruangan ini, jangan sekali-kali lu berhenti. Lari terus pokoknya keluar dari sini, dan lari sejauh mungkin.” Kata Valensia.

“Val, sumpah gua masih ga ngerti.” Kataku.

“Satu hal lagi, ko. Thank you buat semuanya. Thank you udah nolongin Martha and Villy. Meskipun mereka berempat tuh aneh, tapi mereka berempat tuh the best friend yang pernah gw punya. Dan thank you juga ko buat semuanya selama ini.” Kata Valensia sambil menitikkan air matanya.

Eh, Val... Ada apa sih? Kenapa lu nangis gitu?

Kemudian, ia mendekatkan wajahnya kewajahku, kemudian mencium bibirku dengan lembut. Lembut sekali ciumannya, ciuman paling lembut yang pernah kudapatkan darinya. Setelah beberapa detik, ia melepaskan ciumannya, dan berdiri menuju keluar ruangan itu.

“Val! Tunggu! Gua...” Kataku.

Valensia kembali meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya. Aku pun diam mengikuti arahannya. Kemudian, ia pun keluar dari ruangan itu.

Hmmm, aku tidak mengerti sepenuhnya. Di satu sisi, Valensia terlihat seperti ingin menolongku. Akan tetapi, hasil analisisku membuktikan bahwa memang aku harus kabur dari tempat itu agar rencana bos si Otong itu berhasil. Apakah Valensia waktu itu hanya berpura-pura menolongku, agar aku masuk dalam jebakan mereka? Kalau memang demikian, apa yang memotivasi Valensia untuk melakukannya? Aku dan dia bersahabat dengan sangat baik pada saat kami kuliah dulu. Masalah... Ya namanya pertemanan pasti ada masalah sih. Akan tetapi, Valensia itu bukan tipe orang yang memendam sesuatu dalam hatinya. Ia seperti laki-laki, yaitu jujur dan blak-blakan. Sial, kenapa kasus ini begitu rumit ya?

Valensia memberitahuku agar jangan mempercayai siapapun. Yah kalau begini memang sulit untuk mengetahui siapa yang musuh dan siapa yang kawan. Hmmm, tapi kalau tidak jelas siapa kawan dan lawan, dan juga aku tidak boleh mempercayai siapapun, sepertinya hanya Valensia yang bisa kutanyai masalah ini. Oke, permasalahannya, bagaimana aku bisa menemukan dia sekarang?

Hmmm, ayo Jay, ingat-ingat. Ponselku masih tertinggal di kantor polisi tadi, disini aku betul-betul tidak punya apa-apa selain tubuh dan kedua bajuku. Aku segera merogoh kantongku. Eits, aku masih punya dompet dan kartu ATM-ku. Apa yang bisa kubeli dengan kartu ATM-ku. Mungkin ponsel dan laptop. Laptop memudahkanku mengakses berita-berita baik dari masyarakat maupun deepweb. Eh, deepweb... Tunggu. Aku ingat pernah membuat aplikasi hacker untuk mengetahui posisi orang berdasarkan virus yang terinstall di ponsel. Aku ingat bahwa aku pernah menginstall virus itu di ponsel milikku dan Valensia beberapa tahun lalu. Valensia belum mengganti ponselnya sejak beberapa tahun lalu itu. Adapun, aku bisa masuk sebagai administrator di aplikasi yang terletak dalam deepweb itu. Ah, sepertinya menemukanmu tidaklah mustahil, Valensia.

Baiklah, aku segera keluar dari rumah kontrakan ini dan menuju warnet terdekat. Aku segera menuju pusat perbelanjaan elektronik terdekat dan membeli ponsel dan laptop yang cukup lumayan. Setelah itu, aku tidak berlama-lama dan kembali ke rumah kontrakanku.

Setelah sampai di rumah kontrakanku, aku segera mengakses situs rahasia dalam deepweb tempat aku mengunggah aplikasi itu. Aku segera masuk sebagai administrator, dan melacak keberadaan Valensia dengan menggunakan aplikasi itu. Oh sial! Lokasinya selalu berubah-ubah diseluruh dunia. Sial! Apakah Valensia berhasil mengupdate virus di ponselnya menjadi lebih canggih? Gawat, kalau begini mustahil untuk mengetahui lokasi keberadaannya. Haduuh, bagaimana ini? Eh tunggu! Jika virus itu masih terinstall di ponsel Valensia, maka seharusnya dengan mengubah kode program aplikasi itu, aku bisa mengirimkan pesan ke ponsel Valensia. Seharusnya, perubahan itu tidak sulit.

Aku segera mengunduh aplikasi itu, mengubah kode program didalamnya, dan mengunggahnya kembali. Kemudian, aku mengirim pesan yang terenkripsi kepada Valensia, mengatakan bahwa aku menunggunya di tempat tertentu. Semoga saja Valensia bisa mengartikan pesan yang kukirim. Setelah itu, aku segera menutup laptopku dan keluar rumah kontrakan untuk menuju tempat yang kujanjikan dengan Valensia.

Tempat itu adalah Sungai Ciliwung, yang letaknya cukup jauh dari rumah kontrakanku. Aku terpaksa naik bus umum untuk menghindari kontak wajah yang terlalu lama dengan orang lain. Dalam empat puluh menit, aku telah sampai di Sungai Ciliwung. Dari jauh, kulihat Valensia pun sudah menunggu. Ah, syukurlah dia bisa mengartikan pesan yang kukirim itu. Aku segera mendatanginya.

“Oh, ternyata lu toh.” Kata Valensia.

“Val, bisa jelasin apa yang sebetulnya terjadi?” Tanyaku.

“Nggak.” Kata Valensia sambil mengeluarkan pisau.

Kemudian dia maju dengan cepat dan menusukku dengan pisau itu. Ah, sial! Aku kurang tanggap dalam mengantisipasi serangannya. Aku pun tertusuk oleh pisau itu, dan terjatuh ke sungai. Arus Sungai Ciliwung pun membawaku. Aku sempat melihat Valensia meninggalkan tempat itu, tapi arus sungai ini membuatku susah untuk berteriak. Entah kenapa, mungkin karena saking terkejutnya, aku tidak merasakan sakit di perut yang ditusuk oleh Valensia. Aku segera mencabut pisau itu dari perutku, dan tetap membuat diriku mengapung di sungai mengikuti arus.

Setelah aku merasa bisa menepi ke daratan, aku segera menepi ke daratan. Aku segera memeriksa luka di perutku. Eh? Tidak ada luka sama sekali. Kenapa bisa? Aku segera mengambil pisau yang tadi kucabut dari perutku itu. Aku terus meneliti pisau itu. Pisau ini tidak tajam sama sekali. Akan tetapi, kenapa bisa menancap di perutku tadi? Aneh sekali. Aku segera mengamati dan menekan pisau itu lebih dalam. Ah, ternyata ini pisau mainan yang mata pisaunya bisa masuk kedalam jika ditekan. Hmmm, rupanya Valensia memang tidak berniat membunuhku. Akan tetapi, kenapa dia tidak menjelaskan semuanya? Kalau memang dia ada dipihakku, seharusnya dia bisa menjelaskan semuanya. Ah, aku semakin pusing dengan misteri yang menimpaku ini.

Seluruh tubuhku basah kuyup akibat terbawa arus sungai. Sial, sebaiknya aku segera pulang dan mandi. Baru saja aku mau berdiri, tiba-tiba ada tiga buah pisau yang melesat dan menancap di tanah sebelah kiri dan kanan kakiku. Gawat! Mungkinkah si bos dari Otong? Aku segera menoleh untuk melihat siapa yang melempar pisau.

“Jay, diam disitu dan biarin aku nangkep kamu ya.” Kata Mbak Fera yang dipenuhi dengan nafsu membunuh.

“Eh... M... Mbak Fera...” Kataku.

“Ya, ini aku.” Kata Mbak Fera.

“Tunggu, mbak. Aku bisa jelasin semuany-“ Kataku.

Tiba-tiba, satu pisau lagi melesat dan melewati pipiku. Ukh, hampir saja pisau itu mengenaiku.

“Nggak perlu jelasin apa-apa, Jay. Satu fakta yang perlu kamu tahu in case kamu belum tahu adalah kamu sekarang kriminal yang menjadi incaran polisi.” Kata Mbak Fera.

BERSAMBUNG KE EPISODE-24
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd