- Daftar
- 8 Nov 2016
- Post
- 2.840
- Like diterima
- 718
Setelah mengambil nafas dalam-dalam dan memantabkan hati."Aku cinta Alvin.. sederhana kan?" Ocha berkata kepada Cintia. Hatinya mulai terasa menderu karena cemburu.
"Aku mengerti perasaanmu, tapi aku juga mencintainya. Meski sekarang, untuk cemburu pun aku tidak berhak." Cintia menjawab sambil mengusap air mata.
"Sudah.. sudah.. kalian harus saling mengikhlaskan. Biarlah namanya kalian puisikan, tapi cintanya jangan dipersebutkan. Biarkan Alvin yang menentukan." Sae yang dari tadi hanya diam, akhirnya bersuara.
Ketiga gadis itu akhirnya saling terdiam, dengan isi pikiran masing-masing.
Sementara di pojok café, Alvin hanya mematung. Ia masih belum bisa menentukan pilihan. Tapi nasihat mamang senja selalu terngiang, supaya ia memilih Ocha saja.
"Kupasrahkan semua kepada semesta." ucapku memandang yakin wajah Mamang Senja.
Terima kasih banyak Om sudah mau baca maraton..Njir...maraton bacanya..
Jalan ceritanya keren..lanjut suhu
Semoga terhibur ya Om..
Jangan sungkan kalau ada saran dan kritik..