Setelah beberapa lama tertidur, Pak David mendapati Linda tak ada di sampingnya, dia sempat khawatir Linda pulang sendiri tiba-tiba sebelum mendengar kucuran air dari shower kamar mandi. Melihat pintu kamar mandi yang tidak tertutup sepenuhnya, Pak David beranjak melihat ke dalam.
“Uhm kok ngajak-ngajak mau mandi?”, kata Pak David sedikit mengagetkan Linda.
“Ehh Pak sudah bangun, tidurnya pulas banget, badan Linda lengket soalnya, makanya tadi bangun tidur langsung mandi biar segar”, katanya sambil membilas rambutnya setelah keramas. Di bawah air pancuran shower kamar mandi, tubuh telanjang Linda yang basah membuat Pak David terangsang, penisnya mulai mengeras, dia menghampiri Linda, memeluknya dan bibir mereka saling berpagutan berciuman mesra.
Beberapa lama saling berpagutan bibir, Pak David membalik tubuh Linda membelakanginya, tangan kirinya mengusap bagian di antara pahanya sambil berkata “Yang ini udah disabunin belum?”, sementara tangan kanannya meremas payudara kanan Linda.
“Hmmm sshhh sudah Pak, tadi tinggal keramas aja kok…shhh geli”, jawab Linda sambil menggigit bibirnya sendiri menahan geli saat kemaluannya dibelai.
“Kalo gitu kamu sabunin Bapak ya…”, kata Pak David memutar tubuh Linda kembali menghadapnya.
Linda mengambil sabun cair dan mengusap bagian dada bidang Pak David, turun ke perut, menjelajah punggung dan pantat atasannya itu, dan berakhir menyabuni penisnya yang sudah mengeras. Pak David menciumi wajah Linda, memagut bibirnya, dan lidahnya menjalar di sekitar cuping telinga Linda sambil berbisik…”Isepin tititnya sayang…”.
Linda bersujud dihadapan Pak David, wajahnya tepat berada di depan penis atasannya itu, dia membuka mulutnya sambil menatap keatas melihat wajah Pak David, dengan lembut dia mengulum kepala penis Pak David yang sudah disabuninya itu sambil mengocoknya perlahan. Pak David membelai rambut basah Linda yang terkena kucuran air hangat dari shower, dia menekan penisnya masuk lebih dalam ke rongga mulut Linda yang mungil, tak hanya lubang vagina dan lubang anal Linda, Pak David ketagihan dengan mulut mungil Linda saat melahap penisnya.
“Shhhh sayang…iyahhh enak, isep yang kenceng…iyahhh dijilat gitu juga”, kata Pak David sambil menyodokkan penisnya keluar masuk mulut Linda, beberapa saat kemudian Pak David tampak menahan ejakulasinya, dia mengangkat tubuh Linda berdiri, membuat posisi Linda membelakanginya, meminta Linda bersandar pada dinding kaca tempat shower itu dan berkata “Sini memeknya sayang, Bapak mau entot kamu sepuasnya….”.
“Argghhhh….sakitttt”, jerit Linda tertahan saat penis Pak David menghujam langsung lubang vaginanya dalam-dalam.
“Ayooo mendesah yang kenceng sayang, Bapak makin horny kalo kamu mendesah-desah…”, kata Pak David sambil menyetubuhi Linda dari belakang dengan ritme agak cepat dan terbilang kasar. Dalam siraman air hangat pancuran shower, dia menjambak rambut Linda dengan tangan kanannya dan meremas payudaranya kencang-kencang dengan tangan kirinya. “Kamu suka dientot sayang? Linda kok doyan banget dientot sihhh….”, racau Pak David tak jelas sedikit merendahkan Linda, dia terus meracau “Frans ga pernah ngentot kamu kayak gini?…shhhh ahhh sempitnya memek kamu!”.
“Iyahhhh ga pernah…Linda suka dientottt, memeknya penuhhhhh…titit Pak David enakkk”, kata Linda terbawa suasana, dia mengerang kencang saat kepala penis Pak David menyodok kuat-kuat dinding rahimnya, dinding vaginanya terasa geli dan memijat-mijat penis Pak David.
“Pak Daviddd…Linda mau keluarrrr….argghhhh”, tubuhnya menggelinjang sambil mengerang, dia merasakan cairan hangat memenuhi lubang vaginanya, Pak David menekan penisnya kuat-kuat dan mengeluarkan spermanya dalam lubang vagina Linda yang berkedut-kedut.
Selesai menikmati orgasmenya, Linda tersadar dan membalikkan tubuhnya ke Pak David “Kok keluar di dalem Pak? Kalo Linda hamill gimana???”, sambil memukul pelan dada Pak David.
“Maaf sayang, tadi terbawa suasana…belum tentu langsung hamil, Bapak sudah atur kalo sampe beneran hamill”, kata Pak David.
“Atur gimana maksudnya? Bapak jahat inii”, rengek Linda yang hampir menangis karena khawatir dirinya akan hamil.
“Kita handukkan dulu dan makan malam, kamu ga usah khawatir…”, kata Pak David diakhiri kecupan ke kening Linda.
“Linda mau pake baju, seharian udah telanjang terus…”, kata Linda dengan muka cemberut setelah selesai handukkan.
“Okay, bentar…pakai ini ya…tapi ga usah pake daleman”, kata Pak David sambil memberikan Linda kemeja big size putih berbahan satin.
Pak David pamit turun ke bawah untuk mengambil makan malam, Linda yang tampak sexy dengan kemeja satin putih duduk di depan kaca menatap indahnya kota Jakarta yang berhiaskan lampu di malam hari, dia masih khawatir dengan kejadian di kamar mandi tadi, dia tidak mungkin meninggalkan Frans dan jika benar-benar hamilpun, dia tak ingin menutupinya dengan menjadi istri Frans. Linda tahu, kekasihnya itu juga belum terlalu mapan untuk menikah saat ini. Saat sedang termenung menatap indahnya kota Jakarta saat malam, Linda dikagetkan Pak David yang sudah datang membawa makanan.
“Baguskan kalo malem?”, kata Pak David yang tak sadar bahwa sebenarnya Linda sedang termenung khawatir.
“Ehh iyaa, bagus…makan dulu yuk, Linda laper”, kata Linda menuju tempat makan.
Setelah makan, Pak David menghampiri Linda dan mengajaknya menatap kota Jakarta sambil memeluknya dari samping, “Kamu ga usah khawatir, belum tentu langsung hamil, Bapak tahu kamu belum siap dan kita juga ga mungkin bersama, Bapak mau promosikan kamu di kota S dimana Frans bekerja sekarang biar kalian bisa bersama, Frans bulan depan bakal jadi supervisor di tempat kolega Bapak…setelah tes hasilnya bagus katanya…malam ini mungkin terakhir kali kita bersama seperti ini”.
Linda terhenyak dan menatap Pak David, “Beneran Pak? Kalo Linda gamau gimana?”, kata Linda yang masih tak percaya apa yang dikatakan Pak David, antara senang dan sedih bercampur aduk.
“Itu pilihan kamu, tapi Bapak mau yang terbaik buat kamu ke depannya…Bapak sayang kamu”, kata Pak David mengecup kening Linda.
Kebisuan menghinggapi kebersamaan mereka sejenak, Linda hampir saja meneteskan air mata, dia menatap wajah Pak David dan dia juga sadar ini juga yang terbaik untuk Pak David dan keluarganya.
“Pak…”, ujar Linda lirih.
“Ya sayang?”, jawab Pak David.
“Linda juga sayang Pak David”, katanya bergetar dan disambut kuluman lembut dibibirnya, mereka saling berpelukan dan akhirnya ke ranjang.
“Bapak mau entot kamu sepuasnya malam ini ya sayang, bolehkan??”, bisik Pak David.
“Iyahhh, Linda pasrah mau diapain aja malam ini”, jawab Linda memasrahkan dirinya.
Pak David membuka kemeja Linda, dia mengambil sabuk berantai yang dipakai untuk mengikat tangan Linda tadi pagi, namun dia memendekkan rantainya. Pergelangan tangan Linda masing-masing dipakaikan sabuk sehingga posisi Linda seperti terborgol, namun dia tidak merasakan sakit di pergelangan tangannya karena sabuk itu. Dia menuntun Linda menuju kursi dekat jendela yang menghadap pemandangan kota Jakarta saat malam, dia membalikkan kursi itu menghadap ke dalam dan meminta Linda bukan untuk duduk, namun untuk berlutut di kursi itu dan menjadi kepala kursi sebagai sandaran, Linda menghadap pemandangan indahnya kota Jakarta di saat malam. Dengan posisi itu, bongkahan pantat Linda dan punggungnya terlihat jelas di hadapan Pak David yang sibuk mencari dildo yang digunakannya tadi.
“Linda mau diapain Pak?…”, katanya sedikit khawatir dengan posisi menungging diatas kursi.
“Kamu nikmatin pemandangan aja, pokoknya Bapak mau bikin kamu enakk”, kata Pak David sambil membuka celana pendeknya, penisnya mulai mengeras namun belum sepenuhnya.
Pak David berlutut di lantai sambil mengusap kedua bongkahan pantat Linda, dia menciuminya bergantian sebelum menjilat belahan kemaluan Linda yang terbuka lebar.
“Ssshhh ahhhh geliiii”, desah Linda sambil menikmati pemandangan luar.
Dengan rakus Pak David melahap kemaluan Linda yang tadi sore dipenuhi spermanya, jari jemarinya juga ikut mengocoki lubang vagina Linda sehingga membuat wanita muda itu menggelinjang dan mengerang kenikmatan.
“Arggghh apa itu Pak Davidd…sshhh ahhh”, erang Linda saat lubang kemaluannya dimasukin dildo yang digunakan untuk menusuk lubang analnya tadi.
“Mau basahi dildonya, enak memeknya dikocokin pakai ini?”, jawab Pak David sambil mengocoki lubang kemaluan Linda dengan dildo.
“Iyahhh enakkkk, pelan-pelan ngocoknya…perihhh lama-lama”, kata Linda sambil menikmati tiap gesekan pada lubang kemaluannya, beberapa saat kemudian tubuh Linda menggelinjang hebat mendapatkan orgasmenya.
Melihat Linda yang terkulai lemas, Pak David meludahi lubang anal Linda, dan mencabut dildo yang sudah basah oleh cairan kenikmatan dari lubang kemaluan Linda.
“Jangannn Pak, perihhh disituu”, teriak Linda ketika tahu apa yang akan terjadi berikutnya.
“Hmmm tadi katanya pasrah aja, kamu nikmati aja, mau dildonya apa titit Bapak yang masuk lubang ini”, kata Pak David sambil menekan lubang anal Linda.
“Hmmm titit Bapak bolehhh, uhmm dua-duanya terserah Bapak ajaaa, tapi pelan-pelan”, kata Linda pasrah dalam kondisi lemas belum lama orgasme.
Pak David mengambil kondom dan memakainya, setelah sedikit meludahinya, dia menekan penisnya masuk ke dalam lubang anal Linda yang sempit, tangan kanannya masih memegang dildo yang basah.
“Pfmmttt, perihhhh…pelan-pelannn”, Linda menggigit bibirnya sambil menahan sedikit rasa sakit saat kepala penis Pak David memasuki lubang analnya.
“Tahan ya sayang, Bapak mau masukin semua…”, kata Pak David sambil menekan perlahan dan menyentak setelah setengah bagian penisnya masuk.
“Auwwww sakittttt, diemin dulu Pakkk”, erang Linda dengan napas memburu.
Pak David merasakan kenikmatan luar biasa, penisnya terasa dipijat kuat oleh lubang anal Linda yang lebih sempit dari lubang kemaluannya, namun tak berhenti sampai disitu, dia mengarahkan dildo yang daritadi dipegangnya ke lubang vagina Linda yang masih basah.
“Sayang…tahan ya, biar adil memeknya dimasukin juga”, kata Pak David dengan penis yang terbenam dalam lubang anal Linda.
Sambil meringis dan menahan sakit bercampur rasa nikmat, Linda merasakan lubang vaginanya mulai disesaki dildo yang tadi pagi hingga siang ada dalam lubang analnya.
“Ssshhh ahhh enak sayang? Bapak goyangin tititnya pelan-pelan yaaa”, kata Pak David yang khawatir Linda kesakitan.
“Iyahhh penuhhh semuaaa Pak…pelan-pelan aja goyanginnya…perihhh”, pinta Linda.
“Uhmmm enakk bangett sayang, titit Bapak kayak dipijat…ssshg ahhh”, kata Pak David sambil mendesah dan mengeang nikmat.
Linda memang merasakan sensasi kenimatan luar biasa, namun rasa perih di lubang analnya membuat dia memohon pada Pak David untuk menukar, “Pakkkkk…tuker aja, dildo yang masuk lubang satunya tapi ga usah digerakin kayak tadi pagi, titit Bapak aja yang masuk memek Linda”.
“Hhmm iyahhh sayang, Bapak tuker ya…tahan”, kata Pak David yang menarik penisnya pelan-pelan keluar dari lubang anal Linda, dia juga mencabut dildo dari lubang kemaluan bawahannya itu.
Lubang anal Linda tampak merekah kemerahan, begitu juga lubang vaginanya. Pelan-pelan Pak David menusukkan dildonya ke lubang anal Linda dan membiarkannya tertancap disitu, dia mengarahkan penisnya ke lubang vagina Linda dan mendorongnya perlahan hingga masuk sepenuhnya.
“Arggghh Linda, Bapak bakal kangenn kamu bangettt nanti…enak banget kamu dientottt”, kata Pak David sambil menjambak rambut Linda namun tidak terlalu kuat, dia juga mencengkram payudara mungil Linda bergantian hingga kemerahan, tak lupa dia juga mencubit puting susunya hingga agak bengkak.
Linda terengah-engah dengan posisi wajah mendongak karena bagian belakang rambutnya ditarik Pak David, tiap gerakan penis Pak David keluar masuk lubang vaginanya membuat kenikmatan luar biasa ditambah rasa sesak dalam lubang analnya, dia merasa seperti disetubuhi dua orang pria sekaligus, sensasi yang didapatkannya saat disetubuhi Pak Burhan dan Pak David sekaligus.
“Arrggghh Pak Davidddd, penuhhh memek Linda…sshg ahhh, jgn keluar di memek Linda lagiii…argggh”, racau Linda sambil mendesah, mengerang dan menikmati persetubuhan yang dilakukan Pak David.
“Iyahhh…kamu sudah mau keluarr sayang”, tanya Pak David.
“Hu um, iyaaa mau keluarrr…arggghhg Pakkkkk”, erang Linda, tubuhnya bergetar hebat mendapatkan orgasme yang entah berapa kali didapatkannya seharian itu, orgasme kali ini begitu hebat hingga membuat tubuhnya benar-benar lemas.
Pak David tiba-tiba mencabut penisnya dan juga dildo yang ditancapkannya dalam lubang anal Linda, dia melemparkan dildo itu ke ranjang, mencengkram kuat-kuat penisnya dan menyemprotkan spermanya di depan lubang anal Linda yang masih agak terbuka sedikit setelah ditancapkan dildo, sebagian spermanya yang sudah tidak seberapa kental karena berulangkali bersetubuh, menetes dibelahan pantat Linda dan sebagian masuk dalam lubang analnya.
“Ssshhh ahhhh Lindaaa, kamu kok enakk bangett dientottt”, kata Pak David yang mabuk kenikmatan bercinta malam itu, dia terduduk lemas di ranjang dan meminta Linda menghampirinya.
Linda beranjak dari kursi dan berjalan menuju Pak David yang penisnya mulai terkulai lemas walau terlihat masih agak membesar, “Lepasin ini Pak”, pinta Linda meminta Pak David melepaskan ikatan pada tangannya.
Pak David melepaskan ikatan tangan Linda dan memintanya duduk di pangkuannya, mereka berciuman bibir begitu mesra dan saling mengulum lidah keduanya, “Hausss Pak…capekk, tidur yukkk”, kata Linda setelah beberapa saat berciuman.
Beberapa saat kemudian, dalam kondisi telanjang bulat mereka merebahkan diri di ranjang berhadapan dan saling berpandang.
“Enakk sayangg?”, kata Pak David sambil membelai wajah dan rambut Linda.
“Iyahhh tapi agak sakit, kayaknya memek Linda agak lecet dikit, ini putingnya juga perih tadi dicubittt”, katanya sambil menunjuk puting susunya.
“Iyaaa maaaf ya, sini Bapak cium dulu puting susunya biar sembuh…”, goda Pak David sambil mencium dan melumat lembut puting susu Linda bergantian.
“Hmmm udahhh nanti Linda basah lagiii…geliii”, kata Linda mendorong wajah Pak David dari payudaranya.
“Gpp kalo basah lagi, kalo titit Bapak masih lemes kan ada ini”, kata Pak David sambil tertawa dan menggoda Linda.
“Tuh kann ga puas-puas Bapak nihhh”, kata Linda manja sambil mencubit perut Pak David.
Mereka bercengkrama beberapa saat, diselingi cumbuan-cumbuan dan pelukan mesra, “Sayang…Bapak kocokin memeknya pakai ini ya sebelum tidur, Bapak suka liat kamu orgasme…bikin horny terusss”, pinta Pak David saat keduanya mulai dilanda rasa kantuk.
“Hmmm tapi memek Linda ga basah…perihhh nanti malah tambah lecet…”, kata Linda yang sebenarnya enggan tapi sudah berjanji akan memasrahkan diri malam itu.
Belum selesai Linda berbicara, wajag Pak David sudah berada diantara kedua pahanya yang dibuka lebar, bibir hangat Pak David mengulum bibir vaginanya diikuti dengan jilatan di klitorisnya, dengan lembut Pak David menciumi area sekitar kemaluannya, mengulum klitorisnya kembali dan ciumannya menjalar ke perut hingga kedua payudaranya, dia mengulum pelan kedua puting susu Linda yang salah satunya tampak lecet kemerahan.
“Pakkkk…hmmm geliii”, Linda memejamkan mata menikmati perlakuan cumbuan-cumbuan Pak David di area payudaranya dan mulai beranjak ke leher sebelum berakhir dengan kuluman di bibirnya.
“Nih udah basah lagi memeknya…”, kata Pak David sambil tangannya membelai kemaluan Linda dan menatap wajahnya.
Hanya mengangguk pasrah, dia membiarkan Pak David mengocoki lubang vaginanya sambil tubuh telanjangnya dipeluk dari belakang, sesekali klitorisnya dicubit pelan hingga dia menggelinjang dan mengerang. Tak butuh waktu lama, Linda kembali orgasme dan Pak David berkata, “yukk tidur, dildonya biar dalam memek kamu ya…kalo titit Bapak malam-malam keras lagi biar titip di memek kamu lagi ya sayang…”, dia mengecup pundak telanjang Linda dan mereka tertidur dengan kondisi lemas setelah seharian bercinta.
Pagi hari, Pak David terbangun merasakan geli di penisnya, dia melihat Linda mengulum penisnya dan berada diantara kedua kakinya.
“Uhmm nakal kamu yaaa”, kata Pak David yang serta merta membuat Linda menatap wajah Pak David dengan mulut penuh dengan penis Pak David yang mengeras, dia hanya tersenyum dan kembali menikmati penis atasannya seperti permen lolipop.
“Shhhh ahhh Lindaaaa, udahhh dulu, kita mandi dulu”, kata Pak David sambil mendesah kenikmatan.
“Linda udah mandi, anter ke kos ya Pak…Frans mau datang sore nanti..”, kata Linda sambil menggenggam penis Pak David.
“Hmm pantes kamu kok ga diminta langsung ngisepin titit Bapak…”, kata Pak David sambil tersenyum menggoda Linda.
“Enggakk kok, habis pas selesai mandi kok titit Bapak tegak sendiri…Linda jadi gemess pengen iseppp”, kata Linda malu-malu dan ikut tersenyum.
Pak David beranjak dari ranjang dan membelai wajah Linda serta mencium bibirnya, dia membiarkan Linda mengenakan pakaian walau tetap memintanya tidak mengenakan daleman, sementara dia sendiri menuju kamar mandi untuk membasuh diri.
“Sudah? Yukk Bapak anterr kamu…Bapak mau ada meeting juga soalnya”, kata Pak David setelah selesai berpakaian.
“Yukk Linda udah siapp kok, tapi kok ga boleh pake daleman sih Pak, kan mau pulang juga…”, tanya Linda dengan wajah manisnya.
“Kamu buka restleting celana Bapak, isepin titit Bapak sambil tatap wajah Bapak, kalau sudah keras, kamu nunggu depan pintu situ, angkat rok kamu…bilang, kamu minta dientot terakhir kalinya…”, kata Pak David dengan nada seperti saat jadi atasannya di kantor.
Linda menurutin keinginan atasannya itu, dia menghampiri Pak David, membuka restleting celananya dan mengeluarkan penisnya dari sela-sela celana dalam. Sambil mendongak melihat atasannya itu, dia menggengam penis Pak David, membuka mulutnya dan mengulumnya hingga keras sepenuhnya.
Pak David mendesah keenakan dan berkata, “Sudahhh cukuppp, ayooo mana memek kamu”.
Linda beranjak berdiri setelah berlutut dihadapan Pak David, dia menuju pintu keluar kamar, membungkukkan tubuhnya, mengangkat sendiri roknya hingga sepinggang dan berkata, “Pakkk, entot Linda buat terakhir kaliii, memek Linda pengen dimasukin titit Pak David…”, ujarnya lirih, ada rasa malu dan sedih bercampur jadi satu.
Pak David menghampiri Linda, dia mengarahkan penisnya ke lubang vagina bawahannya itu, pelan-pelan kepala penisnya mulai masuk dan dalam satu sentakan dia menghujamkan penisnya hingga mengenai dinding rahim Linda.
“Arrggghhh Pakkkk sakittt, perihhhh”, kata Linda mengingat vaginanya belum sepenuhnya basah, namun berangsur-angsur dia merasakan juga kenikmatan disetubuhi atasannya itu.
Pak David mencengkram kedua payudara Linda dari belakang dengan kedua tangannya, cengkramannya begitu kuat, dia meremas-remasnya seperti merasa gemas. Penisnya terus keluar masuk lubang vaginanya dengan cepat, sesekali disentak hingga mentok dan membuat Linda mengerang.
“Pakkkk…Linda udah mau sampeeee, sshhh tetek Linda sakitttt”, kata Linda yang tak seberapa lama menggelinjang dan mengerang kenikmatan mendapatkan orgasmenya….”Janggan di dalemm Pakkk…jangannn”, kata Linda panikk saat Pak David yang tampaknya juga akan ejakulasi.
“Lindaaa…sayanggg, sudahhh titip spermanya di memek kamuuu…arggggghhh”, tak menghiraukan permintaan Linda, Pak David menekan kuat-kuat penisnya san menyemprotkan sperma dalam lubang kemaluan Linda yang basah dan masih berkedut-kedut.
Mereka merapihkan pakaian masing-masing, Pak David mengecup kening Linda, “tenang aja sayang, belum tentu akan hamil…walau Bapak sebenarnya mau memghamili kamu juga…”, Linda hanya tertegun, perasaannya berkecamuk, mereka keluar kamar dan menuju parkiran.
Dalam perjalanan, Pak David meminta Linda mengangkat roknya, setiap ada kesempatan dia membelai sambil sesekali memainkan bibir vagina dan kiltoris Linda dalam mobil. Setelah tiba di kos Linda, Pak David mencium bibir bawahan kesayangannya itu, mengecup kening dan berkata, “Bapak sayang kamu…maaff ya Linda buat kemarin dan pagi ini”, Linda termangu dan hanya mengangguk, dia berdiri menatap mobil Pak David yang melaju hingga hilang dari pandangan. Dalam hati dia berkata, “Linda juga sayang Pak David, tapi kita ga mungkin bersama…”