Sebetulnya ini hanya sebuah uneg-uneg yang ingin saya keluarkan dalam lubuk hati saya yang terdalam. Secara pribadi, saya tidak mengharuskan masukan dari semua yang ada disini, namun bila suhu berkenan memberikan masukan dan kritikan atau saran, saya akan terima dengan tangan terbuka.
Ini tentang peliknya kehidupan orang dewasa, dimana kita harus membagi peran sebagai orangtua, juga sebagai anak dari orangtua kita. Sebagai pasangan suami/istri, juga sebagai rekan membangun biduk rumah tangga. Entah ada berapa banyak dari kita pada akhirnya menyerah dengan 'peran' kita, bahkan mengakhiri dengan cara yang ekstrim. Manusia memang banyak maunya, tapi tidak dengan mampunya. Namun kita tidak dapat menghindari semua 'peran' kita. Kita hanya bisa terus berjalan maju, maju, dan terus maju. Namun manusia juga tidak luput dari sebuah rasa penyesalan dalam hidup. Terkadang mungkin kita bertanya-tanya dalam hati, "Mengapa semua ini terjadi?" "Apakah keputusanku ini salah?" "Apakah waktu itu sebaiknya saya blablabla....?"
Bila manusia diberikan pilihan untuk mengulang pada suatu waktu di masa lalu kita; apakah yang ingin sekali kita perbaiki? Apakah masa sekolah kita? Masa remaja kita? Atau trauma masa lalu kita? Apakah kita akan kembali kepada masa dimana kita akan mengambil sebuah keputusan besar dalam hidup kita?
Apakah saya juga memiliki keinginan tersebut? Tentu saja. Namun apakah itu akan menjamin bahwa hidup kita akan lebih baik dari saat ini, atau malah lebih buruk? Semuanya misteri, tidak ada yang tahu. Semua itu bukankah hanya sebuah khayalan yang tak mungkin terjadi? Semua khayalan seperti itu hanya akan melemahkan mental kita, dan memaklumi kesedihan2 yang kita alami untuk dapat dijadikan alasan mengutuki masalalu kita.
Manusia hanya bisa berjalan, berlari, atau diam di tempat. Namun musuh kita sesungguhnya adalah WAKTU. Kita diberi kesempatan untuk meratapi penyesalan, atau terus maju kedepan dan menerima kenyataan kita. Ini yang dapat kita jadikan sebagai bahan renungan, supaya kelak kita dapat menerima apa yang kita sebut sebagai PASRAH.
Untuk semua warga yang ada disini, saya yakin bahwa kita disini semua dalam keadaan sehat baik fisik maupun mental. Terima kasih
Ini tentang peliknya kehidupan orang dewasa, dimana kita harus membagi peran sebagai orangtua, juga sebagai anak dari orangtua kita. Sebagai pasangan suami/istri, juga sebagai rekan membangun biduk rumah tangga. Entah ada berapa banyak dari kita pada akhirnya menyerah dengan 'peran' kita, bahkan mengakhiri dengan cara yang ekstrim. Manusia memang banyak maunya, tapi tidak dengan mampunya. Namun kita tidak dapat menghindari semua 'peran' kita. Kita hanya bisa terus berjalan maju, maju, dan terus maju. Namun manusia juga tidak luput dari sebuah rasa penyesalan dalam hidup. Terkadang mungkin kita bertanya-tanya dalam hati, "Mengapa semua ini terjadi?" "Apakah keputusanku ini salah?" "Apakah waktu itu sebaiknya saya blablabla....?"
Bila manusia diberikan pilihan untuk mengulang pada suatu waktu di masa lalu kita; apakah yang ingin sekali kita perbaiki? Apakah masa sekolah kita? Masa remaja kita? Atau trauma masa lalu kita? Apakah kita akan kembali kepada masa dimana kita akan mengambil sebuah keputusan besar dalam hidup kita?
Apakah saya juga memiliki keinginan tersebut? Tentu saja. Namun apakah itu akan menjamin bahwa hidup kita akan lebih baik dari saat ini, atau malah lebih buruk? Semuanya misteri, tidak ada yang tahu. Semua itu bukankah hanya sebuah khayalan yang tak mungkin terjadi? Semua khayalan seperti itu hanya akan melemahkan mental kita, dan memaklumi kesedihan2 yang kita alami untuk dapat dijadikan alasan mengutuki masalalu kita.
Manusia hanya bisa berjalan, berlari, atau diam di tempat. Namun musuh kita sesungguhnya adalah WAKTU. Kita diberi kesempatan untuk meratapi penyesalan, atau terus maju kedepan dan menerima kenyataan kita. Ini yang dapat kita jadikan sebagai bahan renungan, supaya kelak kita dapat menerima apa yang kita sebut sebagai PASRAH.
Untuk semua warga yang ada disini, saya yakin bahwa kita disini semua dalam keadaan sehat baik fisik maupun mental. Terima kasih