Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Life of JB

Part 12 – Kejutan.


It’s a new day, It’s a new dawn, It’s a new life. Begitulah prinsip sebagian orang dalam menjalani kehidupan ini hari demi hari. Setiap hari pasti lah memberikan makna tertentu. Entah rezeki, tragedi, atau usaha untuk tidak mati. Kita hanya bisa berharap, dan melakukan yang terbaik setiap harinya. Semoga semua baik-baik saja. Ya, semoga.

Hari ini hari rabu. Setelah senin kemarin aku mengetahui fakta kalau darma mempunyai hubungan yang cukup erat, dipanggil oleh Bang Abi dan teman-teman ketua angkatan senior mengenai ketua angkatan, obrolan singkat dengan Vivi, dan juga pertemuan dengan....

Hari senin, setelah mengantar Vivi ke Kosan Empat Mawar.

“eh...jebe!” Sapa perempuan itu sambil berjalan kearahku. Langkahnya perlahan semakin cepat dan hingga berdiri disampingku yang baru saja turun dari motor.

“H-hai jugaa ka Gaby!” Iya, dia gaby, si komdis cantik yang menyapaku. Tampaknya ia baru pulang dari kampus melihat ada tas laptop yang ia selipkan diantara tangannya.

“Habis ngapain kesini?” Tanyanya. Kok nadanya jadi agak berubah. Tadi pas manggil kayak seneng-seneng aja.

“Oh, tadi aku habis anter temen kelasku. Kebetulan tadi kita makan bareng di Kabe.” Jawabku sambil melihat ekspresinya yang tidak bisa kutebak itu.

“oh. Yaudah, duluan ya.” Ucapnya singkat sambil berjalan ke kosannya kembali, tanpa menatapku. Ini kenapa lagi gusti. Apa lagi salahku. Kenapa cewe ini mudah ngambekan.

“Ehh iyaa iyaa, aku juga pamit pulang ya gab. See you around.” Akupun kembali naik keatas motorku dan mulai bergerak menjauhi kosan itu. saat aku hendak melihat spion, aku dapat melihat dengan jelas kalau gaby berbalik dan melihatku, seperti mengantar kepergianku. (lebay be.) Sudahlah, nanti bisa kubahas kalau udah ketemu sama gaby lagi.

Setelah sampai kosan, akupun langsung mandi dan berganti pakaian dengan kaos oblong dan celana bola biasa dan langsung mengerjakan tugas yang kebetulan diberikan dosen tadi. Tidak sulit, sehingga kurang lebih hanya sejam saja aku sudah selesai dan mengirimkan filenya kepada email dari Bapak dosen itu. Waktunya untuk bersantai. Dengan gaya ala-ala pemain smackdown, aku langsung mendarat kepada ranjang yang ada disamping meja belajarku dan langsung membuka ponsel untuk berselancar di media sosial. Ada satu notifikasi dari Gaby. Apa ini? Akupun membukanya dan melihatnya. Rabu, jam 5. Gym. No objection. -gaby. Ternyata ia mengajakku ke gym. Boleh juga. Untuk kembali latihan dan menjaga kesehatan dan staminaku.

Akupun membalas pesannya, okay, no objection. Tidak sampai 10 detik, sudah diread. Mungkin kebetulan lagi on, jadi diread cepet. Tapi tidak ada balasan darinya. Hanya sekedar membaca pesanku, dan itulah akhir dari percakapan. Okay.

Akupun kembali sekedar membuka aplikasi burung biru, untuk melihat apa yang sedang dibicarakan oleh orang-orang diInternet. Astaga, kebanyakan hanyalah hate speech dan perdebatan tidak perlu. Tipikal. Akhirnya ganti aplikasi, yaitu instagram. Mari melihat story orang-orang. Geser kanan sekali, geser kanan dua kali, geser kanan lagi, geser kanan terus, sampai akhirnya aku melihat story dari akun gaby yang sedang merekam dia dan teman-temannya mukbang mie korea yang terkenal pedas itu. Ada beberapa orang lain yang ada didalam story tersebut, dan hingga aku akhirnya melihat kalau ada satu orang lain yang kukenal. Tidak salah lagi. Itu adalah...

Emily.

jadi emily dan gaby termasuk teman dekat ya? Kembali satu fakta aku baru ketahui. Mungkin tidak sulit juga bagi gaby untuk mencari tahu tentang diriku dari emily. Pertanyaanya adalah, apakah emily menahan diri untuk menceritakan tentang diriku. Bukan bermaksud Geer atau kepedean, tapi aku dan emily cukup dekat. Setidaknya itu yang kurasa. Lagipula, apa artinya dari kecupan yang ia berikan waktu itu? apa karena reaksi atas kesepian yang ia alami? Ah itu bukan urusanku. Terserah lah dia mau bilang apa. Kita hanya bisa fokus dengan hal yang bisa kita kendalikan. Sisanya? Ya peduli setan.

Akhirnya aku kembali melihat-lihat di IG dan sampai akhirnya aku melihat story dari Sasha, yang seperti memegang paspor dengan caption i’m gonna miss you’. Entah keberanian atau keisengan, aku membalas story tersebut dengan kata “i’m gonna miss you too”. dasar buaya. Nggak lama setelahnya, DM ku pun dibalas oleh yang punya akun.

beneran apa ngga nih kangennya? Hihi’

‘Beneran donggg haha’

‘yaudah, kalo emang kangen, come and see me.’

‘oh salah. Aku akan berangkat Jumat depan. Sekarang hari selasa.’

‘aku mau, mulai hari kamis, kamu tinggal dulu sama aku. Will you able to fulfill my request?’


Aku sangat terkejut melihat pesan yang sasha kirimkan itu. Seriusan? Ngajak tinggal bareng? Kemungkinan apa yang dapat terjadi? Apakah kita akan main pagi siang malam non-stop? Apa aku ngga pingsan ya? Pertanyaan muncul dibenakku. Ini gila. Sangat gila. Tapi, betapa impulsifnya diriku, mengingat saat ulang tahunnya, aku mengiyakan ajakan dia untuk bermain setiap hari sampai ia berangkat keluar negeri. Tapi bukan ini yang ada dalam bayanganku! Apakah aku harus menolaknya? Tapi bagaimanapun juga, dia sudah mau pergi. Kita juga sudah saling berjanji. Dan aku pasti akan merindukan permaninan dengan sang ratu itu. arghhh.

‘gimana be? Can’t you?’
tanyanya lagi untuk memastikan.

Akupun berpikir kembali. Kalau aku mengiyakan dan kamis mulai bermalam di apartment sasha selama seminggu, ada kemungkinan Bu rahma tidak akan menemuiku, dan ini bisa membuat kecurigaan kepadanya. Kemungkinan terburuk, ia akan melaporkannya kepada orang tua ku dimana aku tidak mau mereka mengetahui kalau anaknya sudah menjadi tukang celup perempuan. No no no. aku kembali memutar otakku. Apa yang bisa kulakukan untuk menghindari kecurigaan ini. Sebuah ide muncul.

‘Aku bisa untuk menepati janjiku saat itu. tapi dengan beberapa kondisi. Pertama, kita akan melakukannya ketika kita sama-sama bisa dan luang. Tidak ada perlu ada yang memaksa dan dipaksa. Kita melakukannya atas dasar mau sama mau. Kedua. Aku tidak bisa untuk tinggal sama kamu selama seminggu itu, karena akan menimbulkan kecurigaan dari ibu kos yang kebetulan kenal dengan keluargaku. Jadi aku mengajukan, kalau aku bisa nginap dari jumat malam sampai minggu malam. Kita bebas melakukannya diwaktu tersebut. Tapi jika dihari lain, aku tidak akan menginap. Bagaimana?’

haduh jebe jebe, udah ganteng jago nego juga ya. Hihi. Yaudah as you wish. Jumat sampai minggu, you’re fully mine. Setelahnya, bisa kita sepakati kembali. Deal?’

deal.’

okay, babe. I will see you soon. Take care until then. And don’t forget to come hari jumat, atau aku yang akan datengin kosan kamu dan nginep sampai minggu!’

Ancaman yang mengerikan. Akan kupastikan hal itu tidak terjadi.

‘Okay then. See you soon.’

Dan ‘negosiasi’ kami pun berakhir

Aku pun akhirnya mulai bosan dan ingin bermain game, tetapi sekali lagi, ponselku yang kadang suka merestart dirinya sendiri ini, merasa sudah gakuat untuk bermain game, belum lagi penyimpanan yang sudah hampir penuh. Andai aja saat ulang tahun sasha, aku mengambil kotak yang satu lagi, ponselku sudah bukan kamu lagi cuk. Tapi yasudah, mau dikatakan apalagi? Kita tak akaaan pernah satuuu~ (bablas, malah nyanyi)

Akhirnya aku membuka laptopku kembali hanya untuk sekedar nonton youtube, melihat review-review gadget kekinian, atau melihat materi kuliah sebentar. Aku tidak berniat untuk menonton dari netflix karena aku tidak mau mengulang kesalahan yang sama berulang kali, yaitu begadang, telat bangun, telat berangkat kuliah. Tidak. Tidak. Tidak. Aku tidak akan jatuh dari lubang yang sama.

.......

.......​

Masih di hari senin, ditempat yang lain.

“Sepertinya dari tadi ada yang asik mendiskusikan tentang TYW yaa. Boleh ijin ikut diskusi?” Tanya seorang pemuda yang tiba tiba masuk kedalam percakapan antara Abi, Satya, dan Arik.

Mereka bertiga secara reflek langsung memutar badan untuk melihat pemuda yang baru saja menyapa mereka ini. Lalu saling bertatapan tanda kalau mereka belum mengenal orang ini.

“aku juga sempat mendengar tentang seseorang yang bisa mengalahkan ryan dan dio yang memang merupakan anggota TYW. Siapa namanya kalau tidak salah, Jebe ya? Hebat juga berarti dia ya.”

“Kamu siapa? Kenapa bisa tau tentang TYW, hingga perkelahian antara ryan, dio, dan juga Jebe.” Tanya Abi. Ia mulai mengekspresikan kecurigaanya, dan ia siap jika harus adu tinju saat ini jika memang itu yang terjadi.

“Santai aja, gausah pasang kuda-kuda mau bunuh orang dong. Kita lagi diwarkop, ada baiknya kita nongkrong aja sambil minum kopi. Ya kan, Bang Abi?” jawab si pemuda itu.

Abi sontak terkejut. Bagaimana pemuda ini bisa mengetahui namanya. Seingatnya, ia tidak pernah bertemu atau berinteraksi sebelumnya.

“Hey, bagaimana kamu bisa mengenal abi, ketika abi tampaknya tidak mengenalmu?” tanya Satya yang sama curiganya juga dengan abi.

“Apa jangan-jangan, kamu ini TYW? Apa mungkin?! Kamu ini..?!” Giliran Arik yang meluapkan kecurigaanya

“aku kenapa? Kalau tanya jangan setengah-setengah. Nanti orangnya bingung mau jawab gimana.” Jawab pemuda itu dengan santai. Tapi meskipun santai, dapat terlihat kalau ia siap bertarung kapan saja jika seandainya abi dkk memustukan seperti itu.

“oke, mari kita bicarakan baik-baik saja.” Abi mulai sedikit tenang. Ia tau, tangan tidak bisa menyelesaikan segala hal.

“Jadi mari kita mulai dengan, apakah kamu bagian dari TYW?” Tanya abi dengan tenang.

“Aku tidak pernah mengatakan bahwa aku anggota TYW kan?” Jawabnya

“Tapi aku tidak menyangkalnya juga. Hehe.”

Abi bertatapan dengan arik dan satya. Tampaknya mereka sepakat kalau orang ini anggota TYW, tapi tidak mau terlihat seperti bagian darinya.

“okelah, aku tidak akan membahasnya. Tapi apa maksudmu kalau ingin diskusi tentang TYW? Atau mungkin kamu tahu kalau kami ini FE, jadi tidak akan berafiliasi dengan TYW?” Lanjut Abi.

“hmm, mungkin benar, kalau aku tahu, bahwa kalian anak FE memang tidak mau terlibat sama sekali dengan kelompok itu, aku tau karena tragedi itu bukan?” Jawab kembali si pemuda.

“Ya, kurasa kita sudah tahu sama tahu apa yang terjadi saat itu. Saat dimana ada perseteruan hebat antara tyw Faksi FE dan FISIP dengan TYW utama. Korban berjatuhan, bahkan seorang perempuan yang tak tahu apa-apa jadi collateral damage akibat konflik besar ini bukan? Ditambah, ada satu orang tidak dikenal yang datang dan menghajar baik pihak FE, FISIP, semua ia habisi tanpa perduli yang manapun. Sejak saat itu kita dari FE memutuskan untuk keluar dari TYW dan tidak mau terlibat dalam urusan apapun lagi.” Jelas Abi.

“Tapi, melihat kondisi sekarang, dimana ada seorang mahasiswa baru dari FE yang sudah berhasil menundukkan satu anggota senior dan juga anggota baru TYW, kurasa kalian tidak akan tinggal diam saja, kan?” Tanya satya kepada sang pemuda itu.

“Iyaaa, maybe yes, maybe no. one cannot know for sure. Tidak ada yang tahu. Semua keputusan ada di bos. Jika dia mau, bisa saja FE dia hancurkan dalam satu kali serangan. Tapi dia tau kalau itu hanyalah sebuah kesia-siaan. Masalah yang tidak perlu terjadi. Sehingga ia pun tidak melakukannya.”

“jelaskan sebenarnya tujuan utamamu kesini, bro.” tanya arik yang juga berusaha santai.

“baiklah-baiklah. Kedatanganku kesini sebenarnya hanya ingin ke warkop saja kok dan memesan segelas kopi ini dan dua gorengan. Itu saja kok. kebetulan saja aku mendengar percakapan kalian yang sangat seru dan serius. Aku tidak bisa tahan untuk hanya menyimak, maka aku juga mau ikut. Gitu aja kok, mas arik.” Bagaimana pemuda ini bisa mengenal arik juga?

“oh iya, buat info saja, aku kenal kalian bertiga kok, juga partner kalian alias wakil ketang kalian masing-masing. Tapi mungkin, kalian belum kenal aku. Hehe.”

Mereka bertiga kembali kaget, jika pemuda ini sampai tahu kalau mereka itu ketua angkatan masing-masing. Hanya ada satu kemungkinan yang paling kuat.

“Oalah, ternyata kamu maba FE juga ya.” Akhirnya Abi dapat memecahkan puzzle ini perlahan.

“hehe, aku ngaku deh. Iya aku anak FE. Maba.” Sambil menghisap rokok mild merahnya, sang pemuda itu masih sangat tenang dengan segala kemungkinan yang akan terjadi. Ia paham betul kalau FE sudah lepas dari TYW, tapi dia anggota TYW dan mahasiswa FE. Sebuah kontradiksi.

“Tandanya kamu tahu kan apa yang harus kamu lakukan sebagai konsekuensinya?” Selidik Abi.

Abi sangat peduli dengan fakultas, angkatan, dan juga juniornya. Ia tidak mau teman-teman dibawahnya menjadi saksi sejarah kelam yang terjadi saat itu. cukup dia saja yang menjadi saksinya. Tidak perlu mahasiswa yang datang untuk menimba ilmu, menambah relasi, malah menjadi tempat untuk saling jotos.

“Aku paham akan segala konsekuensinya. Tapi sebelum itu, izinkan aku menyampaikan suatu puisi yang baru kutulis. Semoga kalian suka ya.”

Puisi? Rencana apa yang dimilik oleh pemuda ini?

Pemuda itu melihat kekanan, kekiri, lalu kebelakang. Setelahnya, ia mulai membacakan puisinya.

Anjing... kulihat... sedang menyemarakkan didepan kumpulan sampah itu..

Antara panjang, pun yang menjadi layu dimakan rasa malu...

Jelaskan, wahai begundal, tidakkah boleh bergabung diriku..

Diantara Tempatmu Yang Wejang itu...


“Sekian puisiku yang kutulis hampir dua minggu ini. Semoga pesannya sampai kepada kalian. Aku izin pamit undur diri dulu. Sampai bertemu dilain waktu.” Setelah datang, memberitahu info yang tidak tau kebenarannya, lalu membuat puisi aneh, lalu pergi begitu saja? Pemuda yang misterius.

“Hey tungg-“ Belum selesai abi berbicara,

“oh iya, aku lupa. Kita kan satu fakultas, pastilah kita akan bertemu kembali, cepat atau lambat. Perkenalkan, Namaku.....

Irsyandi Darmawan. Kalian bisa memanggilku darma.” Darma pun pergi meninggalkan abi, arik, dan satya yang masih kebingungan. Semoga pesanku sampai kepada kalian.

...

...​

Dan terjadi lagi~

Kisah lama yang terulang kembali~


Kembali aku mengutuki diriku sendiri atas keputusan yang kuambil malam itu. saat itu, aku sudah memantapkan diri untuk menonton HANYA 1 episode saja. Tapi kata tinggalah kata, janji tinggalah janji. Lawan terberat dalam hidup adalah diri sendiri. Sekarang sudah pukul 07.50 dan kelas dimulai jam 08.00. anjingggg kalau gini terus aku mau jadi apa cuk? Aku pun langsung cuci muka, gosok gigi, dan memutuskan untuk mandi setelah kelas saja. Daripada terlambat lagi. Tekadku sudah bulat. Aku pun melakukan semua itu dalam waktu 3 menit, dan langsung berganti baju dengan kemeja berwarna hijau gelap, celana chino hitam, sepatu dan langsung saja berangkat. Aku langsung menarik gas motorku cukup dalam berharap masih sempat. Tapi saat sudah setengah perjalanan ponselku bergetar tanpa henti. Apakah ada telpon ya? Aku sempat ingin menghiraukannya dan membalasnya saat sudah sampai dikampus. Tetapi getaran notifikasi ponselku agak mengganggu, sehingga aku memutuskan untuk berhenti sejenak. Aku melihat notifikasi di grup chat kelas mata kuliah pengantar Manajemen bisnis. Kenapa ramai sekali ya padahal sudah mau kelas. Aku pun membukanya dan....

Ya, ada info. Informasi yang mengatakan bahwa dosen pengajar berhalangan untuk mengajar karena harus menghadiri rapat. Sehingga kelas ditiadakan. Getaran getaran notifikasi ini datang dari para mahasiswa yang menjawab “baik pak, terima kasih pak.” Secara laras dan tanpa beda. Template wajib mahasiswa.

Kuingin marah~

Melampiaskan~

Tapi ‘ku hanyalah, sendiri disini~


Yaudahlah. Mari kita pulang dan lanjut tidur. Aku pun langsung putar balik dan langsung menuju kosan dan saat aku masuk gerbang, mang yadi seperti heran melihat aku yang sudah kembali dalam 5 menit.

“loh kok balik lagi mas? Ada yang ketinggalan?” Tanya mang yadi

“ngga mang, kelasnya dibatalin. Katanya ada rapat.”

“bagus lah haha, jadi bisa tidur seharian deh. Oh iya tadi kamu dicariin bos, Bu rahma. Gatau sih kenapa, mungkin ada yang ingin dibicarakan. Tapi tadi saya udah bilang masnya udah berangkat kuliah jadi gasempet. Kayanya dia bakal dateng lagi mungkin besok atau lusa mas.”

“oh gitu yaa mang, okedeh makasih banyak mang infonya.”

Hmm, ini bu rahma mau ketemu kenapa ya? Apa aku belum bayar kosan? Tapi ini kan belum genap sebulan juga. Mungkin ada hubungannya denganku atau hal lain.

.

Dari pagi kesiang hanya kuhabiskan untuk tidur setelah pulang tadi, sebelumnya aku menyempatkan diri untuk mandi. Aku bangun sekitar pukul jam dua siang, lalu mengecek notifikasi dari ponselku, apakah ada sesuatu penting yang kulewatkan, aku pun melihat satu satu chat, dari grup kelas tidak ada, dari gaby tidak ada, dari yang lain juga tidak ada, hanya kulihat di grup chat ku dengan ketiga temanku, yang isinya mereka sambat-sambat sendiri bertiga karena sudah sampai parkiran, bahkan fadhel sudah sampai ada dikelas dan akhirnya memutuskan untuk pulang. Darma dan juga aldi memutuskan untuk mencari sarapan sebelum mereka berpisah menuju tujuan masing-masing. Tapi yang membuat mereka lebih kesal adalah tahu bahwa diriku tidak pernah menginjak kampus, seolah-olah aku sudah tau kalau ini akan terjadi. Padahal aku yang sudah panik sendiri kalau akan telat seperti yang sudah-sudah. Tidak berubah. Entah ini keberuntungan atau teguran. Ternyata ada tugas yang diberikan dari dosen karena beliau yang berhalangan hadir. Ah, cukup merangkum suatu topik bahasan. Tidak sulit. Akupun memutuskan untuk mengerjakannya meskipun tenggat waktunya dua hari dari sekarang. Mumpung bisa dikerjakan sekarang, kenapa tidak?

Setelah mengerjakan tugas, tidak terasa sudah mau jam empat sore. Tidak ada kegiatan. Belum lapar juga. Waktunya olahraga. Aku pun memutuskan untuk pergi ke stadion kampus untuk sekedar jogging saja. Akupun berganti pakaian menjadi kaos jersey dan juga manset dalaman. Untungnya aku membawa sepatu olahragaku dari rumah saat berangkat menuju kosanku disini.

Sesampainya disana, kondisi masih cukup sepi. Cocok. Cuaca yang berawan, cukup sejuk sore ini. Aku pun mulai melakukan peregangan singkat, dilanjutkan dengan mengelilingi stadion satu putaran dengan berjalan, lalu mulai berlari kecil dengan konsisten kurang lebih enam putaran. Ternyata kaki ini masih cukup kuat untuk dipakai lari. Baguslah.

Aku pun menepi untuk duduk sebentar di tribun stadion ini untuk beristirahat. Setelah mengelap keringatku dengan handuk kecil yang kusiapkan ditas, aku pun memutuskan untuk membuka pakaian dengan tujuan untuk berganti baju, karena aku agak malas untuk ke ruang ganti. Kondisi tribun juga sepi dan aku duduk cukup diatas, sehingga sepertinya tidak ada yang melihat. Aku pun beranjak untuk kebagian paling atas untuk berganti pakaian dan tanpa sengaja aku berpapasan dengan seseorang.

“Loh, tasya ya?” tanyaku memastikan. Jika ingatanku nggak salah, dia adalah tasya, yang kala itu ada dibagian UKM Model United Nation atau MUN.

“iyaaa, kamu jebe kan?” Syukurlah tasya mengingatku.

.

“Sering kesini juga?” tanya tasya kepadaku, sambil duduk ditribun menyaksikan orang-orang berolahraga.

“yaa, lumayan sih, seenggaknya dalam seminggu pasti kesini kalau gaada tugas atau kelas sore.” Jawabku yang tentu saja sudah berpakaian kembali. Tidak pantas saja rasanya. Apalagi ia sempat memandangiku cukup lama yang shirtless tadi. Mungkin dia agak ilfeel. Ngga tau juga deh.

How ‘bout u?” tanyaku.

“yaa, kurang lebih sama sih, kalau lagi gabanyak tugas atau kesibukan di MUN, aku pasti akan kesini untuk berolahraga juga, biar lebih fresh aja.” Jawabnya.

Tasya yang sedang disinari matahari disaat golden hour ini terlihat sangat manis. Wajahnya yang agak babyface itu seakan mengundang orang untuk mengelus, mencubit sanking gemasnya. Tapi tentu tidak kulakukan. Gila aja.

anyway. Udah mutusin mau join UKM atau nggak? Mau gabung UKM mana?” Tanya tasya kembali yang mengingatkanku kalau aku cukup berminat untuk bergabung ke UKM MUN ini.

“hmmm, sebenernya cukup tertarik untuk gabung MUN, tapi kayak belom ada trigger lebih untuk lebih yakin buat join gitu loh.”

ah, i see. Dulu aku juga gitu sih. Tapi setelah cari tau lagi dan dapet info, yaudah deh makin yakin buat join ukm. Oh iya! Mau ngasih tau aja kalau ukm MUN besok mau ngadain safari fakultas sekalian buat promosiin UKM ini. Besok itu jadwalnya ke Fakultas Teknik dan juga Fakultas Ekonomi.”

Pucuk dicinta, ulam pun tiba.

“beneran? Wah aku dari FE sya, mungkin besok bisa ketemu kita, mungkin juga aku bakal dapet triggernya.” Semoga MUN ini memang kemauanku dan aku bisa niat menjalaninya.

“Wah bagus tuh. well, i’m looking forward to see you tommorow. Duluan ya, temenku udah selesai tuh larinya. Bye bye!” Pamit Tasya kepadaku.

“Oh okaay, see you soon juga, sya. Terima kasih juga udah ngasih taun infonya ya!”

Aku pun juga bersiap untuk kembali pulang ke kosan. Setelah itu, aku sempat mampir untuk membeli nasi goreng dekat kosanku untuk kumakan dikosan saja. Malam hariku hanya kuhabiskan untuk membaca-baca buku dan memutuskan tidur cepat, sebagai imbas dari begadang yang kulakukan terus.

.
.

Saat ini, Arik, dan satya sedang berada di Gazebo yang berada di Kosan Abi. Mereka berniat untuk mendiskusikan apa yang baru saja mereka alami kemarin sore itu.

“jadi gimana, apa yang udah kalian temuin tentang Darma itu?” tanya abi sambil duduk santai dengan rokok diantara dua jari.

“Aku sudah sempat mencari info kepada koordinator divisi mentor saat ospek kemarin. Darma sepertinya tipikal mahasiswa biasa, cenderung menjaga low profile. Cocok jika digabungkan dengan fakta kalau dia bagian dari TYW.” Jawab arik yang juga sedang ngudud dengan santai.

“tapi yang jadi pertanyaannya adalah, bagaimana bisa darma menjadi anggota TYW padahal dia juga berstatus sebagai mahasiswa baru.” Keresahan satya muncul.

“aku juga penasaran dengan hal itu, tapi kalau kita melihat, Ryan yang tempo hari bertempur dengan jebe juga merupakan mahasiswa baru. Tapi aku curiga kalau dia punya orang dalam yang punya pengaruh kuat di TYW.” Respon dari abi atas anomali ini.

“atau mungkin saja kalau darma juga punya bekingan kuat sehingga nggak Cuma ryan yang bisa masuk?” Pertanyaan dari arik yang cukup masuk akal.

“Entahlah, kita tidak tau pasti mengenai hal hal itu. Tapi sejujurnya aku lebih tertarik dengan puisi yang ia bawakan itu. Apasih pesan yang ingin Anak itu sampaikan? Apakah kalian ada yang menulis atau merekamnya?” tanya abi kembali.

“ah, aku kebetulan merekam percakapan kita tadi just in case something happens. Dan aku sudah menyalin ulang puisinya. Mungkin kita coba untuk breakdown per sajak ya?” satya sangat membantu dengan rekaman yang ia punya.

Mereka bertiga pun membaca ulang puisinya dan mencoba menganalisanya per sajak.

Anjing... kulihat... sedang menyemarakkan didepan kumpulan sampah itu..

“anjing, menyemarak... sampah? Sungguh aku tidak bisa memahaminya?” Arik sangat bingung dengan puisi yang tampak tidak ada korelasinya tiap kata. Tapi inilah yang harus mereka cari tahu.

Satya pun sama bingungnya, sejak tadi ia coba menginterpretasikan bait puisi ini, tapi ia belum dapat memecahkan misteri yang mungkin terkandung disini. Begitupun dengan abi, ia masih terlihat diam, tapi benar-benar mencoba mencari tahu sedetail mungkin, kata demi kata, huruf, demi huruf... huruf... Ah! Huruf!.

“sepertinya aku paham apa yang ingin disampaikan oleh darma. Tapi aku belum yakin. tapi ngga ada salahnya untuk mencoba kan?” Abi pun memuka suara.

“Gimana bi gimana bi?” Arik tampak excited. Satya pun juga ingin segera menyimak penjelasan dari abi.

“kurasa ia menyelipkan sebuah pesan lain diantara kata kata ini. Kalau aku tidak salah. Mari kita lihat baris pertama puisi ini. Anjing...kulihat, aku menganggap kalau itu berarti Aku, lalu sedang menyemarakkan... aku menganggap kalau itu berarti sedang. Menyemarakkan, menyemarak, menyemar, menyamar? Aku sedang menyamar.”

Arik dan satya tampak terkejut atas penemuan abi itu, sedetik kemudian mulai paham dengan cara interpretasi Abi.

“Berarti antara panjang, pun yang menjadi... bisa saja berarti apapun yang menjadi.. apapun yang terjadi?” Giliran arik yang memecahkan kata-kata.

“masuk akal. Kurasa bagian layu dimakan rasa malu, hanya bagian untuk melengkapi sajak” Jawab abi.

Jelaskan, wahai begundal. Jewabe? Jawab? Lasdal? Je...Jebe?!” Satya mencoba peruntungannya.

“sepertinya iya, ini mengarah kepada Jebe. Masuk akal dengan lanjutannya, Jebe tidak boleh bergabung. Sepertinya itu yang ingin disampaikan di baris ketiga.

diantara Tempatmu yang Wejang itu... ini cukup tertebak. Di TYW. Berarti jika kita simpulkan, Darma ingin memberi tahu kalau ia sedang menyamar di TYW, dan ingin agar Jebe tidak bergabung dengan kelompok ini apapun yang terjadi.” Simpul Abi.

“Sangat masuk akal, dan sejalan dengan keinginan kita.” Tambahnya.

“tapi, apakah kita bisa percaya dengan darma?. After all, dia orang TYW loh.” Arik tampaknya masih punya keresahan tersendiri.

“sepertinya kita bisa mempercayainya. Kita bisa untuk mengajaknya berbicara lebih lanjut saat berada dikampus besok. Asumsiku, dia mencoba menggunakan puisi untuk menyampaikan pesan ini karena ia diawasi.” Jawab satya.

“benar kata satya, aku sempat melihat gerak-gerik Darma yang melihat sekeliling dahulu sebelum membacakan puisi ini, seperti melihat apakah kondisi aman untuk melanjutkannya.” Abi sepakat dengan Satya.

“Semoga saja darma bisa kita percayai. Kita juga harus memanfaatkannya sebagai informan tentang TYW.” Tutup arik.

Percakapan dan diskusi mereka pun selesai dan hanya dilanjutkan dengan obrolan singkat.

.

.

Kembali ke hari rabu. Aku bangun pukul setengah tujuh pagi. Good job. Akhirnya masih ada waktu untuk sarapan dan mandi. Kelas dimulai pukul 08.15. Aku memutuskan untuk berjalan kaki saja menuju kampus. Ingin sekali-kali rasanya hanya berjalan kaki. Setelah menyapa Mang yadi, akupun berjalan menyusuri jalan menuju gerbang barat kampus. Setelah melewati beberapa tikungan dan tanjakan, akhirnya aku sampai didepan gerbang pejalan kaki. Aku membeli air mineral diwarung dekat sini karena lupa membawa air, dan juga cukup haus setelah berjalan kaki. Saat aku berjalan, aku ditepuk dari belakang.. dan guess who? Emily angelia. Si cantik yang pertama kali menggetarkan hatiku ini. Cailah.

“Haii emily selamat pagi kaka mentor ku.” Sapaku dengan riang.

“Hai be pagi juga!”

“aduhh lama ngga berjumpa dengan kakak mentor aku merasa kehilangan arah deh dikampus ini.” Ucapku sambil nada-nada memelas.

“alaah bisaan aja. Bilang aja pengen ketemu aku kan?”

“hiiih pede banget. Tapi kok tau sih?”

Aku berani melakukan percakapan seperti ini karena aku sudah merasa akrab dengan emily. Jadi kesannya suka main ceplas-ceplos aja.

“masih pagi udah semangat aja sih bee? Mau ketemu gebetan yaaa?” tanya emily sambil berjalan beriringan.

“hah nggak kok. kan udah ketemuu. Ini lagi jalan.”

Astaga jebe, sadar gasih dengan apa yang kamu bilang ini.

Perlahan muncul semburat merah dipipi emily.

“dangdut lu be.”

“hihih biar ga kaku kayak seragam baru.” Jawabku.

“iya iya. Oh iya be, btw entar ada yang mau aku omongin agak siang, setelah kelas, datang ke selasar fakultas yaa.” Ucap emily saat tak terasa kami sudah didepan gedung fakultas, dia ke gedung B dan aku ke Gedung A.

“ohh oke em nanti aku kesana menjemputmu.”

“dangduuuuuut”

Aku hanya tertawa melihat ekspresinya. Lucu banget sih pacar orang. Kalau aja gaada pacar...

Tapi saat itu, ada juga sepasang mata yang mengawasi jebe dan emily yang berpisah itu. Siapakah dia? Apakah maksudnya? Apakah...

.
.

B e r s a m b u n g.
 
selamat malam semuaaa. akhirnya bisa update cepet hehe. terima kasih untuk semua suhu yang membantu meramaikan thread ini. saya senang melihat komen-komen semuanya, baik absen hingga spekulasi spekulasi. sangat seru membacanya.

anyway ini update untuk malam ini, semoga kembali konsisten update berkala lagi. see you around.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd