Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Life of JB

Mari kita recap sejenak apa saja yang sudah terjadi kepada jebe selama kurang lebih 2 minggu kehidupan awalnya didunia kampus. Pertama, pertemuan yang tidak terduga dengan emily, yang berujung pada hubungan mereka sebagai mentor – mentee. Apakah hanya sebatas itu? tidak ada yang tau. Satu hal yang pasti, mereka sudah bukan sekedar bertukar kontak, bertukar pesan, tetapi juga bertukar ludah Lalu peregangan otot dengan ryan—yang belakangan diketahui merupakan anggota TYW dan juga orang yang menganggu emily—yang berujung kemenangan mudah bagi Jebe. Lalu, pertemuan kedua jebe dengan Dio—Pacar Emily—yang bertemu dengan kakaknya, yaitu Kak Juli, kembali, dimenangkan oleh Jebe setelah mengalahkan dio dan juga kroco-kroconya. Hasilnya? Jebe melepas statusnya sebagai saksi, menjadi pelaku. Dalam artian, ia akhirnya berhubungan badan.

Setelah kejadian itu, kembali hal-hal berdatangan kepada Jebe, Dari korban serangan mental Gaby, menjadi partner ngegym, entah akan jadi apa mereka kedepannya. Fakta bahwa Gaby mengetahui jika jebe sudah dekat dengan perempuan lain—kejadian kissing antara Jebe dan Emily (gaby belum tahu kalau perempuan itu Emily)—membuat ia sedikit gundah dalam kedekatan mereka yang baru seumur jagung itu.

Setelah Emily, Gaby, sekarang giliran yoce. Cinta monyetnya Jebe saat smp. Ditolak, tak membuat jebe memastikan dukun bertindak. No-no. terlalu cepat. Mana mungkin juga siswa SMP akan berbuat sejauh itu, kepikiran pun nggak. Kembali, Jebe dipertemukan dengan Yoce dikampus ini. Berawal dari obrolan singkat, hingga akhirnya menjadi pasangan di acara ulang tahunnya Sasha, yang selanjutnya kita sudah tau bersama, Jebe mendapat hadiah yang spesial, sang pemilik acara itu sendiri. Amazing.

Nggak sampai disitu, Setelah terkuras tenaganya, ia pun harus kembali memuaskan sang cinta monyetnya yang merajuk karena iri tidak diperlakukan seperti sasha. Jebe bukan lah penjahat kelamin, ia tidak pernah meminta atau mengajak perempuan untuk berhubungan. Semua yang terjadi karena keadaan, yang kebetulan keduanya merupakan rasa terima kasih, atau hadiah. Dia hanyalah berusaha mengikuti arus. (arus yang enak ya be, jingan aku iri cukk)

Tapi sudahlah, kita harus terus melangkah maju. Mari kita lihat apa yang akan terjadi kepada Jebe.


Part 11 – Persiapan


Aku terbangun dari tidur yang tidak panjang itu. rasanya energinya belum sepenuhnya pulih. Ditambah, gravitasi dari ranjang sedang tinggi-tingginya sehingga sulit sekali untuk beranjak dari situ. Tapi aku harus melawannya, karena ada kelas yang akan dimulai jam stengah sembilan. Sekarang sudah jam stengah delapan.

“baiklah, tidur 15 20 menit sepertinya tidak salah kan?”gumamku.

Akupun memasang alarm yang akan membangunkanku dalam waktu 20 menit, sehingga kira-kira jam delapan kurang aku akan bangun, mandi, dan berangkat ke kampus. Rencana yang bagus.

Tapi gagal.

Sekarang jam 8.25.

Faking hell!!!!!

Bangsaaat lagi lagi gini lagi.


Aku terlambat lagi.

Aku pun langsung melakukan semuanya secepat mungkin. Merapikan kasur seadanya, mandi dan ganti pakaian, menyiapkan tas yang isinya Cuma buku binder notes, pulpen satu-satunya, dan air mineral botol yang kebetulan aku nyetok 2 dus langsung, untuk beberapa waktu kedepan. Dengan hoodie hitam, ripped jeans berwarna biru dongker, dan sepatu compass hitam, Aku pun langsung mengambil kunci blackie dan langsung ke parkiran kosan.

Aku lihat mang yadi sedang menyeruput segelas kopi hitam dan sepertinya sedang sarapan dengan nasi uduk.

“Mari mang, kuliah dulu.” Pamitku kepada mang yadi.

“siap mas hati-hati. Fokus pelajaran ya jangan wadon dulu hehe”Candanya kepadaku yang membuatku tersenyum saja.

Aku pun bergegas untuk berangkat. Untungnya hanya memakan 5 menit perjalanan, ditambah 5 menit persiapan kilat tadi, sehingga aku sudah sampai di parkiran pukul 08.35 dan langsung menuju ruangan kelas. Tidak apa-apa lah telat 5 menit.

Sesampainya dikelas, aku melihat bahwa ruangan sudah ramai oleh mahasiswa, tapi ternyata dosennya juga baru datang dilihat dari dia baru saja mengeluarkan laptop dari tasnya. Syukurlah. Aku pun langsung mencari kursi dan melihat bahwa teman-temanku, darma-aldi-fadhel, si tiga serangkai dan ada aku juga sih, jadinya empat serangkai, hehe.

“maaf bro, kursi ini ada orangnya ga ya?” tanyaku pura-pura kepada fadhel yang kebetulan disamping kursi kosong.

“oh maaf bro, kursi ini keisi, sama orang yang kayanya habis ena-ena sama ciwi dari fakultas lain nih. Kira-kira masnya tau ga orangnya itu yang mana? Soalnya mau saya pukulin.” Ternyata fadhel meladeni drama tidak perlu dipagi hari ini.

“bangsat.” Ucapku pelan dan langsung duduk tanpa menghiraukan mereka yang sedang ketawa-ketawa saja.

“jangan lupa brok, lu utang cerita.” Bisik aldi dan disusul anggukan darma. Sial. Apakah perlu kuceritakan detail, apa garis besarnya aja ya? Alahh, ngapain dipikirin banget sih ngab.

Kelas pun akhirnya dimulai. Mata kuliah kali ini adalah pengantar ekonomi, dimana bapak dosen menjelaskan prinsip-prinsip ekonomi yang cukup mendasar dan sudah pernah dipelajari sebelumnya saat sma, namun masih banyak juga materi yang aku belum tau. Beliau juga sedikit bercerita tentang masa lalu nya saat menjadi mahasiswa di kampus yang sama denganku. Dimana saat itu semua masih sangat terbatas dari fasilitas dan akses jika dibandingkan dengan zaman sekarang dimana materi dan buku sudah banyak tersebar di internet. Beliau juga menceritakan saat-saat krisis moneter yang pernah dialami negara dua dekade lalu. Tak terasa, dua jam pun sudah terlewat. Beliau juga tipikal dosen yang baik dan senang diskusi.

Sekarang sudah pukul setengah sebelas lewat, aku dan para himpunan keset sedang menuju kantin untuk makan karena aku lupa sarapan akibat terlambat bangun. Sesampainya dikantin, kamipun mencari meja kosong dahulu lalu memesan makanan dari berbagai penjual disini. Darma memutuskan membeli ayam bakar, Aldi dengan mie ayam bakso, Fadhel yang membeli seporsi dimsum dan siomay, dan aku membeli magelangan. Setelah kami makan, kami bingung mau kemana, karena kelas sudah berakhir, tapi jika pulang ke kosan masing-masing rasanya masih terlalu cepat.

“Udah, main ke apart gue aja yok.” Ajak Darma kepada kita semua.

“Boleh tuh, kita belom pernah liat tempatnya darma juga kan? Gimana be? Dhel?” Tanya aldi

“lah ayok”

“gas gapake rem”

Akhirnya kami pun sepakat untuk main ke apart darma dan berangkat dengan mobilnya. Alasannya? Biar nggak bayar parkir lagi di apartmentnya karena darma merupakan penghuni jadi sudah membayar setiap periode tertentu. motor aldi, fadhel, dan motorku pun akhirnya ditinggal di parkiran kampus dan tinggal kami ambil lagi nantinya, setelah memaksa darma untuk mengantar kami balik, hehe.

Perjalanan kurang lebih 10 menit, karena jaraknya yang tidak jauh, dan darma menyetir dengan santai. Setelah memarkirkan mobil di basement dan naik lift menuju unit darma, akhirnya kami pun sampai didepan pintu unitnya.

Ini bukan pertama kalinya bagiku untuk masuk ke unit darma, tapi yang pertama bagi aldi dan fadhel.

“anjing, bisa rapih juga lau cok. Apa lu nyewa orang buat bersih-bersih ya?” tanya aldi tidak percaya.

“hahah bangsat. Gini-gini gue juga gasuka kalo kamar kayak kapal pecah. Gaenak diliatnya.” Jawab darma.

Hmm, jika darma masuk ke kosanku, mungkin dia bakal marah dan memukuliku kali ya?

Aldi dan fadhel pun seperti room tour ala-ala vlogger di youtube.

“Oke gais welcom bek to my yusup cenel. Jadi hari ini aku mau room tour yeeaay”opening yang membagongkan dari aldi

“betul banget nih di, jadi kita bakal intip nih tempat tinggal dari darma si sadboy FE”

“bangsaattt ga banget tai” ucap darma keheranan melihat kelakuan dua teman gilanya ini.

Aku pun hanya tertawa melihat kelakuan mereka ini. Walaupun otaknya rada miring, tapi mereka seru-seru. Aku memutuskan untuk ke balkon dan membakar rokokku saja. Sejenak, aku kembali mengingat kejadian yang sudah kulewati beberapa minggu kebelakang ini. Benar-benar sangat berbeda saat aku masih di SMA. Apakah aku mengalami culture shock? Tapi kayanya nggak deh. Kondisi disini sama dikota ku gajauh beda. Mungkin hanya kehidupan yang lebih... wow disini. Tapi yaudah, kita ngga membahas perbedaan kota.

Tidak lama setelah aku membakar marlboro merah ku, muncul aldi dan fadhel yang sepertinya sudah selesai ngevlog.

“Tiba saatnya kita diacara utama pada hari ini. Yaitu sesi pemaparan materi dari Saudara Juan Bagaskara! Dengan bangga kami mempersembahkan tema hari ini: “Coba ceritakan apa saja yang kamu lakukan di Acara ulang tahun sashaaa!!” Aldi dan fadhel berbicara dengan nada seperti pembawa acara yang sudah terkenal dalam mengundang semangat para audiens yang hadir.

“Betul banget bung fadhel, dengan adanya acara ini, diharapkan kita sebagai audiens bisa mengetahui nih kiat-kiat untuk mendapat gandengan dengan mudah!” lanjut aldi.

Darma? Ia hanya ketawa-ketawa aja. Aku? Gatau lagi harus apa.

.
.

Akhirnya aku menceritakan semuanya. Siapa itu yoce, kenapa dia mengajakku, kondisi ulang tahun sasha, acara dan hadiah, hingga acara puncak alias meraih puncak kenikmatan dengan sasha, hingga saat aku juga kembali, membawa kenikmatan kepada Yoce.

Reaksi mereka bertiga? Berbeda-beda.

Darma? Seperti nggak kaget. Mungkin dia juga terjun didunia seperti ini. Aku tidak tau juga.

Fadhel? Antara percaya dan tidak percaya. Lalu hanya tertawa dalam nada seperti “bangsaaat kok bisaaa anjinggg”

Aldi? Nampaknya shock. Ekspresinya perlahan hilang dan tatapannya kosong. Apakah seperti itu efek dari ceritaku ini ya?

“woy, woy bangun bangun. Dah kelar seminarnya.” Celetukku untuk menyadarkan mereka.

speechless....***tau mau berkata apalagi... ketik 1 agar aldi bisa fokus” aldi yang masih kebingungan juga asal ceplos.

Fadhel pun menoyor kepalanya.

“blokkk!!”

“hehe lagian gua masih stengah kaget si bangsat ini ceritanya sangat gokil.”

“bilang aja lu juga pengen kan di”

“yaaaa, lebih kearah ga nolak sih ehe”

Aku Cuma bisa geleng-geleng aja.

“eh tapi si darma kayak santai gitu abis denger cerita lu be” Fadhel tampak penasaran sama darma yang seperti cukup santai.

“kenapa gua harus kaget?” jawab darma dengan begitu santai.

Sekarang giliran aku yang agak kaget.

“wow kayanya cerita lu lebih seru nih dari jebe. Perlu cerita juga nih keknya.” Aldi jadi makin penasaran.

“ah, itu untuk jadi cerita lain hari aja.”

kami pun ya ngangguk-ngangguk aja. Akhirnya kamipun lanjut dengan main PS4 yang ada disini. Bermain fifa 2021beberapa match, hingga tak terasa sudah jam dua hingga tiba-tiba unit darma ada yang mengetok. Ternyata mas-mas g*food. Sebelumnya kami memang sempat memesan kopi biar ga ngantuk dijam-jam rawan seperti jam 1 sampai jam 3 ini. Setelah break sejenak sambil ngobrol asal, tiba-tiba unit darma kembali diketok. Kami pun sempat berpandangan.

“Loh, dar lu mesen apa lagi?” tanya Fadhel sambil bermain fifa dengan aldi.

“nggak kok. coba tolong cek dah be. Gua mau ke toilet dulu.” Pinta darma sambil beranjak dari tempat duduknya dan menuju ke kamar mandi. Aku pun juga bergerak ke pintu untuk membuka sambil berteriak pelan “sebentar” agar tidak diketok-ketok lagi.

Saat aku membukanya....

.

.

“eh serius, thank you bangettt gab buat kemarin. Kalo gaada kamu aku gatau lagi deh bakal jadi apa...”

“eh iyaaa, santai aja sihh, aku juga gamau temenku kenapa-napa. Itu orang emang udah terkenal brengseknya ya. Udah tenang ya tenang. Sekarang udah aman kok.”

“iyaaa.. hiks..hiks..”

Gaby kini sedang berada di kamar lawan bicaranya ini, yang tampaknya masih agak shock dengan keadaan yang ia baru saja hadapi. Untung saja gaby kemarin pergi ketempat itu karena ingin mencari barang untuk keperluannya, hingga ia tidak sengaja melihat seseorang yang ia kenal, tampak ditarik oleh seseorang yang dikenal sebagai bajingan. Gaby pun tidak tinggal diam dan pelan-pelan membuntuti mereka hingga ke parkiran mobil, dimana sepertinya teman perempuannya ini akan dipaksa untuk masuk ke mobil si pria ini. Setelah menunggu momen yang pas, akhirnya gaby pun langsung melabrak si pria ini, atau dapat kita sebut, ryan.

“bangsatt lepasin temen gua!” teriak gaby sambil mendekat kepada ryan.

“lu siapa hah? Ngapain ganggu-ganggu gua? Apa mau ikut juga sama gua? Biar kita seneng-seneng bareng?”

“haha like hell gue mau ikut lu. Sekarang lepasin temen gue!” gaby kembali memojokkan ryan untuk segera melepas temannya ini.

“bangsat!! Coba aja kalau bisa sini. Jangan karena lu perempuan, gue jadi gaakan melawan”Ryan pun menjawab perintah dari gaby.

Ryan mendekat dan bersiap-siap untuk memberikan serangan kepada gaby, tetapi ia lengah. Gaby berpura-pura berteriak “gausah tungguin gue, kabur aja!” sambil melihat kearah mobil ryan. Ryan yang posisinya membelakangi mobilnya pun refleks menoleh kebelakang untuk melihat kondisinya, namun ia sadar, kalau ia tertipu gaby. Belum sempat ryan ingin menyerang, semua terasa sudah terlambat. Sepakan keras dari gaby telak mengenai kemaluannya. Tak terkira rasa sakit dan linu yang dirasakan dari jurus tendangan maut yang ditakuti semua laki-laki di dunia ini. Ryan pun tergeletak tak berdaya. Kesempatan ini pun digunakan gaby untuk membawa temannya pergi menjauh dan langsung mengantarnya pulang kekosan.

“hikss...makasih banyak gaby.... hikss...hiksss” Ucap perempuan itu berterimakasih sambil masih menangis.

“iyaa iyaa, udah tenang yaaa”

“iyaa gab.. temenin dulu disini yaa... gapapa kan?”

“iyaaa gapapa kokk, sampai kamu udah tenang, aku bakalan temenin kamu, emily.”

Ya, itulah yang terjadi kemarin saat Emily sedang berbelanja sendiri dan tiba-tiba bertemu dengan Ryan, orang yang pernah berusaha melecehkan dia itu. Untung pada akhirnya ada gaby yang menolongnya dan mengantarkannya pulang.

Saat ini mereka masih dikamar emily setelah emily memintanya untuk menemaninya kembali dan kebetulan gaby tidak mempunyai jadwal apa-apa setelahnya.

Emily masih belum bisa lepas dari kejadian kemarin. Tentu saja bukan hal yang mudah untuk melupakannya. Sialnya, ia jadi kepikiran akan seorang pria. Emily berandai-andai, jika saja pemuda itu ada saat ia pergi ke mall itu, jika saja pria itu menemaninya, jika saja, jika saja.

Tetapi semua itu hanyalah sebatas jika saja. Karena kenyataannya tidak seperti itu. Tapi terlepas dari semua itu, yang terpenting adalah semua sekarang baik-baik saja. Setidaknya saat ini, kan?

.

.

“lohhh, sha?” “Loh be?” Aku dan sasha sama-sama terkejut dengan situasi ini. Tetapi sasha lebih cepat tanggap dan langsung saja merangkul leherku dan ingin menciumku, tetapi aku tahan.

Not here, not now. Didalam ada temen-temenku.” Jelasku pada sasha.

but i’ve missed you. I missed it too.” Jawabnya dengan nada seduktif sambil perlahan tangannya turun untuk meraba yang ada dibawah sana. Oh God.

“Oh hei sha! Ayo masuk sini.” Darma tampaknya sudah akrab dengan sasha dan langsung mengajaknya masuk kedalam.

“Yo dhel, di. Kenalin temen gue, sasha. Sasha, ini fadhel dan aldi.” Darma memperkenalkan masing-masing mereka.

wait wait wait. Ini sasha.... as in sasha yang baru kita bahas tadi?” aldi tidak kuat untuk tidak bertanya keheranan yang tentu mengundang atensi dari sasha.

Fadhel pun dengan sigap memberi pukulan kecil tanda untuk tidak melanjutkan apapun yang ingin aldi katakan.

“gasopan cok.” Bisik fadhel

“sorry-sorry bablas ini mulut.”

Sasha pun hanya tersenyum saja.

“emang kalian tadi bahas apa tentang aku? Kalian berencana melakukan yang nggak-nggak ya sama aku?! Ahhhh, jebe tolong aku! Aku mau diapa-apain sama mereka” kembali ucap sasha dengan nada yang..... astaga...sangat memancing.

“woy sha kurang-kurangin lah gaya lu yang begitu. Temen gua meskipun muka-muka kriminal tapi mana berani begituan. Ngechat cewe aja paling juga malu-malu.

“bangsaaat nggak gitu ya” Protes aldi tidak terima dijatuhkan harga dirinya didepan perempuan cantik seperti sasha.

“hahahaa. Oh iya, ini sha barang titipan dari mama buat lo.” Ucap darma sambil memberikan sebuah tas bingkisan kepada sasha. Ada 3 tas tepatnya, tapi aku tidak tau isinya.

“ah iya, thank you ya dar, titip salam buat mama yaaa. Yaudah pamit yaa dar.” Sasha pun mendekat kepada darma dan memberikan kecupan dipipi.

“dan buat kamu Juan Bagaskara... do not forget our deal ya... see you soon dear..” iya juga pamit kepadaku, dan juga memberikan kecupan....dipipi juga.

Setelahnya sasha juga pamitan kepada aldi dan fadhel dan sambil bercanda sedikit. Membuat aldi seperti kehilangan arah hidup setelah harga dirinya direnggut begitu saja tadi.

Aku pun penasaran dan bertanya kepada darma bagaimana ia bisa kenal sasha.

“kok lu bisa kenal sama sasha, dar? Apa dia kenalan lama lu atau teman lama atau gimana?” tanyaku dan aldi serta fadhel sepertina juga cukup tertarik dengan percakapan ini.

“ah, dia itu temen gue dari kecil. Kebetulan kita tetanggan dan orang tua kita cukup dekat. Jadi kadang gue diminta sama orang tuanya buat bantu ngawasin sasha, karena orang tuanya kan kerja diluar negeri tuh.”

“Tapi lu liat sendiri lah, tipe-tipe sasha yang liar begitu susah kan buat dikendaliin. Jadi yaa gua biarin aja dia berbuat sesukanya tapi tetep gua pantau dan gua tanya kabar berkala, karena ya gua perlu sampein juga ke orang tuanya. Tapi sejauh ini baik-baik aja sih. Iya kan be?”

“lah kok nanya gua? Kan lu yang lebih kenal.” Tanyaku balik.

“iya sih, tapi kayanya sasha sama lu kayak udah akrab.”

Aldi dan fadhel diam dan saling bertatapan. Aku seperti menangkap apa maksud mereka. Dan aku berniat untuk diam saja. Bagus kalau dia sudah lupa.

“HAHA yakali gua lupa nyet apa yang udah lu lakuin sama temen dari kecil gue. Kalo aja bukan karena lu, atau karena paksaan, lu udah gua bantai njing haha”

Serem juga darma.

“Lah berarti lu kemarin ada dong di acaranya sasha?” tanyaku kembali sambil memastikan apakah ia datang ke acara tersebut.

“ya iya dong. Tapi gua sebentar doang. Karena ada kegiatan juga yang harus gua lakuin saat itu. tapi gue liat lu kok saat ikut lomba tatap-tatapan sama sasha. Hebat juga lu bisa ngalahin doi. Gua aja gapernah bisa. Karena belum apa-apa pikiran gua udah kemana-mana.” Jelas Darma

“yaa bener juga sih, sasha tatapannya maut, gua juga kaga berani lama-lama.” Jawabku

“hmmm asik yah ngobrol berdua aja, kita jadi figuran aja inimah dhel” Aldi ikut nimbrung walaupun gapaham pembicaraan kami.

“ah lu doang kali di, gua biasa aja.” Jawab fadhel yang membantah perkataan aldi sebelumnya.

“tai, dukung lah temanmu ini.” Sungut aldi karena dia ditinggal oleh fadhel. Drama lagi.

Setelah kurang lebih 15 menit kami menghabiskan kopi kami sambil ngudud dan ngobrol, kami pun memutuskan untuk menyudahi kegiatan kami dan kembali ke kampus untuk mengambil motor dan pulang.

.

.

Saat ini aku sudah di selasar kampusku, sedang menuju parkiran. Setelah berpisah dengan aldi dan fadhel karena mereka diminta untuk bertemu dengan pembimbing akademik, sedangkan aku dijadwalkan untuk bertemu dengan dosenku pada hari rabu. Saat sudah hampir sampai parkiran, tiba-tiba aku dipanggil.

“Oi, jebe kan?” panggil pria itu.

Aku pun menoleh, dan menemukan bahwa bang abi, Ketua panitia ospek yang memanggilku.

“eh bang abi, iya kenapa bang?” jawabku sambil berjalan kearahnya.

“Mau kemana kamu?”

“Mau pulang lah bang.”

“haha enak aja pulang, sini ikut forum.” Ajak Bang abi kepadaku. Hah, forum? Forum apa?

“ada forum apa bang emangnya? Kok aku sampai diajak?”

“Yeh, emang belum dikabarin di group chat angkatan?” tanya Bang Abi kembali.

Ada info apa memangnya ya? Aku juga memang belum sempet membuka handphone dari tadi karena asik ngobrol dan main bersama darma dkk. Aku pun membuka ponselku yang sudah agak eror itu dan melihat digrup chat, bahwa ada forum dari setiap ketua kelompok ospek sekaligus sosialisasi ketua angkatan.

“Oh iya bang bener ada infonya. Maaf dari tadi aku belum sempat buka handphone.”

“yaudah ayok ikut sini, udah mau mulai acaranya.”

Aku pun ikut dengan bang abi dan menuju lokasi forum itu. ternyata lokasinya adalah dibelakang kantin, tepatnya disamping smoking area. Ada sebuah tanah kosong yang mempunyai view danau—iya dikampusku ada danau dibelakang fakultasku. Area tersebut cukup luas untuk menampung orang yang cukup banyak.

Bang abi pun maju kedepan tanda forum akan segera dimulai.

“Oke, karena semuanya udah pada hadir, jadi forum ini akan segera aku mulai. Sebelumnya thank you yang udah hadir tepat waktu buat forum kita disore hari ini. Langsung aja kepada intinya. Pertama, selamat datang adek-adek perwakilan kita di kampus ini, semoga kalian betah dan eksplorlah diri kalian sebanyak mungkin. Perluas relasi disini. Dan jangan takut buat salah. Itu wajar kok. kita semua pasti pernah salah.”

Ucapan bang abi perlahan diikuti oleh tepukan tangan dan kembali meredup.

“oke gua lanjut aja ya. Sekarang kita bahas tentang ketua angkatan. Mungkin sebelumnya temen-temen ketua dan wakilnya bisa maju dan memperkenalkan dirinya dulu.” Lanjut bang abi sambil mengajak para senior ini untuk memperkenalkan dirinya.

Pria pertama memperkenalkan dirinya.

“salam semuanya. Perkenalkan, aku Arik, sebagai ketua angkatan tahun 20xx.” Pria yang bernama arik itu memperkenalkan dirinya.

“halo semuanya, kenalin, aku rifka sebagai wakil ketua angkatan tahun 20xx”selanjutnya ada perempuan yang berwajah manis itu.

Ternyata mereka satu angkatan diatasku.

Selanjutnya mereka memperkenalkan diri lagi. Ada Bang Satya dan Ka michelle yang dua angkatan diatasku. Dan yang terakhir ternyata adalah bang abi itu sendiri, dan wakilnya yang bernama kak gracia.

“Oke, aku lanjut lagi. Sekarang adalah giliran angkatan kalian yang udah mulai mencari ketua angkatan. Nanti kita akan adakan pemilihan, dan akan ada 3 calon yang akan berkesempatan untuk menjadi ketua angkatan.” Lanjut bang abi.

Menjadi ketua angkatan? Semoga bukan aku deh. Aku kurang suka jika menjadi seseorang yang mencolok. Walaupun kenyataannya sudah dua kali aku menjadi pembicaraan orang. Pertama, masuk instagram dari gaby si komdis cantik, dan yang kedua sudah pasti menang dalam kontes tatap-tatapan dengan sasha si perempuan liar yang membuatku menggila.

Setelah pengumuman itu, kita hanya ngobrol-ngobrol sejenak saja selama beberapa saat sampai hingga tak terasa sudah jam 5 sore. Akhirnya kami dibubarkan dan diminta meneruskan info kepada teman-teman kami yang lain. Akupun bergegas untuk pulang dan memutuskan untuk membeli makan dahulu sebelum kekosan. Kutancap motorku untuk menuju warteg kabe dibelakang kampus yang sudah terkenal dikalangan mahasiswa disini karena harganya yang bersahabat, porsi yang lumayan, lauk yang beragam, dan buka 24 jam. Kekurangannya? Ramai. Sangat ramai. Salah pemilihan jam datang, maka kamu akan lama baru bisa duduk dan makan. Semoga kabe lagi ga rame.

.

Untungnya, saat aku datang, masih ada 1 meja kosong tersisa dan dua kursi. Aku langsung saja berniat untuk ngetagtempat biar ga diambil orang, dan ketika aku mau meletakkan hoodieku sebagai penanda, ada jaket denim juga yang ditaro bersamaan dimeja itu.

Loh?

“Loh, jebe?” tanya perempuan itu yang cukup terkejut untuk sesaat. Namun tersenum setelahnya.

“eh, vivi. Hai!”

.

Akhirnya aku dan vivi memutuskan untuk berbagi meja, toh karena memang sama-sama butuh, dan kita juga tidak ada masalah apa-apa. Aku dengan nasi, orek tempe, telor ceplok, dan sayuran plus krupuk. Vivi dengan nasi, sayur sop, dan ayam goreng, serta sambal. Kami pun makan dengan tenang dan bercakap sesekali.

“Apa kabar?” tanyaku mengawali.

“hihi yaampun be, kita baru ngga ketemu beberapa hari udah kayak abis pisah bertahun-tahun ajaa.” Jawabnya. Bener juga. Jebe, jebe. Gaada hebat-hebatnya kalau bicara sama gadis cantik.

“oh iya yah? Udah lupa soalnya hehe.”

“hmm iyaa iyaa. By the way baru balik banget dari kampus? Emang jadwal padet apa gimana?” Tanya vivi sambil meminum teh hangatnya.

“ah, nggak kok. tadi sempet main sama temen ke tempatnya, terus tadi ada forum ketua kelompok gitulah. Intinya mau ada pemilihan ketua angkatan gitu.”

“oalaah, mau ada pemilihan ketua yaa? Btw kamu mau nyalonin ya be?”

Aku langsung tersedak mendengarnya. Nggak laah!!

“nggak ah, males haha. Mau agak nyantai aja aku mah vi” jawabku. Aku memang nggak ada niatan untuk jadi ketua angkatan. Sepertinya akan sulit.

“nyalonin aja sih, aku dukung kok hihi.”

“nggamau tetep”

“iyaaa iyaa, tapi hati-hati aja yaa kalautiba-tiba kamu kepilih”

“yaa jangan didoain yang begitu dong”

“haha iyaa iyaa.”

Kami pun melanjutkan sesi makan kami hingga akhirnya selesai juga. Lalu kami membayar dan keluar dari warteg kabe. Saat aku menyadari kalau vivi berjalan kaki, aku mengajaknya untuk pulang bareng, biar aku antar saja.

“yuk aku anterin vi sampe kosan”

“eh serius nih gapapa?”

“yeeeh santai aja, deket ini. Jauh juga aku jabanin hehe.”

“yeeh bisa aja masnya, yaudah makasih yaa.”

Vivi pun naik dan duduk dijok belakang blackie.

“Berangkaaat” ucapku dengan ala-ala pemeran di sinetron tukang ojek pengkolan.

.

Akhirnya kitapun sampai di kosan empat mawar, tempat vivi, gaby, dan emily tinggal selama kuliah disini. Aku jadi berpikir, nanti kalau aku pacaran dengan salah satu dari mereka gimana ya? Ah, tampaknya aku mikir kejauhan. Ngapain pacar-pacaran. Entar-entar aja lah.

Vivi pun berpamitan kepadaku dan langsung masuk kedalam kosannya. Aku langsung juga menancapkan gasku hingga akhirnya aku melihat seseorang yang berada diarahku. Ternyata...

.

“Jadi itu yang namanya Jebe?” tanya Arik.

“yep, dialah jebe itu.” Jawab Abi kepada arik.

“Keren juga dia. Belum apa-apa udah menarik perhatian, termasuk tyw.” Tiba-tiba Satya ikut dalam pembicaraan ini.

Satya, Arik, dan Abi sedang berada di Warkop dekat kampus selepas mengadakan forum tadi dan bercengkrama sebentar. Rifka, Michelle, dan Gracia sudah pulang setelah mereka diantar oleh para pemuda ini.

“Ya begitulah. Udah denger kan, kalau dia mengalahkan Ryan, juga Dio dalam kurun waktu yang berdekatan?” Lanjut Abi.

“Serius?”Satya tampak tidak percaya dengan fakta yang baru diungkapkan Abi.

“Jujur ini tidak bisa dibiarkan terus. Kita tau kalau FE memutuskan untuk tidak berhubungan dekat dengan TYW, karena konflik beberapa tahun yang lalu itu.” pungkas Arik.

“Itu yang aku takutkan. Aku takut jika akan ada konflik lagi. Tetapi kurasa TYW sudah menaruh perhatian kepada Jebe. Kita harus mulai mengawasinya juga. Dia bisa jadi pegangan kita, tapi bisa saja dia jadi aset TYW nantinya. Entahlah apa yang terjadi jika Jebe sampai ada di Pihak TYW.”

“aku akan memastikan bahwa Jebe tidak akan bergabung dengan TYW. Namun cepat atau lambat, Jebe pasti akan bertemu dengan sang pimpinan TYW, atau setidaknya si orang kepercayaannya.” Lanjut Abi.

“Siapa memangnya pimpinan dan orang kepercayaan TYW itu? aku tidak pernah mendapat info yang valid.” Tanya Satya.

“Aku juga selama ini hanya mendengar kabar burung mengenai siapa pimpinan TYW. Tapi akhirnya aku pun tahu setelah mendapat info dari temanku di Fakultas Hukum.”

“Siapa bi orangnya?” tanya arik yang sama penasarannya dengan satya.

.

“perkenalkan.” seorang pria tiba-tiba muncul.



Bersambung...
 
selamat malam suhuu semua. maafkan ane yang telat update. padahal bahan udah siap, tapi belum sempat untuk mengupload diforum kesayangan kita semua. semoga saya tetap konsisten dalam mengupload kelanjutan dari si gondes Jebe ini. Terima kasih banyak atas komentar dan dukungannya suhu.

stay healthy, stay safe, and stay sane.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd