Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Life of JB

Part 9 – Prediksi.

Yoceline



Hari demi hari kembali diriku jalani sebagai mahasiswa. Meskipun belum terlalu terbiasa (yaiyalaah ts aku belum genap seminggu kuliah asuuu) dengan suasana kampus, tapi setidaknya aku sudah mulai hafal dengan fakultasku sendiri. Gedung perkuliahan, gedung dosen dan dekan, Gedung student center, Perpustakaan, dan kantin. Tempat-tempat tersebut sudah kuhafal dimana posisinya. Memang nggak terlalu penting sih, tapi ya dihafalin aja, siapa tau ketemu teman atau orang dari luar fakultas ini yang bertanya kepadaku dimana ini, dimana itu, aku bisa jawab.

Beberapa hari ini, perkuliahan yang kujalani cukup lancar. Mata kuliah yang kuambil bisa kuikuti dengan cukup baik. Namun ada hal yang menarik dalam perkuliahanku ini. Yaitu pertemuanku dengan Himpunan keset—Fadhel, darma, dan aldi—yang sudah seperti takdir. Setelah kami sekelas pada mata kuliah pengantar Manajemen, ternyata kami juga sekelas dengan mata kuliah lainnya.

Sebelumnya pada hari senin malam, setelah aku pulang dari kosan gaby, aku iseng membuat group chat yang berisi ketiga temanku itu. Lalu aku bertanya apa saja mata kuliah yang mereka ikuti. Pertama, mata kuliah pengantar ekonomi. Aku bertanya apakah kode kelas mereka. Dengan kompak, mereka mengatakan bahwa mereka berada di kelas dengan kode C. Sama denganku. Lalu kutanya lagi, sekarang mata kuliah Akuntansi. Lagi-lagi, mereka sekelas dengan diriku. Sekalian saja kutanya semua mata kuliah yang kuikuti dan kutanyakan apakah kode kelas mereka. Bangsat, sama semua. Aku sekelas dalam semua mata kuliah sama mereka bertiga. Hadeh, hancur dunia persilatan. Bersatu dengan orang-orang sableng selama satu semester ini. Semoga aku tidak gila. Tapi gapapa sih, mereka orangnya asik-asik.

Akhirnya seminggu pertama kuliahku berjalan mulus. Sesekali, aku berpapasan dengan Emily yang sedang berjalan bersama teman-temannya. Aku hanya menyapa dengan senyuman yang dibalas dengan senyum manisnya itu. Tenang be, ini dikampus. Jangan buat yang aneh aneh ya. Begitupun dengan Gaby, setelah latihan bareng kami senin lalu, aku juga sesekali berpapasan dengan dia di kantin atau di lorong menuju gedung kelas. Karena gaby dan aku yang berbeda jurusan, jadi kami beda gedung. Gaby tampil cantik dengan setelan khas anak kampus. Kaos polos dengan cardigan panjang dikombinasikan dengan celana jeans yang benar-benar membentuk badannya yang indah. Tak jarang, aku juga berpapasan dengan vivi si pemilik senyum gingsul yang gaada obat. Tampaknya aku tidak selalu sekelas dengan vivi. Tak apalah pikirku.

(sekilas info, di kampusku untuk jurusan ilmu ekonomi dan jurusan manajemen berada di Gedung A, sedangkan jurusan akuntansi berada di Gedung B.)

Sekarang hari sabtu pagi, aku memutuskan untuk pergi ke stadion kampus untuk jogging selama kurang lebih sejam, lalu pulang sambil membeli sarapan nasi uduk yang berjualan dekat kosanku. Makan nasi uduk di sabtu pagi emang gapernah salah. Tambahin tempe goreng satu atau bakwan, rasanya seperti kebahagiaan hakiki. Siangnya, aku disibukkan dengan tugas, karena sudah ada tugas yang diberikan oleh beberapa dosen. Tugasnya tidak susah, cuman ribet, karena kita harus mengambil data dari jurnal-jurnal atau hasil riset ilmiah. Lalu hasil data itu kita interpretasikan dengan kaidah-kaidah yang sudah dipelajari sebelumnya. Setelah kurang lebih dua jam mengerjakan tugas dan mengirimnya kepada email dosen, aku beristirahat sebentar. Sorenya, aku terbangun. Hm, dua jam tidur siang membuatku fresh kembali. Lalu aku melakukan simple workout selama 30 menit, seperti push up, sit up, burpees dan beberapa gerakan lainnya yang pastinya sudah familiar ditelinga kita semua. Setelahnya, aku mandi lalu kembali merebahkan diri di kasur, karena merasa bingung harus melakukan apa. Lalu aku kepikiran dengan ka Juli, tepatnya kejadian yang kami lakukan beberapa waktu lalu itu. Aku masih tidak menyangka bahwa akhirnya aku akan melakukan hal tersebut dengan kakakku yang cantik itu. Bukannya aku tidak senang—senang sekali malah—tapi aku jadi kepikiran, apa yang terjadi jika sore itu aku tidak memutuskan untuk mengunjungi kak juli. Kenapa juga kak juli mau ke tempat seperti itu, lagi? Apa dia sudah lupa dengan tragedi itu- tragedi yang tidak akan pernah ia lupakan, apalagi diriku.

Disaat sedang berpikir dengan serius itu, ponselku bergetar tanda notifikasi masuk. Aku cek, dan itu berasal dari grupku – himpunan keset. Aldi membuka obrolan dengan mengajak nongkrong, sekalian malam mingguan katanya. Dasar jomblo, malam mingguan sama batangan juga.

(gasadar diri kamu hey gondrong!!)

Setelah berdiskusi mengenai kemana kita harus pergi, akhirnya kami memutuskan untuk makan saja, lalu menuju apartment aldi untuk nongkrong. Aku bersiap-siap dan mengganti pakaianku. Hoodie hitam, celana chino abu-abu, dikombinasikan dengan sepatu c*mpass hitam yang berhasil kubeli dengan harga ritel, mengingat stok yang sedikit dan pembeli yang banyak. Hehe jadi curhat. Lalu aku mengambil motorku dan berangkat untuk menjemput darma terlebih dahulu di kosannya. Sedangkan Fadhel menjemput Aldi di apartmentnya dan langsung menuju tempat makan yang sudah kami sepakati sebelumnya.

Setelah 40 menit perjalanan, kami sampai juga di AFF atau Ampera Food Festival. Tak lama, fadhel dan aldi juga sampai dan langsung bergabung dengan kami yang sudah mendapat meja dulu. AFF ini sejenis food court tapi berada di lokasi outdoor. Di AFF ini, banyak warung makan—mungkin terlampau banyak, lebih dari 25 warung makan dan minum—yang menawarkan berbagai santapan yang pastinya menggugah selera. Jika kalian masih ingat dari cerita-cerita ku sebelumnya, kalian pasti tau kan apa yang bakal aku pesan dimanapun lokasi makannya? Yak betul, tidak lain dan tidak bukan. Nasi goreng. Sebenernya bukannya aku gamau makan makanan lain, tapi rasanya nasi goreng itu simpel. Hampir disetiap restoran menyajikannya. Bahannya juga simpel, yaitu nasi. (wow aku baru tau kalau bahannya nasi goreng itu nasi, terima kasih ts :))))) )

Tapi, hari ini beda. Aku tiba-tiba sedang tidak mau nasi goreng. Sebuah kejadian langka dalam hidupku. Rasanya lagi bener-bener ingin menghindar dari makanan itu. Jadinya aku memesan sate taichan dan es teh manis saja. Sementara teman-temanku sedang berpencar untuk menentukan makanan apa yang ingin mereka santap kali ini.

Setelah memesan, dan ingin kembali ke kursiku. Aku melihat sosok perempuan yang sedang duduk tak jauh dari mejaku. Aku berusaha menatapnya untuk mengingat-ngingat siapakah orang itu, yang ternyata kusadari juga menatapku dari tadi. Akhirnya aku memberanikan diri untuk berjalan kearahnya, bodo amat dah kalau salah. Entar tinggal puter balik kalau salah. Semakin dekat, semakin dekat, eh orangnya malah berdiri lalu mendekat kearahku juga. Waduh. Setelah sudah sangat dekat, aku ingat juga siapa perempuan ini. Sang cinta monyet, yoceline.

“Hai yoce. Ganyangka bisa ketemu disini” ucapku ramah sambil membuka perbincangan.

“Hey sombong.” Kata-katanya sukses buat aku bingung. Sombong?

“Baru ketemu udah dibilang sombong. Gangerti lagi aku. Huft apa salahku ibuu?” kataku kembali dengan ala-ala drama.

“Ihhh ngeselin banget” katanya sambil mencubit kecil perutku yang buat aku mengaduh, dikit aja tapi.

“ihh kenapa sihh yoce? Baru juga ketemu lagi udah marah-marah.” Kataku kebingungan.

“bodo amat ah!!! Pokoknya aku kesel sama kamu. Masa gapernah kontak aku lagi!? Udah tau kangen sama temen lama, tapi gaada kabar sama sekali!!”

Tunggu-tunggu. Kesel? Kangen? Naniii???

“hahhh, kamu itu yoce, ada ada aja deh. Gimana mau dihubungin, kita aja belum sempet tukeran kontak.”

“Kontakku masih sama dari dulu pas kita masih SMP. Gaberubah sama sekali. Hebat kan aku!??!” ucapnya sambil memuji dirinya sendiri. Tapi sambil kesel juga.

“hmmm iyaa iyaa kan aku juga gatau kalau kontakmu masih yang lama. Yaudah ulang ya. Apa kabar kamu? Kebetulan ya kita ketemu disini. Sama siapa perginya kamu?” tanyaku dengan baik, sopan, santun, yang bagus-bagus deh. Biar ga bikin singa ngamuk lagi. Cantik-cantik kerjanya marah.

“kabarku baik. Eh nggak baik! Soalnya kamu gapernah ngehubungin aku!! Aku kesini sama temen-temenku tuh.” Sambil menunjuk kearah mejanya yang terisi 3 orang perempuan lainnya.

“Oh baguslah kalau baik-baik aja. Iya iya aku minta maaf ya kalau gapernah hubungin kamu lagi wahai cinta monyetku hahaha.” Kataku sambil tertawa lalu mencubit pipinya gemas. Kalau dipikir-pikir, darimana keberanianku untuk tiba-tiba mencubit pipi perempuan sembarangan. Kalau dia gaterima, terus teriak dengan berkata bahwa aku mau melecehkan dia? Wah gawat banget kan. Tapi yang terjadi sangat berbeda. Ia malah tersenyum indah, lalu ikut mencubit pipiku.

“diem, aku masih marah sama kamu be.” Jawabnya, tapi dengan nada yang sudah agak berubah, seperti nada mau nahan-nahan bahagia gitu loh.

“ih kan aku udah minta maaf yoce, aku harus apalagi biar kamu gamarah?”

“hmmmmm, aku tau. Sini ikut aku.” Jawab dia singkat lalu menarik lenganku untuk ikut dia. Disaat yang sama aku melihat darma baru saja kembali sehabis memesan makanannya lalu melihatku.

“woee cuk mau kemana? Itu perempuan siapa? Wah jangan-jangan ente mau....”

“Gausah mikir aneh-aneh, ini temen gue, dia minta ditemenin mau mesen makan. Dah sana balik lau, ntar gue nyusul.” Jawabku asal yang hanya dibalas dengan senyum yang mengintimidasi. Aku cukup yakin sebenarnya ia punya berbagai pertanyaan. Tapi akan dia tanyakan diwaktu yang tepat. Asu lah. Siap siap deh buat apapun yang terjadi. Lagian kenapa juga nihh perempuan tiba-tiba narik aku ya? Hmmm.

Ternyata jawabanku tadi ke darma ga sepenuhnya salah. Yoceline memang mengajakku untuk nemenin dia memesan makanan. Kali ini pilihan dia adalah mie ramen dan juga dua piring sushi porsi kecil.

“Udah kan yo? Nemenin beli makan doang kan?” tanyaku kepadanya.

“Enak aja! Nggak ini doang lah! Sebenernya aku ajak kamu jauhan tuh, karena aku butuh bantuan kamu.” Huh? Bantuan apa?

“Bantuan apa? Kamu baik-baik aja kan? Atau ada sesuatu yang buruk terjadi?” jawabku setengah khawatir.

“ngga kok, ngga sesuatu yang buruk. Tapi mungkin akan buruk, kalau kamu gamau bantu aku.”

“yaudah kasih tau yo, bantuan macam apa yang kamu inginkan? Aku gamau ah beli kucing dalam karung.”

“Jadi tuh be..” ceritapun dimulai.

Yoceline bercerita bahwa besok, ia harus menghadiri acara ulang tahun sahabatnya, yang kebetulan membuat sebuah house party didaerah elit Jakarta selatan. Peraturannya adalah, setiap orang yang datang ke pesta ini, wajib membawa pasangan, entah pria atau wanita, terserah. Tetapi diharuskan membawa pasangan, karena jika tidak maka ada sejenis challenge yang harus mereka lakukan disana. Yoce tau, bahwa tantangan tersebut bakalan nggak bagus, karena dia kenal seberapa iseng temannya yang berulang tahun ini—kita sebut saja nama temannya adalah Sasha. Maka dari itu ia sebenarnya sudah memikirkan siapa kira-kira orang yang cocok dijadikan pasangannya. Dia sudah mengajak beberapa teman wanitanya—yang merupakan teman satu circlenya—tetapi sudah membawa pasangan masing-masing. Sebenarnya, ia sudah mendapat tawaran dari seorang laki-laki, tetapi yoceline tidak mau. Karena lelaki ini terkenal akan ke-brengsek-annya dikampus. Bisa saja hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, atau lepas kendali.

Lalu karena hari ini adalah h-1, yoceline hampir menerima tawaran lelaki tersebut, sampai akhirnya ia bertemu denganku di Ampera food festival ini. Ia rasa ini merupakan pertanda bahwa ia memang harus menolak ajakan dia, dan mengajak diriku untuk menemani ia besok.

“oalah, gitu toh. Tapi emang gapapa? Kan dia gakenal aku yo.” Tanyaku memastikan.

“gakpapa. Mau siapa aja mah boleh asal emang beneran pasangannya, maksudku pasangan selama diacara tersebut.”jawab ia meyakinkan.

“hmmm, yaudah gapapa, kasih tau aja dimana aku harus jemput kamu. Tapi motoran gapapa kan? I mean.. ke pesta begituan kan biasanya perlu mobil..”

“masalah itu gampang. Besok kamu datang aja ke apartmentku. Apartment cempaka. Tower B. nanti nomor apartmentnya aku kabarin besok. Kita bisa pakai mobilku. Kebetulan aku bawa mobil.” Jawabnya sambil memberikan senyum. Manis.

“oke deh bu. Siap! Aku bakal bantuin. Tapi gantinya traktir makan ya, hahaha. Maklum anak kosan.”

“iyaaa iyaa ganteng. Kamu gausah pikirin masalah itu.” Ia mendekat kearahku dan berbisik. “nanti aku kasih hadiah yang enak deh, hihii.” Kata-katanya sukses bikin aku bergetar. Brrrr. Kayak tiba-tiba disiram air dingin. Lebay.

“yaudah yaudah, nanti aku kabarin lagi yaa. Oh iya satu lagi, pakaiannya formal ya. Tau kan harus berpakaian gimana?” tanya yoce lagi sambil berjalan sebelum berpisah menuju meja kami masing-masing.

Aduh, aku gapunya pakaian formal lagi. Siapa juga kan yang berpikir kalau anak kuliahan yang ngekos, bakal nyetokpakaian seperti jas dan pakaian formal lainnya? Paling kan hanya kemeja. Celana bahan pun aku gabawa. Aku bakal tanya ke fadhel deh sebagai anak yang memang tinggal dirumah, atau mungkin darma yang tinggal di apartment bakal punya. Agaknya darma ini seperti anak yang hobi partying till drop.

“Oke deh yoce, aman kok.” positive thinking aja kalau bakal dapet pinjeman. Kalau gadapet ya mau gamau pake kemeja aja. Udah cukup formal kok kayanya.

Setelah itu kamipun berpisah dan kembali kemeja masing-masing. Fadhel, aldi, dan darma sudah asik dengan santapan mereka masing-masing, sedangkan makananku sepertinya baru saja datang karena masih berasap kuliat.

“Oke, wahai jebe yang terhormat. Perlu kita perjelas lagi, atau mau langsung cerita? Tentang apa yang baru gue lihat tadi. Keputusan ditangan anda.” Tanya darma yang sukses membuat diriku diskakmat olehnya.

Aku menghela nafas, lalu membuangnya. Lalu akupun bercerita.

“baiklah. Gue bakal cerita. Jadi perempuan tadi adalah yoceline, dia anak kampus kita juga, tapi beda fakultas, dan begonya sampai sekarang gue belom tau dia anak mana. Oh ya, dia juga dulu temen SMP gue. Jadi tadi dia minta tolong gue, buat jadi pasangan dia di acara birthday party temennya yang bernama sasha. Dia sebenernya udah diajak oleh seorang laki-laki yang gue gatau siapa, tapi dia tolak. Ditambah pertemuan kita yang nggak sengaja tadi membuat dia yakin untuk ngajak gue dan nolak tawaran orang lain itu.” Aku bercerita singkat.

“oalah, temennya sasha toh.” Fadhel bersuara.

“lau kenal dhel?” tanyaku padanya.

“kebetulan gue kenal. Kita satu SMA, tapi Cuma sekelas pas kelas 11 sih. Dia orangnya tajir banget pak, gaboong. Dulu aja pas sweet seventeen party dia, dia bener-bener ngundang satu angkatan buat dateng keacaranya. Bahkan dia nyewa ballroom gitu yang bener-bener gede. Kenal gakenal, semua bebas datang. Gue dateng sih, walaupun galama, karena gua juga gakenal deket kan. Jadi Cuma sekedar kasih selamat, makan, ngobrol bentar ama temen, cabut.” Jelasnya.

by the way, dia anak FISIP. Hubungan internasional kalo gasalah jurusannya. Jadi kemungkinan besar yoceline yang ngajak lu itu, fakultasnya ya FISIP juga. Mungkin satu jurusan juga. Ada baiknya lu tanya aja besok.” Lanjutnya lagi. Nampaknya fadhel ini orangnya diam-diam menghanyutkan. Dia sepertinya punya banyak info ataupun gosip dikampus ini. Hebat.

“okay, okay. Tapi ada masalah lagi nih bro...” aku melanjutkan. “yoceline bilang kalau besok itu acaranya formal, jadi pakaiannya harus formal gitu. Gue gaada jas dan celana bahan gitu kan, jadi paling gue pake kemeja aja sama ankle pants, sama pake sneakers.”

Suasana hening sejenak.

“yaelah, lu kayak ngomong ama siapa aja. Gue ada jas kok di apart, kalau mau ama turtleneck sekalian. Kan cocok tuh perpaduannya.” Darma memecah keheningan.

“ah gila lu bro, lu emang sohib gue banget. Bangga gue sama lo. Kacaw men.” Kataku memujinya yang dia balas dengan buang muka seperti orang ngambek, tapi habis itu senyum dan ngangguk.

“Dah, masalah kelar kan. Mending sekarang lau abisin itu makanan lu, baru kita balik.” Kali ini giliran aldi yang bersuara yang disambut oleh anggukan pelan dari kita.

“Yah, masa langsung balik. Sebatbut dulu lah.” Aku membalas.

“oh iya bener juga. Masa ritual mau dilewatin gitu aja sih brooo.” Fadhel membalas tanda setuju.

Akhirnya kamipun menyelesaikan makan kami lalu melanjutkan kepada ritual utama, yaitu sebatbut. (sebatbut = sebatang baru cabut.)

Ngerokok abis makan itu emang rasanya paling mantap. Apalagi rokokan filter. Bener-bener definisi bahagia itu sederhana.
Apalagi rokokku itu malmer atau marlboro merah. Emang rada mahal sih, tapi udah kebiasa, jadi bisa apa? Hehe. Tarikannya juga udah pas sama diriku.

Setelah menjalankan ritual yang menyenangkan itu, kami pun bergegas untuk pulang. Aku mengantarkan aldi kembali kekosannya terlebih dahulu.

Aku sudah berada dikosanku, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Akupun sudah bebersih dan mandi, dan bersiap untuk melakukan aktifitas apapun sebelum tidur nanti. Aku memutuskan untuk membuka netflix aja sambil menunggu rasa kantuk datang. Aku saat ini menonton sebuah series berjudul narcos. Serial ini bercerita berdasarkan kejadian nyata tentang seorang gerbong narkoboy yang sangat terkenal yaitu pablo escobar. Serial ini benar-benar seru pikirku, karena bercerita dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut pandang para polisi yang berusaha menangkap pablo, dan sudut pandang pablo itu sendiri tentang bagaimana ia membangun kerajaannya yang sangat besar itu.

Total tiga episode sudah kutonton hingga akhirnya aku mengantuk dan menghentikan aktifitasku ini. Aku menutup laptopku dan bersiap untuk tidur hingga aku menerima chat dari seseorang. Siapa sih ngechat udah mau jam 12 malem gini?

Ternyata chat dari Emily. Sang bidadari pertamaku.

‘jebe, udah tidur belum?’

‘baru mau sih ini em, kenapaa?’

‘hmmm besok sore kosong ga? Kalo kosong temenin aku yuk mau nyari baju sama celana di uniqlo’

‘yaaah maaf banget em, tapi kalau besok sore aku gabisa, aku harus pergi keacara birthday party temennya temenku gitu. Aku diminta nemenin dia. Maaf yaa kalau besok gabisaa.’

‘oh gitu, yaudah deh. Maaf ya ganggu malam-malam. Have fun besok.’

‘okeee thank you em.’

Pesan terakhirku pun hanya diread oleh dia. Aku gamau ambil pusing. Karena nyatanya aku memang gabisa kan. Lagian juga kenapa ga ajak pacarnya aja ya? Nggaktau ah pokoknya. Dah lah mending tedorrr


( pesan singkat dari ts. Kalau mau nonton narcos, ts sangat merekomendasikannya untuk menontonnya. Bagus banget, dan bener-bener tegang dari awal. Tapi yang jelas ada adegan SS nya HAHAHA. Ssnya lumayan jelas lagi. Udah itu aja, sekarang kita lanjut ke ceritanya )


Sekarang sudah sabtu pukul tiga sore. Acaranya akan dimulai pukul enam sore. Aku mampir ke apartment darma dulu sekalian meminjam pakaiannya dan bersantai sejenak di kamarnya. Kamar darma ini cukup luas dan tertata dengan rapih. Sepertinya darma agak perfeksionis. Dalam konotasi yang positif. Disini juga ada PS4, jadi kami main sejenak sambil menunggu waktu berjalan. Lalu ketika sudah pukul 16.30, chat dari yoceline masuk.

‘jebe, sini ke apartku, tower B, lantai 7, kamar 707 yaa.’

‘okedeh yoce, gue otw.’

Lalu aku berpamitan dengan darma, dan menuju tower sebelah dan langsung menemui yoceline. Perjalanan sedikit memakan waktu saat menunggu lift yang naik dan turun. Setibanya aku didepan kamarnya, aku mengetok pintu kamarnya.

“yoceee, ini aku jebe. Kalo udah selesai keluar aja ya, aku tunggu disini.” Panggilku dengan sedikit kencang.

“jebee tolong sini masuk dulu aja ya. Pin nya nanti aku chat. Aku masih makeup-an bentar.”

Setelah itu dia memberitahukan pin kamarnya. Kok bisa-bisannya asal ngasih pin aja ke orang lain. Kalau orangnya berniat jahat gimana?

“okeedeh, aku masuk ya.” Akupun memencet angka yang ada di gagang pintu tersebut, lalu membukanya.

Sebuah ruangan yang luasnya kurang lebih sama dengan yang dimiliki darma. Bedanya, ini lebih rapih lagi. Gila. Kalau mereka masuk kekosanku gimana ya, nangis kali ya?

Kamarnya cantik, tapi yang menjadi peran penting adalah yoceline itu sendiri. Ia sedang berada di depan meja rias sambil memoleskan sesuatu di wajahnya yang cantik itu. Aku sendiri gatau dia lagi apa, intinya cantik banget. Ia memakai white dress sepaha yang benar-benar cocok dengan kulitnya yang putih itu. Ditambah gaunnya yang sangat membentuk tubuhnya yang langsing itu. she looks so perfect.

Nampaknya ia sadar kalau dari tadi aku sibuk memandangi dia, gangedip.

“udah puas belum liatnya?” tanya ia jahil yang membuyarkan lamunanku.

“hehe, lagian kamu cantik banget yo, cocok banget sama dress yang kamu pake.”

“udah gombalnya? Sekarang bantuin aku buat naikin resleting gaunku nih, belum pas banget.”

Aku meneguk ludah. Serius nih?

“buruan ah sini jebeeee.”

“okee okeee”

Aku lalu meraih gagang resletingnya, lalu menariknya keatas hingga ke pangkalnya. Aku bisa melihat punggung mulusnya yang benar-benar tanpa cela itu. gilaa cuk. Kalau aku orang gila, mungkin sudah lain ceritanya. Tapi untungnya aku sanggup menahan gejolak ini alias wong aku masih cetek gausah sok-sokan dulu lah asuuu. Hehe.

“udah yaa”

“makasihh ganteng hihi”

Setelah 15 menit yang terasa panjang karena aku hanya menunggu ia menyelesaikan berbagai kegiatannya itu, akhirnya kamipun turun ke basement untuk mengambil mobilnya dan bersiap untuk berangkat.

“Udah siap yo? Gaada yang ketinggalan? Kado ada?”

“udaaah kok beb, maksudnya be. Aman kok semuanya udah aku bawa.”

“okedeh kita berangkat yaa.”

Akupun langsung menancapkan gas dan segera keluar dari basement ini. Yoce memang memintaku untuk menyetir karena ia masih belum lancar-lancar banget bawa mobil. Padahal mobil ini pun matic, harusnya gaterlalu sulit. Kalau aku sih bawa mobil matic maupun manual udah bisa, karena dari SMA udah belajar mobil dengan mobil ayahku dirumah.

Setelah perjalanan kurang lebih sejam, karena jakarta sore ini cukup padat, kamipun sampai dirumahnya sasha yang berada didalam komplek elit ini. Rumahnya sangat luas. Halamannya saja dapat menampung sepuluh mobil, dan disamping rumahnya dijadikan lahan kosong khusus untuk parkiran yang menampung 10 mobil lagi. Sableng, kaya betul orang ini. Gakaget deh kalau dia bisa bikin acara semeriah ini.

Setelah memarkirkan mobil, kami berjalan bersama menuju rumahnya yang sudah ramai itu. lalu yoce menyelipkan lengannya diantara lenganku. “buat kepentingan plot aja hihi.” Katanya sambil tertawa. Aku sih seneng seneng aja. Kalau yoce mau pegangan tangan juga sok atuh gaskan. Aku selalu siap. Haha.

Kamipun berhenti di meja resepionis dan mengisi nama kami, serta memberikan kado ditempat yang telah disediakan. Aku sendiri sih nggak tau kadonya apa, tapi ukurannya lumayan besar. Mungkin pakaian atau sejenisnya, pikirku. Setelahnya, kami sama-sama masuk kedalam rumahnya, yang udah 11-12 sama ballroom. Beneran deh. Udah kayak rumah kerajaaan di film-film gitu. Bener-bener alig. Tidak lama setelah kami masuk, acara pun dimulai oleh MC yang ada.

“Selamat malam sekalian. Akhirnya kita dapat berkumpul bersama-sama disini, untuk merayakan ulang tahun ke-20 dari ratu kita hari ini, putri kita hari ini, yaitu sasha!! Tepuk tangan untuk sasha dan kita semua.” Rumah itu penuh dengan suara tepukan yang meriah dan sasha muncul dari lantai dua dengan gaun ala princess berwarna pink dengan bros bunga mawar yang sangat cantik, sesuai dengan orangnya yang sama cantiknya.

“mari kita sama-sama dengarkan sambutan dari sang empunya malam ini.” Kata MC mempersilahkan sasha untuk menyampaikan sepatah duapatah kata.
“terima kasih buat semua teman-teman yang sudah datang keacaraku ini. Aku sangat senang bisa berkumpul dengan kalian semua. Terlebih, kalian semua tampaknya patuh dengan syarat yang kuberikan yaa hihi.” Kalimat sasha yang disambut oleh tertawaan oleh kami semua. Kalau aku liat-liat, memang benar. Semua yang datang disini membawa pasangannya, baik laki dengan perempuan, maupun perempuan dengan sesama perempuan. Kalau yang sesama laki, aku gamerhatiin dan gamau ambil pusing. Mending fokus menikmati acaranya aja. Sama makan. Hehe. Makanannya gila-gila bos! Prasmanan, dan banyak banget jenisnya. Ditambah, minumannya aja adalah kopi dari starbucks, dan bisa refill. Gatau deh itu berapa banyak uang yang keluar. Tapi aku seneng.

Setelah sambutan dari sasha selesai, kami diarahkan untuk makan malam terlebih dahulu. Aku dan yoceline pun langsung menuju antrian untuk mengambil makanan. Aku mengambil makanan yang hampir ada disetiap prasmanan—juga makanan favoritku—yaitu nasi goreng. Aku juga mengambil chicken wings yang sudah dibumbui dengan barberque.Sedangkan yoceline hanya mengambil sushi beberapa potong, dan salad buah. Lagi diet katanya. Padahal badannya udah pas banget loh, perutnya yang rata, sepasang gunung didadanya yang tidak terlalu besar, tapi pas digenggam. Pokoknya udah kayak model deh.

Setelah sesi makan selesai, selanjutnya ada sesi make-a-wish. Jadi MC akan memilih beberapa orang secara acak untuk maju kedepan dan menyampaikan harapan-harapannya kepada sasha secara langsung. Untung saja, MC tidak memilihku, padahal ia sudah melihat kepadaku cukup lama, ternyata yang ditunjuk adalah orang yang berdiri persis dibelakangku. Huft. Beberapa orang yang terpilih pun maju dan memberikan harapan-harapan baik yang kami semua amini bersama.

Acara masih dilanjut dengan penampilan dari guest star yang khusus diundang oleh sasha untuk memeriahkan malam ini. Aku kaget, ketika tau bahwa guest starnya adalah sebuah band yang sudah terkenal itu, ialah Reality club. Band ini merupakan salah satu band favoritku, karena aku mengikuti perkembangannya dan hampir mendengarkan semua lagunya. Mereka membawakan kurang lebih 4 lagu, dan diakhiri dengan lagunya yang berjudul Love is the Answer yang sukses membuat para hadirin yang datang sing along bersama dengan sang vokalis yang membuat suasana benar-benar seru.



Akhirnya acara telah ditutup dengan doa-doa dan harapan dari para personil reality club kepada sasha sekaligus mengakhiri penampilan mereka malam ini. MC kembali mengambil kendali acara, dan sekarang adalah sesi games. Ternyata gamesnya adalah kompetisi tatap-tatapan dengan sang ratu itu sendiri, yaitu sasha.

“dah sana coba ikut be, kali aja kamu menang. Terus dapet hadiah hihi.” Suruh yoceline kepadaku untuk iseng mengikuti lombanya. Aku ikutin aja karena ya penasaran aja, terus kan natap sasha yang cantik itu. siapa yang gamau?

Akhirnya permainan pun dimulai. Kurang lebih ada 15 orang baik laki-laki dan perempuan yang mencoba permainan ini, dan kebetulan aku ada di barisan paling akhir. Satu persatu, para peserta yang mencoba pun gagal untuk memenangkan pertandingan ini. Wah wah, sasha sangat jago nampaknya dalam menahan matanya agar tidak ngedip.

“akhirnya sampai juga pada peserta terakhir yang memberanikan diri untuk berhadapan langsung dengan sang ratu yang telah berhasil mempertahankan tahtanya empat belas kali! Apakah peserta terakhir ini.” Siapa namamu? Tanyanya pelan yang langsung kujawab namaku. “Peserta yang bernama Jebe ini berhasil mematahkan rekor? Atau justru jebe memang harus mengakui kekuatan sasha sang ratu yang tidak terkalahkan ini. Mari kita saksikan bersama-sama!”

Kami pun duduk dikursi yang telah disediakan dan duduk berhadapan. Ia tersenyum kepadaku dan kubalas dengan senyumku juga.

good luck” kata sasha singkat.

good luck to you too” balasku.

“Tiga... Dua.... Satu.!!”

Permainan pun dimulai antara diriku dengan sasha. Kami berusaha untuk tidak mengedipkan mata kami masing-masing.

Lima detik.....sepuluh detik......tiga puluh detik.....aku bertahan sebisaku sambil menatap bola matanya yang indah itu. Rasanya aku mulai tidak kuat, tapi aku tahan sekuat tenaga.

“Sudah satu menit!! Jebe ini sepertinya cukup tangguh yaa menghadapi perlawanan dari sang ratu.” Teriak sang MC yang membangkitkan seruan dari para penonton.

Aku sudah tidak kuat lagi. Kurasa aku akan mengakhirinya sekarang. Akupun tersenyum kepadanya, seolah memberi tanda bahwa aku mengakui kemenangannya. Tetapi yang terjadi sebaliknya. Sasha tersenyum, lalu menutup matanya. Aku menang. Aku mengalahkan sang ratu malam ini. Aku menaklukkannya.

“Hebat sekali dari Jebe yang berhasil meruntuhkan pertahanan dari sasha setelah hampir dua menit mereka menahan matanya masing-masing. Kepada Jebe, silahkan berdiri dan memilih satu diantara dua kotak didepan anda yang telah disiapkan ini.” Kata MC kepadaku.

Didepanku saat ini sudah ada dua kotak berwarna merah dan aku dipinta untuk memilihnya. Aku memilih kotak yang berada dikiriku. Lalu aku membukanya, dan hanya ada sebuah kertas putih kosong. Maksudnya?

“Oh nooo, sayang sekali, nampaknya Jebe salah memilih kotak, dan dia hanya mendapat sebuah kertas kosong. Sekarang mari kita bersama-sama buka kotak yang ada dikanan ini ya.”

Setelah MC membuka kotak itu, ada kertas putih juga dengan bertuliskan ‘iPhone 11 Pro Max’. wow.

“Sayang beribu sayang, sang penakluk ratu gagal membawa pulang hadiah terbaik malam ini. Tapi tenang saja, karena sang ratu adalah orang yang baik hati, ia akan memberikan hadiah sesuai kehendaknya sendiri kepadamu, jebe. Sekarang mari kita lanjutkan....” MC pun kembali melanjutkan untuk membawa acara.

Aku sama sekali tidak menyangka bahwa bisa saja aku mendapat sebuah ponsel baru, apalagi ponsel yang anyar dan begitu mahal itu yang sudah pasti aku tidak akan mampu membelinya. Tapi tidak apalah. Toh tujuanku kesini bukan itu. Aku hanya menemani yoceline agar ia tidak bersama orang yang ia tidak mau.

Acara ternyata dilanjutkan dengan acara bebas. Bagi yang ingin pulang dipersilahkan. Yang masih ingin makan juga dipersilahkan. Yang masih mau ngobrol-ngobrol juga tidak apa.

Aku sedang duduk dipinggiran ruangan ini. Ada beberapa kursi yang disediakan buat orang-orang yang sudah tua, seperti orang tua dari sasha sendiri dan nampaknya ada kakek-neneknya yang sempat ikut melihat ulang tahun cucu mereka ini.

Aku masih dengan yoceline yang ikut duduk disampingku.

“Yoce, udah mau pulang atau belum?”

“hmm belum sih be, masih mau ngobrol ama sasha dan temen-temenku. Gapapa kan nungguin? Atau ikutan aja sini sekalian.” Kata dia sambil beranjak dan menarikku menuju sasha keruangan privatnya.

“haloo haloo sang ratu, sekali lagi selamat ulang tahun yaa! Wish you all the best, babe.” Kata yoceline sambil mendekat dan mengecup pipi sasha.

“haiii yoceline! Kamu cantik banget. Terima kasih, sayang.” Balas sasha

“loh-loh, kamu pergi sama dia yo?” tanya sasha sambil menatap kearahku.

Yoceline hanya mengangguk saja.

“Dapet darimana yang kayak gitu yo? Ganteng lho setelannya. Wajahnya juga hihih” kata sasha kembali. Aku bisa mendengar loh dengan jelas. Tapi aku seneng. Hehe. Oh iya, setelanku malam ini adalah turtleneck putih, dibalut dengan jas dan ankle pants berwarna abu misty, dikombinasikan dengan sneakers putih.

Aku pun mendekat kepada sasha, yoceline, dan beberapa teman perempuan dan ada dua laki-laki lainnya yang nampaknya adalah pasangannya.

“halo sasha, selamat ulang tahun ya. Semoga hal-hal baik menyertaimu.” Ucapku.

“terima kasih ya jebe. Maaf kamu gagal dapet hape baru ya hihih. Tapi gapapa, nanti aku kasih hadiah kok...” dengan senyum yang tidak bisa diprediksi mengandung makna apa, tapi sepertinya merupakan senyuman seduktif. Waduh.

“okedeh, karena semua udah ngumpul disini, mari kita mulai acaranya yang sesungguhnya, hihihi.” Kata sasha kepada kami semua yang berjumlah delapan orang.

“mari kita mulai game ini....”

truth...or...dare.” “whatever happens here, stays here.” (apapun yang terjadi disini, cukup kita yang tahu)

Perasaanku mulai gaenak.

.
.

Hidup memang tidak bisa diprediksi. Sekuat apapun, sehebat apapun prediksi kita, jika yang diatas berkata lain, maka tidak akan terjadi bukan?

Begitupun juga dengan hal-hal yang tidak kita pernah prediksi, dengan mudahnya terjadi begitu saja. Jadi kita harus bersiap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.

Semoga prediksiku tidak salah.


Bersambung...
 
Selamat malam semuanya.

maaf baru update yoo..

silahkan dibacaa kelanjutan dari si gondrong ini hehe..

silahkan kritik dan sarannya om dan suhu sekalian...

Oiya ts ada satu pertanyaan sih, mending karakter baru ini menjadi pemeran tetap? atau jadi sekali lewat aja nih? ts bakal buat sesuai jawaban dari pembaca sekalian ajaa hehehe...

Selamat membacaa, sampai ketemu di update selanjutnya...

mohon maaf kalau belum bisa membalas satu persatu komentarnya..

selamat berakhir pekan yang bakalan berakhir bentar lagi hehe..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd