Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Life of JB

Bimabet
PART 5 – Bertindak.

Emily Angelia


Gabriella Annastasya


Julianna Anggita


Hari ini adalah hari kamis, sekaligus menjadi hari terakhir dalam ospek fakultas yang sedang kujalani selama dua hari kebelakang ini. Ospek dimulai pukul 07.00, dengan rutinitas awal yaitu apel pagi yang dipimpin oleh ketua pelaksana ospek fakultas ekonomi Universitas i, yaitu Kak Abi.

“Tak terasa, kita sudah di penghujung ospek tahun ini. Meskipun singkat, tapi banyak hal-hal bermakna yang dapat kita dapati bersama-sama, baik kalian sebagai mahasiswa baru, maupun kami sebagai panitia ospek ini. Kami sangat bangga dengan kalian, kembali, hari ini tidak ada yang terlambat. Tepuk tangan untuk kita semua!” Kata Kak abi lalu tepuk tangan yang diikuti oleh seluruh mahasiswa baru dan juga para panitia.

Berbicara tentang terlambat, aku sudah di wanti-wanti oleh teman-teman dan mentorku, terutama Emily. Sejak malam kemarin dia sudah berpesan kepadaku untuk memasang alarm sejak jam 04.30 dengan jeda 10 menit sekali. Biar nyala terus sampai aku matiin sendiri katanya. Jadi ya kuikuti saja apa katanya. Ditambah, aku sudah tidak mau terlambat lagi karena pengalaman yang sangat ‘wow’ kemarin. Meskipun ka Gaby cantik, tetap saja mulutnya dapat mengeluarkan senjata berupa sindiran yang tidak menyerang secara fisik, tetapi secara psikis dengan damage berkali-kali lipat. Sakit, tapi nggak berdarah, seperti kata Gaara dalam anime naruto.

“Selain itu, kami dari panitia memohon maaf sebesar-besarnya jika selama pelaksanaan ospek ini, terdapat kesalahan baik dari perkataan maupun tindakan.” Lanjut ka abi lalu sedikit membungkuk.

Sangat menghargai para maba seperti kita ini, memang keren Kak Abi ini. Dengan perawakannya yang gagah, tak sedikit maba-maba perempuan yang mulai naksir dengan dia.

“Terakhir, kami ingin kalian menikmati waktu-waktu terakhir ini, berkumpul bersama teman-teman kalian dari segala jurusan, dalam acara malam penutup nanti. Kami tunggu penampilan-penampilan keren dari kalian! Terima kasih.” Tutup ka abi sekaligus mengakhiri apel pagi.

Ospek pada hari terakhir ini cukup ringan dan seru, dimana kami mengikuti pertandingan antar kelompok dalam permainan ular tangga, dengan kita sendiri sebagai pionnya, dan berusaha mencapai titik finish lebih dahulu dari kelompok lain untuk mendapatkan hadiah yaitu satu set kuliah starter pack untuk satu kelompok. Starter pack yang ada adalah 1 Binder, satu pak kertas binder dengan jumlah 200 halaman, 3 pulpen, satu penggaris, satu correction tape. Sayangnya, bukan kelompokku yang memenangkan pertandingan ini, karena kami sempat terkena penalty yang mengakibatkan posisi pion kami turun jauh.

Setelah pertandingan itu, kami diarahkan untuk berkumpul masing-masing per kelompok untuk membahas penampilan apa yang mau dibawa saat acara malam penutupan.

“Okay, jadi kita mau nampilin apa nih?” Kata Ka adit

Berbagai ide perlahan mulai muncul dari kami satu persatu. Semua idenya tampak keren, jika berhasil. Tapi setelah kami pikirkan lagi, hal itu terlalu sulit untuk direalisasikan. Hingga akhirnya..

“Udah deh, gimana kalau kita nyanyi ajaa. Gaterlalu susah kan? Yakan yakan??” Kata emily dengan semangatnya yang cukup membara. Entah apa yang membuat dia begitu semangat hari ini. Ah, mungkin karena ini ospek hari terakhir, sehingga satu beban akan lepas dari diri dia dimana dia harus mengurus belasan anak-anak ‘sableng’ terutama diriku sebagai ketua ‘terbaik’. Dari semangatnya itu, sangat terpancar kecantikan dari wajahnya itu. Astagaaa, makin pusing aku kalau natap wajahnya lama-lama.

“boleh tuh kalo nyanyi.” Kata nanda, teman kelompokku.

“sabi tuh sabi bangett.” Ahmad menyaut.

Teman-temanku setuju dengan usulan dari Emily, tapi pertanyaannya, siapa yang akan menyanyi?

“Aku sih setuju-setuju saja, tapi yang nyanyi siapa nanti?” tanyaku kepada mereka semua.

“Yaa kamu laah!!” dengan serentak, mereka semua menjawab bahwa akulah yang akan menyanyi saat acara penutupan nanti.
Jadi nyesel aku nanya gitu. Tapi gapapa deh, walaupun suaraku bisa bikin satu panggung bubar, tapi itung-itung permintaan maafku karena kemaren telat dan membuat mereka semua khawatir.

“Baiklah-baiklah, aku yang akan nyanyi. Tapi sendiri doang ini, gaada teman duet atau trio?”

“IYALAHH.” Kembali mereka dengan kompak menjawab hal yang sama. Haduuuuh, yaudahlah mau dikatakan apalagi, kita tak akan pernah satu. (woyyy ts bablas woyy, itumah lagunya raisa!!)

Akhirnya telah disepakati, bahwa aku akan bernyanyi sebagai penampilan dari kelompokku dalam acara malam penutupan.

Akhirnya, waktu yang tidak kutunggu itu datang juga. Malam sudah mulai menyapa kami di kampus. Sekarang, kami semua berkumpul di aula fakultas untuk melaksanakan acara penutupan ini.

“Okaay, inilah puncak dari ospek kita kali ini. Everybody, lets enjoy together!! (semuanya, mari kita nikmati bersama!!)” Kata Kak Abi sekaligus membuka acara terakhir dalam rangkaian ospek fakultas ini.

Penampilan dibuka oleh kelompok 1, yang menampilkan stand-up dari salah satu anggota kelompoknya yang sukses membuat kami semua tertawa dan larut dalam kegembiraan dan kebersamaan ini.

Satu persatu kelompok mulai menampilkan penampilannya, ada yang melakukan adu pantun, ada yang melakukan pantonim, mini drama, tarian, hingga reka adegan sedang melakukan demonstrasi dengan satu orang melakukan orasi yang diikuti anggota-anggotanya.

“Mari kita lanjutkan, dengan penampilan dari kelompok 39!! Beri tepuk tangan yang meriah yuhuuu!!” kata si pembawa acara.

Loh-loh, kok 38, kelompokku diskip gini? Aku melihat kearah teman-temanku, tapi reaksi mereka biasa saja, seolah tidak terjadi apa-apa. Gimana ini? Apa kelompok 38 tidak dianggap apa?!

“Tak terasa, sudah 39 kelompok menampilkan penampilan yang memukau kita semua. Sekarang, adalah penutup kita dari acara ospek ini. Kepada kelompok 38, panggung ini milikmu.” Kata si pembawa acara kembali yang diikuti oleh tepuk tangan dari kelompokku dan lainnya. Sialan, nampaknya mereka sudah tau akan semua ini. Baiklah, semoga aku tidak mempermalukan kalian ya.

“selamat malam para teman-temanku, dan para panitia sekalian. Izinkan aku, Jebe, untuk mengetuk telinga kalian. Maaf jika ketukan ini ternyata jauh dari yang kalian harapkan, tapi akan aku bawakan sepenuh hatiku, mungkin dengan sedikit perasaan yang bermain hehe.” Kataku membuka penampilan ini yang langsung disambut dengan tangisan yang dibuat-buat oleh para mahasiswa.

Aku mengambil gitarku yang telah kuambil tadi di kosan sore tadi—tentu saja diantar oleh ka Adit, karena maba belum boleh keluar area fakultas sebelum jadwal berakhir atau tanpa didamping oleh mentor.

“ekhemm, cek cek 1 2 3 cek.” Lagaku layaknya soundman dalam acara-acara musik. Lalu aku mulai memetik gitarku sesuai kunci dari lagu yang akan kubawakan ini, untitled, dari MALIQ & D’essentials.


Ketika.... kurasakan sudah... ada ruang dihatiku... yang kau sentuh....

Dan ketika.... kusadari sudah... tak selama indah cinta... yang ada oh oo ooh....

Mungkin memang... ku yang harus mengerti.... bilaku, bukan yang ingin kau miliki....

Salahkah kubilang.... kaulah yang ada di hatiku...ooh



Kulihat para mahasiswa dan panitia sudah larut dalam lagu yang kubawakan ini, dan tak jarang mereka ada yang ikut bernyanyi bersamaku sambil melambaikan tangannya kekiri dan kekanan. Akupun mulai terbawa suasana, dan tanpa sadar aku bernyanyi sambil menatap emily yang duduk bersama-sama teman kelompokku. Dia begitu cantik, ketika sinar bulan mulai menyinari wajahnya itu.


Adakahku singgah dihatimu... Mungkinkah kau rindukan adaku...

Adakahku, sedikit dihatimu...

Bila kah ku mengganggu harimu... mungkin kau tak inginkan adaku....

Akankahku, sedikit dihatimu...


Bila memang... ku yang harus mengerti....

Mengapa.... cintamu tak dapat kumiliki....

Salahkah kubilang... kau lah yang ada dihatiku...

Kau yang ada... di hatiku...



Aku yang sudah terbawa suasana ini, masih berusaha untuk melihat sekeliling, melihat teman-temanku yang begitu menikmati alunan gitar ini dan suaraku yang biasa-biasa saja. Tapi mungkin suasananya mendukung, ditambah malam jumat, kalau tidak ena-ena, ya sedi-sedi. Lalu pandanganku mulai berhenti di ka Gaby, yang ternyata juga sedang menatapku. Kami saling menatap selama beberapa saat, berusaha saling mencari tahu apakah ada suatu makna dibalik tatapan ini. Dia juga begitu cantik. Apakah aku mulai- ah tidak mungkin rasanya. Baru sekali bertemu, dan itupun dimarahin. Tapi kalau diingat-ingat lagi, momen itu rasanya tidak akan aku lupakan.


Bila cinta... kita takkan tercipta...

‘Ku hanya sekedar ingin ‘tuk mengerti...

Adakah diriku.... oh singgah dihatimu... wo ooh..

Dan bilakah kau tahu...

Kaulah yang ada dihatiku...


Kau yang ada... dihatiku....

Adakahku... dihatimu...


.
.

Lagu telah selesai kumainkan, gitar telah kutaruh kembali. Keheningan kembali datang sejenak, lalu riuhan dan tepuk tangan mulai datang, cukup lama hingga aku bingung apakah aku sudah boleh kembali ke kelompokku atau belum. Akhirnya pembawa acara kembali mengendalikan.

“Aduh-aduh, lagu yang kamu bawakan tadi bener-bener sukses bikin kita semua ambyarr. Kalau boleh tau nih, kalo boleh tahu aja. Apakah lagu ini khusus dibawakan untuk orang tertentu ga nih? Hihihi.” Tanya si pembawa acara itu.

Sebenernya, akupun nggak tau ini lagu kubawakan karena aku mau, atau memang ada perasaan yang bermain disini. Setelah menatap emily tadi, mungkin ada sedikit perasaan ikut. Tetapi, pas liat ka Gaby, ada perasaan yang beda juga masuk dalam diriku. Aku jadi semakin bingung.

“Aku sebenernya tidak tau, tidak yakin juga apakah lagu ini mengandung pesan tertentu yang kuingin tuju kepada seseorang. Tapi yang pasti, ada seseorang yang perlahan mulai mengisi rasa tertentu dalam hidupku. Buat kamu, aku memang belum yakin akan hal ini, tapi kamu sukses buat aku kepikiran terus.” Jawabku sekenanya.

“aduh-aduh jebe, semoga pesan kamu bisa tersampaikan deh. Tapi btw dia anak fakultas ini kah?”tanya dia lagi

“hmm sepertinya iya.”

“Woohoooo siapa yaaa?” tanyanya kembali.

Suasana mulai ramai kembali, berusaha saling ‘mencie-ciekan’ teman-temanya.

Setelah itu, acara ditutup dengan kami bersama-sama menyanyikan lagu fakultas kami, dan meneriakkan jargon kami. Benar-benar hari yang sangat seru.
akhirnya acara pun telah usai, dan kami semua dibubarkan karena hari sudah malam.

.
.

Saat ini aku sedang dikamarku, setelah membersihkan diri dan mandi. Aku merebahkan diriku sejenak, bingung apakah mau langsung tidur, atau ingin berselancar di media sosial sejenak. Akhirnya aku putuskan untuk tidur saja biar tidak begadang terus. Ketika aku baru saja mau memejamkan mata, sebuah telfon masuk keponselku. Dari Emily.

“H-Halo Emily.”

“Halo jebe. Kamu belum tidur?”

“Sebenernya ini baru mau tidur. Ada apa em? Udah kangen? Baru juga tadi ketemu, udah kangen aja?” godaku di telfon

“iiihhh apaasih kamu be, ngeselin ahh. Yaudah deh aku tutup aja telponnya huh”omelnya, tapi dengan nada manja.

“ih, ih, kok ngambek siih? Ada apa em?”

“n-nggak kenapa-kenapa sih, aku Cuma mau bilang aja, tadi kamu keren pas bawain lagunya. Aku suka deh.”

“aku emang keren gini. Baru sadar? Aku juga suka kamu, maksudnya aku juga suka kalau kamu suka. Tandanya suaraku gaterlalu mengecewakan, kan?”godaku kembali.

Aku suka saja menggoda dia walaupun bercanda saja. Semoga saja dia menganggap ini bercadaan. Semoga aku juga masih menganggap ini bercandaan.

“tuhkann mulai lagi!! Aku tutup beneran ya telponnya?!” ancam emily.

“yaudah tutup aja, kan kamu juga yang nelpon aku. Wleee”

“IHHHHH JEBEEE! Kamu bener-bener ngeselin!!! Tapi aku suka....” kata emily yang memelankan suaranya.

Waduh waduh, ini maksudnya apaa boskuh? Pertanda apa ini? Tolong aku tidak paham

“suka apa em?” aku tanya balik, antara nggak paham, dan pura-pura ga paham.

“GATAU AH TERSERAHMU AJA. Aku mau tidur aja, dah sana tidur, bye!” Teriak emily yang langsung menutup telfonnya.

Aduh ini kenapa lagi sih? Makin bingung aku dibuatnya. Kenapa cewe suka membingungkan? Atau aku yang nggak paham? Haisshhh.

Tunggu-tunggu, aku pernah baca kalau cewe lagi kesel dan ngambek kaya gini. Solusinya Cuma satu. Samperin langsung. Saat ini juga.

Aku samperin aja kali ya? Walaupun udah malem-malem gini semoga masih belum tutup deh kosannya. Ah, mungkin bawain dimsum bisa membuat mood dia lebih baik.

Akhirnya aku mengambil hoodie hitamku dan menggunakan sweat pants biar nggak kedinginan nanti dijalan. Aku bergegas menuju parkiran dan blackie sudah siap menyambutku yang sudah beberapa hari ini kurang mendapat perhatian. Aku langsung menuju ketempat penjual dimsum yang kebetulan baru saja mau rapih-rapih untuk menutup standnya. Seletah membeli dimsum dua porsi, satu untukku dan satu untukknya, atau dua untukknya in case satu belum cukup membuat mood dia membaik.

.
.

Aku sudah sampai diparkiran kosan Empat Mawar, kosan Emily. Kuambil ponselku dan segera menelfonnya. Percobaan pertama gagal, dia tidak mengangkat. Mungkin masih kesal denganku karena kejadian barusan. Percobaan kedua, masih gagal. Mungkin sudah tidur pikirku. Ada baiknya aku mencoba sekali lagi. Percobaan ketiga, sukses! Emily mengangkat telfonnya.

“ada apa sih be, aku udah ngantuk. Mau tidur. Bye.” Kata dia dengan nada seperti orang stengah sadar.

“emily, aku dikosanmu. Keluar ya. Aku bawa dimsum buatmu. Tapi kalau kamu udah mau tidur, gapapa. Aku bisa balik lagi besok.”

Emily menutup telfonnya tanpa mengucapkan satu katapun. Aneh. Apa dia sudah sangat kesal, atau sangat ngantuk? Sepertinya keduanya bukan jawabannya.

Emily perlahan muncul dari kejauhan, dengan kaos polos putih yang menampakkan tonjolan dua gunung kembar, dan juga celana pendek.

“hai emily. Maaf ya buat yang tadi, aku Cuma bercanda aja kok. Tapi kurasa waktunya memang kurang pas ya. Nih juga aku bawain dimsum, kali aja kamu mau.” Kataku membuka pembicaraan.

Emily masih diam, sambil menatapku.

“em, aku benar-benar minta maaf, jika memang ada perkataan dan tindakan yang mungkin mengecewakanmu. Aku benar benar minta maaf-.”

CUUUUPPPPP.

Sebuah kecupan melayang kebibirku. Kecupan yang lembut, hangat, dan tentu saja berisi kata-kata yang tidak dapat diungkapkan emily saat ini.

“Em, yang barusan itu ap-“

“ssshhh. Jangan merusak suasana.” Kata emily dengan tatapan yang sayu.

Emily kembali mengecup bibirku, dengan begitu perlahan dan hati-hati.

Aku bimbang, apakah harus kubalas, atau kubiarkan ini berjalan begitu saja. Tentu saja keadaannya berbeda dengan kecupanku dengan Kak Juli beberapa bulan lalu.

Baiklah, aku akan ladeni saja emily ini.

Akupun membalas ciumannya dengan lumatan yang lembut dan perlahan juga, berusaha sebaik mungkin agar tidak merusak momen yang tercipta saat ini. Emily membalas lumatanku yang perlahan mulai cepat sambil memeluk leherku, yang ku balas dengan memeluk pinggangnya.

Setelah beberapa saat kami melakukan tegur sapa ini, emily melepaskannya dariku dan tersenyum.

“terimakasih ya be, kamu datang untukku, disaat yang lain mulai meninggalkanku. Kamu selalu ada disaat aku butuh. Kamu memperlakukanku dengan sangat baik.”

“Memang sudah seharusnya begitu, em. Tidak ada satupun orang yang pantas memperlakukanmu dengan semena-mena. Aku tidak akan tinggal diam jika ada orang yang melakukan hal itu kepadamu.” Entah bagaimana, mulutku mengeluarkan kata kata seperti itu. Apakah karena ini...

“K-kamu mau kekamarku be?” ajak emily sambil menggenggam tangangku.

Sial. Ini keadaan yang sangat membingungkan. Haruskah aku terima atau tolak tawarannya? Kalau aku terima, aku sama bajingannya dengan para cowo-cowo tukang selingkuh yang hanya memanfaatkan situasi untuk mendapat kepuasan, lalu mencampakkannya. Tapi jika aku tolak, kesempatan ini belum tentu datang lagi. Shiiit.

“Maaf em, bukannya aku gamau dan menolak tawaranmu, tapi akan lebih baik jika hal itu tidak terjadi. Bagaimanapun kita ini laki-laki dan perempuan. Berduaan didalam kamar, kira-kira bisa ditebak kan kemungkinan apa yang mungkin akan terjadi? Aku tidak mau hal itu terjadi, karena aku peduli sama kamu. Aku gamau datang hanya untuk memanfaatkan situasi. Tidak, tidak seperti itu. Lagi pula kamu masih terikat sama Dio kan?” Jawabku.

“I-iya sih, aku masih sama Dio walaupun gatau kelanjutannya gimana. Kami udah jarang ketemu. Bertukar pesan pun hanya seadanya. Terimakasih ya, kamu benar-benar gentle. Luar biasa. Yaudah, kamu pulang aja, besok kita bisa ngobrol lagi. Oh ya satu lagi, dimsumnya aku ambil semua ya hihihi.”katanya sambil mengambil bungkusan dimsum dimotorku. Setelah mengambil dimsumnya, ia sempat mengecup bibirku dengan cepat, lalu berbalik dan pergi kearah kamarnya sambil melambaikan tangan.

“Ah, masalah dengan emily selesai. Saatnya pulang dan tidur. Kali aja ketemu lagi dimimpi hehe.”

Akhirnya aku kembali kemotorku dan langsung pulang kekosanku. Sesaat aku melirik kebelakang, kekosan emily ini, dan kulihat ada seseorang dibalik gorden yang baru saja ditutup dengan buru-buru, lalu mematikan lampu kamarnya. Apakah orang itu mengawasiku daritadi ya? Ah, lebih baik tidak perlu dipikirkan, mending pulang aja.

.
.
.

Esok harinya, aku terbangun cukup siang. Jam 9 pagi. Entah itu masih pagi atau siang untuk ukuran orang bangun tidur. Hari ini sudah tidak ada ospek, dan perkuliahan baru akan dimulai besok senin. Enaknya ngapain ya?

Sebuah ide terlintas dipikiranku.

Setelah pertandinganku dengan ryan dan teman-temannya, membuat diriku sadar, kalau aku masih kurang kuat. Aku harus berlatih lagi baik fisikku maupun kemampuan bertarungku. Hal ini mengarah kepada kesimpulan bahwa aku akan pergi ke gym yang tidak jauh dari kampusku. Sekitar 20 menit perjalanan. Ditambah, di Gym itu ada pula area untuk berlatih muay thai, salah satu jenis beladiri yang kusukai. Dulu saat sma, aku sempat berlatih sebentar, tapi berhenti karena ada suatu tragedi saat aku masih SMA. Cerita itu nanti saja kuceritakan, ketika waktunya sudah tepat.

Sebelum berangkat, aku menyempatkan diri untuk sarapan, dan melakukan sedikit stretching.

.

.

Setelah sampai di Gym itu, aku menuju meja resepsionis untuk melakukan pendaftaran. Kebetulan paket membershipsedang ada promo besar-besaran, karena hari ini adalah hari ulang tahun Gym ini yang ke 5. Ada promo 50% potongan jika mendaftar menjadi member selama setahun, penawaran yang menarik. Selain itu, ada potongan juga sebesar 15% untuk mendaftar menjadi member muay thai. Akhirnya aku mendaftar menjadi member dikeduanya, dengan harapan aku akan rutin datang kesini jika ada waktu senggang, biar nggak rugi bayarnya. Toh buat kebaikan diriku sendiri, biar lebih kuat kalau ada bajingan-bajingan yang mau melakukan yang nggak-nggak.

Akhirnya aku masuk keruangan gymnya, menuju locker untuk menyimpan barang-barangku, lalu melakukan stretchingagar tidak terjadi kram otot.

Olahragaku hari ini kuawali dengan jogging diatas treadmill selama kurang lebih 20 menit. Lalu aku mulai melakukan workout dari tubuh bagian atas dahulu. Pertama melakukan shoulder press dengan dumble kiri kanan seberat 20kg dengan 3 kali repetisi. Lalu kulanjutkan dengan Back Squat selama 10 repetisi. Lalu kulanjutkan dengan pull up sebanyak 10 kali. Langsung terasa badanku bekerja keras, karena sudah lama tidak melakukannya, jadi akan terasa nyeri dimana-mana. Tapi jika sudah terbiasa, akan tahan lebih lama dan bisa melanjutkan olahraganya lagi.

Setelah dari gym, aku pergi kesamping gym, dimana latihan muay thai baru saja akan dilakukan. Tentu saja aku langsung ikut bergabung dengan beberapa orang yang mengikuti latihan ini.

Latihan diawali dengan stretching untuk melenturkan bagian tubuh dan otot-otot. Setelah dirasa cukup, sang pelatih memulai dengan memberi sedikit penjelasan tentang apa itu muay thai. Sebenarnya aku sudah tau karena sudah pernah latihan sebelumnya, dan aku juga mencari referensi diinternet sehingga aku tidak datang tanpa persiapan. Setelah penjelasannya selesai, latihan diawali dengan teknik pukulan (chok) seperti jab, hook, uppercut, swing punch, dan jugacobra punch. Sang pelatih menitikberatkan pada kekuatan yang kita gunakan setiap kali pukulan kita lancarkan, agar lawan lebih mudah untuk ditumbangkan. Kami juga melakukan latihan dengan sandbag lalu dilanjutkan dengan sesama trainee untuk menguji pemahaman kita tentang pukulannya.

Setelah berlatih pukulan, latihan dilanjutkan dengan latihan tendangan atau tae. Ada beberapa gerakan yang diajarkan diantaranya adalah Straight kick, Roundhouse kick, jump kick, dan Spinning heel kick. Pada prakteknya, gerakan ini cukup sulit untuk dipraktekkan, apalagi jika kita sudah lama tidak berlatih mengangkat kaki tinggi-tinggi. Untuk latihan ini diharapkan untuk mengulanginya sendiri agar kaki mudah terbiasa.

Terakhir adalah latihan dengan memaksimalkan dengkul. Kekuatan yang dihasilkan dari lutut memang tidak main-main, sekali kena musuh bisa knock out. Ada beberapa gerakan juga yang diajarkan, antara lain straight knee strike, Diagonal knee strike, jumping knee, dan step-up knee strike. Latihan ini sangat menguras tenaga karena harus sering mengangkat dengkul. Sehingga stamina harus dilatih agar dapat bertahan lebih lama.
.
.
Setelah latihan kurang lebih dua jam, sesi latihan telah berakhir. Bajuku sudah basah kuyup. Akupun segera menuju locker untuk mengambil baju dan handuk untuk membilas tubuh sedikit di ruang bilas. Aku sudah membuka baju ketika menuju ruang bilas yang berada disamping loker, ketika berpapasan dengan seseorang perempuan yang kukenal. Ya, aku mengenalnya. Dia adalah Ka Gaby, tepatnya Gabriella Annastasya.

“E-Eh... kamu Jebe yang waktu itu telat, lalu berhasil membuat beberapa cewe klepek-klepek saat acara penutupan ya?!”

“I-iya ka gaby. H-halo kak. Ga nyangka bakal ketemu ditempat ini. Hehe” aku membalas.

“Iya be, aku disini udah jadi anggota gym sejak beberapa bulan yang lalu. Jadi aku cukup sering ke gym ini untuk workout dan menjaga tubuhku agar tetap fit. Kalau kuliat-liat, badanmu lumayan kebentuk, be. Mau pamer disini ya? Hati-hati, entar kepincut, kepincut om-om tapi hihihih.”kata dia membalasku sambil tertawa.

“IIIHH jangan sampe deehh. Gini-gini aku juga normal kali, sukanya sama kamu. Eh maksudnya suka sama cewe. Btw badan ka gaby juga bagus kok. Cocok bangett. Jempolan punya.” Pujiku kepada dia.

Harus diakui, walaupun galak dan punya sindiran maut, ka Gaby mempunyai badan yang sangat bagus, dengan tinggi yang proporsional, didukung oleh sepasang buah dada yang bulat, dan sangat pas. Apalagi dengan pakaian yang ia gunakan saat ini, yaitu sport bra dan legging yang memamerkan keindahan tubuhnya. Gokil bro.

“Heleh, gombal kamu. Udah berapa belas wanita yang kamu taklukin sejak masuk kampus?” tanya dia dengan nada sedikit ketus.

“boro-boro kak, aku pernah punya pacar juga belom. Masih original. Belom pernah diapa-apain.”

“hmmm ya ya ya terserah kamu lah. Yaudah, kamu bilas gih sana be, mau sampai kapan telanjang dada terus? Aku juga mau ngegym dulu. Oh iya, kalau mau ngegym bareng kapan-kapan, boleh kok. Yaudah, Duluan ya, be. See you around.”pamit ka Gaby yang langsung menuju ke tempat gym. Akupun langsung melanjutkan niat awalku untuk bilas.

.

.

Sekarang hari sabtu sore. Hari ini aku tidak memiliki jadwal kegiatan, mau pergi jalan-jalan juga bingung kemana, dan malas juga rasanya kalau jalan sendirian. Aku termasuk tipe yang akan jalan-jalan jika sudah mempunyai tujuan yang jelas. Kalau tanpa tujuan, biasanya aku lebih memilih dirumah saja untuk tidur atau sekedar nonton film.

Ah, apa kabar kak Juli ya? Sudah lama banget rasanya aku ga ketemu dia. Semenjak kecupan yang ia berikan itu, kadang sesekali aku suka kepikiran dengan kakak sepupuku itu. Jadi mau nyamperin deh. Apa samperin aja kali ya? Aku juga sudah punya alamatnya. Walaupun aku tidak familiar dengan daerah tersebut, kalau ada maps, semua bisa diatur. Baiklah, aku akan mengunjunginya. Akupun langsung mandi, dan bersiap-siap. Dengan jaket denim jeans hitam, kaos putih, dan juga ripped jeans hitam serta sepatu naik putih, aku berangkat dari kosanku dengan blackie kesayanganku. Memang untuk warna, seleraku itu-itu aja. Kalau nggak hitam, ya putih. Paling-paling warna biru atau hijau tua. Warna-warna simple aja.

.
.

Setelah perjalanan kurang lebih 45 menit, aku sudah sampai di jalan tempat kosan kak Juli berada, aku mengendarai motorku pelan sambil melihat kiri kanan, takut terlewat, sampai akhirnya, aku melihat kak Juli berada didepan kosannya sepertinya, seperti sedang menunggu seseorang untuk menjemputnya. Dan benar saja, ada mobil berhenti didepan Kak juli, dan dia langsung masuk kedalam. Ah, kejadian ini udah seperti saat aku membuntuti Emily aja, bedanya ini Kak juli. Lebih baik aku ikutin aja, demi kebaikan bersama.

Setelah 30 menit mengikutinya, mobil mereka masuk kedalam suatu mall yang terletak di pusat ibukota. Mau gamau akupun harus ikut masuk kedalam mall itu. Beruntungnya, mereka parkir di basement, dimana parkiran motor juga berada di basement itu, tepat disampingnya. Jadi tidak menambah pekerjaan jika parkiran mobil dan motor terpisah, membuatku kehilangan petunjuk kemana mereka. Setelah memarkirkan motorku, aku menyusul Kak juli yang ternyata bersama seorang perempuan lain yang kutaksir lebih mudah setahun atau dua tahun dari kak Juli. Mereka ternyata menuju sebuah restoran fast food. Akupun masuk kesitu sambil menjaga tempat duduk yang cukup jauh. Untungnya, kak juli duduk membelakangiku, sehingga aku tetap bisa melihat dia ketika dia tidak bisa melihatku. Setelah 30 menit mereka makan, mereka lanjut kedalam toko pakaian ‘unik-lho’. Mau gamau aku ikut masuk kesana, agar tidak kehilangan jejak mereka. Tak lama, mereka keluar sambil membawa tas belanjaan yang tidak terlalu besar dan langsung kembali ke parkiran.

“sepertinya ini bukan perhentian terakhir.” Gumamku.

Sekarang sudah pukul stengah sembilan malam. Mereka keluar dari mall dan melanjutkan perjalanan menuju daerah elit di Ibukota. Pusatnya gemerlap. Aku bisa menebak kemana mereka akan menuju. Pasti menuju club.

Benar saja, mereka sudah masuk ke area club yang cukup terkenal namanya. Lagi, aku masuk kedalam club itu dan memarkirkan motorku di parkiran motor. Lalu kembali menyusul mereka yang tampaknya sudah masuk kedalam.

Keadaan disini sangat berisik, dentuman musik yang sangat ngebass benar-benar terasa menusuk telingaku. Tapi aku harus tetap mengawasi Kak juli. Namanya club, segala hal dapat terjadi. Kalian paham maksudku kan? Aku menuju bar dan memesan cola saja, aku tidak mau mabuk. Rumahku jauh dari sini, aku mengendarai motor. Apa jadinya kalau aku mabuk? Lalu aku mengambil sebatang rokok marlboroboro merah dari bungkusnya. Sepertinya merokok disini sambil mengawasi kak juli yang ada di meja seberangku rasanya cukup.

Setelah kurang lebih 20 menit bersantai di bar sambil merokok, ada 3 orang lelaki datang kearah meja kak Juli dan perempuan yang bersamanya itu. Salah satu lelaki itu mendekati teman kak juli lalu melumat bibirnya beberapa saat, lalu dia berjalan ke bar untuk membeli minum. Aku dapat melihat sang lelaki ini berjalan kearahku sementara kedua lelaki lainnya tetap di meja bersama kak juli dan perempuan itu. Semakin dekat aku dengan lelaki ini, aku perlahan mulai mengingat-ngingat siapapakah orang ini. Akhirnya aku sadar, siapa lelaki ini, dan kemungkinan besar siapa perempuan yang bersama kak Juli ini.

“Bajingan, bangsatt!” gumamku dengan geram. Sangat geram. Ingin rasanya aku langsung meninju muka laki-laki brengsek ini. Tapi tidak mungkin. Ini tempat umum, akan panjang masalahnya jika membuat keributan disini. Lagi-lagi aku harus menahan emosiku.

.
.

“Dasar anak bajingan kamu, Dio.”

Aku kembali melihat kearah meja Kak Juli.

Ini bahaya. Sangat berbahaya. Aku harus segera bertindak.

Bersambung....
 
mantabbbb makasih apdet nya hu @loveandorder666 👍👍👍
Siaap hu terimakasih juga udah stay dari awal lapaknya dibuka
Makasih updatenyaa suhu
Lanjuttt
Siap huu ditunggu yaa
Trims @loveandorder666 update lanjutannya
sama-sama huu, terima kasih juga udah ikut mantengin huu
Makasih updatenya @loveandorder666, menarik.
Terimakasih suhuu
Matur nuwun updatenya bosz...
Siapp huu
Ka Gaby aja Be :D:D
kita liat nanti aja hu ngarah kemanaa hehe
Matur tengkiyuu updatenya suhu @loveandorder666 .... :beer:
siaap huu
 
Bimabet
Ijin mendirikan tenda di mari suhu @loveandorder666 ..
Menarik ceritanya, tentang percintaan anak kuliah, ada drama ada actionnya jg, ada lutcu dan sepertinya bakalan ada sedihnya jg..
Penasaran sapa yg liat Jebe saat bertarung lawan Ryan, dan apakah sama dengan yg ada dibalik tirai jendela?
Apakah itu Gaby?
Jd musuhnya ini ada si Songong Ryan dengan backing bapaknya yg petinggi di Universitas, dan yg kedua Dio, si bangsat pacarnya Emily..
Kayaknya Emily udah ga prewi makanya mo ditinggalin Dio, ato sebaliknya karena Dio gagal bikin Emily ga prewi makanya mulai menjauh?
Koq ya pas bgt pas Jebe ngikutin Kakaknya..
Btw klo kakak sepupu dari Ibu gitu boleh dinikahin kan yak?
Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd