Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Life of JB

Part 2 - Perlahan

Sampai saat ini, keluargaku rutin meneleponku, biasanya 3 hari sekali untuk menanyakan kabarku dan perkembangan tentang daftar ulang dan persiapan ospek. yaa seperti orang tua pada umumnya yang pasti sering merasa was-was jika anaknya berada jauh darinya. Mereka selalu mengingatkanku untuk menjaga kesehatan dan untuk berperilaku baik.

"nak, kamu bentar lagi ospek kan?" tanya ibuku melalui telpon.

"Iya bu, bentar lagi aku ospek, kayanya seminggu lagi deh kalau dari hari ini."

"yaudaah kamu jaga kesehatan biar ga sakit yaa. sama jangan cari masalah dengan orang lain. masa belum kuliah udah ada masalah aja? ya nak jangan yaaa."

"iyaa bu tenang aja, pasti aku gaakan berbuat aneh-aneh kok, kecuali dia yang mulai duluan, hehe."

"tuhkan, ibu baru bilang apa? hushh udah pokoknya main aman aja, hindari aja pokoknya kalau ada apa-apa. tapi kalaupun udah kejadian, ibu mau kamu selesain dengan kepala dingin, jangan pakai emosi, jangan kayak kamu pas masih sma waktu it-"

"iyaaa buu iyaa, aku bakal jaga emosiku kok." potongku.

"okee itu baru anaknya ibu. tapi ingat, kalau kamu dibully atau diserang oleh senior-seniormu padahal kamu ga buat apa-apa, kamu tau kan harus apa? hihihi." jelas ibu dan diakhiri dengan tertawa yang seram menurutku. Tapi kalau dipikir-pikir ibuku ini baru aja bilang jangan cari masalah, jangan pakai emosi, tapi ga ngelarang juga. entahlah, tapi yang jelas ibuku sangat mengenalku luar dalam, jadi dia pasti tau jalan pikirku seperti apa."

"Iyaaa lagi nih buu, iya terus deh pokoknyaa ya ibukuu sayanggg."

"naah gitu dong, itu baru anak ibu. yaudah ibu mau lanjut masak dulu yaa. dadaaah. baik-baik ya nak disana." pesan ibuku lalu menutup teleponnya

Tak terasa, berawal dari bulan juli dimana aku pertama kali kesini, dengan hari berganti menjadi minggu, dan tetiba berganti menjadi bulan. Ya, sekarang sudah bulan agustus, yang berarti masa orientasi kampus atau ospek akan segera dimulai. Perlahan akupun mulai mengenali dan menghafal daerah daerah disekitaran kampus dan kosanku ini. Seperti tempat laundry, warteg dan warkop andalan anak kampus ini, warung mie ayam, dan tempat-tempat penting lainnya untuk menunjang kehidupan seorang anak kos.

Informasi tentang universitas dan fakultasku pun sudah kukumpulkan cukup banyak, karena kami mahasiswa baru tergabung dalam group chat yang berisi dengan kaka tingkat dari BEM yang memberikan informasi yang diperlukan dan persiapan mengenai ospek kampus.
.
.
Akhirnya hari pembukaan sebelum ospek pun tiba...
.
.
.
Kami semua para mahasiswa baru dari seluruh fakultas berkumpul di gedung pertemuan yang sangat besar, dan menjadi ikon dari kampus ini selain gedung rektoratnya yang biasa menjadi spot foto para maba, maupun para mahasiswa yang telah wisuda. Gedung ini terdiri dari dua lantai saja, dengan lantai satu dibawah, dan tribun diatas yang berisi ribuan kursi. Konon katanya gedung ini dapat menampung hingga sepuluh ribu orang sekaligus. menarik. tutup pintu dan ventilasi, dan genosida akan terjadi.

husshh makin melenceng aja ts nih
lanjut lanjut.

Pagi itu, acara dibuka oleh penyambutan dari Rektor kampus ini yang bernama Bapak Kuncoro. Beliau menyampaikan beberapa hal kepada kami para mahasiswa baru, terutama dengan rasa bangganya karena tahun ini tercipta rekor baru dimana kampus kami menerima mahasiswa baru terbanyak sejak kampus ini berdiri berpuluh-puluh tahun lalu. beliau sangat bangga bahwa antusiasme para mahasiswa untuk berkuliah disini kian tahun kian tinggi, tetapi tentu saja tingkat persaingan untuk masuk di kampus ini semakin tinggi. aku jadi semakin bersyukur bahwa aku bisa menjadi 1 dari ribuan mahasiswa baru yang diterima di kampus ini. Setelah beliau menyampaikan berbagai hal yang perlu kami ketahui, acara dilanjutkan dengan sambutan dari dekan-dekan fakultas, dan juga dari kepala kemahasiswaan dan kepala bidang akademis kampus. Acara berakhir pada sore hari sekitar jam 3, karena banyaknya sambutan dan informasi yang diberikan. Tentu saja aku tidak dapat menerima semuanya, karena selain banyak, gedung ini terlalu berisik karena banyaknya makhluk hidup yang bernama manusia itu duduk bersama disini. Terutama bagi mereka yang sudah mempunyai teman dari SMAnya, atau sudah janjian dengan teman yang dia temuinya disaat periode mendaftar ulang kemaren. sayang sekali aku belum mendapat teman baru, walaupun sudah berkenalan dengan wanita cantik yang akan menjadi panitia ospekku nantinya. Ya, emily anggita.

Ah, apa kabar dia ya? apakah sudah baikan dengan pacarnya? atau malah makin buruk ya? kalau makin buruk ya sekalian aku nimbrung aja kali ya biar makin runyam, terus putus, terus sama aku. Berbagai rencana jahat mulai tersusun satu-persatu dalam kepalaku. Lalu aku mikir lagi, apa iya itu hal yang baik? (ya tentu aja nggak jebee pantes kamu jombs!!!) bagaimana mungkin aku bisa menyusun rencana untuk mengakhiiri hubungan seseorang? Apakah itu jahat sekali? (YA IYALAH!!) Ah, sudahlah, kalau memang dia sudah baikan, itu bagus menurutku, jadi dia tidak sering ngebatin, lalu tidak mencari pelampiasan, lalu tidak mencariku dan memintaku mentraktir ini itu, lalu uang bulananku bisa kusimpan untuk membeli hal lain, seperti berlangganan nitflex. lumayan bisa nonton kalau lagi senggang, biar pikiranku ga ke hornpub teruss. Senyumku mulai mengembang.

Esok harinya, ada sesi penampilan display UKM (unit kegiatan mahasiswa) atau gampangnya ekstrakulikuler yang bisa diambil mahasiswa selama berkuliah disini. UKM yang ditunjukkan sangat banyak, mulai dari Futsal, Sepak bola, Basket, Voli, Badminton dan kegiatan olahraga lainnya dan juga UKM beladiri seperti karate, tae kwondo, jui jutsu. Selain itu, ada juga UKM debat, dan english debate. ya, debat juga, cuman menggunakan bahasa inggris aja. amazing. lalu ada juga ukm yang bernama MUN atau Model United Nations. jadi ukm MUN ini adalah sebuah tempat dimana kita bisa roleplay menjadi delegasi suatu negara dalam rapat PBB, kita bisa menjadi perwakilan negara dan membahas permasalahan-permasalahan dalam bidang sosial, ekonomi, politik dan sebagainya. (yaa begitulah, dari namanya aja kayaknya berat ya hehe). Selain itu masih ada UKM-UKM lainnya yang menampilkan hal yang menarik, tetapi tidak menarik minatku. Tidak tau dengan orang lain. Hanya menarik untuk ditonton. hingga tiba UKM mapala atau mahasiswa pecinta alam. Mataku tertuju pada seseorang yang sedang beraksi memanjat tembok yang biasa digunakaan UKM tersebut (tau kan, yang ada pegangan-pegangan kecil itu lho). Tidak salah lagi. i know her. i definitely know her. Ya, dia adalah Emily. ia sedang memanjat dengan hebatnya dan begitu cepat. setelah sampai dipuncak dan berdiri, ia berteriak "JAYA MAPALAAA!." para maba membalas teriakannya dengan sama kencangnya. hmm, sebanyak itukah yang mau daftar mapala? atau hanya karena efek wanita cantik. tidak ada yang tau jawabannya.

Setelah acara pemaparan ukm-ukm itu selesai, mahasiswa baru diarahkan menuju stand-stand ukm untuk mengunjungi ukm yang diminati masing-masing. Ramai. Sangat ramai. Berbagai stand itupun langsung saja dipenuhi oleh maba yang penasaran dan ingin lebih tahu tentang ukm tersebut dan kegiatan apa saja yang dilakukan. Akupun yang bingung harus kemana akhirnya untuk mencari tempat agak pojokan untuk duduk bersantai dan memutuskan untuk membuka forum tercinta ini. "Ah, semoga cerita yang sedang kubaca ini sudah ada kelanjutannya, karena ending episode sebelumnya sangat membagongkan, bikin aku makin penasaran."
"Waduh, ternyata belum diupdate ya, yaudah gapapa, aku yakin TS nya pasti punya kesibukan sehingga belum sempat untuk mengupdate ceritanya. Semangat TS." Gumamku.

Akhirnya aku memutuskan untuk berjalan-jalan lagi, untuk mencari-cari sekiranya ada stand ukm yang cukup sepi, jadi lebih enak juga kalau mau tanya-tanya.

"Juan." Ada seseorang memanggil namaku, tapi tak kuhiraukan, karena aku belum mengenal siapa-siapa disini selain emily, yang seharusnya masih sibuk di stand Mapalanya. Aku kembali berjalan santai saja.

"Juaan." Suaranya perlahan meninggi. Apakah dia memanggilku? aku menoleh kekiri kanan, masih banyak orang. Ah, mungkin orang lain yang dituju yang kebetulan namanya juga sama sepertiku. Ah, stand MUN cukup sepi. Keren kali ya kalau aku ikut ukm seperti itu, bisa jadi kaum intelektual yang siap untuk berargumen dari a sampai z.

"JUAN BAGASKARA!" Kali ini ia berteriak, hingga beberapa orang saling pandang, berusaha mencari tahu siapa orang yang namanya diteriaki sedari tadi. Ternyata, orang ini memanggil aku ya, hehe. Lamunanku tentang MUN pun bubar, dan akupun membalikkan badanku untuk mencari tahu siapa orang yang sudah memanggilku daritadi.

Ternyata oh ternyata. Seorang perempuan. Cantik? sudah pasti. Manis? jangan ditanya. Fisik? Tidak perlu diragukan lagi. Kenal? Nggak tahu deh.

"Kamu siapa ya? apa kita kenal?" tanyaku dengan sopan. Aku takut dia akan marah kalau aku bertanya dengan sembarangan.

"OHH BAGUS YAA, MENTANG-MENTANG UDAH GANTENG, BADAN UDAH BAGUS, JADI LUPA SAMA YANG DISINI!" Bentaknya sambil datang kepadaku lalu mencubit perutku. Perpaduan rasa sakit dan rasa malu kurasakan, mereka saling bekerja sama, bahu-membahu, gotong royong untuk memberikan rasa yang, hmm, yang, wow lah pokokna. ga ada obat.

"M-maaf kalau aku lupa kamu siapa. tapi kalau kamu kenal aku harusnya tau dong kalau aku ini pelupa. jadi lebih baik kita berkenalan ulang saja yaa. Hai. aku Juan Bagaskara. Dipanggil Jebe. Juan adalah panggilanku sampai smp saja. Tunggu, kalau kamu memang kenal aku dan memanggilku dengan namaku, apakah kamu teman SMPku? atau SD ku? atau apa ya? duh aku bingung." jelasku.

"tch, aku gamau jawab pertanyaanmu kalau kamu ga traktir aku dimsum yang ada disana!" kembali ia membentak sambil menunjuk food truck yang menjual berbagai makanan, termasuk dimsum. Lagi-lagi, dimsum lagi. Makanan tidak berdosa yang berisi olahan ayam yang disajikan selagi hangat ini, kembali menjadi ajang pertaruhan, jika ingin melanjutkan pembicaraan dengan wanita cantik yang sedang aku hadapi ini. Hebat sekali kamu dimsum. aku harus belajar membuatnya.

"baiklah-baiklah, kalau memang dimsum inginmu, kan kukabulkan untukmu." balasku layaknya pujangga yang ingin memberikan semua yang ia bisa untuk wanita idamannya. Akhirnya kami pergi ke food truck dan membeli dua porsi dimsum. satu untuk perempuan ini dan satu lagi untukku. tak lupa juga aku membeli es teh manis dua gelas, selagi ia mencari meja untuk kami duduk. Setelah aku mengambil pesananku dan pergi ke meja yang dia tempati, pembicaraan pun berlanjut.

"Jadi gimana? udah bisa jawab pertanyaanku?" aku mengawali percakapan.

"sab-hnggh hnghhh. lagi makan jangan ajak bicara orang. ngerti ga sih hal kecil gitu aja!" bentak ia, lalu kembali memakan dimsum yang ada dihadapannya itu. Aku hanya diam saja dan melihat dia lebih dalam lagi. Wajahnya yang bulat, rambut tergerai sebahu yang bergerak bebas dan juga matanya yang begitu indah yang membuat siapa saja betah untuk memandanginya terus menerus.

"Ngapain liat-liat??!?! mau mikir mesum ya?!?!?!" kembali aku dibentak dan menyadarkanku dari lamunanku yang sudah indah itu.

"diam salah, ajak ngomong salah. dah lah aku mau jadi Wi-fi aja. Gakeliatan, tapi selalu dicari kalau ilang." balasku

"HAHAHAHA ada-ada aja kamu be andai-andainya." setelah itu dia selesai memakan dimsumnya lalu seperti bersiap untuk bercerita yang panjang. dengan mengambil satu nafas yang panjang. ia mulai berbicara.


"Okee, Juan Bagaskara, Jebe. Kamu memang pelupa ya. Aku Yoce. Yoceline Salsabila. Ya, kita adalah teman saat SMP. Aku ingat kamu, karena ada satu momen saat smp yang nggak akan aku lupakan sampai kapanpun. Ya, saat itu kamu datang ke kelasku dengan pedenya, lalu menembaku dengan berbagai kata-kata gombal dan puisi puisi cinta ala-ala. Tapi aku tolak, karena teman-temanku bilang kamu gendut dan pelupa. Lalu kamu bilang didepanku, kalau suatu saat kamu akan berubah, dan kamu akan kaget ketika saat itu datang."

"Sebenarnya aku masih ingin ngobrol denganmu, berusaha meluruskan tentang apa yang kamu lakukan padaku saat itu, aku ingin kamu tahu bahwa aku menolakmu bukan karena alasan yang temanku buat itu. tetapi karena aku belum merasa ingin pacaran, dan apasih yang bisa dilakukan anak SMP dalam berpacaran, dengan modal rasa penasaran doang akan satu dengan lain. Kurasa hal itu belum kuperlukan saat itu, jadi itulah alasan sebenarnya aku menolakmu, be. tanpa bermaksud untuk mempermalukanmu didepan teman-temanku yang lain." lanjutnya

Oalah, jadi aku pernah nembak dia toh, terus ditolak. well played, be. aku lupa kalau aku pernah melakukannya. Tapi aku ingat bahwa dulu aku memang gendut. Mungkin apa yang Yoce katakan tadi adalah salah satu alasan kenapa aku ingin berubah dan menjadi lebih baik. tak apalah ditolak, setidaknya membawa perubahan dalam bentuk diriku. cukup setimpal.

"jadi seperti itu ya, yoce. Maaf tapi aku beneran lupa akan kejadian itu. Mungkin karena kejadian yang memalukan, jadi otakku otomatis gamau nyimpen lama-lama, lebih baik dibuang sadja, hehe. Tapi aku cukup senang, setidaknya aku bertemu dengan orang yang aku kenal disini. jujur aku belum membuat pertemanan dengan banyak orang, baru saja kamu, dan ada satu orang yang kebetulan kakak tingkatku nantinya." balasku.

"Kamu harus cepet-cepet bikin relasi be, itu penting banget buat masa-masa kuliah ini. bisa saling bantu kalau ada yang butuh, dan mungkin dapet channel kalau kamu mau magang atau mau kerja. itu bener-bener membantu loh. Apalagi sekarang udah masa pembukaan sebelum ospek, kalau udah punya temen sebelum ospek itu pasti lebih asyik."

Hmm apa yang yoce bilang ini ada benarnya juga. tidak. memang benar. bukan sekedar ada benarnya.

"Pasti, aku juga ingin membuat relasi yang banyak. makanya aku tadi mau ke stand-stand ukm untuk nanya-nanya, mungkin bisa ketemu orang yang se-frekuensi. bisa jadi teman baru. tapi kamu tadi keburu teriak-teriak manggil aku. aku jadi merasa orang paling memalukan didunia ini." ujarku sambil memasang wajah sedih.

"nggak cocok wajahmu dibikin sedih gitu. sayang. udah ganteng juga. hihi." balasnya.

Aduh-aduh, udah dua kali aja dia sebut aku ganteng. kalau dia sebut lagi, aku kasih ciuman dibibir.

"heeh iyaa iyaaa. oiya btw aku boleh minta kontakmu? kali aja kalau aku butuh sesuatu, aku bisa minta tolong darimu." Aku meminta kontaknya, hitung-hitung selain perlu, bisa juga buat nambah kontak ciwi-ciwi manis di hapeku. hehe.

"Ohh boleh banget kok. ini ID garis ku ya. (translate aja gan ke inggris hehe). di add ya gantengg."

Astaga, dalam sehari, sudah 3 kali dia bilang aku ganteng. apa dia beneran minta aku cium ya?!

"Aduhhh yocee, kenapa udah bilang aku ganteng 3 kali sihhh. haduh haduhh." aku mengeluh. gatau mengeluh kayak gimana. pokoknya mengeluh aja.

"Loh kok ngeluh, gasuka ya aku panggil ganteng, gantengku?" balas dia menggoda.

Tahan be, tahan. Ini tempat umum, ini area kampus, kamu masih maba, ospek belum mulai, apa iya sudah mau cium cewek disini?

"Bukannya nggak suka, tapi aku tadi gasengaja ngomong dalam diri, kalau kamu sampe ngomong aku ganteng tiga kali, aku bakal cium bibir kamu." kataku dengan sedikit ragu-ragu.

"IHHHH JEBEEEEE." kata diaa sembari pipinya memerah.

"E-emang kamu berani ci-ci-cium aku disini?" lanjutnya.

HEEEEEEHH???? APA YANG BARU AKU DENGAR BARUSAN??????? JEBE KAMU GASALAH DENGER KAN?????

"K-kamu bilang apa barusan?" tanyaku untuk memastikan.

"N-Nggak. nggak ada apa-apa. Udah yaaa aku udah dicari temenku buat lanjut lagi ke stand ukm. dadahhh jebee, jangan lupa chat aku!" ujar dia dengan buru-buru dan meninggalkanku di meja, membuatku makin bingung.

Sudahlah, daripada aku makin bingung, mending aku lanjutkan apa yang harus kulakukan dari awal. ya, pergi ke stand MUN. Lalu aku beranjak dari mejaku, dan segera menuju stand ini yang tampaknya baru saja menjawab pertanyaan-pertanyaan para maba yang sudah pergi menuju stand lain. Inilah kesempatanku.

"H-Halo kak." panggilku kepada salah satu anggota ukm MUN yang sedang berada di stand itu.

"Oh, Halo dek. sebelumnya selamat ya sudah diterima di kampus ini, kamu keren!" kata kakak itu yang juga seorang perempuan cantik. Ya, cantik. Lagi. Semoga saja dimsum tidak dibawa dalam obrolan kali ini.

"Hehe iya kak, terima kasih banyak kak!" Balasku.

"Iya dek sama-sama. jadi apa yang ingin kamu ketahui tentang MUN? apakah kamu berminat masuk kesini?"

"Hmm sebenarnya aku nggak tau pasti sih, tapi yang jelas tadi saat pemaparan UKM ini, aku benar-benar tertarik dengan apa yang kakak-kakak lakukan disini. kurasa keren kalau kita bisa menjadi delegasi-delegasi suatu negara dalam forum internasional, lalu menyampaikan berbagai pendapat dari berbagai bidang dan bertukar point of view."

"wah, sepertinya tadi kamu cukup menyimak ya dalam pemaparan kami tadi. Oke mungkin akan aku jelasin lagi beberapa hal. Oiya, sebelumnya perkenalkan, aku Natasya Ardiana. Bisa dipanggil Nata atau tasya aja." sambil menjulurkan tangannya padaku dan tentu saja aku menyambut tangan halusnya itu broooo.


"Juan Bagaskara, dipanggil Jebe." setelah itu kami selesai berjabat tangan dan dia melanjutkan apa yang ingin dia selesaikan.

"May i continue my explanation, sir?" balas dia dengan bahasa inggris. Waduh, udah mulai aja nih masuk mode ala delegasi.

"Please. Take your time, miss." aku pun ikut meladeninya.

"Haha baiklah baiklah, Jadi apa yang kamu jelaskan tadi itu sudah cukup menjelaskan garis besar tentang apa yang kita lakukan sebagai MUN. Kita akan menjadi delegasi-delegasi berbagai negara dalam forum PBB--tentu saja roleplay--dan membawakan isu-isu setiap negara yang kamu wakili untuk dibicarakan, dan dicari solusinya. Selain itu, kamu juga berkesempatan untuk ikut forum PBB yang beneran lho, bahkan ada satu alumni kita yang ikut mewakili indonesia untuk membawa isu-isu yang kita hadapi dihadapan forum internasional. Keren kan? Lalu untuk kegiatan rutin kita selain latihan, yaitu lomba. biasanya lomba ini berbentuk lomba presentasi, atau lomba debat. nanti kamu bisa pilih, kamu lebih suka debat, atau presentasi." Jelas Kak Nata

Menarik. kurasa aku bisa belajar banyak jika masuk kedalam UKM ini, ditambah ada kak nata yang bisa menjadi pemandangan yang sayang untuk dilewatkan begitu saja.

"Wah, sepertinya aku cukup tertarik kak. tapi aku belum bisa memutuskan sekarang apakah aku mau gabung apa tidak. Apa mungkin ada kontak yang bisa kuhubungi nantinya, jika aku sudah mengambil keputusan?" Tanyaku pada Kak nata

"Ohhh boleh bangeet, ini ID garis aku. kamu add aja ya. nanti kalau sudah buat keputusan, feel free buat chat aku. kalau mau curhat juga gapapa. hihi." katanya

"okee deh kak nata. Danke, Ich wünsche dir einen schönen Tag, Nat." (translate german : terima kasih, semoga harimu menyenangkan, nat) balasku dengan bahasa jerman. Aku bisa sedikit berbahasa jerman, karena semasa SMAku ada peminatan bahasa, antara bahasa jerman atau prancis, diluar bahasa inggris sebagai mata pelajaran wajib. Aku memilih Jerman, ya karena pengen aja. tidak ada alasan khusus.

"Ich hätte nicht gedacht, dass du Deutsch sprechen kannst. Interessant. Ich wünsche dir auch einen schönen Tag, Jebe." ( Tak kusangka, kamu juga bisa berbahasa jerman. Menarik. Semoga harimu menyenangkan juga, Jebe.) Tutup dia dengan senyuman ramahnya.

Akhirnya aku meninggalkan stand MUN ini, dengan perasaan senang, karena kembali bertemu dengan wanita cantik lagi. huuuuu nikmat nikmaaaaat.

"Ah, kemana lagi ya? hari sudah semakin siang. Maba juga sudah mulai pada bubar."

"apa coba ke stand mapala aja kali ya? kali aja ketemu emily lagi yang manis itu. kali aja bisa ngobrol-ngobrol asikk, terus tanya dikit deh tentang ospek. kali aja dapat info info rahasia, hehe." kataku, kepada diriku.

Singkat cerita aku sudah berada di depan stand Mapala, tapi aku tidak bisa menemukan Emily disini. Mungkin dia sedang ke toilet. atau sedang makan. Mencoba mencari di Food truck merupakan solusi yang cukup baik. Akhirnya aku berjalan kembali menuju food truck tempat diriku mendapat pencerahan masa SMPku oleh Yoceline tadi.

Aku melihat dia sedang duduk sendirian di meja yang tadi kugunakan saat bersama yoceline. dia terlihat dia memesan apapun, karena meja didepannya kosong. Ah, mungkin dia hanya butuh sedikit ruang untuk beristirahat. apakah kedatanganku akan mengganggunya atau tidak ya? atau malahan, dia butuh teman untuk bercerita, atau hanya teman duduk bersama dalam diam, berusaha menerawang pikiran masing-masing. Akhirnya aku memutuskan untuk datang dan langsung duduk didepannya. Ia terlihat murung. seperti banyak beban pikiran yang sedang ia usahakan untuk selesaikan satu persatu.


"Hai emily, kulihat kamu sedang sendiri disini. tadi aku mencarimu di stand mapala, tapi aku tidak melihatmu, jadi kukira kamu sedang ke toilet, atau mungkin sedang makan disini. Lalu aku datang kesini. tapi kurasa kamu sedang tidak ingin diganggu ya. Baiklah, aku akan pergi. mungkin kita bisa ngobrol dilain waktu." Lalu aku berdiri dan segera pergi, tetapi tangan emily menghentikanku.

"be, temani aku ya? aku hanya ingin ada orang didekatku, tidak perlu berbicara banyak. cukup kamu ada disini saja." kata dia dengan nada seperti orang putus asa.

"baiklah, em. akan kutemani dirimu sampai kamu merasa lebih tenang." Lalu aku menawari apa dia ingin dimsum, tetapi dia menolak dengan halus, seolah membenarkan perkataannya barusan, kalau dia hanya ingin diam dan tenang, dengan aku disampingnya. Aku akan menemaninya. pasti. karena dia adalah temanku. setidaknya saat ini. sshhh. tidak usah pikirkan masalah itu dulu be, cukup temani dia saja. Sampai akhirnya emily kembali membuka suara.

"Jebe, rasanya aku tidak kuat lagi dengan semua ini. aku sudah sangat capek. berbagai masalah datang kepadaku tanpa permisi terlebih dahulu. ketika aku menyelesaikan satu, akan datang dua, bahkan tiga masalah yang lebih kompleks lagi. Aku bingung, kenapa ini semua terjadi."

Ingat Jebe, langkahmu sangat menentukan apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia sedang tidak butuh kata penyemangat, dia hanya butuh sandaran, untuk beristirahat sejenak dari kesadisan hidup yang dia alami.

"emily, disini aku tidak akan berusaha untuk menyemangatimu, atau memberikanmu kata-kata dalam bentuk apapun yang memotivasimu. Apalagi membanding-bandingkan dengan diriku. Tidak. Aku cuma ingin kamu tahu, kalau aku akan ada disini, dan berusaha untuk melakukan apa yang aku bisa untuk membantumu menyelesaikannya satu persatu, perlahan tapi pasti." Tanpa komando, tanganku reflek memegang punggung tangannya dan mengelus sepelan mungkin. Mungkin ini bisa membantu meredakan sedikit rasa capek luar biasa yang dia alami itu. Tidak ada maksud terselubung dari hal yang kulakukan saat ini. pure hanya berusaha untuk menenangkannya.

Dan sepertinya tindakanku ini mendapat respon positif dari emily. Dia juga perlahan mulai tersenyum dan menatap kearahku.

"terima kasih ya, be. saat ini, hal seperti yang kamu lakukan lah yang aku butuhkan. aku tau niatmu tulus, aku bisa lihat dari matamu. kamu tahu kan, the eyes can't tell lies." kata dia sambil tersenyum dan membiarkan tanganku tetap mengelus pelan.

Akupun merasakan ketenangan saat duduk dengan dia, saling menatap, dan mengelus perlahan. ketulusan dari kami lah yang memegang peranan kali ini. aku masih ingin menikmati hal seperti ini lebih lama lagi. Hal yang tidak pernah aku rasakan selama ini. Dan aku masih ingin lebih lama bersama emily. dan sepertinya dia juga masih ingin berada diposisi seperti ini. Aku akan tetap menemani dia sampai dia siap untuk beranjak dari tempat ini.

Aku menatap sekeliling, hari sudah mulai sore, food truck sudah mulai beberes dan membersihkan sisa-sisa makanan yang ada di meja-meja lain. Para mahasiswa yang dari tadi berada disini pun satu-persatu mulai meninggalkan area ini. Sepertinya Emily juga menyadari akan hal ini.

"Jebe, sepertinya tempat ini harus ditinggalkan sebentar lagi. Tidak enak menggangu para petugas yang ingin membersihkan meja dan tempat ini."

Aku pun mengangguk setuju.

"Baiklah, Kemana kita, em? Sepertinya stand UKM sudah ditutup semua, dan hanya menyisakan para mahasiswa yang ingin bersiap untuk pulang."

"terserah kamu. bawa aku kemana saja. aku hanya sedang ingin ditemani."kata emily.

apa maksudnya ini? dia ingin aku membawa kemana? aku tidak mampu menangkap, jika ada maksud tertentu dari kata dia barusan.
Contohnya jika kita bertanya pada pacar kita mau makan dimana? dan dia jawab terserah, ada beberapa orang yang mengatakan bahwa tandanya ia ingin kita mengajak ke tempat yang nyaman bagi keduanya, atau tempat favoritmu dengan harapan bahwa kamu akan mempunyai cerita atau kenangan tentang tempat itu. atau memang benar-benar terserah. dimana aja jadi. yang penting makan. karena ada sebuah kata-kata 'its not about the place, or the price. Its the person.' apik juga kata-kata ini.

"apakah kamu sudah makan Em?

"Belum."

"baiklah, ayo kita makan. Kamu mau makan dimana? Mau nasi padang lagi? atau mau dimsum?" tanyaku.

"terserah kamu aja, be."

baru aja dibilang, sudah kejadian. sekarang aku bingung sendiri harus membawa dia makan dimana.

Ah, apa ketempat itu ya? tapi nanti jatuhnya dia mikir bahwa ini adalah date. tidak-tidak-tidak. Tapi tempat itu bagus, dan ada kemungkinan bisa membantu dia menenangkan pikirannya. Baiklah, akan kubawa dia kesitu.

"baiklah, ayo kita pergi ke tempat itu." kataku.

"o-oke, be." katanya singkat. Tetapi, ia dengan reflek menggenggam tanganku dengan erat.

Aduh, ada apalagi ini. Kalau orang lain liat nanti gimana? Kalau nanti teman-teman dari mapalanya melihat gimana? Kalau nanti tiba-tiba Dio datang dan menambah masalah baru untuk emily gimana? apa tidak makin hancur perasaannya.

Akan tetapi, lain kata, lain tindakan.

Aku ikut menggenggam tangannya dengan erat, seolah tak ingin melepasnya dan mengajaknya ke parkiran untuk mengambil motor lalu pergi bersama menuju tempat itu. Ya, semoga dia suka dengan tempat itu dan suasananya. Itu yang kuharap saat ini. Emily, bersabarlah. aku pasti akan menemanimu. Bertahanlah.
.
.
.
Ya, begitulah kehidupan, ada suatu proses yang akan terjadi perlahan-lahan, yang belum tentu pasti arahnya akan mengalir kemana. Menuju kebahagiaan, atau menuju awal kehancuran. seperti yang mungkin dialami atau yang akan dialami oleh jebe.

Perlahan ia mulai akrab dengan lingkungan kampus yang akan menjadi tempat ia berkembang selama 4 tahun kedepan.

Perlahan ia harus semakin berpikir dengan dingin.

Perlahan ia mulai berusaha untuk mencari dan menambah teman demi kelancaran hidupnya disini.

Perlahan ia mulai mengerti dan memahami perasaan wanita.

Perlahan, keinginan untuk melindungi seseorang semakin tinggi dalam dirinya.

Perlahan, mulai timbul suatu 'rasa' dalam dirinya. dia tidak tau perasaan apa itu. tapi ia tahu kalau ia akan butuh rasa itu, dan dia mendambakan rasa itu untuk ada, dan selalu ada dalam hidupnya.

Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd