Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Life Changing Experience

Emmmm rendy di tolak calissa kayaknya nih ,, terus coba deketin lydia

Iyya kayaknya gitu
 
ane ucapkan banyak terimakasih pada pembaca setia, banyak sekali masukan dan dukungan. ane juga baca satu per satu semua komen, tapi ane gak bisa membalas satu per satu, maap yak, berikut kelanjutan cerita Rendy, semoga berkenan,

salam, TB

Mulustrasi

Callisa Calistya​


EPISODE 39


"Rend, ngobrol di teras aja yuk, gak enak didenger orang dalem.....................", ujar Callisa singkat padaku dan dia menatap aku dalam-dalam.
lantas kami berdua bangkit dan duduk di kursi panjang terbuat dari kayu dibawah pohon mangga ini, kami berdua duduk namun ada beberapa jarak diantaranya, minuman Callisa taruh di ujung, jadi yg diantara kami berdua hanyalah udara hampa yg dirundung kebingungan. aku mulai cemas dengan apa yg dia katakan padaku.
"aku boleh tanya beberapa pertanyaan gak?", tanya dia dengan sangat pelan dan lirih.
"boleh, silahkan, yakinkan dirimu sebelum buat keputusan", ujarku menjantankan diri.
"ehmm kamu yakin dengan yg kamu lakukan ini?", tanya Callisa menatapku.
"yakin banget, aku ingin membangun masa depan denganmu", balasku tegas.
"kamu yakin hatimu buat aku, bukan sebagai pelarian karena sakit hati dengan Sandra?", tanya dia lagi.
"yg lalu biarkan berlalu Callisa, aku serius denganmu, aku ingin menjadikanmu sebagai wanita yg paling bahagia, paling bersyukur dengan hidupmu dan aku ingin selalu melihatmu tersenyum lebar", balasku dengan sangat yakin.
lantas dia tertunduk lemas dengan semua jawabanku, aku melihat itu nampaknya dia ada sesuatu yg berat yg harus dikeluarkan dari mulutnya.
"hmm kamu tau kan, masalaluku, aku kotor Rend, dengan sekarang kamu sudah punya kerja dan rapi seperti ini, kamu gak malu punya pendamping aku?", ujar dia kembali.
"Callisa, yg lalu, lupakan aja, sekarang ini bagaimana kita bisa menyusun masa depan yg lebih baik, jadikan yg lalu sebagai pelajaran, yang jelas aku tak mempermasalahkan masalalu asal kita mau belajar untuk jadi yg lebih baik, sebenarnya akupun juga kotor, kamu juga tau kan aku bagaimana, tapi aku ingin melangkah kedepan bersamamu dan menyusun masa depan bareng", ujarku dengan sangat jelas, aku lihat Callisa meneteskan airmata sambil tersenyum, "dikeluarin aja air matanya, gapapa", lanjutku dan dia menggelengkan kepalanya.
"aku gak mau ntar dikira orang rumah ada apa apa hehe", balas dia sambil menangis dan tertawa, "ehhmm iya deh, aku terima Rendy, aku juga yakin dengan kamu", balas Callisa dengan sangat pelan dan lembut itu yg lantas membuatku tersenyum lebar. ini merupakan suatu pencapaianku yg amat luar biasa, yaitu punya pacar!!
"hehehe aku bingung ngomong apa hehehe, aku seneng banget", ujarku sambil girang dan Callisa menyenderkan kepalanya di pundakku.
"hihihi gimana udah plong?", tanya Callisa padaku.
"hahaha udah doong", balasku songong.
malam ini sungguh malam yg indah bagiku, akhirnya aku memiliki pasangan yg sangat cantik luar biasa, tak pernah sekalipun aku membayangkan memiliki wanita secantik Callisa. semua ini akibat keseriusanku dengan perkuliahanku dan membantu siapapun yg membutuhkan bantuan, sehingga orang lain merasa nyaman. tidak semua wanita mengejar ganteng atau kaya dari seorang lelaki, namun wanita yg memikirkan masa depan akan mengedepankan pendidikan, kedewasaan, pola pikir, dan mental, karena itulah landasan dalam membangun keluarga yg harmonis.

"Rend, kamu selasa masuk ya, aku pengin nganter kamu boleh gak, pengen lihat kamu hihi", ujar Callisa.
"manggilnya masih Rend ya hahaa ya gapapa kalau kamu mau", candaku saat Callisa masih memanggilku dengan nama.
"hahaha mau dipanggil apa, sayang, honey, bebi?", tanya Callisa dengan manja sambil bergelendot di badanku.
"haha sayang aja deh simple", balasku dengan santai.
"lucu ya, aku pertama bawa cowok ke rumah sekali aja bikin malu hihi malu tapi seneng, ehhmm huuumh kenapa kita gak ketemu sejak dulu ya, setidaknya aku gak perlu dibodohi oleh banyak cowok dulu", ucap Callisa sambil memandangi angkasa.
"yauda gapapa, lha kalo jalannya harus begini gimana, yg ada sekarang kita nikmati dan kita jalani", balasku yg juga memandangi angkasa.
malam itu aku ngobrol banyak dengan pacarku, dia menanyakan mengenai pekerjaanku, tapi sama sekali tidak aku beritahu mengenai gaji dan bonus yg aku dapatkan, selain itu aku juga belum menceritakan kemungkinan aku ditempatkan diluar Jakarta bahkan kemungkinan di luar negeri, aku ingin menikmati moment ini selama mungkin dan tidak membuatnya cemas. saat waktu di jam tanganku menunjukkan pukul 21.30 aku meminta ijin untuk pulang, aku tak ingin di cap sebagai cowok yg tak tau diri yg main hingga larut malam.
"bapak dan ibu saya pamit dulu ya, sudah malam", ujarku saat meminta pamit kepada mereka, tak lupa aku mencium tangannya.
"gimana sudah dapat jawaban?", tanya bapaknya sambil tertawa.
"bapak ah udah to hahaha", celoteh Callisa.
"haha sudah bapak", ujarku sambil sangat malu sekali. lantas aku memutar badanku dan berjalan melewati pagar rumahnya, Callisa berdiri di pagar sambil melihat gerak gerikku saat akan menghidupkan mobil. aku terlupa sesuatu, lantas aku kembali turun dan mendekati Callisa yg sedang berdiri.
"i love you", bisikku pada telinga dia yg membuat dia tertawa dan langsung memelukku.
"i love you too, hati-hati ya sayang", balas dia sangat lembut. aku berjalan memasuki mobil dan mobil aku pacu menuju kostku.
malam ini merupakan malam yg indah, yg membuat hidupku berubah 180 derajat, semoga Callisa adalah pacar pertama dan terakhirku. didalam pikiranku sudah ada untuk menyuntingnya secepat mungkin, namun aku perlu diskusi dengan orangtuaku terlebih dahulu.

*

hari pertama ke kantor, rasanya jantungku mau copot, rasanya excited dan takut jadi satu, aku sudah siap sejak pukul 7.00, jam masuk kantorku jam 8.30, aku ingin datang lebih awal. aku menunggu kedatangan Callisa dari kamar sambil melihat jendela jika dia datang, aku bisa langsung turun dan berangkat. jam 7 lewat 10 menit, Callisa baru nongol, aku langsung mengunci kamarku dan turun kebawah.
aku berdiri di pinggi mobil Callisa, dan dia hanya memandangiku dengan diam.
"kok kegantenganmu meningkat jadi 200% yang?", ucap Callisa sambil melongo menatapku.
"haha yuk jalan", ajakku, memang aku mengenakan kemeja lengan panjang tanpa dasi namun pakai jas, rambutku aku beri minyak rambut yg membuatnya mengkilap, hal yg belum pernah aku lakukan, menurut para pakar first impression is important kan.
"deg-deg.an gak yang?", tanya Callisa padaku.
"iyalah yang, tapi gak sedeg-deg.an ketemu bapakmu", ujarku dengan canda.
perjalanan cukup lancar, sehingga aku bisa tiba ke kantor hanya 45 menit, Callisa yg mengantarku menggunakan jeans dan baju rumahan, nampaknya dia gak mandi juga, tapi tetep aja cantik.
"udah ya sayang, aku ngantor dulu halah haha, hati-hati ya pulangnya", kataku pada dia.
"iya sayang, jangan nakal ya", balas dia sambil salim dengan cium tangan layaknya istri bersalaman dengan suaminya.

aku keluar dan berdiri, mobil Callisa lantas berjalan dan kembali kearah pulang, aku lantas berjalan kearah gedung dan memasukinya.
"selamat pagi pak", sapa satpam gendut gempal bernama Mitro.
"pagi pak", balasku.
suasana gedung masih sedikit sepi, namun sudah ada beberapa orang yg lalu lalang sambil membawa cangkir kopi, aku belum kenal satupun orang disini. seperti perintah minggu lalu, jika aku datang, aku harus menunggu di luar ruang mbak Shinta. maka aku pun melangkahkan kakiku ke ruangan dia. setibanya di sana, ada seorang pria yg juga menunggu di depan ruangannya, aku langsung berpikir apakah dia juga diterima bersamaan denganku. lantas aku duduk disampingnya.
"mas-nya baru juga?", ujar pria itu.
"oh iya mas, saya Rendy", ujarku.
"aku Rangga", balasnya.
kamipun ngobrol pengalaman penerimaan kami, ternyata dia interview sehari sebelum aku, kamipun juga tak tau berapa orang yg diterima dengan kami, hingga pukul 8.29 hanya kami berdua yg berada disini.
"ayo, kalian masuk", ujar mbak Shinta yg berjalan dengan cepat didepan kami dan kami langsung duduk di kursi.
"oke, jadi yg keterima periode ini, hanya kalian berdua, selamat untuk kalian berdua, jadi begini, yg berada di base Jakarta ini, jika kalian ngamati rata-rata sudah 30 tahunan kan, nah itu karena yg muda-muda seperti kalian langsung di tempatkan di cabang yg di Indonesia atau ada yg di luar negeri, yaitu Australia dan New Zealand. nah selama beberapa bulan kedepan, kami akan training kalian untuk disiapkan penempatan di luar negeri, kalian bersedia pasti tentunya", terang mbak Shinta nrocos.
"hmm maaf mbak, kalau boleh tau, berapa lama ditempatkan diluar negeri?", tanya Rangga pada mbak Shinta.
"ehmm minimal 5 tahun", balas mbak Shinta singkat.
"baik", balas kembali Rangga.
mbak Shinta berlanjut menjelaskan semua tentang hal-hal dasar di perusahaan ini, jujur aku excited dengan ini semua, tapi aku juga takut bercerita kepada Callisa yg nantinya membuat dia cemas karena kami akan berhadapan dengan LDR.
"ahh jalani dulu aja deh", pikirku dalam hati.
mbak Shinta lantas menunjukkan kami dimana letak meja kerja kami dan seluruh tugas dan pekerjaan akan dikirim via moodle atau online. sebagai finansial consultant aku sudah bisa membayangkan pekerjaanku bagaimana dan pasti akan banyak bertemu pengusaha hebat. rasa excited bekerja bisa membiusku dan fokus pada ini saja, aku ingin menjadi yg terbaik di perusahaan ini.

*

tak terasa sudah hampir setengah tahun aku berada di perusahaan ini, gaji aku terima sesuai yg dijanjikan, tabunganku sekarang menjadi bengkak, sebelumnya aku belum pernah mendapatkan uang sebanyak ini dari keringatku sendiri. aku dan Rangga menjadi partner yg saling membantu dalam keadaan apapun di pekerjaan ini. aku belum pernah ditugaskan ke luar daerah, jadi selama ini aku hanya berada di base, tapi walau begitu aku sering berangkat pagi pulang malam, bahkan weekendku bertemu dengan client atau lemburan pekerjaan yg belum selesai.

dengan kesibukan yg sangat luar biasa, hubunganku dengan Callisa berjalan sangat baik, aku selalu menjalin komunikasi dengannya, kadang aku sms dia saat istirahat sejenak atau telepon menanyakan dia sedang apa, dia sangat memahami sekali pekerjaanku sehingga dia tak pernah komplain dengan kesibukanku. aku sudah memberitahu bahwa kemungkinan aku akan sangat sibuk hingga pulang malam namun ini semata untuk dia. ditengah kesibukan, terkadang aku pulang malam, namun juga terkadang aku pulang sore, disitu aku sering mampir ke rumahnya untuk memberi dia serangkai bunga atau makanan yg dia inginkan selain itu untuk mengurangi rasa kangen yg tumbuh seiring berjalannya waktu. sekarang aku paham, kunci sukses suatu hubungan adalah komunikasi yg baik. bagaimana dengan seks? sejak pacaran dengan Callisa, kami sama sekali belum berhubungan badan, rasanya aneh membangun hubungan ini menggunakan hati namun akhirnya bermain badan, aku ingin menjaga hubungan baik ini, mungkin aku akan menghajar badan Callisa yg seksi itu saat sudah sah menikah. selain itu, ada perubahan penampilan dari diri Callisa, yg dulu dia suka mengenakan pakaian yg ketat untuk menunjukkan lekuk badannya, sekarang dia lebih suka menggunakan pakaian yg longgar, sehingga lekuk badannya tidak lagi terlihat. mungkin dia ingin menyimpan bahwa seksinya dia hanya untuk aku.

suasana kantor seperti biasa sangat sibuk, tiap kubikle terisi oleh orang yg sibuk dengan komputernya maupun bicara di telepon. saat ini pukul 11.09 aku sedang menguap dari lelahnya tadi malam yg hanya tidur beberapa jam karena masih lemburan dengan pekerjaan yg hari sebelumnya.
"Rend, aku tadi dipanggil pak Direktur, aku mau di tempatkan di Sydney", ujar Rangga girang yg tau-tau duduk disebelahku dan berbisik padaku.
"wih selamat ya Ngga, aku ikut seneng", balasku padanya, yg jelas membuatku iri karena aku juga menginginkan itu.
"aku tadi juga lihat namamu di meja beliau, tapi belum tau isinya apa", lanjut dia.
"semoga bukan berkas pemecatan yak", balasku sambil ngakak.
"kagak lah gilak", balas Rangga, yg berdiri dan memberiku pukpuk di punggung sebagai ucapan semangat.
aku berlanjut dengan pekerjaanku, dan tidak terlalu berpikir serius dengan itu, mungkin itu rejekinya dia.
setelah jeda makan siang, aku mendapat telepon dari mbak Anggita yaitu assisten dari pak Direktur, aku diminta untuk menghadap beliau sekarang, aku tak tau akan mendapat apa, bisa aja ditempatkan seperti Rangga namun bisa juga pemecatan.

aku berjalan menuju ruangan beliau, dan mbak Anggita berada didepan pintu.
"sudah ditunggu bapak, pak Rendy", ujar mbak Anggita yg cantiknya khas wanita karir.
aku hanya mengangguk dan langsung masuk ke ruangan, pak Direktur sedang membuat kopi di pojokan dan mengaduk-aduk cangkirnya sambil memandangi jendela dengan pemandangan kota.
"oh Rendy, silahkan duduk nak", ujar pak Direktur menggunakan bahasa inggris yg sudah ditranslatekan untuk mempermudah pembaca cerbung semprot.
"baik pak, terimakasih", balasku sambil duduk dan beliau masih berdiri dan mengudak kopinya.
"aku terkantuk tadi di meja haha jangan bilang orang depan haha, gimana kabarmu nak?", ujar beliau, beliau orangnya sante dan enak jadi kami juga tidak merasa tegang jika bertemu dengannya.
"haha saya baik sekali pak, ada yg bisa saya bantu?", tanyaku padanya.
"bagus bagus, kamu siap untuk tantangan?", tanya beliau dengan tatapan serius kali ini.
"saya selalu siap pak", balasku tegas.
"New Zealand, Auckland, setelah melihat track record mu, kami merekomendasikan kamu untuk di pindah tugaskan disana, kamu boleh bicarakan dulu dengan keluargamu, tapi aku butuh jawabanmu besok?!", tegas pak Direktur.
"kalau boleh tau untuk berapa lama pak?", balasku bertanya.
"selama mungkin mereka membutuhkan tenagamu", balas pak Direktur kembali.
lantas obrolan kami berlanjut hingga gaji, rumah tinggal disana, dan hal pendukung lainnya, beliau menjelaskan dengan sangat detail, aku merasa yakin jika aku mampu menerima tantangan ini. tapi aku harus berdiskusi dengan bapakku yg lebih senior terhadap situasi seperti ini.

malam ini kondisi berhujan sedang, aku duduk di balcony kost dengan pikiran apa yg kiranya terjadi disana dan akan bagaimana, makan malam menggunakan mi instant terasa hampar tak seperti biasanya, ini karena aku terlalu banyak memberi air sehingga bumbunya tak terasa. aku akan menelpon bapakku, terkait situasi ini.
"iya, aku ditugaskan untuk ke New Zealand, untuk berapa lamanya katanya selama mereka butuh tenagaku", ujarku pada bapak, bagi pekerja diusia 23 tahun mendapat tawaran seperti ini memang sangat baik untuk karir kedepannya.
"hmm, itu paling nanti 2 tahun, terus kamu di assesment, lanjut atau enggak, tapi menurut bapak, diambil aja", balas bapak dengan sangat bijak.
lantas obrolan terus berlanjut hingga tak terasa satu jam, aku juga ngobrol dengan ibu terkait situasiku, ibu tentu khawatir, namun bapak selalu bisa meyakinkan ibu.
oh iya, Callisa, aku lupa dia justru belum aku beritahu tentang ini, aku tak ingin membuatnya cemas, maka aku perlu memberitahui dia saat aku bertemu langsung dengannya. kendala orang pacaran adalah membutuhkan waktu untuk mengkomunikasikan hal yg bersifat sensitif seperti ini.

keesokan harinya, aku berangkat ke kantor dengan kondisi mantab dan yakin dengan jawabanku setelah berdiskusi dengan bapak dan ibu yg cukup lama.
"mbak Anggita, saya bisa bertemu dengan bapak?", ujarku halus saat berada di depan ruangan pak Direktur.
"baik, coba saya hubungi dulu ya, silahkan ditunggu dulu", ujar mbak Anggita dengan lembut, rata-rata pegawai disini sudah menginjak 30 tahunan, yg sudah berpengalaman, sedangkan aku dan Rangga masih yg termuda, "maaf pak, bapak lagi sibuk", lanjutnya.
lantas saat aku sudah akan melangkahkan kaki untuk kembali ke mejaku, aku mendengar jika aku yg datang menghadap, lalu pak Direktur menyempatkan untuk bertemu.
"baru sibuk pak?", tanyaku santai saat sudah berada di dalam ruangan.
"gapapa, bagaimana keputusanmu?", tanyanya langsung to the point.
"oke saya terima", balasku dengan singkat.
"oke bagus, selamat, persiapkan dirimu, awal tahun depan berangkat, jadi masih ada sekitar 5 bulan untuk persiapan ya", balasnya dengan semangat.
"baik, terimakasih pak", balasku singkat yg lantas aku melangkahkan kaki keluar.
setelah pertemuan singkat tadi, aku duduk di kubikle ku merasa bingung dengan apa yg aku lakukan, aku baru merasa bahagia dan seneng, lantas aku membuat keputusan ini, hubunganku yg sedang anget dan mersapun harus bersiap akan menghadapi ujian yg lebih berat. tapi bukan hidup namanya jika tidak diberi cobaan. saat aku menerima sms dari pacarku, betapa dia semangatnya memberiku motivasi dan terus berjuang. namun aku berharap semangat itu akan terus ada saat nanti aku beritahu dia keputusanku. walau aku sudah punya pacar, tapi bantuan untuk mengambil keputusan masih berada di orangtua, jika nanti aku sudah menikahi Callisa, pasti dia akan menjadi prioritasku.

*

setelah berhari-hari ditempa oleh banyaknya tumpukan pekerjaan, akhirnya aku menyempatkan ke rumah Callisa untuk memberitahukan tugas baruku padanya, aku sudah siap dengan segala apapun yg terjadi.
"hi sayang, gimana kerjanya, sepertinya kamu capek banget", ujar dia sambil membawakan minuman dari dalam rumahnya, seperti biasa kami pilih ngobrol di teras karena tak ingin di dengar oleh orang dalam.
"haha iya yang, biasa, tapi seru kok, capek pikiran, tapi setelah ketemu kamu langsung ilang kok capeknya", balasku dengan gombalan khas orang yg lagi capek.
"haha dasar", balasnya yg menyenderkan kepalanya di pundakku.
aku membicarakan hal yg membuatnya dia good mood dulu sebelum aku nantinya akan kuceritakan yg pastinya akan mengubah jalan ceritanya hubungan kami. saat kurasa dia sudah dalam keadaan good mood, dapat dilihat dengan dia yg selalu tertawa dengan hal yg aku ceritakan, walau garing.
"yang, aku mau cerita sesuatu boleh", tanyaku.
"apaan sayang?", tanya dia yg penasaran dengan apa yg keluar dari mulutku.
"ehhmm aku akan dipindah tugaskan di New Zealand tahun depan", ujarku datar dan penuh penghayatan sambil memandangi pacarku dengan penuh kasih sayang.
"ohh wooow, ya bagus dong sayang, hehe semangat", balasan dia sangat awkward, yg beberapa saat kemudian air mata dari ujung kedua matanya keluar dan dia sudah tak sanggup untuk menutupinya, lantas dia bersender di pundakku dan lenganku dia peluknya dengan erat, "aku gak tau harus jawab apa yang aku ehmm aku belum siap jika harus LDR jauh banget.................", lanjutnya jawaban yg lesu dan sedih. lagi-lagi pohon mangga depan rumah menjadi saksi perubahan situasi ini.


---BERSAMBUNG---
 
Wah.. LDR nih ceritanya, apa jangan-jangan langsung ngelamar Calissa ya hmmm :pandajahat:
 
Suhu......makasih updatetanya....!!!
Rendy pindah NZ??
Calissa di oper ke sini aja.
biar saya yg temani.
:genit::genit::genit::genit::genit:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd