Ending C/Ending Luna (Normal Ending)
Meriam Exodus
Tank Super Heavy Inggris
Ending Luna (Normal Ending)
Kami memasuki tahap akhir dari perang unifikasi bumi. Penentuan dari segalanya. Langit London sudah sangat kacau. Bona tidak mengizinkan kami untuk ikut ke perundingan genjatan senjata itu. Perundingan hanya siasat untuk mengalihkan Armada Huang. Aku tahu mereka akan melanggar perundingan itu. Sayangnya hanya itu yang dapat mereka lakukan. Kami bersiaga di London.
Inggris dan Sekutu tentu saja berencana menyerang lebih dulu secara tiba-tiba. Dengan senjata apapun yang Bona bawa di kontainer itu. Namun , Bayangan musuh muncul dari reruntuhan gedung. Ratusan musuh muncul. Kali ini bukan berseragam biasa. Mereka menggunakan robot tempur setinggi 3 meter dengan meriam plasma yang mematikan.
“ Titan!!” (Seragam tempur setinggi 3 meter yang dikendalikan manusia)
Musuh menembakkan meriam-meriam plasma. Kami berlindung. Badai semakin terjadi. Bermodal MBT Law tua aku tembak salah satu musuh dan
“ Duar!”
Musuh tersungkur dan tewas ditempat. Musuh menembakku dengan plasma namun aku berhasil menghindar. Hyewon memasang kuda-kuda lalu melompat dan menyerang mereka
“ tapak beribu kematian”
Mereka semua tewas. Namun musuh semakin bermunculan. Sebuah kapal besar muncul dari balik awan. Kapal induk Huang memasuki atmosfer dan menyerang London secara langsung. . Huang mengetahui kami akan melanggar perundingan gencatan senjata dan mungkin menangkap Bona
“ mereka tahu”
Ucap Hyewon. Sebuah bayangan manusia muncul dari balik awan. Huang datang dengan sendirinya. Aku melihat Bona. Huang menangkapnya. Aku melihat Bona terborgol dan terluka parah.
“ jika kalian ingin membunuhku. Berusahalah lebih keras ”
Huang menunjukkan sebuah Benda tak dikenal, yang disembunyikan di dalam kalung Bona. Benda yang sepertinya akan diselundupkan ke kapal induk Huang dan mungkin kunci mengalahkan Huang. Apa ini rencana Bona? Ia menghancurkan benda itu, dan mungkin menghancurkan harapan untuk membunuh Huang
“ serpihan api pertama. Jadi itu rencana Bona? Menyalakan api pertama untuk membunuh Kaisar? Ternyata ramalannya salah”
Gumam Hyewon.
“ menyalakannya?”
Tanyaku heran.
“ energi dari batu itu mungkin cukup untuk melenyapkan Huang. Batu itu sangat tidak stabil dan dapat meledak dengan ledakan cukup besar seperti Bomb.”
Sahut Hyewon. Huang melempar Bona dan Hyewon menangkapnya.
“ Koboi. Kau akan mati di depan istrimu”
Huang menembakkan bola energi dari kedua tangannya. Aku menghindar dan ledakan terjadi. Prajurit Artileri Inggris membidik Huang dan
“ Duar!”
Mereka menembak Huang dengan Meriam laser Exodus. Huang berusaha menangkis namun gagal. Satu tembakan meriam Exodus kurang lebih cukup untuk membelah asteroid kecil. Ia terpelanting dan Hyewon berlari mengejarnya.
“ selamatkan Xia, Huang milikku. Tapak beribu kematian”
Hyewon membunuh Pasukan Titan musuh. Bona tergeletak karena ia sangat lemah. Aku mengambil rudal tua RPG7V2 dan beberapa amunisi. Aku maju menyelamatkan Bona dan pasukan Titan musuh muncul.
“ Duar!”
Aku menembak musuh dengan rudal rpg. Musuh menangkisnya. Mereka menembakkan meriam plasma mereka. Aku menghindar dan berlindung. mereka mengepungku. Aku menyiagakan rpg dan bersiap dengan segala yang terjadi.
“ hyaaaaat!”
“ Duar!”
Tank super berat Inggris muncul. Tank itu setinggi 5 meter, panjang 16 meter, dengan senjata utama meriam railgun menyerupai meriam tank biasa. Tank menembakkan senjata utamanya, membersihkan pasukan Titan musuh yang mengepungku
“ Hop in, Mate” (masuk kawan!)”
Gerbang tank itu terbuka. Aku menggendong Bona dan membawanya masuk. Kursi penembak CIWS kosong. Tank ini dilengkapi goalkeeper CIWS dan delapan rudal hypersonic di bagian buntut. Aku duduk di kursi itu sambil memangku Bona
“ Brrrrrt! Brrrrrt!”
Aku menembak pesawat musuh yang hendak menembak tank kami. Dua pesawat musuh tertembak jatuh. Tank super terus maju bersama belasan tank lainnya. Musuh membalas tembakan. Prajurit Artileri Inggris memberi firesupport dari belakang. Hujanan plasma musuh dari kapal induk musuh mulai menggores lapisan tank yang sangat kuat. Namun tank terus maju menyapu bersih pasukan Titan musuh.
Ancaman utama adalah pesawat musuh. Aku menembak dua pesawat musuh lagi. Namun dua pesawat terbang rendah dan muncul dari balik reruntuhan. Aku menembak satu sementara yang satu lagi menembakkan empat rudal sekaligus.
Rudal menghantam tank. Aku menembak dua sedangkan dua lagi mendarat sempurna. Tank rusak berat. Kepala komandan tank terpecah dan tangannya buntung. Rudal itu sudah dirancang untuk melumpuhkan tank. Namun tank itu masih bertahan. Satu pesawat musuh mendekat dan hampir menghabisi kami. Aku menembak jatuh pesawat itu.
Aku menggulingkan Bona. Aku menarik jasad penembak tank lalu mengambil alih meriam utama. Aku melihat Hyewon bertarung melawan Huang. Aku membersihkan pasukan musuh dengan meriam coaxial. Aku melihat Huang memukul dan menghabisi Hyewon dengan membabi buta. Aku bidik Huang dengan senjata utama dan
“ Duar!”
Tembakanku tepat mengenai Huang. Hyewon menoleh. Huang hampir menembak Kami namun Hyewon menembakkan bola energi dan tepat mengenai Huang.
Huang kembali terpental. Aku menembak Huang dengan senjata utama dan ia kembali terpelanting. Hyewon melompat menyerang Huang dan Melayangkan jurus mematikannya
“ pukulan pembelah berlian!”
“ Gelegar! “
Ledakan terjadi. Huang tersungkur. Aku kembali membidik Huang dan menembaknya dengan senjata utamaku. Wajahnya mulai berdarah. Hyewon kembali menyerang namun Huang tidak main-main. Ia kerahkan seluruh tenaganya lalu
“ Panah Halilintar!!”
Panah kilat menyambar Hyewon bertubi-tubi. Hyewon terhempas ke tanah. Ia sudah sangat lemah. Ia lemparkan Bola Energi dan Hyewon tidak sempat menghindar karena terlalu lemah. Aku menembakkan senjata utama dan Huang gagal menghindar. Ia terpelanting. Darah mengucur dari tubuh Huang. Railgun itu mampu melukainya. Dua tank Super berat mengepung Huang. Mereka menembak Huang secara membabi buta.
Huang tersudut tapi ia tidak mau kalah. Ia kerahkan seluruh tenaga di dalam dirinya. Hawa panas terdeteksi dari monitor tank dan Huang kembali melayangkan jurus mematikannya
“ Hyaaaaa! Tendangan pembelah Bumi”
“ duaaar!”
Ledakan terjadi. Kedua tank super berat itu terpelanting. Tank kami sampai termundur. Bona terbangun namun ia sangat lemah. Bona meraih kursi kemudi lalu memundurkan tank yang sudah sekarat. Aku menembakkan senjata utama dan Huang menangkisnya.
“ Bola Neraka!!!”
Huang melempar Bola api yang besar dan mematikan. Dengan tenaga dalamnya Hyewon bangkit dan menangkis bola itu sehingga kembali ke Huang. Huang menjelit terkejut dan
“ Duaaaar!”
Ledakan besar terjadi. Hyewon berhasil menyelamatkan diri. Api itu sangat panas menyamai suhu inti matahari. Kawah sampai terbentuk. Hyewon tersenyum lega karena kami mungkin baru saja memenangkan perang.
Huang kembali bangkit. Hyewon terkejut. Sulit dipercaya Huang masih hidup walaupun ia sangat lemah. Aku membidiknya, menembakkan meriamku dan ia terpelanting. Namun Huang kembali bangun. Dengan tubuh yang terbakar dan luka di sekujur tubuhnya. Ia membangkitkan tenaganya dan ia kembali kuat. Hyewon sudah terluka parah dan sangat lemah
“ Kau sudah kuberi kesempatan Yuji. Lari. Seperti suamimu. Aku jauh lebih kuat. Tenagaku telah sempurna. Kekuatanku dapat bangkit dalam hitungan detik. Usaha kalian sia-sia. Kini kau akan mati bersama Koboi dan adik…”
“ duaaar!”
Dan prajurit Artileri Inggris kembali menembakkan Huang dengan meriam Exodus. Huang terpelanting jauh. Hyewon kembali maju dan
“ tendangan Naga terbang!”
Huang tersungkur. Dengan seluruh sisa kekuatannya, Hyewon terus memukuli Huang. Tank kami mundur hingga kembali ke kota. Kapal induk Huang membidik meriam Exodus dan
“ Gelegar!”
Meriam itu meledak. Tanah bergetar. Inggris kini tidak ada senjata utama untuk melawan kapal induk. Hyewon melihat ledakan besar itu. Bona turun dari kursi dan berjalan pincang meninggalkan tank
“ Bona!”
Aku ikut keluar meninggalkan tank. Bona berjalan pincang ke bawah tanah menghampiri Qiao, Luna dan anak-anak
“ anak-anak Edi, anak-anak masih di dalam”
Ucapnya. Dengan seluruh tenaganya Huang melayangkan pukulan-pukulan mematikan dan Hyewon terpelanting.
“ selamatkan anak-anak! Cepat! Aku akan hadapi Huang!”
Teriakku
“ Edi kau bisa mati!”
Sahutnya
“ lakukan saja!”
Bona berlari pincang. Huang menembakku dengan bola api namun aku menembaknya dengan rudal RPG. Ledakan terjadi. Aku isi ulang rpg itu dan Huang menerbabku. Waktu berjalan lamban. Aku melompat menghindari Huang lalu menembaknya dengan RPG. Rudal itu sama sekali tidak melukainya.
“ kau berani menantangku Koboi!”
Huang menembakkan laser dari matanya. Aku berlari menghindar. Ia melompat menyerangku namun aku menghindari setiap serangannya. Aku tembakkan rudal itu dan tepat mengenai wajahnya. Huang tidak terluka tapi ia marah besar. Hyewon berusaha menolong tapi ia sudah terluka parah
“ clas!”
Huang berdarah. Darahnya mengucur deras. Seseorang muncul dengan pedang katana. Pedang itu memotong daging Huang dengan gampang, menembus ilmu kebalnya. Ia memasang kuda-kuda, menantang Huang yang terluka karena pedangnya
“ lawanmu aku pecundang. Cari lawan yang sepadan denganmu”
Ucapnya. Ia berbicara dengan bahasa Jepang. Aku sedikit memahaminya
“ Pendekar Ludah api. Karenamu seluruh Nihon akan menjadi budakku”
Ucap Huang
“ Kau ini benar-benar sombong ya.”
Huang menyerang namun dengan santai Ia memotong Huang dengan pedangnya. Darah memuncrat dari tubuh Huang. Pendekar dengan pedang katana itu menolehku dan berkata
“ pergilah. Selamatkan Keluargamu. Bajingan ini milikku”
Huang melemparnya dengan panah-panah halilintar. Pendekar itu menangkisnya dengan pedangnya. Api muncul dari pedang itu. Sosok Naga kembali terlihat dari awan. Kapal induk Huang kini berhadapan dengan Naga raksasa itu.
Aku berlari menyelamatkan Bona dan yang lainnya. Aku gendong Hyewon dan akhirnya bertemu Dengan Qiao dan Luna. Bona juga di sana tapi dia sangat lemah. Qiao memegangi Hyewon dan aku menggendong Bona.
“ sekarang bagaimana?”
Tanya Luna.
“ pindah ke Xian. Sudah kuduga kita seharusnya ke sana”
Hyewon sudah sangat lemah. Ia menggeleng kepala karena ia tidak sanggup menggunakan tenaganya untuk teleportasi. Aku melihat pendekar itu bertarung dengan Huang. Namun bahkan Pendekar Ludah api tidak sanggup menandingi Huang. Aku melihat pendekar itu terlempar dan jatuh ke reruntuhan.
“ Ren!”
Para gadis bergaun putih yang semula menolong prajurit dan rakyat sipil yang terluka, berlari menyelamatkannya.
“ Luna, Qiao, Naik ke Jeep itu! Cepat! Bawa Hyewon, Bona dan anak-anak, pergi dari London. Anak-anak, nurut sama mama Luna dan Mama Qiao!”
Luna menggeleng kepala
“ bagaimana dengan kamu!”
Aku meraih RPG di punggungku.
“ aku akan mengakhiri ini”
Mereka berlari naik ke Jeep itu. Bona dan Hyewon sudah sangat lemah. Luna masih tidak rela. Jeep itu pergi dan aku menyerang Huang
“ Edi, gunakanlah sisa-sisa kekuatanku, kembalilah muda”
Aku punya satu benda yang tidak pernah aku gunakan. Ketika Xiao mati ia ingin aku mengambil alih sisa-sisa kekuatannya. Aku menolak. Xiao mengeluarkan sisa-sisa kekuatannya sehingga menjadi sebuah kristal yang sangat kecil menyerupai serpihan api pertama yang akan digunakan Bona. Aku pegang kristal itu dan sempat berpikir menggunakan kekuatannya
“ maafkan aku Xiao. Aku akan melakukan ini dengan caraku”
Huang melayang di hadapanku. Ia membuat Hyewon sekarat dan mengalahkan pendekar ludah api. Kini Kami kembali berhadapan
“ semua akan berakhir di sini Koboi. Tidak ada yang akan menolongku lagi”
Ucap Huang
“ aku tahu,”
Huang menyerangku dengan seluruh tenaganya. Aku melempar batu krystal Xiao. Aku tembak krystal itu dengan rudal rpg dan ledakan terjadi. Krystal itu memiliki energi yang luar biasa. Sehingga jika diledakkan maka ledakan mini supernova terjadi. Aku terpelanting dan terluka parah. Ledakan itu membuat sebuah lubang hitam yang sangat kecil
“ Tidaaaak! Apa yang kau laku….”
Huang terhisap ke lubang hitam dan hancur menjadi debu. Aku menang. Ledakan itu menghanguskan kakiku. Aku melihat Luna berlari menyelamatkanku. Aku melihat Kapal Induk Huang meledak dan jatuh ke permukaan. Prajurit Artileri Inggris bersorak dan berlari ke jalanan
“ VICTORYYYYY! VICTORYYY” (kemenangan!!!)
Ledakan kedua terjadi. Luna terpelanting. Aku melihat mobil yang ditumpangi Seluruh keluargaku terpelanting. Aku hendak bangkit namun aku kehilangan kesadaranku. Kami memenangkan pertempuran. Huang tewas dan tidak pernah kembali lagi. Lubang hitam itu membunuhnya. Aku tidak sadarkan diri. Ketika aku bangun. Aku terbangun tanpa busana di kemah medis, tanpa kedua kakiku. Hanya Luna yang duduk di dekatku.
“ Luna…”
“ Edi”
Aku memegang tangannya. Kami berpelukan dan Luna menangis. Perang membuatku cacat seumur hidup. Ledakan mini supernova itu menghanguskan kakiku, membunuh ratusan orang disekitarnya. Ledakan kedua terjadi dan Luna juga terluka.
“ mana yang lain?”
Luna menggeleng kepala. Ia semakin menangis. Luna tidak sanggup mengatakannya. Dokter Militer Inggris datang dan menceritakan apa yang terjadi.
Ledakan itu menewaskan ratusan jiwa. Jeep terpelanting saat berusaha menyelamatkan diri. Luna tidak berada di Jeep itu karena ia berusaha menyelamatkanku. Qiao sempat menyelamatkan anak-anak. Jeep meledak. Qiao, Bona dan Hyewon tidak sempet menyelamatkan diri
Aku kehilangan mereka. Aku mengenakan pakaian lalu dengan kursi roda, aku menemui anak-anak kami. Jeep Militer di masa depan menggunakan bahan Bakar nuklir sehingga ledakan sangat dahsyat. Dengan kursi roda, aku menghampiri mereka. Aku melihat jasad Qiao, Bona dan Hyewon
Aku menang melawan Huang. Tapi apa bayarannya? Mereka. Keluargaku. Aku tidak menangis. Air mataku seperti habis. Aku seorang prajurit, dan selalu seorang prajurit. Ketika di Medan perang, kalian harus siap untuk mati. Tapi aku tidak siap untuk ini. Aku tidak siap melihat keluargaku mati.
“ Edi.. maafkan aku”
Bisik Luna
“ ini bukan salahmu. Perang ini merenggut banyak nyawa manusia. Termasuk orang yang kita cintai”
Dengan pesawat Shuttle kami membawa jasad mereka ke Indonesia. Mereka berjasa bagi bumi, menyelamatkan nyawa manusia, tapi siapa yang datang ke pemakaman mereka, hanya aku dan Luna. Tidak jelas berapa banyak orang yang selamat di Indonesia tapi ketika kami mendarat di Bogor, tidak ada seorang pun di sana.
Aku melihat jasad mereka untuk terakhir kali. Luna dan anak-anak perempuan kami yang memandikan mereka. Aku mencium Qiao untuk yang terakhir kali, aku mencium Xia, dan yang terakhir Hyewon. Luna tidak berhenti menangis dari London, lalu saat memandikan mereka hingga memakamkan mereka. Pendekar Ludah api lalu muncul, bersama istrinya, dan para Replikan, mereka semua berbaris. Sedangkan dari Inggris, tidak ada satu pun yang datang karena di saat yang sama, mereka memakamkan perdana menteri yang tewas tertimpa meriam Railgun
“ aku turut berduka Pak.”
Aku mengangguk. Istrinya juga ikut menenangkan Luna.
“ ini hadiah dari Kaisar. Nihon berhutang pada kalian”
Pendekar Ludah api memberikanku hadiah yang sangat berharga. Bukan medali atau penghargaan. Namun sebuah sebuah album aku dan semua keluargaku. Kami tidak sempat berfoto namun kemajuan teknologi membuat Semuanya mungkin. Kami berlima berfoto dengan cantik di foto itu bersama anak-anak kami. Foto yang sangat indah meski tidak nyata. Mereka juga memberiku paspor dan kewarganegaraan Jepang jika kami berencana pindah ke sana
Aku dibantu pendekar Ludah api menguburkan Qiao, lalu Bona dan Hyewon. Sebuah ironi di mana anak-anak dan cucu Hyewon bahkan tidak ada yang hadir. Pendekar Ludah api dan para Replikan sempat mengabari pihak Kekaisaran Xian. Bahkan pemakaman sempat menunggu. Tapi status Yuji yang bukan lagi putri, membuat tidak ada yang boleh datang ke pemakamannya.
Aku berpisah dengan ketiga istriku. Aku hidup di Indonesia bersama Luna dan anak-anakku. Kami masih mempertimbangkan tawaran pindah dan hidup di Jepang namun kami sadar, di sinilah rumah kami.
Tidak ada monumen atau tugu penghormatan untuk Hyewon, Bona dan Qiao. Hanya Jepang yang mengabari kematian Yuji, Bona dan Qiao di koran mereka. Meski tidak ada monumen, hari kematian mereka menjadi hari libur di negara Jepang. Pendekar Ludah api dan para Replikan menghilang. Hilangnya Armada Huang membuat negara pendukung Huang mundur. Genosida dan Invasi besar-besaran oleh Jepang terhadap negara-negara tersebut pun dimulai.
Tapi kami hidup damai di Indonesia. Tidak ada Huang artinya tidak ada yang mengejar kami lagi. Aku hidup damai bersama Luna dan anak-anakku. Qiao, Bona, dan Hyewon. Entah bagaimana aku tidak pernah merasa kehilangan mereka. Aku merasa mereka dan cinta mereka masih ada. Hampir setiap hari aku membersihkan makam mereka dan aku tidak sedih lagi. Aku berterima kasih pada Qiao, Bona dan Hyewon, atas cinta dan kenangan yang mereka berikan. Terkadang aku pun merasa hidupku tidak lama lagi. Namun di sisa hidupku ini aku berjanji akan menjaga Luna, anak-anakku, dan tidak akan melupakan apa yang telah Qiao, Bona, dan Hyewon berikan ke kehidupan kami.