Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY - TAMAT Legenda Pendekar Ludah Api

Episode 11​

Pertempuran yang lebih besar menunggu kami. Peluit dibunyikan. Serbuan dimulai. Tanpa istirahat regu kami ikut serta dalam serbuan besar itu. Kapal-kapal darat Xian berbaris rapi paling depan bersama kendaraan baris baja memimpin pertempuran. Dilangit Satria langit dipimpin Tuan Besar, bertempur dengan penerbang musuh, menembak jatuh setiap pengebom yang berusaha mengebom kami

Ratusan Kapal darat musuh dibantu ratusan mobil baja memimpin serbuan Baret Biru. Aku dan reguku tiarap, menembak musuh dari posisi kami. Pertempuran tank terjadi. Tiga kapal darat Xian meledak, namun puluhan kapal darat Baret Biru terbakar dan meledak akibat tembakan kapal darat Xian. Mekanik Xian menunjukkan kehebatannya.

Kami mengusir musuh dari parit mereka. Aku cabut pisauku dan aku melihat tiga musuh berlari ke arahku. Dua dari mereka menghunuskan pisau mereka. Aku menghindar dan membunuh mereka berdua. Baret Biru ketiga hampir menembakku dengan pistol mesinnya namun aku maju dan menusuknya dengan pisau belatiku. Aku ambil alih pistol mesin itu lalu menembakkannya ke musuh. Aku membunuh empat prajurit lagi. Kapal darat musuh muncul namun rekanku meledakkannya dengan peledak. Tank itu terbakar dan seluruh awak tewas ditempat.

Kapal darat Xian semakin maju hingga tak terasa kami mengusir musuh satu kilo kebelakang. Kapal darat musuh mengepung dan makin banyak kapal darat Xian yang tertembak. Sementara dilangit, Satria langit menunjukkan kehebatannya menembak jatuh begitu banyak penerbang AU Kekaisaran Han. Satria langit mengawal pesawat-pesawat pembom Kekaisaran Xian. Bomber-bomber itu menjatuhkan bom, menghancurkan beberapa mobil baja dan kapal darat Baret Biru.

Matahari terbenam. Kami memenangkan pertempuran setelah mengusir musuh mundur hingga kilometer. Musuh mundur jauh kebelakang bahkan meninggalkan kemah garis belakang mereka, meninggalkan meriam artileri yang telah menewaskan ribuan Legiun Abu. Legiun Abu kehilangan hampir seluruh mobil lapis baja dan kapal darat. Sedangkan musuh kehilangan seratus lebih kapal darat mereka. Meriam-meriam Xian dan bom peledak juga berperan besar menghancurkan kapal darat musuh.

Tapi penderitaan dan perjuangan kami tidak berhenti sampai di sana. Jenderal baret biru mengirimkan surat ke teritori mereka dan meminta pengiriman Kapal darat dalam jumlah besar serta pengiriman bahan bakar dalam jumlah luar biasa. Mereka ingin menghancurkan Legiun Abu dengan ribuan Kapal Darat kemenangan dari teritori Han. Surat dikirimkan dan malam itu juga, utusan dikirimkan ke teritori Han.

Baret Biru masih memiliki seratusan Kapal darat. Bahan Bakar menipis dan mereka mengerahkan semua yang mereka punya untuk memukul mundur Legiun Abu. Puluhan baret biru masih siap tempur sedangkan tinggal belasan ribu Legiun Abu yang tersisa dan semua lelah dala bertempur.

Musuh mulai menyerbu dari fajar dengan mobil baja dan kapal darat berbaris rapi di depan. Meriam-meriam Xian ditembakkan untuk menghalangi musuh. Ledakan demi ledakan terjadi. Kami mempersiapkan peledak, jika kapal darat musuh mendekat. Reguku hanya memiliki dua peledak terakhir.

Matahari terbit. Ribuan Legiun Abu dan ribuan Baret Biru tewas di pertempuran itu. Aku memegang senapanku dan menembak peluru-peluru yang tersisa. Kami menggunakan dua peledak terakhir dan menghancurkan satu kapal darat dan satu mobil lapis baja. Kami bertahan hari itu namun empat dari tujuh temanku cedera.

Beberapa hari kemudian. Perang terus berlanjut meski banyak kami yang cedera dan ribuan tewas di pertempuran. Baret Biru berharap dapat menghabisi kami dengan ribuan kapal darat kemenangan. Namun apa yang mereka dapat beberapa hari kemudian justru perintah untuk mundur jauh ke teritori Han. Tentara Baret Biru mundur, tanpa sepengetahuan kami. Meninggalkan beberapa kapal darat dan banyak persediaan seperti peluru dan makanan.

Reguku sudah pulih kembali. Musuh mundur ke pegunungan dan kembali ke teritori mereka. Ada satu benteng di teritori musuh yaitu Benteng Api. Benteng ini sudah ada bahkan sebelum pertempuran barat timur. Di masa lalu Han dan Xian sempat bekerja sama melawan Kerajaan Timur yang dibantu manusia ular. Tinggal ribuan Legiun Abu penguningan yang tersisa. Bantuan akan segera datang dari Luo Jin beberapa hari lagi. Namun kami akan membuka serangan lebih awal demi membalikkan keadaan. Musuh tentu akan bersiaga menghalau kami segala cara dengan nyawa mereka. Ribuan bahkan puluhan ribu Baret Biru dan tentara Hijau pasti sudah berjaga di sana demi.

Aku bertemu Jenderal pagi hari ketika kami mengetahui musuh telah mundur ke teritori mereka. Aku bersama ratusan pimpinan Regu berbaris dihadapan Jenderal Legiun Abu pegunungan. Kami semua dipromosikan setelah berjasa di sepanjang pertempuran Hutan perbatasan. Aku diangkat menjadi Sersan Mayor.

Aku resmi menjadi opsir kelas palang pintu Kekaisaran Xian. Aku diberikan seragam baru, seragam resmi opsir Legiun Abu. Aku menggunakan topi khas opsir Xian yang menyerupai opsir Jerman di perang dunia pertama. Aku mendapat juga mendapat sebilah pedang. Teman-temanku juga dipromosikan dari pangkat mereka.

Aku menulis surat kepada ketiga istriku. Aku mendapat foto diriku dengan seragam baru dan mengirimkannya lewat surat ke ketiga istriku. Aku sangat senang dan bangga. Jenderal bilang kami sudah dekat ke kemenangan dan sudah dekat menjadi pahlawan Besar Kekaisaran Xian. Kami harus tetap bersiap karena mulai esok kami akan memulai gempuran ke benteng Api.

Keesokan harinya. Dengan truk kami menyusuri jalan di pegunungan. Aku mengenakan seragam opsir, dengan helm khas Jerman masih di kepalaku. Aku memimpin reguku ke penyerbuan. Jalan sangat sempit dan terjal. Kami bingung bagaimana Baret Biru menyelundupkan begitu banyak tentara dan persediaan lewat jalan ini. Kami akhirnya tiba di pegunungan, beberapa ratus meter dari benteng Api.

Benteng itu terbakar. Satria Langit memimpin serbuan malam dan serbuan fajar ke benteng Api. Asap masih mengepul dan mereka melihat ribuan Legiun Abu kini telah menerobos perbatasan dan siap menyerbu Benteng mereka. Parit dan blokade sudah mereka siapkan. Puluhan ribu baret biru kini siap menghalangi kami merebut benteng ini.

Babak baru muncul. Setelah pertempuran Hutan Perbatasan, kami masuk ke babak baru, yaitu Pertempuran Benteng Api. Ini adalah invasi pertama Xian ke Teritori Han. Bahkan Legiun Abu di Medan perang utama belum mampu menjebol perbatasan Han. Jika menang di benteng ini, maka kami secara resmi menguasai wilayah pegunungan Xianshi.

Pagi itu setelah fajar. Kedua pihak sudah saling menembakkan meriam sejak subuh. Kami semua berdoa dan pidato perang dibacakan, peluit perang ditiupkan dan pertempuran resmi dimulai. Belasan kapal darat berbaris memimpin perang. Meski ini adalah kapal-kapal darat terakhir Legiun Abu pegunungan, kami memaksimalkannya untuk pertempuran hari ini.

Puluhan kapal darat musuh menghalau. Kapal darat Xian membersihkan mereka dengan gampang. Pada pertempuran Hutan Perbatasan, Kapal darat Xian bahkan kehabisan peluru sebelum musuh sempat menghabisi kapal darat Xian. Di perang ini, dengan semangatnya para mekanik Xian menunjukkan kehebatan mereka dan menyapu bersih Kapal darat musuh.

Kapal darat dan mobil baja Xian membersihkan parit pertama tanpa masalah. Legiun abu menyerbu dengan membabi buta. Tengah hari kami membersihkan parit itu dan maju ke parit selanjutnya. Kami kini sangat dekat dengan benteng api. Medan perang yang bergunung-gunung ini menjadi kemenangan bagi regu penembak jitu kami. Reguku yang salah satu yang paling ganas di pertempuran itu.

Semua meriam dibidikkan ke kapal darat Xian. Kami akhirnya menemui musuh sepada kami. Tembok Benteng api. Meriam ditembakkan dan kapal darat terus maju. Kapal darat menyapu bersih musuh diluar tembok namun ketika kami sangat dekat musuh menembakkan meriam dan satu persatu membersihkan kapal darat Xian.

Malam pun tiba, dan musuh kehilangan belasan ribu jiwa serta puluhan kapal darat. Namun kami kehilangan semua kapal darat kami dan mayat mekanik Xian yang ditakuti itu berbaris kaku di luar tembok Api. Malam itu kami semua memberi penghormatan kepada mereka yang gugur demi Kekaisaran Xian.

Malam itu puluhan ribu musuh menyerang secara serentak. Kami sudah berbaris di parit yang kami rebut siang itu. Kami menembak musuh yang menyerbu secara tiba-tiba di malam hari dan tembak menembak terjadi selama berjam-jam. Reguku memberi tembakan perlindungan sementara regu lain mundur semakin ke belakang. Malam itu kami mundur beberapa ratus kilo ke belakang namun berhasil menahan serbuan musuh.

Harus ada cara untuk melumpuhkan senapan mesin serta meriam di tembok Benteng Api. Siang itu sebuah pemandangan tidak biasa muncul. Kami melihat sesuatu mengambang diudara. Aku tercengang. Itu pertama kalinya aku melihat pesawat zeppelin secara langsung. Benteng terbang kelas Naga Hitam muncul ke Medan perang memimpin serbuan ke benteng Api.

Bom-bom dijatuhkan. Musuh melancarkan udara secara besar-besaran namun Satria langit mengawal Benteng terbang tetap di udara. Benteng Api menembakkan senapan mesin ke udara namun bom-bom dari benteng terbang membersihkan mereka dengan gampang.

Gerbang Benteng api hancur. Meriam-meriam dilumpuhkan. Bom berjatuhan ke benteng Api dan benteng itu terbakar hebat. Kami menyerbu musuh di luar benteng, menyerang mereka dengan segala yang kami punya. Kami masuk ke dalam benteng dan pertempuran dilakukan secara jarak dekat dan door to door.

Aku mencabut pisauku dan membunuh empat Tentara Baret Biru yang menyerangku. Regu kami mengambil alih tembok dan menembak musuh di gedung utama Benteng. Pertempuran sengit terjadi di udara dan di samping kesuksesan Benteng terbang, kapal zeppelin itu meledak dan jatuh di pegunungan menewaskan seluruh awak benteng. Pertarungan terus berlanjut hingga musuh terpaksa mundur meninggalkan benteng melalui jalur evakuasi.

Kami memenangkan pertempuran. Tapi apa yang harus kami bayar? Benteng Terbang kebanggaan Xian hancur dan runtuh di pegunungan ini. Jumlah kami semakin menipis. Tidak sampai seribu Legiun Abu yang masih hidup. Kami benar-benar porak poranda. Musuh lari ke gunung-gunung dan kami terus melakukan kontak senjata berhari-hari kemudian.

Bantuan datang beberapa hari kemudian. Puluhan ribu Legiun Abu pegunungan tiba langsung dari Luo Jin. Kini hanya jalan menuju Teritori Han terbentang lebar. Para Jenderal kini memusatkan perhatian mereka ke kota Xianshi beberapa ratus kilo dari pegunungan ini.

Itu kemenangan terbesar sepanjang sejarah Militer Legiun Abu. Pertempuran terus terjadi di pegunungan namun musuh pelan-pelan dapat dipukul mundur. Kami tiba di resort, yang menjadi landmark pegunungan Xianshi. Resort itu telah ditinggalkan. Jenderal-jenderal mengambil alih resort dan menjadikan pusat pertahanan Xian di wilayah Han. Penduduk di sekitar resort banyak yang sudah mengungsi namun mereka yang ditinggalkan hanya dapat pasrah.

Di sanalah pelanggaran HAM banyak terjadi. Banyak rakyat Han yang menjadi bulan-bulanan legiun Abu bahkan dilecehkan dan diperkosa. Itu pemandangan yang tidak aku sukai. Mereka ditangkap dan dipaksa bekerja untuk kepentingan Legiun Abu pegunungan. Banyak gadis serta janda yang akhirnya melacurkan diri, demi mencegah diri mereka diperkosa secara terang-terangan. Bayaran dari servis mereka mungkin hanya beberapa koin perak Xian (setara ratusan ribu rupiah) atau sembako dan bahan makanan. Mereka berjumlah puluhan namun dapat melayani puluhan pria perhari.

Banyak Serdadu yang melampiaskan keperjakaannya di sini. Banyak yang pertama kali melihat tubuh wanita dan sengaja melampiaskan rasa penasarannya pada wanita-wanita ini. Jumlah pelacur terus bertambah setiap hari dan sebagian besar korban pemerkosaan. Mereka melakukannya demi tetap hidup. Itu adalah sisi gelap Legiun Abu yang harus kami terima. Namun regu kami tidak melakukannya. Kami sudah terlalu lelah dengan perang ini dan beristirahat sebisa mungkin karena hari selanjutnya bisa jadi tugas terakhir kami. Banyak Legiun Abu yang seangkatan dengan kami tidak selamat dari pertempuran.

Perhatian kini tertuju ke kota Xianshi. Kami menyerbu puluhan kilometer dari pegunungan dan menaklukkan desa demi desa di sana. Baret Biru banyak yang ditarik ke kota Xianshi untuk mempersiapkan perlahan kota. Puluhan ribu Tentara hijau menghalau namun mereka bukan tandingan Legiun Abu pegunungan. Serbuan udara malam hari mulai dilancarkan ke kota Xianshi. Kota itu terbakar dan mulai diteror.

Gagalnya Pertahanan di provinsi Xianshi membuat nama baik Tentara Hijau tercoreng. Legiun abu terus bergerak maju dan mereka yang tidak mengungsi menjadi sasaran pelampiasan Legiun Abu. Kehancuran terjadi di mana-mana dan api serta abu menyelimuti kemana Legiun Abu menyerbu. Banyak gadis yang akhirnya tertangkap legiun abu hanya pasrah asal mereka dan keluarga mereka tidak dibunuh. Gangbang dan perkosaan semakin biasa bahkan diwajarkan. Aku tidak siap dengan pemandangan ini. Ini adalah satu alasan kenapa aku membenci perang ini.

“ Regu Minghao tidak bersenang-senang? Ada banyak gadis di desa ini “

Kami semua menggeleng kepala.

“ kami hanya ingin perang ini cepat selesai.”

Sahut salah satu rekanku. Kebanyakan dari mereka bukan angkatan kami. Mereka Serdadu Legiun Abu pegunungan yang baru. Mereka tidak tahu seperti apa perjuangan kami melewan baret biru ketika musuh hampir tiba di Luo Jin.

Aku menulis surat terakhir sebelum serbuan ke Xianshi. Aku menulis surat terakhir kepada istriku kalau aku berharap aku sudah diujung masa tugasku. Aku hadap perang ini cepat selesai. Agar kami berempat dapat berkumpul lagi.

Kami sudah beberapa Kilo dari Xianshi. Pertahanan kota telah dipersiapkan. Perang ini adalah titik balik perang yang semula memihak Han dan kini memihak Xian serta Legiun Abu. Banyak penduduk kota terutama wanita muda, lansia serta wanita dan anak-anak yang mengungsi ke luar kota setelah mendengar cerita tentang Legiun Abu. Aku berdiri di luar kota itu dan berharap perang cepat berakhir. Aku ingin kembali menemui istriku dan aku mulai merasa lelah dengan permainan misteriusku di dunia ini.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd