Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Kyai Walang Sungsang

Status
Please reply by conversation.
Kiai Walang Sungsang

Part 62: Bertiga menyatu Sempurna


Jam 07.30 malam Rangga, Andini, Astrit dan Arum sudah ada di rumah mereka Andini, Astrit dan Arum segera masuk kamar untuk berganti pakaian rumahan Andini memakai daster panjang di bawah lutut dengan warna merah muda dengan belahan rendah di dadanya yang tidak sanggup menutupi buah dadanya yang kelihatan akan mencuat keluar dan sebuah kalung dengan warna merah menyala menghiasi leher Andini membuat Andini tambah cantik bercahaya

Sedang Astrit mengunakan kulot dari saten berwarna kuning gading dengan baju tanpa lengan dan belahan dada yang menantang tampa jilbab bertengger di kepalanya dan hiasi kalung warna kuning menghiasi di bawah lehernya yang membuat kecantikan bertambah seribu keli lipat

Demikinan juga dengan Arum gadis lincah imut ini memakai pakaian celana santai pendek ketat di atas lutut berwarna biru tua dipadu dengan kaus longgor tampa lengan berwarna biru laut dengan belahan dada cukup lebar sehingga ketika Arum membungkuk kelihatan payudara gadis itu yang cukup besar menggelantung masih sekal terekspos menentang dan sebuah kalung berwarna biru menyala bertengger di bawah lehernya yang membuat Arum tambah cantik dengan aura yang terpancar dari dalam dirinya

Kini istri istri Rangga dan pacar Rangga berkumpul di ruang keluarga rumah peninggalan romo Sudibyo dan mereka sedang bersendau gurua layaknya kakak beradik

“Mbak Dini” panggil Arum

“Apa adikku yang imut” kata Andini sambil mencoel dagu Arum keatas

“Tu lihat mbak Astrit tampa jilbab juga canti banget ya” kata Arum sambil melirik kearah Astrit

“Apa dik, ngasani (membicarakan dengan berbisik) mbak ya” tegur Astrit

“Ehhh siapa nya ngasani mbak gr banget deh” jawab Arum

“La itu tadi bisik bisik ke mbak Dini” sangga Arum

“Tu ya mbak tadi to Arum ngomong sama mbak Dini kalau mbak Astrit cantik banget tanpa jilbab, ooppp” jawab Arum sambil menutup mulutnya dengan ekspresi kaget

“Kata siapa tu” desak Astrit

“Kata, kata …. siapa ya” kata Arum sambil berpikir, lanjutnya “Kata rumput yang bergoyang, ya ya kata rumput yang bergoyang ha ha ha”

“Ngak lucu” jawan Astrit sewot sambil bibirnya di depankan

“Ya udah kalau ngak percaya, kalau kata … kata mas Rangga mbak Astrit percaya ngak” kata Arum kemudian

“Diiiikkkk” teriak Astrit sambil sedikit sewot

“Ya udah mas Rangganya untuk aku dan mbak Dini aja deh dan mbak Astrik dengan mas Dodi gimana mbak” kata Arum dengan centilnya

“Ogah mas Dodi nya di buang ke laut aja biar di makan ikan cucut dan aku mau dengan mas Rangga aja” kata Astrit sambil setengah malu dan manja

Pada saat yang sama Rangga datang ke ruang keluarga hanya memakai sarung dan bajo koko yang tadi di siapkan Astrit ketika pulang dari tempat eyang Sosro

“Ada apa nih kok gayeng banget sih” kata Rangga

Arum pum bergegas berdiri sambil mendekati Rangga dengan centilnya dan manja ke Rangga

“Mas mas lihat tu mbak Astrit cantik banget ya ngak pakai jilbab” kata Rangga

“Dik Arum baru lihat ya” kata Rangga

“Ya” jawab Arum dengan senyum senyum

“Dik Arum ketinggalan kereta deh” kata Rangga

“Lho kok” jawab Arum sambil terbengong bengong

“Kan setiap sore dik Astrit kalau di rumah pasti lepas jilbab” kata Rangga sambil membelai kepala Arum yang berdiri di samping Rangga

“Kok Arum ngak pernah tau sih” kata Arum

“Lha dik Arum jarang tidur di sini ya ketinggalan jaman” kata Rangga

Andini pun hanya tersenyum senyum melihat dan mendengar candaan tadi

“Makanya dik Arum sering kumpul dengan kita kita biar selalu update” karta Andini

“Ehhh jadi malu nih aku” kata Arum sambil berjalan mendekati Astrit, lanjut “Maaf ya mbak Astrit”

“Ya ngak papa, sini sini cium dulu” kata Astrit sambil menarik tubuh Arum dan mencium pipi Arum kanan dan kiri

“Mbak Dini juga mau cium Arum ngak” kata Arum sambim melangkah mendekati Andini

“Sini cium cium dulu deh adik ku yang centil dan ngemesin” kata Andini sambil menarik Arum dam memberi ciuman ke pipi Arum

“Kok aku ngak di tawarin nih dik Arum ngak adil” kata Rangga yang duduk di tengah tengah Andini dan Atrit

“Ia deh” kata Arum sambil mendekati Rangga kini duduk langsung duduk di pangkuan Rangga sambil mencium bibir Rangga dengan lembut dan mesra cukup lama Arum melumat bibir Rangga kemudian melepas ciuman nya dari bibir Arum kemudian menoleh ke Astrit yang duduk disamping kirinya dan memberi ciuman di bibir Astrit dengan lembut dan Astrit pun membalas lumatan bibir Rangga dengan tak kalah lembut dan mesra lima menit kemudian ciuman bibir Rangga ke bibir Astrit dan kini bibir Rangga terlepas dan Rangga menoleh ke Andini dan mencium bibir Andini ngak kalah lembut dan mesranya dan Andini membalas ciuman Rangga dengan kelembutan juga setelah lima menit ciuman mereka terlepas dan Andini berdiri sambil menggandeng tangan Rangga dan Arum di ajaknya ke ruang makan

“Ayo mas makan malam dulu adik laper nih nunggu mas Rangga lama lama” kata Rangga dan Rangga berdiri sambil bergandengan tangan Atrit di bawanya ke ruang makan untuk makan bersama

Rangga duduk di meja makan di sebelah kanan duduk Andini dan di sebelah kiri Astrit sedang Arum duduk disebelah Astrit dan Andini menghubung Bagas untuk di ajaknya makan malam ternyata Bagas baru keluar dengan teman temannya untuk refresing setelah seminggu berkutat dengan ulangan kenaikan kelas Bagas tidak minta ijin mamanya karena mamanya baru pergi ketika Bagas berangkat ke rumah temannya

Ritual acara makan pun berlanjut dengan sendau guroan ringan

“Nah gini baru pas namanya aku sangat bahagia kalau istri istri ku pada kumpul bersatu ini baru kikatakan sempurna” ucap Rangga

“Ya iyah lah mas aku juga senang kok dapat berkumpul kembali dengan dik Arum kan lama juga ya dik Arum ngak tidur di sini” kata Andini sambil tersenyum

“Ya nih dik imut bikin kangen aja” tambah Astrit

“La gimana lagi mbak ku dan mas aku kan kesalahan bukan dari aku tapi dari mas Rangga juga sih ngak mau nikahin aku segera” kata Arum

“Kok aku sih yang di salahin” sangga Rangga

“Habis mas Rangga adem adem aja ngak ada usaha untuk itu” kata Arum lagi

“Ya ya mbak ku aku mau setelah pulang dari Jakarta mas Rangga segera nikahin aku biar aku juga bisa merasakan indahnya bercinta dengan mas Rangga seperti yang dirasakan oleh mbak Astrit dan mba Dini apa di kira aku ngak ingin seperti mbak Dini dan mbak Astrit yang setiap hari dapat bermesraan dengan mas Rangga bebas tanpa malu malu untuk melalukan bercinta kerena sudah halal” kata Arum sambil menunduk wajahnya ingin menagis

“Udah dik mas berjanji kok nanti selesainya dik Arum tugas dari Jakarta mas akan meresmikan nikahi dik Arum walau masih sirih dulu setelah dik Arum lulus SMA baru nikah s ecara resmi baik agama dan Negara ya dik Arum” kata Rangga

“Janji ya mas” kata Arum sambil mengacungkan jari kelingking ke arah Rangga dan Rangga menyambitnya dengan mengacungkan jari kelikingnya dan menyatukan dengan jari kelikingnya Arum demikian juga di ikuti dengan jari keliking milik Astrit dan Andini sehingga ke empat jari keliking mereka bersatu dan akhirnya mereka tersenyum bersama

“Ihh dik Arum bikin gemes aja” kata Astrit yang ada di sebelahnya Arum sambil mencoel pipi kanannya dan Arum hanya tersenyum bahagia kerena cita cita nya terdekat sudah mendapat dukungan dari mbak Andini dan mbak Astrit yang kini sudah menjadi istri istri mas Rangga Dipati

Makan pun di lanjutkan dengan suasana yang penuh keceriaan

Setelah selesai mereka makan Rangga kembali duduk di ruang keluarga dan ke dua istrinya dan pacarnya membeserkan tempat mereka makan dan akhirnya mereka berkupul kembali di ruang keluarga sambil menikmati siaran TV nasional

Jam 9 malam Arum pamit untuk medahului tidur karena seharian tidak tidur dan manarik Ranngga untuk menmani Arum tidur dan mereka berdua ijin ke Andini dan Astrit dan mereka masing masing mencium kening Arum yang akan masuk kamar sedang Rangga juga mencium kening Astrit dan Andini secara bergantian

Setelah Rangga dan Arum masuk dalan kamar yang di peruntukan untuk Arum

“Sebentar ya mas Rangga aku mau ganti dulu” kata Arum sambil melangkah membuka Almari pakaian dan mengambil baju tidur warna biru dan membawanya masuk kamar mandi yang ada didalam kamar Arum dan tidak sampai lima menit Arum keluar dengan lingering warna biru muda tidak terlalu panjang hanya di bawah pantat dan sudah tidak memakai bra dan celana dalam lagi sehingga kalau tangan diatasi akan kelihatan buah pantat Arum yang menonjol putih mulus tanpa cacat kontras sangar menantang dengan pakain yang di pakainya dan belum pernah di pakainya semenjak di belikan oleh mbak Dini waktu ada pesta dengan semua karyawan PO Bima Sakti dan Salon dan Butik Arimbi benerapa waktu yang lalu

“Wah dik Arum sunggung cantik sekali pakai pakaian itu tanbah dewasa juga” kata Rangga sambil menghampiri Arum yang berdiri tidak jauh dari Rangga

Diraihnya tangan Arum dan dipeluknya tubuh seksi Arum, sehingga tubuh mereka saling berimpit dan entah siapa yang mendahului tau tau bibir mereka saling menyatu, saling lumat, saling sedot dan saling jilat sampai tak terasa air liurpun saling bertukaran tempat

Rangga menariknya tubuh Arum dan di sofa yang ada di dalam kamar itu dan dipangkunya tubuh Arum yang mungil dan ciumanpun masih terus berlangsung dibelainnya rambut Arum yang wangi sampho membuat Rangga semakin sayang pada gadis 18 tahun ini dan Rangga mulai lagi mencium bibir Arum yang terasa manis di bibir Rangga dan tangan Rangga pun mulai bergeriya di sekitar buah dada Arum yang terasa bertambah besar walaupun masih terbungkus kain linggeinge yang membalut tubuh Arum tangan Arum pun masih di pundak Rangga dan sambil mengusap usap punggung dan rambut Rangga sambil mendesah dasah kenikmatan

Bibir Ranggapun mulai bergeser ke arah telinga Arum dan menciumnya dan mulai aksi pertama yang di lakukan Rangga membuat tanda kecil berwarna merah di leher di bawah telinga Arum

“Massss aahhhh jangan di cupangi di daerah itu ahhhh iisssss” kata Arum

“Di daerah mana dik Arum yang boleh” kata Rangga

“Di tetek aku saja yang tertutup ngak mudah di lihat orang” kata Arum

“Mas lepas ya bajunya” kata Rangga

“Ya terserah mas kapan mau melepasnya” kata Arum

Mendengar persetujuan dari Arum Rangga pun mulai kelepas ikatan lingering dari atas melalu tali yang ada di pudak arum dan menurukan sampai di pinggang kini terpampang buah dada Arum yang ranum menentang terasa lebih besar menantang dengan putting putting merah mudanya mencuat ke atas ingin segera diisap dari yang terakhir kali Rangga melihatnya

“Tambah besar nih tetek” kata Rangga sambil meremas buah dada Arum dengan ke dua tangan nya bergantian kiri dan kanan

“Ahhhh mmaaaassss geeellliiiii baaangg eeetttt” kata Arum sambil melepas ikatan baju koko yang di pakai Rangga saat itu satu demi satu dilepasnya kancing baju koko Rangga sambil menikmati remasan lembut pada buah dadanya dan tidak lama kemudian Rangga sudah telanjang dada yang tampak dada Rangga yang berotot membuat gairah tersendini di mata Arum

Bibir Arum pun ngak mau kalah menciumi putting Rangga yang kecil tapi ngemesin di jilatnya di kenyot kenyot putting nya sehingga Rangga bergelinjang nikmat

“Diiiikkkk aaaahhhh ggeelliiiii” teriak Rangga pelan merasakan sensasi ini walau sering juga Andini dan Astrit melakukannya tapi dengan Arum ada rasa yang lain tapi ngak tau juga sih tapi terasa nikmat sambil membelai rambut Arum yang panjang sebau dan diciuminya kening Arum dengan mesra Rangga merasakan sesuatu yang lain sangat beda ketika Rangga datang ke dalam mimpi Arum dan bercinta dengan nya di alam bawah sadar tapi ini terasa lebih nikmat berkali kali dan dalam hati Rangga akan segera menghalalkan hubungannya dengan Arum sebagai istri yang ketiganya

Ketika Arum menghentikan ciuman pada putting Rangga langsung menariknya keatas dan melumat bibir Arum yang masih membuka dengan lidah terjulur dan bibir Rangga pun mulai beraksi lagi dengan menyedot habis lidah Arum yang terbujur keluat dan di bilasnya dengan lumatan di bibir Rangga kedua bibir mereka saling membelit satu dengan yang lain lima menit berlalu sampai mereka kehabisan nafas dan menarik nafas sedalam dalamnya setelah bibir mereka saling lepas

Rangga memandang Arum dan mengagumi gadis ini semenjak mereka bertemu sesaat upacara bendera ketika Arum sebagi petugas bendera kekagumanyan dengan wajah ayu yang sangat natural tanpa polesan hanya bedak tipis dan lipsgloss warna natural yang di pakainya apalagi saat ini Arum memakai kalung bunga kantil warna biru sehingga aura kecantikannya akan lebih terpancar keluar

Setelah puas Rangga memandang wajah Arum dan Rangga mulai mencium kening Arum dengan sangat lama diresapi seakan tidak mau dilepas lagi dengan memejamkan matanya sambil meresapi waktu kebersamaan mereka yang sangat jararang di dapat dan ketika Rangga menggeser bibirnya kearah mata Arum dan menciumnya dengan lembut kemudian turun lagi ke pipi yang putih semburat merah mambuat aura Arum bertambah dan akhirnya turun keleher dan menciun leher jenjang Arum dengan lembut di saat Rangga menaikan tangan kanan Arum keatas terlihat ketiah Arum yang mulus dan harum langsung kena jilat dari lidah Rangga yang terjulur mambasahi setiap lekuan yang ada di ketiak Arum setelah puas menjikati dan menggigit kecil ketiak Arum

“Maaasss aahhhh ggeelliiiii” teriak Arum sambil berusaha menurunkan tangannya dan bibir Rangga pun bergeser kekiri dan manyentuh buah dada Arum di sebelah kanan di ciumnya buah dada Arum dan mamberi tanda merah di sekitar buah dada Arum

Arum pum merasakan sensasi yang kain lebih nikmat dari pada bercinta di alam bawah sadar kini terasa nyata setiap sentuhan dan raban dari Rangga mempunyai rasa yang berbeda lebih nikmat dan terasa lebih bergairah ketika sentuah Rangga pada bagian yang sensitive dengan sabar Rangga menurunkan rabaannya ke bagian perut Arum yang rata no lemak mulus tanpa cacat di rabanya sambil menggeser lingerin Arum pakai ke bawah lagi dengan sekali tarik lingerine yang di pakai Arum terlepas dari tubuh nya Arum pum membantu Rangga melepas lingerine yang dipakainya dengan mengangkat sedikit pinggul nya keatas

Tak sabar Rangga pum mengangkat tubuh Arum di bawanya ke tempat tidur dalam keadaan telanjang dan di baringkan terlentang di tengah tengah tempat tidur tangan Arum pun meraik ikatan sarung yang dipakai Rangga dengan sekali tarik terlepas sehingga tampak Rangga hanya memakai celana dalam ketat dengan tonjolan penis Rangga yang mambesar ditengah tengah sekalangannya

Dibentangkanya selakangan Arum dan Rangga mulai memcium vagina Arum yang wangi sabun sirih di jilat belahan yang melintang dari atas kebawah dengan lidah nya yang mambasahi labia mayoranya yang di bantu dengan tangan kanan Rangga membuka celah lebih besar dan telihat labia minoranya yang sedikit bergelambir menantang dengan warna cerah merah terang lalu diciumnya lebih dalam lagi sehingga Rangga bisa mencium daerah labia minornya dan menyedotnya semakin dalam dan lama vagina Arum juga semakin basah oleh cairan cinta Arum yang mulai membasah di tambah dengan air liur Rangga pun bergeser keatas sedikit menggigit tonjolan daging imut yang merupakan mahkota di vaginanya dan menyedotnya dengan sangat kuat

“Maaaassss diapakan tuh memek aku” kata Arum ada perasan terkejut ketika merasakan di sedot kuat di vaginanya Rangga tidak merespom ucapan Arum

Rangga pun tengkurap di bawah tubuh Arum yang terlentang kepala Rangga tepat di atas vagina Arum tangan kanan menusuk lubang senggamanya sedang tangan kiri menerobos dari bawah pantat Arum menggapai putting Arum dan memainkan di sana

Sepuluh menit Arum Orgasme dengan kejang kejang yang sangat dasyat dan meledak ledak nafas pun tersenggal senggal menikmati orgasme yang di berikan Rangga ini terasa lain lebih terasa nikmat dari yang bermimpi yang membawa perasaan Arum tentram di hati Arum dan ingim merasakan yang lebih lagi setelahnya Rangga mulai lagi mencium bibir Arum untuk membuat sensasi becita lebih lama

“Ayo mas dimasuki pusakanya mas Rangga ke memek Arum” kata Arum sambil merengek rengek pada Rangga

“Belum saatnya dik nanti kalau sudah sampai saat nya pasti lebih nikmat percayalah dengan mas ya” kata Rangga sambil membelai rambut Arum membuat rasa nyaman di hati Arum rasa ngantuk pun mulai menyerang yang amat sanangat di rasakan Arum yang makin terpejan dalam buaian kenikmatan dan kehangatan didalam pelukan Rangga sang kekasih sepuluh menit kemudian Arum sudah tertidur dengan pulas

Setelah Arum tertidur dengan pulas lima menit kemudian Rangga keluar dari dalam kamar Arum setelah menyelimuti Arum dengan selimut tebal dan mengecilkan AC yang ada di kamar Arum mamakai sarung dan baju koko kembali dan manggantinya dengan lampu temaran sebagai lampu tidur

Rangga senpat melihat jam dinding di ruang keluarga menunjukan jam 10.43 ini berate Rangga beada di kamaArum satu setengah jam lebih Rangga mengambil air putih di dalam Almari es dan meminumnya segelas dan mencari keberadaan Andini dan Astrit dan menemukan mereka berkumpul di kamar Andini

Andini saat itu memakai lingerine warna merah muda mambungkus tubuhnya yang polos tanpa daleman demikian juga Astrit juga memekai lingerine kuning gading juga tanpa daleman mereka sudah pada tidur

Rangga pun melepas baju koko dan sarungnya di lipatnya hanya memakai celana dalam ketat baju dan sarungnya di taruh di atas sofa dengan telanjang dada Rangga menghampri dan rebahan di tengah antara Andini dan Astrit yang salung berhadap hadapan

Rangga membelai rambut Astrit dan mencium kening Astrit dengan sangat lembut seketika itu juga Astrit sadar dari tidur langsung meraih bibir Rangga dan melumatnya dalam dalam lumatan yang dalam dan panjang setelah 5 menit kemudian Rangga melepas lumatan bibir Astrit kini beralih ke Andini langsung melumat bibir Andini yang terbuka Andini meras terkejut dan setelah sadar siapa yang melumat bibirnya langsung meraih tubuh Rangga dalam pelukannya dan menyatukan membali bibir mereka kembali

Sambil setengah menindih tubuh Andini Rangga menarik tubuh Astrit supaya lebih mendekat lagi dan meraih buah dada Astrit dan meremasnya lembut di bali lingerine yanga di pakainya kembali mereka bertiga bergumul seru ketika bibir Rangga melumat bibir Astrit tanggan Rangga membelai payudara Andini atau sebalinya

Kini Rangga di dorong terlentang di tempat tidur dan Andin melepas celana dalamnya dan melihat pusaka Rangga tegak berdiri bagai tugu nasional menantang langit Astrit masih melumat bibir Rangga dan Andini mulai membelai penis Ranggan dan mulai mecium dan menjilat kepala penis Rangga dan mencoba memasukkan penis Rangga ke dalam mulutnya kini kedua tangan Rangga pun ngak mau ketinggalan mulai mencari vagina ke dua bidadarinya yang Rangga tau sudah tidak memakai celana dalam setelah didapat Rangga mulai merabai vagina istri istri tercinta sehingga dengan mudah jari jari Rangga langsung mengenai belahan vagina tangan kanan di bawah vagina Andini dengan membuka lebar celah vaginanya sedang Andini di sebelah kanannya dan tangan kiri diatas vagina Astrit yang tidur terlentang dengan membuka lebar selakangannya sebab Astrit ada di sebelah kiri Rangga

Setapak demi setapak tapi pasti ketiga manusia yang baru memacu birahi pun berangkat menuju kenikmata yang hakiki tanggan Rangga yang sudah fasih meraba vagina kedua istri istrinya sambil menikmati comaton penis yang di lakukan oleh Andini dan lumatan bibirnya yang di lakukan oleh Astrit dan Andini juga mulai mengulum penis Rangga yang sudah tegang sempurna sejak keluar dari kamar Arum dan Andini merasakan vaginanya sudah mulai banjir oleh cariran cinta dan perlahan melepas kulumannya di penis Rangga kini duduk tepat di atas pinggul Rangga dan menarik Panis Rangga yang cukup besar kearah pintu vagina Andini

“Maaaassss aahhh” teriak Andini ketika menekan pantatnya kebawah sehingga penis Rangga terkuak masuk ke lubang senggama Andini sampai mentok dasar dan mulai menggoyang pinggulnya maju mundur kadang kiri dan kanan unuk menyusaikan gerakan yang paling enak sedang Astrit kini melangkahi wajah Rangga dan meposisikan vagina tepat pada di atas mulut Rangga yang sudah siap menerima vagina Astrit

“Maaassss Ohhhh” Teriak Astrit kerika untuk pertama kalinya lidah Rangga menjilati kelentit Atrit tangan Rangga yang kiri terjulur ke atas sebingga bisa meremasi buah dada Astrit dan memainkan putting nya sedang tangan kanan kearah selankangan Andini dan memberi rangsangan melalu kelentit Andini yang di usap usap sempurna sehingga Astrit dan Andini berteriak teriak keenakan dan Rangga pun mulai menggerakan pinggulnya teatas kebawah dengan cepat sodokan penis Rangga ke vagina Andini dan dalam waktu tidak terlalu lama ada 5 menit kemudain Andini memberi tahu kalau dia udah mau sanpai di sampai dan ketua tangan Rangga menahan pinggul Andini sehingga Rangga bisa focus pada satu titik untuk dapat mencapai puncak dengan cepat dan 5 menit kemudian Andini terkapar kelelahan dan terguling di samping Rangga di raihnya wajah Andini uang masih menikmati sisa sisa orgasme yang baru di dapat dan di ciumnya bibirnya dengan lembut dibaringkan Astrit di samping Andini dan mengarahkan penis Rangga untuk segera berhadapan dengan vagina Astrit yang sudah siap menerima penis Rangga dengan melebarkan selakanganya sehingga vagina Astrit tampak memerah di rabanya sebentar dengan jari jari tangannya dan memegang penisnya di gosok gosokkan di permukaan vagina Astrit yang sudah basah

“Siap ya dik” kata Rangga sambil mengarahkan kepala penis persis di lubang peranakan Astrit dan segera menekannya secara perlahan agar Astrit bisa merasakan inci demi inci penis Rangga yang masuk kedalam lubang senggama

“Aaahhhhh mmaaasssss” kata Astrit sambil memejamkan matanya menerima sodokan penis Rangga di dalam vaginanya

Setelah didiamkan sebentar Rangga langsung menggenjotnya denga kecepatan sedang sedang tangan kirinya merelasi buah dada Astrit dan tangan kanannya meremasi buah dada Andini yang tidur di sebelah kanan Astrit

Tenaga Andini sudah mulai pulih setelah lima menit berusaha dan bangun dari tidurnya dan berdiri di depan wajah Rangga yang duduk sambil menyodok vagina Astrit Andini mengarahkan vaginamya di depan wajah Rangga segera merapatkan pinggulAndini ke dalam mulutnya dan mulai menjilati vagina Andini yang masih belepotan cairan cinta mereka

Dijilati vagina Andini dengan telaten segingga bersih dan menahan pinggul Andini supaya Rangga bisa mengcium keletit Andini yang berwarna merah muda amat merangsang

“Maaasss eennakkk”teriak Andini sambil memegang kepala Rangga sebagai tumpuan dirinya sementara di pinggul Rangga tetap menyodok vagina Astrit dengan kecepatan tetap dan tak lama kemudian Astrit memberi tanda kalau dirinya mau orga dan Rangga mempercepat sodokannya didalam vagina Astrit sementara Andini mengggeser ke kiri sehingga Rangga bisa menindih sempurna tubuh Astrit dan konsentrasi pada pinggul dan akhirnya Astrit kejang kejang dalam pelukan Rangga dan Rangga mendiamkan sebentar penis tetap menancap di peranakan Astrit

Setelah reda Rangga mencium bibir Astrit untuk memberikan kenyamanan pada Astrit dan melepas penisnya dari vagina Astrit dan meraih Andini agar tengkurep di samping Astrit dan mengatur pinggul Andini agar sejajar dengan pingulnya dan langsung masuk dan tancap dengan kecepatan tinggi dan dalam wakti 10 menit Andini mau meraih orgasme nya kembali dan Rangga pun mempercepat sodokannya di dalam Vagina Andini

“Maaassss Diiiinniiii mau keluar lagi” teriak Andini

“Masss juggaaaa diaaajjeennggg” teriak Ranggadan menyodokan penisnya lebih dalam

“AAhhhhh …” teriak Andini sambil seluruh tubuhnya kejang kejang sseerrrtttt sseeerrrtttt sseeerrrtt

“AAhhhh diajeeeengg” teriak Rangga sambil menkan lebih dalan lagi penis nya ke dalan vagina Andini cchhoootttt ccchhhoootttt ccchhhoootttt …. lima kali semburan cairan cinta ke vagia Andini

Rangga tergulir di semping Andini di tengah tengah Astrit dan Andini

“Dik Astrit siap ronde ke dua” kata Rangga sambil menoleh ke Astrit

“Siapa takut” jawab Astrit

Ranggapum merangkah kini berada d atas tubuh telanjang Astrit dan mulai menciumi bibir Astrit dengen mesra dan salah satu tangannya membelai vagina Andini yang tidur terlentang kelekahan

“Gimana diajeng masih berani” kata Rangga

“Aku leleh banget mas sama dik astrit aja dulu aku mau tidur dulu” kata Andini sambil meraih kepala Rangga dan memberi ciuman dengan mesra Ranggapun menghentikan kegiatan denga Astrit dan merespon Andini dan membaringkan Andini agak kesamping dan memberi ciuman di keningnya “Selaat istirahat sayang” kata Rangga sambil mencium kening dan bibir Andini sekias

Bersambung

Part 63
 
Kiai Walang Sungsang

Part 62: Bertiga menyatu Sempurna


Jam 07.30 malam Rangga, Andini, Astrit dan Arum sudah ada di rumah mereka Andini, Astrit dan Arum segera masuk kamar untuk berganti pakaian rumahan Andini memakai daster panjang di bawah lutut dengan warna merah muda dengan belahan rendah di dadanya yang tidak sanggup menutupi buah dadanya yang kelihatan akan mencuat keluar dan sebuah kalung dengan warna merah menyala menghiasi leher Andini membuat Andini tambah cantik bercahaya

Sedang Astrit mengunakan kulot dari saten berwarna kuning gading dengan baju tanpa lengan dan belahan dada yang menantang tampa jilbab bertengger di kepalanya dan hiasi kalung warna kuning menghiasi di bawah lehernya yang membuat kecantikan bertambah seribu keli lipat

Demikinan juga dengan Arum gadis lincah imut ini memakai pakaian celana santai pendek ketat di atas lutut berwarna biru tua dipadu dengan kaus longgor tampa lengan berwarna biru laut dengan belahan dada cukup lebar sehingga ketika Arum membungkuk kelihatan payudara gadis itu yang cukup besar menggelantung masih sekal terekspos menentang dan sebuah kalung berwarna biru menyala bertengger di bawah lehernya yang membuat Arum tambah cantik dengan aura yang terpancar dari dalam dirinya

Kini istri istri Rangga dan pacar Rangga berkumpul di ruang keluarga rumah peninggalan romo Sudibyo dan mereka sedang bersendau gurua layaknya kakak beradik

“Mbak Dini” panggil Arum

“Apa adikku yang imut” kata Andini sambil mencoel dagu Arum keatas

“Tu lihat mbak Astrit tampa jilbab juga canti banget ya” kata Arum sambil melirik kearah Astrit

“Apa dik, ngasani (membicarakan dengan berbisik) mbak ya” tegur Astrit

“Ehhh siapa nya ngasani mbak gr banget deh” jawab Arum

“La itu tadi bisik bisik ke mbak Dini” sangga Arum

“Tu ya mbak tadi to Arum ngomong sama mbak Dini kalau mbak Astrit cantik banget tanpa jilbab, ooppp” jawab Arum sambil menutup mulutnya dengan ekspresi kaget

“Kata siapa tu” desak Astrit

“Kata, kata …. siapa ya” kata Arum sambil berpikir, lanjutnya “Kata rumput yang bergoyang, ya ya kata rumput yang bergoyang ha ha ha”

“Ngak lucu” jawan Astrit sewot sambil bibirnya di depankan

“Ya udah kalau ngak percaya, kalau kata … kata mas Rangga mbak Astrit percaya ngak” kata Arum kemudian

“Diiiikkkk” teriak Astrit sambil sedikit sewot

“Ya udah mas Rangganya untuk aku dan mbak Dini aja deh dan mbak Astrik dengan mas Dodi gimana mbak” kata Arum dengan centilnya

“Ogah mas Dodi nya di buang ke laut aja biar di makan ikan cucut dan aku mau dengan mas Rangga aja” kata Astrit sambil setengah malu dan manja

Pada saat yang sama Rangga datang ke ruang keluarga hanya memakai sarung dan bajo koko yang tadi di siapkan Astrit ketika pulang dari tempat eyang Sosro

“Ada apa nih kok gayeng banget sih” kata Rangga

Arum pum bergegas berdiri sambil mendekati Rangga dengan centilnya dan manja ke Rangga

“Mas mas lihat tu mbak Astrit cantik banget ya ngak pakai jilbab” kata Rangga

“Dik Arum baru lihat ya” kata Rangga

“Ya” jawab Arum dengan senyum senyum

“Dik Arum ketinggalan kereta deh” kata Rangga

“Lho kok” jawab Arum sambil terbengong bengong

“Kan setiap sore dik Astrit kalau di rumah pasti lepas jilbab” kata Rangga sambil membelai kepala Arum yang berdiri di samping Rangga

“Kok Arum ngak pernah tau sih” kata Arum

“Lha dik Arum jarang tidur di sini ya ketinggalan jaman” kata Rangga

Andini pun hanya tersenyum senyum melihat dan mendengar candaan tadi

“Makanya dik Arum sering kumpul dengan kita kita biar selalu update” karta Andini

“Ehhh jadi malu nih aku” kata Arum sambil berjalan mendekati Astrit, lanjut “Maaf ya mbak Astrit”

“Ya ngak papa, sini sini cium dulu” kata Astrit sambil menarik tubuh Arum dan mencium pipi Arum kanan dan kiri

“Mbak Dini juga mau cium Arum ngak” kata Arum sambim melangkah mendekati Andini

“Sini cium cium dulu deh adik ku yang centil dan ngemesin” kata Andini sambil menarik Arum dam memberi ciuman ke pipi Arum

“Kok aku ngak di tawarin nih dik Arum ngak adil” kata Rangga yang duduk di tengah tengah Andini dan Atrit

“Ia deh” kata Arum sambil mendekati Rangga kini duduk langsung duduk di pangkuan Rangga sambil mencium bibir Rangga dengan lembut dan mesra cukup lama Arum melumat bibir Rangga kemudian melepas ciuman nya dari bibir Arum kemudian menoleh ke Astrit yang duduk disamping kirinya dan memberi ciuman di bibir Astrit dengan lembut dan Astrit pun membalas lumatan bibir Rangga dengan tak kalah lembut dan mesra lima menit kemudian ciuman bibir Rangga ke bibir Astrit dan kini bibir Rangga terlepas dan Rangga menoleh ke Andini dan mencium bibir Andini ngak kalah lembut dan mesranya dan Andini membalas ciuman Rangga dengan kelembutan juga setelah lima menit ciuman mereka terlepas dan Andini berdiri sambil menggandeng tangan Rangga dan Arum di ajaknya ke ruang makan

“Ayo mas makan malam dulu adik laper nih nunggu mas Rangga lama lama” kata Rangga dan Rangga berdiri sambil bergandengan tangan Atrit di bawanya ke ruang makan untuk makan bersama

Rangga duduk di meja makan di sebelah kanan duduk Andini dan di sebelah kiri Astrit sedang Arum duduk disebelah Astrit dan Andini menghubung Bagas untuk di ajaknya makan malam ternyata Bagas baru keluar dengan teman temannya untuk refresing setelah seminggu berkutat dengan ulangan kenaikan kelas Bagas tidak minta ijin mamanya karena mamanya baru pergi ketika Bagas berangkat ke rumah temannya

Ritual acara makan pun berlanjut dengan sendau guroan ringan

“Nah gini baru pas namanya aku sangat bahagia kalau istri istri ku pada kumpul bersatu ini baru kikatakan sempurna” ucap Rangga

“Ya iyah lah mas aku juga senang kok dapat berkumpul kembali dengan dik Arum kan lama juga ya dik Arum ngak tidur di sini” kata Andini sambil tersenyum

“Ya nih dik imut bikin kangen aja” tambah Astrit

“La gimana lagi mbak ku dan mas aku kan kesalahan bukan dari aku tapi dari mas Rangga juga sih ngak mau nikahin aku segera” kata Arum

“Kok aku sih yang di salahin” sangga Rangga

“Habis mas Rangga adem adem aja ngak ada usaha untuk itu” kata Arum lagi

“Ya ya mbak ku aku mau setelah pulang dari Jakarta mas Rangga segera nikahin aku biar aku juga bisa merasakan indahnya bercinta dengan mas Rangga seperti yang dirasakan oleh mbak Astrit dan mba Dini apa di kira aku ngak ingin seperti mbak Dini dan mbak Astrit yang setiap hari dapat bermesraan dengan mas Rangga bebas tanpa malu malu untuk melalukan bercinta kerena sudah halal” kata Arum sambil menunduk wajahnya ingin menagis

“Udah dik mas berjanji kok nanti selesainya dik Arum tugas dari Jakarta mas akan meresmikan nikahi dik Arum walau masih sirih dulu setelah dik Arum lulus SMA baru nikah s ecara resmi baik agama dan Negara ya dik Arum” kata Rangga

“Janji ya mas” kata Arum sambil mengacungkan jari kelingking ke arah Rangga dan Rangga menyambitnya dengan mengacungkan jari kelikingnya dan menyatukan dengan jari kelikingnya Arum demikian juga di ikuti dengan jari keliking milik Astrit dan Andini sehingga ke empat jari keliking mereka bersatu dan akhirnya mereka tersenyum bersama

“Ihh dik Arum bikin gemes aja” kata Astrit yang ada di sebelahnya Arum sambil mencoel pipi kanannya dan Arum hanya tersenyum bahagia kerena cita cita nya terdekat sudah mendapat dukungan dari mbak Andini dan mbak Astrit yang kini sudah menjadi istri istri mas Rangga Dipati

Makan pun di lanjutkan dengan suasana yang penuh keceriaan

Setelah selesai mereka makan Rangga kembali duduk di ruang keluarga dan ke dua istrinya dan pacarnya membeserkan tempat mereka makan dan akhirnya mereka berkupul kembali di ruang keluarga sambil menikmati siaran TV nasional

Jam 9 malam Arum pamit untuk medahului tidur karena seharian tidak tidur dan manarik Ranngga untuk menmani Arum tidur dan mereka berdua ijin ke Andini dan Astrit dan mereka masing masing mencium kening Arum yang akan masuk kamar sedang Rangga juga mencium kening Astrit dan Andini secara bergantian

Setelah Rangga dan Arum masuk dalan kamar yang di peruntukan untuk Arum

“Sebentar ya mas Rangga aku mau ganti dulu” kata Arum sambil melangkah membuka Almari pakaian dan mengambil baju tidur warna biru dan membawanya masuk kamar mandi yang ada didalam kamar Arum dan tidak sampai lima menit Arum keluar dengan lingering warna biru muda tidak terlalu panjang hanya di bawah pantat dan sudah tidak memakai bra dan celana dalam lagi sehingga kalau tangan diatasi akan kelihatan buah pantat Arum yang menonjol putih mulus tanpa cacat kontras sangar menantang dengan pakain yang di pakainya dan belum pernah di pakainya semenjak di belikan oleh mbak Dini waktu ada pesta dengan semua karyawan PO Bima Sakti dan Salon dan Butik Arimbi benerapa waktu yang lalu

“Wah dik Arum sunggung cantik sekali pakai pakaian itu tanbah dewasa juga” kata Rangga sambil menghampiri Arum yang berdiri tidak jauh dari Rangga

Diraihnya tangan Arum dan dipeluknya tubuh seksi Arum, sehingga tubuh mereka saling berimpit dan entah siapa yang mendahului tau tau bibir mereka saling menyatu, saling lumat, saling sedot dan saling jilat sampai tak terasa air liurpun saling bertukaran tempat

Rangga menariknya tubuh Arum dan di sofa yang ada di dalam kamar itu dan dipangkunya tubuh Arum yang mungil dan ciumanpun masih terus berlangsung dibelainnya rambut Arum yang wangi sampho membuat Rangga semakin sayang pada gadis 18 tahun ini dan Rangga mulai lagi mencium bibir Arum yang terasa manis di bibir Rangga dan tangan Rangga pun mulai bergeriya di sekitar buah dada Arum yang terasa bertambah besar walaupun masih terbungkus kain linggeinge yang membalut tubuh Arum tangan Arum pun masih di pundak Rangga dan sambil mengusap usap punggung dan rambut Rangga sambil mendesah dasah kenikmatan

Bibir Ranggapun mulai bergeser ke arah telinga Arum dan menciumnya dan mulai aksi pertama yang di lakukan Rangga membuat tanda kecil berwarna merah di leher di bawah telinga Arum

“Massss aahhhh jangan di cupangi di daerah itu ahhhh iisssss” kata Arum

“Di daerah mana dik Arum yang boleh” kata Rangga

“Di tetek aku saja yang tertutup ngak mudah di lihat orang” kata Arum

“Mas lepas ya bajunya” kata Rangga

“Ya terserah mas kapan mau melepasnya” kata Arum

Mendengar persetujuan dari Arum Rangga pun mulai kelepas ikatan lingering dari atas melalu tali yang ada di pudak arum dan menurukan sampai di pinggang kini terpampang buah dada Arum yang ranum menentang terasa lebih besar menantang dengan putting putting merah mudanya mencuat ke atas ingin segera diisap dari yang terakhir kali Rangga melihatnya

“Tambah besar nih tetek” kata Rangga sambil meremas buah dada Arum dengan ke dua tangan nya bergantian kiri dan kanan

“Ahhhh mmaaaassss geeellliiiii baaangg eeetttt” kata Arum sambil melepas ikatan baju koko yang di pakai Rangga saat itu satu demi satu dilepasnya kancing baju koko Rangga sambil menikmati remasan lembut pada buah dadanya dan tidak lama kemudian Rangga sudah telanjang dada yang tampak dada Rangga yang berotot membuat gairah tersendini di mata Arum

Bibir Arum pun ngak mau kalah menciumi putting Rangga yang kecil tapi ngemesin di jilatnya di kenyot kenyot putting nya sehingga Rangga bergelinjang nikmat

“Diiiikkkk aaaahhhh ggeelliiiii” teriak Rangga pelan merasakan sensasi ini walau sering juga Andini dan Astrit melakukannya tapi dengan Arum ada rasa yang lain tapi ngak tau juga sih tapi terasa nikmat sambil membelai rambut Arum yang panjang sebau dan diciuminya kening Arum dengan mesra Rangga merasakan sesuatu yang lain sangat beda ketika Rangga datang ke dalam mimpi Arum dan bercinta dengan nya di alam bawah sadar tapi ini terasa lebih nikmat berkali kali dan dalam hati Rangga akan segera menghalalkan hubungannya dengan Arum sebagai istri yang ketiganya

Ketika Arum menghentikan ciuman pada putting Rangga langsung menariknya keatas dan melumat bibir Arum yang masih membuka dengan lidah terjulur dan bibir Rangga pun mulai beraksi lagi dengan menyedot habis lidah Arum yang terbujur keluat dan di bilasnya dengan lumatan di bibir Rangga kedua bibir mereka saling membelit satu dengan yang lain lima menit berlalu sampai mereka kehabisan nafas dan menarik nafas sedalam dalamnya setelah bibir mereka saling lepas

Rangga memandang Arum dan mengagumi gadis ini semenjak mereka bertemu sesaat upacara bendera ketika Arum sebagi petugas bendera kekagumanyan dengan wajah ayu yang sangat natural tanpa polesan hanya bedak tipis dan lipsgloss warna natural yang di pakainya apalagi saat ini Arum memakai kalung bunga kantil warna biru sehingga aura kecantikannya akan lebih terpancar keluar

Setelah puas Rangga memandang wajah Arum dan Rangga mulai mencium kening Arum dengan sangat lama diresapi seakan tidak mau dilepas lagi dengan memejamkan matanya sambil meresapi waktu kebersamaan mereka yang sangat jararang di dapat dan ketika Rangga menggeser bibirnya kearah mata Arum dan menciumnya dengan lembut kemudian turun lagi ke pipi yang putih semburat merah mambuat aura Arum bertambah dan akhirnya turun keleher dan menciun leher jenjang Arum dengan lembut di saat Rangga menaikan tangan kanan Arum keatas terlihat ketiah Arum yang mulus dan harum langsung kena jilat dari lidah Rangga yang terjulur mambasahi setiap lekuan yang ada di ketiak Arum setelah puas menjikati dan menggigit kecil ketiak Arum

“Maaasss aahhhh ggeelliiiii” teriak Arum sambil berusaha menurunkan tangannya dan bibir Rangga pun bergeser kekiri dan manyentuh buah dada Arum di sebelah kanan di ciumnya buah dada Arum dan mamberi tanda merah di sekitar buah dada Arum

Arum pum merasakan sensasi yang kain lebih nikmat dari pada bercinta di alam bawah sadar kini terasa nyata setiap sentuhan dan raban dari Rangga mempunyai rasa yang berbeda lebih nikmat dan terasa lebih bergairah ketika sentuah Rangga pada bagian yang sensitive dengan sabar Rangga menurunkan rabaannya ke bagian perut Arum yang rata no lemak mulus tanpa cacat di rabanya sambil menggeser lingerin Arum pakai ke bawah lagi dengan sekali tarik lingerine yang di pakai Arum terlepas dari tubuh nya Arum pum membantu Rangga melepas lingerine yang dipakainya dengan mengangkat sedikit pinggul nya keatas

Tak sabar Rangga pum mengangkat tubuh Arum di bawanya ke tempat tidur dalam keadaan telanjang dan di baringkan terlentang di tengah tengah tempat tidur tangan Arum pun meraik ikatan sarung yang dipakai Rangga dengan sekali tarik terlepas sehingga tampak Rangga hanya memakai celana dalam ketat dengan tonjolan penis Rangga yang mambesar ditengah tengah sekalangannya

Dibentangkanya selakangan Arum dan Rangga mulai memcium vagina Arum yang wangi sabun sirih di jilat belahan yang melintang dari atas kebawah dengan lidah nya yang mambasahi labia mayoranya yang di bantu dengan tangan kanan Rangga membuka celah lebih besar dan telihat labia minoranya yang sedikit bergelambir menantang dengan warna cerah merah terang lalu diciumnya lebih dalam lagi sehingga Rangga bisa mencium daerah labia minornya dan menyedotnya semakin dalam dan lama vagina Arum juga semakin basah oleh cairan cinta Arum yang mulai membasah di tambah dengan air liur Rangga pun bergeser keatas sedikit menggigit tonjolan daging imut yang merupakan mahkota di vaginanya dan menyedotnya dengan sangat kuat

“Maaaassss diapakan tuh memek aku” kata Arum ada perasan terkejut ketika merasakan di sedot kuat di vaginanya Rangga tidak merespom ucapan Arum

Rangga pun tengkurap di bawah tubuh Arum yang terlentang kepala Rangga tepat di atas vagina Arum tangan kanan menusuk lubang senggamanya sedang tangan kiri menerobos dari bawah pantat Arum menggapai putting Arum dan memainkan di sana

Sepuluh menit Arum Orgasme dengan kejang kejang yang sangat dasyat dan meledak ledak nafas pun tersenggal senggal menikmati orgasme yang di berikan Rangga ini terasa lain lebih terasa nikmat dari yang bermimpi yang membawa perasaan Arum tentram di hati Arum dan ingim merasakan yang lebih lagi setelahnya Rangga mulai lagi mencium bibir Arum untuk membuat sensasi becita lebih lama

“Ayo mas dimasuki pusakanya mas Rangga ke memek Arum” kata Arum sambil merengek rengek pada Rangga

“Belum saatnya dik nanti kalau sudah sampai saat nya pasti lebih nikmat percayalah dengan mas ya” kata Rangga sambil membelai rambut Arum membuat rasa nyaman di hati Arum rasa ngantuk pun mulai menyerang yang amat sanangat di rasakan Arum yang makin terpejan dalam buaian kenikmatan dan kehangatan didalam pelukan Rangga sang kekasih sepuluh menit kemudian Arum sudah tertidur dengan pulas

Setelah Arum tertidur dengan pulas lima menit kemudian Rangga keluar dari dalam kamar Arum setelah menyelimuti Arum dengan selimut tebal dan mengecilkan AC yang ada di kamar Arum mamakai sarung dan baju koko kembali dan manggantinya dengan lampu temaran sebagai lampu tidur

Rangga senpat melihat jam dinding di ruang keluarga menunjukan jam 10.43 ini berate Rangga beada di kamaArum satu setengah jam lebih Rangga mengambil air putih di dalam Almari es dan meminumnya segelas dan mencari keberadaan Andini dan Astrit dan menemukan mereka berkumpul di kamar Andini

Andini saat itu memakai lingerine warna merah muda mambungkus tubuhnya yang polos tanpa daleman demikian juga Astrit juga memekai lingerine kuning gading juga tanpa daleman mereka sudah pada tidur

Rangga pun melepas baju koko dan sarungnya di lipatnya hanya memakai celana dalam ketat baju dan sarungnya di taruh di atas sofa dengan telanjang dada Rangga menghampri dan rebahan di tengah antara Andini dan Astrit yang salung berhadap hadapan

Rangga membelai rambut Astrit dan mencium kening Astrit dengan sangat lembut seketika itu juga Astrit sadar dari tidur langsung meraih bibir Rangga dan melumatnya dalam dalam lumatan yang dalam dan panjang setelah 5 menit kemudian Rangga melepas lumatan bibir Astrit kini beralih ke Andini langsung melumat bibir Andini yang terbuka Andini meras terkejut dan setelah sadar siapa yang melumat bibirnya langsung meraih tubuh Rangga dalam pelukannya dan menyatukan membali bibir mereka kembali

Sambil setengah menindih tubuh Andini Rangga menarik tubuh Astrit supaya lebih mendekat lagi dan meraih buah dada Astrit dan meremasnya lembut di bali lingerine yanga di pakainya kembali mereka bertiga bergumul seru ketika bibir Rangga melumat bibir Astrit tanggan Rangga membelai payudara Andini atau sebalinya

Kini Rangga di dorong terlentang di tempat tidur dan Andin melepas celana dalamnya dan melihat pusaka Rangga tegak berdiri bagai tugu nasional menantang langit Astrit masih melumat bibir Rangga dan Andini mulai membelai penis Ranggan dan mulai mecium dan menjilat kepala penis Rangga dan mencoba memasukkan penis Rangga ke dalam mulutnya kini kedua tangan Rangga pun ngak mau ketinggalan mulai mencari vagina ke dua bidadarinya yang Rangga tau sudah tidak memakai celana dalam setelah didapat Rangga mulai merabai vagina istri istri tercinta sehingga dengan mudah jari jari Rangga langsung mengenai belahan vagina tangan kanan di bawah vagina Andini dengan membuka lebar celah vaginanya sedang Andini di sebelah kanannya dan tangan kiri diatas vagina Astrit yang tidur terlentang dengan membuka lebar selakangannya sebab Astrit ada di sebelah kiri Rangga

Setapak demi setapak tapi pasti ketiga manusia yang baru memacu birahi pun berangkat menuju kenikmata yang hakiki tanggan Rangga yang sudah fasih meraba vagina kedua istri istrinya sambil menikmati comaton penis yang di lakukan oleh Andini dan lumatan bibirnya yang di lakukan oleh Astrit dan Andini juga mulai mengulum penis Rangga yang sudah tegang sempurna sejak keluar dari kamar Arum dan Andini merasakan vaginanya sudah mulai banjir oleh cariran cinta dan perlahan melepas kulumannya di penis Rangga kini duduk tepat di atas pinggul Rangga dan menarik Panis Rangga yang cukup besar kearah pintu vagina Andini

“Maaaassss aahhh” teriak Andini ketika menekan pantatnya kebawah sehingga penis Rangga terkuak masuk ke lubang senggama Andini sampai mentok dasar dan mulai menggoyang pinggulnya maju mundur kadang kiri dan kanan unuk menyusaikan gerakan yang paling enak sedang Astrit kini melangkahi wajah Rangga dan meposisikan vagina tepat pada di atas mulut Rangga yang sudah siap menerima vagina Astrit

“Maaassss Ohhhh” Teriak Astrit kerika untuk pertama kalinya lidah Rangga menjilati kelentit Atrit tangan Rangga yang kiri terjulur ke atas sebingga bisa meremasi buah dada Astrit dan memainkan putting nya sedang tangan kanan kearah selankangan Andini dan memberi rangsangan melalu kelentit Andini yang di usap usap sempurna sehingga Astrit dan Andini berteriak teriak keenakan dan Rangga pun mulai menggerakan pinggulnya teatas kebawah dengan cepat sodokan penis Rangga ke vagina Andini dan dalam waktu tidak terlalu lama ada 5 menit kemudain Andini memberi tahu kalau dia udah mau sanpai di sampai dan ketua tangan Rangga menahan pinggul Andini sehingga Rangga bisa focus pada satu titik untuk dapat mencapai puncak dengan cepat dan 5 menit kemudian Andini terkapar kelelahan dan terguling di samping Rangga di raihnya wajah Andini uang masih menikmati sisa sisa orgasme yang baru di dapat dan di ciumnya bibirnya dengan lembut dibaringkan Astrit di samping Andini dan mengarahkan penis Rangga untuk segera berhadapan dengan vagina Astrit yang sudah siap menerima penis Rangga dengan melebarkan selakanganya sehingga vagina Astrit tampak memerah di rabanya sebentar dengan jari jari tangannya dan memegang penisnya di gosok gosokkan di permukaan vagina Astrit yang sudah basah

“Siap ya dik” kata Rangga sambil mengarahkan kepala penis persis di lubang peranakan Astrit dan segera menekannya secara perlahan agar Astrit bisa merasakan inci demi inci penis Rangga yang masuk kedalam lubang senggama

“Aaahhhhh mmaaasssss” kata Astrit sambil memejamkan matanya menerima sodokan penis Rangga di dalam vaginanya

Setelah didiamkan sebentar Rangga langsung menggenjotnya denga kecepatan sedang sedang tangan kirinya merelasi buah dada Astrit dan tangan kanannya meremasi buah dada Andini yang tidur di sebelah kanan Astrit

Tenaga Andini sudah mulai pulih setelah lima menit berusaha dan bangun dari tidurnya dan berdiri di depan wajah Rangga yang duduk sambil menyodok vagina Astrit Andini mengarahkan vaginamya di depan wajah Rangga segera merapatkan pinggulAndini ke dalam mulutnya dan mulai menjilati vagina Andini yang masih belepotan cairan cinta mereka

Dijilati vagina Andini dengan telaten segingga bersih dan menahan pinggul Andini supaya Rangga bisa mengcium keletit Andini yang berwarna merah muda amat merangsang

“Maaasss eennakkk”teriak Andini sambil memegang kepala Rangga sebagai tumpuan dirinya sementara di pinggul Rangga tetap menyodok vagina Astrit dengan kecepatan tetap dan tak lama kemudian Astrit memberi tanda kalau dirinya mau orga dan Rangga mempercepat sodokannya didalam vagina Astrit sementara Andini mengggeser ke kiri sehingga Rangga bisa menindih sempurna tubuh Astrit dan konsentrasi pada pinggul dan akhirnya Astrit kejang kejang dalam pelukan Rangga dan Rangga mendiamkan sebentar penis tetap menancap di peranakan Astrit

Setelah reda Rangga mencium bibir Astrit untuk memberikan kenyamanan pada Astrit dan melepas penisnya dari vagina Astrit dan meraih Andini agar tengkurep di samping Astrit dan mengatur pinggul Andini agar sejajar dengan pingulnya dan langsung masuk dan tancap dengan kecepatan tinggi dan dalam wakti 10 menit Andini mau meraih orgasme nya kembali dan Rangga pun mempercepat sodokannya di dalam Vagina Andini

“Maaassss Diiiinniiii mau keluar lagi” teriak Andini

“Masss juggaaaa diaaajjeennggg” teriak Ranggadan menyodokan penisnya lebih dalam

“AAhhhhh …” teriak Andini sambil seluruh tubuhnya kejang kejang sseerrrtttt sseeerrrtttt sseeerrrtt

“AAhhhh diajeeeengg” teriak Rangga sambil menkan lebih dalan lagi penis nya ke dalan vagina Andini cchhoootttt ccchhhoootttt ccchhhoootttt …. lima kali semburan cairan cinta ke vagia Andini

Rangga tergulir di semping Andini di tengah tengah Astrit dan Andini

“Dik Astrit siap ronde ke dua” kata Rangga sambil menoleh ke Astrit

“Siapa takut” jawab Astrit

Ranggapum merangkah kini berada d atas tubuh telanjang Astrit dan mulai menciumi bibir Astrit dengen mesra dan salah satu tangannya membelai vagina Andini yang tidur terlentang kelekahan

“Gimana diajeng masih berani” kata Rangga

“Aku leleh banget mas sama dik astrit aja dulu aku mau tidur dulu” kata Andini sambil meraih kepala Rangga dan memberi ciuman dengan mesra Ranggapun menghentikan kegiatan denga Astrit dan merespon Andini dan membaringkan Andini agak kesamping dan memberi ciuman di keningnya “Selaat istirahat sayang” kata Rangga sambil mencium kening dan bibir Andini sekias

Bersambung

Part 63
mantap update aampeyan hu....sing sehat yo hu @Roo238
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd