ajatsurajati
Semprot Kecil
- Daftar
- 31 Dec 2018
- Post
- 89
- Like diterima
- 2.791
INDEX
Chapter 1 (Halaman ini)
Chapter 2 (Halaman ini juga)
Chapter 3
Chapter 4 (New Update)
Setelah membuat thread di cerita bersambung, ternyata cukup banyak response dari suhu-suhu baik yang nge-like maupun membalas di thread. Beberapa orang PM ke penulis memberikan dukungan. Ada pula yang akhirnya tukaran nomor Whatsapp dan berkomunikasi cukup akrab. Namun yang sangat menarik bagi saya adalah ada seorang wanita yang menyampaikan curahan hati tentang pengalaman hidupnya yang pahit-asam-asin-manis. Bagi saya pengalaman beliau sangat menarik dan saya tergelitik untuk berbagi disini dengan bahasa dan gaya cerita versi saya. Beliau mengijinkan saya menuliskan dan membuat thread. Inilah ceritanya.
Nama tempat dan nama pemeran asli tidak saya cantumkan. Jadi anggap saja ini cerita dari negeri antah berantah sebagai suatu fiksi yang terinspirasi dari kisah beliau. Jangan berharap pula bahwa ini akan menjadi cerita vulgar pemuas nafsu. Ini hanya cerita menarik tentang kisah hidup seorang wanita yang dihiasi pengalaman-pengalaman dalam hal seksual.
CHAPTER 1 : AKU ANAK YANG MENGALAMI PELECEHAN.
(Mohon admin mengerti.... Chapter 1 ini ini bukan cerita seks dibawah umur, saya hanya ingin menceritakan pengalaman pahit masa kecil dari seorang teman wanita sebagai gambaran betapa susahnya menjadi perempuan di negeri ini)
Anda mungkin akan membayangkan bahwa saya adalah wanita yang cantik, seksi, penuh nafsu, gila sex, atau apalah. Namun sesungguhnya hal-hal seperti itu menurut saya hanya ada dalam cerita dan fantasi para pria. Saya hanya seorang wanita biasa bernama Nurul, usia saat ini 40 tahun, tinggi 160cm, berat 62kg, berkulit cerah. Menurut saya, rasanya termasuk gemuk walaupun menurut teman-teman saya ini hanya “berisi”. Memang jujur saya akui bahwa jika dibandingkan dengan ibu-ibu seusia saya maka saya masih ‘mending’ karena perut saya tidak buncit malah relatif rata. Namun yang membuat berat saya sampai 62 kg adalah ukuran dada yang agak besar dan bokong yang berisi. Ukuran dada saya sejak dahulu remaja selalu membuat saya risih sehingga cenderung minder karena sering menimbulkan masalah.
Kulit saya memang lebih cerah dibandingkan orang-orang indonesia pada umumnya. Bahkan dahulu seringkali saya disangka keturunan chinese. Padahal sebenarnya tidak begitu. Bedanya mungkin kulit cerah saya tidak terlalu terawat karena saya terlahir dari keluarga biasa dan cenderung kekurangan. Ayah saya hanya pegawai negeri di daerah kota kecamatan, sedangkan ibu dari keluarga santri.
Pada masa kecil, saya yang bungsu dari 8 bersaudara termasuk dimanja oleh kakak-kakak yang lelaki. Tetapi dua orang kakak perempuan saya sangat galak dan sangat sering memarahi.
Jika saya ingat kembali, sejak kecil saya sudah mengalami berkali-kali pelecehan. Dulu memang saya tidak mengerti, tapi setelah dewasa saya tahu bahwa itu adalah pelecehan seksual. Saya akan coba ceritakan sekilas beberapa kejadian tersebut walaupun bukan inti dari cerita hidup saya.
Dulu pernah ada guru ngaji yang sering berkunjung ke rumah untuk ketemu bapak. Sebut saja namanya Pak Jajang, sudah cukup tua menurut saya, mungkin sekitar 50an tahun. Dia terbiasa menggendong saya sejak bayi katanya. Jadi bukan hal aneh jika ketika saya berusia 8 tahun dia masih berusaha menggendong saya, walaupun saat itu saya sudah merasa ngga enak dengan hal itu. Terutama setelah saya secara naluri merasa aneh karena beliau beberapa kali menggendong saya tapi dengan cara yang tanggung. Tubuh saya seolah mau digendong, tapi berhenti di tengah. Dia hanya mengangkat setengah, lalu memeluk dan menekan saya ke tubuhnya yang tengah berdiri dengan waktu yang agak lama. Rupanya dia menekan-nekan barangnya yang keras ke tubuh saya yang ‘setengah digendong’. Tadinya saya nurut saja, tapi setelah beberapa kali kejadian seperti itu terulang maka saya risih dan selalu berusaha melepaskan diri, walaupun tidak mengerti tapi saya merasa tidak nyaman. Akhirnya hal semacam itu berhenti dan juga terlupakan oleh saya.
Kejadian lain adalah dilakukan oleh kakak kandung saya yang yang nomor empat. Saat itu saya berumur kira-kira sepuluh tahun. Salah satu ciri di kampung saya adalah udaranya dingin sehingga sudah menjadi keseharian bahwa kami sering menggunakan baju hangat entah itu jaket, sweater, atau kalau laki-laki menggunakan sarung yang diselimutkan ke seluruh badan walaupun itu siang. Pasti anda tahu bahwa kalau udara dingin maka jika tidur kita pada umumnya akan melingkarkan badan seperti kucing tidur. Kedua tangan pada umumnya akan dikepit di kedua paha. Nah kakak saya itu dulu kalau tidur suka memeluk saya dari belakang lalu bilang :
“Neng, tolong dikepit yah”, dan dia ‘menitipkan’ telapak tangannya untuk aku kepit diantara paha. Alasannya sih biar hangat.
Tapi kadang saya terbangun karena terasa geli. Jarinya itu seringkali membuat geli selangkangan saya, sehingga saya sering ngomel-ngomel. Memang waktu itu juga saya belum mengerti dan menganggap dia bercanda menggelitik saya.
Kejadian lain setelah berusia belasan, waktu saya SMP kelas tiga. Ceritanya saya sudah menempati kamar tersendiri (karena sebagian besar kakak yang lain juga telah dewasa dan memiliki hidup masing-masing di kota lain - sehingga ada kamar yang bisa saya tempati sendirian. Sayangnya kamar saya ini pintunya seringkali susah ditutup (mungkin karena kusen-kusen pintu atau daun pintunya mengkerut ketika udara dingin.
Salah satu kakak perempuan yang sudah menikah masih tetap tinggal di rumah kami karena suaminya kerja sebagai pegawai kelurahan. Nah yang aneh adalah bahwa kalau bangun tengah malam saya sering mendapati suaminya ini berada di kamar saya. Alasannya macam-macam, mencari barang lah, melihat yang bocor lah, ngebetulin kabel tv yang melewati kamar saya lah, atau numpang ngaca karena dia sedang mencukur kumis. Biasanya baju saya dalam keadaan acak-acakan. Terutama bagian bawah (rok) yang seringkali tersingkap beserta selimut. Kejadian seperti ini berhenti saat kakak pindah ke rumah baru mereka.
Lalu ada juga guru olahraga waktu saya SMA yang sering pura-pura menyenggol dada saya. Ini sih saya sudah mengerti jadi bisa berusaha menghindari. Kadang kurang-ajarnya guru olah raga saya ini dia suka menepuk pantat ketika saya lari (dulu sering ada pelajaran olahraga yg mengharuskan berlari). Dia biasanya sambil pura-pura menyuruh saya untuk “Ayo Nur larinya lebih cepat”. Tapi saya sudah mengerti bahwa itu adalah alasan yang dia buat-buat.
Yang paling menyebalkan adalah setelah saya lulus sekolah dan menganggur, salah seorang famili kami yang cukup kaya yaitu Paman (adiknya bapak) meminta saya untuk tinggal dengannya yang katanya ingin menguliahkan saya.
Jadi waktu itu saya pergi ke ibukota provinsi untuk tinggal bersamanya. Dia punya usaha sebagai kontraktor proyek sipil di pemerintahan. Saya hampir diperkosa ketika bibi sedang tidak di rumah. Dia berhasil menindih saya dan melepas celana dalam saya dengan paksa. Untungnya sebelum barangnya berhasil masuk ke tubuh saya dan dia baru menyentuh permukaan selangkangan saya dia sudah selesai duluan. Saya jijik sekali ketika selangkangan saya berlumuran cairan lengket yang baru pertama kali saya lihat dan rasakan dengan tangan. Saya kabur dari rumah paman untuk pulang ke kampung lagi.
Begitulah, buat para lelaki agar tahu bahwa kehidupan perempuan tidak mudah karena kami seringkali menjadi sasaran nafsu bejat kalian. Dan kami ini - gadis muda yang masih bego - tidak berani bercerita kepada siapapun karena malu dan takut.
Bersambung ke Chapter 2 : Dilamar Untuk Jadi Istri Ketiga
Chapter 1 (Halaman ini)
Chapter 2 (Halaman ini juga)
Chapter 3
Chapter 4 (New Update)
Setelah membuat thread di cerita bersambung, ternyata cukup banyak response dari suhu-suhu baik yang nge-like maupun membalas di thread. Beberapa orang PM ke penulis memberikan dukungan. Ada pula yang akhirnya tukaran nomor Whatsapp dan berkomunikasi cukup akrab. Namun yang sangat menarik bagi saya adalah ada seorang wanita yang menyampaikan curahan hati tentang pengalaman hidupnya yang pahit-asam-asin-manis. Bagi saya pengalaman beliau sangat menarik dan saya tergelitik untuk berbagi disini dengan bahasa dan gaya cerita versi saya. Beliau mengijinkan saya menuliskan dan membuat thread. Inilah ceritanya.
Nama tempat dan nama pemeran asli tidak saya cantumkan. Jadi anggap saja ini cerita dari negeri antah berantah sebagai suatu fiksi yang terinspirasi dari kisah beliau. Jangan berharap pula bahwa ini akan menjadi cerita vulgar pemuas nafsu. Ini hanya cerita menarik tentang kisah hidup seorang wanita yang dihiasi pengalaman-pengalaman dalam hal seksual.
CHAPTER 1 : AKU ANAK YANG MENGALAMI PELECEHAN.
(Mohon admin mengerti.... Chapter 1 ini ini bukan cerita seks dibawah umur, saya hanya ingin menceritakan pengalaman pahit masa kecil dari seorang teman wanita sebagai gambaran betapa susahnya menjadi perempuan di negeri ini)
Anda mungkin akan membayangkan bahwa saya adalah wanita yang cantik, seksi, penuh nafsu, gila sex, atau apalah. Namun sesungguhnya hal-hal seperti itu menurut saya hanya ada dalam cerita dan fantasi para pria. Saya hanya seorang wanita biasa bernama Nurul, usia saat ini 40 tahun, tinggi 160cm, berat 62kg, berkulit cerah. Menurut saya, rasanya termasuk gemuk walaupun menurut teman-teman saya ini hanya “berisi”. Memang jujur saya akui bahwa jika dibandingkan dengan ibu-ibu seusia saya maka saya masih ‘mending’ karena perut saya tidak buncit malah relatif rata. Namun yang membuat berat saya sampai 62 kg adalah ukuran dada yang agak besar dan bokong yang berisi. Ukuran dada saya sejak dahulu remaja selalu membuat saya risih sehingga cenderung minder karena sering menimbulkan masalah.
Kulit saya memang lebih cerah dibandingkan orang-orang indonesia pada umumnya. Bahkan dahulu seringkali saya disangka keturunan chinese. Padahal sebenarnya tidak begitu. Bedanya mungkin kulit cerah saya tidak terlalu terawat karena saya terlahir dari keluarga biasa dan cenderung kekurangan. Ayah saya hanya pegawai negeri di daerah kota kecamatan, sedangkan ibu dari keluarga santri.
Pada masa kecil, saya yang bungsu dari 8 bersaudara termasuk dimanja oleh kakak-kakak yang lelaki. Tetapi dua orang kakak perempuan saya sangat galak dan sangat sering memarahi.
Jika saya ingat kembali, sejak kecil saya sudah mengalami berkali-kali pelecehan. Dulu memang saya tidak mengerti, tapi setelah dewasa saya tahu bahwa itu adalah pelecehan seksual. Saya akan coba ceritakan sekilas beberapa kejadian tersebut walaupun bukan inti dari cerita hidup saya.
Dulu pernah ada guru ngaji yang sering berkunjung ke rumah untuk ketemu bapak. Sebut saja namanya Pak Jajang, sudah cukup tua menurut saya, mungkin sekitar 50an tahun. Dia terbiasa menggendong saya sejak bayi katanya. Jadi bukan hal aneh jika ketika saya berusia 8 tahun dia masih berusaha menggendong saya, walaupun saat itu saya sudah merasa ngga enak dengan hal itu. Terutama setelah saya secara naluri merasa aneh karena beliau beberapa kali menggendong saya tapi dengan cara yang tanggung. Tubuh saya seolah mau digendong, tapi berhenti di tengah. Dia hanya mengangkat setengah, lalu memeluk dan menekan saya ke tubuhnya yang tengah berdiri dengan waktu yang agak lama. Rupanya dia menekan-nekan barangnya yang keras ke tubuh saya yang ‘setengah digendong’. Tadinya saya nurut saja, tapi setelah beberapa kali kejadian seperti itu terulang maka saya risih dan selalu berusaha melepaskan diri, walaupun tidak mengerti tapi saya merasa tidak nyaman. Akhirnya hal semacam itu berhenti dan juga terlupakan oleh saya.
Kejadian lain adalah dilakukan oleh kakak kandung saya yang yang nomor empat. Saat itu saya berumur kira-kira sepuluh tahun. Salah satu ciri di kampung saya adalah udaranya dingin sehingga sudah menjadi keseharian bahwa kami sering menggunakan baju hangat entah itu jaket, sweater, atau kalau laki-laki menggunakan sarung yang diselimutkan ke seluruh badan walaupun itu siang. Pasti anda tahu bahwa kalau udara dingin maka jika tidur kita pada umumnya akan melingkarkan badan seperti kucing tidur. Kedua tangan pada umumnya akan dikepit di kedua paha. Nah kakak saya itu dulu kalau tidur suka memeluk saya dari belakang lalu bilang :
“Neng, tolong dikepit yah”, dan dia ‘menitipkan’ telapak tangannya untuk aku kepit diantara paha. Alasannya sih biar hangat.
Tapi kadang saya terbangun karena terasa geli. Jarinya itu seringkali membuat geli selangkangan saya, sehingga saya sering ngomel-ngomel. Memang waktu itu juga saya belum mengerti dan menganggap dia bercanda menggelitik saya.
Kejadian lain setelah berusia belasan, waktu saya SMP kelas tiga. Ceritanya saya sudah menempati kamar tersendiri (karena sebagian besar kakak yang lain juga telah dewasa dan memiliki hidup masing-masing di kota lain - sehingga ada kamar yang bisa saya tempati sendirian. Sayangnya kamar saya ini pintunya seringkali susah ditutup (mungkin karena kusen-kusen pintu atau daun pintunya mengkerut ketika udara dingin.
Salah satu kakak perempuan yang sudah menikah masih tetap tinggal di rumah kami karena suaminya kerja sebagai pegawai kelurahan. Nah yang aneh adalah bahwa kalau bangun tengah malam saya sering mendapati suaminya ini berada di kamar saya. Alasannya macam-macam, mencari barang lah, melihat yang bocor lah, ngebetulin kabel tv yang melewati kamar saya lah, atau numpang ngaca karena dia sedang mencukur kumis. Biasanya baju saya dalam keadaan acak-acakan. Terutama bagian bawah (rok) yang seringkali tersingkap beserta selimut. Kejadian seperti ini berhenti saat kakak pindah ke rumah baru mereka.
Lalu ada juga guru olahraga waktu saya SMA yang sering pura-pura menyenggol dada saya. Ini sih saya sudah mengerti jadi bisa berusaha menghindari. Kadang kurang-ajarnya guru olah raga saya ini dia suka menepuk pantat ketika saya lari (dulu sering ada pelajaran olahraga yg mengharuskan berlari). Dia biasanya sambil pura-pura menyuruh saya untuk “Ayo Nur larinya lebih cepat”. Tapi saya sudah mengerti bahwa itu adalah alasan yang dia buat-buat.
Yang paling menyebalkan adalah setelah saya lulus sekolah dan menganggur, salah seorang famili kami yang cukup kaya yaitu Paman (adiknya bapak) meminta saya untuk tinggal dengannya yang katanya ingin menguliahkan saya.
Jadi waktu itu saya pergi ke ibukota provinsi untuk tinggal bersamanya. Dia punya usaha sebagai kontraktor proyek sipil di pemerintahan. Saya hampir diperkosa ketika bibi sedang tidak di rumah. Dia berhasil menindih saya dan melepas celana dalam saya dengan paksa. Untungnya sebelum barangnya berhasil masuk ke tubuh saya dan dia baru menyentuh permukaan selangkangan saya dia sudah selesai duluan. Saya jijik sekali ketika selangkangan saya berlumuran cairan lengket yang baru pertama kali saya lihat dan rasakan dengan tangan. Saya kabur dari rumah paman untuk pulang ke kampung lagi.
Begitulah, buat para lelaki agar tahu bahwa kehidupan perempuan tidak mudah karena kami seringkali menjadi sasaran nafsu bejat kalian. Dan kami ini - gadis muda yang masih bego - tidak berani bercerita kepada siapapun karena malu dan takut.
Bersambung ke Chapter 2 : Dilamar Untuk Jadi Istri Ketiga
Terakhir diubah: