Update terkini
---- Mobil pun bergerak memasuki parkiran, parkirannya pun cukup ketat bagiku. Karena selain terdapat palang pintu otomatis, pontu terbuka dan menutup sendiri ketika kita sudah punya pass nya (kartu khusus). Juga disamping itu ada penjaganya, yang disediakan khusus sebagai pengamanan apartment itu.----
---- Di parkirnya mobil di lantai dasar dari apartment yang merupakan tempat dia biasa memarkirkan mobil tersebut.----
---- Kami pun bergegas keluar dari mobil, tak lupa sebelum Ira keluar dari mobil, dia melap sisa-sisa cairan wanitanya yang masih tersisa di sekitaran selangkangannya.----
---- Ira pun keluar, sembari menyusulku yang sudah berada persis di depan lift. Kudapati dirinya yang sedikit berbau "amis" itu, dan kututup hidungku dengan ke dua jari ku.----
"*" Hmmm.... Bau amis apaan ini yaaah??? (Aktingku pura-pura tak tau)
"i" Iniiiihhhh.... (Sambil mencubit pinggangku). Gara-gara ulah iseng lu, kampret dah elu...
"*" Aduuuhhh... Nih anak yaaahh.... Demen banget main cubit-cubit... (kuremas pantatnya kuat-kuat).
"i" Aaauuhhh.... Biarin...
---- Tak berselang lama bel pada lift pun berbunyi, dan kami pun beranjak masuk.----
---- Apartment Ira terletak di Lantai 69 (ilustrasi) yang dimana tempat tersebut menjadi salah satu tempat yang sangat di idam-idamkannya. Dapat melihat pemandangan kota dari ketinggian, dan tak perlu takut jikalau bercinta di teras rumah. Karena, takkan ada orang-orang di bawah kita yang akan mendengarkan jeritan-jeritan percintaan kami.---
---- Pintu lift pun tertutup dan bergerak naik. Ira berdiri di depanku, sedangkan aku berdiri tepat di belakangnya.----
---- Kutempelkan telapak tanganku pada bagian pantatnya yang bahenol itu, dan kuraba, hingga merayaplah tanganku pada selangkangannya yang sedari dulu tak pernah dipakaikannya CD.----
"i" Ssshhhhhss... Hhmmmm... Mmmmhh... Pleaseee.... Stooopp... Jhooonn...
"i" Mmmhmmm.... Hmmmmhhh...
"*" Nikmati sajalah sayang... Rasakan sensasinya, biarkan darahmu mengalir bebas. Jangan lu berusaha tuk menahannya. Lepaskanlaah... Relax... (Bisikku pada telinganya sembari merapatkan celah antara diriku & dirinya, hingga tak kuasa ku gigit lembut telinganya untuk memancing gairah sexnya kembali).
---- Lift pun berbunyi, dan menunjukkan di angka 11. Dan berhentilah kegiatan saling memuaskan kami untuk beberapa waktu.----
---- Pintu lift pun terbuka, dan masuklah sesosok wanita yang super seksi, dengan menggunakan bikini, dia menuju ke Roof Top (Lantai ke 71 dari apartment) untuk pergi berenang.----
---- Dengan handuk yang melilit di bahunya, dan celana dalam G-String yang dia kenakan. Sontak membuat kontol ku ngangguk-ngangguk, dan membuat ku salah tingkah ketika sang wanita menatap ke arahku.----
---- Dia pun beranjak masuk, dan pintu lift pun menutup, lalu beranjak naik.----
---- Lantai 15,16,17-20 tak kudapati lagi seseorang yang hendak menggunakan lift, hingga kuputuskan untuk "iseng" si Ira. Kuselipkan jemariku di selangkangannya, ku tusuk-tusukkan jemariku ke lubang memeknya.----
---- Ira pun berusaha sekuat tenaga untuk menahan "jahilnya" tanganku. Akan tetapi, tenaganya tak sebanding dengan kekuatan tanganku.----
---- Hingga akhirnya dia memilih untuk menutup erat-erat mulutnya, dengan menggigit bibirnya kuat-kuat. Agar erangan-erangannya tak terdengar oleh orang yang ada di sebelahnya.----
"i" Mmmmm..... Mmmmmmmm.... Mmmmhh..... (suara desahannya tertahankan oleh kerasnya usahanya untuk menutup mulutnya kuat-kuat).
"i" Mmmmmmm.... Mmmmmm.... Mmmhhhmmm...
"*" Sayaaangg.... Gimana kalau orang yang di sebelah kamu ini melihat binalnya tingkahmu sewaktu aku jahilin???... (Bisikku padanya).
"i" Mmm.... Mmmmm... Mm...... (kepalanya menggeleng ke kanan dan ke kiri, menandakan bahwasanya dia tidak setuju dengan ide "gila" ku untuk mempecundanginya di depan orang lain).
---- Aku pun tak mempedulikan erangan-erangan yang tertahankan dari dalam mulutnya. Hingga akhirnya ku masukkan ke dua jari ku ke dalam memeknya. Dan secara takdi sengaja, mulutnya pun terbuka menganga.----
"i" Aaaaaahhhh.... Ffffuuuuuuuucccckkkk.... (refleks dia mengeluarkan suara tersebut).
---- Wanita yang ada di sebelahnya seketika itu menoleh ke arah kami, dan tertegun dengan aksi "gila" ku terhadap Ira.----
---- Akupun makin beringas, tak lagi ada rasa sungkan untuk sesegera mungkin menyetubhi Ira di dalam lift. Untungnya lift tersebut belum terpasang kamera CCTV.----
---- Erangan-erangan Ira pun makin menjadi, manakala kucumbu bibirnya yang merah merona itu.----
---- Kucium mesra bibirnya, sembari jemari ku dengan gencarnya menusuk-nusuk lubang memeknya dengan tiada ampun.----
"*" Mbak, maaf yah... Saya sudah kebelet soalnya, jadinya terpaksa saya entod nih jalang di sini. Skali lagi maaf ya mbak.
"-+-" Ooohh... Iya maaass.... Saya yang minta maaf, karena secara sengaja saya lihatin perbuatan binal mas, dan mbak di sini. (Kata mbak-mbak yang ada di samping ira. Wajahnya memerah menahan malu yang tak bisa di sembunyikannya).
"*" Hheheheh.... Kalau mbak mau, mbak juga boleh kok, ikutan isengin nih jablay (sambil ku menjambak rambut Ira ke belakang, dan ku angkat roknya yang tak memakai CD itu).
"*" Ataaauuu... Mbak mau yang ini....??? (Tanyaku sembari menurunkan Celana panjang ku+CD yang terpakai di tubuhku. Dan ku arahkan langsung ke memeknya Ira setelah ku pamerkan kontolku ke arah wanita yang tidak ku kenal itu).
"-+-" Aaahhh... Ngaak usah deh mas. Makasih... Aku cuman mau lihatin ajah.... (wajahnya memerah, menahan ekspresi malu yang luar biasa, ketika mendengar tawaran dari jono tersebut).
---- Ku entod memeknya Ira dengan sangat buas. Ku obel-obel memeknya dengan penuh nafsu. Ku entod dia dalam posisi pakaian yang masih menempel di tubuhnya.----
"i" Aaaaahhhh... Yeaaaaahhh... Fuuuuuckkk Youu Jhooonn...
"i" Oooouuhhh.... Sssshhhiiittttt....
"i" Aaaaahhhhhhh....
"*" Gimana sayaaaanngg.... Eeenaaaakkk kaaaannn.... Diiii.... Eeennttooooodd.... Sepertiiiii... Iniiiii.... Sssshhhhhss....
"i" Baaangsaaaaaat... lhuuuu.... Jhooooonn.... Aaaahhhh.... Eeeeennnaaaakkk.... Truuuusss jhoooo... Yaaanggg daaaaleeeeeemmm....
---- Kuperhatikan, wanita yang berdiri di sebelah Ira ini nampak mulai sangat gelisah. Terkadang ia menggigit bibir bawahnya. Terkadang dia merapatkan ke dua pahanya.----
---- Tak berselang lama, kulihat tubuh ira mulai bergetar hebat. Erangan-erangan kian berubah menjadi jeritan-jeritan.----
"i" Fuuckkk meee..... Ohhh.... Jhoooonn...
"i" Aaaaahhh.... Uuuuhhhh..... Oooihhhhssss...
"i" Aaaaakuuuu.... Saaampeeeee jhooonn.... Aaaaahhhhhhh.... (Jeritannya di susul dengan keluarnya cairan di sepanjang paha jenjangnya).
---- Tubuhnya bergetar hebat, sehingga ia harus ambruk, dan bersandar pada dinding lift.----
---- Dalam posisi ini kurasakan aku sedikit kecewa. Mana kala, kontol bengkok ku ini masih mengangguk-ngangguk. Masih menginginkan untuk bercinta lagi, dan lagi.----
---- Lift pun masih menunjukkan angka 40. Yang menandakan masih tersisa 28 lantai lagi. Sebelum tiba di lantai 69.----
---- Wanita di samping Ira ini pun sepertinya terpesona dengan kejantanan ku. Di gigitnya kuat-kuat bibir bawahnya, di rapatkannya ke dua pahanya.----
---- Wajahnya cantik, ketika kulihat sekilas mirip seperti Tante Indah. Mungkinkah itu Nia?? (Batinku bertanya). Ah, tidak mungkin.----
---- Hingga muncul ide iseng ku untuk "menjahilinya". Mula-mula kuberjalan pelan menuju ke arah wanita tersebut.----
---- Kupepet tubuhnya hingga menyentuh dinding lift. Wanita itupun memejamkan mata, sembari memegang cdnya yang kuasakan dengan tangan kanan ku sudah sedikit basah itu.----
---- Kucium mulutnya dengan mesra, lidah kami saling beradu (sluuurpp, cplook, sluurp) begitulah ilustrasi mesranya cumbuan kami. Akupun menjadi sangat bangga, karena sebegitu gampangnya aku ciuman dengan wanita yang baru ku kenal, dan itupun ketemuan di dalam lift.----
"*" Aku masukin yahh say.... (pintaku, untuk memasuki lubang memeknya).
"-+-" Please... jaaa.... jaaangaaaann.... (akan tetapi, kedua kakinya ketika ku minta untuk di renggangkan dia menurut).
"*" Untuk kali ini sajaahh... Yaaahh.... (bisikku di telinganya, sembari ku gigit pelan kupingnya).
"-+-" Shhhh..... Ooohhhh....
"-+-" Aaaaaaaahhhh........ (ketika memeknya menerima kontolnya Jono).
"*" Rapet bener yah memekmu....
"*" Bentar doang kok sakitnya, setelah itu kamu akan ngerasain enaknya di entod dalam posisi seperti ini.... (bisikku lagi, sembari ku pili-pilih putingnya yang merah itu, terkadang ku tarik-tarik.
---- Akhirnya masuklah semua kontolku ke dalam memeknya. Kubiarkan sejenak, dan kurasakan adanya cairan hangat yang setelah kuraba, dan kulihat ternyata itu adalah segumpal darah yang keluar dari dalam memeknya.----
---- Dalam hati ku sangat bangga, mendapati, aku memprawani anak gadis lagi. Pantas saja dia menolak untuk ku entod, tak taunya aku dapat durian runtuh.----
"-+-" Ssshhhsss.... Oooihhh... Aaahhhh.... Hmmmm....
"*" Enak yaah sayangg.... (godaku)
"-+-" Aaaahhh... iyyyyaaahh... Oooohh.... Eeeennnaaaakkkk....
"*" Apaaanyaaaa.... yaaangg... Enaaaakkk... saaayyy....
"-+-" Konttoooolll.. Ooohhhbh....... Konnntooollll kaaaamuuuu..... enaaaakkk.... Ssshhhhhsss.... Ooohhhh....
---- Dalam posisi berdiri, dengan posisi si wanita berdiri menempel di dinding lift dengan menghadapku, dan aku dalam posisi menekannya. Membuatku merasakan sensasi tak karuan. Hingga kurasakan memeknya memeras kontol ku dengan sangat kuat. Dan akupun merasakan hal yang sama "Aku ingin keluar"----
"-+-" Sssshhhhh.... Aaaahhhh....
"-+-" Aaaakuuuuu.... Saaaampaaaaiiii.... Ooohhhh....
"*" Taaahaaannn.... Akuuuu... Juggaaaaa.... Maaauuuu..... Saaampaaaaiii....
"-+-" Di daleeemm.... Di daleeeemm..... Ouuhhhhb..... (dipeluk erat-erat tubuhku).
"*" Aaaaahhhhh.....
---- Kami pun klimaks secara bersamaan. Tubuhnya mendadak lemas. Akan tetapi, senyum puasnya mengambang di balik matanya yang mendadak sayu itu. Sama persis manakala aku mengentod Tante Indah, untuk ekspresi raut wajahnya.----
---- Ira pun hanya melihat kami yang akhirnya klimaks secara bersamaan. Dengan menepuk ke dua tangannya, yang menandakan dia takjub akan kemampuan ku menyetubuhi lawan jenis.----
"i" Heebaattt... Hebaat....
"i" Dapet memek perawan lagi lu jhoonn.....
"*" Hehheheh... Iyyah nih... Ini juga gara-gara elu. Tanggung jawab nih. Bersihin kontolku yang berlumeran darah.
"i" Iidiihhh.. siapa loee...
---- Kutarik paksa rambutnya, dan membenamkan kontolku dalam mulutnya secara paksa.----
---- Mau tidak mau, suka tidak suka. Dengan berat hati, dia mengulum kontolku yang berlumeran darah dari memek wanita tersebut.----
---- "Ting-tong". Bel pun berbunyi, kulihat ke atas, teryata kami sudah tiba di lantai 69. Kami pun bergegas membetulkan pakaian kami. Wanita itu menahan pintu lift dengan tangannya. Agar pintu tersebut tak menutup kembali.----
---- Kami langkahkan kaki kami keluar lift, dan ku tolehkan pandanganku. Kudapati dia tersenyum, dan berucap "Terimakasih". Dan pintu pun menutup kembali.----
---- Dengan segera kami berjalan menuju kamar Ira, untuk membersihkan tubuh dari sisa-sisa pejuh yang berserakan di selangkangan kami.----
...Bersambung...
Mohon maaf untuk keterlambatan update ceritanya, dikarenakan lagi sibuk-sibuknya dengan berbagai urusan.