Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kumpulan Cerita Fantasi Pemerasan(Repost)

Khal93

Semprot Kecil
Daftar
21 Jun 2022
Post
63
Like diterima
67
Bimabet
Halo semuanya, saya udah setahun jadi newbie disini, ingin mencoba ikutan nulis cerita repost yang udah legend, tapi jarang kesorot,
Saya sendiri punya Fantasi Blackmail, dan suka banget ama cerita" Yg ada unsur keengganan wanita (Non Consent & Reluctant)
Jadi saya izin ya min, buat narok cerita saya disini
Semua ceritanya repost
 
Disclaimer: Cerita ini Repost dan bukan karya saya, cuman penikmat genre blackmail

Cerita pertama Saya tentang hubungan Saya dengan karyawan Operator(OP) warnet Saya yang bernama Juni. Dia masi kuliah di sebuah PTS, dan saat itu Ia sudah semester 7. Karena merasa kekurangan untuk mencukupi hidup sehari-hari Dia nyambi bekerja part-time di warnetku.

Kami cukup dekat, dan tidak jarang kami melakukan hubungan badan. Meski begitu, Kami tidak menjalin hubungan khusus, karena aku sudah memiliki Kekasih sendiri diluar kota. Hanya saja Juni yang sepertinya benar-benar cinta kepadaku, sedang aku hanya butuh tubuhnya untuk pelampiasan nafsuku saja.

Juni berdarah campuran Jawa dan Tionghoa, Kulitnya agak coklat karena Ia sering beraktifitas diluar, tetapi bagian dalam tubuhnya masih sangat putih & mulus. Memiliki paras yang bisa dibilang cantik dan menarik, menggairahkan menurutku. Juni sebelum bekerja diwarnetku, Ia mengambil jalan pintas dengan melacurkan dirinya.

Demi meringankan beban orangtuanya yang kurang mampu, Ia berusaha keras membiayai hidup dan kuliahnya sendiri. Karena masih memiliki hati nurani yang baik, Ia sadar dan memutuskan untuk bekerja yang halal. Tetapi pecun tetaplah pecun, meski telah bekerja diwarnetku, Ia sering berpakaian seronok dan menggodaku untuk memenuhi kebutuhannya. Hingga kami besetubuh dan aku menanggung sebagian biaya hidupnya.

Hari itu aku sedang mengunJungi warnetku, saat itu jam 11 malam yang jaga OP bernama Yanwar. Ketika aku sibuk menghitung pendapatan hari itu tiba-tiba ada telfon masuk.

“Juni?? Ngapain jam segini telfon.. ” pikirku.

“Halo Jun, da apa?” tanyaku, sambil melangkah keluar warnet

“Mas Pri.. tolongin Juni, besok hari terakhir bayar SPP kuliah. Juni masi belum dapet uang juga ampe sekarang.. ” Juni menjawab menyerocos.

“Yee.. kan minggu kemaren kamu sudah aku kasi buat bayar kost. Uda ga ada uang lagi nih Jun.” Kataku.

“Ga ada yang bisa minjemin lagi Mas. Tolonglah Mas Pri.. penting neh, tar Juni balikin deh kalo uda ada uang.. ” Juni terus merajuk.

“Huu.. gak percaya aku, Kamu kapan pernah punya uang.. hehe” Tolakku dengan sedikit menyindir.

“Iiih.. Mas Pri jahat lho. Ya udah Mas Pri mau minta apa?”

“Mmm.. apa yah.. hehe, biasa Jun.. maen kuda-kudaan.. ” Jawabku setengah berbisik.

“Huu.. dasar, itu mulu yang dipikir. Makanya buruan tu Mba’ Nana suruh pindah kesini aja. Ya udah, besok malam Mas Pri ke kost Juni yah. Tapi aku lagi dapet Mas, jadi tar Juni oral aja yah.. ” Juni juga menjawab setengah berbisik.

“Huu.. pake dapet segala. Tapi ga apa-apa Jun, anal aja yah? Kan belom pernah” Pintaku. Juni memiliki pantat yang cukup besar dan padat, terlihat menantang jika Juni mengenakan jins ketat apalagi hotpants. Ditambah pinggulnya yang lebar dan montok.. aku sangat beruntung bisa menikmatinya.

“Ga mau! aku kan belum pernah disodomi Mas.. tar anusku rusak” Juni mengiba.

“Jadi mau bayar SPP ga nih?! Lagian siapa suruh pake dapet. Kalo belum pernah makanya dicoba. Lagian masak Kamu ngelacur ga pake pantat.. ” aku jawab dengan sedikit tegas.

“Gak kok Mas, Juni ga pernah maen anal sebelumnya. Cuman Mulut dan memek aku aja kok yang dipake.” Juni membantah dengan lirih karena sedikit aku bentak.

“Dasar pecun, makanya lain kali dipake lah itu pantat Kamu punya lobang!! Memek doank yang disodok, pantesan udah longgar gitu.. huhh” Makiku.

“Mas, jangan ngomong gitu! aku udah gak keygitu lagi kok sekarang” Ujar Juni

“Ya udah, jadi gak nih?!” aku mulai kesal.

“Iya.. jangan marah dong Mas. Ya udah.. besok malam yah maennya” Kata Juni dengan lirih.

“Jangan malam Jun, aku ada acara ma temen-temen. Besok aja, abis Kamu dari kampus, Kita maen di toilet warnet.” aku jawab dengan antusias sekali.

“Eh.. macem-macem aja Mas Pri ini, Tar ketauan gimana? ” Jawab Juni dengan sedikit cemas.

“Gak lah Jun, tenang aja. Kita maen cepet kok. Yang penting Kamu Jangan ampe bersuara, oke?!”

“Tapi ngocoknya pelan-pelan aja ya Mas, Juni denger disodomi tu sakit Mas”

“Ngocok apaan?! Ngocok arisan.. hehe” Jawabku sambil bercanda.

“Ya ngocok kontolnya Mas Pri lah di dubur Juni besok, jangan kasar-kasar biar ga lecet Mas” ujar Juni sedikit cemas.

“Iya beres, tapi tar sebelum maen aku foto Kamu bugil Dulu ya Jun?” Pintaku.

“Tuu.. kan nambah lagi! aku ga mau foto telanjang Mas, kalo ampe kesebar bisa mati aku dibunuh bapakku. Mas Pri kan uda pernah liat Juni telanjang, Mas Pri juga tau setiap bagian tubuhku, Ngapain lah pake difoto segala.. ” Tolak Juni.

“Ga bakal kemana-mana fotonya Jun. Lagi pula aku ga pernah sembarangan biarin orang laen pake komputerku. Buat koleksi pribadi aja Jun,janji deh! Kamu sayang kan ma aku Jun.. ” Ujarku dengan sedikit nada manja.

“Iya, aku sayang ma Kamu Mas. Kalo gak, masak Juni mau nyerahin tubuh Juni buat muasin Mas Pri. Janji yah, foto-foto bugil Juni jangan ampe kesebar.” akhirnya Juni setuJun juga, meski pada awalnya juga aku yakin Ia pasti mau.

“Janji!!” jawabku tegas. “Hehe.. Gak tau Dia, padahal aku berencana menggunakan foto-foto bugilnya untuk menjadikan Dia budak Seks aku. Sayang tubuhmu sudah ternoda Jun, kalo gak udah aku jadikan pacar.. hehe. Tapi tubuhnya yang montok lumayan lah buat tempat pembuangan spermaku.” aku berbicara sendiri didalam hati.

“Heh.. malah diem sih Mas.” Tiba-tiba suara Juni mengejutkanku.

“Haha.. sorry terpana liat bintang di luar ne Jun. Oiya besok pake pakaian sexy yah.. biar aku horny duluan, jadi tar ga kelamaan foreplaynya” aku terkadang meminta Juni tuk berpakaian Sexy jika sedang jaga di warnet atau jika sedang jalan dengaku. aku perlahan mengajari dia gar menajadi seorang eksibisionis. filmbokepjepang.sex aku sangat terangsang jika melihat Dia memamerkan lekuk tubuhnya yang montok.

“Iya.. ,tapi ga bisa yang terlalu terbuka yah. aku kan ntar meghadap dosen, terus shift jaga juga. Kalo lagi jalan-jalan aja tu ga masalah deh. Ya udah, Juni tidur ya Mas.. hoaaahmm.. ngantuk” Ujar Juni dengan menguap.

“Oke Jun, byee!”

“Transfer malam ini ya Mas, thanks.. mmuach” Lalu Juni menutup telfonnya.

aku masuk kembali ke dalam warnet, dan mencuci mukaku. kulihat Yanwar sedang asik chatting di mIRC.

“Siapa Mas, lama bener” Tanya Yanwar.

“Temen lama Yan. Oke, aku pulang duluan yah.. ” Ujarku sambil mengambil kunci mobil. Memang tadi Kami berbicara ditelfon cukup lama, ga terasa ada setengah jam lebih. aku bergegas ke ATM dan mentransfer seJunmlah uang ke rekening Juni.

Jam menunJunkkan pukul 11.25 siang. Tapi Juni belom datang juga, mana udah ngantuk banget. Disebelahku ada Dian, yang jadi partner jaga Juni. Dia sedang asik maen game dari pagi tadi, jadi aku pikir ga akan ganggu rencanaku. Beberapa menit kemudian akhirnya Juni datang dengan tergopoh-gopoh membawa stopmap yang berisi kertas-kertas. Keringatnya bercucuran di dahinya.

“Sori lama Mas, dosenku rapat. Ne aku bawakan gorengan.” Juni menaruh sebungkus gorengan di meja, lalu Ia melepas jaketnya.

“asik.. pas banged laper,hehe” Kata Dian yang langsung menyerobot bungkusan gorengan.

Dibalik jaketnya, Juni mengenakan kemeja putih lengan pendek dengan bagian kerah yang terbuka cukup lebar. Juni tidak mengancingkan bagian atasnya, sehingga buah dada bagian atasnya terlihat menyembul walau tidak terlalu terbuka sekali. Rupanya Juni sengaja memakai push-up Bra untuk mengangkat payudaranya. Rok hitam selutut yang Dia kenakan juga memiliki belahan samping kanan yang cukup tinggi, jika Juni duduk sambil menyilang kaki, pasti Paha Kanan Juni terekspos jelas. aku memperhatikan belahan buah dadanya yang ranum menyembul, sambil sekali melihat wajahnya dan tersenyum puas. Juni pun melirikku sambil tersenyum.

“Jun, seksi amat.. ” Kata Dian sambil melotot.

“Haha.. tinggal ini pakaianku nih” Juni menjawab sekenanya.

“Ehemm.. ” aku pura-pura batuk sambil melirik Juni.

Juni yang tau maksudku akhirnya bergegas menuJun ke toilet warnet yang letaknya di UJunng belakang warnet. Kebetulan ada 2 tolet di warnet ini, jadi aku juga bisa kebelakang setelah Juni.

“Dian aku ke toilet dulu ya, mules neh.. ” Kata Juni sambil berlalu.

“Ya, jangan lupa disiram loh.. ” Dian menjawab dengan diselingi canda.

20 detik kemudian aku juga berpamitan ke belakang

“Duh.. aku juga mules neh.. ” Kataku sambil berlari kecil ke Toilet.

“Loh.. koq pada mules smua seh!!” Ujar Dian sambil terus asik bermain game disambi melahap gorengannya.

Sampai di toilet aku mengetuk sekali pintu toilet wanita. Begitu terbuka, aku langsung masuk. Di dalam, Juni sedang mencuci muka. aku buru-buru melepas resleting clanaku juga celana dalamku dan memelorotkannya sampai kemata kaki. Juni juga mengangkat rok hitamnya ke atas sampai ke pinggangnya, filmbokepjepang.sex dan memelorotkan celana dalamnya hingga turun ke mata kaki. Juni juga membuka kancing kemeja bagian atas hingga perut, kemudian mengeluarkan dua bongkahan buah dadanya dari Branya hingga kedua payudara Juni terangkat karena terjepit Branya dari bagian bawah. Puting susunya yang berwarna coklat kemerahan terlihat jelas, bentuknya cukup besar dan melebar karena Juni pernah hamil sebelumnya oleh Pak Diman penjaga kostnya.

Hal itu terjadi sewaktu Pak Diman meminta Juni melayaninya, padahal Juni saat itu dalam kondisi kelelahan karena seharian dikampus kemudian bekerja. Tapi mau gak mau Juni tetap melayani nafsu Mang Diman karna terus dipaksa, hingga akhirnya Juni pingsan dan Mang Diman mengeluarkan benih-benihnya didalam rahimnya tanpa sepengetahuan Juni. Juni baru sadar jika mengandung benih haram Mang Diman saat usia kandungan menginjak 3bulan, dan akhirnya Juni menggugurkan kandungannya. Sejak saat itu Juni nggak pernah mau lagi melayani nafsu penjaga kostnya itu.

Kemudian aku mengeluarkan HPku yang berkamera dan mulai mengabadikan bagian-bagian pribadi tubuh Juni. Raut muka Juni terlihat muram ketika aku memoto bagian wajahnya hingga dadanya yang terekspos jelas di depan kamera HPku, seakan tidak rela bagian tubuhnya yang paling pribadi di abadikan olehku.

“Mas jangan memek aku.. lagi dapet nih, jijk ah.. ” Juni mengiba sambil berusaha menutupi daerah kewanitaannya dengan tangan kanannya sedang tangan kirinya berusaha menjauhkan HPku ketika aku akan mengambil foto kemaluannya.

“Gapapa Jun, aku malah pengen punya foto memek Kamu yang lagi ngeluarin darah gitu.. hehe” aku terus berusaha memotretnya.

“Mas Priii.. gak mau Juni, pliss.. besok kalo uda bersih baru Kamu foto. Ntar janji deh aku buka memekku selebar-lebarnya tuk Kamu ambil fotonya.. sebanyak yang Kamu mau Mas.. ” Juni terus memohon.

“Ya deh.. oke Jun. Sekarang Kamu balik badan, buka kaki lebar-lebar terus buka belahan pantat Kamu Jun pake kedua tangan mu, aku mau ambil foto pantat ma anus Kamu yang masi rapet ini Jun sebelum aku jebol.. Hihihihi” Tawaku pelan.

“Yee.. apaan seh Mas, ya udah nih.. ” Juni kemudian melakukan seperti yang aku minta, kedua tangannya kebelakang meremas kedua bogkahan pantatnya dan menariknya ke arah berlawanan hingga terlihat anusnya dengan sangat jelas. Lalu aku mulai mengabadikan bagian lubang pengeluaran Juni yang coklat kemerahan itu sampai puas.

“Mas, aku lupa bawa pelumas.. ” Kata Juni, yang harusnya Dia membawa body lotion untuk pelumas anal.

“Isep dulu Jun.. pake liur Kamu aja” Kataku sambil menarik kepala Juni ke penisku, hingga Juni terpaksa jongkok.

“Hmhh.. umm.. eehhmm.. ” Hanya suara itu yang keluar dari mulut Juni ketika penisku yang sudah tegang dari tadi memenuhi rongga mulutnya. Tak lupa aku segera merekam adegan Juni mengoral penisku dengan kamera HPku. Bibir merahnya yang tebal terasa sangat nikmat sekali menyelimuti penisku.

aku merasakan sensasi yang luar biasa. Penisku rasanya basah sekali.. terasa hangat didalam mulut Juni. air liur Juni menetes-netes disela-sela bibir dan batang penisku, rupanya Juni ingin penisku sebasah mungkin agar mudah memasuki liang anusnya. Kepala Juni maJun mundur mengocok batang kejantananku dengan bibirnya yang tebal, tangan kirinya memegangi batangku sedang tangan kanannya menelusup di balik kaosku memainkan puting susuku.

“Ooh.. enak Jun” aku melenguh pelan.

2 menit kemudian, aku angkat kepala Juni dan kulumat sebentar bibirnya yang penuh liur itu, lalu kubalik tubuhnya hingga Ia menunduk berpegangan pada pinggir bak mandi. filmbokepjepang.sex aku elus-elus bongkahan pantat Juni yang putih montok itu, terasa mulus sekali. Sambil aku kluar masukkan jari-jariku membukai anusnya yang sempit dan aku ludahi beberapa kali. aku remas-remas juga paha gempalnya yang tak kalah mulus terlihat putih menggairahkan. Kulit Juni memang agak coklat, tapi bagian dalam tubuhnya terlihat lebih putih.

“Uuh.. ”Juni melenguh pelan saat aku tempelkan uJunng penisku di anusnya, sambil aku gesek-gesek dan kudorong perlahan hingga memasuki pantatnya.

“Egghhh.. hmmphh.. pelan Mas.. ” Kata Juni lirih sambil menahan sakit pada lobang pengeluarannya.

“uugghhh.. sempit banged Jun!” Bisikku ketika seluruh batang penisku tenggelam di dalam lobang pantat Juni.

“Oo.. oo.. ohh.. ” Juni megap-megap seperti orang yang kesulitan bernafas. Bibirnya membentuk huruf ‘O’ dengan kepala menengadah ke atas.

“Jun.. duburmu enak banget.. ooh.. hangat Jun” aku meracau sambil mulai mengeluar-masukkan penisku, kedua tanganku mantab mencengkeram pinggul Juni yang empuk. Gerakan pinggulku semakin cepat namun teratur, penisku dengan cepat keluar-masuk menjelajahi lorong anus Juni.

“Shhh.. ooh.. sakitt Mas.. udah ajaah.. eghh.. keluarin pliss.. ” Erang Juni

“Bentar Jun, baru enak neh.. ” Ujarku sambil mempercepat kocokan penisku di duburnya.

“aaahhh.. aaahhh.. aaooww.. aa hhh.. ” desahan Juni seirama bersamaan hentakan-hentakan liar pinggulku yang menghimpit tubuh Juni yang mengejang kesakitan. Tubuh Juni terguncang-guncang, naik turun, kepalanya mengeleng ke kiri-kanan sambil terus mengerang kesakitan menahan gempuran penisku terhadap saluran pengeluarannya.

Rambutnya yang panjang itu kemudian kujambak sehingga ia mendongak ke atas sambil terus mengerang tertahan. Bunyi buah pantatnya yang beradu dengan pahaku semakin keras. Rambutnya semakin keras kutarik sehingga ia semakin mendongak dengan mulut menganga. Pantatnya melengkung ke atas dan buah dadanya yang besar itu berguncang-guncang, seirama dengan gerakan pantatku.

“ah.. ahh.. eeghh.. sumpah Mas aku ga kuat.. perih banget!!!” Tubuh Juni mulai limbung, kakinya lemas seperti tidak bertenaga lagi. Kedua tanganku yang sebelumnya berpegangan pada pinggul Juni, kini menelusup masuk ke balik kemeja dan Branya mencengkeram erat kedua buah payudaranya untuk menahan tubuh Juni dan mulai meremas-remasnya.

“Uhuu.. hu.. hu.. sakiit Mas.. hik.. hiks.. udaah.. ampuun Mas” Juni mulai menangis, wajahnya memerah, matanya memandangku penuh iba, air matanya mengalir deras, air liurnya pun ikut menetes. aku berpikir pasti Juni merasakan sakit yang belum pernah Ia rasakan sebelumnya selama hidupnya.

“Tahan ya Jun, bentar lagi keluar kok. Kamu sayang kan ma aku.. ?” aku berbisik di telinganya sambil mengecup punggungnya. Tanganku yang masih di buah dadanya mulai memilin-milin puting susu nya

“Eeeghh.. ii.. iya.. sayang lah.. sshh.. Mas Pri sayang juga kan ma Juni kan?” Juni berkata dengan terisak lirih, dengan tubuh yang tergoncang-goncang akibat gempuran Penisku pada duburnya.

“Uhh.. ooh.. ” aku mempercepat kocokan penisku tanpa menjawab pertanyaan Juni. aku genjot pantatnya dengan kasar dan brutal. Rasanya nikmat sekali. Payudara Juni juga aku remas dengan sekuat tenaga.

“arrrggh.. arggghhhh.. .” Juni menjerit tertahan, Ia kembali menangis histeris. Penderitaan yang sangat hebat dirasakannya, Ia menahan rasa sakit yang luar biasa di bagian pantat dan payudaranya juga berusaha menahan suaranya agar tidak keluar. Tapi suara erangan dan tangisan kesakitan Juni keluar juga, untung Juni masi bisa menjaga agar tidak terlalu keras. Lagipula Dian menyetel musik dengan volume yang kencang.

Setelah kurang lebih 10menit, aku tak bisa menahan lagi. Kenikmatan yang kuperoleh dari pantat juga sudah sangat luar biasa hebatnya. Rongga dubur Juni makin lama makin terasa panas, jepitannya tetap erat mencengkeram batang penisku. Hingga akhirnya aku mencapai orgasmeku..

” aku keluar Jun.. ohh.. ooh.. oooohhh.. .uuuuu ggghhh.. .uuuuggghh!!” aku mengerang tertahan sambil kedua tanganku mencengkram erat buah dada Juni, kuhujamkan penisku sedalam mungkin di anusnya dan ku*kan air maniku sebanyak-banyaknya hingga memenuhi rongga duburnya Juni.
“Eeeeghhh.. hmppphh” Juni menjerit tertahan dengan mengigit bibir bawahnya.

Ketika kucabut penisku lelehan sperma bercampur darah keluar dari lobang pengeluaran Juni, sepertinya dubur Juni menderita lecet-lecet. Kubasuh penisku yang juga belumuran darah dan sedikit kotoran dari dalam pantat Juni. Buru-buru Kukenakan celanaku. Sedang Juni masi menangis terisak menahan rasa sakit dan perih yang masih mendera pantatnya. Seluruh tubuhnya menggigil, kakinya gemetaran seakan tidak kuat berdiri lagi.
“Jun.. thanks ya. ayo buruan beresin, tar Dian curiga” Sambil Kukecup bibirnya yang masi meneteskan liur, lalu aku keluar mengendap dengan hati-hati agar tidak diketahui orang.
 
RATNA SEBAGAI TUMBAL HUTANG AKIBAT ULAH SUAMINYA


Ratna adalah seorang wanita muda beranak satu berusia 25 tahun yang memiliki wajah manis, dengan bentuk tubuhnya yang begitu semok, pantatnya yang bohay membulat membuat siapapun lelaki yang melihatnya akan berdecak kagum. Ditambah lagi dengan buah dadanya yang membusung ukuran 34B dan sangat montok itu, semakin menambah keseksiannya benar benar menggiurkan, setiap mata lelaki.

Ratna bekerja pada satu instansi pemerintah didaerah Sudirman, sebagai seorang analis yang ramah iapun sangatlah disukai oleh teman teman sekantornya. Sehari hari Ratna berangkat bekerja dari rumahnya didaerah Ciledug menggunakan angkutan umum, dengan kebiasaannya yang selalu memakai pakaian ketat semakin membuat lekukkan tubuh seksinya tampak begitu jelas, dan mengundang banyak pandangan nakal dari para lelaki yang melihatnya.

Seperti pagi itu diangkutan yang cukup padat penumpang Ratna berdiri berdesakkan diantara para penumpang, Ratna yang pagi itu memakai pakaian ketat dengan span yang diatas lutut begitu menggoda setiap lelaki yang berdiri didekatnya, untuk merapatkan tubuhnya ketubuh Ratna yang sangat seksi dan montok itu.

Saat itu ada seorang laki laki yang berdiri tepat dibelakang Ratna, dengan perlahan mulai merapatkan tubuh depannya kebagian belakang tubuh Ratna, dengan memanfaatkan goncangan mobil angkutan yang sesekali terguncang itu, laki laki itu mulai menempelkan batang penisnya yang masih tertutup celana ke pantat Ratna. Laki laki yang disebelahnya pun tidak mau kalah dengan kalakuan temannya, iapun mulai dengan menempelkan telapak tangannya dipermukaan pantat Ratna yang yang begitu membulat seksi terbalut rok spannya yang begitu ketat menyiplak dipantatnya.

Ratna yang diperlakukan seperti itu tidak menyadarinya, ia masih asik bergantungan dengan tangan satunya sedang memainkan tombol tombol blackberrynya. Begitulah keseharian yang sering terjadi terhadap Ratna, ada saja lelaki yang mencuri curi kesempatan dalam kesempitan.

Tidak seperti biasanya hari itu Ratna begitu pusing dengan keadaan suaminya yang terlibat banyak hutang, akibat kebiasaan suaminya yang sering berhura hura dan hidup royal. Sementara tabungan Ratna sudah habis dipakai untuk bayar ini dan itu, sesampainya dikantor Ratna menghadap pimpinannya untuk meminjam uang, untuk melunasi hutang suaminya kepada seorang rentenir.

Ratna mengetuk pintu ruangan pimpinannya itu, dan terdengar suara dari seorang laki laki yang mempersilahkannya untuk masuk. Pak Broto adalah pimpinan dimana Ratna adalah salah seorang anak buah di unitnya, dan hari itu Ratna datang dan mengutarakan maksudnya untuk mendapat pinjaman uang.

Dengan mata nakalnya Pak Broto menyisir tubuh Ratna dari atas sampai kebawah, ratna menjadi risih mendapati hal ini, lalu dengan perlahan iapun mulai mengutarakan maksudnya.

“…maaf Pak maksud dan tujuan saya menghadap, adalah ingin meminta bantuan kepada Bapak untuk meminjamkan saya uang lima juta Pak…” kata Ratna dengan nada berat.

“…boleh saja Bapak kasih, asal kamu mau menerima persyaratannya…!” kata Pak Broto mulai dengan akal bulusnya.

“…persyaratan apa Pak, saya tidak mengerti…?” sambung Ratna.

“…asal kamu mau pacaran sama Bapak sehari…saja…pasti Bapak kasih apa yang kamu mau…gimana…?” kata Pak Broto dengan berbisik didepan wajah Ratna.

Ratna begitu kaget dengan apa yang baru didengarnya, lalu iapun tertunduk tidak berani menatap mata atasannya itu, dan iapun teringat akan desakkan dan ancaman rentenir yang kemarin datang kerumahnya, lalu dengan pelan iapun berkata lagi.

“…kalau memang Bapak mau begitu saya terima Pak, asalkan saya diberi pinjaman…” dengan berat hati Ratna menyetujui keinginan atasannya itu.

Pak Broto begitu girang dan tidak menyangka Ratna akan semudah itu menerima persyaratan darinya. Lalu iapun mengeluarkan sejumlah uang dari lacinya, dan memberikannya kepada Ratna.

“…ini uangnya lima juta dan kamu harus menuruti apa saja yang saya mau…!” katanya seraya menyerahkan uang ketangan Ratna.

Ratna segera memasukan uang itu kedalam tasnya, sementara Pak Broto pergi mengunci pintu ruangannya, dan segera menghampiri Ratna. Ratna tidak kuasa menolak ketika tangan Pak Broto memeluk tubuhnya dari belakang, dan mulai menyapu tengkuk dan leher jenjangnya dengan mulut dan lidahnya. Pak Broto yang sudah sekian lama begitu memendam hasrat terhadap Ratna kemudian tidak menyia nyiakan kesempatan langka tersebut, dengan penuh nafsu iapun mulai menggesek gesekkan batang penisnya dibelahan pantat Ratna yang terbalut rok ketatnya. photomemek.com

“…oohh Ratna kamu begitu menggairahkan, tubuhmu begitu seksi sssshhh…aaahh…” racau Pak Broto ditelinga Ratna.

Lalu mulai tangan Pak Broto meremas remas buah dada montok Ratna, dan mulai membuka satu persatu kancing blousnya. Tubuh Ratna sampai terguncang guncang menerima desakkan dan gesekkan liar penis Pak Broto dipantatnya, kini Pak broto membalikkan tubuh Ratna kehadapannya.

Dengan memegang kepala Ratna Pak Broto kemudian melumat bibir tipis Ratna, kemudian tangannya mulai menurunkan tali kutang dipundak Ratna. Ratna sudah setengah telanjang dengan buah dadanya yang montok itu menggantunng membuat Pak Broto yang tidak sabar segera mencaplok dan mengenyoti puting susunya dengan penuh nafsu.

“…ssshhh…” Ratna mulai mendesis menerima kenyotan mulut Pak Broto.

Pak Broto kemudian menarik Ratna dan membaringkannya diatas sofa, lalu mulai menjilati paha mulus Ratna, dan kemudian dengan tergesa segera menarik turun celana dalamnya. Ratna hanya pasrah ketika Pak Broto mulai membuka celananya, dan kemudian menuntun batang kontolnya kearah vaginanya.

Vagina Ratna yang sudah basah itu dengan mudah dapat dimasuki kontol Pak Broto, dan dengan tergesa kemudian Pak Broto mulai menggenjot vagina Ratna. “…aaahh…ooohhh…ssshhh…memekmu legit Rat…!” racaunya.

Ratna hanya bisa pasrah dan menitikkan airmatanya, menerima hujaman dan genjotan batang kontol atasannya itu. Hingga akhirnya Pak Broto menyemburkan spermanya didalam rahim Ratna, dan hari itu runtuhlah sudah kesucian dirinya, dia harus menjadi tumbal akibat perbuatan suaminya. Pak Broto sangat puas telah berhasil mencicipi tubuh seksi dan montok Ratna, yang sudah sekian lama diidamkannya itu.

Ratna kembali kemeja kerjanya, dan hari itu iapun menjadi kewalahan akibat banyaknya pekerjaan yang menumpuk dimejanya, karena tadi harus melayani atasannya. Hari itupun Ratna harus pulang sedikit lebih malam dari biasanya, dengan tubuh lemas dan lelah iapun berderet bersama para calon penumpang angkutan umum dihalte bis itu.

Hingga sekitar jam delapan malam Ratna baru dapat bis, dan tidak diduga pula ditengah perjalanan bis itu mogok, hingga Ratna harus menyusuri trotoar dan berjalan mencari angkutan alternatif lainnya. Tepat didepan sebuah toko yang sudah mulai tertutup separuh rollingdorrnya, Ratna dikejutkan dengan seorang laki laki yang kemudian membekap mulutnya, dan menarik tubuhnya masuk kedalam toko itu.

Ratna tidak bisa menjerit apalagi meminta tolong dengan bekapan dimulutnya, Ratna terus dipaksa masuk hingga kebagian belakang dalam toko tersebut. Didalam toko yang rupanya masih ada beberapa orang itu, kemudian serentak mengerubuti Ratna yang mulai panik. Dan Ratna tidak berdaya mendapatkan serangan dari sekian laki laki yang mulai menjarah sekujur tubuh seksinya, dengan rabaan, dan remasan disana sini.

Malam itu Ratna semakin kecil kemungkinannya untuk dapat pulang dengan selamat, tujuh orang pelayan toko berikut pemiliknya malam itu menggilir tubuh Ratna, dan diperkosa hingga Ratna jatuh pingsan. Seorang demi seorang mulai memasuki tubuh Ratna, dan memperkosanya secara brutal. Hingga semuanya kebagian menikmati montoknya tubuh Ratna.

Dengan uang yang tersisa menjelang subuh, Ratna akhirnya sampai juga dirumahnya, dan suaminya pun tidak bisa berbuat apa apa mendapati istrinya pulang dalam keadaan bersimbah sisa sisa sperma dari para lelaki yang tadi memperkosa istrinya.

Hari itu Ratna tidak bisa masuk kerja dan sehabis berobat kedokter iapun diharuskan banyak istirahat, seperti yang sudah dijanjikan siang itu pun datang lah rentenir untuk menagih utang suaminya. Setelah perdebatan yang sangat alot rentenir itu tidak bisa menerima bayaran dari suami Ratna, karena uang yang kemarin dipinjam oleh Ratna telah raib dirampas para pemerkosanya.

Tagor sang rentenir itu akhirnya memberikan satu syarat kepada Ratna dan suaminya, ia akan memberi keringanan hutang mereka apabila diberi kesempatan untuk meniduri Ratna. Taryo suami Ratna tidak kuasa menolaknya dan kemudian merundingkannya dengan Ratna, lalu dengan menintikkan air matanya Ratna pun bersedia ditiduri oleh Bang Tagor rentenir itu.

Tagor lalu meminta Taryo untuk meninggalkan ia dan istrinya, dengan lesu Taryo pun menurutinya dan pergi meninggalkan Ratna istrinya untuk ditiduri Tagor si rentenir itu. Tagor yang rupanya sudah tertarik terhadap kemolekkan tubuh Ratna itu, kemudian membawa Ratna kekamar dan direbahkannya diatas ranjang.

Lalu dengan penuh nafsunya Tagur menerkam tubuh Ratna dan menggumulinya, dengan lumatan kasar dibibir tipis Ratna Tagor pun kemudian meremas remas buah dada Ratna dengan kasar. Dan kemudian dengan kasar merobek daster bagian dada Ratna, dan membetoto kutangnya hingga putus, kemudian dengan nafsu di caploknya buah dada montok itu.

“…kamu memang cantik mba Ratna, tubuhmu montok sekali…aaahhh…ssshh…” racau Bang Tagor disela kenyotan mulutnya disusu Ratna.

Kemudian dengan kasar pula ia mulai menarik celana dalam Ratna hingga sobek dan terputus, lalu dengan nafsu dijilatinya belahan vagina Ratna. Dengan lidahnya dimainkannya klentit Ratna, dan dijelajahinya hingga kekedalaman vaginanya yang gelap dan pekat itu.

Dengan membuka kaki Ratna dan dikangkangkannya kedua paha mulusnya, lalu Tagor dengan kasar mecobloskan batang kontolnya yang besar itu keliang vagina Ratna yang imut dan sempit itu. Ratna meringis mendapati hentakan hentakan kasar batang kontol yang dua kali lebih besar dari milik suaminya itu.

“…aaahh…pelan Bang…aaahhh…sakiiiit….Bang…aaahh…!” rintih Ratna.

Bukan manjadi iba Tagor malah semakin bernafsu menggenjot vagina Ratna, dan ia terus mengguncang dan menyodokkan kontolnya lebih kasar lagi. Hingga sepuluh menit kemudian denga erangan panjang Tagor memuntahkan lahar panasnya dirahim Ratna.

“…aaaahhh….ssshhh…ccrot…crot…crot…enak betul memek kau mba…!” katanya dipenghujung smburan spermanya.

Ratna hanya menangis meratapi semua rentetan kejadian yang harus diterimanya, sedari kemarin hingga hari itu tubuhnya harus menjadi sarana pemuas hajat birahi laki laki. Sungguh kejam nasib yang harus diterimanya, semua ini akibat dari kebiasaan buruk suaminya yang doyan berhutang, hingga mengakibatkan dirinya menjadi tumbal dari hutang suaminya.

Tagor yang kelelahan sehabis menggarap tubuh Ratnapun berucap sekenanya.

“…kalau nanti suamimu belum juga bisa melunasi hutangnya, aku akan minta tubuh kau lagi…ingat itu…!” katanya sambil berlalu dan pergi.

Ratna semakin teriris mendengar hal itu, dan dalam hatinya ia semakin menyalahkan suaminya, yang menyebabkan semua kehinaan yang telah menimpanya.,,,,,,,,,,
 
Update!!
Cerita ke 3

Behind Her 'Betrayal'


Ardi (23 tahun) dan pacarnya Lina (21 tahun) masih sama-sama menempuh kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri terkenal di kota Malang. Adapun Lina memang memiliki paras yang cantik dengan dada dan pinggul yang bisa dikatakan montok, ditunjang pula dengan tubuh yang langsing semampai seperti model sehingga tidak heran banyak teman Ardi yang merasa sirik dan cemburu ketika Lina memutuskan berpacaran dengan Ardi.

“Anjrit Di, pacar lo bener-bener kaya bidadari dech…udah cantik, baik pula, hoki amat lu dapetin dia!”, hampir semua teman-teman Ardi bilang seperti itu.

Setiap weekend atau hari libur mereka sering menginap di sebuah villa (atau lebih tepatnya losmen karena bentuknya yang seperti kamar-kamar kontrakan) favorit mereka di daerah wisata S********* di bilangan kota Batu. Tanpa sadar setiap mereka menginap di villa itu ada sepasang mata yang selalu mengawasi mereka terutama Lina. Sebut saja Joko (45) suami dari Tarni (37) perawat villa yang biasa mengantarkan handuk bersih dan sabun setiap ada tamu yang datang. Joko berkerja sebagai penjaga gerbang di villa itu. Dan Joko sangat hafal hari dan jam berapa Ardi dan Lina datang. Sore itu Tarni sudah berkemas-kemas karena ada keluarganya yang sakit di Surabaya. Namun karena ada tamu datang dia ingin menyiapkan keperluan tamunya dulu. Disinilah niat jahat Joko muncul, Karena sebenarnya Joko sudah lama terpesona dengan kemolekan tubuh Lina. Ketika Tarni hendak mengantarkan keperluan tamunnya dengan sigap Joko menghentikannya

“Bu’e berangkat saja…nanti kemaleman di jalan, biar saya saja yang mengantarkan keperluan tamu”, ujar Joko.

“Baiklah pa’e..titip rumah sama villa ya..bu’e sama Tole (anak laki-lakinya) paling cuma pergi dua hari”,

Setelah pamitan Tarni pun pulang ke rumah yang berada di belakang villa untuk kemudian pergi. Joko pun tersenyum lebar mendengar ucapan Tarni. Kini tinggal memikirkan langkah selanjutnya untuk menjalankan rencana busuknya.

Sementara itu di dalam kamar Ardi sedang memeriksa kado untuk Lina yang sudah dibawanya karena hari itu Lina sedang berulang tahun dan Ardi bermaksud ingin memberikan kejutan kepada kekasihnya itu.
” Yank aku punya kado special niy buat kamu ” sambil menunjukan sebuah bungkasan kecil kepada Lina.

” Apa itu Yank…? ” tanya Lina sambil tersenyum.

“Wah tapi ada saratnya dulu dong!” jawab Ardi.
” Apa sih saratnya? kamu bikin penasaran aja dech” ujar Lina.

“Pertama-tama mata kamu harus ditutup dulu dan jangan dibuka sampai aku yang bukain”.

“Oke deh!! “jawab Lina bersemangat.

Setelah menutup rapat mata Lina, Ardi berniat mengeluarkan satu pak lilin kecil dari tasnya dan mulai memasangnya di berbagai sudut kamar itu. Adapun kado itu berisi sebuah cincin yang indah dan ia berencana memasangkan cincin tersebut setelah Lina bugil dan dilanjutkan percintaan mereka mereka dikelilingi lilin-lilin yang romantis. Ketika sedang sibuk dengan lilin-lilinnya, tiba-tiba Ardi mendengar suara pintu kamar mereka diketuk.

“Sebentar ya yank itu paling Bu Tarni nganterin anduk sama sabun ” ujar Ardi.

Mendengar ucapan Ardi, Lina hanya menganggukan kepalanya. Ardi membuka pintu namun bukan Bu Tarni yang datang melainkan Pak Joko, suaminya.

“Loh kok malah Bapak yang nganterin, Bu Tarni kemana??”, tanya Ardi bingung.

“iya mas, istri baru saja menjenguk sodaranya yang sakit di Surabaya, karena takut kemalaman makanya biar saya saja yang mengantarkan”, jawab Joko ramah.

“Oooh…gitu, ok deh Pak, moga-moga cepet sembuh ya!” sahut Ardi berbasa-basi

Joko menyerahkan tumpukan handuk itu pada Ardi. Tapi Ardi berbalik badan hendak meletakkan handuk itu di rak dekat situ, tiba-tiba saja Joko langsung mendekap tubuh Ardi yang memang lebih kecil dari belakang. Tangan kokohnya membekap mulut Ardi lalu leher bagian belakang pemuda itu dipukul hingga seketika itu pula Ardi pingsan. Sebenarnya letak villa itu jauh dari keramaian dan sedikit terpencil, namun agar tidak menggangu aksi busuknya Joko mengikat tangan dan kaki Ardi juga tidak lupa menyumpal mulut Ardi dengan kertas dan diplester. Setelah merasa cukup aman Joko mengunci pintu dan mendudukan Ardi di sebuah kursi yang di hadapkan ke spring bed tempat Lina sedang duduk menunggu pacarnya.

Ketika melihat Lina yang duduk di ranjang dngn mata tertutup Joko tampak senang

“Wah gak perlu susah payah ngentot nih anak, pasti dia pikir saya pacarnya” ucap Joko dalam hati.

“Yank kok lama sih surprisenya??” tanya Lina semakin antusias.

“Apaan surprise?” senyum Joko semakin mengembang, dia terpikir sebuah ide untuk mengerjai gadis ini habis-habisan.
Tanpa bersuara apapun Joko langsung mendekati Lina lalu ia membuka resleting jaket gadis itu dengan tangan bergetar. Joko sangat terkejut setelah menanggalkan jaket itu karena di baliknya langsung terlihat dua bukit kembar yang bulat montok dan hanya ditutupi bra tipis berwarna merah. Ternyata Lina pun juga berencana memberi surprise pada pacarnya dengan melepaskan kaosnya dan hanya memakai bra seksi itu di balik jaket ketika sedang ke toilet tadi. Joko membantu Lina berdiri. Karena yakin itu Ardi, Lina pun tersenyum dan mulai membuka kait bra dan jeans ketatnya. Joko pun semakin menelan ludah dalam-dalam dan setengah tak percaya apa yang sedang dilihatnya.

“Uedan…mimpi apa aku semalem?” pikir Joko.

“Yank…I love you!” sahut Lina sambil meranggkul dan mencium Joko yang masih dikira Ardi itu.

Tapi buru-buru Joko menahan bibir mungil Lina “ssssssssttttttt,,,,,,”. Lina pun terdiam. Joko menuntun Lina berbaring di ranjang dan mengikat kedua pergelangan tangannya di ujung ranjang. Lina terlihat pasrah sambil berucap,

“Aduuh yank kok pake diiket-iket segala sih, langsung ke surprisenya aja dong aku dah gak tahan nih…”.

Mendengar suara Lina yang manja Joko langsung memulai menjilati kaki Lina yang sengaja tak diikatnya,

“sssshhh geli yank“ Lina mendesah merasakan ada lidah yang menjilati mulai dari jari, betis, hingga ke pahanya yang mulus.

Desahan Lina semakin menjadi ketika lidah Joko mulai mengarah ke paha dan selangkangannya. Lidah pria itu sempat terhenti di depan vaginanya yang masih terbungkus G-string. Joko sedikit menggeser dan mulai memainkan lidahnya di bibir vagina Lina, lidah itu menyusup melalui pinggiran celana dalam Lina. Sesekali lidahnya juga masuk dalam ke liang vagina Lina yang tentunya jauh lebih wangi dibandingkan milik istrinya.

Lina sedikit kaget ketika jari yang lebih besar mulai dimasukkan ke dalam lubang nikmatnya. Tapi Lina hanya bisa menikmati perlakuan Joko yang kian menggila

“Aahhh…terus yank..lebih dalam lagi”. ujarnya semakin lirih karena birahinya mulai memuncak.

Hampir 10 menit Joko menjilati dan mengobok-obok vagina Lina sampai tiba-tiba seluruh badan gadis itu menegang dan menyemburkan cairan ke wajah Joko yang segera diseruput pria itu dengan rakusnya. Tubuh Lina menggeliat-geliat karena orgasme pertamanya ditambah lagi hisapan-hisapan pria itu pada vaginanya yang menambah sensasi nikmatnya. Dengan senyum penuh kemenangan Joko bangkit dan membuka seluruh pakaiannya. Ia tinggalkan sebentar Lina yang masih terbaring lemas dan menghampiri Ardi yang belum sadarkan diri. Diambilnya segelas air dari meja dan disiramkan ke wajah pemuda itu. Melihat Ardi baru setengah sadar, Joko berjongkok dan menamparnya…plak! Tamparan keras itu menyadarkan Ardi.

“Hey ******, jangan pingsan aja, kamu harus liat pacar kamu bakal ketagihan ngerasain kontol saya yang besar ini…hahaha”. kalimat itu yang dibisikan Joko ke telinga Ardi. “ Hhmmmmppphhhh”. cuma itu yang bisa Ardi ucapkan sambil meronta-ronta dalam ikatan.

Ardi sempat terpaku ketika melihat ukuran penis Joko yang 3 kali lebih besar dibanding miliknya. Batangan panjang hitam itu tampak pas dengan badan kekar dan hitamnya. Tapi Ardi hanya bisa menggoyang-goyangkan kursi sambil mengeluarkan suara-suara tertahan dari mulutnya yang terhalang plester. Tampak wajah penuh kemarahan melihat sebentar lagi wanita yang sangat dikasihinya akan disetubuhi oleh pria lain yang memiliki penis lebih besar dari miliknya. Ardi hanya bisa pasrah menyaksikan peristiwa itu. Ia melihat dari samping ranjang dengan tangan dan kaki terikat serta mulut yang disumpal ketika Joko mulai kembali menaiki ranjang lalu melepas penutup terakhir di tubuh Lina. Penjaga villa itu melirik sambil tersenyum ke arah Ardi ketika rudal miliknya digesek-gesekkan ke vagina Lina yang memang baru dicukur.

“Ssssshhh Yank ayo dimasukin, aku udah gatel banget nih!” desah Lina.

Joko yang memang sudah sangat bernafsu mulai melakukan penetrasi menekan masuk penisnya perlahan. Baru topi bajanya yang masuk bibir vagina, klitoris Lina sudah ikut tertarik ke dalam. 4 sampai 5 kali dorongan diiringi erangan Lina, barulah seluruh penis Joko menghilang ditelan vagina gadis itu.

”aaaaaacchh!!“, erangan panjang dari mulut Lina.

Sebenarnya Lina pun sangat bingung kenapa penis Ardi bisa jadi begini besar dan gaya permainannya lain dari biasanya

“apa ini surprise dari Ardi?” pikir Lina, “apa itu yang masuk ke itu ku? Vibrator gede kah”

Yang jelas ada sensasi yang jauh lebih nikmat dirasakan Lina ketika penis yang jauh lebih besar itu menyundul mulut rahimnya seakan-akan tidak ada tempat lagi di lubang vaginanya.

“Kok bisa lobang sesempit itu dimasukin kontol sebesar itu???”, pikir Ardi.

Joko yg memang jauh lebih pengalaman coba memainkan birahi Lina. Sambil memejamkan mata dia mendiamkan penis besarnya tertanam di lubang Lina dan merasakan jepitan serta kehangatannya. Setelah merasa Lina sudah mulai bisa menerima barulah Joko memaju mundurkan pantatnya pelan-pelan.

“aaachh sssshh!!”,hanya suara itu yang bisa Lina ucapkan.

Joko pun makin bersemangat mendengarkan desahan-desahan Lina. Melihat adegan ini walau diliputi kasihan dan kemarahan, tanpa sadar batang Ardi menegang karena belum pernah ia melihat pacarnya sendiri digenjot pria lain di depan matanya. Pria itu ternyata sungguh hebat, ia bisa bertahan lama menggauli Lina, sementara Lina nampak semakin terhanyut oleh permainannya itu. Joko menaikkan kedua betis Lina ke bahunya dan sambil berpegangan pada kedua paha mulus gadis itu ia menghela pinggulnya menggenjoti vagina Lina. Kejantanan Joko bergerak keluar masuk dan teremas di vagina Lina, semakin cepat dia mengocok penisnya semakin nikmat rasanya, desahan atau jeritan Lina sudah di luar kontrol, begitu liar. Dengan leluasa ia meremasi payudara Lina, badan mereka mulai basah dengan keringat yang keluar dari seluruh pori-pori tubuh. Seakan tak pernah puas, kini ia menindih tubuh Lina, tanpa berhenti menggenjot ia mengenyot dan menjilati kedua payudara gadis itu. Penis Joko yang besar itu menghujam telak ke liang senggama Lina dan kocokan demi kocokan yang semakin gencar kurasakan menggeseki dinding vaginanya.

“Iyah Di….aaahh…aahh….enakk!” erang Lina yang masih mengira orang yang menyetubuhinya adalah kekasihnya

Kali ini ia benar-benar melepaskan seluruh hasratnya yang selama ini terpendam, ia turut menggoyangkan tubuhnya mengimbangi genjotan Joko. Hampir 20 menit tubuh putih mulus Lina digarap si penjaga villa itu hingga akhirnya tubuhnya menegang, dia menggelinjang tak terkendali dan vaginanya berdenyut hebat. Lina pun akhirnya menjerit dalam kenikmatan puncak itu.

Joko tersenyum lebar melihat gadis itu menikmati detik detik pasca orgasmenya tanpa melepaskan penisnya dari vagina Lina, dada gadis itu naik turun dengan cepat. Rasa marah dan cemburu makin membakar hati Ardi melihat bagaimana Joko menikmati kehangatan tubuh Lina yang masih tampak lemas setelah orgasme dahsyat barusan. Ardi sampai terheran-heran karena biasanya Lina jarang bisa orgasme seperti tadi itu. Apalagi sering kali ia sudah keburu keluar ketika Lina baru mau sampai. Setelah kelejotan tubuh Lina melemah barulah Joko menarik lepas penisnya. Ada rasa lega tapi juga kehilangan dirasakan Lina ketika penis pria itu dicabut dari lubang vaginanya. Kemudian pria itu dengan rakusnya menciumi, kening, pipi, bibir, leher Lina yang jenjang hingga kedua payudaranya, tak sejengkal pun daerah sensitif yang terlewatkan dari sapuan bibir dan lidahnya. Lidah Joko berpetualang ke seluruh dada dan leher Lina hingga meninggalkan bekas merah bekas cupangan di daerah dada dan lehernya. Menerima rangsangan ini birahi Lina pun kembali naik .

“Yank masukin lagi ya! Gua…aaaaahhh!!”, ucapan terakhir Lina terpotong karena Joko kembali menggenjot vagina sempitnya dengan sebuah hujaman keras, selanjutnya hanya terdengar rintihan dan erangan yang keluar dari bibir Lina.

Joko
Joko

Setelah 5 menitan menggenjot Lina akhirnya terpikir oleh Joko untuk membuka penutup mata Lina agar dia tahu bahwa yang sebenanya sedang menungganginya bukan pacarnya melainkan sang penjaga villa bernama Joko. Sambil menghisap puting Lina, Joko pun perlahan-lahan membuka kain yang digunakan untuk menutup mata gadis itu.

“Hahhh….Paaachh ooch jaanggannh!!’’ Lina menjerit akibat terkejut tak percaya dengan apa yang sedang terjadi, di atas tubuhnya seorang pria setengah baya sedang mengenyoti payudaranya, “lepaskan Pak, tolongg!!”, pinta Lina memelas.

Ia meronta-ronta dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Saat menengok ke samping, matanya menangkap kekasihnya yang telah terikat meringkuk tak berdaya di sudut ruang itu.

“Diiii!!!” ucapnya dengan berlinang air mata melihat kenyataan dirinya sedari tadi sedang diperkosa di hadapan pacarnya.

“Huehehehe…kaget ya Non, baru tau kan enaknya? Dari tadi yang ngentot sama Non itu ya saya!” sahut Joko sambil terus merojok-rojokkan penisnya.

Air mata mengalir deras dari sudut mata Lina yang terpejam. Sementara Joko justru semakin cepat menggerakan pantatnya dan mengobok-obok isi liang vagina gadis itu.

“Ohh..Non Lina…uenak sekali…tempikmu hehehehe!!” ceracau Joko yang terus mengocok vagina Lina maju dan mundur

Secara naluriah, Lina pun semakin menikmatinya, dan perasaan itu sudah ada sejak matanya tertutup lagi. Keperkasaan Joko membuatnya lupa pada rasa pedih di hatinya dan menggantikannya dengan kenikmatan yang tiada taranya. Mulutnya pun mulai meracau mengeluarkan desahan dan ocehan.

“Akhh.. Pak.. Aduuh.. ohh..”

Cukup lama Joko memacu birahinya dan Lina pun turut mengimbanginya dengan menggelora sampai akhirnya tubuh pria itu mengejang sambil meremas kencang kedua payudara Lina sehingga membuatnya menjerit menahan sakit. Joko mencapai orgasme dan menyemprotkan cairan yang meledak dalam rahim Lina. Untuk beberapa saat si penjaga villa menghentikan gerakannya dan memeluk erat tubuh Lina sambil melumat bibirnya. Lina benar-benar menikmati orgasme kali ini, matanya terpejam sambil lidahnya saling jilat dan belit dengan pria itu. Diakui atau tidak Lina sebenarnya takjub akan keperkasaan Joko karena sudah hampir sejam lamanya ia digarap, tapi pria itu baru orgasme sekali malahan dirinya yang terus mengalami orgasme beruntun, sesuatu yang belum pernah ia rasakan bersama kekasihnya sendiri.

“ssssshhhh aaaccch suuudaaah paaakkhh!!“ sesekali ucapan itu keluar saat serangan rudal raksasa Joko terus menerus menggempur vaginanya.

Selama disetubuhi oleh Joko Lina selalu memalingkan wajahnya tidak melihat Ardi yang dari tadi memperhatikan mereka. Ia merasa malu dan kotor karena malah menikmati pemerkosaan ini, ia masih berusaha menjaga perasaan Ardi. Tapi apakah setelah ini ia masih punya muka untuk menatap Ardi apalagi tetap menjadi kekasihnya? Hatinya terus berkecamuk perasaan tersebut yang bercampur dengan kenikmatan yang sedang diberikan Joko padanya sekarang.

Setelah seperempat jam bergumul, lagi-lagi Lina kembali tiba di ambang puncak, begitupun Joko. Mengetahui hal itu ia mempercepat gerakannya, tak hanya itu si penjaga villa itu juga membuka ikatan tangan Lina.

“aakkuu keeeluuarrh Paakhh!”, teriak Lina lirih.

“Iyaaa Saayaangg akkuu juuggaa..aaachhhh!!” sahut Joko mempercepat tempo genjotannya.

Yang membuat Ardi sangat tercengang melihat kejadian itu adalah ketika dimana tangan Lina yang sudah tidak terikat menekan erat-erat pantat Pak Joko seakan tak mau melepasnya, ia juga ikut menggoyangkan pinggulnya menyambut helaan pinggul pria itu. Tak lama kemudian tubuhnya pun mengejang diiringi erangan panjang tanda ia telah mencapai puncak kenikmatan. Di saat yang sama, Joko menumpahkan begitu banyak sperma di liang vagina Lina, hal yang belum pernah dilakukan Ardi sebelumnya karena takut Lina hamil. Tapi saat itu memang birahi Lina sudah tidak terkontrol lagi sehingga ia sudah tidak peduli akan hal itu. Sadar atau tidak, Lina semakin menikmati perlakuan Joko terhadapnya. Perasaan Ardi yang tadinya iba, sedih dan terkoyak melihat pacarnya diperkosa di depan matanya sendiri kini mulai berubah jadi cemburu sekaligus marah ketika menyaksikan Lina balas memagut mulut Joko dengan penuh kemesraan dan tanpa paksaan layaknya suami istri yang kelelahan setelah habis-habisan bertarung di ranjang. Setelah penis Joko mulai mengecil barulah dia menariknya dan bangun. Lina tampak sangat kelelahan, nafasnya naik turun.

“Non cantik sekarang ayo kita mandi, inget, jangan coba-coba melawan kalau masih mau selamat” ujar Joko dengan nada mengancam.

Joko menarik lengan Lina dan memapahnya ke kamar mandi. Lina sempat melihat Ardi dan bilang “sorry honey”.

Ardi pun hanya pasrah melihat pacarnya di giring kekamar mandi yang ada sudut kamar. Ia hanya bisa membayangkan apa yang bakalan terjadi di sana. Akal bulus Joko tidak berhenti sampai di situ, ia berniat menaklukkan Lina hingga gadis itu benar-benar tunduk padanya tanpa paksaan. Maka sesampainya di kamar mandi Joko teringat ucapan Lina tentang surprise barusan. Untuk itu dia mencoba menghasut Lina.

“Maaf ya cantik, Bapak sebenernya gak mau melakukan hal ini ke wanita baik-baik seperti kamu”. kata Joko dekat telinga gadis itu “terus terang aja…sebenarnya semua ini rencana pacar kamu itu. Dia meminta Bapak menjalankan kemauannya untuk membuat kejutan buat kamu. Pacarmu bilang dia pengen ngeliat kamu dientot lelaki lain” Joko memperjelas.

“Apaaa…!!?” seru Lina dalam hati tidak percaya pendengarannya, darahnya mulai naik terhasut omongan Joko, ia terdiam selama beberapa saat sementara Joko terus menggerayangi tubuh telanjangnya yang sudah basah oleh air hangat. Entah apa yang dipikirkannya saat itu. Tiba-tiba saja ia berubah menjadi binal. Di wajahnya yang cantik terkembang sebuah senyuman nakal yang ditujukan pada si penjaga villa. Kemudian ia membuka pintu kamar mandi dan menarik Joko ke sudut kamar mandi. Dari arah itu Ardi dapat melihat dengan sangat jelas keduanya saling bertukar lidah sambil berpelukan mesra. Ardi pun semakin bingung dan panas melihat perubahan sikap Lina itu. Lina yang tadinya pendiam dan sempat iba melihat Ardi berubah menjadi binal dengan tatapan matanya seakan ingin menunjukan sesuatu kepada Ardi.

“aaachhh enakkhh sayaaangh!!” ringis Joko keenakan ketika lidah Lina mulai menjalar ke leher dan menghisap puting hitamnya yang berbulu.

Tidak berhenti sampai situ, jilatan Lina mulai turun ke selangkangan Joko. Penis besar itu mulai dihisap Lina, walau terlihat agak kesulitan tapi batang Joko bisa dihisapnya dalam-dalam sambil sesekali jilatannya diarahkan ke buah pelir. Joko menarik Lina berdiri dan membalik tubuh seksi Lina menghadap ke pintu seolah ingin memamerkannya pada Ardi. Joko berjongkok di depan gadis itu dan mulai menghisap rakus kemaluannya dengan rakus.

“Yaa sayaanggh isaaaph teerrruuuzz sshhhh…enakkkhh”, ceracau Lina yang mulai bangkit lagi birahinya.

Joko mulai kesetanan, dari belakang dalam posisi berdiri ia mulai memasukan batangnya ke vagina Lina lagi.

“sssshhh ooohhh” desah Lina saat seluruh batang Joko dimasukkan ke vaginanya.

Joko mulai menggenjot sambil tangannya meraba dan memutar-mutar kedua puting Lina dari belakang. “plok plok plok plok” terdengar suara dua kelamin yang beradu.

“Eemmm kontolnya eenaaak sayaangg…teruuuzz entooot akuu…”. erang Lina

Joko tidak bisa menjawab karena tiba-tiba Lina menengok ke belakang dan langsung menyambar bibir tebal pria itu. Lina yang birahinya sudah tak beraturan menahan gerakan Joko dan melepaskan kemaluannya, kemudian menyuruhnya duduk di closet dan menaiki batang perkasa yang masih mengacung tegak itu. Tangan kanan Lina menggenggam penis itu dan mengarahkannya ke vaginanya. Tubuhnya lalu turun pelan-pelan hingga penis itu tertancap sedikit demi sedikit ke vaginanya.

“Aaaahhh…aahh…iyahhh!” desah Lina penuh gairah

Setelah penis itu terbenam seluruhnya, bak penunggang rodeo Lina mulai bergoyang sangat liar.

Penjaga villa itu nampak begitu gemas melihat wajah Lina yang sedang naik turun di atas penisnya dan mengerang-ngerang kenikmatan. Berkali kali dia menciumi pipi kiri dan kanannya diselingi lumatan bibir, sungguh dia mendapatkan rejeki nomplok bisa menikmati kehangatan dan keseksian tubuh Lina dengan segala kenikmatannya, apalagi kini Lina telah takluk dan melakukannya tanpa dipaksa lagi seperti layaknya seorang kekasih. Lina pun selalu menyambut pagutan pria itu dengan bernafsu meski gaya permainan Joko cenderung kasar. Dekapan Joko tak pernah lepas dari Lina, keduanya menyatu dalam permainan birahi yang ganas. Kedua buah dada Lina yang tersaji di depan wajah Joko tidak pernah dibiarkan menganggur olehnya, mulut dan tangannya terus meremas dan melumat gumpalan daging kenyal tersebut. Dalam posisi berpangkuan seperti itu, Lina dapat dengan leluasa menggoyangkan pinggulnya. 15 menit kemudian, Joko mencoba berdiri sambil menggendong Lina dengan penis yang masih menancap. Posisi mereka pindah ke bawah shower. Joko meneruskan genjotannya sambil menyandarkan punggung Lina ke tembok dan mengangkat kedua kaki gadis itu. Ardi penasaran akan apa yang terjadi didalam sana, tapi mereka tidak terlihat lagi olehnya, hanya jeritan kenikmatan mereka saja yang bisa didengar olehnya. Selama 40 menit di dalam sana, Ardi sempat mendengar beberapa kali Lina berteriak histeris menandakan ia mendapat orgasme beruntun dan terakhir Joko melenguh panjang. Setelah itu akhirnya kegaduhan di dalam berangsur-angsur mereda dan tinggal terdengar suara kucuran shower yang menandakan kedua insan di dalamnya sedang mandi bersama layaknya kekasih yang sedang kasmaran. Tak lama kemudian, Joko dan Lina pun keluar dari kamar mandir dengan berlilitkan handuk. Lina menggandeng tangan Joko dan bilang

“sayang abis ini kita makan dulu yuk, aku laper nih…” ajak Lina manja, mata gadis itu mengerling sebentar pada Ardi seolah sedang mengolok-oloknya.

Joko menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Kemudian mereka pun berpakaian untuk keluar makan. Akhirnnya Ardi hanya bisa mendengar pintu ditutup dan suara motor yang mulai menjauh meninggalkannya sendiri. Ia terus meronta tapi tidak bisa juga melepaskan ikatanya yang keras itu hingga akhirnya karena kelelahan dan udara kota Batu yang dingin, Ardi pun tertidur.

2 jam berselang Ardi masih tertidur di posisinya semula sampai akhirnya terbangun dan melihat Joko berjongkok membelakanginya sambil bibirnya menjelajahi seluruh kemaluan Lina yang duduk di pinggir ranjang sambil tangannya menjambak rambut pria itu. Menyadari korbannya terbangun Joko menghentikan aktifitasnya.

“Sayang aku mau liat dong, seberapa kuat laki-lagi sialan ini, coba bandingin sama saya deh!” kata Joko dengan nada sinis.

Lina tersenyum seolah tahu kemaun Joko dengan sigap ia pun menghampiri Ardi dan membuka celananya

“Eeemmmhh….mmmmm!!” hanya itu yang bisa keluar dari mulut Ardi yang tersumpal

Lina langsung memasukan batang Ardi yang memang sudah berdiri melihat adegan Lina dan Joko barusan ke vaginanya. Tanpa komando ia mulai bergoyang di pangkuan pacarnya itu. Lina merasakan hambar karena batang Ardi memang tidak seperkasa milik Joko. 15 detik bertahan akhirnya Ardi mengeluarkan spermanya. Lina semakin mempercepatnya kocokannya tapi tersadar karena penis Ardi tiba-tiba menciut dan keluar sendiri dari liang senggamanya. Sambil berdiri, Lina membersihkan vaginanya dengan handuk.

“Ach bikin kotornya aja nih!! emang dasar cowo loyo.!! Ya enakan punya Bapak lah!” kata Lina .

Sambil tersenyum puas Joko mengampiri Ardi, “Hey tolol Cuma segitu kemampuanmu?”. bentak Joko
“Sekarang kamu liat bagaimana seharusnya memperlakukan wanita secantik ini” ejeknya terhadap Ardi.
Merasa tersanjung Lina pun memeluk mesra tubuh kekar Joko seraya berucap,
“Ach sayang kamu bisa aja, ayo kita mulai lagi…aku dah gak tahan disodok punya bapak yang perkasa ini, gak kaya punya cowo sialan itu…LOYO !!!” sambil menggengam batang Joko.

Betapa panas hati Ardi dengan kelakuan dan ucapan pacarnya itu, gadis itu begitu saja berpaling dan bersikap seperti pelacur di depan pria yang telah memperkosa itu, rasanya sulit dipercaya. Seluruh badan Ardi bergetar karena marah dan muak terhadap gadis yang pernah dicintainya itu.
Sepanjang malam itu Lina dan Joko menumpahkan birahinya di atas ranjang di hadapan Ardi. Semua posisi dicoba oleh Joko. Entah berapa kali pria itu sudah memuncratkan spermanya di vagina sempit Lina. Sedangkan Ardi juga berulang kali mendengar jeritan histeris dari Lina saat mendapatkan orgamse. Benci, marah, muak, bercampur dengan terangsang bergolak dalam diri Ardi menyaksikan semua itu. Barulah sekitar pukul 3 pagi Lina tertidur di pelukan Joko. Ardi dapat melihat Joko dan Lina yang tidak berbusana ketika tertidur sambil berpelukan mesra layaknya suami istri yang kelelahan setelah bertarung habis-habisan di ranjang. Ardi hanya bisa terdiam menyaksikan kejadian itu sampai akhirnya ia pun tertidur tanpa bisa berbuat apa-apa. Ketika ia bangun hari telah berganti esok, jam di tembok sudah menunjukkan jam delapan lewat. Ardi menemukan dirinya masih terbaring di lantai tapi tali yang mengikatnya sudah terbuka, tangan kananku bergerak mencabut kain yang menyumpal mulutnya. Pandangan matanya menyapu penjuru kamar itu, namun ternyata mereka sudah tidak ada di sana, hanya terlihat ranjang yang spreinya sudah acak-acakan. Ia lalu bergegas bangkit memakai kembali celananya. Setelah itu Ardi keluar dari kamar itu, baru berjalan beberapa langkah keluar dari kamar, telinganya menangkap suara dari ruang tengah. Segera ia mempercepat langkahnya ke ruang itu, benar saja di sana Lina dan Joko tengah berkubang dalam birahi, gilanya kali ini bukan hanya mereka berdua saja, masih ada dua pria lain yang ikut menjarah tubuh mulus pacarnya itu. Ardi mengenal yang jangkung itu adalah seorang tukang nasi goreng yang suka berjualan di sekitar kompleks ini, sedangkan yang satu lagi yang wajahnya berkumis dan jenggot kambing ia baru pernah melihatnya. Saat itu Lina tengah terbaring telanjang di karpet bulu yang tebal di tengah ruangan, si tukang nasi goreng berlutut di antara kedua paha Lina menyodok-nyodokkan penisnya ke vagina gadis itu, Joko asyik menyusu dari payudaranya sambil tangannya terus menggerayangi tubuh telanjang itu, dan Lina sendiri sedang sibuk menggenggam penis si jenggot kambing yang ia jilat dan kocok sehingga pria itu melenguh nikmat. Begitu menyadari kemunculan Ardi, mereka langsung terdiam sejenak lalu ketiga pria itu tertawa merendahkan padanya.

“Heh…udah bangun? Nih liat nih pacarlu ternyata suka banget ngentot sama kita-kita, kata dia kontol kita gede gede, kuat lagi ga kaya lo!” sapa Joko sambil mengejek Ardi.

Kedua pria itu tertawa menyambut omongan Joko tadi. Lina juga menegakkan tubuh dan bangkit berdiri, sebelumnya ia sempat melumat sejenak bibir si jenggot kambing itu. Dengan langkah agak gontai ia pun mendekati Ardi.

“Apa lagi? Kan udah gua bilang…lu tuh ngecewain, muasin gua aja ga sanggup!” kata Lina dengan pedas sambil menunding pada Ardi.

“Lin…apaan si lo! Udah gila lu ya!”

“Pergi lah…dasar pecundang, ngapain lagi lu di sini ngajak ribut doang?”

“Kamu….!” dengan marah Ardi mengangkat tangan hendak menampar wajah Lina yang sudah berubah dan merendahkannya seperti itu, tapi ia tidak sampai hati melakukannya sehingga hanya terdiam lalu menurunkan kembali tangannya.

“Mau tampar? Ayo tampar kalau emang lu berani…dasar banci!” ejek Lina memberikan pipinya seakan menantang Ardi.

Dengan hati hancur Ardi membalikkan tubuhnya dan meninggalkan tempat itu diiringi tawa Joko dan teman-temannya. Ia benar-benar marah dan muak pada Lina, tega-teganya ia seperti itu. Hari itu juga Ardi menghapuskan semua kenangan akan Lina, nomor hp nya, foto-fotonya, juga semua barang yang pernah diberikan Lina padanya semasa berpacaran, semua ia kantongi dan lempar ke tong sampah depan rumahnya. Selain itu Ardi juga memperbarui status facebooknya menjadi lajang dan dihapusnya Lina dari daftar friendlist. Hari-hari ke depan ia menjalankannya seperti biasa dan mencoba melupakan semua tentang Lina, sebelumnya memang ia pernah dua kali putus cinta namun yang kali ini cukup berat baginya mengingat hubungan mereka lebih dalam dan berkesan. Yang dirasanya aneh, sejak itu Lina tidak pernah lagi muncul di kampus, sejujurnya ada rasa khawatir dalam hati Ardi mengenai bagaimana nasib Lina setelah ia tinggalkan di villa itu. Ia ingin mencoba menghubungi tapi diurungkannya niat itu begitu mengingat lagi pengkhianatan gadis itu yang begitu menyakitkannya. Seminggu setelah peristiwa itu, sebuah nomor masuk ke hapenya, nomor hape Lina, Ardi ingin mengangkatnya, tapi tidak…tidak…ia masih dendam pada gadis itu yang mengatakannya banci dan bersetubuh di depan dirinya itu.

“Dasar lonte…paling mohon-mohon minta kembali, ngedaftar aja lu ke Gang Dolly” marahnya sambil memutuskan telepon itu setelah kali ke tiga nomor Lina masuk tanpa ada yang mengangkat.

Besok lusanya, Ardi merasa semakin tidak enak, apakah benar Lina begitu tega mengkhianatinya hanya karena ia tidak seperkasa Joko atau hanya marah padanya. Mengapa gadis itu menelepon hingga tiga kali seakan ada yang sangat penting dibicarakan. Ia pun mencoba menghubungi nomor Lina tapi sia-sia kali ini nomor itu sudah tidak aktif lagi walau ia hubungi berapa kali pun. Sore harinya, setelah mata kuliah terakhir, ia memutuskan untuk datang sendiri ke kost Lina yang tidak jauh dari kampus. Bi Yani, pembantu kost mengatakan padanya bahwa baru kemarin Lina sudah mengepak barang-barangnya dan telah pergi. Hati Ardi semakin gundah dibuatnya, baik Bi Yani maupun teman kostnya yang lain tidak ada yang tahu kemana Lina pergi. Malam hari ketika memeriksa kotak pos di depan rumahnya, Ardi menemukan sepucuk surat yang ditujukan pada dirinya. Ia mengenal tulisan tangan itu, tulisan Lina. Buru-buru ia ke kamar dan membuka ampop itu. Benar, surat itu dari Lina. Dengan hati berdebar-debar dibacanya satu-persatu kalimat dalam surat itu, semakin ia membaca tubuhnya semakin lemas rasanya.

Dear Ardi,

Setelah kamu baca surat ini, mungkin aku sudah jauh dari kota ini, entah dimana, aku cuma bisa berserah pada takdir sekarang ini. Aku tahu kamu pasti sangat marah sekali dan gak akan pernah mengampuniku. Aku masih sedikit berharap kemarin itu waktu aku nelepon kamu masih mau dengerin penjelasan aku, tapi yah telepon aku aja kamu putusin, aku udah tau jawaban kamu. Bodohnya aku juga sih, sudah kotor gini masih berharap yang ngga-ngga malah bikin tambah sakit aja. Yah mungkin cuma lewat surat ini aja aku mau menjelaskan semuanya, terserah kamu mau percaya atau nggak, yang pasti aku cuma mau jujur aja ke kamu. Di villa kemarin itu, waktu si jahanam Joko itu merkosa aku, dia sengaja mau menghasut, dia bilang kamu yang kepengen bikin surprise aku digituin oleh orang lain supaya aku marah ke kamu dan takluk ke dia. Dari awal juga aku gak pernah percaya sama dia, tapi apa boleh buat waktu itu sudah di tengah bahaya, kalau aku melawan kemungkinan besar dia akan mencelakakan kita, yang aku pikirkan waktu itu cuma keselamatan kamu, kamu kan waktu itu terikat ga bisa apa-apa, kalau seandainya waktu itu kamu bisa lari dan aku saja yang celaka ya aku rela. Yang aku gak rela kalau sampai dia nyelakain kamu Di. Satu-satunya pilihan aku waktu itu ya cuma tunduk ke bajingan itu supaya dia melunak dan kamu aman. Kamu mungkin gak tau apa sebenarnya yang dalam hatiku waktu sengaja manas-manasin kamu dengan ngatain kamu payah, banci, dsb? Perih…perih sekali, tapi aku terpaksa lakukan sampai aku berharap kemarin itu kamu tampar aku benar-benar. Aku juga minta maaf soal perlakuan itu ke kamu Di. Aku rela jadi budak seks bajingan itu sama teman-temannya waktu itu sampai akhirnya mereka juga bosan dan aku bisa pulang sendiri. Kalaupun kamu akhirnya maafin aku, aku juga sudah merasa gak pantes lagi buat kamu, aku sudah terlalu kotor dan menjijikkan. Inilah yang membuatku memutuskan untuk pergi, tolong kamu juga gak usah hubungi orang tua saya di Semarang, mereka juga gak tau masalah ini, malah kalau kamu ngomong akan membuat mereka khawatir. Mulai sekarang aku nggak akan muncul lagi dalam kehidupan kamu, aku akan selalu mendoakan kamu dari jauh supaya selalu mendapatkan yang terbaik. Lupakan aku Di, perempuan yang mungkin di matamu udah seperti pelacur ini, masih banyak perempuan lain yang lebih pantas buat kamu, aku doakan semoga kamu bahagia.

Lina

Ardi tidak bisa menahan air matanya yang bercucuran setelah selesai membaca surat itu, terlebih di bagian-bagian akhir tulisan Lina semakin tidak rapi dan nampak ada noda basah yang adalah tetesan air mata. Ia jatuh terduduk di lantai di sudut kamarnya, tangannya menghantam lantai di bawahnya lalu ia menangis sejadi-jadinya menyesali kebodohannya. Ia tidak sadar betapa Lina berkorban sebesar itu bagi dirinya tapi malah dibalasnya seperti itu.
 
Lanjut hu....asik cerpennya ga berat..
 
Bimabet
Cerita panas dengan genre blackmailing seperti ini cukup masuk ke selera cerita saya.
Maka saya ikut mendirikan kemah disini.
Lanjutkan bung cerita ini mantap :mantap:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd