Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kuliah Kerja Ngentot (KKN) : Aku dan Yuri

Status
Please reply by conversation.
untung ngidamnya cuam pengen ML sama mahasiswa KKN saja, kalo ngidamnya minta di gangbang gimana yah??

Nggak akan kuat hu kalau di gangbang wkwkwkwk

Wueddyyaaannn ngidamnya minta dientot

Wadaaww ngidamnya ngeri hehehee

Ruusssss, kamu kok nakal aih

Euy rusmini ngidamnya aneh aneh aja, ngidam kenikmatan :cim:

Ya memang aneh hu ngidamnya, nggak masuk dinalar masyarakat rasional. Tp itulah yang terjadi hehehe

Plot twistnya ternyata mala udah ga perawan

Biasanya anak2 tarbiyah nggak terbuka soal keperawanan, kecuali kalau udah 'dijajal' hehehe
 
Matur nuwun suhu apdetnya, aku ngakak Moco alasane Rusmini, :pandaketawa: jadi semprotan pejuh mahasiswa itu kelak bisa menjadikan masa depan anaknya cerah :jempol:
 
Wah...enaknya yang bisa dapat bumil ngidam di exe sama mahasiswa...
Kayanya dulu ane KKN kuranh jauh masuk ke desa kaya suhu...
 
Syukurlah ane ada waktu luang untuk menuliskan update terbaru dari Cerbung KKN.
Selamat membaca ! Keep Tronjal-Tronjol Maha Asyik !
:adek::adek::adek:




9.0 'Pelarian' (dari) Plosomulyo

Hari Selasa pagi, sudah setengah jam terdengar desah dan hembusan nafas keenakan dari dua anak Adam dan Hawa di sebuah kamar yang ada di rumah cowok. Ya siapa lagi kalau bukan aku dan Kania yang asyik-asyiknya bersetubuh. Kania dengan ekspresi wajah kelonjotan keenakan di bawah menikmati sodokanku yang ada di atas tubuhnya, ya kami sudah berubah haluan menjadi Missionaris setelah puas WOT.

44181a1098201514.jpg

Ohhh....Fuckkkk.....Enakkkk...” teriak Kania setelah mencapai klimaks kedua di pagi ini. Tangannya mencakar punggungku. Tubuhnya mengejang enak. Kemudian lemas, meskipun aku tak berhenti menggenjotnya.

Uhhh.....Jar, belum keluar ?” tanyanya sembari merem melek menikmati genjotanku.

Mmmmhhh... bentar lagi beb...” jawabku menggenjot liang surgawinya sembari meremas payudara kanannya yang tidak besar namun indah.

Kemudian kuminta Kania untuk tengkurap dan mengangkat bokongnya yang berisi agak tinggi. Aku tidak tahu posisi apa ini. Mungkin variasi dari Doggy Style. Kutindih tubuhnya yang kurus, kumasukkan kontolku pada memeknya yang sudah basah. SLEBB. Kontolku masuk dengan lancar ke dalam memeknya. Kugenjot agak kencang, ibarat motor dengan gigi empat.

Kania berteriak nikmat, “Ahhhh....Ahhhhh....Jangan kenceng-kenceng, gue keluar lagi ntar..

Tak kupedulikan bacotannya, toh dia keenakan hehehe. Kuteruskan saja genjotanku. Sesaat kemudian ia melolong keras, “Ohhhh....Ahhhh.....” tanda bahwa Kania klimaks ketiga kalinya. Memeknya berkedut-kedut dan mengeluarkan cairan yang menyemprot kontolku. Merasa kontolku akan memuntahkan ‘lahar hangat’, aku mencabut rudalku dari memeknya. CROOOTT...Pejuhku begitu saja keluar membanjiri punggung dan bokongnya yang bulat.

Bersihin atuh....” ucapnya manja. Sebagai lelaki yang bertanggung jawab, aku beranjak dari kasur dan mengambil beberapa lembar tisu yang kutaruh di meja. Kubersihkan punggung dan bokong Kania dari cairan hinaku ini. Tak lupa kubersihkan cairan di kontolku. Sebenarnya itu adalah konsekuensi dari permintaan dia kepadaku agar tidak keluar di dalam. Sehingga aku harus membersihkan tubuhnya. Wait, "keluar di dalam" ? Kalimat yang ambigu ya hehehe.

Agak banyak pejuhku keluar di pagi ini. Mengingat hari sebelumnya, Senin, aku tidak melakukan aktivitas seks. Terakhir kali aku melakukannya pada hari Minggu bersama Janda Kembang, Rusmini.

Baru pagi ini aku merasa sange kembali. Kutarik saja tangan Kania dan kucium bibirnya, kemudian kubawa ke kamar. Dia sendiri sudah mengenakan rukuh* untuk pergi ke musholla melaksanakan sholat subuh berjamaah. Tindakan nekat ini kulakukan ketika Kania berjalan jauh di belakang rombongan cewek. Bukannya ingin menghalangi orang beribadah yak, tapi mau gimana lagi wong dia sendiri yang mau hehehe.

*rukuh : alat sholat yang biasa dipakai perempuan untuk menutupi aurat.

Kami berbaring berduaan di ranjang, kepalanya menyender ke dadaku yang bidang. Aku membelai-belai rambutnya yang kebetulan tidak dikuncir sebagaimana biasanya. Kania mengelus-elus kontolku yang mengecil karena sudah memuntahkan isinya.

Beb, enak nggak servisnya ?” godaku pada Kania, si ratu gosip FH.

Not bad lah...” jawabnya agak gengsi. Ya begini lah cewek, waktu digenjot teriak-teriak keenakan, tapi sehabis ngentot ogah mengakui. Jangkrik memang hehehe. Sejujurnya aku nggak punya rasa atau nggak baper ketika main sama Kania. Ya murni nafsu aja, mumpung nggak ada Yuri hehehe.

Kunyalakan rokok dan kuhisap perlahan. Entah kenapa merokok sehabis makan, olahraga, atau ‘bertempur’ sangat enak bagiku.

Ih asap rokok...bau...” ujar Kania sembari mengibaskan tangannya agar asap rokok yang kukeluarkan menjauh darinya.

Setelah energinya terkumpul, Kania izin kepadaku untuk kembali ke basecamp sembari mengenakan pakaian dan rukuhnya. Aku pun terlelap tidur, untuk memulihkan staminaku yang terkuras akibat pertempuran barusan.

Sekitar jam 7, aku terbangun karena dering telepon seluler yang kuletakkan di samping kepalaku. Ada telepon masuk rupanya, ternyata panggilan masuk dari Pak Sugeng Suyudhi, ayahnya Yuri.

Assalamualaikum, sugeng enjing Pak Suyudhi, wonten nopo pak ?”* sapaku ketika menjawab panggilannya.
*Assalamualaikum, selamat pagi Pak Suyudhi, ada apa pak ?

Waalaikumsalam, dek Fajar posisi lagi dimana ?” balasnya ramah melalui telepon.

Saya masih ada di desa pak, tepatnya di rumah. Siap-siap untuk aktivitas.” Padahal bohong hehehe.

Dek Fajar bisa ke Jakarta nanti malam atau besok ndak ? Saya ada hal yang perlu diomongkan.

Saget pak, kulo usahaakan.* Mungkin saya berangkat agak sore naik bus, mengingat ada kegiatan pagi ini sampai siang. Pripun pak ?
*Bisa pak, saya usahaakan.

O ya wes, mengko kabari wae ya lek wes teko ning Jakarta.* Biar dijemput supir saya.
*O ya udah, nanti kabari saja ya kalau sudah sampai di Jakarta.

Singkat cerita aktivitas sosial kami di SD sudah selesai. Setelah makan siang dan rokokan sebatang dua batang, aku meminta Salim untuk mengantarkanku ke pemberhentian bus terdekat. Tak lupa aku minta izin untuk meninggalkan desa kepada teman-teman sekelompok. Dengan alasan ada relasiku yang menawarkan diri sebagai sponsor KKN. Meskipun ngibul, ya siapa tau ayahnya Yuri bersedia hehehe.

Ada dua alternatif sebetulnya untuk naik bus, bisa dari daerah Tomo, Sumedang atau dari daerah Losarang, Indramayu. Aku meminta Salim untuk mengantarkanku ke Tomo karena Plosomulyo relatif lebih dekat kesana ketimbang ke Losarang. Mungkin aku akan naik bus rute Sumedang-Jakarta, meskipun naik mobil Elf dulu. Atau Cirebon-Bandung nanti menyambung Bandung-Jakarta. Tapi akan lebih efisien kalau pake bus rute Sumedang-Jakarta.

Hampir satu jam perjalananku dengan Salim menggunakan motor untuk mencapai Tomo, Sumedang. Untung saja ada warung kopi yang difungsikan sebagai pemberhentian bus. Agar tidak terlalu kelamaan menungguku, Salim langsung pamit untuk kembali ke Plosomulyo. Ya aku pesan kopi hitam yang langsung kubayar, untuk menunggu bus. Siapa tau harus lama nunggu pikirku.

M-mas, mau ke Jakarta atau Bandung ?” sapa perempuan dengan logat Sunda yang kental, yang kebetulan duduk di sampingku.

Kebetulan saya mau ke Jakarta teh, teteh nuju kamana ?*” tanyaku balik.
*teteh mau kemana ?

Kaleresan abdi nuju ka Jakarta a’.* Tapi abdi teh bingung soalnya baru pertama kali ka Jakarta” jawabnya dengan halus.
*Kebetulan saya mau ke Jakarta a'

Kupandang perempuan itu dengan seksama (nggak pake dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, emang proklamasi apa hehehe). Wajahnya nggak terlalu cantik, tapi nggak jelek. Standard lah. Dia menggunakan baju flanel kotak-kotak agak kebesaran. Kulirik menggunakan tanktop hitam bertipe U-Neck. Tiga kancing paling atas tidak dikaitkan, seolah memberi pemandangan ‘indah’ kepadaku. Sementara celana jeans yang dia kenakan membungkus pahanya dengan ketat. Kutaksir toketnya lebih besar dari Yuri tapi agak semok gitu hehehe.

Kalau bareng saya mau nggak teh ? Paling nanti naik Elf dulu sampai Terminal Sumedang baru nyambung pakai bus rute Sumedang-Jakarta” tawarku pada teteh yang duduk di sampingku ini.

Abdi mah ngiring weh jeung aa’.* Kan aa’ yang lebih tau” jawabnya dengan bahasa Sunda campur dengan bahasa Indonesia.
*Abdi mah ngikuti aja sama aa'.

Dengan niat tulus ikhlas kutolong teteh ini agar nggak bingung. Kira-kira lima menit tibalah sebuah mobil Elf yang akan mengangkut penumpang. “Caheum...Caheum...Ciakar...Ciakar...” teriak si kernet berusaha menggaet penumpang. Mendengar kata Ciakar, nama Terminal Sumedang, tentu saja aku mengajak teteh ini untuk naik. Untung Elf itu tidak terlalu penuh, jadi aku dan si teteh menumpang ini. Kemudian Elf berjalan meninggalkan warung tempatku menunggu.

Turun timana a’ ?” tanya si kernet sambil menagih ongkos.

Ke Ciakar” jawabku. “Lima belas rebu” jawab si kernet. Kuserahkan uang lima belas ribu kepadanya.

Teteh ?” tanya si kernet pada teteh yang duduk di sampingku. “Ciakar oge a”* jawab si teteh. Dia mengeluarkan dompet, namun gesture nya menunjukkan bahwa uang yang ada di dompetnya kurang.
*Ciakar juga a'

Astaghfirullah, poho euy nyokot ti ATM”* keluh si teteh.
*Astaghfirullah, lupa euy ngambil di ATM

Teh, pakai uang saya dulu gimana ?” tawarku memberi solusi.

Punten ya a” jawab si teteh tanda mengiyakan dengan malu-malu.

Kuberikan uang lima belas ribu yang kebetulan ada di kantongku. “Hatur nuhun a” ucap si teteh. Aku mengintip belahan payudara yang kadang terlihat jelas. Meskipun dia berusaha menutupi agar tidak terlalu terekspos. Setelah perjalanan hampir satu jam, kira-kira pukul 16.15 WIB, Elf tiba di Terminal Ciakar Sumedang.

Aku mengajak si teteh untuk turun dan menaiki bus rute Sumedang-Jakarta. Sebetulnya aku sudah konak ngelihat tampilan si teteh ini hehehe. Aku memilih tempat duduk paling belakang, eh lha kok si teteh minta untuk duduk di sampingku. Padahal banyak kursi yang kosong. Ia meminta duduk di dekat jendela. Si teteh bercerita panjang lebar kalau ia ingin menengok adiknya yang sudah kerja di Jakarta.

Bus kemudian berangkat meninggalkan terminal. Saat kondektur menagih ongkos, aku langsung menyerahkan selembar uang seratus ribuan. Untuk tiketku dan tiket si teteh. Beberapa menit setelah itu, aku tertidur. Kira-kira di daerah Cileunyi, suara tawa si teteh membangunkanku. Ibarat orang linglung aku menatap si teteh.

A’ itunya keluar dari ‘kandang’ hihihi” kata si teteh sambil cekikikan lalu menunjuk ke arah selangkanganku. Benar saja, kontolku yang mengacung tegak sampai keluar dari celana karena resletingnya terbuka.

Aduh maaf teh” ujarku seraya memasukkan kembali kontolku dan menutup resleting. Malu banget, ‘senjataku’ terlihat oleh orang yang tidak kukenal. Sebenernya gak apa-apa sih, toh kontolku gede juga hehehe.

Iya a’ gak apa-apa. Da namanya juga nggak sengaja” jawabnya. Aku juga baru sadar kalau si teteh ini membuka seluruh kancing kemejanya, sehingga tanktop hitam yang membungkus toketnya terlihat jelas di mataku. Kutaksir ukuran toketnya 36B lah, gede ! Entah dia sadar atau tidak kalau tali tanktopnya sendiri melorot, dan menujukkan belahan toketnya.

Melihat pandangan mataku di dadanya, refleks si teteh menutupi dan membenahi tali tanktopnya yang melorot. Tapi saat akan menaikkan tanktopnya, bus bergoyang lumayan kuat. Sehingga badan si teteh tergoncang ke arahku. Hembusan nafasku mengenai lehernya, tanpa kurencanakan. Mata si teteh terpejam seolah menikmati sensasi yang terasa di lehernya.

Punteun a’, busnya goyang tadi” katanya malu-malu. Tapi pahanya merapat seolah menahan sesuatu. “Iya teh gak apa-apa, namanya juga nggak sengaja” jawabku menirukan ucapannya tadi. Aku merasa kalau si teteh ini sange berat, nafasnya mendengus tak karuan.

Melihat cewek nafsu, akalku bekerja mencari cara agar dia tambah sange hehehe. Kuberanikan diri untuk memegang paha kananya, tapi pandanganku tetap lurus ke depan seolah tak terjadi apa-apa. Seperti ada tanda penolakan ketika si teteh menggeser duduknya ke pojok. Ya kubiarkan saja untuk sementara. Aku tidak menyerah, tanganku memegang bahu sebelah kiri, kemudian kugelitik tengkuknya dengan jari tangan kiriku. Kepalanya mendongak ke atas seakan bilang padaku, “Bro, aku sange nih !

Merasa tidak mendapat penolakan, tangan kiriku makin aktif bergerilya menuju lehernya. Telapak tanganku mengusap-usap halus leher jenjangnya. Aku tidak tau apa yang si teteh pikirkan, karena ia diam saja tanpa memberi respon penolakan. Kayaknya berhasil deh usahaku hehehe ! Tanganku turun menuju belahan atas toketnya. Kuelus-elus perlahan belahan toketnya. Meskipun matanya melotot ke arahku, tapi si teteh menggigit bibir bagian bawahnya seolah menahan rasa sange. Ia sama sekali tidak berusaha untuk berteriak. Aku diuntungkan dengan kondisi bus yang sepi dan gelap.

Tangan kiriku kembali mengelus tengkuknya, titik sensitif si teteh sepertinya. Matanya merem seperti menikmati. Sepertinya dia sudah terbawa nafsu oleh rangsangan yang kuberikan. Posisinya rileks, menyandar di dadaku seolah pasrah untuk diapa-apain hehehe. Tangan kiriku menelusup menuju ke dalam tanktopnya, sedangkan tangan kananku meremas-remas toket kanannya dari luar tanktop. Kurasakan kalau si teteh tidak memakai bra. WTF ! Merasakan pentilnya mengacung, kucubit-cubit pentilnya di toket kirinya. Si teteh mendesah pelan, sepertinya tidak terdengar oleh penumpang lain karena berjarak empat seats dari tempat kami duduk.

Seperti mempersilahkan tanganku untuk meremas-remas toketnya yang besar, kedua tangannya memegang seat di depannya. Nafsuku naik, kunaikkan tanktopnya sampai toketnya terlihat. “Teh, tetenya gede ya...,” ia tetap mendengus pelan seolah mengiyakan. “Mmmhhhh..” desah pelan si teteh menikmati. Agar tidak terlihat, aku menggeser posisinya supaya bersandar di jendela, kemudian kuemut putingnya bergantian kanan kiri. Pentilnya yang lebar hitam kecoklatan, membuatku nafsu.

Enak ?” bisikku pada si teteh. Ia mengangguk malu-malu. Kukecup lehernya, kemudian kuberikan cupangan di toketnya. “Uhh....mau diapain” desahnya pelan. Kupilin-pilin putingnya dan kutarik-tarik gemas, “Awww....” desahnya pelan agak kesakitan. “Teh, celananya dibuka ya ?” kataku meminta izin tanpa diberi izin. Dengan cepat kubuka kancing celana jeansnya, tanpa pikir lama kumasukkan tangan kananku ke memeknya. Memeknya tembem dan jembutnya tipis. Favorit banget deh. Kumasukkan jari telunjukku ke lubang memeknya yang sudah basah. Kukocok-kocok memeknya, “Hmmfff...ngghhh...nghhh...mffff...” desahnya keenakan meskipun pelan. Sekitar lima menitan kukobel-kobel memeknya, tiba-tiba bibirnya menyosor bibirku. “Mmmmhhhh....Uhhhh...”, si teteh seperti berteriak klimaks namun tertahan oleh lumatan bibirku. Kurasakan memeknya berkedut-kedut mengeluarkan cairan klimaks. Membasahi tanganku dan celana dalamnya sendiri. Kupelorotkan celana jeans sekaligus celana dalamnya sampai ke bawah bokongnya, terlihat jelas memeknya di mataku.

Teh, ngewe yuk” ajakku pada si teteh. Badannya lemas tanpa perlawanan. Kemudian kubuka kancing celana jeansku dan resleting, sehingga kontolku yang lumayan besar ini terbebas dari sarangnya. Kuturunkan celanaku sampai lutut. Kutengok sekeliling untuk memastikan bahwa tidak ada yang melihat aksi kami. Tahu bahwa kondisi aman, kuposisikan si teteh di atas pangkuanku. Kontolku masuk dengan lancar di memeknya. BLESSS.

Mmmmhhh...” desahnya sambil menggigit bibir bagian bawahnya.

Kugenjot memeknya perlahan, sambil meremas-remas toket gedenya dari belakang. Memeknya pun terasa memijat-mijat kontolku yang menggenjot maju mundur. WTF ! I did it in the bus bro ! “A’...pe-penuh bangettt...” ucap si teteh merasakan genjotanku pada memeknya. Mendengar pujian itu, aku semakin bernafsu dengan mempercepat tempo sodokanku pada memeknya. Goyangan bus yang sedang berbelok ke kanan dan ke kiri menambah sensasi per-ewe-an kami. Tak lama kemudian, si teteh menutup mulutnya menahan teriakan. Memeknya berkedut-kedut, klimaks kedua kalinya. “Mmmhhhhhh....” cairannya lumayan banyak membasahi kontolku.

Ganti posisi atuh a’...” ajak si teteh tanpa melepaskan memeknya dari kontolku.

Jangan teh, posisi amannya begini... teteh aja yang gantian goyang.” Kudu ganti posisi gimana lagi coba, seatnya juga nggak terlalu lebar hehehe.

Menuruti saranku, si teteh melakukan gerakan naik turun. Toketnya bergoyang-goyang indah, mirip ‘goyang dribble’ Duo Serigala hehehe. “Uhhh....enak teh goyangannya...” kataku keenakan menikmati goyangannya. Kadang ia melakukan gerakan berputar searah jarum jam. Uh, enak banget pokoknya ! Pro !

PLOKK...PLOKKK...PLOKKK... suara paha kami bertumbuk mengiringi birahi dari dua insan yang tidak saling kenal. Deru mesin bus menyamarkan suara kita berdua.

Lima belas menit kontol dan memek kami menyatu, aku merasa akan mencapai klimaks. “Teh... ke-keluarin dimana...?” tanyaku sembari merasakan keenakan goyangan si teteh.

Hmmfff....dalem aja a’....” jawabnya menikmati kontolku di dalam memeknya.

Barengannn....uhhhh...” timpal si teteh.

Tak lagi bisa menahan klimaks, kumuntahkan saja pejuh dari kontol kebanggaanku ini. Mungkin cuma empat kali tembakan kontolku memuncratkan isinya. CROTT... kemudian disusul dengan muncratnya cairan klimaks si teteh yang keluar untuk ketiga kalinya. Kuambil sapu tangan di kantong jaketku, kemudian kuusapkan ke memeknya yang dipenuhi cairan kami berdua. Tahu bahwa masih ada sisa cairan di kontolku, si teteh menghisap dan menjilat kontolku sampai tak tersisa. Aku masih setengah percaya kalau aku ngentot sama orang yang tidak kukenal sama sekali di kendaraan umum !

Kami merapikan celana kami masing-masing. Bertingkah seolah-olah tidak terjadi apa-apa di antara kami. Mungkin karena lemas dan lelah, si teteh tertidur. Kepalanya menyender di bahuku. Agar ia nyaman, kutaruh kepalanya di pangkuanku, jadi si teteh tidur agak nyaman. Meskipun tanganku menelusup nakal ke dalam tanktop hitamnya yang ketat meremas-remas toketnya yang besar meskipun agak kendor.

Tak terasa bus sudah sampai di Bekasi, kukabari Pak Sugeng Suyudhi bahwa bus akan tiba di Kampung Rambutan sekitar 1-1,5 jam lagi. Ya, satu setengah jam kemudian bus sampai di Pasar Rebo dengan tanganku yang meremas-remas toket dan memilin-milih pentil si teteh sepanjang perjalanan hehehe. Kubangunkan dia, kemudian si teteh menelpon saudaranya untuk dijemput di terminal. Sementara aku meninggalkannya, turun dari bus di Pasar Rebo. Toh, sudah kubayari juga kan ? Hehehe. Ponselku bergetar, ada panggilan masuk dari nomer tak dikenal.

Halo mas, saya supirnya Pak Sugeng. Sampeyan dimana ?

Saya baru turun dari bus, pakai jaket abu-abu pak” jawabku.

Seolah tahu keberadaanku, mobil Fortuner putih memberi tanda sen dan mendekati tempat berdiriku.

Mas Fajar ?” tanya si supir.

Ya pak, supirnya Pak Sugeng ?” tanyaku balik.

Ya, ayo masuk mas” katanya mempersilahkanku.

Mobil yang kutumpangi melaju menerabas padatnya jalanan ibukota. Kemudian aku mengabari Pak Sugeng Suyudhi bahwa aku sudah ada di mobil. "Oke" jawabnya singkat melalui pesan WA. Aku tak tahu mobil ini akan membawaku kemana, semoga saja tidak diculik atau dikarungin hehehe. I’m coming Yuri !
 
Terakhir diubah:
Wah...enaknya yang bisa dapat bumil ngidam di exe sama mahasiswa...
Kayanya dulu ane KKN kuranh jauh masuk ke desa kaya suhu...

Silaturahmi itu membawa rejeki hu,
Yang namanya rejeki nggak boleh ditolak hehehe.

Kapan ngentot sama yg jilbab gede nya hu?

Tunggu saatnya hu hehehe

akhirnya bisa dapat pertamax nya om @perjaka_pendosa hehehehe
:dansa::dansa::dansa:

Mantapp hu, ane nggak bisa ngasih piring cantik. Apalagi sepeda ala pak presiden
;)
 
Gila hu. Gila..

Modal dikit dapet yg ngejepit..

Suhu emang politikus kawakan..

Ama mala jangan lama2 ya hu

Atau kalau mamanya yuri juga caleg berhijab bisa diikut sertakan juga tu hu..
 
Gila hu. Gila..

Modal dikit dapet yg ngejepit..

Suhu emang politikus kawakan..

Ama mala jangan lama2 ya hu

Atau kalau mamanya yuri juga caleg berhijab bisa diikut sertakan juga tu hu..

Modal dikit ??? Buat mahasiswa banyak itu hu wkwkwk
Tapi rejeki anak sholeh lah ya, modalin pake duitnya bapaknya Yuri hehehe

Ini greget hu ! Berani ngentotin orang nggak dikenal di bus !
Mesti tronjal-tronjol rasane
:konak:

Btw hu @perjaka_pendosa kok si teteh ndak ada mulustrasi ya ?

Lupa wajah si teteh, jadi ane bingung nyari muka yang mirip buat mulustrasi.
Ya....bayangkan sendiri dah hu ! Hehehehe
Setdah...maen di bus, nekat:Peace:

Ilmu si Fajar makin nambah hu, mohon dibimbing supaya nambah lagi ilmunya wkwkwk
 
2.0. WITING TRISNO

Tanpa KKN tidak akan ada cinlok, tikung-menikung, dan putus sama pacar” sabda seorang senior yang jadi panutanku di kampus. Makanya jangan heran kalau ada couple yang plotting di satu desa yang sama. Bahkan temanku satu kelas ada yang lebih gila. Kebetulan dia ditempatkan di desa yang beda sama ceweknya, untungnya ada anak FH yang satu kelompok KKN sama ceweknya akhirnya dia minta tukeran kelompok sama anak FH itu. Kejadian yang jamak di KKN adalah si cewek pasti diapelin sama pacarnya minimal seminggu/dua minggu sekali.

Tapi Yuri nggak begitu, dia kurang suka sama cowok yang protekif. Seolah-olah si cewek nggak bisa jaga komitmen katanya. Menurut dia budaya patriarki di Indonesia mulai kelihatan sejak pacaran.

Emang apa sih hak pacar buat ngelarang ini itu ? Toh dia kan belum terikat secara hukum sama pacarnya, menurut gue sih belum punya hak dan kewajiban !” papar Yuri dengan semangat.

Mungkin takut ditinggalin ceweknya kali. Namanya juga cinta hehehe” jawabku agak ngasal.

Ya nggak bisa gitu dong, setiap orang berhak ninggalin pacarnya, cari yang lebih baik. Cinta butuh alasan rasional bro !

Yaaa aku setuju sama kamu yur, tapi persepsi orang kan ndak bisa diseragamkan. Kadang cinta itu irasional hahaha

Yuri sendiri cerita kalau pacarnya kuliah di luar negeri, jadi lah dia jarang hubungan komunikasi sama cowoknya. Lagipula hubungan Yuri sama cowoknya murni dari relasi antar orang tua, singkat kata upaya perjodohan. Kami pun ngobrol ngalor-ngidul sampe akhirnya membincang latar belakang keluarga masing-masing. Ternyata bapak Yuri adalah anggota DPR, asli Jawa Tengah. Sedangkan ibu Yuri berasal dari Bengkulu, seorang pengusaha sekaligus pengacara di Jakarta.

Dia sendiri anak tunggal, kurang perhatian dari orang tuanya, sampai menceritakan betapa sibuknya bapak dan ibunya. Sehingga Yuri mencari pelarian dari kondisi itu. Ia pernah terjerumus dalam dunia malam ketika SMA. Mengenal dunia sex, miras, rokok, bahkan hampir mencoba narkoba !

Entah kenapa pada saat cerita soal keluarga, dia bersandar di dadaku. Supaya dia nggak sedih, kurangkul dan kuelus rambutnya. Kadang tindakan itu bisa lebih cepat daripada kecepatan otak berpikir, secara spontan kucium ubun-ubunnya. Dia menatapku tajam,

Jar, thanks ya lu udah mau dengerin cerita gue

Setelah mengucapkan kalimat itu, ia meninggalkanku di pelataran & masuk ke rumah. Aku berpikir apa dia risih sama kelakuanku tadi ya ? Duh, jadi nggak enak. Tapi bodo amat lah, lagian dia anak yang cukup vokal. Menurutku dia tipikal bojo galak, yang vianisty pasti hafal liriknya dong hehe.

Sebagai koordinator kelompok yang baik, aku sowan ke kantor kepala desa siang hari, biar akrab sama pak kuwu/kades sih. Sering aku dapat cerita kalau pernah terjadi satu kelompok KKN bermasalah sama kuwu, sehingga tidak dapat nilai A. Ya rugi sih buatku kalau KKN nggak dapat 3 SKS, buat yang IPK nya menengah ngebantu banget kalau dapat nilai A dari KKN. Meskipun kuwu ini nggak ngasih nilai kayak dosen pembimbing atau koordinator kelompok, tapi laporan kuwu kadang juga memengaruhi dosen pembimbing. Untung pak kuwu orangnya ramah dan bahkan mengundang kami untuk audiensi besok.

Selepas maghrib, aku chat grup WA mengingatkan anak-anak untuk berkumpul kembali di basecamp buat makan malam. Pada makan malam ini aku sampaikan ke anak-anak kalau tadi siang pak kuwu menyampaikan kalau besok ada audiensi sama pak kuwu dan malamnya ada rapat desa sekaligus perkenalan kelompok KKN Mahasiswa.

Sebagai koordinator yang baik, aku mengajak anak-anak buat main fun game sehabis makan malam bersama. Tujuannya sih biar chemistry di antara kita makin kuat sebagai kelompok. Tak terasa satu jam bermain bersama, kita berhenti, mengingat waktu sudah jam 9 malam dan tidak enak dengan tetangga. Salim & Rahman pamit buat balik ke rumah cowok, udah ngantuk katanya. Sepertinya aku merasa beda sama mereka berdua, aku suka begadang mereka nggak, aku ngerokok mereka nggak, aku suka ngomongin hal-hal berat mereka nggak. Tapi ya udah lah aku nggak bisa maksa orang kan ya ?

Nih kopi, gue bikinin. Minum ya !” Yuri datang membawakan secangkir kopi dari arah dapur.

Duh, perhatian banget. Udah cantik, baik lagi. Mau dong jadi pacarnya !” kutanggapi dengan guyonan.

Tangannya menoyor kepalaku, “Geblek, gue mah kesini kagak cari pacar !

Hahahaha his name is also effort, namanya juga usaha yur

Yuri mengenakan kaos ketat dan celana tidur, toketnya yang bulat dan besar membuatku terpana. Kemudian ia menyalakan rokok yang baru tadi sore dia beli. Tentu saja aku minta rokok, rokokku sudah habis soalnya hehehe.

Aku orang yang sangat antusias sama dunia politik, bahkan aku punya cita-cita untuk jadi anggota DPR atau gubernur. Yuri sempat cerita kalau dunia politik itu keras banget. Seorang politikus bisa ‘menjual’ nama orang lain untuk kejayaannya sendiri. Aku sih manggut-manggut aja, berhubung dia sudah berpengalaman di bidang politik praktis.

Waktu kamu nyaleg, apa sih program yang kamu tawarkan ke pemilihmu ?” tanyaku penasaran.

Nggak ada yang spesifik sih, gue mah cuma janji ke pemilih kalau gue bakal jadi anggota DPRD yang bersih, pro rakyat, yang bisa dihubungi sama mereka.” Yuri menjelaskan dengan gamblang.

Nah, disinilah kelemahan Yuri waktu nyaleg, dia nggak punya program spesifik buat pemilihnya. Selain dia kalah modal duit dari calon lain, karena rata-rata menghabiskan dana kampanye sampai 500 juta dia cuma menghabiskan dana 75 juta. Padahal kalau dia menawarkan program kongkrit, kuyakin dia bakal kepilih. Jujur aku makin kagum sama Yuri, dia nggak mengandalkan popularitas bapaknya, meskipun ada di satu daerah pemilihan yang sama. Buatku ini keuntungan KKN, bisa saling share gagasan, yang notabene dari fakultas yang beda-beda.

Yur, kalau aku boleh ngasih saran sebagai orang biasa dan punya hak pilih, tanpa maksud menggurui kamu. Kamu harus lihat kebutuhan mereka, si pemilih. Misalnya, ngonsep gimana produk pertanian nggak dipermainkan harganya sama tengkulak. Atau kamu sebagai anggota DPRD berjanji dorong pemkab buat nyediakan beasiswa bagi anak berprestasi yang kurang mampu buat kuliah, dan sebagainya. Set standard mu sebagai caleg, di atas caleg lawanmu. Aku sebagai pemilih merasa miris kalau lihat kampanye caleg ke kampung-kampung cuma bagi-bagi duit, emangnya kita pengemis apa. Juga penting menurutku buatmu membangun basis massa jauh sebelum pemilu. Maaf-maaf ya, kadang aku ngerasa caleg kok cuma keliatan mukanya pas mau pemilu, dan di poster-poster doang lagi. Kan konyol kalau ada orang yang nggak pernah kenal tau-tau minta kita buat dipilih,” paparku panjang lebar dan berapi-api. Aku emang kritis sama gaya politik elit-elit di Indonesia.

Yuri terkesima sama paparanku tadi dan memujiku. Hehehehe, kadang terlihat cerdas itu menutupi muka yang pas-pasan. Dia pun menawarkan ke aku untuk magang sebagai staff bapaknya yang anggota DPR. Aku sih menerima tawaran itu, tapi masih belum pengen kalau jadi anggota partai.

Yur, ini bukannya aku maksud ngegombal, tapi aku kagum sama kamu yang udah mulai ambil inisiatif dibanding orang-orang seumuran kita.

Ah bisa aja lu, kalau soal ide gagasan kayaknya lu lebih jago dibanding gue. Justru gue kudu banyak belajar dari lu tau !

Kebetulan dia pengagum Bung Karno sama kayak aku. Ini momenku untuk membuat dia kagum, cerita soal gagasan dan perjuangan Bung Karno. Penjelasan dan pemaparanku membuat dia makin terkesima. Dia jarang punya teman yang bisa diajak ngobrol hal-hal berat.

Tiba-tiba Yuri mendekatkan bibirnya ke bibirku. Kami pun berciuman, entah dorongan darimana aku memasukkan lidahku ke mulutnya. Tak cukup dengan french kiss, aku berusaha memegang-megang toketnya dari luar kaos. Ia bereaksi dengan menarik bibirnya dari ciumanku, dan PLAKKK. Yuri menamparku pipiku agak kencang. Walaupun nggak sakit, tapi malu cuy ! Ia menyandarkan punggungnya ke tembok dan diam.

Yur, sorry aku kebawa nafsu” kataku penuh sesal.

Sorry juga gue udah nampar lu, padahal gue yang mulai duluan.

Jar, gue nyaman ama lu. Tapi gue nggak nyaman kalau digrepe-grepe tanpa persetujuan gue ! Pacar atau selingkuhan gue aja nggak gue izinin ngewe gue kalau gue nggak mau !

I’m sorry, I won’t do it again.

Me too” jawab Yuri sedikit awkward atau canggung. Setelah itu aku pamit pulang ke rumah cowok, ya masih awkward sih intinya.

Di rumah cowok aku masih termenung, kenapa bisa sebodoh ini. Harusnya aku nggak melakukan itu, tapi nasi sudah jadi bubur. Berharap aja Yuri nggak menjauh dariku. Setengah jam kemudian HP ku berbunyi, ada pesan WA dari Yuri.

Jar, gue nginep di rumah cowok dong. Gak muat nih basecamp.

Kubalas, “Ok. Kesini aja.

Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu. Aku segera bukakan karena itu pasti Yuri. Kuminta dia masuk dan menempati kamar yang biasa kupakai tidur, sementara aku pindah ke kamar yang dipakai Salim & Rahman tidur. Tiba-tiba Yuri mencegahku,

Jar, elu tidur sini aja bareng gue. Takut gue tidur sendirian.

Batinku, “Dasar cewek aneh, tidur banyakan kesempitan. Tidur sendirian takut, hadeh.

Jadi deh aku tidur sekasur sama Yuri, bohong sih kalau aku nggak pengen. Wong kontolku udah ngaceng dari tadi. Tiba-tiba dia memecah keheningan,

Mas, adeknya tolong ‘ditidurin’. Masak sarung nggak ada beda sama tenda hahaha” Yuri ketawa dan melihat kontolku yang ngaceng di dalam sarung yang kukenakan.

Hmmmm....ini tandanya kudu dibantuin ‘tidur’ Yur.

Emang dedeknya mau ‘ditidurin’ sama aku ? Ogah ah kalau bentar doang udah tidur.

Keberanianku entah datang darimana, aku mengangkat sarungku dan melepas CD. Kontolku yang cukup panjang buat ukuran orang Indonesia, berdiri tegak dengan gagahnya. Kulihat Yuri terkagum-kagum lihat kontolku.

Mau ‘nidurin’ dedekku nggak Yur ?

Okay, no sex tapi ya.

Tangannya yang halus memegang kontolku, perlahan-lahan ia mengelus-elus kontolku. Anjirrr, tangannya pro banget kayak bintang bokep. Karena terdorong nafsu, kami berciuman dengan ganas di atas kasur, posisi tidur kami menyamping berhadap-hadapan. Tempo kocokan tangannya makin kencang, perlahan memelankan tempo. Amboy, enak banget dikocokin sama bidadari Kelompok 11.

Aku boleh megang toketmu nggak ?” Aku bertanya agar nggak salah paham lagi.

Dia menghentikan aktivitas ngocok, membuka baju ketatnya, dan menyisakan bra warna putih yang dipakai. Mungkin dia takut pejuhku kena bajunya. Kulepaskan kaitan bra, agar leluasa meremas-remas toketnya yang bulat dan besar. Toketnya seolah bikin air liurku menetes, pentilnya pink kecoklatan. Kuubah posisi di atas, sementara Yuri terlentang di bawahku biar gampang grepe-grepe toketnya dan ia tetap bisa mengocok kontolku. Inisiatif kukulum pentilnya agar dia terangsang. “Mmmmhhhh....Ohhhhh....Enakkkk,” desah Yuri saat toketnya kujilat dan kukulum. Tak terasa kontolku ingin memuntahkan cairan sperma, emang tangan Yuri pro sih.

Sayy, aku mau keluarrrr...mmmhhh

CROTT CROTTT CROTT. Kira-kira cuma dua puluh menitan, aku sudah ngecrot. Karena tidak bisa kutahan kukeluarkan saja pejuhku di perut sexy Yuri. Kuhitung sampai tujuh kali kontolku mengeluarkan sperma. Bahkan ada cairan spermaku yang mengenai leher Yuri. Kuambil tisu yang kebetulan kubawa dan kubersihkan cairan hinaku yang menempel di perut dan lehernya. Tidak lupa kubersihkan juga kontolku yang masih ada sedikit pejuhku yang menetes. Kusuruh dia memakai bajunya kembali, takut kepergok Salim atau Rahman, akhirnya aku dan Yuri tidur lelap ke alam mimpi masing-masing. Entah kenapa aku mulai suka sama Yuri, tapi nggak tau perasaan Yuri gimana.

Tapi aku tak sadar kalau ada sepasang bola mata yang mengintip dari pintu yang tidak kututup rapat. Aku tak tau sejak kapan dia disana, dan siapakah dia ?
Ditunggu lanjutannya gan
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd