Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Kos Nikmat

Status
Please reply by conversation.
Setelah kejadian itu, aku dan Lilis menjalani hari hari biasa, tidak ada yang berubah. Kupikir dia cukup dewasa karena kami saling membutuhkan. Bukan untuk perasaan, tapi untuk kepuasan yang lama di rindukan. Entahlah malam itu ada yang tahu tentang hubungan badan kami atau tidak. Ina yang kamarnya bersebelahan denganku pun biasa saja. Tetap centil seperti biasa.

Suatu sore saat aku pulang kerja, ku melihat Ina dan Lilis sedang berbincang. Ku menghampiri mereka.

Aku : "Hai nona nona cantik." Godaku pada mereka.
Ina : " Ishhh apasih mas Dion."
Lilis : " Tauk tuh, ganjen amat."
Aku : "Dih kok jadi galak galak gini. Ada apa sih?"
Ina : "Ini mas, mbak Lilis mau pulang ke rumahnya. Mamanya sakit. Terus mbak Lilis bingung mau pulang.
Aku : "Aduhh, sorry. Terus, kamu pulang naik apa Lis?"
Lilis : "Gatau, bingung. Uang ku tinggal untuk kebutuhan sehari hari disini, selain itu ku kirimkan untuk keluarga."
Aku : "Emmmm, mobilnya bu Mike kan banyak tuh, coba aja pinjem. Nanti aku yang anterin."
Ina : "Emang bu Mike mau kasih pinjem mobilnya mas ?"
Aku : "Ya gatauuu cantikkk, kan bisa tanya dulu."
Lilis : "Gausah aah, gak enak akunya."
Aku : "Udaaah, nanti aku yang tanya. Sekarang mau mandi dolooook."

Malamnya aku berusaha menghubungi bu Mike untuk meminjam mobilnya. Telfonku langsung di angkat oleh bu Mike. "Cepet amat kaya customer service provider." batinku.

Aku : "Malam bu Mike, boleh mengganggu waktunya sebentar ?"
Mike : "Iya malam juga Dion. Ada apa tumben telfon?"
Aku : "Ini bu......

Aku menjelaskan semua maslah yang di hadapi Lilis.

Mike : "Kebetulan, saya besok siang juga ada keperluan di daerah dekat dekat rumah Lilis. Gimana kalo bareng aja?"
Aku : "Kalo gitu mending saya yang setirin bu. Besok saya bisa ijin karena kerjaan saya udah selesai. Saya juga gabisa kalo ngebiarin ibu nyetir sendiri, apalagi perjalanan jauh, 3 jam loh bu."
Mike : "Aah beruntungnya, jadi gapapa nih Dion nganterin ibu sama Lilis?"
Aku : "Gapapa bu, ada Dion semua lancar. Hehe..."
Mike : "Alaaah kamu ini Dion. Yaudah besok pagi ibu ke kos ya, jam 8 harus siap."
Aku : "Siap bu bos!!" jawabku semangat karena bisa lama lama melihat bu Mike yang cantik hehe. "Yaudah bu, aku kasih tau ke Lilis dulu ya."
Mike : "Iya sudah, kasih tau Lilis."
Aku : "Makasih bu Mike yang cantik. Selamat malam."

Aku yang panik segera menutup telepon karena tanpa sengaja memanggil bu Mike cantik. "Aah semoga dia tidak mendengarnya." tenangku dalam hati.

Lalu aku keluar kamar, mengajak Ina untuk ke kamar Lilis.

"Tok...tok...tokkk. Inaa, Ina ina di dindiiiiing....."
Ina membukakakn pintu kamarnya.

Ina : "Ishh apasih mas Dion, kok jadi ina ina di dinding. Itukan cicaaaaaaak." katanya sambil cemberut.
Aku : "Hehe becandaaaa. Yok ke kamar Lilis."
Ina : "Emang ada apa mas?"
Aku : "Udaah ayok ah. Ganti dulu celanamu. Mentang mentang paha mulus terus di pamerin." Saat itu Ina mengenakan celana tidur yang sangat pendek.
Ina : "Hiiiihh mas Dion bikin kesel nih. Mata jelalatan amat gabisa liat yang bening bening."
Aku : "Siapa suruh di pamerin. Jadi rejeki ku dong hehe. Udah ah buruan kutunggu di kamar Lilis."

Aku meninggalkan Ina yang sedang ganti celana dan menuju kamar Lilis. Ku ketuk pintu kamarnya.

"Tok..tokk..tookkk. Lilis cantiiikkk."

Lilis : "Aah pasti Dion, aku gak mau di ganggu dulu."
Aku : "Aaah masa ? bukain dong, penting ini penting Lis. Penting beliung."
Ina : "Kenapa mas ? mbak Lilis gak di kamar?" tanyanya saat menghampiriku.
Aku : "Gamau bukain pintu nih mbak kamu. Katanya lagi gak mau di ganggu."
Ina : "Mbak ini Ina, bukain dong"

Ku mendengar suara langkah dari dalam menuju pintu. Ternyata kalau Ina yang minta langsung dibuka. Tampak Lilis sedang sedih, mungkin memikirkan mamanya. Akupun terdiam, berjalan masuk mengikuti Ina dan Lilis. Lalu aku menyampaikan obrolan ku dengan bu Mike di telepon tadi, agar Lilis bisa segera pulang dan tidak murung memikirkan mamanya. Lilis kaget, sepertinya senang.

Lilis : "Beneran bu Mike mau?"
Aku : "Iya beneraaaaan, jadi sekarang kamu beresin barang barang yang mau kamu bawa. Aku bantuin deh sama Ina"
Lilis : "Seriussss ?"
Aku : "Gak percaya amat sihhhhh"
Ina : "Aduhh kok Ina capek yaaa, ngantuk bangettt. Ina balik ke kamar yaaa?"
Aku : "Hai nona jangan pergi dulu." kataku sambil menarik celana trainningnya saat ia hendak berdiri. Saat ku tarik, ternyata bagian pinggangnya turun sampai ke bagian paha, memperlihatkan celana dalam Ina yang berwarna ungu.
Ina : "Mas Dioooonnnn!!" bentaknya sambil memukul kepalaku
Aku : "Aww kasaaar. Kan gak sengaja Inaaaaaa."
Ina : "Bodo!!!"

Ina tidak mungkin marah walaupun membentakku. Karena dia memang suka jadi bahan olokanku dan Lilis hehe .

Lilis : "Udah ah, malah pada ribut. Jadi bantuin gak nih?"
Aku : "Siap laksanakan bu bos!!"
Ina : "Mas Dion tuh mbak, awas ajaaa!!"
Aku : "Gak denger."
Ina : "Amin budeg. mampooss!!"

Lalu aku dan Ina membantu Lilis mengemasi barang barang yang akan dibawa. Selesai itu kami kembali ke kamar masing masing dan beristirahat.

Jam 6 pagi ku terbangun. Aku keluar kamar, sepi sekali. Belum ada aktivitas dari ke dua perempuan cantik ku. Akupun membangunkan mereka.

"Tok....tok....toookkk.. Ina bangun, udah jam 6 nih."
"Emmhhh iyaaaa." ku dengar suaranya menyaut. Lalu ke kamar Lilis.

"Tokkk...tokk...tokk...Lilis bangun."
"Iya Dion, udah bangun kok. Masuk aja." Ehh pagi pagi udah suruh masuk aja sama Lilis. Hihi...

Ku lihat Lilis sedang jongkok mengemasi barang bawaannya. Terlihat belahan dada mengintip dibalik kaosnya. Namun kupikir ini bukan waktu yang tepat. Aku ingin Lilis segera menemui keluarganya dan menemani ibunya.

Aku terdiam melamun membayangkan Lilis yang begitu sayang dengan keluarganya. Tiba tiba dia memelukku, mengucapkan terimakasih karena telah membantunya.

Lilis : "Makasih banyak ya Dion."
Aku : "Udah Lis gapapa, aku seneng kok bisa bantu kamu. Jangan sedih lagi, hari ini kamu bisa berkumpul di rumah dengan keluargamu, nemenin mama kamu. Selalu berdoa yang terbaik ya untuk kesembuhan mamamu."

Lilis semakin erat memelukku, meneteskan air matanya. "Makasih banyak Dion, makasih."

"Udah dong, masa jadi nangis gini." Cupcuuuuuuppp.. "Loh kok jadi manggil ucup." candaku menghiburnya.

"Ih Dionnn..."

Lilis tersenyum, lalu tiba tiba mencium pipi kananku. "muahhhh"

"Udah ah mau mandi Lis, kamu pagi pagi dah enak menang banyak nyium pipi. Hahaha..."

Keluar dari kamar Lilis ku melihat Ina setengah berlalri menuju kamarnya, mungkin kedinginan. Aku iseng aja godain dia.

"Inaa, celana mu jatoh." kataku sambil menunjuk lantai di bawahnya. Ina menundukkan kepala mencari celananya.

"Hihhh auk ah mas Dion." katanya kesal karena ku kerjain.

Ina masuk kamar, dan aku segera mandi.....

Hayoo, kira kira mau yang mana nihhhhh? ๐Ÿ˜‚
 
Setelah kejadian itu, aku dan Lilis menjalani hari hari biasa, tidak ada yang berubah. Kupikir dia cukup dewasa karena kami saling membutuhkan. Bukan untuk perasaan, tapi untuk kepuasan yang lama di rindukan. Entahlah malam itu ada yang tahu tentang hubungan badan kami atau tidak. Ina yang kamarnya bersebelahan denganku pun biasa saja. Tetap centil seperti biasa.

Suatu sore saat aku pulang kerja, ku melihat Ina dan Lilis sedang berbincang. Ku menghampiri mereka.

Aku : "Hai nona nona cantik." Godaku pada mereka.
Ina : " Ishhh apasih mas Dion."
Lilis : " Tauk tuh, ganjen amat."
Aku : "Dih kok jadi galak galak gini. Ada apa sih?"
Ina : "Ini mas, mbak Lilis mau pulang ke rumahnya. Mamanya sakit. Terus mbak Lilis bingung mau pulang.
Aku : "Aduhh, sorry. Terus, kamu pulang naik apa Lis?"
Lilis : "Gatau, bingung. Uang ku tinggal untuk kebutuhan sehari hari disini, selain itu ku kirimkan untuk keluarga."
Aku : "Emmmm, mobilnya bu Mike kan banyak tuh, coba aja pinjem. Nanti aku yang anterin."
Ina : "Emang bu Mike mau kasih pinjem mobilnya mas ?"
Aku : "Ya gatauuu cantikkk, kan bisa tanya dulu."
Lilis : "Gausah aah, gak enak akunya."
Aku : "Udaaah, nanti aku yang tanya. Sekarang mau mandi dolooook."

Malamnya aku berusaha menghubungi bu Mike untuk meminjam mobilnya. Telfonku langsung di angkat oleh bu Mike. "Cepet amat kaya customer service provider." batinku.

Aku : "Malam bu Mike, boleh mengganggu waktunya sebentar ?"
Mike : "Iya malam juga Dion. Ada apa tumben telfon?"
Aku : "Ini bu......

Aku menjelaskan semua maslah yang di hadapi Lilis.

Mike : "Kebetulan, saya besok siang juga ada keperluan di daerah dekat dekat rumah Lilis. Gimana kalo bareng aja?"
Aku : "Kalo gitu mending saya yang setirin bu. Besok saya bisa ijin karena kerjaan saya udah selesai. Saya juga gabisa kalo ngebiarin ibu nyetir sendiri, apalagi perjalanan jauh, 3 jam loh bu."
Mike : "Aah beruntungnya, jadi gapapa nih Dion nganterin ibu sama Lilis?"
Aku : "Gapapa bu, ada Dion semua lancar. Hehe..."
Mike : "Alaaah kamu ini Dion. Yaudah besok pagi ibu ke kos ya, jam 8 harus siap."
Aku : "Siap bu bos!!" jawabku semangat karena bisa lama lama melihat bu Mike yang cantik hehe. "Yaudah bu, aku kasih tau ke Lilis dulu ya."
Mike : "Iya sudah, kasih tau Lilis."
Aku : "Makasih bu Mike yang cantik. Selamat malam."

Aku yang panik segera menutup telepon karena tanpa sengaja memanggil bu Mike cantik. "Aah semoga dia tidak mendengarnya." tenangku dalam hati.

Lalu aku keluar kamar, mengajak Ina untuk ke kamar Lilis.

"Tok...tok...tokkk. Inaa, Ina ina di dindiiiiing....."
Ina membukakakn pintu kamarnya.

Ina : "Ishh apasih mas Dion, kok jadi ina ina di dinding. Itukan cicaaaaaaak." katanya sambil cemberut.
Aku : "Hehe becandaaaa. Yok ke kamar Lilis."
Ina : "Emang ada apa mas?"
Aku : "Udaah ayok ah. Ganti dulu celanamu. Mentang mentang paha mulus terus di pamerin." Saat itu Ina mengenakan celana tidur yang sangat pendek.
Ina : "Hiiiihh mas Dion bikin kesel nih. Mata jelalatan amat gabisa liat yang bening bening."
Aku : "Siapa suruh di pamerin. Jadi rejeki ku dong hehe. Udah ah buruan kutunggu di kamar Lilis."

Aku meninggalkan Ina yang sedang ganti celana dan menuju kamar Lilis. Ku ketuk pintu kamarnya.

"Tok..tokk..tookkk. Lilis cantiiikkk."

Lilis : "Aah pasti Dion, aku gak mau di ganggu dulu."
Aku : "Aaah masa ? bukain dong, penting ini penting Lis. Penting beliung."
Ina : "Kenapa mas ? mbak Lilis gak di kamar?" tanyanya saat menghampiriku.
Aku : "Gamau bukain pintu nih mbak kamu. Katanya lagi gak mau di ganggu."
Ina : "Mbak ini Ina, bukain dong"

Ku mendengar suara langkah dari dalam menuju pintu. Ternyata kalau Ina yang minta langsung dibuka. Tampak Lilis sedang sedih, mungkin memikirkan mamanya. Akupun terdiam, berjalan masuk mengikuti Ina dan Lilis. Lalu aku menyampaikan obrolan ku dengan bu Mike di telepon tadi, agar Lilis bisa segera pulang dan tidak murung memikirkan mamanya. Lilis kaget, sepertinya senang.

Lilis : "Beneran bu Mike mau?"
Aku : "Iya beneraaaaan, jadi sekarang kamu beresin barang barang yang mau kamu bawa. Aku bantuin deh sama Ina"
Lilis : "Seriussss ?"
Aku : "Gak percaya amat sihhhhh"
Ina : "Aduhh kok Ina capek yaaa, ngantuk bangettt. Ina balik ke kamar yaaa?"
Aku : "Hai nona jangan pergi dulu." kataku sambil menarik celana trainningnya saat ia hendak berdiri. Saat ku tarik, ternyata bagian pinggangnya turun sampai ke bagian paha, memperlihatkan celana dalam Ina yang berwarna ungu.
Ina : "Mas Dioooonnnn!!" bentaknya sambil memukul kepalaku
Aku : "Aww kasaaar. Kan gak sengaja Inaaaaaa."
Ina : "Bodo!!!"

Ina tidak mungkin marah walaupun membentakku. Karena dia memang suka jadi bahan olokanku dan Lilis hehe .

Lilis : "Udah ah, malah pada ribut. Jadi bantuin gak nih?"
Aku : "Siap laksanakan bu bos!!"
Ina : "Mas Dion tuh mbak, awas ajaaa!!"
Aku : "Gak denger."
Ina : "Amin budeg. mampooss!!"

Lalu aku dan Ina membantu Lilis mengemasi barang barang yang akan dibawa. Selesai itu kami kembali ke kamar masing masing dan beristirahat.

Jam 6 pagi ku terbangun. Aku keluar kamar, sepi sekali. Belum ada aktivitas dari ke dua perempuan cantik ku. Akupun membangunkan mereka.

"Tok....tok....toookkk.. Ina bangun, udah jam 6 nih."
"Emmhhh iyaaaa." ku dengar suaranya menyaut. Lalu ke kamar Lilis.

"Tokkk...tokk...tokk...Lilis bangun."
"Iya Dion, udah bangun kok. Masuk aja." Ehh pagi pagi udah suruh masuk aja sama Lilis. Hihi...

Ku lihat Lilis sedang jongkok mengemasi barang bawaannya. Terlihat belahan dada mengintip dibalik kaosnya. Namun kupikir ini bukan waktu yang tepat. Aku ingin Lilis segera menemui keluarganya dan menemani ibunya.

Aku terdiam melamun membayangkan Lilis yang begitu sayang dengan keluarganya. Tiba tiba dia memelukku, mengucapkan terimakasih karena telah membantunya.

Lilis : "Makasih banyak ya Dion."
Aku : "Udah Lis gapapa, aku seneng kok bisa bantu kamu. Jangan sedih lagi, hari ini kamu bisa berkumpul di rumah dengan keluargamu, nemenin mama kamu. Selalu berdoa yang terbaik ya untuk kesembuhan mamamu."

Lilis semakin erat memelukku, meneteskan air matanya. "Makasih banyak Dion, makasih."

"Udah dong, masa jadi nangis gini." Cupcuuuuuuppp.. "Loh kok jadi manggil ucup." candaku menghiburnya.

"Ih Dionnn..."

Lilis tersenyum, lalu tiba tiba mencium pipi kananku. "muahhhh"

"Udah ah mau mandi Lis, kamu pagi pagi dah enak menang banyak nyium pipi. Hahaha..."

Keluar dari kamar Lilis ku melihat Ina setengah berlalri menuju kamarnya, mungkin kedinginan. Aku iseng aja godain dia.

"Inaa, celana mu jatoh." kataku sambil menunjuk lantai di bawahnya. Ina menundukkan kepala mencari celananya.

"Hihhh auk ah mas Dion." katanya kesal karena ku kerjain.

Ina masuk kamar, dan aku segera mandi.....

Hayoo, kira kira mau yang mana nihhhhh? ๐Ÿ˜‚
Ina ikutan aja hu biar bisa MFFFF sekalian...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd