Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG KOPI SUSU

Yaaahh ngilang lg suhu elkintong..
Ibarat seduh kopi, tp yg ada cuma gulanya... apa jadinya tuh... ga dapet inti ngopinya... huehehe
 
BAB XLIX



Torang samua basudara



Musim panas dan tidak hadirnya hujan di kawasan Jakarta, hingga kualitas udara yang belakangan sangat parah, membuat hari-hari di kawasan Jakarta dan sekitarnya bagaikan semakin membara panasnya.

Panasnya suasana di luar membuat banyak orang jadi malas keluar dan lemas dibuatnya. Sama seperti dengan Pak Wandi dan Kebot yang sedang duduk di belakang toko material, mereka dengan santai duduk, selain cuaca yang panas, barang antaran dari pagi memang tidak putus, dan bari ini mereka bisa duduk, selesai makan dan merokok.

Ale pun sama sebetulnya, tapi dia tidak bisa duduk diam. Ada saja yang dia kerjakan, termasuk merapikan barang atau jualan di toko. Kebiasaan yang sudah dia lakukan dan kerjakan selama ini, dan dia nyaris jarang berdiam diri.

Dan belakangan ini, Ale memang banyak menyibukkan diri dengan kerja dan kerja, seperti Pak Jokowi yang dia kagumi itu. Meski pun disayang sama bossnya, baik yang cowok apalagi yang cewek, namun dia tetap fokus dengan bekerja, dia tidak ingin dianggap memanfaatkan kebaikan boss nya dengan santai-santai.

Hanya saja, belakangan ini Ale harus sedikit mengerem untuk acara baku cuki yang jadi habitnya semenjak dia mulai bercinta dengan Ci Fanny.

Ci Fanny sedang dalam masa sibuk karena kondisi Koh Alvin agak kurang sehat, dan juga Tommy anaknya sedang mempersiapkan untuk masuk SMP, membuat urusannya dengan Ale jadi sedikit terhambat, dan itu dimaklumi oleh Ale, sebagai pekerja dia hanya bisa menunggu apa perintah dan arahan dari boss nya.

Ci Tanty sendiri sudah pindah ke Canada dengan suaminya, mencoba peruntungan di negara orang, meninggalkan semua usaha mereka disini. Kepergian yang bisa dibilang mendadak, dan Ale pun tidak diberi kesempatan untuk melakukan coblosan perpisahan dengan salah satu cici kesayangannya itu.

Ci Wei yang baru dihajar kemarin sama Ale juga sedang sibuk dengan bisnisnya belakangan ini, sehingga peluang untuk Repeat Order dengan cici setengah baya itu masih terhalang dengan kesibukan mereka masing-masing, apalagi Ale agak kuatir meninggalkan toko jika Ci Fanny ada di toko. Dia kuatir dicariin sama boss nya.

Lubang yang tersedia hanyalah pacarnya Aty, yang sudah bolak balik dihajar sama Ale. Namun saat ini Aty sedang balik ke Palembang, karena dia sedang dalam proses untuk mengurus perceraiannya dengan mantan suaminya yang sebentar lagi akan keluar dari bui. Wanita itu bahkan sangat serius untuk lanjut dengan Ale ke jenjang yang lebih serius, karena merasa sudah cocok dan cenderung main hati dengan anak Ternate ini.

Ini membuat pilihan Ale hanya ada Ci Fanny. Namun melihat kesibukan Ci Fanny dan beban dia belakangan ini, terutama terkait masalah Tommy yang masuk sekolah, suasana hati Ci Fanny agak sulit ditebak belakangan ini, dan itu berpengaruh ke layanannya diatas rajang, dia seperti sedang enggan bercinta.

Ale pun mengerti dengan kondisi yang ada.

Ada masa panen, dan ada masa kering

Demikian kata hati Ale

Makanya kau sabar kelot gatal, maki Ale dalam hati ke batang di dalam celananya. Soalnya batang kelotnya sudah berontak tanpa diperintah. Makanya harus diredam oleh Ale, agar tidak kemana mana dan jadi liar isi celananya.



**************************

Perhatian Ale tertuju ke anak laki-laki kecil berusia sekitar 6 tahun, yang rambutnya pitak, saat datang ikut belanja ke tokonya bareng ibunya.

“kenapa rambutnya?”

Anak itu tersenyum

“pitak, dia gunting sendiri…..”

“oh….”

Ale geli melihat model rambutnya

“ngga dibenarin, Ka?” tanya Ale ke ibunya

“ngga mau dia diajak ke tukang cukur…..”

Ale tersenyum sambil memperhatikan model rambut anaknya

“mau om benerin?” tawar Ale

Anak itu hanya tersenyum

“tuh ditanya sama Om tuh….” timpal ibunya

Anak itu masih tertawa kecil

“bandel emang dia….”

Ale lalu mengangkut beberapa pesanan dari ibunya, dan memasukkan ke bagasi avanza milik wanita itu

“sini Om benerein….” tawar Ale.

Anak itu agak ragu

“emang bisa nyukur?”

“bisa Ka… ada alatnya di kawan saya dibelakang…”

Wanita itu menengok ke anaknya

“mau?”

Melihat wajah Ale yang lucu dan dan ramah, akhirnya dia mau menganggukkan kepalanya, tanda setuju dengan tawaran Ale.

“nah, gitu dong…’

Ale tertawa

“ayo sini…..”

Mereka lalu jalan kebelakang

“pak Wandi, lihatin bentar di depan yah…” pinta Ale

“iye black…”

Lalu

“mana tendes lu, Bot?” tanya Ale ke Kebot

“ada tuh di laci belakang…..”

Ale lalu mengambil cukuran listrik dan gunting milik Kebot. Ale memang punya keahlian memotong rambut juga, sehingga peralatan dari Kebot suka jadi alat untuk potong rambut baik pak Wandi, Kebot dan kadang-kadang Pak Ujang pedagang di depan, bahkan Tommy pun sering dicukur sama Ale.

Anak itu lalu membuka kaosnya, dan Ale mulai beraksi merapikan rambut anak kecil itu yang pitak dan tidak rata karena aksinya sendiri.

“bung dari Ambon?” tanya wanita itu

“betul Ka… Ternate saya…”

“oh…. suami saya dari Kupang….” jelasnya

“oh…..”

Ale agak kaget, karena wanita ini termasuk mulus dan putih kulitnya. Kalau suaminya dari Kupang pasti kulitnya tidak jauh beda dengan Ale

“kaka sendiri dari mana?”

“saya dari Manado…”

“oh….”

“sama kan bahasanya?”

“sama Ka… beda sedikit palingan…”

Wanita itu tertawa

“torang samua basudara…..”

Ale tertawa mendengar kata-kata itu

“ di papua torang samua sama muka….”

Mendengar lelucon ale wanita itupun tergelak tawanya

“ kita Sandra…. bung sapa dang bung pe nama?”

“oh, kita Ruslan Ka… cuma anak-anak pangge Ale…..”

“oh…..”

Karena sama-sama dari timur, dengan cepat mereka sambung menyambung pembahasannya

“ternyata ada orang kita di tempatnya Ci Fanny yah….”

“udah setahun lebih Ka…”

“iya, pernah lihat sih waktu dulu belanja disini…”

Ale lalu menyapu sisa rambut dengan tisu dan sikat

“kaka lagi bangun rumah?”

“ngga, kita mengontrak disini….”

“dimana Ka…”

“10 menit lah dari sini, di gang palem…”

“oh, iya tahu saya…”

“main ke rumah, Bung…”

“iya Ka, kalo lagi libur saya kesana..”

“iya, suami khan lagi ngga dirumah…”

“di luar kota Ka?”

“iya, dia ikut temannya ada proyek dari Pertamina…..”

Tipikal orang-orang timur atau Manado yang suka agak tinggi bicaranya, sudah bukan hal yang baru bagi Ale. Dia hanya tersenyum mendengar cerita dan celotehan Sandra, yang bicara agak tinggi, apalagi cerita tentang proyek suaminya, padahal mereka saja tinggal ngontrak di gang Palem yang Ale tahu kondisi di kawasan itu.

“wih, udah rapi…” komentar Sandra saat melihat anaknya sudah dirapihkan oleh Ale

“berapa ini?” tanya Sandra

“ngga usah Ka…..” tolak Ale

“ih, kok ngga usah…”

“ngga apa-apa Ka… ini kawan-kawan saya juga suka saya cukur….”

“buat beli rokok…”

“saya ngga ngerokok Ka….”

Segala daya Ale menolak dengan halus, dan akhirnya Sandra pun tidak memaksa

“ya sudah.. maksih yah…”

“sama-sama Ka…”

“ Billy, bilang makasih ke Om….” perintahnya ke anaknya

“makasih Om…” anak itu mengucapkan terima kasih sambil toss dengan Ale.

Sandra meminta nomor telepon Ale sebelum berlalu, dan dia lalu mengirimkan whatsapp ke Ale, agar Ale bisa menyimpan nomornya dia juga. Dia senang karena bisa pesan lewat whatsapp, dan Ale bisa antarin ke rumahnya tanpa dia harus datang ke tokonya Fanny.

Ale tentu senang juga punya teman baru. Meski usianya sepertinya sudah 30an lebih, namun wajah Manado dan kulit putih wanita ini memang menarik untuk dilihat. Apalagi oleh Ale yang kerjanya kasar dan dipanas melulu. Melihat keindahan wanita Manado, disaat Ci Boss nya tidak ada di toko, menjadi hiburan tersendiri bagi Ale.



***********************

Situasi Ale masih belum juga berubah, Ci Fanny masih sibuk dengan urusan dengan Tommy masuk sekolah, jadi dia datang hanya pagi, dan siang sudah pergi. Atau jika siang dia datang, paginya dia ke sekolahnya Tommy dulu, apalagi Koh Alvin masih belum sembuh betul. Jadi konsentrasi Ci Fanny masih terbagi bagi.

Ale sendiri jadinya yang bertugas mengurus toko seperti biasa, dan sore harinya dia laporan ke boss nya di rumah.

Dia sudah dua kali main ke rumah Sandra, yang terletak di gang palem. Rumah kecil dengan 2 kamar itu memang sedang mereka perbaiki, karena bocor dan kamar mandinya juga rusak. Makanya Sandra belanja dan beli bahan bangunan di tokonya Fanny. Dan beberapa bahan bangunan yang dia butuhkan kemudian diantar oleh Ale langsung ke rumahnya.

Di kunjungan pertama dia sempat bertemu suaminya Sandra. Namanya Julius, tapi panggilannya Lius. Namun saat dia datang kedua kalinya, hanya ada Sandra dan tukang-tukang yang kerja di rumah, karena Lius sudah berangkat ke Semarang.

Dan ternyata memang Lius bukanlah kontraktor Pertamina seperti yang diceritakan oleh Sandra, namun dia membantu kawannya untuk mengerjakan pembangunan SPBU di beberapa tempat. Mereka sudah menikah kurang lebih 9 tahun, dan anak mereka Billy yang rambutnya dicukur Ale itu berusia 6 tahun, dan duduk di kelas 1 SD.

Ale tidak begitu pusing dengan hal tersebut, karena memang sudah jamak masalah cerita-cerita tinggi seperti itu. Yang dia suka senang datang itu adalah sikap ramah dari Sandra, dan juga body indah Sandra yang diam-diam diperhatikan oleh Ale.

Paralonnya yang sudah beberapa minggu belum mendapat mangsa, jadi agak garang dan ingin bertarung segera, meski Ale pun tahu diri, bahwa semua wanita yang pernah ditidurinya, saat ini sedang tidak tersedia, termasuk kekasihnya Aty, yang baru minggu depan balik, karena masih ditahan oleh ibunya disana.



************************

Muter-muter nyari ternyata masih tutup yah….

Status di whatsapp Sandra, sempat dilihat oleh Ale

Nampaknya dia sedang mencari salon, karena di statusnya itu ada foto salon yang pintunya tertutup rapat dan belum buka.

Langganan disitu Ka?

Iya, tapi tutup nih

Banyak salon yang lain Ka

Iya, tapi memang disitu langganannya


Ale tidak bertanya lebih jauh lagi. Dia tahu, wanita biasanya kalau sudah cocok di salon itu, akan sering balik ke salon yang sama. Jadi percuma juga jika dia menyarankan salon yang lain, termasuk salon langganan Ci Boss nya yang sering dia datangin.

Dan saat Ale mengantar pesanan cat 3 kaleng serta kuas dan roll untuk cat, dia sempat menunggu sejenak, karena Sandra masih diluar jemput anaknya.

“eh, dari tadi?” sapa Sandar saat melihat Ale

“5 menit yang lalu Ka…”

“oh….”

Sandra lalu memberi teh kotak dari kulkas untuk Ale

“tukangnya bentar lagi datang, tinggal cat dapur belakang sudah selesai….”

“oh Ka…”

Sandra lalu menyodorkan uang sebesar 400 ribu untuk pembayaran cat dan kuas, lalu mengatakan sisanya untuk Ale saja.

“makasih Ka….”

“iya…. sama-sama…”

Sebelum Ale pamit

“kaka sudah dapat salonnya?”

“oh….” tawa Sandra berderai mendengar pertanyaan Ale

“ngga, masih tutup…” dia agak menundukkan wajahnya malu-malu

“kan salon lain banyak Ka….”

“iya, tapi cocoknya disitu…”

Ale menganggukkan kepalanya

“ada treatment disitu yang di salon lain ngga ada….” ujar Sandra sambil tertawa

Ale hanya menundukkan wajahnya dengan bingung

“kalau Om atau Billy, ngga usah ke salon… biar saya yang gunting…” ujar Ale

Sandra tertawa lepas mendengar kata-kata Ale.

“iyalah, kamu mana bisa cukur rambut wanita… motongnya aja beda….”

Ale tersenyum malu

Karena sudah sering berinteraksi, mereka memang sudah terlihat akrab dan sering bercanda. Apalagi karena sama-sama dari timur. Sandra pun menyukai pribadi Ale yang gesit, suka membantu, dan agak berbeda dengan tipikali anak-anak dari sana yang cenderung suka minum, mabok, dan cerita agak tinggi. Ale terlihat baik, manis dan suka menolong, barang-barang yang dia antar pun pasti dipastikan lengkap dan diletakkan hingga kebelakang sesuai permintaan dia

“kalau Ci Fanny sih d Novva salon, Ka….”

“oh… pernah aku kesana….”

Ale dalam hati berpikir, kalau pernah kesana kenapa ngga kesana lagi?

“cuma ada treatment yang disana ngga tersedia…”

Ale hanya manggut manggut

“apa kamu manggut-manggut? Kayak ngerti aja…” sentil Sandra

Ale tertawa kali ini

Dia lalu pamitan dengan Sandra, dan toss dengan anaknya Billy, lalu menstarter motor toko untuk kembali ke toko. Sesampainya di toko, dia kaget ada whatsapp dari Sandra yang mengatakan kalau bonnya lupa ditinggalkan oleh Ale

Lius suka reseh kalau masalah bon beginian

Ale lalu mengirimkan bonnya lewat whatsapp setelah difotoinnya

Besok saya antar lagi Ka bonnya

OK, makasih Ale


Ale yang masih penasaran, iseng kembali mengirim whatsapp ke Sandra, karena dia melihat Sandra pun asyik untuk diajak bercanda

Ka, memang mau apa di salon itu yang ngga ada di salon lain

Wkwkwkkwkwkwk

:)

Mau tahu apa mau tahu banget

Mau tahu Ka….. mau banget


Tiba-tiba telponnya bergetar

“halo Ka…”

Suara tertawa diujung sana

“kamu kepo ih….”

“bukan Ka, bingung aja….”

Sandra masih tertawa

“potong rambut….”

Ale heran

“potong rambut khan ada Ka di semua salon…”

Sandra kembali tertawa

“dasar bloon kamu ah….”

Ale bingung

“rambut bawah…..”

Ale kaget sedangkan Sandra tertawa kencang

“nah, baru tahu kan?”

“iya Ka… kaget saya…”

Ale baru tahu jika ada salon khusus untuk melakukan hal tersebut

“khan bisa sendiri Ka?”

Sandra tertawa

“aku akan sulit kalo sendiri…. biasanya si Luis… tapi dia ngga ada, aku sukanya ke salon itu….”

Ale bingung dan merasa agak aneh

“ saya juga suka cukur, tapi sendiri….” ucap Ale tanpa sadar. Memang semenjak dia sering bercinta dengan Ci Fanny, belakangan ini dia rajin membersihkan area paralonnya, dan termasuk bulu ketiaknya juga, biar Ci Fanny atau wanita lain ngga risih lihat bulu-bulunya yang menjuntai

“iya kamu bisa… aku ngga bisa sendiri, suka ngga rapih….”

Terdiam sesaat mereka

“udah ngga penasaran kan?”

“udah ngga….. kirain apa…”

“iya, aku biasanya selesai haid itu langsung cukur semua, dan kebetulan kali ini yang di ketek juga belum dicukur…..”

Sandra kembali tergelak, dan tiba tiba signal di whatsapp menunjukkan re-connecting call

Signal jelek

Iya Ka


Terdiam sesaat dan masih online

Kalo kaka perlu bantuan, saya siap bantu Ka

Wkwkwkkwkwk bantuan apa. Nyong?

Apa aja Ka


Ale sudah kepalang tanggung, dia kaget dengan jarinya yang enteng menekan kata-kata seperti itu

Emang kamu bisa?

Saya sih suka cukur sendiri, tapi kalo kaka mau, saya boleh bantuin

Wkwkwkkwkwkw bocor si nyong


Ale malu rasanya, dia mau hapus tapi sudah terbaca oleh Sandra

Tiba-tiba

kamu ngga ember kan?

Sumpah Ka, saya bisa jaga rahasia

Bener?

Beneran Ka

Wkwkwkwkkwwk


Lalu terdiam agak lama

Ya sudah, aku minta tolong kamu yah

Siap Ka

Kapan kamu bisanya? Kan kamu kerja terus

Besok pagi bisa ka

Oke, pas Billy ke sekolah yah. Tukang juga sudah selesai

Oke siap Ka.

Oke, aku beli dulu perlengkapannya sama foamnya

Iya siap Ka

Makasih yah Nyong

Siap Ka


Ale tiba-tiba panas dingin membayangkan kejadian besok akan seperti apa. Dia akan melaksanakan operasi khusus mencukur jembut Sandra, wanita Manado yang mulus, berambut pirang, dan memiliki wajah mengundang.

Puki kau kelot, besok ada rejeki buat kau kalo jadi…..

Ale tersenyum geli membayangkan paralonnya akan seger mendapatkan mangsa baru. Karena dia tahu, jika wanita itu sudah berani telanjang di depan dia, pasti tinggal menunggu saat yang tepat, dia bisa menyelusupkan isi celananya yang suka berontak liar ke lubang pepek yang belum dia tahu seperti apa nanti rasa dan bentuknya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd