Sebelum aku dan Ibuku melanjutkan aktivitas kami, Ibuku segera menganti bajunya, ia menggunakan pakaian malam yang lebih tipis dan terbuka, serta meminum sedikit wine.
"duduklah di sofa nak" suruh Ibuku.
Sambil melempar handuk diatas celanaku, ibuku memasukan tanganya kedalam celanaku.
Penisku sudah sangat tegang karenasudah lama menunggu fantasi ini teradi, tangan ibuku belum menyentu penisku, ia masih memainkan rambut-rambut disekitarnya.
tanganku ingin sekali menarik putingIbuku yang sudah sangat tegang dan mencuat dari baju malamnya, dan juga ingin kumerasakan memek ibuku serta memasukan jariku kedalamnya.
Ibuku mulai dengan memainkan kedua bolaku, dan bergerak pelan keatas, lalu berhenti di pangkal penisku, lalu pelan hingga keujung, secara perlahan-lahan Iub mulai menggerakan tanganya naik turun, seperti saat ia memberi HJ kepada Ayah, sambil menghabisan segelas wine yang sudah dituang, Ibu mulai mengencangkan gengamanya dan mempercepat ritme tanganya.
'Ini terasa sangatlah aneh', pikir Kallista dalam benaknya, 'apakah ini akan berujung pada aku meberikanya blowjob? apakah aku akan membiarkan dia ejakuasi di mulutku? akankah aku membiarkan dia melakukan seks denganku? dan apakah dia aku ejakulasi didalam vaginaku?'
She continued stroking her son's prick harder and faster.
'Aku pernah mendengar cerita bawah ibu-ibu dizaman perang melakukan hubungan seks sebelum mengirim anaknya ke dalam medan perang, namun tidak untuk mencegah anaknya pergi dari rumah'. Kallista semakin bertekad untuk mencegah anaknya keluar dari rumah agar selamat dari Covid.
'Aku rela jadi pelacur pribadinya agar dia tidak terkena Covid'. Pikir Kallista yang sudah bertambah nafsu karena efek wine dan juga terangsangnya pikirannya,
"buu, bu aku sudah mau keluar" ujarku yang dari tadi keenakan.
TIba-tiba ibu menarik handuk yang menutupi penisku, seketika ejakulias ku yang sangatkuat mengenai wajah dan rambut ibuku.
"Wow" sambil tertawa ibuku. Ayamu saja ejakuliasnya tidak sekuat ini, dulu hanya menetes-netes, tapi dulu Ibu pernah meng-HJ mantan Ibu, dan sama ejakulasinya sangat kuat seperti kamu.
"Terima kasih bu" sambil memberi kecup di bibirnya. "Aku merasa sedikit mendingan, tangan ibu terasa sangat lembut."
Kallista sendiri merasa sangat puas karena bisa mencegah anaknya keluar-keluar dan melihat anaknya sangat puas.
"Sama-sama nak, jika kamu perlu bantuan kamu bisa bilang lagi ke Ibu, Ibu mau kok membantu kamu"