Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kisahku Husna Amira

16. Pemeriksaan
Husna Amira

.
Sore itu aku baru sampai rumah habis mengerjakan projek untuk lomba sains ku bersama Misel dan Ema, ditambah lagi rasa capek dan habis dilecehkan di Bis tadi. Pada Saat sampai di rumah aku langsung masuk, dan di tangga aku bertemu dengan Pak Pram.
.
Pak Pram

.
"Eh non, pulang sama siapa? Kok gak bilang bapak" Ucap Pak Pram cemas.
.
"Gak apa apa pak, tadi naik bis sama Ema, yaudah pak aku mau ke kamar" Ucapku buru buru pergi dari hadapan Pak Pram.
.
"Itu non basah kenapa?" Pertanyaan Pak Pram yang membuatku kembali terkejut.
.
"Ehmmm itu tadi ada anak kecil numpahin minumannya di bis" Ucapku gugub.
.
"Saya tahu non itu bukan bekas minuman" Ucap Pak Pram
.
Dheeeggggggg
.
Apakah Pak Pram tahu itu cairan peju.
.
"Ehmmm ehhhh terus cairan apa Pak?" Ucapku malah tanya balik karna kaget dengan ucapan Pak Pram itu.
.
"Hmmm kayaknya sih Non itu kencingnya anak kecil hahahaha" Ucap Pak Pram sambil tertawa terbahak bahak.
.
Mendengar ucapan Pak Pram itu perasaanku lega sekali bahwa Pak Pram tidak tahu bahwa itu adalah cairan peju.
.
"Ish Bapak ih, jangan gitu ah" Ucapku sok ngambek.
.
"Hahaha bercanda Non, oh ya Non mau kek kamar kan ganti baju?" Tanya Pak Pram sambil nyender di pegangan tangga.
.
"Iya Pak kenapa?" Ucapku kembali bertanya.
.
"Non pasti capek kan seharian ini, saya bawain jamu buat Non seger lagi" Ucap Pak Pram dengan senyuman khas nya.
.
"Oh ya, bener sih capek banget, yaudah nanti setelah selesai bebersih sama ganti baju aku kebawah ya Pak" Ucapku membalas senyumannya.
.
"Oh iya iya Non, Bapak ke bawah dulu buat siapin jamunya" Ucap Pak Pram beralih dari hadapanku dan menuju dapur.
.
Akupun langsung ke kamarku dan seperti biasa, mandi setelah itu ganti baju piyama yang sering ku gunakan saat dirumah, tak lupa juga hijab yang sering kugunakan saat dirumah. Setelah selesai akupun langsung kebawah menemui Pak Pram untuk mencicipi jamu yang ia tawarkan tadi. Saat aku turun aku melihat Pak Pram sedang mengaduk sebuah jamu dalam cangkir kecil yang ia pegang.
.
"Nah Non udah datang, sini Non minum sambil duduk" Ucap Pak Pram menarik kursi makan menpersilahkan ku duduk.
.
"Makasih Pak" Ucapku dengan senyuman lalu duduk dikursi yang Pak Pram siapkan.
.
"Ini Non jamunya, dijamin Non bakal bugar kembali" Ucap Pak Pram menyodorkan jamu itu dan meletakan di meja tepat di depanku.
.
Tanpa lama aku langsung meminum jamu itu. Rasa tidak begitu buruk, rasanya seperti jamu langganan yang biasa aku minum, jamunya Pak Sarwadi. Akupun langsung menghabiskan jamu itu tanpa bersisa sedikitpun.
.
.
.
.
.
(POV PAK PRAM 1 jam sebelum kejadian)
Hari ini aku mau janjian sama Sarwadi untuk meminta jamu yang bisa membuat Non Una sange izin, aku janjian sama Sarwadi di depan pasar tempat Sarwadi sering mangkal. Sekian lama menunggu akhirnya Sarwadi datang.
.
Pak Sarwadi

.
"Weh datengne cepet banget Pram hahaha" Ucap Sarwadi sambil menuntun sepeda berisi dagangan Jamunya.
.
"Haha lah iyo kan dah gak sabar nyicip badan si Non Una hahaha" Balas Pak Pram dengan khas tawa bapak bapak.
.
"Haha boleh dong nanti nyicipin juga?" Ucap Sarwadi sambil menurunkan tongkan untuk menyandarkan sepedanya.
.
"Yowes nanti lah, mana jamunya?" Ucap Pak Pram tak sabar.
.
"Haha, iki jamune" Kata Sarwadi sambil menyodorkan botol yang berisi jamu.
.
"Wah mantep tenan ey, yowes cara pakenya gimana?" Kata Pak Pram sambil melihat Botol jamu itu.
.
"Ini kaya biasa aja, minum jamu seperti biasa nanti habis minum jamu itu kasih jahe, tunggu aja reaksinya 15-30 menit, beuh dijamin Non Una bakal sange mampus" Ucap Sarwadi sambil mengacungkan jempolnya.
.
"Haha mantep lah, yasudah aku pulang dulu, bentar lagi Non Una bakal minta jemput, malam ini bakal rasain perawannya si Non hahahaha" Ucap Pak Pram kegirangan setelah mendapatkan jamu itu.
.
"Wahahaha, jangan lupa bagi bagi" Ucap Sarwadi dengan muka liciknya
.
"Hahaha nanti, aku pulang dulu yo" Kata Pak Pram sambil menjabat tangan Sarwadi dan langsung pulang ke rumah keluarga Una.
.
.
.
.
.
.
"Wah Non ini doyan juga jamu yah, ini Non minuk juga jahenya, biar gak pahit" Ujar Pak Pram sambil menuangkan jahe ke cangkir jamu yang ku minum.
.
Aku pun kembali meminum jahe itu dengan sekali tuang.
.
"Gimana Non jamunya? dah enakan badannya Non?" Ucap Pak Pram.
.
"Enak enak, tapi belum ada efeknya sih kan baru aku minum" Ucapku ke Pak Pram.
.
"Hehe iya yak, yowes Non kita ngobrol sebentar sambil nunggu efek jamunya" Ucap Pak Pram duduk di sampingku.
.
Kami pun mengobrol seputar sekolah dan gosip yang ada di komplek rumahku, kami bercerita dan tertawa bersama, cukup menyenangkan berbicara kepada Pak Pram. Namun tiba tiba badan ku lemas dan perutku mual.
.
Hueekkkk hueeekkkkk.....
Muak ku
.
"Eh Non kenapa Non?" Ucap Pak Pram panik.
.
Tanpa menjawab pertanyaan Pak Pram, aku langsung berlari ke wastafel yang ada didapurku dan memuntahkan isi perutku, Pak Pram membantuku dan menepuk belakang pundakku. Tak lama Bi Inem datang karna mendengar aku muntah muntah.
.
"Pak, ini kenapa si Non?" Ucap Bi Inem sambil berlari.
.
"Ndak tau Bi, habis minum jamu langsung muntah muntah" Jawab Pak Pran sambil menepuk nepuk tubuh belakangku.
.
"Haduh Bapak ini, kasih minum Non sembarangan, yasudah siapin mobil, bawa Non ke klinik" Ucap Bi Inem sambil meraih tubuhku.
.
Dengan cepat Pak Pram berlari ke arah mobil dan menyalakan mobil, sementara Bi Inem terus menepuk pundakku. Tak lama Pak Pram pun datang dan membantuku berjalan menuju mobil. Sementara Bi Inem mengambil keperluan untuk dibawa ke klinik, saat aku di bopong Pak Pram aku merasa salah satu tangan Pak Pram memegang dadaku dan sedikit meremasnya, namun dalam kondisi saat itu aku hanya bisa diam karan tubuhku sangat lemas. Pak Pram lalu membuka pintu belakang mobil dan membantuku duduk, disusul Bi Inem yang masuk mobil di arah berlawanan. Kamipun langsung berangkat ke Klinik terdekat yang ada di dekat Komplekku, tubuh ku sudah agak mendingan, tak muntah muntah lagi, namun rasa lemas yang kurasakan masih sangat terasa meskipun tak selemas tadi. Sepanjang perjalanan Bi Inem terus memijit bahuku sebelah kanan. Sesampainya di Klinik Pak Pram kembali ingin membopongku.
.
"Gak usah Pak, udah mendingan, aku bisa jalan sendiri" Ucapku takut Pak Pram kembali mengambil kesempatan untuk melecehkanku.
.
"Iyah Non" Ucap Pak Pram sedikit gemetar.
.
Aku pun berjalan di bantu Bi Inem disamping kiriku, dan Pak Pram berjalan di depan untuk membukakan pintu klinik. Sampai disana aku di minta untuk masuk ke salah satu ruangan, Pak Pram dan Bi Inem diminta untuk menunggu di Lobby sementara aku berjalan ke ruangan itu dibantu oleh suster yang berjaga disana, sampai di ruangan itu aku langsung di rebahkan di tempat ranjang klinik, langsung saja suster itu memasangakan imfus dibadanku, setelah selesai memasang imfus suster memintaku menunggu dokter sebentar karena dokter lagi dalam perjalanan kesini, aku pun mengaggukan kepalaku tanda iya dan suster meninggalkanku diruangan itu sendiri.
Beberapa saat kemudian, dokterpun masuk keruanganku menghampiriku yang sudah berkurang rasa lemasnya.
.
"Halo nama saya Dokter Yuda, dengan kaka siapa?" Tanya dokter basa basi berdiri disampingku.
.
Dokter Yuda

.
Suster

.
"Saya Una Dok" Ucapku masih agak lemas.
.
"Oh baik Una, katanya kamu lemas dan muntah muntah habis minum jamu yah? " Tanya Dokter lagi sambil memeriksa lembaran catatan yang diberikan suster disampingnya.
.
"Iya Dok" Ucapku.
.
"Hmmm, ada lagi keluhannya selain itu?" Tanya Dokter kembali.
.
"Nggak ada Dok itu aja" Ucapku.
.
Dokterpun memasang stetoskopnya ke telinga dan mengarahkan bellnya ke dadaku bagian atas untuk memeriksaku. Beberapa kali dokter menempelkan bellnya ke dadaku, aku gugub karna aku tak memakai BH dan CD waktu itu. Sehingga mungkin saya dokter sadar aku tak memakai itu, namun dokter terus menempelkannya ke dadaku beberapa kali. Setelah selesai mengecek dengan Stetoskopnya ia pun meminta suster untuk mencabut infus di tanganku, karna menurut dia badanku sudah tidak lemas lagi, suster pun segera mencabut infus dari tanganku sebelah kanan. Setelah tercabut dokter pun menjelaskan kepadaku bahwa aku mengalami keracunan akibat meminum jamu yang kuminum. Dia pun menjelaskan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut agar penanganan terhadapku akan lebih baik dan akurat, akupun hanya mengiyakan ucapan dokter Yuda, dokter pun langsung meminta susternya untuk memindahkanku ke ruangan tempat nanti aku akan diperiksa lebih lanjut, suster itu pun membantuku berjalan menyusuri lorong klinik, tempat ruangan itu paling ujung lorong, aku dan suster masuk keruangan itu dan duduk di kursi khusus pasien. Dokterpun menyusul kami masuk keruangan itu dan langsung duduk didepanku untuk pemeriksaan lanjutan.
.
"Hmm baik Una, ini akan jadi pemeriksaan yang cukup intens, jadi dimohon kerjasamanya agar pemeriksaan ini berjalan dengan cepat dan akurat, oke" Ucap dokter Yuda dengan senyuman tipisnya.
.
"Iya dok" Jawabku sambil menganggukan kepalaku.
.
"Mohon izin Una saya sentuh dadanya dulu yah sebentar?" Ucap dokter minta izin. Akupun hanya menggangguk tanda setuju.
.
Ia pun lalu mulai menekan nekan dadaku dengan pelan, jujur waktu itu aku cukup malu, karna aku yakin dokter Yuda pasti tau kalo aku tak memakai BH. Beberapa saat kemudian iya mengganti sentuhan didadaku menjadi remasan kecil di dadaku, diameremas kecil dadaku sebelah kanan, aku hanya diam dan menundukan kepalaku karna malu. Bergantiani ia meremas buah dadaku, kiri kanan ia remas, bahkan sekarang ia meremas kedua buah dadaku dengan kedua tangannya, remasan itu berbeda dengan remasan awal, remasannya seperti aku dilecehkan, namun aku hanya postive thinking karna mungkin ini adalah SOP pemeriksaanku.
.
"Hmmm" Ucap Dokter Yuda mengehentikan remasannya dan menulis di sebuah catatan.
.
"Dok kenapa dada saya yang diperiksa? ada apa yah? " Ucapku penasaran.
.
"Memang untuk kondisi keracunan bisa dilihat seberapa bahaya keracun itu ditubuh dengan memeriksanya di bagian payudara, saat saya periksa payudara kamu sepertinya kamu keracunan cukup fatal, jadi saya harus memeriksanya lebih lanjut" Ujar Dokter Yuda menjelaskan.
.
Aku benar benar tak paham maksud dari dokter ini, cuman aku hanya bisa menuruti apa pemeriksaan yang dilakukan Dokter Yuda.
.
"Una kamu boleh buka baju piyama mu? " Tanya Dokter Yuda yang membuatku kaget.
.
Aku reflek menyilangkan kedua tanganku untuk menutupi dadaku.
.
"Nggak dok, saya nggak mau" Ucapku sambil menggelengkan kepalaku.
.
"Hmmm, Una, ini demi kebaikan kamu, gak usah malu, privasi kamu aman, hanya ada kamu, saya dan suster di ruanga ini" Kata Dokter Yuda meyakinkanku.
.
Aku hanya diam dan tak bergeming, karna dilema bagiku untung membuka payudaraku, namun aku harus membukanya karena ini demi pemeriksaanku.
.
"Suster tolong bantu buka piyamanya" Ucap Dokter Yuda memerintah ke seorang suster.
.
"Baik dok" Jawab suster patuh.
.
Lalu suster menghampiriku dan meminta izin membuka piyamaku.
.
"Sebentar yah kak, demi kaka juga biar bisa cepat sehat" Ucap suster lembut kepadaku.
.
Ia pun mengalihkan silangan tanganku di dadaku dan pelan pelan membuka satu persatu kancing piyamaku, saat semua kancing ku terbuka suster membantuku melepas piyama dari tubuhku, dan jadilah aku tanpa penutup apapan di tubuh bagian atasku, hanya menyisakan jilbab yang kukenakan dan celana panjang piyamaku. Dokter Yuda melengo menatap dadaku, aku hanya bisa tertunduk malu saat itu. Ia pun lalu meremas kembali kedua buah dadaku, remasannya kali ini cukup terasa, sehingga aku menahan mulutku untuk tidak mengeluarkan desahan, bukan hanya meremas dadaku ia juga memainkan pentilku, memilin lalu memutar pentilku dengan jari telunjuknya yang membuatku tak sengaja mengeluarkan desahanku.
.
Ahhhh....
.
Dia tak bereaksi dengan desahanku, malah ia semakin intens memainkan kedua payudara dan pentilku.
.
"Hmmm dilihat dari responsif pentilmu ini ada kemungkinan lain" Ucap Dokter Yuda yang terus memainkan payudaraku.
.
"Hmmm ahhh apaahhh dokhhhh ahhhh ?" Ucapku di barengi dengan desahanku.
.
"Saya akan cek lebih lagi" Kata Dokter Yuda melepas remasannya didadaku.
"Sekarang kamu baring disana yah, dan letakan kaki kamu di sanggaan itu" Ucap Dokter Yuda menunjuk tempat yang dimaksud.
.
Tempat yang dimaksud Dokter Yuda

.
Aku pun dituntun suster ketempat yang dimaksud Dokter Yuda. Dokter Yuda keluar dari ruangan, sebelum aku berbaring disana Suster meminta sesuatu yang membuatku shok.
.
"Kak, mohon lepas celananya yah" Ucap Suster itu.
.
"Hah, kenapa harus buka celana? Kan saya keracunan kok malah telanjang gini sih" Ucapku dengan nada kesal.
.
"Begini kak, nama pemeriksaan ini gynaecological buat diperiksa bagian kelamin kaka, jadi kaka harus lepas celana buat pemeriksaan" Ucap Suster dengan lembut menjawabku.
.
"Nggak nggak, kenapa harus itu sih diperiksa? " Ucapku semakin kesal.
.
"Kaka lebih baik buka dulu celananya, baring dulu disana nanti dokter bakal jelasin, kalo penjelasan dokter dirasa kurang kaka boleh pasang lagi celananya" Ucap Suster itu dengan sabar.
.
Dengan kesal aku pun melepaskan celanaku, susterpun membantuku melepaskan celana piyamaku dan meletakannya di rak khusus berbarengan dengan piyamaku disana, akupun lalu dibaringkan di tempat itu dan kaki di letakan di tempat sanggaan kaki kaki, dan posisi ku dilebarkan sehingga memek ku yang merah muda ranum dengan bulu tipis tampak jelas tanpa penutup apapun, aku hanya menggunalan jilbab yang kupakai tanpa baju dan celana yang menutup ketelanjangan badanku. Tak lama Dokter Yuda pun masuk dan langsung berdiri di antara kaki ku, tepat didepan memek ku yang terbuka lebar. Dokterpun lalu melihat dengan seksama memek ku, wajahnya sangat dekat tepat di memek ku, aku hanya bisa menutup mataku dan tangan kanan ku memegang tangan suster itu.
.
Posisi Una

.
"Dok kenapa harus diperiksa bagian kelamin saya Dok?" Tanyaku dengan kesal.
.
"Jadi gini Una, kemarin ada ibu ibu keracunan dan ternyata itu berpengaruh ke bagian intim, saya takutnya itu terjadi lagi ke kamu, kalo saya tidak cek sekarang maka penganannya akan terlambat dan membuat bagian intim kamu akan bermasalah nantinya, kamu nggak mau kan itu terjadi?" Ucap Dokter Yuda yang membuat ku hanya diam.
"Yasudah saya lanjutkan pemeriksaannya" Ucap Dokter Yuda dan melanjutkan pemeriksaannya di Memek ku.
.
Ia pun lalu membuka bibir memek ku dengan jari tengah dan telunjuknya, ia melihat dengan seksama lubang kenikmatanku berwarna pink merona itu.
.
"Kamu punya warna yang bagus Una" Ucap Dokter Yuda selesai memeriksa memekku.
.
"Yaudah Dok, udah selesai kan?" Ucapku langsung menutup dada dan memek ku dengan kedua tanganku.
.
"Belum Una, ini pengecekan terakhir tenang dulu yah" Ucap Dokter itu sambil berjalan beralih ke sampingku.
.
Aku hanya diam tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, aku mau pulang, aku malu banget disini. Dokter Yuda pun langsung meraih ke dua dadaku dan meremasanya, aku kaget langsung ingin mengusir tangan Dokter itu dengan kedua tangan ku, namun suster di samping telah berpindah kebagian atasku dan meraih tanganku, ia mengunci pergerakan tanganku, sehingga Dokter Yuda dengan leluasa meremas dan memainkan dua buah dadaku.
.
"Dok udah dok, saya bakal teriak ini" Ucapku mengancam Dokter.
.
"Teriak aja Una, gak ada yang bakal denger teriakanmu, ruangan ini kedap suara karna emang ruangan untuk orang melahirkan" Ucap Dokter Yuda terus memainkan buah dadaku.
.
Aku hanya bisa pasrah dengan keadaan itu, aku berusaha melawan namun tanganku di kunci oleh suster dan posisi kaki sangat sulit di angkat sehingga aku hanya bisa menggerakan badan ku. Dokter Yuda meremas remas dadaku dengan buas.
.
"Ahhh hmmm Dok udah dok tolong" Tangis ku pecah.
.
"Hahaha barang sebagus ini gak mungkin saya lepas" Ucap Dokter Yuda
.
"Hiksss ahhh hmmmm" Desahku berbarengan dengan tangisanku.
.
"Dada kamu sempurna Una, bisa bisanya kamu datang gak pake BH dan CD kamu mau menggoda saya yah?" Ucap Dokter Yuda dengan wajahnya menatap ke arahku dan tangan masih meremasi buah dadaku.
.
"Ahhhh hmmm ngggak nggaaaakkk" Ucapku teriak.
.
"Hahah, lihat apakah susu bakal keluar dari toket sempurna ini" Ucap Dokter Yuda langsung mencaplok pentilku dan menghisapnya.
.
"Ahhh ahhhhh Dooookkkk" Teriakku keras
.
Rasa sange akibat diperlakukan Dokter Yuda membuat ku hilang kendali, aku mulai menikmati setiap remasan dan hisapan Dokter Yuda di buah dadaku, ditambah rasa kentang yang muncul habis melakukan hal bejat di bis sore tadi membuat aku semakin tak terkendali, rasa sange itu memaksa diri ku untuk menikmatinya lebih.
.
"Ahhh ahhhh Dok ahhhh" Desahku yang masih berbarengan dengan tangis ku.
.
"Hmmm pentil mu enak banget Una" Ucap Dokter Yuda tanpa ampun menghisap.
.
"Dok ahhh udah" Ucapku.
.
Karna badanku yang tak berhenti bergerak membuat Dokter Yuda terganggu saat menghisap putingku, lalu iya menggigit putingku dengan keras.
.
"Ahhhhh Dokkkkk sakiiiiittttttt" Teriak ku kaget dan kesakitan.
.
"Makanya diem lonte, mau cepet keluar diam makanya" Bentak Dokter Yuda yang membuatku kaget dan langsung diam
.
Dokter Yuda langsung menghisap kembali putingku, kali ini aku hanya diam membiarkan ia menghisap putingku dengan leluasa.
.
"Ahhhhh haahhhh ahhhhh" Desahku.
.
"Hmmmm lumayan lumayan, baiklah kita akan masuk ke sajian utamanya, kamu masih perawan Una?" Ucap Dokter Yuda sambil menurunkan celananya.
.
"Dok jangan Dok saya masih perawan Dok" Ucapku berbohong.
.
"Haha memang cewe hijaban seperti kamu sepertinya masih perawan, namun saya mencek memastikan bahwa kamu benar benar masih perawan. Kalo kamu benar masih perawan saya tidak akan pake memek kamu tapi pake mulut kamu, namun kalo kamu ternyata nggak perawan, saya akan pake memek kamu" Ucap Dokter Yuda beralih dari sampingku berjalan ke arah memek ku.
.
Ia pun langsung memasukan jari tengahnya masuk kedalam vagina ku pelan pelan, dan satu jarinya memainkan klistorisku. Dengan rangsangan seperti itu membuat ku sudah gila dan sudah terangsang berat.
.
"Ahhh hmm Dok ahhhh" Desahku tanpa henti.
.
"Kamu benar benar yah Una, cewe cantik kaya kamu sudah nggak perawan hahah" Ucap Dokter Yuda dengan tawanya.
.
Aku hanya diam dan tetap menikmati rangsangaN di memek ku. Badan ku terasa sangat lemas kembali
.
" Suster sini basahin kontol saya" Ucap Dokter sambil menunjuk kontolnya.
.
"Baik Dok" Ucap Suster patuh.
.
Suster itu melepaskan kunciannya di tanganku dan langsung berjongkok ke arah kontol dari Dokter Yuda, langsung saja Suster itu menjilat dan menghisap kontol Dokter Yuda dengan nikmatnya, saat aku melihat adegan itu, dalam hati kecilku, aku ingin juga untuk menghisap benda itu, kenapa Dokter tidak meminta ku menghisapnya, aku juga mau Dok menghisap kontolmu, ucap ku dalam hati.
.
"Kamu memang Suster terbaik saya" Ucap Dokter Yuda sambil membelai rambut sang Suster.
.
"Ahhh yesss Suster mantap" Desah Dokter Yuda keenakan.
.
"Sudah cukup Sus, ntar saya keluar lagi" Ucap Dokter Yuda disusul Suster yang bangkit dari jongkoknya
.
Dengan cepat Suster dan Dokter Yuda kembali ke tempat semula, Dokter pun mengesek gesekan kontolnya di bibir vaginaku, yang membuatku sudah tak tahan untuk disodok.
.
"Cepetan Dok masukin" Ucapku karna sudah sange.
.
"Hahah sabar Una, saya masukin sekarang" Dengan pelan ia memasukan kontolnya di memek ku dan blesssss....
Mentok langsung
.
"Ahhhhhhhh" Desahku.
.
Ini yang ku inginkan dari sore tadi, oh akhirnya aku merasakan kenikmatan ini lagi. Dokter Yuda memaju mundurkan kontolnya dengan pelan namun teratur.
.
"Ahhhh ahhh ahhhh ahhhh" Desahku tiap sodokan yang diberikan Dokter itu.
.
Husna Amira

.
"Sumpah ni memek enak banget, ngisep" Ujar Dokter dengan desahannya.
.
"Enakan punya ku apa punya dia dok" Ucap Suster bertanya.
.
"Ahhh hmmm yah enakan punyamu lah ahhh" Jawab Dokter itu ditengah genjotannya.
.
"Ahhhh hmmm ahhh ahhh" Aku hanya bisa pasrah menerima sodokan tanpa henti, ditambah lagi Suster di sampingku juga memaikan kedua buah dadaku sehingga aku tak karuan menerima rangsangan ini.
.
"Ahhh cewe kek kamu kok bisa gak perawan yah ahhh ahhh" Tanga Dokter kepadaku.
.
Aku hanya diam tak menjawab pertanyaan dari Dokter Yuda itu, hanya desahan terus keluar dari mulutku. Tanpa aba aba tiba tiba Suster memegang kepalaku dan cuuuppppp.....
Dia mencipoku
Karna sudah kepalang sange aku malah membalas cipokan itu, lidah kami bermain satu sama lain, dan Dokter Yuda juga menghisap kembali buah dadaku.
.
"Hmppphh clop hmppp" Desahku ditengah cipokan ku dengan Suster
.
tak lama kemudian Dokter mempercepat genjotannya, sehingga Suster melepas cipokannya dan menghisap sebelah lagi buah dadaku, sehingga ke dua buah dadaku tengah diisap oleh Dokter dan Suster itu. Dan sampai pada akhrinya.......
Crotttt croootttt croooottttt
.
Dokter Yuda crot dan dia mengeluarkan pejunya di perutku, setelah itu Dokter Yuda memasang kembali celananya dan menulis resep obat untuk ku. Sementara Suster membantuku membersihkan peju dokter dan membantuku untuk memasang kembali piyamaku.
Aku lalu di antar ke luar rungan oleh Suster dan pergi ke administrasi untuk membayar tagihan dan mengambil obat. Setelah itu aku pulang dan tidur dikasurku, sebelum aku tidur Bi Inem datang kekamarku dan membawakan obat dan segelas cangkir air putih untuk ku minum obat, setelah minuk obat aku lanjut tidur.
.
.
.
.
.
POV PAK PRAM (setelah pulang dari klinik)
Tok tok tok...
Ketukan Pak Pram di salah satu rumah yang lumayan sederhana, dan tak lama keluar seseorang dari rumah
.
"Eh Pram kok kesini koe, ndak ngentod tah?" Ucap Sarwadi cengengesan
.
"Entod matamu, iki lo jamu ne nggak berhasil, Non Una malah keracunan" Ucap Pak Pram marah marah sambil menyodorkan jamu.
.
"Loh iki ketuker, pantes adek ipar saya jadi gatelan tadi, ternyata ketuker jamu ne, iki jamu buat orang haid" Ucap Sarwadi.
.
"Wah pantes, kesian Non Una hampir pingsan tadi, nda percaya lagi aku sama kamu Sar, yowes pulang aku" Ucap Pak Pram marah ke Sarwadi dan langsung beranjak dari rumah itu.
.
"Mimpi keknya mau ambil perawan si Non" Ujar Pak Pram putus asa.
 
waduh kok jadi gini wakakakak , kasian pak pram hahai

semoga nextnya dapet lha . thx updatenya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd