Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kisahku Husna Amira

15. Bis Gairah
Husna Amira

.
Habis kejadian malam itu, aku langsung masuk kekamarku dengan jantungan super gila, aku tak menyangka bahwa Bi Inem dan Pak Pram melakukan hal bejat itu dan melakukannya dirumahku sendiri. Aku pun langsung tidur di kasurku yang sangat nyaman.
Paginya aku bangun dan langsung siap siap kesekolah, seperti biasa aku sarapan, dan saat pergi ke bawah aku melihat di meja makan sudah ada sarapan yang sudah siap, namun aku tak melihat Bi Inem disana, akupun makan roti bakar kesukaanku, disaat aku makan mama dan papah ku keluar kamar dengan baju rapi siap untuk bekerja.
.
"Waduh anak papah udah cantik aja" Ucap papahku sambil memeluku dari belakang Akupun memeluk papah balik.
.
"Hmmm iya dong anaknya mamah" Ucap mamahku sambil menuangkan air hangat dicangkir kami.
.
"Iya iya aku anak papah mamah" Ucapku lanjut makan sarapanku.
.
"Mah, Bi Inem mana?" Ucapku kepada mamah sambil mengunyah sarapanku.
.
"Bi Inem lagi kepasar, buat belanjaan bulanan, perginya sama Pak Pram" Ucap mamahku
.
"Una, Jadi hari ini kamu hari ini ikut Papah aja yah berangkat kesekolahnya? Ntar pulangnya kamu telfon Pak Pram biar dijemput" Kata papahku
.
Aku hanya menganggukan kepalaku tanda setuju, kami pun makan di meja makan bersama, setelah selesai Aku dan Papah berpamitan sama mamah untuk berangkat kerja dan sekolah. Disepanjang perjalanan Aku dan Papah berbincang tentang pendidikanku disekolah, tak lupa juga Papah menanyakan hal tentang lomba sains yang akan aku ikuti tahun ini, banyak persiapan yang harus ku persiapkan jelang lomba tersebut, papah juga menawarkanku support materi dan moril kepadaku, akupun menerimanya dengan senang hati.
Sesampainya disekolah aku berpamitan kePapah dan langsung menuju kelasku. Sesampainya disana aku melihat Misel yang tertidur dimejanya, akupun langsung menaruh tasku, aku tak berani membangunkannya, takutnya ia kecapean ntah apa yang ia lakukan semalam sampai pagi segar seperti ini ia tertidur, tak lama pun teman teman yang lain pun datang, disusul Anin dan Billy yang datang.
Misel

.
Anin
.

.

Billy

.
"Itu Misel kenapa Una?" Ucap Anin sambil meletakan tasnya dimeja.
.
"Gak tau gua, keknya kecapean" Ucapku kepada Anin.
.
"Ngantuk banget keknya, begadang kali" Ucap Billy sambil mengeluarkan cemilan di tasnya.
.
"Iya kali yang, minta dong yang" Ucap Anin menyodorkan tangannya meminta makanan yang dibuka Billy.
.
"Eh katanya si Edward mengundurkan diri dari lomba sains yah?" Kata ku mendengar kabar tentang salah satu temanku.
.
"Gak tau gua, ntar lu tanya aja sama Pak Yosef" Ucap Anin sambil mengunyah cemilan yang diberikan Billy.
.
Tak lama kemudian lonceng berbunyi dan pelajaran pertama akan segera dimulai, namun Misel masih saja tertidur, dengan terpaksa aku membangunkannya, mukanya seperti masih sangat mengantuk. Aku pun penasaran apa yang ia lakukan sampai mengantuk berat disekolah.
.
"Lo kenapa Misel? Pagi pagi gini Lo ngantuk banget, Lo begadang?" Tanyaku ke Misel.
.
"Hmmmm hoaahhhh" Menguap Misel
"Hmmm gakpapa ko aku gak bisa tidur aja malam tadi" Ucap Misel dengan wajah sayu tanda mengantuk.
.
"Kenapa Lo gak bisa tidur?" Tanya ku kembali penasaran.
.
"Nggak gakpapa, bukan hal yang harus kamu tau" Ucap Misel memalingkan wajahnya dariku.
.
"Hmm yaudah" Ucapku pasrah mendengar jawaban Misel.
.
Tak lama kemudian guru jam pertama masuk kelas dan memulai acara belajar mengajar dikelas.
Waktu istirahatpun tiba, saatnya untuk beristirahat dan jajan, akupun mengakak Misel untuk jajan bersama Anin dan Linda kekantin, awalnya dia menolak, namun dengan paksaanku ia akhirnya mau juga jajan ke kantin bersama kami. Sesampainya disana kami berempat langsung memesan makanan yang sering kami pesan, namun baru beberapa menit kami berempat duduk, Edward datang.
.
Edward

.
"Una, Misel kamu di panggil Pak Yosef ke ruangan dia" Ucap Edward
.
"Loh tumben ada apa?" Ucapku bingung dengan panggilan itu.
.
"Udah kesana aja, ini penting masalah lomba" Ucap Edward membujuk.
.
"Hah, terus kamu katanya mengundurkan diri dari lomba, kenapa?" Ucapku kembali bertanya kepada Edward.
.
"Ntar disana Lo tau sendiri jawabannya, sekarang Lo bedua ke atas dulu temui Pak Yosef" Kata Edward
.
"Yaudah deh, yok Misel" Ucapku beranjak dari tempat makan dan menarik Misel untuk bergegas.
.
"Hedeh malas banget Gua padahal" Ucap Misel dengan wajah lesu beranjak dari kantin dan kami bertiga menuju ruangan Pak Yosef.
.
Sesampainya disana kami pun mengetok pintu ruangan Pak Yosef
Tok tok tok.....
"Masuk" Teriak Pak Yosef dari dalam.
.
Pak Yosef

.
Edward pun membuka pintu dan kami bertiga masuk ke ruangan pak Yosef
.
"Kenapa pak Aku sama Misel di panggil, kami ada salah yah?" Ucapku gugub.
.
"Hahaha, tidak Una, kamu dan Misel kenapa bapak panggil untuk membicarakan tim lomba sains nanti, Edward gak bisa ikut lomba itu karna ia harus mewakili sekolah kita perlombaan PMR di Korea Selatan. Jadi rencana Bapak untuk Misel menggantikan Edward sebagai tim lomba sains nantinya, bagaimana Misel kamu bersedia?" Ucap Pak Yosef dengan senyum tipisnya.
.
"Ahhh nggak mau aku Pak yang lain aja" Ucap Misel langsung menolak tawaran tersebut
.
"Tunggu dulu pak, kenapa bapak langsung nyaranin Misel buat ikut, alasan Bapak apa?" Ucapku cukup kaget mendengar penjelasan Pak Yosef.
.
"Una, kamu tahu nggak bahwa Misel ini adalah murid pindahan dari sekolah sains ternama dimalaysia, jadi ilmunya disana bisa dipakai untuk ajang perlombaan tersebut" Ucap Pak Yosef.
.
"Males aku pak" Ucap Misel kembali menolak.
.
"Gini, jika kalian berhasil meraih juara di ajang lomba tersebut, kalian akan diluluskan langsung untuk naik kekelas 3 tanpa harus mengikuti ujian" Ucap Pak Pram.
.
Mendengar hal tersebut Misel langsung segar mukanya dan menatap wajahku sebentar, lalu ia menyetujui tawaran dari Pak Yosef.
.
"Bener Pak nih, deal yah" Ucap Misel menyodorkan tangan untuk salaman.
.
"Iya Deal" Ucap Pak Yosef membalas jabatan tangan Misel.
.
Aku diam tak bergeming, membuatku semangat untuk mengikuti lomba ini dan menjadi juara, lumayan kan tiket naik kelas sudah ku kantongi. Namun aku juga ragu apakah Misel bisa bekerja sama di tim ini, semoga dia bisa bekerjasama dengan baik.
.
"Yasudah, kalian boleh keluar" Ucap Pak Yosef.
.
Kami bertiga pun keluar dari ruangan Pak Yosef, aku dan Misel langsung bergegas kekantin memakan makanan
yang kami pesan, sampai disana Linda langsung menanyakan hal Pak Yosef tadi.
.
Linda

.
"Hah, Misel masuk tim lo?" Ucap Linda sedikit berteriak.
.
"Iya emang kenapa?" Ucap Misel sambil menghirup kuah bakso yang ia makan.
.
"Widih keren juga Lo, baru masuk dah mewakili sekolah" Ucap Linda dengan bangga.
.
"Haha, yasudahlah moga aja kita bisa kerjasama" Ucapku ke Linda
.
"Eh Lo sibuk gak siang ini, mau kerumah gua dulu nggak, mau bikin projek nanti buat lomba, jadi kita bikin dari sekarang supaya mateng pas lomba, mau gak?" Tanya Misel dengan mulut penuh pentol.
.
"Oh boleh tuh, entar aku ajak Ema buat ikut, nanti Lo kenalan sama dia" Ucapku tanda setuju, FYI Ema adalah 1 orang timku yang ikut lomba sains.
.
"Oh oke,nanti bareng sama gua aja kerumah" Kata Misel.
.
"Oke" Balasku dengan jempol yang mengacung kepadanya.
.
Setelah selesai makan kami langsung pergi kekelas dan melanjutkan pembelajaran kami. Sampai pada waktunya pulang tiba aku dan Misel sedang menunggu Ema di parkiran dekat mobil Misel, tak lama Ema pun datang kehadapan kami.
.
Ema

.
"Halo" Ucap Ema dengan suara lembut.
.
"Hai Ema, kenalin ini, Misel orang baru ditim kita gantiin Edward" Ucapku mengenalkan Ema dan Misel.
.
"Misella Cornelia" Kata Misel
" Ema Azalia" Kata Ema.
Mereka saling berjabat tangan mengenalkan diri masing masing.
.
"Emang Edward kenapa Una?" Ucap Ema bertanya
.
"Edward gak bisa ikut lomba, dia wakilin sekolah kita PMR di Korea Selatan" Ucapku.
.
"Oh gitu bagus deh" Ucap Ema sambil menganggukan kepalanya.
.
"Yaudah yuk masuk" Kata Misel sambil kami masuk ke mobilnya.
.
Kami pun jalan dari sekolah menuju rumah Misel, sesampainya dirumah Misel, aku dan Ema terkejut karena rumah Misel berada di komplek elite dan rumahnya begitu megah, sampai disana ada seorang pria paruh baya yang membukakan pagar rumah Misel yang besar, Misel pun memasukan mobilnya sampai di garasi, kami pun keluar dari mobil.
.
"Gila rumah Lo gede juga" Ucapku takjub.
.
"Elah biasa aja, yok masuk" Ucap Misel.
.
Kamipun masuk rumah Misel yang megah, rumahnya sangat luas dirumah itu pun lantainya dari marmer mahal, yang kelilingi lukisan lukisan bagus, Misel cerita bahwa ayahnya seorang pengoleksi lukisan yang mahal. Disana kami disambut oleh kakanya Misel.
.
"Eh ada temen temen Misel" Ucap kaka Misel.
.
"Eh iya kak, kenalin ini kaka gue" Ucap Misel mengenalkan kami dengan kakanya.
.
"Shafa Gwen, panggil aja Kak Gwen" Ucap kakanya Misel dengan senyuman.
.
Gwen

.

"Aku Ema Azalia"
"Aku Husna Amira salam kenal kak" Ucapku dan kami berdua membalas senyuman kak Gwen"
.
"Yaudah kak kami masuk keatas dulu" Ucap Misel
.
"Yaudah kaka mau keluar juga bye" Ucap kak Gwen
.
"Bye kak" Balad aku dan Ema.
.
Kami pun masuk kamar Misel, disana Misel memaparkan projek yang akan kita pakai untuk lomba sains nanti, aku mendengar Misel memaparkan projeknya dengan seksama, projek dari Misel sangat Inovatif dan Visioner, tak heran ia adalah pindahan sekolah negeri sebrang, Misel juga bilang bahwa ide ini ia dapatkan dari projek temennya disana yang belum rampung, jadi kami tinggal menyelesaikan sisa projek dan merampungkannya. Tak lama kemudian handphone Ema berdering, ia pun meminta izin kepada kami untuk keluar kamar dan mengangkat telfon itu. Kami pun mengizinkannya, Ema bergegas keluar dari kamar, setelah itu aku izin ke kamar mandi yang ada di kamar Misel untuk buang air kecil, Misel juga mengizinkanku.
Saat aku buang air di kamar mandi aku mendengar suara seseorang samar samar dari kamar Misel, dalam pikirku, mungkin Ema sudah kembali dari telfonnya. Cukup lama aku dalam kamar mandi karna aku juga sekalian buang air besar disana, setelah selesai bersih bersih dan memakai kembali pakaianku, akupun keluar dari kamar mandi Misel, saat beberapa saat aku keluar kamar mandi aku melihat ada seseorang keluar dari kamar Misel, dan aku juga melihat Misel sedang membersihkan mulutnya dengan Tisu, aku tak berfikir aneh aneh tentang itu dan langsung saja kehadapan Misel dan melanjutkan diskusi kami tentang projek sains, Ema pun masuk kamar menyusul kami.
.
"Eh Misel tadi siapa masuk kamar kamu?" Ucap Ema.
.
"Eh oh hmmmm itu tukang kebon aku" Ucap Misel agak panik
.
"Dia ngapain ke kamar kamu?" Tanya Ema kembali dan membuatku juga penasaran.
.
"Ehmmm itu dia ambil barang tadi hehe" Ucap Misel agak gugub.
.
"Oh gitu, yaudah lanjutin yuk" Ucap Ema, dan kami melanjutkan diskusi kami tentang projek itu.
.
Tak terasa sudah jam 5 sore, aku dan Ema pamitan sama Misel buat pulang ke rumah, sebenarnya Misel menawarkan untung mengantarkan kamj berdua ke rumah namun aku dan Ema menolak karna rumah kami berdua lumayan jauh, kami tak mau merepotkan Misel. Aku dan Ema diantar Misel sampain kedepan rumahnya, di ruang tamu aku dikagetkan oleh Kak Gwen dan seorang pria tua yang sedang duduk di pojokon sofa.
.
"Eh kalian Udah mau pulang yah?" Kata Kak Gwen duduk di sofa seperti membetulkan bajunya. Disampingnya ada pria tua yang nyengir ke arah kami
.
"Eh iya kak, kami pulang dulu yah kak Gwen" Ucapku.
.
"Iya, hati hati yah" Ucap kak Gwen dengan ramah.
.
Kami pun keluar rumah Misel..
.
"Tadi itu siapa yang duduk disamping kakakmu? " Tanya ku heran.
.
"Oh ehmmmm itu supir aku" Ucap Misel.
.
"Oh gitu" Ucapku tanpa menaruh curiga pun.
.
Aku dan misel pun keluar dari komplek rumah Misel, kami berdua berencana untuk naik bis saja karna rumah ku dan Ema satu arah hanya beberapa blok saja kami berbeda. Kami menunggu di halte didepan komplek rumah Misel, tak lama bis pun datang dan kami langsung masuk. Cukup penuh isi bis itu, sehingga aku harus berdempet dempetan dengan penumpanglain berdiri, wajar ini adalah jam pulang kerja, jadi banya disana bapak bapak dan ibu ibu kantoran didalam bis itu. Aku dan misel berdiri di tengah bis berpegan dengan gantingan bis, kami juga berdempet dempetan bediri, beberapa saat kemudian kami sampai di halte berikutnya ada beberapa penumpang turun dan ada juga beberapa yang naik bis, ada satu bangku kosong di bis itu, Ema miminta izin kepadaku untuk duduk di bangku itu kerena kakinya sakit, akupun mengizinkan Ema. Ema duduk di bangku dan aku masih berdiri berpegangan dengan pegangan bis.
Tanpa sengaja bis merem mendadak membuat tubuhku mengenai bapak bapak yang ada di depanku, saat itu badanku sedikit menunduk dan telapak tangan bapak itu berada tepat di buah dadaku sebelah kanan, aku langsung berdiri tegak, namun bapak bapak itu berpaling dan senyum yang tipis kepadaku, perawakan bapak bapak itu gendut dan ada kumis tebal diatas bibirnya. Karna takut aku memalingkan badanku mengarah ke jendela bis.
Namun tak lama saat itu bapak bapak itu meraba raba pantatku, aku pun langsung mengusir tangan itu, namun tangan itu kembali meraba raba pantatku kini ia juga meremas pantatku, akupun kembali menjauhkan tangan itu dari pantatku. Namun itu terjadi berulang ulang sampai aku pasrah saat tangan itu meraba dan meremas pantatku, aku hanya diam dan menundukan pandanganku, aku juga sedikit menikmati remasa dari bapak itu. Saat ia sedang asyik meremas pantatku bis kembali ngerem dadakan, sehingga tubuh bapak itu mendekat ke arahku, aku hanya diam karna takut akan hal itu, ia masih saja meremasi bongkahan pantatku, membuatku sedikit mendesah.
.
"Ahhh" Desahku.
.
Ia mendengar desahanku tersebut dan membisikan sesuatu kepadaku.
.
"Enak ya dek?" Ucap bapak tua itu mendekat ketelingaku yang tertutup hijab.
.
Aku hanya diam tak bergeming atas pertanyaan bapak itu, aku hanya menikmati setiap remasan yang ada dibongkahan pantatku, takut desahan ku keluar lagi, aku menutup mulutku dengan tangan kanan ku. Dia terus saja meremas pantatku.
.
"Montok banget pantatmu dek" Ucap bapak itu.
.
"Hmmpppp" Desahku tertutup mulut.
.
"Ahhh jilbaban tapi nafsuan" Desah bapak itu.
.
"Hmmpp" Desahku menahan nikmatan itu.
.
"Saya remas yah teteknya" Ucap Bapak itu dan langsung meremas buah dadaku sebelah kanan
.
Dia pun meremas dadaku dengan lembut membuat kenikmatan yang ku dapat semakin meningkat.
.
Husna Amira

.
"Hmmppp hmppppp" Desahku
.
"Tetek mu gede juga ahhhhh" Desah bapak itu disamping telingaku.
.
"Hmmppp" Desahku.
.
"Montok banget kamu dek, cantik jilbaban tapi diginiin keenakan, jadi lonte aja kamu" Hina bapak itu kepadaku yang membuatku malah tambah semakin bergairah.
.
Lama bapak itu meremas pantat dan buah dadaku, tiba tiba aku merasa ada sebuah benda yang maju mundur di belahan pantatku yang terhalang rok abu abuku. Aku pun memberanikan diri untuk melihat benda apa itu, ternyata kontol bapak itu suda mengacung tegak dan sedang menggesakannya di belahan pantatku.
.
"Hmppp hmpp hmmmmppp" Desahku menjadi lebih keras meskipun tangan kiriku tetap menutup mulutku.
.
"Dek coba kocokin bapak"ucap bapak itu.
.
Dia pun menarik tangan kiriku dan menuntutnya ke kontol bapak itu, dia pun mengenggamkan tanganku di kontolnya. Tanpa basa basi aku langsung mengocok kontol bapa itu dengan lembut.
.
"Ahhh lembut banget tangan mu dek" Ucap bapak itu sambil mendesah keenakan.
.
"Ahhhhh" Desahku pelan.
.
"Ahhh kamu udah pernah ngocokin temen temen mu yah, mahir banget kocokan mu dek, emang lonte bener" Hinanya kembali membuatku semakin bernafsu.
.
Aku pun mengocok kontol bapa itu dengan cepat, sampai dia pun meremas kedua buah dadaku dengan cukup kencang, aku menahan rasa sakit dan nikmat secara bersamaan agar tak mengeluarkan desahan. Dan....
Crot croot croooooot....
Peju bapak itu membasahi rok bagian belakangku, ia pun melepaskan remasannya dan memasukan kembali kontolnya kedalam celana.
.
"Kalo kita ketemu lagi, kita kehotel yah" Ucap bapak itu dan menjauh dariku.
.
Akhirnya halte selanjutnya sampai, yaitu halte tujuan aku dan Ema, kami berdua turun, disaat aku menuju pintu keluar, ada beberapa orang menatap aku dan rokku dengan seksama, aku malu dan bergegas membayar dan keluar dari bis itu. Aku dan Ema berpisah karna komplek perumahan kami berlawanan arah, aku pun berpamitan dan berjalan ke komplek ku.
.
Sesampainya di depan komplek ada 3 orang satpam komplekku yanh berjaga, mereka dengan ramah menyapaku.
.
"Una kok jalan kaki, gak dijemput Pak Pram yah?" Ujar satu orang satpam.
.
"Wah parah, Una yang cantik ini disuruh jalan kaki hadah supir apa ini" Ucap satu lagi satpam dengan nada bercanda.
.
"Eh nggak pak, emang mau naik Bis soalnya barengan tadi sama teman, habis ngerjain tugas, yaudah pak aku duluam yah" Ucapku bergegas berjalan dengan cepat.
.
Namun saat aku berjalan tiba tiba satu satpam notis dengan rok ku yang basah gara gara peju bapak tadi.
.
"Itu basah kenapa rok mu Una?" Ucap seorang satpam.
.
"Eh ini pak tadi ada anak kecil numpahin minuman, yasudah pak mari" Ucapku Berbohong dan langsung bergegas pergi.
.
Saat sampai di rumah aku langsung masuk, dan di tangga aku bertemu dengan Pak Pram.
.
Pak Pram

.
"Eh non, pulang sama siapa? Kok gak bilang bapak" Ucap Pak Pram cemas.
.
"Gak apa apa pak, tadi naik bis sama Ema, yaudah pak aku mau ke kamar" Ucapku buru buru pergi dari hadapan Pak Pram.
.
"Itu non basah kenapa?" Pertanyaan Pak Pram yang membuatku kembali terkejut.
.
"Ehmmm itu tadi ada anak kecil numpahin minumannya di bis" Ucapku gugub.
.
"Saya tahu non itu bukan bekas minuman" Ucap Pak Pram
.
.
Dheeeggggggg
.
.
Apakah Pak Pram tahu itu cairan peju..........
 
Terakhir diubah:
waduh itu keluarga misel agak laen keknya nih hahai, boleh tuh di telusui lagi kisah2nya hahai
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd