Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapa Tokoh Favorit di Series KKB


  • Total voters
    1.123
aduhh emosi bangat ama manusia 1 ini..udahh nasihat anaknya main aman ehh malah diri sendiri main gila..kasian amat sama keluarganya ntar apalah nasib mereka lepas ini..serius emosi terus gue bacanya serasa mau dibacok tu kepalanya biar nambah oleng..sory author emosi ngak stabil..hahahaha
 
Kisah Keluarga Bahagia - Bagian 51 | Ohh... Claraku Sayang



***

“Syukurlah…. Kamu udah bangun Mas…” Ucap Citra khawatir
“Errggghhhh…. “ Erang Mike kesakitan. Mendekap perut kirinya

“Lambungmu robek…”
“Uuughhh… “

“Di dua tempat…” Jelas Citra, “Tapi untung… Masa kritisnya sudah lewat….”
“Ssshh…. Uuuggghhh….”

Citra menatap lekat kearah lelaki yang sedang terbaring tak berdaya di hadapannya. Berulangkali, ia menatap perban luka yang melilit di perut suaminya sambil sedikit mengusapnya pelan.

“Sial….” Geram Mike sambil memegangi perban diperutnya, “Andai aku lebih waspada… Pasti kakek tua itu gak akan bisa menusukku semudah ini….”
“Tenang Mas…” Kata Citra menenangkan,”Emosinya nanti saja… Setelah kamu sembuh…”
“Hhmmmm… “

“Berapa lama aku tak sadarkan diri Dek…?” Tanya Mike
“Delapan hari Mas….” Jawab Citra
“Haaahh…? Delapan hari….?” Heran Mike, “Lebih dari seminggu…. Hmmm… Lama juga ya….”
“Karena selain luka di perut… Tubuhmu mengalami memar di begitu banyak tempat… “
“Uuuhhhh….” Lenguh Mike tiba-tiba ketika ia mencoba duduk.
“Tulang igamu retak di beberapa ruas… Dan tubuhmu juga banyak mengalami kehilangan darah… Sehingga itu yang mungkin membuatmu pingsan cukup lama….”

“Ssssshhhh… Uuuuhhhh…..” Erang Mike terus berusaha.
“Jangan banyak gerak dulu Mas…. Nanti lukanya kebuka….”
“Aku bisa Dek….” Balas Mike bersikeras, “Ini bukan luka serius…”

Melihat kegigihan Mike, Citra pun akhirnya turut membantu Mike untuk duduk.
“Dek… “ Panggil Mike sambil menatap ke arah wajah cantik Citra,”Aku….. “
“Ceritanya nanti saja Mas….” Balas Citra seolah tahu arah pembicaraan Mike, “Adek juga punya ratusan pertanyaan buat Mas…”

“Bukan itu Dek…” Jawab Mike mencoba mengalihkan pembicaraan, “Aku… Haus ….”
“Ooohhh….” Jawab Citra dengan nada datar. Setelah itu wanita anggun itu menekan tombol panggilan perawat yang ada disamping tempat tidur Mike.


CKLEK
Sesosok wanita mungil muncul dari balik pintu.

“Ibu memanggil saya…?” Tanya suster berparas manis itu
“Iya Sus… “ Jawab Citra, “Ini suami saya mau minum…. Apakah sudah diperbolehkan…?”

Beberapa saat kemudian, suster bertubuh mungil itu memerika kondisi Mike.
“Bapak sudah bisa buang angin…?” Tanya suster itu lembut.
“Kentut…?” Balas Mike
“Iya pak… Apa sudah bisa…?”
“Hmmmm…..”

“Bisa Sus….” Sahut Citra, “Tadi sewaktu bapak tidur….. Sudah beberapa kali Bapak buang anginnya…”
“Baik kalo misal sudah bisa… Bapak boleh minum air…” Jelas suster mungil itu, “Hanya saja jangan terlalu banyak ya Buu…”
“Oke…. Terimakasih Sus…..”

Sepeninggalan suster itu. Citra kemudian mengambil gelas di tepi tempat tidur Mike, dan menyuguhkan ke suaminya. Sebelum itu, ia memberikan sedotan guna mempermudah Mike menyedot cairan minumnya

“Aaaahh….” Lega Mike begitu tenggorokannya terbasahi. Sekali lagi Mike menyedot minuman dalam gelas. Melirik ke arah istri tercintanya yang dengan telaten memegangi gelas minum Mike.

Citra menatap wajah suaminya yang baru saja tersadar dari pingsannya. Tampak raut wajah yang begitu letih di rupa wanita cantik yang sudah menemani Mike selama belasan tahun itu.

“Kamu beruntung Mas….” Ucap Citra lagi
“Beruntung….?” Tanya Mike
“Iya Mas… Beruntung….”
“Ngggg….”
“Untung saja Clara langsung membawamu kesini…” Cerita Citra lagi

“Clara….?”
“Iya… Clara membawamu kesini…. Dengan tanpa sehelai pakaian yang menempel di tubuhnya….”
“Hah…?”
“Iya… Clara mencari bantuan untukmu dalam kondisi bugil…”

“Ngggg… Buu… Gil….?” Leher Mike serasa tercekik mendengar penjelasan istrinya.
“Iya… Dia Bugil… Ga pake baju sama sekali….”
“Kok…?”
“Kok Bisa…?” Potong Citra, “Justru itu yang sebenernya Adek pengen tanyain ke Mas…”
“.…..”
“Kenapa Clara bisa-bisanya membawa Mas kesini dengan kondisi seperti itu…?”

“Berarti….”
“Iya….” Potong Citra lagi, “Semua mata yang ada dirumah sakit ini ngelihat ketelanjangan tubuh putri kandung kita….”

“Sekurity… Tukang Parkir… Penjaga Pintu… Petugas Lobby… Hingga Cleaning Service…”
“.…..”
“Semua ngelihatnya…..”

“Untung aja ada ibu-ibu baik yang memberi Clara pakaian Mas…” Ucap Citra lirih, “Kalo nggak… Mungkin dia dikira cewek gila yang perlu ditangkap dan dikendalikan di ruang rehabilitasi…”
“Ohhh…. “
“Datang ke rumah sakit dalam kondisi panik… Berlarian kesana kemari dengan telanjang bulat…. Menangis tak henti-hentinya… Sambil menarik-narik petugas ICU dari ruangannya untuk dapat segera menolongmu Mas….”

“Ohh Clara….” Ucap Mike pelan
“Entah apa yang terjadi padamu Mas…” Tatap Citra dengan mata penuh rasa curiga, “Tapi yang jelas… Kamu harus berterima kasih…. Benar-benar berterimakasih kepada anak gadismu Mas…”
“Ngggg…..”
“Kalau tak ada Claraku… Mungkin sekarang aku sudah meratapi dirimu dan batu nisanmu….”

“Lalu…. Uuuggghhh….. Sekarang Clara…Dimana….?” Tanya Mike mencoba mendudukkan diri di kasur rawatnya.
“Udah… Mas…. Jangan bangun dulu… “ Larang Citra, “Kamu baru aja selesai menjalani operasi….”
“Mas pengen… Uuuhhhh…. Ngelihat putriku Dek….”

Citra pun membuka tirai penutup area tidur Mike dan menyibakkannya kesamping.
Dan dibalik tirai itu, terlihat Clara yang duduk didekat tembok dengan wajah yang sembab.

Walau alis, mata dan hidungnya merah, wajah sayu Clara masih terlihat begitu menawan. Rambutnya diikat keatas, memperlihatkan tulang rahang yang ramping dan batang lehernya yang panjang. Ditambah sinar matahari yang menimpa pipi mulusnya, semakin menambah aura seksi Clara.

Balutan sweater katun berwarna hijau daun pisang yang kebesaran membuat pundak putih dan belahan dada besarnya begitu menggoda. Ditunjang sendal jepit dan kaki jenjang mulusnya yang polos, makin membuat gadis SMA itu terlihat matang.

“Ohhh Clara… Cantiknya Papa….” Ingatan kejadian mesum kemarin, sekelebat melintas di pikirian Mike. Membuat desir darah birahinya sedikit terpompa batang penisnya. Menegang dibalik jubah rumah sakitnya yang tipis.

“Clara… “ Panggil Mike pelan
“.……..” Clara tak menjawab. Ia hanya duduk termenung menatap ponsel pintar ditangannya.

“Clara…” Panggil Mike lagi.
Gadis manis itu hanya melihat ke arah Mike tanpa berkata-kata.
“Sini sayang….” Ajak Mike mendekat sambil melambai-lambaikan tangannya

“Ngggg…..” Jawab Clara menatap Citra. Ada sedikit keraguan ketika akan menjawab permintaan Mike

“Dia masih trauma Mas…” Jelas Citra
“Haahh…? Trauma…?” Tanya Mike
“Iya….. “ Balas Citra lirih, “Putri kita trauma….” Sambung Citra yang dengan pandangan tajam. Menatap kedua bola mata Mike lekat-lekat. Seolah ingin mengulik alasan trauma Clara.

Perlahan wajah Citra mendekat. Kearah telinga Mike. Dan berkata…

“Clara… Putri kandung kita….Mengalami trauma Mas… “ Bisik Citra yang sengaja memenggal-penggal kalimatnya, “Karena perbuatanmu bangsatmu…. Kelakuan anehmu…. Dan KONTOL BEJATmu….” Tambah Citra sambil meremas buah peler Mike keras-keras

“Eeeee.. EeEh…? Aduuuhhh… Aduuhh… “ Erang Mike kesakitan, “Aduh… Sakit Dek…. Sakit…”

“CUIIIH….. Dasar Anjingg BEJAT… Lelaki dengan kontol yang gak tau diri….” Ejak Citra dengan nada geli karena jijik. Bahkan saking jijiknya, Citra sampai tega meludahi wajah lelalki yang sudah menenami pernikahannya selama belasan tahun.

“Baru ngelihat putriku sebentar saja…. Kontol mesummu itu udah mulai mengeras begini….” Seru Citra yang makin meremas biji peler Mike keras.

“Aawww….Aawww….Aawww…. Sakit Deekk…” Erang Mike yang mencoba melepaskan cengkraman tangan Citra dari biji kelaminnya, “Aduh.. Ampun Dek… Sakit….. Uuuhhh….” Lenguh Mike karena luka operasinya belum sembuh sepenuhnya,

“Lelaki menjijikkan….” Ungkap Citra yang kemudian melempar remasan tangannya dari kedua biji peler Mike. Membuat Mike seketika itu dapat bernafas lega.
“Uuuuhhhh… Huuuhhhh……Sakit tahu Dekkk….”

“Itu belum seberapa Mas….” Sungut Citra, “Adek bisa melakukan hal yang lebih pedih daripada tadi…”
“Jangan Dek…. Ini barang kebanggaan Mas…”

“Barang kebanggaan yang sama sekali tak bisa dibanggakan….” Sambung Citra dengan nada penuh emosi.
“Aku khilaf Dekk….”

“CUIH….” Kata Citra yang lagi-lagi meludahi wajah suaminya. “Karena tingkah kontolmu yang tak tahu diri itu… Clara sampe harus kudu Adek bawa ke psikiater…”
“Heehh…? Serius Dek….?”
“Ibu mana yang ga khawatir kalo setiap malam… Putri kandungnya selalu mengigau…. “
“Mengenai kebejatan ayah kandungnya dan perkosaan yang barus saja ia alami…?”

“Perkosaan….?”
“Gausah mungkir ya Mas….”
“Astaga… Maaf Dek…. Mas… Mas nggak bakalan tahu… Kalo akan jadi seperti ini….”
“Kalo mau nidurin Clara… Minta baek-baek Mas…” Ucap Citra memberi saran, “Jangan maksa… Apalagi sampe memperkosa…”

“NGERTI….!!!”
Bentak Citra pelan dengan wajah super serius dan beberapa kali pukulan super kencang ke selangkangan Mike.
BUUUGGGGG
BUUUGGGGG

“Uuuhhh… ADUUUHHH…. Berhenti Sayang… Maap… Aku minta maap….” Erang Mike yang tak mampu menahan emosi dan amarah istri tercintanya.

BUUUGGGGG
BUUUGGGGG
Citra terus terusan menghajar selangkangan Mike hingga suaminya itu tak mampu berbuat banyak karena rasa ngilunya yang amat sangat.

“Mamaaaa… Sudah cukup Maa….” Jerit Clara yang tiba-tiba merangkul tubuh ibu kandungnya. Dan menyeretnya menjauh dari Mike
“Iya Dek… Ma’aff….“ Jawab Mike yang seketika itu mencengkram batang penisnya erat-erat, guna mengurangi rasa sakit pada area selangkangannya,

“AAAARRRGGGGHHHH…..” Raung Citra kesal.
“Sudah Maa.. Sudah…. Kasihan Papa Maaa… Papa masih sakit….”
“Mama kesal banget ama nih lelaki Sayang….” Ucap Citra penuh emosi, “Gara-gara kelakuan Papamu itu… Kamu jadi seperti ini….”
“Clara baik-baik saja Maa…”
“Kamu jadi stresss…. Jadi banyak pikiran….”
“Clara udah mendingan kok Maaaa….”

“Kasihan kamu Sayang….” Ucap Citra yang kemudian membalikkan tubuhnya dan memeluk putri kandungnya erat-erat.
“Khan ada Kak Ciello juga yang selalu ngebantu therapy Clara Ma…”

“Biar Clara ga gampang takut lagi….”
“Biar Clara ga ngigau lagi…”
“Biar Clara tenang… “
“Dan ngerasa enak…”

“Enak….?” Tanya Mike dalam hati.

“MIKE SUHENDAR….” Panggil Citra dengan nada tegas.
“I… Iyaa Dek…?”
“Sepertinya…. Bakal ada banyak hal yang perlu kita obrolin setelah ini…”
“Ngggg…”
“Setelah kamu udah agak mendingan….” Tutup Citra yang kemudian beranjak dari posisi duduknya dan berjalan keluar ruangan. Meninggalkan Clara berdua dengan ayah kandungnya.

CKLEK… JBLAAMMM
Suara pintu kamar tertutup kencang.

Sepeninggalan Citra, suasana didalam ruang rawat itu mendadak hening. Hanya ada suara TV yang menampilkan acara tanpa suara. Dengan satu gerakan ringan, Clara menarik kursi yang sebelumnya diduduki Citra. Mundur menjauh dari posisi Mike berada.

KLIK KLIK KLIK
Beberapa kali, Clara memindahkan chanel TV. Mencari-cari acara yang sekiranya menarik untuk ia tonton.

“Clara….” ucap Mike lirih.
Tak menjawab, gadis cantik itu terus memindah-mindahkan chanel TVnya.

“Makasih ya Sayang…”
Masih tak menjawab. Clara hanya menatap ke arah TV yang ada dihadapan tempat tidur Mike.

“Papa nggak tahu kalo semua bakalan jadi seperti ini…”
Clara terus diam. Terpaku menatap ke arah TV. Walau matanya melek, akan tetapi padangan mata Clara seolah kosong. Gelap. Sepertinya ada banyak sekali hal yang ada di pikirannya.

“Clara sayang Papa….” Panggil Mike dengan nada yang lebih tinggi. Sekedar mencoba mengalihkan perhatian putri kandungnya.

Tetap saja, gadis mungil itu membatu.

“Kak Ciello….” Ucap Clara tiba-tiba dengan nada yang cukup pelan. Kepalanya miring namun dengan tatapan kosong kearah TV.
“Kak Ciello….”
“Clara kangen…”
“Clara pengen dipeluk Kakak…”
“CLara pengen dicium Kakak…”

“Clara….?” Panggil Mike lagi, “Clara Sayang….?”

Melihat kegalauan Clara, Mike berusaha dengan susah payah bangkit dari tempat tidurnya. Beranjak bangun dan berjalan dengan tertatih-tatih ke arah Clara duduk.

“Therapy Clara lagi yuk Kak…”
“Sembuhin Clara…”
“Biar Clara ga stress kaya gini…”
“Bikin Clara ketawa…”
“Bikin Clara enak…”

“Iya… Enak…”
“Hihihihi….”
“Kakak nakal…”
“Hihihi…”

“Clara…?” Panggil Mike lagi sambil melambai-lambaikan tangannya diwajah Clara.

Namun alih-alih sadar, Clara malah mengigaukan kalimat yang membuat Mike benar-benar kaget setengah mati. Ditengah ketidaksadarannya, gadis manis itu juga membuka kedua pahanya, dan mengusap area selangkangannya pelan.

“Kak… Ciello….”
“Nanti….”
“Sepulang Clara dari sini…”
“Kakak…”
“Entotin memek Clara ya Kak….”
“Hihihi….”

“Iya kak… Entotin memek Clara…”
“Pake kontol besar Kakak….”
“Entotin memek Clara terus ya Kak…”
“Memek Clara selalu gatel ama kontol Kakak…”
“Hihihihi….”

Melihat kondisi Clara yang seperti itu, Mike jadi benar-benar merasa bersalah. Ia tak pernah tahu jika keisengannya beberapa waktu kemarin bakal membuat putri kesayangannya depresi seperti itu.

“Ohhh.. Claraku Sayang…. “ Peluk Mike yang saat itu juga langsung menjatuhkan diri disamping Clara. Berlutut dan mendekap kepala putri kandungnya erat-erat, “ Maafin Papa ya Sayang….”
“Papa benar-benar minta maaf….”

Tanpa mempedulikan rasa sakit yang ada di tubuhnya, Mike terus memeluk kepala Clara. Mengusapi rambut panjangnya dengan rasa penuh sayang. Mengecup ubun-ubun putri kandungnya sejenak sebelum kembali memeluknya erat.

“Kamu harus sembuh Sayang….” Kata Mike dalam hati
“Kamu harus sehat kembali….”
“Jangan seperti ini Sayang…”
“Papa akan ngelakuin segalanya biar kamu bisa ceria kembali….”
“Papa Sayang Clara… CUUUPPP…..”Kecup Mike sembari mendekap kepala Clara lebih erat lagi.

Walau tak dapat merespon segala ucapan dan perlakuan Mike, ada setitik air mata yang menggenang di sudut mata Clara. Makin lama makin banyak. Hingga akhirnya menetes membasa hipipi bulat Clara


KLAAANG….
Suara tiang infus jatuh dan berdentangan dilantai. Mike tak sadar, jika dekapan tangannya ke Clara membuat selang infus ditangannya tertarik. Walhasil, tiang infus disamping tempat tidurnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh.


“Ehhh… Kok gelap….?” Tanya Clara gelagepan. Berusaha mendorong tubuh Mike menjauh
“Aaaww.. Aww…” Erang Mike yang mendapati tangan Clara ketika menekan luka di perutnya.
“Aduh berat tahuuuu….” Sewot Clara yang tak tahu apa yang ia dorong,
“Aaaww.. Aww… “

“Loohh…? Ehhh… Papa…?” Kaget Clara yang begitu tahu ada sosok Mike didekatnya, buru-buru gadis cantik itu mundur menjauh dan memasang posisi siaga, “Papa mau ngapain…?”
“Ga ngapa-ngapain Sayang….” Jawab Mike mencoba menenangkan, “Papa cuman mau peluk kamu….”

“Ooohhh….”

“Papa gamau nyakitin Clara kok….”
“Papa cuman kangen Clara….”
“Papa pengen peluk kamu erat Sayang……”

Melihat posisi tiang infus yang terguling, Clara mendekat kearah Mike. Lalu ia menegakkan kembali posisi tiang itu sebelum kembali ke posisi siaganya kembali

“Gausah jauh-jauh gitu dong Sayang… Sini…. “ Pinta Mike melambaikan tangannya.
“Nggggg……” Jawab Clara dengan wajah ragu.

“Sini Sayang… Hhhh…. Hhhh…. Papa pengen deket kamu….” Ajak Mike sambil melambaikan tangan ke arah Clara.

“ASTAGA…. “ Panik Clara, “Jarum Infus di tangan Papa berdarah tuh…. “
“Hehehe. Iya… Tadi gara-gara meluk kamu…” Ucap Mike yang juga baru sadar. Ia melihat tetesan darah dilantai, namun ia abaikan.
“Clara panggilin suster ya…”
“Gausah Sayang… Ntar juga berenti sendiri…”

“Sini Sayang… Papa mau ngomong sesuatu ke kamu….”
“Papa Janji… “
“Papa ga bakal buat Clara sedih lagi…”

Mendapat permintaan tulus Mike, perasaan was-was Clara pun merena. Walau tak sepenuhnya sirna, ia menggeser tempat duduknya mendekat ke arah ayah kandungnya.

“Maafin Papa ya Sayang…. “ Ulang Mike masih dalam posisi berlutut. Digenggamnya kedua tangan mungil Clara sambil terus mencoba meminta maaf.
“Papa bener-bener minta maaf…”

Tetap.
Clara tak bergerak atau mengucapkan sepatah katapun.
Walau tatapannya mengarah ke posisi Mike berada, akan tetapi matanya kembali kosong.

“Clara Sayang….?” Panggil Mike sedikit menghentakkan tangan Clara, “Clara…?”
“Ehhh….?” Kaget Clara kembali tersadar.

“Clara… Mau khan…? Maafin Papa…?” Pinta Mike yang kali ini mengusap pipi gadis cantik itu. Sekedar menyeka bekas tetesan air mata di wajahnya.
“.……….”
“Ayolah Sayang… Tolong…. Maafin Papa….” Kata Mike pelan penuh harap.

Mendengar nada melas Mike , Clara melihat adanya rasa penyesalan dari ayah kandungnya yang begitu besar kepada dirinya. Clara tahu, kejadian kemarin tuh sama sekali bukan niatan Mike. Itu adalah sebuah ketidak sengajaan.
Yang walau dari ketidak sengajaan itu, Mike membuat Clara menjadi trauma akan proses pelepasan keperawanan dirinya. Trauma akan perkosaan yang didapatnya dari Tamin dan Babon. Dan trauma akan penusukan kepada ayah kandungnya.

“Kemarin…. Papa khilaf Sayang… Papa ga ada maksud sampe membuatmu jadi seperti itu….”
“Maafin Papa ya Sayang….”
“Maaaf bangett…”
“Papa janji… “
“Papa nggak bakalan ngelakuin hal seperti itu lagi….”

“I…. Iya Pa….” Bisik Clara pelan.
Walau singkat, namun hal itu berarti banget buat Mike.

“Beneran Sayang…? Clara maafin Papa…?”
Clara tak menjawab, ia hanya menganggukkan kepala.

“Waaahh…. Makasih Sayang….” Girang Mike.
“Papa janji… Papa ga ngebuat Clara bersedih lagi…” Sambung Mike sambil memeluk tubuh mungil putri kandungnya erat-erat.

Clara mengangguk. Lalu tersenyum dan mengusap rambut Mike.

“Sakit tau Paaa…” Bisik Clara lirih, “Sampe memek Clara berdarah-darah…. Amis darah perawan Clara… Kaya bau ikan yang mau dipotong-potong…..”
“Hahahaha…. “ Tawa Mike pecah sejadi-jadinya.

Mendengar celetukan Clara, Mike sadar dengan pembawaan pribadi putri kandungnya. Walau Clara sedang dalam kondisi depresi berat, ia tetap saja berusaha menampilkan sosok ceria. Berusaha menyembunyikan beban pikirannya sebaik mungkin.

“Ihhhss… Malah ketawa….” Ketus Clara yang tiba-tiba memukul perban di perut Mike.
“AAAWWWWWW…. Sakit Sayang…..” Teriak Mike.
“Bodo….”
“Hahahaha…..” Untuk beberapa saat. Suasana tegang antara Mike dan Clara sedikit mencair. Dan Mike pun merasa bersyukur ketika raut wajah Clara yang murung perlahan mulai kembali ceria

“Maapin Papa ya Sayang…” Kata Mike sambil mengamit tangan putri kandungnya, “Papa benar-benar khilaf….” Sambung Mike lagi lalu mengecup punggung tangan Clara.
“Sakit tau Paa….” Rengek Clara.
“Harusnya sih… Kemarin tak sesakit itu….” Jawab Mike mencoba bercanda
“Iya…. Tapi nyatanya kemarin bener-bener sakit….”

“Gara-gara Papa…. Mama sampai panik…” Sambung Clara.
“Clara sampe dibawa Mama periksa kedokter….”

“Periksa…? Ngapain….?” Tanya Mike.
“Clara di-visum….” Jawab Clara
“Visum…? Apanya…?”

Clara tak menjawab. Ia hanya menunjuk area selangkangannya dengan mulutnya.

“Ohhh gitu… Terus….? Hasilnya gimana….? Tanya Mike lagi.
“Ngggg……”
“Clara masih perawan…?” Tanya Mike tak sabaran, “Atau udah engga…?”

Lagi-lagi, Clara tak menjawab. Ia hanya mengusap sambil menepuk-nepuk selangkangannya pelan.
“Memek Clara…. Sakit tau Paaa…”

“Tapi masih perawan khan…?” Cecar Mike.

“Hhhhhhh…..” Clara mengambil nafas panjang.
“Pas therapy…. Clara disuruh buka celana dalem Clara…”
“Rebahan di meja periksa…”
“Trus Clara diminta buka paha lebar-lebar….”
“Mirip orang mau lahiran….”

“Trus selaput dara Clara sobek nggak…?” Tanya Mike tak memberi jeda.

Clara menatap wajah penasaran Mike. Ia tahu, betapa ayah kandungnya itu ingin mendapatkan informasi mengenai kondisi keperawanannya.

Sekelebatan pikiran kotor, tiba-tiba menyeruak masuk ke pikiran Clara. Memenuhi otak Clara dengan berbagai keseruan cabul. Entah itu efek trauma karena perkosaan dan sisa-sisa obat perangsang yang melekat di tubuhnya kemarin. Atau itu murni dari pembawaan dirinya yang suka menggoda oranglain.

Yang jelas, sekelebatan rasa itu membuat Clara yang semula murung, mendadak ceria.
Depresi yang semula ada, mendadak sirna.
Berubah menjadi rasa ingin menggoda papa kandungnya lagi.

“Selaput dara Clara…Sakit banget….. Perih… Pedes… Kayanya… Kemaren udah robek kena sodokan kepala kontol Papa…” Kata Clara pelan, sengaja memotong kalimatnya.
“Yaahh… Berarti Clara udah….” Mata Mike yang semula berkobar karena rasa penasarannya, tiba-tiba meredup. “Maafin Clara ya Sayang….”
“Papa udah ngebuat kamu nggak perawan lagi….”

“Hihihihi….” Kekeh Clara sambil menutup mulutnya. Ia tak dapat menutupi perasaan senangnya karena berhasil mengelabui Mike.

“Kok kamu ketawa Sayang…?” Tanya Mike.
“Hihihihihi…” Kekeh Clara tak mampu menahan geli melihat wajah bingung Mike. Hingga akhirnya. “Hahahaha….” Tawanya terpingkal-pingkal.

Dengan tertawa, ada sedikit rasa lega dihati Clara. Walau ia tahu, nanti ketika sendiri, rasa depresi itu pasti akan datang lagi. Namun, biarlah. Untuk sementara ia ingin menikmati kesenangan singkat itu, dengan ngerjain ayah kandungnya.

“Hhhhhhhhh…..” Dalam satu tarikan nafas, Clara menghentikan tawanya.
“Fuuuhhh…..” Tarik nafasnya lagi.
Clara kemudian mentatap kedua mata Mike dalam-dalam. Lalu ia memansang wajah muram.

“Loohh… Ada apa Sayang…? Kok kamu jadi sedih lagi …?” Bingung Mike melihat perubahan emosi Clara yang naik turun seperti ini. Bingung. Mike benar-benar bingung.

“Sini deh Paa…” kata Clara pelan.
“Kenapa Sayang…?” Tanya Mike memajukan tubuhnya.

Dengan memasang wajah ragu, Clara lalu membisikkan sesuatu di telingan kanan Mike.
“Walau memek Clara kemarin udah Papa sodok ama kontol ini…” Bisik Clara sembari melirik tipis kearah selangkangan ayah kandungnya.
“Ehhh…?” Kaget Mike

“Disodok kenceng ama kontol Papa….Sampe berdarah-darah…” Bisik Clara dengan nada imutnya.
“Tapi…. “
“Kalo dari feeling Clara…. “
“Selaput dara Clara sih…..”
“Sepertinya…. Masih utuh…”
“Haaaaahhhh….?” Kaget Mike sekaligus girang, “Serius Sayang…?”

Clara mengangguk.
“Tapi…Rasanya…. Sakit banget…. Gara-gara kontol Papa… Ini…. ” Bisik Clara yang tiba-tiba menggoda Mike dengan cara mengusap selangkangannya.

“Eeehhhh….?” Merasakan usapan lembut tangan Clara kearah selangkangannya, otak kotor Mike kembali mengirim ingatan-ingatan mesum dari kejadian beberapa waktu lalu. Membuat sinyal birahi sedikit demi sedikit terbawa di aliran darahnya. Bergerak cepat menuju area selangkangan dan memompa batang penisnya pelan.

“Jadi Clara masih perawan…?” Tanya Mike lagi.
“Hihihi… Kalo itu sih Clara ga tau juga Pa…”
“Emang hasil visum Clara kemarin gimana…?”
“Kalo hasil visum….” Jeda Clara lagi, “Papa tanya Mama aja yaaa… Hihihihi….”
“Aaahh… Sayang… Ayolah… Kasih tau Papa…”
“Lha ini Clara sedang kasih tau…Hehehe….” Jawab Clara dengan senyum lebarnya.
“Tapi khan…”
“Ehhh… Bentar-bentar…. Emang Papa kenapa…? Kok penasaran banget ama keperawanan Clara…?”

“Nggg… Itu…. Papa khan pengen tahu Sayang….” Jawab Mike ngeles.
“Pengen tahu…? Apa pengen nganu…? Hihihi….” Goda Clara sambil makin intens mengusap selangkangan Mike lagi jemari lentiknya.
“Yaa… Kalo Clara ngijinin sih… Papa nggak bakalan nolak…”
“Yeeeee….. Pengennyaaaa….”
“Hahahahaha….”

Melihat senyum ceria Clara kembali muncul, Mike cukup bersyukur lega. Baginya, tak perlulah ia terus mengorek keterangan dari mulut Clara lagi. Selagi ia tahu selaput dara putrinya utuh, masih ada kesempatan baginya untuk mencoba menjebolnya kembali.

“DASAR AYAH BEJAT…. !!! Baru saja menyesal dan minta maaf… Udah punya niatan busuk lagi….” Kekeh Mike dalam hati.

“Clara lanjutin lagi ceritanya ya Paaa…” Kata Clara membuyarkan lamunan cabul Mike. Gadis cantik itu kemudian duduk kembali ke kursinya. Menyandarkan diri dan bersiap-siap bercerita kembali.
“Eehh…. Iya sayang…”

“Gausah tegang ya Clara… Kata Dokternya gitu….” Sambung Clara lagi. Berusaha menceritakan sedetail mungkin apa yang terjadi pada dirinya ketika sedang menjalani visum.

“Gimana nggak tegang… Kalo memek Clara dilihat ama orang lain….”
“Keluarga bukan… Sodara bukan… Teman juga bukan…”
“Tapi…” Sela Mike ditengah-tengah cerita, “Waktu kemarin ama tuh kakek-kakek sialan… “
“Sssssttt… Jangan potong cerita Clara dongg Paaa…”
“Eh Iya iya….”
“Kalo Ini beda Paaa…. Clara kemarin mau kaya gitu khan karena pengaruh obat perangsang…”

“Nah.. Pas visum kemarin… Clara sadar Paaa… Sesadar-sadarnya…”
“Clara ngangkang di depan orang lain… “
“Ini bener-bener ngasih liat aurat Clara keorang lain….”
“Ngasih liat lubang peranakan Clara….!!!”

Mendengar penjelasan Clara yang begitu detail mengenai proses pemeriksaan vaginanya, membuat penis Mike akhirnya benar-benar tegang. Hingga secara tak sadar, Mike mulai meraba dan mengusap-usap batang beruratnya itu.

“Uuuhhh.. Nikmat sekali rasanya….” Erang Mike ketika merasakan remasan pelan di penisnya.

“Hihihi…Papa sange yaaaa…?” Tanya Clara genit pura-pura tidak tau penderitaan penis Mike.
“Ehhh… Anu….” Baru kali itu, Mike gugup menghadapi pertanyaan Clara.
“Hihihi… Pantes bawahan baju rawat Papa sampe keliatan nyut-nyutan gitu…”
“Hehehe… Iya Sayang… Abisan cerita kamu seru banget…” Kekeh Mike berusaha menahan malu, “Terus-terus… Setelah itu… Gimana kelanjutannya….?”

“Iya Pa… “ Lanjut Clara meneruskan ceritanya, “Pelan-pelan…. Dokter itu lalu ngusap-usap paha Clara….”
“Clara tau sih… Tuh Dokter berusaha membuat Clara santai….”
“Tapi khan Papa tahu… Kalo paha Clara diusap-usap... Yang ada birahi Clara malah jadi adem panas…”
“Apalagi tuh Dokter ngusapnya sampe ke paha dalem Clara….”
“Uhhh…. Sumpah geli banget Paaa…..”
“Sampe bikin buluk kuduk Clara merinding tauk….”
“Iiihhhsss…. Nih lihat Pa… Clara jadi merinding juga kalo nginget-ngingetnya….” Ucap Clara sambil memperlihatkan bulu kuduknya yang berdiri kepada Mike, “Sampe kaki-kaki segala merindingnya…”

Tanpa aba-aba, Clara menaikkan sweater hijaunya tinggi-tinggi. Memperlihatkan bulu-bulu rambut halusnya yang ikut berdiri di kaki jenjangnya.

“Ooohhh… Claraaa….” Lenguh Mike yang ketika melihat kemulusan kaki putri kandungnya, langsung kembali membayangkan perkosaannya kemarin. Betisnya yang bulat tanpa luka. Lututnya yang berwarna cerah. Pahanya yang mulus. Hingga ke ujung selangkangannya yang tertutup celana dalam mini berwarna merah muda.

NYUT NYUT NYUT
Denyut birahi di batang penis Mike semakin menjadi-jadi. Ditambah rasa ngilu di kedua biji pelernya akibat pukulan beruntun Citra tadi, membuat sensasi ereksi yang ia rasakan saat itu benar-benar beda dari sebelumnya. Sakit. Ngilu. Nikmat.

“Ooohhhh…. Clara….” Mendengar cerita-cerita mesum Clara, nafsu birahi Mike kepada putrinya pun perlahan kembali. Niatan mesum terhadap Clara yang baru saja ingin ia hilangkan, pun muncul kembali.

Tak ada rasa bersalah. Tak ada rasa menyesal.
Yang ada, hanya rasa birahi yang begitu menggebu.
Untuk dapat segera dituntaskan.

Tak mampu menahan nafsu, otak Mike kembali khilaf. Memerintah tangannya untuk kembali berbuat cabul. Ayah kandung Clara itu pun kemudian mulai menggesek batang penisnya secara terang-terangan. Walau masih sedikit tertutup oleh bawahan baju rawatnya, akan tetapi gerakan tangannya terlihat begitu jelas dihadapan putri tercintanya

SREK SREK SREK

“Ngedengerin cerita kamu… Papa makin nggak kuat Sayang…” Ujar Mike yang kemudian mengangkat bawahan baju rawatnya dan mulai mengusap penisnya secara terang-terangan didepan putri kandungnya, “Maap ya cantik… Kalo Papa jadi ngaceng begini…”

“Hihihi… Masa denger cerita Clara aja bisa sange gitu Pa…?” Kekeh Clara.
“Jangankan dengerin cerita kamu Sayang… Liat senyum ceria kamu aja… Papa jadi pengen ngo…”
“Ngocok…??” Tembak Clara menebak kalimat Mike.
“Iya Sayang… Tau aja… ”
“Hihihihi…. Kocok aja Pa… Kalo emang Papa pengen ngocok… ”
“Ngggg…. Clara mau ngebantuin…?”
“Bantuin apa Paa…?”
“Ngocokin kontol Papa…?”

“Hihihihi…. Papa kocok aja sendiri dulu ya Paaa…” Tolak Clara sambil tersenyum manis. “Clara khawatir nanti kalo Clara bantuin Papa ngocokin kontol… Papa malah jadi khilaf kaya kemaren… Hihihihi...”

“Hmmm.. Baeklah….” Maklum Mike mendengar penolakan dari putrinya. Mungkin terlalu cepat bagi Clara, untuk dapat diajak bermesum-mesum ria.

Bagi Mike, bisa beronani di depan Clara tanpa membuatnya takut adalah sebuah kemajuan yang sangat berarti. Terlebih bisa melihat Clara terus ceria dan bercerita cabul tanpa ada rasa malu, adalah lebih dari cukup.

Tanpa menunggu waktu lama, Mike segera meraih batang penisnya yang sudah begitu tegang. Mencekik leher kelaminnya kuat-kuat, lalu menggerakkan tangannya maju mundur. Menyentak-nyentak kulit penisnya dengan penuh semangat.

TEK TEK TEK
Suara betotan kulit penis Mike kasar. Membuat kepala kemaluan Mike seketika memerah karena tekanan tarikan tangannya.

“Emang…. Kalo Papa onani sekarang…. Badan Papa nggak sakit…?” Tanya Clara ketika melihat Papanya beronani dihadapannya, “Khan luka Papa belom sembuh bener…”
“Sssshhh….Harus dibiasain Sayang…” Jelas Mike, “Malahan… Kalo peju Papa nggak segera dikeluarin… Bisa bikin mood Papa jadi tambah kacau…”
“Ooohhh…. Gitu….”
“Terus Sayang….? Abis tuh Dokter ngusap-usap paha kamu…. Apa yang dia lakuin…?” Tanya Mike yang meminta Clara bercerita lebih lanjut.

TEK TEK TEK

“Oh iya… Abis itu… Tuh Dokter narik lampu operasi Pa… Diarahinnya tepat diselangkangan Clara…” Jelas Clara, “Jadinya… Memek Clara keliatan terang benderang…. ”
“Saking terangnya… Clara ga bisa liat… Tuh Dokter ngapain aja didepan selangkangan Clara…”
“Tau-tau… Memek Clara ada di layar TV…”
“Tenyata.. Tuh Dokter punya pulpen ya ada cameranya Paa..”
“Jadi bisa ngelihat daleman memek Clara gitu….”
“Gilaa…. Jelas banget gambarnya…. Sampe pori-pori memek Clara keliatan semua…”
“Untung…. Jembut di memek Clara belum numbuh terlalu banyak… Jadi keliatan bersih… “
“Khan ga malu-maluin banget kalo memek Clara dizoom gitu…”

TEK TEK TEK TEK
Suara betotan penis Mike makin terdengar nyaring. Membuat Clara sesekali melirik kearah mulut penis ayah kandungnya yang sudah mengeluarkan precumnya.

TEK TEK TEK TEK TEK
Clara Lalu menarik nafas panjang. Sebelum akhirnya melanjutkan ceritanya kembali.

“Setelah itu… Memek Clara dipegang-pegang ama tuh Dokter…” Jelas Clara sambil mengamati raut wajah Mike yang makin birahi karena termakan cerita erotisnya
“Bibir memek Clara dibuka… Sedikit demi sedikit…”
“Sampai lubang memek Clara menganga gitu…”
“Uhhhh….. Mana dokter itu megangnya ga pake sarung tangan….”

TEK TEK TEK TEK TEK TEK

“Malu tau Paaa…”
“Saking malunya…. Lendir memek Clara sampe terus-terusan keluar… “
“Ngebuat memek Clara jadi bener-bener basah….”
“Dan licin…”

“Apalagi ketika jari-jari tuh Dokter membuka liang memek Clara…Dia meniup-niupin memek Clara Pa…”
“Ga tau tujuannya ngapain…”
“Yang jelas… Memek Clara makin banjir…”
“Sampe Clara bisa ngerasain… Kalo lendir memek Clara mengalir sampe lubang anus…”
“Sumpah… Clara jadi berasa kaya cewek murahan Paaa…”
“Baru disenggol dikit aja… Memek Clara banjir ga karu-karuan…”

“Tenang ya Clara… Santai aja…. Gausah Tegang… Kata Dokternya gitu…”
“Sambil terus membuka lubang memek Clara lebih lebar lagi….”

“Sumpah… Rasanya Clara pengen pulang aja Paa… Malu banget … Apalagi pas Clara liat di layar TV… Lendir memek Clara sampe keliatan bececeran di ranjang periksa.… Saking banyaknya yang keluar…”

TEK TEK TEK TEK TEK TEK TEK

“Trus… Ketika pulpen camera tuh Dokter menyorot ke lubang memek Clara… “
“Tuh Dokter…Gatau sengaja apa enggak… Nyenggol-nyenggolin ujung pulpennya ke itil Clara…”
“Uuuuhhhh… Paaaa… Gelinyaaaaaa….”
“Berasa sampe ke ubun-ubun…”

TEK TEK TEK TEK TEK TEK TEK TEK
Kocokan tangan Mike makin kencang. Membetotin batang kelaminnya kencang-kencang sembari terus mendengar cerita mesum putri kandungnya.

“Sekali… Dua kali… Tiga kali…. Tuh ujung pulpen ga berenti nyenggol itil Clara…”
“Sampe-sampe… Tangan tuh Dokter tau-tau ngusap itil Clara….”
“Uuuuuhhhh… Geli banget Paaa…”
“Badan Clara sampe menggeliat-geliat… Ngerasain itil Clara… Secara sadar… Diusap-usap ama tangan orang yang ga Clara kenal…”

“Beberapa kali tuh Dokter menatap memek Clara dari deket…. Mentowel-towel itil Clara seolah-olah pengen tahu reaksi Clara…”
“Ohhh… Sialan… “
“Dokter itu bener-bener ngebuat Clara kelimpungan tau Paaa…”
“Satu sisi Clara pengen gebukin tuh Dokter… Sisi lainnya Clara pengen teriakin biar dia cepet-cepet ngisep memek gatel Clara… Hihihi….”

TEK TEK TEK TEK TEK TEK TEK TEK TEK TEK
“Ooohhh.. Claraaa…. Kenapa kamu begitu menggairahkan begitu sih Sayaaang…” Erang Mike yang terus mengocok batang penisnya kuat-kuat.

“Vagina kamu bagus Clara…. Kata Dokter itu gitu Pa…”
“Wangi…. Sambungnya lagi…. Sambil menghirup dalem-dalam aroma memek Clara”
“Pokoknya mesum Dah… “
“Tuh Dokter ga brenti muji-muji memek Clara terus….”

”Sampe-sampe… Ada satu kejadian…”
“Tuh Dokter abis nowel itil Clara pake jarinya…. Jarinya langsung diisep Paaa… Dijilat dan dicicipin…”
“GILA… Kalo kaya gitu… Itu Dokter cabul khan ya Paa namanya….”
“Uuuhhh… Clara bener-bener kelojotan Paaa…”
“Rasa lendir memek Clara gurih… Kata Dokter itu lagi…”

“Terus… Abis nyicipin jari yang abis nowel memek Clara… Dokter itu malah bilang…. ”
Clara tak meneruskan ceritanya. Ia melihat reaksi Mike lebih lanjut.

“Bilang apa Sayang…?”
“Dokter itu bilang….”
Lagi-lagi Clara tak meneruskan kalimatnya. Ia benar-benar suka melihat reaksi Mike yang mupeng.

“Aaahhh…. Clara…. Dokter itu bilang apaaann…?”

“Hihihihi…. Papa ganteng ya kalo sange….” Goda Clara yang entah mendapat tehnik komunikasi darimana. Yang jelas ia senang karena bisa membuat Mike benar-benar penasaran.

“Buat bahan uji laboratorium… Saya perlu mengambil sample lendir vagina Clara ya….”
“Karena Clara pengen cepet-cepet selesai… Clara ijinin aja permintaan aneh Dokter itu…”
“Tapi… Papa tau nggak… Abis gitu dokter itu ngapain…?”

“Dokter itu tau-tau nusuk memek Clara pake ujung jarinya Paaa…”
“Emang sih… Tuh Dokter ngorek-ngorek lendir memek Clara…”
“Tapi khan… Clara jadi kegelian Paaa…”
“Ke-enakan…. Lebih tepatnya….”

“Makin lama… Korekan jari Dokter itu makin dalem…”
“Terus ngorek sampe setengah jari tangannya masuk ke memek Clara…”
“Sumpaaaahh… Clara bisa ngerasain tuh jari ga cuman ngorek memek Clara…”
“Tapi pengen ngebuat Clara ngecrit….”

“Dan pas memek Clara udah ngerasa kelojotan karena keenakan dikorek-korek…”
“Tuh Dokter tau-tau…”

“NGEJILAT MEMEK CLARA PAAAAA…..”

TEK TEK TEK TEK TEK TEK TEK TEK TEK TEK TEK
“Papa ga kuat Sayang… Denger cerita kamu.. Papa jadi pengen cepet-cepet ngecrot….”


CKLEEK
Sebelum Mike bisa menuntaskan rasa ingin ejakulasinya. Pintu kamar rawatnya tiba-tiba terbuka.

“Clara…Ayo pulang….”Ucap Citra singkat dari balik tirai tempat tidur.
“Ehh.. Ada mama Pa…” Bisik Clara pelan. Mencoba memperingatkan Mike.

“Aaaahh… Siaalll….” Tak ingin memperkeruh situasi tegang yang sedang terjadi antara dirinya dan Citra, Mike buru-buru menghentikan kocokan penisnya. Ia juga langsung menurunkan bawahan baju rawatnya. Menyembunyikan batang penisnya yang sudah berkedut hebat. Tanda akan ejakulasi.

Setibanya Citra di dekat tempat tidur Mike, ia mengamati gerak-gerika suami dan putri kandungnya. Seolah tahu jika baru saja ada perbuatan mesum yang terjadi disana.
“Kamu ngapain disini Sayang…?” Tanya Citra singkat. Walau ia bertanya kepada Clara, akan tetapi matanya menatap tajam kearah Mike.

“Ehh ini Ma… Infusan Papa berdarah…” Ucap Clara berpura-pura membetulkan perban Mike yang bercucuran darah.
“Owwhhh…. “ Jawab Citra cuek, “Gausah terlalu perhatian ama Papamu Sayang… Ntar tuman…”
“Kasihan Maaa…”
“Suruh Suster aja buat ngerawat luka Papamu…”

“Pulang yuk Sayang…. Mama Bete disini…” Celetuk Citra yang terus menatap Mike tajam, “Mama pengen seneng-seneng bareng Kakakmu…”
“Seneng-seneng…?” Tanya Mike mencoba bersuara.

“Yuk Sayang…Jangan kelamaan…” Ajak Citra tanpa menjawab pertanyaan Mike, “Sekalian kita lanjutin therapy enak bareng Kakakmu…”
“Ehhh… Sekarang Ma…?” Tanya Clara yang begitu mendengar kata therapy enak, mood cerianya makin berubag.

“Ya Nanti… Nunggu kita sampe rumah dulu dong…” Jawab Citra tersenyum penuh arti kearah Mike.
“Mama udah kabarin Kak Ciello kalo sesampainya kita dirumah… Kita lanjut kelevel selanjutnya…”

“Waaah… Level selanjutnya…?” Girang Clara, “Berarti udah boleh masukin ‘itu’ ya Ma…?”
“Iya…” Jawab Clara singkat sambil mengusap rambut panjang Clara, “Kamu udah siap khan…?”
“Hihihi… Siaplah….” Balas Clara sumringah, “Khan itu emang udah Clara tunggu-tunggu….”
“Yaudah… Kalo gitu… Beresin semua barang-barangmu gih…”
“Aseeekkk….”

Sepeninggalan Clara, Citra mendekat ke arah Mike. Mengamati luka ditangan suaminya kemudian menekan tombol panggilan perawat.

“Adek pulang ya Mas….” Pamit Citra pelan, “Kamu istirahat aja dulu disini…”
“Eh.. I.. Iya Dek…”
“Inget Mas… Is… Ti… Ra… Hat… “ Ucap Citra ketus sambil tiba-tiba mencengkram pangkal batang penis Mike yang masih begitu tegang beserta kedua biji pelernya.

“Loh…? Kok kontokmu ngaceng…?” Tanya Citra dengan tatapan serius, “Kamu habis ngapain tadi bareng Clara…?” Tanya Citra sambil langsung meremas keras area kelamin suaminya.
“Aawww…Aawww… Aduh… Engga…”
“Enggak gimana….? Ini kontol kamu ngaceng Mas… Kamu abis ngapain ama Clara…?” Tanya Citra sambil memutar pangkal batang penis dan biji peler Mike kekiri dan kekanan. Mirip banget seperti sedang memotek buah yang siap dipanen.
“Itu… Anu… Aduuhh… “ Mike tak mampu berkata apa-apa, “Awww… Awww… Sakit Dek…”

“Awas ya Mas… Jangan pernah kamu maen-maenin kontolmu ini bareng Clara dibelakang Adek… “
“Aduh… Iya Dek… “ Erang Mike menahan sakit sampai telapak kakinya berjingkat-jingkat, “Enggak… Mas nggak maen-maen kok…”

“Sampe Mas ketahuan ada apa-apa ama Clara setelah ini…. Mas bakalan tahu akibatnya….”
“I… Iya Sayang…”

TOK TOK TOK
Terdengar suara ketukan di pintu kamar. Tanda perawat panggilan barusan telah tiba.

“Clara… Udah beres-beresnya…?” Panggil Clara segera melepas cengkraman tangannya dari kelamin Mike lalu berjalan keluar.
“Fiuuuhhh…” Lega Mike begitu penisnya terlepas dari cengkraman maut Citra.

“Yuk Sayang… Kita pulang…” Ajak Citra yang kemudian berjalan duluan keluar kamar.
“Oke Maaa…” Jawab Clara begitu ceria, “Paaa.. Clara pulang dulu yaaa…” Sambung Clara yang kemudian mengamit tangan Mike. Menciumnya lalu pamit.
“Ehh... Iya Sayang…”

“Papa nanti harus baik-baik disini ya Paaa…” ucap Clara dengan senyum lebarnya.
”Banyak-banyak istirahat… Dan… “

“Hihihi…” Clara tiba-tiba tersenyum. Dan tanpa aba-aba, menaikkan bawahan baju rawat Mike hingga sebatas pusar. Setelah itu ia mengecup kepala penis Mike dan menjilat cairan precum yang sudah keluar di mulut kelaminnya dengan genitnya.

“Awas yaaa… .Jangan NAKAL…Hihihihi….” Tawa renyah Clara yang kemudian berlari meninggalkan Mike. Menyusul Citra yang sudah meninggalkan mereka berdua terlebih dahulu.




"Ooohhhh Claraku Sayaaaannggg..... Kamu bener-bener streeeesss...."
Jerit Mike yang tak berhasil mendapatkan kesenangan pagiharinya.



Bersambung,
By Tolrat
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd