Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapa Tokoh Favorit di Series KKB


  • Total voters
    1.123
perhatian....perhatian...kepada suhu tolrat...dimohon segera update
 
wahai ahli pemancut mani
apa kabarmu hari ini
warga setia menanti karya
tak peduli panjang pendeknya
 
Kisah Keluarga Bahagia - Bagian 23 | Kegalauan Clara...



Cerita sebelumnya :




BRUUAAAAAKKKK
Terdengar suara pintu pagar terbanting keras membentur dinding, diikuti oleh suara pintu yang juga tertutup kencang dengan kasar. Setelah itu munculah sesosok wanita cantik bertubuh mungil dengan wajah kesalnya.

"Heeiii Sayang.... Tumben jam segini kamu sudah pulang... ?" Tanya Citra kaget karena kedatangan putrinya yang pulang lebih cepat dari biasanya. Langsung ngeluyur melewatinya, tanpa mengucapkan jawaban ataupun menyalami tangannya terlebih dahulu.

BRUUGGHH...
Dengan perasan jengkel, Clara membanting tas sekolahnya ke karpet dan melempar kedua sepatunya kesegala arah.

"Kamu kenapa Sayang....?" Tanya Citra pelan, "Pulang sekolah kok kusut banget gitu mukanya...?"

Tak menjawab pertanyaan Citra, Clara kemudian beranjak dari duduknya lalu melangkah kedapur. Gadis manis itu kemudian mengambil sebotol air putih dari dalam kulkas dan buru-buru menenggaknya tanpa menuangkan terlebih dahulu ke gelas.

GLEK GLEK GLEK...
Suara tegukan air melewati kerongkongannya yang kering. Begitu banyak sampai tak sedikit air dingin itu yang menetes kedagu dan lehernya. Setelah puas, Clara lalu mengambil toples cemilan dan kembali melangkah keruang keluarga. Bergabung dengan ibunya yang sedang asyik menonton tivi.

"Judes amat mukanya Sayang....?" Goda Citra yang jika melihat tingkah laku Clara barusan, ia langsung tahu jika putri kandungnya itu sedang mengalami hari yang buruk.

Tak menjawab, Clara hanya menatap judes kearah Citra. Ditatapnya ibu kandungnya itu dengan seksama dari ujung rambut hingga ujung kaki. Memperhatikan penampilan seksi ibunya yang selalu mempesona.

Ya, Citra memang selalu mempesona. Ibu kandung Clara itu selalu bisa terlihat menawan. Tak peduli ia sedang melakukan apapun, fisik Citra memang selalu seksi. Seperti siang itu, walau sedang bersantai-santai nonton tivi dirumah, Citra terlihat begitu cantik. Dengan tubuh yang hanya dibungkus daster bali tipis warna melah menyala dan wajah polos tanpa makeup, aura kecantikannya sudah dapat terlihat jelas.

Belum lagi dengan ditunjang oleh bentuk payudara besarnya yang selalu terlihat membusung maju, ditambah kaki yang halus mulus tanpa luka, pasti mampu membuat lelaki manapun berdecak kagum ketika melihatnya. Bagi Clara, ibu kandungnya adalah manekin hidup yang begitu menggairahkan, yang mampu membuat semua lelaki rela melakukan apa saja demi bisa tidur dengannya

"Kenapa Sayang...? Ada yang salah dengan penampulan Mama yaa...?" Tanya Citra yang sadar akan tatapan judes Clara kearah tubuhnya.

Buru-buru, Clara melengos. Mengalihkan tatapannya kearah tivi.

"Ada yang nggangguin kamu disekolah ya Sayang...?" Tanya Citra lagi sambil tersenyum.

"Hhhhhhhhh.... " Hela nafas Clara berat tanpa mengucap sepatah katapun. Ia hanya menatap sebal ke benda kotak menyala yang sedang menampilkan acara komedi dengan pandangan penuh rasa kesal. Setelah itu, jari lentik Clara mulai mengambil beberapa cemilan dari dalam toples dan mulai menyuapkannya pada mulutnya.

KRAUK KRAUK KRAUK...

Melihat Clara yang sedang mogok bicara, Citra hanya bisa tersenyum. Ia kemudian bangkit dari duduknya dan berpindah tempat duduk kesamping Clara. Dengan penuh rasa sayang, Citra pun mengusap paha kanan Clara kemudian menarik tubuh mungil putrinya itu supaya bersandar di tubuhnya

"Ceritain ke Mama Sayang... CUP..." Ucap Citra sambil mengecup kening Clara, "Tumpahin aja semua unek-unekmu dihatimu.... Kali aja Mama bisa bantu...." Usap Citra kerambut panjang Clara.

Mendapat perhatian ibunya, mau tak mau, amarah Clara pun perlahan luluh. Rasa kesalnya pun berubah dan emosinya mulai melunak.

"Ooohh Mama... Clara lagi kesel nih Maaa... Kessseeeellll baaangeeeetttt..... " Ucap Clara singkat sambil terus meletakkan toples cemilan dari tangannya, kemudian memeluk tubuh langsing ibunya erat-erat.
"Iya Sayang... Keliatan kok... " Jawab Citra yang membalas pelukan putrinya dengan penuh kehangatan.

"Clara sebel Maa... Clara nggak mau disalah-salahin mulu...." Ucap Clara dengan nada bergetar, seolah menahan rasa kesalnya, "Clara capek diteror-teror terus.... Clara capek Maaa... Hik hik hik..."
"Ohhh.. Sayangnya Mama.... Sini-sini... Peluk Mama yang kenceng Sayang... Ceritain ke Mama semuanya... Mama pasti bakal mbantuin kamu kok...." Ucap Citra sambil mendekap kepala putrinya erat dan meletakkan diantara kedua payudaranya. Membuat Clara seolah-olah bersandar pada bantal yang super empuk

"Hik...Hik... Clara.... Benci ama tetek Clara Maaa... Hik hik.... Benciiiii....."
"Looohhhh.....? Kok... ? " Kaget Citra melihat kekesalan putri kandungnya ,
"Iya Maaa... Clara benci...."
"Benci....? Emang kenapa Sayang....?"

Dengan kesal, Clara kemudian melepas pelukan tangannya dari tubuh Citra. Ia lalu melepas jaket yang ia kenakan dan melemparkannya ke sofa.
"Loh...? Sayang....? Kok kamu sekolah nggak pake beha ..?" Tanya Citra begitu mengetahui kondisi pakaian seragam sekolah Clara dari dekat yang menampakkan kepolosan payudaranya. Bahkan saking polosnya, Citra dapat melihat warna dan bentuk puting payudara Clara dari balik kain putih seragam sekolahnya dengan mudah.
"Beha kamu kemana Sayang...?" Tanya Citra lagi sambil meraba puting payudara putrinya yang tak tertutup saku sekolahnya.

"Hikhik....Hhhhhh....." Dengan mencoba menahan sesenggukan tangisnya, Clara lagi-lagi menarik nafas panjang sebelum akhirnya mengambil sesuatu dari dalam tas sekolahnya. Kemudian menyerahkannya ke tangan Citra.

"Loh..? Ini kenapa Sayang...?"
"Beha ama Seragam olahraga Clara maa.."
"Loohh....? Kok baju olahragamu bisa sobek begini sih...?" Bingung Citra yang begitu merentangkan seragam putrinya lebar-lebar, mendapati banyak koyakan pada bagian depan seragamnya. Terutama dia area payudaranya ,"Dan ini... Behamu kok putus ditengah-tengah gini sih....? Emang kamu tadi diapain aja disekolahan Sayang...?"

Tak menjawab pertanyaan ibunya, Clara hanya bisa terdiam sambil menatap layar televisi yang masih menyala didepannya.

"Clara...?" Panggil Citra lagi.
"Hhhhhhh... " Tak henti-hentinya, Clara menghela nafasnya dalam-dalam.
"Ayo...Cerita dong Sayang.... Jangan bikin Mama khawatir gini...."

Sejenak, Clara menatap wajah cemas Citra. Ia menarik nafas panjang lagi, kemudian mulai bercerita.

"Tadi pagi... Clara khan sedang ikut pelajaran olahraga Maa... Pelajaran yang nggak ada gurunya sih... Karena para guru sedang ada rapat di aula... " Jelas Clara.
"Iya... Terus...?"
"Karena nggak ada gurunya... Clara main aja kekantin....."
"Okee... Lalu...?"
"Nah... Pas di kantin itu tuh... Tiba-tiba..... Clara digangguin kakak kelas Clara..."
"Diganggu kakak kelas...?"

Clara mengangguk.

"Namanya Rini Asmarani Maaa.... Dia adalah ketua team cheerleader cewek disekolah Clara..."
"Kenapa kamu digangguin Sayang...? Emang... Kamu punya masalah ama si Rini...?"
"Sebenernya sih engga Maa.... Cuman... Nggak tahu kenapa... Semenjak awal Clara masuk sekolah... Si Rini itu sinis banget ama Clara... Pokoknya... Si Rini tuh selalu cari perkara ama Clara... " Jelas Clara dengan semangat menggebu-gebu, "Cuman karena Clara tuh orangnya nggak pernah mau cari ribut... Clara sengaja ngehindar dan ngediemin semua gangguan-gangguan dari dia..."

"Emang si Rini tuh ngeganggu gimana sih Sayang..?"
"Banyak Maa... Cuman yang paling nggak masuk akal... Rini tuh nuduh Clara sebagai cewe yang nyebabin dia putus ama Nano... " Ucap Clara sambil kembali meraih toples cemilan yang ada disampingnya dan mulai melahapnya kembali.
"Hmmm... Nano tuh pasti cowoknya Rini ya...? Terus-terus...?" Tanya Citra panasaran.

"Ya... Gitu deh Maa... Karena Clara nggak ngerasa jadi penyebab hubungan mereka berakhir... Clara nggak terima dong dituduh seperti itu... Setiap Rini nuduh-nuduh Clara... Clara langsung aja tinggalin dia Maa.... " Jawab Clara sambil terus melahap cemilan ditangannya, "Nah... Mungkin karena itu... Si Rini jadi panas dan emosi ama setiap tingkah laku Clara... "
"Hmmm... Kalo cuman panas doang khan nggak masalah bukan...?"
"Masalahnya... Rini kalo panas rese Maa... Itu buktinya... " Tunjuk Clara kebaju seragam olahraganya yang compang-camping.

"Kalo kamu ngerasa keganggu.... Balas dia dong Sayang...."
"Dia punya banyak anggota genk Maa... Dan gara-gara bantuan anggota genknya... Seperti tadi barusan.... Tuh Nenek sihir nangkep Clara trus berusaha mempermalukan Clara di depan temen-temen Clara Maa..."
"Waaahhh... Nggak bener tuh..." Ucap Citra mulai ikut-ikutan emosi, "Emangnya... Kamu tadi dipermaluin seperti apa...?"
"Ya gitu....Si Rini nyoba nelanjangin Clara... "
"Haahh....? Serius Sayang...?" Kaget Citra, "Dia berusaha nelanjangin badan kamu di kantin...?"
"Iya Maa..."
"Tapi... Dia kamu lawan khan...?"

Clara menggelengkan kepala.

"Astagaaa... Kamu pasti ketakutan ama temen-temennya ya...?"
"Iya Maa..." Angguk Clara, " Dan malu banget deh Maaa.... Karena disitu khan sedang rame orang..."
"Kok ada ya cewe jahat seperti temen kamu itu....? Tingkah mereka bener-bener keterlaluan.... "

"Awalnya... Si Rini tuh mau nyopot baju olahraga Clara dengan paksa... " Cerita Clara lagi, " Tapi karena Clara terus peganging baju Clara kenceng-kenceng..... Dia nggak berhasil..."
"Lha terus...? Ini kok bisa sobek begini Sayang...?"

"Hhhhhhh.... Itu karena akhirnya... Rini minta temen-temennya buat megangin badan Clara... Trus dia sengaja pake gunting yang ada dikantin supaya bisa ngelepas semua baju atasan Clara Maa..." Ucap Clara pelan sambil melirik kearah seragam olahraganya yang sudah tak dapat ia kenakan lagi, "Sampe-sampe... Beha Clara juga dia gunting biar bisa gampang nelanjangin Clara..."

"Tapi...? Badan kamu kena gunting nggak...?" Tanya Citra panik, "Kulit kamu ada yang luka nggak...? Kegores...? Berdarah...?" Tambah Citra sambil cepat-cepat menaikkan bawahan seragam Clara, mencari secara detail luka pada tubuh mulus putri kandungnya

"Enggak Maaa..... Enggak... Badan Clara nggak ada yang luka..." Jawab Clara tegas.
"Beneran...? Nggak ada yang luka...? Sini Mama periksa dulu..." Pinta Citra yang kemudian memutar-mutar tubuh sintal putrinya. Mencari luka dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Iya Maa.... Bener...."

" Ck Ck Ck... Kebangetan banget sih itu temen kamu... Masa mainnya keroyokan begitu sih.... ? Mana main nelanjangi orang seenak pusernya juga.... " Kesal Citra sambil menatap wajah putrinya dengan raut wajah cemas, "Mereka harus diberi pelajaran tuh... Mama harus laporin ini ke kepala sekolahmu Sayang...."

"Nggg... Sepertinya bakal percuma deh Maa..." Jawab Clara singkat. "Karena Rini tuh keponakannya Kepala Sekolah... Jadi dia nggak bakalan kena hukum walau udah ketahuan salah...... "
"Masa sih..? Enak bener tuh cewe... Makanya dia jadi semena-mena gitu ya......?"
"Iya Maa... Pokoknya kalo disekolah... Dia kebal hukum...."
"Wah... Kalo gitu... Kita harus cari cara supaya bisa ngebales semua perbuatan jahatnya Sayang..."

Mendengar semangat Citra, mendadak Clara tersenyum-senyum sendiri.

"Looohh....? Kok kamu cengar-cengir sendiri Sayang...?" Heran Citra.
"Hihihi.... Clara tadi juga udah bales kok perlakuan dia kok Maa..."
"Haaah....? Bales gimana...?"
"Jadi pas Clara ditelanjangin dikantin... Karnia tau-tau nongol trus nolongin Clara... " Jelas Clara mencoba meredam emosi ibunya, "Begitu tahu Clara hampir bugil dan sedang dibully ama anak-anak genknya Rini... Karnia langsung ngamuk-ngamuk.... Dia ngehajar temen-temen Rini sampe babak belur...."

"Wooowww...? Beneran Sayang...?"
"Iya Maa... Bahkan... Begitu temen-temen Rini kabur... Clara langsung balas dendam ama Rini..."
"Wooww.. Kamu...? Balas dendam...?"
"Hihihi... Iya dong Maaa.... Gara-gara ngelihat kemarahan Karnia... Clara jadi ikutan bersemangat... Malahan... Saking semangatnya... Clara ama Karnia ngelempar Rini ke got sekolahan yang bauk itu... " Senyum Clara dengan wajah penuh kemenangan.

"Wah wah wah waaahhh...Sepertinya.... Bakalan panjang nih urusan..." Celetuk Citra sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Tenang aja Maaa... Clara bisa ngatasin semuanya kok...."
"Iya Sayang... Semoga kamu bisa... Pokoknya kamu harus segera selesaikan masalah ini secepetnya ya Sayang... Mama nggak mau kamu kenapa-napa diluar sana..."
"Iya Maa... Clara bisa jaga diri kok... " Jawab Clara sambil tersenyum lebar, seolah telah melupakan emosi dan rasa kesal yang ada pada hatinya.

"Eh iya... Tadi pas Rini ngegunting baju olahraga kamu... Tetek kamu ini keliatan jelas dong...?" Tanya Citra yang tiba-tiba menanyakan kejadian ketelanjangan putrinya tadi.
"Ya iyalah Maaa..... Khan Clara udah nggak atasan sama sekali...." Jawab Clara dengan wajah yang kembali kesal.
"Trus... Reaksi temen-temen kamu gimana Sayang...? Begitu mereka akhirnya bisa ngelihat tetek besarmu ini...?" Tambah Citra sambil meraba gundukan besar yang menggantung di balik seragam putri kandungnya itu.

"Ehhmm... Yaa mereka... Nggg.... Langsung sorak-sorak kegirangan gitu Maa... Ada yang photo-photo... Ada yang manggil-manggil... Bahkan ada berusaha pura-pura mbantuin tapi sebenernya pengen megang tetek Clara...." Jawab Clara bingung
"Hmmm.... Mereka pasti pada kesenengan gitu ya Sayang...? Karena bisa ngelihat tetek besar anak mama yang menggairahkan ini...? Hihihi...." Goda Citra sambil menggoyang payudara putrinya dari luar seragam sekolahnya.

"Nnnngggg.... Iya sih... Cuman gara-gara hal itu... Clara jadi bete Maa..."
"Bete kenapa siiihhhh....?" Loh...? Masa mereka nggak seneng Sayang...?" Heran Citra, "Khan mereka
"Yaaa bete aja Maa... Clara jadi benci ama tetek Clara ini Maa..." Ucap Clara dengan nada kesal.
"Loh.. Loh... Looohhh....? Kok malah jadi benci gitu Sayang......?"

"Gara-gara tetek besar ini... Clara jadi dapat banyak julukan baru Maa..."
"Kok dapet julukan sih..?"
"Sebel deh... Masa Clara disebut sebagai Cewe Warunglah... Cewe Silikonlah... Mbok Tukang Jamulah... Gadis panti Pijatlah...Pereklah....Simpanan Om-Omlah... Pokoknya banyak deh Maa..."
"Serius Sayang...?" Kaget Citra, "Kok mereka bisa tega banget sih ngasih kamu julukan seperti itu...? Kamu khan cantik... Semok... Dan seksi... Pasti banyak yang suka..." Tambah Citra

"Justri karena itu Maaa... Clara jadi sebel karena dapet julukan itu semua..."
"Sebentar... Mama nggak mudeng deh Sayang..."

"Hhhhh.... "Hela Clara mengarik nafas dalam-dalam, "Coba Mama lihat Clara deh ma... Badan Clara tuh kurus.... Tulang Clara juga kecil..." Ucap Clara sambil berdiri didepan tempat duduk Citra.
"Iyaa...? Lalu...?"
"Terus... Sekarang Mama coba liat tetek Clara... " Remas Clara pada payudaranya, "Mirip khan ama tetek ibu-ibu penjaga warung di sekolah-sekolah... Gedhe banget Maa... "
"Hmmm...."
"Iya khan Maa...? Bahkan menurut Clara... Tetek ini seperti bohongan deh... Kaya beneran disumpel ama silikon... " Kesal Clara, "Tetek Clara ini seperti nggak sesuai sama sekali buat ada di badan kecil seperti badan Clara ini Maa....."
"Hmmm... Begitu ya...?"
"Iya Maa... Selain itu... Gara-gara tetek ini juga... Clara jadi nggak bisa ngapa-ngapain kalo ikut pelajaran olahraga Maa... Nggak bisa loncat tinggi... Nggak bisa lari kenceng... Nggak bisa guling-guling... Gara-gara tetek besar ini Maa... Beraaaattt banget bawaannya...."

"Hihihi... Claraaaa-Claaraaa.... Hahahaha...." Tawa Citra tiba-tiba kegelian.
"Iiiihhhhhsssss.... Mamaaaaa... Kok Mama malah ketawa sih...? Beneran ini ma... Clara jadi malu gara-gara tetek ini Maaa..."
"Hahahaha.... Kamu luuuucuuuu sekali Sayaaang...Hahahaha..." Tawa Citra makin lama makin kencang.
"Iiiiihhhhsss... Sumpah deeehh... Mamah nggak seru.... Nggak ngerti'in ama penderitaan anaknya.."

Melihat kekesalan Clara yang terpancar di wajahnya, Citra pun buru-buru menghentikan tawa kerasnya. Ia buru-buru memeluk tubuh ramping putrinya dan mengusap rambut panjangnya.

"Clara Ameliaku Sayang.....Kalo cuman gara-gara masalah sepele itu aja... Kenapa sih kamu harus sampe malu begitu...?"
"Ini... Bukan masalah sepele Maamaaaaa....?" Ketus Clara
"Heeehhh.. Dengerin...." Potong Citra, "Kamu tahu nggak Sayang...? Berapa banyak wanita diluar sana yang pengen punya tubuh bagus seperti milikmu itu...?" Tanya Citra lembut sambil mulai meraba-raba tubuh putrinya, "Wajahmu cantik... Rambutmu lebat... Hitam dan panjang... Badanmu langsing... Dan kulitmu juga putih mulus.... Pokoknya... siapapun pasti setuju... Kalo tuh mirip bidadari loh Sayang.... "
"Aahh.. Mama mah bisa aja ngegombalnya..."

"Beneran sayang... Mama yang cewek aja suka banget ama kecantikan dan kemolekan badan kamu..." Ucap Citra sambil terus mengusapi wajah dan tubuh putrinya, "Terlebih... Tetek besarmu ini loh... Bener-bener menggoda... Tetek begini tuh harus sering-sering dipamerin...." Tambah Citra yang lagi-lagi meremas dan memilin puting payudara Clara dari luar baju seragamnya.
"Aaawww... Maaa... Geliii..."
"Hihihi....Kamu seharusnya bersyukur banget Sayang...."

"Iiihhhsss..... Bersyukur gimana Maa...? Tetek Mbok warung gini kok disyukurin...?" Tepis Clara berusaha mengalihkan remasan tangan Citra pelan, "Disembunyiin gini aja banyak yang iri... Apalagi kalo dipamerin...? Yang ada... Clara malah jadi makin diledekin temen-temen Clara mulu Maa..."

"Hihihi... Biarin aja mereka ngeledekin tetek super besar ini Clara Ameliaku Sayang... Hahahaha...." Tawa Citra kegelian lagi, "Kamu malu itu karena kamu belom tahu rahasia punya tetek besar Sayang..."
"Rahasia...?" Heran Clara.

"Coba... Sini... Mama pengen liat tetekmu..." Ucap Citra santai sambil melepas kancing seragam Clara satu persatu.
"Eeehh... Lohh...? Mama mau apa...?"
"Hihihihihi.... Santai saja Sayang..." Tawa Citra geli sambil terus melucuti seragam Clara, "Tetek besar... Itu akan selalu menjadi pusat perhatian para cowo Sayang... " Ucap Citra lagi sambil melucuti baju seragam Clara hingga terlepas dari tubuhnya.

Sejenak, Citra senyum-senyum sendiri sembari menatap aurat tubuh putrinya itu sebelum kembali berbicara.

"Tetekmu cantik sekali ya Sayang...Besarnya pas...." Ucap Citra sambil menimang-nimang gundukan daging besar yang menggantung di dada putrinya. "Kulitnya putih.... Mulus.... Dan tipis banget... Sampe keliatan gini urat-urat hijaunya...."
"Uuuhh... Geli Maa..." Lenguh Clara risih karena ibunya terus memperhatikan sembari meremasi kedua payudaranya.
"Hihihihi... Nanti juga kamu bakalan suka Sayang..." Tenang Citra sambil mengusap perlahan payudara Clara hingga membuat bulu kudunya merinding.

"Mama yakin.... Penyebab putusnya Nano dengan Rini tuh memang karena kamu Sayang..." Tebak Citra bak detektif.
"Iiihhh... Mama sok tahu deh...." Celetuk Clara
"Iyalah Sayang... Kalo kamu nggak punya sesuatu yang spesial seperti ini... Rini tuh nggak bakalan selalu marah ama kamu... Terlebih lagi dengan adanya kamu.... Nano jadi tak tertarik lagi dengan Rini..."
"Jadi... Semua kemarahan Rini... Gara-gara Nano tertarik ama Clara Ma...?"
"Persis.... " Jawab Clara singkat. "Mama bisa tahu... Semenjak kamu masuk sekolah... Nano pasti suka cari-cari perhatian ama kamu ya Sayang...?"
"Nnggg... Iya sih Maa... Malahan dia pengen banget ngajak Clara jalan... Cuman karena Clara tahu kalo Nano masih berstatus sebagai cowonya Rini... Clara selalu bilang nggak mau..."
"Naahh... Bener khan...? Kamu tahu nggak semua itu karena apa...?"

"Masa karena ini Maa..?" Tanya Clara bingung sambil menunjuk kearah kedua payudaranya.

"Iya Sayang... Semua itu gara-gara badan mungil dan tetek besar kamu itu..." Ucap Citra penuh percaya diri, "Si Nano pasti penasaran ama aurat tubuhmu ini.... Sehingga secara nggak langsung... Ia kepengen banget ngedapetin kamu... "
"Masa gara-gara tetek ini bisa sampe segitunya sih Maa...?"
"Hihihi... Mama khan juga sempet ngalamin hal yang serupa dengamu cantik... "
"Iya ya Maa...?"

"Tetek Rini kecil khan...?" Tebak Citra lagi
"Nnngggg... Nggak segede punya Clara sih Maa...."
"Dan tubuhnya nggak seseksi kamu khan...?"
"Nnnggg... Iya...."
"Hihihi... Dari situ saja Mama bisa yakin... Kalo Nano tuh pengen bisa ngerasain gimana rasanya punya cewe bertetek besar seperti punyamu itu..." Tambah Citra yang makin meremas-remas payudara putrinya dengan kencang.

"Tetek besar kamu itu... Bisa bikin badan kamu keliatan makin seksi loh Sayang... Bisa bikin kamu cocok pake baju model apa aja... Bisa ngangetin badan... Dan yang paling penting........." Citra sengaja menghentikan kalimatnya. Ia ingin tahu seberapa ingin tahunya Clara dengan penjelasannya

"Yang paling penting apaan Maa...?"
"Hihihihi... Dan yang paling penting... Tetek besarmu... Bakalan bisa ngasih cowok atau suamimu... Kepuasan yang jaaauuuhhh lebih besar daripada cewe bertetek kecil... Diisep enak... Dipake nyodok enak...Ditampar juga enak..... Pokoknya... Bikin semua pria ingin ngerasain betapa nikmatnya bermain-main dengan tetek besar seperti ini Sayang.... Bikin kontol-kontol mereka cenut-cenut mulu... Hihihi..."

"Iiiiihhhhsss... Mamaaaa.... Masa sampe segitunya sih ngejelasinnya....? " Malu Clara mendengar ucapan ibu kandungnya.
"Hihihihihi... Looohh... Kamu harus tahu hal itu Sayang... Itu fakta..." Jawab Citra, "Liat aja Papa kamu... Papa tuh begitu tergila-gila khan ama tetek Mama..." Seru Citra sambil meremas-remas payudaranya sendiri, "Ngeliat Mama seksi dikit bawaannya pasti ngajak begituan... Ngeliat Mama gerak dikit pasti ngajakin mojok...Ngeliat Mama senyum dikit langsung ngaceng.... Itu semua gara-gara tetek besar ini Sayang...."

Mendengar penjelasan Citra, membuat Clara langsung mengingat-ingat mengenai hal yang sering ia lakukan bersama ayah kandungnya beberapa waktu belakangan.

"Sepertinya... Apa yang Mama ucapin tuh benar semua.... Hanya dengan memberikan sedikit tetek ke Papa... Aku bisa bisa ngedapetin semua pakaian yang aku mau... Gadget terbaru... Dan banyak uang saku...." Batin Clara, "Apalagi kalo Papa aku kasih jepitan memek aku ya...? Mungkin aku bakalan bisa ngegantiin posisi Mama nih...."

"Clara....?" Panggil Citra sambil melambai-lambaikan tangannya, "Clara...? Kamu kenapa Sayang...? Kok tiba-tiba bengong begitu....?"
"Ehhh... Ngggg... Nggak kenapa-napa kok Maa...."
"Nggak kenapa-napa kok mukamu sampe merah begitu...?"
"Ngggg..... Hihihi... Makasih ya Maamaaaku Sayaaang.... " Alih-alih Clara sambil buru-buru memeluk erat tubuh ibunya, "Dari penjelasan Mama... Clara jadi nggak nyesel punya tetek besar seperti ini..."

"Naaahhh.. Bagus itu...." Girang Citra melihat semangat putrinya telah kembali.
"Sepertinya... Punya tetek segedhe gini... Clara memang harusnya bersyukur ya Maaa...."
"Bener sekali Sayang... Malahan... Kalo punya tetek besar begini... Bukan hanya disyukurin aja Sayang... Melainkan harus....." Lagi-lagi, Citra tak meneruskan kalimatnya. Ia hanya memandangi kedua payudara putrinya itu bergantian dan kemudian mengecup puting payudara putri kandungnya secara tiba-tiba.

CUUUPPP

"Uuuhhh... Eeehh... Mama....?" Kaget Clara.
"Hihihihihi... Kenapa Sayang...? Geli yaaa...?" Tanya Citra yang kembali mengulang kecupannya lagi.

CUUUPPP CUUUPPP....

"Hooohhh... Mamaaa.... Sssshhhh.... " Gelijang Clara yang entah kenapa, membiarkan ibu kandungnya mengecupi puting payudaranya yang semakin mengacung tinggi, "Geli Maaa... Geli...."
"Hihihi... Habisan.... Puting kamu lucu banget Sayang... Kecil mungil... Mirip kacang mente... Jadi bikin Mama pengen ngegigit-gigitin mulu...."

"Iiihhhsss... Mama... Jangan dibiasain ahh... Ntar Clara jadi lesbi loh...."
"Loohh...? Kok malah jadi lesbi sih Sayang...?"
"Habisan jilatan ama gigitan Mama enak banget sih Maa...." Ucap Clara berusaha menghentikan kerakusan ibunya, "Ntar Clara malah jadi makin suka mama giniin..."
"Hihihi.... Ini khan cuman permainan antara ibu dan putrinya aja Sayang... Masa iya bakal ngebuat kamu berubah jadi lesbi sih...?"

"Ya mungkin aja gara-gara beginian... Clara bisa aja jadi lesbi Maaa... Habisan... Beberapa temen Clara juga bilang kalo Clara tuh punya bakat lesbi..."
"Hahahaha... Kok mereka bisa nyimpulin seperti itu sih...? Emang mereka tahu darimana...?"

"Yaaaa... Nggak tahu Maaa...." Bingung Clara, "Mungkin... Gara-gara Clara nggak punya cowok... Dan nggak pernah jalan ama cowo... Mereka jadi bisa nyimpulin seperti itu Maa..."
"Hahaha.... Ada-ada aja temen kamu ya...?" Tawa Citra geli, "Udah-udah... Gitu aj kok jadi baper sih sayang...?"
"Nnnggg.... Nggak baper juga sih Maa... " Ucap Clara, "Cuman... Clara nggak terima aja kalo Clara dikata lesbi bareng Karnia... Khan kasian Karnianya...."
"Karnia...?" Kaget Citra, "Gara-gara kamu sering jalannya ama Karnia yaa...?"

Clara mengangguk.

"Kalo dipikir-pikir... Cerita kamu ini... Sama ama cerita Mama dulu Sayang..."
"Maksud Mama...?"
"Iya... Selain Mama sering digoda gara-gara tetek Mama ini... Mama juga sering banget dikatain begitu..."
"Serius Maa..?" Kaget Clara, "Ama dikata lesbi ama siapa Maa...?"
"Tante Imelda.... "
"Wooow... Tante Imel yang pantatnya bulet itu...? Yang gaya pakaiannya selalu kelewat seksi dan mirip artis itu...? Masa sih Maaa...?"

Citra menatap wajah Clara sambil tersenyum, kemudian mengangguk.

"Tapi... Mama sama sekali tak mempedulikan hal itu Sayang...." Ucap Citra pelan.
"Karena hal itu sama sekali nggak bener ya Maa.....?"
"Kalaupun bener... Itu bukan urusan mereka Sayang..."

"Loohh....? Jadi...? Mama ama tante Imelda...."
"Hihihi....Kamu mau tau...? Kenapa dulu Mama bisa punya cerita lesbi ama tante Imel...?"
"Mau Maa....."

Citra menghela nafas panjang sambil menatap sayu kewajah putrinya yang makin memerah karena rasa penasarannya. Setelah itu, ia mengecup puting payudara Clara pelan dan tersenyum.

"Tapi ceritanya... Sambil maenin tetek besar kamu ini ya Sayang...? Cuupp Cuppp...." Tanya Citra memberi syarat dan mengecup payudara putrinya.
"Uuuhhhh...Ssshhh.... Ngggg... Iya deh Maaa... Ooohh...." Jawab Clara menyetujui.

"Hhihihi.... Bagus..." Kekeh Citra girang, "Jadi dulu.... Sebelum tuduhan lesbi merebak ke Mama dan Tante Imelda... Mama punya beberapa temen yang udah duluan sering ngelakuin hal itu... Cuup... Hap..."
"Uuuuhhh.... Mama punya banyak temen lesbi Maa...? Uuuuhhhsss..." Potong Clara keenakan
"Yup... Dan kami berdua sering banget jalan bareng mereka.... Dari nongkrong... Nginep bareng... Mandi bareng.... Dan pada akhirnya... Dari situ... Mama pertama kalinya melihat gaya bercinta mereka..."
"Ssshhh...***ya bercinta cewe ama cewe Maa....?"
"Iya Sayang..... Sluurrrpp..."
"Eeehhmmm... Isep Puting Clara yang satunya juga Maaa.... " Pinta Clara yang pelan-pelan mulai aktif karena hisapan dan jilatan lidah ibunya.
"Hihihihi... Mulai berasa enak khan Sayang... HAP... Sluuurrrppp.... Sluuurrrppp...."
"Hoooohhh... Iya Maaa.... " Lenguh Clara kegelian, "Trus terus... Gimana lagi Maa...?"
Ya terus... Karena penasaran... Mama ama Tante Imelda secara nggak langsung jadi pengen tahu lebih lanjut... Gimana sih...? Rasanya kalo berhubungan dengan sesama jenis....Cuuupp... Sluuurrrppp...."

"Woooowww... Mama.... Ooohhh.... Pelan-pelan ngisepnya Maaa....Ngilu..." Kaget Clara kegelian, "Jadi... Setelah itu... Mama ngentot ama Tante Imelda...?"
"Hush... Clara.... Vulgar banget kata-katamu Sayang....? Kamu dapet darimana...?" Tanya Citra sembari menyentil-sentil puting keras Clara.
"Hihihi... Awww... Clara khan sering banget ngedengerin kata-kata itu dari Mama kalo sedang begituan ama Papa... Ngentot... Ngewe... Sodok memek...Isep kontol..."
"Astaga... Serius Sayang...? Kedengeran ya...?"
"Hihihi.... Nggak kedengeran lagi Maa... Malah kadang kalo Mama sedang keenakan ngentot... Teriakan Mama seolah ngebangunin orang satu komplek...."
"Aduuhh... Maaf ya Sayang... Mama nggak sadar kalo teriakan Mama sekenceng itu..."
"Keenakan ya Maa...? Gara-gara memek Mama kena sodok kontol Papa... Hihihi.... "
"Huuhssshh.. Clara... Mesum banget sih kalimatnya...?" Celetuk Clara mendengar kalimat vulgar putrinya. Yang secara spontan langsung melahap kedua payudara besar putrinya secara bergantian, "HAP.... Sluurrpp.. Sluurrpp.. Cuuupp..."

"Hihihi...Auuuwww.. Auuuww... Hihihi... Uuuhh.. Ampun Maa... Geliiii...." Tawa Clara cekikikan.
"Biarin... Biar anak Mama ini nggak vulgar-vulgar kalo ngomong...Sluurp...Sluurrpp...Cuupp..."
"Hihihi....Kok vulgar sih Maaa...? Khan emang nama barang gedhe panjang yang suka nyodokin memek mama tuh kontol khan Maa...? Kontol gedhe....Hihihi...." Tawa Clara girang melihat ibu kandungnya yang malu karena ulahnya sendiri.

"Hhhhh... Dasaaaarr anak Mama ini yaaa.... Bisa banget deh kalo ngeles...." Ucap Citra sambil menggeleng-gelengkan kepala
"Hihihihi... Terus Maa...? Gimana kelanjutan ceritanya...?"

"Hmmm... Ya gitu Sayang.... Karena lama-kelamaan makin penasaran... Akhirnya Mama ama Tante Imelda mulai nyobain berhubungan badan...."
"Wwwwooooowww... Ngentot Maa...?"
"Hihihi... Iya... Ngentot...."
"Astaga Mamaaa... Mama ternyata nakal juga ya...?"
"Terkadang... Nakal itu perlu Sayang... Selama kita nggak ngeganggu orang lain..."
"Nggg... Gitu ya Maa...?" Sahut Clara, "Terus Maa..? Mama suka nggak...?
"Hmmm.... Gimana ya ngejelasinnya... ?" Bingung Citra, "Hubungan antara sesama jenis dan lawan jenis.... Itu bener-bener berbeda Sayang..."
"Bedanya apa Maa..?"

" Mungkin... Dari chemistrynya kali ya...? " Jelas Citra, "Kalo ama cewe... Mungkin Mama merasa ada ikatan emosional... Sedang ama cowo.. Walau mama merasakan adanya rasa sayang dan cinta... Mama lebih cenderung ngerasain nafsunya aja Sayang..."

"Owww... Pantes... Makanya kalo Clara ngelihat Mama ama tante Imelda... Berasa ada hubungan yang beda... Hubungan yang jauh lebih special daripada hubungan dengan saudara Mama yang lain..."
"Hihihi.. Kamu sadar ya Sayang...?"
"Gimana nggak sadar....? Kalo setiap Mama ketemua ama Tante Imelda... Tangan Mama suka banget ngegerepe-grepe badan dia..."
"Hihihi.... Habisan... Kalo setiap kali tante Imelda deket Mama... Dia selalu minta jatah sih..."

"Kaya Papa aja ya Maa...?" Ucap Clara sambil melihat rona merah yang semakin kelihatan di wajah ibunya, " Terus Maa... ? Kalo sedang ngentot ama tante Imelda...Mama juga jilat memek dia... ?"
"Iiihhhsss... Claraaaa.... Kamu bikin Mama malu deeeehhh... HAP... Sluuurrrppp.... Sluuurrrppp....."
"Laaaaah...? Aaaaawwwww....Clara khan cuman nanya aja Maa...Hihihi... Oooohhhh..... "
"Hihihi.. Iya sih.... "
"Jadi gimana Maa..? Mama jimek apa nggak...?"
"Hmmm...Hihihi.... Mama ngelakuin semuanya sayang... Yang jimeklah... Ngentot... Semua Mama lakuin bareng tante Imelda Sayang...."

"Astaga... Serius Maa...? " Kaget Clara, "Papa tahu nggak Maa tentang hal ini....?"
"Hihihi... Ya tahu lah Sayang... Papa tahu semua hal tentang Mama... Semuanya.... Termasuk hubungan Mama dengan Tante Imelda...."
"Trus Maa... ? Papa marah nggak....?"
"Kenapa harus marah...?"
"Ya kali aja Papa cemburu karena Mama pernah ngentot ama orang lain..."

"Ngentot ama orang lain...?" Mendengar kalimat Clara, mendadak Citra terdiam sejenak. Seolah sedang mengingat masa lalunya yang penuh petualangan bersama banyak lelaki lain.

"Maa...?" Panggil Clara, "Kok sekarang gantian Mama yang bengong...?"
"Ehh... Papa ama Mama tuh... Sudah saling cinta Sayang...." Ucap Citra tiba-tiba, "Sudah tak ada lagi yang bisa disembunyikan lagi..." Tambah Citra dengan senyum yang seolah dibuat-buat.
"Terus Maa...? Gimana rasanya...?"
"Rasa apa Sayang...?"
"Ya itu...Rasanya... Ngejilat memek cewe...?"

"Oooh ituuuu..... Hmmm..... Gimana ya...? Susah banget Sayang ngejelasinnya...."
"Ayolah Maaa... Ceritain... Gimana rasanya.."
"Kenapa kamu penasaran gitu sih Sayang....? Kok kamu sepertinya mau tau banget gitu...?"
"Ya Clara khan cuman pengen tau aja Maa...."

"Hhmmm... Kalo kamu rasain aja sendiri gimana Sayang...?" Tanya Citra sambil tersenyum.
"Maksud Mama...?"

Dengan santai, Citra lalu meraba paha dalam Clara lalu dan mengusapnya perlahan.

"Kalo kamu mau... Mama bisa kasih tau... Gimana rasanya kalo memek tuh sedang dijilat-jilat Sayang..."
"Eeeeh... ? Mama mau kasih tahu rasanya....? Emang Mama mau ngejilat memeknya Claa.......?"
"Iya... " Potong Citra, "Kalo kamu beneran mau... Mama bisa kasih enak memekmu dengan jilatan lidah Mama..." Ucap Citra sambil mengusap vagina Clara pelan dari luar celana dalamnya yang sudah lembab.
"Nnnnggg.... Gimana ya...?"
"Udaaahh... Mau aja ya Sayang.... " Ucap Citra lagi sambil mulai menyelipkan jemarinya kedalam sela celana dalam putrinya. Meraba celah kewanitaan anak gadisnya yang makin basah, "Yaa..? Mau ya Sayang...?"

Clara benar-benar tak habis pikir dengan apa yang terjadi padanya akhir-akhir ini. Beberapa waktu lalu, Karnia mengenalkan kepadanya tentang nikmatnya ngobel beserta jilat memek di tempat umum. Beberapa hari lalu juga, Mike memberi pelajaran serupa mengenai bermain penis dan jilat vagina antara ayah dan anak gadisnya. Dan sekarang, ibu kandungnya akan melakukan hal serupa. Memberitahukan hubungan lesbi antara ibu dan putri kandungnya. Benar-benar sebuah kebetulan yang aneh.

"Cuuuppp.... Clara Amelia... Kamu cantik sekali Sayang..." Kecup Citra tiba-tiba pada bibir putrinya.
"Ohhh... Mama...." Lenguh Clara, "Mama juga cantik..."
"Enggaklah Sayang... Cantikan kamu kemana-mana... Cuupp...." Ucap Citra yang lagi-lagi mengecup bibir Clara, "Dan bibir ini...Oohh.... Lembut sekali Sayang...."

"Ehhhmmm... Mama... Cuupp... " Lenguh Clara ketika merasakan untuk pertama kalinya, sentuhan bibir sesama wanita. Perlahan, dibalasnya kecupan-kecupan kecil Citra. Sambil mulai menyelipkan lidah lembutnya.
 
Kisah Keluarga Bahagia - Bagian 24 | Pelajaran Buat Clara dari Mama


Sedikit-demi sedikit, ciuman Citra dan Clara pun semakin panas. Membuat nafsu Clara pun muncul dan mulai membalas perlakuan nakal ibunya. Hingga tak lama kemudian, mereka berdua sudah berciuman sambil saling bergulat lidah.

"Ooohh.. Mama.... Cuupp... Sluurrpp..Sluuurrpp... " Lenguh Clara sambil menyusupkan lidah basahnya dalam-dalam ke mulut Citra. Mengajak lidah ibunya untuk terus bergulat didalam mulutnya.
"Ooohh.. Sayang... Kamu ternyata sudah mahir banget ya berciumannya... Cuupp.. Sluurrpp..."
"Sshh.. Sluurrpp... Eeehhhmmm... Lidah Mama lembut banget Maaa..."
"Oohh....Clara... Kamu bikin Mama sange deh Sayang..."

"Oohh.. Clara juga Maa... Udah sange banget..."
"Hihihi... Pantes memekmu udah basah licin begini..." Celetuk Citra sambil menyelipkan jari tangannya lagi kedalam liang senggama putri kandungnya.
"Looohhh... Mamaaa.... Sssshhh... Mama mau apa...?"
"Hihihihi... Mama mau kasih kamu enak Sayang..." Jawab Citra, "Kamu mau khan....?"
"Nnngg... Oooohhh... Iya Maaa... Mau banget...."
"Kalo begitu... Lepas rok dan celana dalammu Sayang... Mama mau jilatin memekmu...." Ucap Citra yang kemudian beranjak dari samping Clara dan berjongkok didepan selangkangan putrinya.
"Beneran Maa....?"
"Iya Sayangnya Mamaaa... " Kecup Citra pada paha dalam Clara, sembari menyelipkan tangannya ke belakang rok Clara dan melepas kaitan rok seragamnya.

"Ooohh.. Geli Maaa...."
"Hihihihi... Bentar lagi... Kamu juga bakal ngerasain rasa geli yang lebih enak lagi Sayang... Jaauuuhhh lebih enak lagi..." Ucap Citra sambil terus mengusap paha mulus putrinya. "Ayo dibuka semuanya...."

Dengan menaikkan sedikit pantatnya, Clara pun melepas rok dan celana dalamnya. Turun melewati kedua kaki jenjangnya yang mulus dan ramping. Hingga tak lama kemudian, Clara sudah benar-benar telanjang bulat sambil rebahan dihadapan ibu kandungnya.

"Hmmm.... Badan kamu memang bener-bener sempurna Sayang...." Ucap Citra sambil terus merabai paha Clara. "Kulitmu bener-bener mulus sayang... Dan memekmu... Hihihi... Gemuk dan masih gundul yakk..?" Tambah Citra sambil mengusap gundukan lembut pada selangkangan putrinya.
"Sssshhh.. Mama.. Geli Maaa... " Lenguh Clara yang mulai terbawa kedalam permainan birahi ibu kandungnya.

"Ck.. Ck... Ck... Memek kamu ini... Bener-bener memek yang cantik Sayang... " Puji Citra lagi sembari terus memijat otot-otot selangkangan Clara, "Ini memek..... Masih perawan khan...?"
"Iyalah Maaa... Clara masih perawan...."
"Kamu udah pernah masturbasi...?" Tanya Citta lagi sembari menguak celah vagina putrinya. Seolah memeriksa selaput dara Clara lebih dekat.
"Ngggg... Gimana ya... Nggg..."
"Jawab aja yang jujur Sayang... Mama nggak marah kok..."
"Nnnggg.... Udah Maa..." Jawab Clara takut-takut.
"Hihihi... Bagus... Nggak apa-apa kok Sayang... Tenang aja... " Ucap Citra sambil tersenyum, "Pake jari atau pake alat...?
"Nnggg... Jari Maaa..."
"Hmmm... Coba... Kasih liat ke Mama dong gimana caramu kalo sedang ngobelin memek..?"

"Aduuhh.. Clara malu Maaa..."
"Kok malah malu sih Sayang..? Masa ama Mama sendiri malu...?" Ledek Citra yang terus mengamati vagina putrinya yang makin membasah banjir.
"Ya khan Clara belom pernah ngobelin memek didepan Mama... Jadi ya malu Maa..."
"Hihihi... Yaudah kalo malu.... Mama juga nggak masalahin... Karena ntar pelan-pelan... Rasa malumu ke Mama juga bakalan hilang...... Cuuppp...."

Tiba-tiba, Citra memajukan wajahnya keselangkangan Clara dan langsung mengecup serta menjilati liang penuh lendir milik putrinya. Membuat anak gadisnya itu seketika menggeliat-geliat keenakan karena gatal birahinya.

"Huuuooohhh... Maaamaaaa... " Jerit Clara kelojotan.
"Enak khan Sayang....?"
"Ooohh... Ooohhh.... Hiyaah Maaaa... Ooohhh.... Eeeenaaaakkk....."
"Nikmatin aja Sayang... Nikmatin... " Desah Citra kembali melahap vagina basah putrinya, "Sluuurppp.. Sluuurrrppp....Muuuah.. Cup cup... Sluuurrrppp..."
"Oooohhh... Mamaaaaaaa...."

Walau Clara sudah beberapa kali merasakan jilatan lidah pada vaginanya, namun bersama ibu kandungnya, ia merasakan jilatan yang jauh lebih enak daripada seblumnya. Hisapan mulutnya, selipan lidahnya, hingga seruputan bibir ibunya, berpuluh-puluh kali lebih nikmat daripada apa yang telah dilakukan oleh Karnia ataupun Mike. Membuat gelombang orgasmenya cepat sekali meninggi.

"Ohhh... Mamaaa... " Lenguh Clara dengan tubuh kelojotan tak terkontrol, saking enaknya. Kakinya berulangkali menendang-nendang kesamping, karena tak mampu menahan gelombang orgasmenya yang semakin dekat, "Ooohhh... Heeehhhggghhh.. Heeehhhggghhh.. Mamaaa.... Ooohhh..."
"Hihihi... Jangan ditahan Sayang... Teriak aja kalo kamu suka memek kamu dijilatin begini...."
"Ooohh..... Iyaaa Maaammaaaaaa... Ooohhh... Clara sukaaaa... Sukaa bangeett Mama jimekin gini... "

"Sluurrpp.... Cruucuupp... Sluurrpp.... Cup cuuppp...." Suara kecipakan lidah dan mulut Citra yang tak henti-hentinya menyeruput serta menggelitik vagina putri kandungnya yang makin lama makin membanjir basah karena lendir birahinya.

"Lendir kamu gurih banget Sayang... Mama sukaa.."
"Ooohhh.... Mulut ama lidah Mama juga enak Maaa... Geli bangeeett... Ooohhh.... Ooohhh.... Bikin Clara mau ngecrit Maaa.. Ooohh.... Ooohhh.... Ooohhh.... "
"Woow..... Cepet amat Sayang...? Cup... Cuupp... Muaaahhh...."
"Nggak tau Maaa.... Yang jelas... Ooohhh... Anjrit... Clara sepertinya udah mau ngecrit Maa..." Jerit Clara karena mendapat jilatan dan hisapan dari mulut Citra. Matanya tiba mendelik-delik keatas, mulutnya menganga lebar dan mendesah-desah keenakan.

"Yaudah kalo kamu mau ngecrit Sayang..? Sookk.... Ngecrit aja yang banyak...Sluurrpp... Cup Cup... "
"Ooohh..... Mamaaa... Ooohhh.... Ssshhh... Ooohhh.... ANJRIITT... MAAAMMMAAAAA..... Clara maaau ngecrittt niiiihhhhh... Ooohhh.... Ooohhh.... Ooohhh...."
"Iya Sayang... Iyaa... Keluarin aja semuanya... Sluurrpp.. Sluuurrppp..."
"OOOHHH.... OOOHHH.... OOOHHH.... MAAMMAAAA... OOHHH..... NGENTOTTTTT... CLARA KELUAR MAAA... CLARA KELUAAARRR...OOOOHHH.... AAARRRGGGHHHH......"

CRET CREETCREET... CREECEEET CREET.... CRET CREETCREET... CREECEEET....

Dalam hitungan sepersekian detik, vagina Clara menyemburkan cairan orgasmenya. Memancarkan cairan kenikmatannya dengan kencang, banyak dan deras kewajah ibu kandungnya. Hingga dalam sekejab, hampir seluruh wajah dan pakaian Clara langsung dibuat basah olehnya.

CRET CREETT... CREETCREET CREECEEET

"Ooohhh Mamaaaa... Ooohh... Ngentooott....Ooohh... Ooohh... Ooohh... Enak sekali Maaa...." Lenguh Clara keenakan dengan tubuh yang masih menggelijang-gelijang nikmat.
"Astaga Clara Sayang... Kamu bisa squirting... " Kaget Citra dengan wajah yang sudah basah kuyup akan lendir orgasme putri kandungnya, "Iya... Bener... Kamu bisa squirting..."
"Oohh.. Iya ya... Ooohhh..."

"Berarti... Kamu bisa multiple orgasme tuh sayang...." Iseng Citra yang kemudian kembali menjilat tonjolan klitoris putrinya sembari menggelitik vagina yang terus-terusan memancarkan cairan kenikmatannya.

"Ooohh... Oohhh... Oooohhh... Jangan dijiat lagi Maaa..."
"Hihihi... Mama cuman pengen tahu aja Sayang...."
" Ooohhh... ..Oooohhh.... MAMAAAA.... OOOHHH.... NGENTOOOOTTT.... JAANGAAANNN MAAAA... OOOHHH... JANGAAANNN.... NTAR CLARA NGECRIT LAAAGIII MAAA....OOOHH...."

CRET CREETTT... CREETCREET... CREECEEET CREET.... CRET CREETCREET... CREECEEET....

Lagi lagi semburan orgasme vagina Clara menyemprot begitu kencang dan banyak. Hingga semakin membasahi tubuh Citra yang masih berjongkok di depan selangkangannya.

" Ohhh.... Ohhh.... Ampun Maaa.... Ampuunn.... Jangan jimek memek Clara lagi... Clara lemes Maaa... Hhh... Hhh... Hhh... Bikin memek Clara ngilu bangeeett...." Ucap Clara dengan nafas putus-putus.
"Hihihi... Nggak apa-apa dong Sayang... Ngilu-ngilu enaaak... Sluurrppp... "
" Ohhh....Beneran Maaa.... Memek Clara... Jangan dijimek lagi... Hhh.. Hhh... Hhh... Ampuuunn...."
"Harus dibiasain Sayang... Biar multi orgasmemu makin dahsyat...."
"Ooohh... Ampun Maaa.. Mungkin nanti lagi aja ya Maa jimek memek Claranya... Jangan sekarang.. " Pinta Clara lirih, "Clara udah bener-bener lemessss.... Hhh... Hhh... "
"Hihihi... Baiklah kalo begitu... Cuuupp... " Kecup Citra untuk terakhir kalinya pada vagina putrinya.

"Ooohhh Mamaaa... " Seru Clara dengan nada bergetar.
"Hihihi... Muka kamu lucu deh Sayang kalo abis keluar... Cantiknya makin keliatan..."
"Iiihhhsss.... Mama mesum dehh...." Balas Clara malu-malu
"Hihihi... Kok mesum sih...?"
"Habisan... Mama bikin Clara jadi sange mulu Maaa.... Kalo memek Clara dijilat-jilat gini..."
"Hihihi... Kamu juga bikin Mama sange Sayang... Gara-gara jimek memek kamu... Mama jadi becek juga nih... " Ucap Citra yang kemudian merogoh kedalam celana dalamnya dan mencolek liang vaginanya.

"Serius Maa...?"
"Uuuhh.... Beneran Sayang... Memek Mama udah basah banget inih..... " Tambah Citra sambil mengeluarkan jemarinya yang belepotan lendir birahinya dan mendekatkannya pada wajah Clara, "Lihat nih... Udah becek banget khan memek Mama Sayang...?"

Melihat jemari penuh lendir didepan wajahnya, entah kenapa Clara tiba-tiba menangkap pergelangan tangan ibunya, dan mendekatkannya pada wajahnya. Dihirupnya pelan aroma vagina ibunya dalam-dalam sebelum kemudian Clara tersenyum lebar. Setelah itu, ia langsung menjilat jari Citra lekat-lekat.
"Slluuurrrppp.... Nyam nyam..."
"Loh...? Eeehhh...? Sayang...?" Kaget Citra melihat kebinalan putrinya.
"Hihihi... Lendir Mama ternyata rasanya enak ya Maa...? Asin-asin gurih... " Ucap Clara yang tiba tiba mencaplok semua jari ibunya.
"Enak...? Emang kamu suka Sayang...?"
"Sluurrpp... Suka Maaa... "Jawab Clara singkat, "Malahan.. Kalo ngejilat lendir memek Mama gini.... Bikin Clara jadi sange lagi Maaa.... Hihihihi..."
"Wah wah waaaahhh... Ternyata anak Mama nakal juga yaaa...? Sluuurrrppp... Cuupp... Cuuppp..." Ucap Citra sambil kembali mengecup dan menyeruput lendir vagina putrinya.

"Ooohhh.. Mamaaa.... Sssshhhh.... Gara-gara Mama nih Clara jadi demen lendir memek Mama.... Oohh.. Maaa... Pelan-pelan ngobel memeknya Maa.....Memek Clara masih... Ooohh..... Ngiluu..."
"Ngilu tapi doyan dijimek ya Sayang...?"
"Habisan... Clara jadi bener-bener sange Maaa... Ooohhh... Mamaa...." Lenguh Clara sambil terus menjilati jemari Citra sampai benar-benar bersih, "Ooohhh... Bagi lendir memeknya lagi Maaa..." Pinta Clara supaya Citra mencolek lendir vaginanya dengan jari tangannya yang lain.
"Waaahhh... Doyan kamu Sayang...? Sluurrpp... Juuhh.. Sluuurrppp...."
"Hihihi... Nggak tau kenapa Maaa... Lama-lama... Kok rasanya jadi makin enak ya Maaa....?"
"Enak gimana Sayang..?Sluurppp..."
"Ooohhh... Ya enak aja Maaa... Mirip rasa pejuh...." Ucap Clara keceplosan.

"Haaahh...? Rasa pejuh...?" Kaget Citra, "Emang....Kamu udah pernah ngerasain pejuh...?"
"Eeehhh... Nggg.... Anu.... Itu...." Jawab Clara dengan nada bingung.
"Pejuh siapa sayang...?" Tanya Citra lagi, "Kamu udah pernah ngerasain pejuh siapa...?"
"Nnnnggg.... Anu.... Maaa... Clara.... Nggg......"

"Jawab Sayang.... Kamu udah pernah ngerasain pejuh siapa...?" Cecar Citra sambil buru-buru beranjak dari posisinya dan kembali duduk disamping Clara. Matanya menatap tajam kearah Clara sambil mengangkat dagu lancip putrinya, "Kamu udah punya cowo ya...?"
Clara menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Temen deket...?"
Lagi-lagi Clara menggelengkan kepalanya.

"Lalu... Kalo kamu belom punya cowo... Kok kamu bisa tahu rasanya pejuh...?"
"Nnnggg... Clara.... Nngg...." Bingung Clara menjawab pertanyaan ibunya.
"Lihat ke mata Mama Sayang... " Ucap Citra yang mulai emosi. Lagi-lagi Citra mengangkat dagu putrinya dan membelokkan kepala putrinya supaya menghadap kearahnya. Setelah itu, ia menatap mata Clara dalam-dalam.

Dengan wajah penuh ketegangan, Clara mau tak mau menuruti permintaan Citra. Ia menatap mata bulat ibu kandungnya dengan perasaan takut. Detak jantungnya berdebar begitu kencang karena tahu, ibunya pasti bakal marah dengannya. Dan lebih parahnya lagi, jika ia membuka mulut dan memberitahukan tentang hal mesum yang sering ia lakukan bersama ayah kandungnya, bisa jadi jika hal itu bakal merusak hubungan kedua orangtuanya.

"Bodoh kau Clara... Kamu benar-benar bodoh..." Rutuk Clara pada dirinya sendiri.

"Clara..." Panggil Citra lagi.
"Ehh.. I...Iya Maaa...?" Jawab Clara gugup.
"Mama nanya ke kamu sekali lagi ya Sayang...? Kalo kamu belom punya cowo ataupun temen deket... gimana ceritanya kamu bisa ngerasain rasa pejuh...?"
"Nggg... Anu Maaa... Itu... Nggg...."
"Tinggal jawab aja kok susah banget sih...?" Tanya Citra berusaha menebak dengan nada yang mulai meninggi, "Ayo Claraaa... Jawab..."
"Ngggg.... Anu... Itu pejuhh... Ngggg..." Jawab Clara makin bingung. Ia benar-benar tak tahu harus berkata apa. Berulangkali Clara berusaha menundukkan kepala, menghindar dari tatapan tajam ibunya.

"Clara....? Jawab Mama dong Sayang... Pejuh siapa yang udah pernah kamu rasain itu...?" Ulang Citra lagi dengan nada bicara pelan, tegas dan dingin. Khas nada bicara ketika Citra mulai emosi.

Karena takut, Clara sama sekali tak berani menjawab pertanyaan Citra. Gadis belia yang masih bertelanjang bulat disamping ibu kandungnya itu hanya bisa terdiam sambil terus menundukkan kepalanya. Yang bisa ia lakukan hanya terisak ketakutan sambil mendekap tubuh telanjangnya.

Melihat ketakutan diwajah putrinya, Citra pun sadar jika sikap emosional sama sekali tak akan bisa memecahkan sebuah perkara. Terlebih ketika putrinya mulai sesenggukan dengan butiran air mata yang sedikit demi sedikit menetes jatuh dari pipi dan dagu Membuat Citra buru-buru menarik nafas panjang dan sedikit meredakan emosinya. Setelah itu, Ia mengusap paha Clara pelan sembari mengelus rambut panjangnya.

"Aduuhhh.... Aduuuhh..... Cup Cuuuppp Cuuuppp... Jangan nangis gitu dong Sayang... Mama khan cuman pengen tahu aja..." Ucap Citra lembut sambil memeluk tubuh telanjang putrinya, "Mama nggak marah kok Sayang.... Mama cuman nggak pengen kamu salah pergaulan...."
"Hiks hiks... Beneran Mama nggak marah...?" Tanya Clara yang akhirnya membuka suara.
"Iya Sayang... Mama nggak marah...."
"Janji...?"
"Hhhhhh.... Iya Sayang... Mama janji...." Ucap Citra sambil menghela nafas panjang, "Jadi... Kamu dah pernah ngerasain pejuhnya siapa Sayang...?"

"Pejuh Kakak Maaa...." Ucap Clara lirih dengan wajah yang masih menunduk.
"Pejuh Kakak...? Maksud kamu... Kamu pernah ngerasain pejuh Ciello...? pejuh daro kontol kakak kandungmu...?"
"Iyyaa Maaaa..."
"Cuman kakakmu aja...?" Tanya Citra lagibdengan tatapan mata penuh selidik, "Nggak ada yang lain...?"

Clara menggeleng. Dengan wajah makin menunduk.

"Ayo jujur aja Sayang... Mama tahu kok kamu juga pernah ngerasain pejuh siapa lagi..." Ucap Citra mencoba berspekulasi, "Mending Mama tahu hal itu dari mulut kamu... Daripada Mama tahu dari mulut oranglain..."

"Sebenernya...." Bingung Clara lagi,
"Iyaa...? Cerita aja Sayang..."
"Nnngggg... Sebenernya... Clara juga.... Nnnggg... Clara juga pernah ngerasain pejuhnya Papa Maa..."
"Pejuh Papa...?" Heran Citra, "Emang Papa sering ngapain kamu...? Kok kamu bisa sampe ngerasain pejuh Papamu...?"
"Ngggg.... Papa sering... Nnnggg... Papa sering minta tolong Clara buat... Nnnggg... "
"Buat apa Sayang....?"
"Papa sering minta tolong ke Clara buat ngocokin kontolnya Maaa..."

Bak mendengar petir di siang bolong, Citra kaget bukan kepalang. Ia tak mengira jika hubungan antara putri dan suaminya sudah sejauh itu. Yang walau semenjak awal Citra sudah cukup mengetahui tentang hasrat Mike untuk bisa meniduri Clara mulai terlihat, namun ia sama sekali tak mengira jika suaminya itu sudah mulai mewujudkannya secara diam-diam.

"Tapi.... Memek kamu... Masih perawan khan Sayang...?" Bisik Citra sambil melirik kearah vagina Clara yang masih becek.

Tak menjawab pertanyaan Citra, Clara hanya bisa mengangguk pelan.
"Papa udah pernah masukin kontolnya ke memek kamu belom.....?"
Clara menggelengkan kepala.
"Jadi bener nih... ? Kamu masih perawan...?"
"Iya Maaa... Memek Clara masih perawan... Belom pernah dimasuki kontol siapapun juga..." Jelas Clara lirih, "Ya kalo Mama nggak percaya... Nihhh.... Lihat aja sendiri..." Tambah Clara yang buru-buru membuka kedua kakinya dan menyibakkan liang vaginanya lebar-lebar ke hadapan Citra.

"Astaga Sayaang.... Kalian berdua kok bisa sampe ngelakuin hal itu sih...?" Heran Citra menatap suguhan pemandangan vagina putrinya dengan tatapan penuh rasa penasaran, "Emangnya... Gimana ceritanya sih kalian sampe bisa ngelakuin hal mesum seperti itu...?"
"Nnnggg... Jadi....."

Belum juga Clara sempet menceritakan awal mula kejadian mesum antara dirinya dan ayah kandungnya, tiba-tiba, terdengar suara benda terjatuh dari arah tangga. Yang membuat kedua wanita itu spontan menengok .

GEEDDDEEEBUUUGGHHH...

"Ciello....", "Kakak... " , Kaget Citra dan Clara secara bersamaan.

"Ssshhh.... Aduuuhhh... Sssshhh... Aaadaaawww.... " Rintih Ciello kesakitan sambil tiduran dilantai dekat tangga. Dengan wajah bersemu merah, ia buru-buru memasukkan batang penisnya kedalam celana. Tak peduli dengan muncratan cairan bening yang masih memancar-mancar dari ujung penisnya.

"Aduuuhh... Hati-hati Sayang....Kok bisa sampe jatuh gitu sih...?" Ucap Citra buru-buru beranjak dari depan putrinya dan berjalan mendekat kearah Ciello.
"Ssshhhh... Nggak kenapa-napa Maaa..." Bohong Ciello dengan nada kikuk.
"Beneran nggak kenapa-napa...?" Lirik Citra kearah tonjolan yang ada diselangkangan Ciello, "Nggak ada yang patah...?" Tambahnya lagi sambil memeriksa setiap jengkal tubuh putranya.
"Iya Maaa... Ciello nggak kenapa-napa kok..." Tambahnya lagi sambil buru-bur membuka kaosnya dan mengelap ceceran cairan bening di anak tangga.

"Emang kamu habis ngapain sih Sayang...? Dan itu dilantai air apaan...?" Tanya Citra penasaran.
"Ehhhh... Ini air minum Ciello tumpah Maaa..."

"Bohong Maaa... Itu bukan air minumm... Itu pejuh Kakak... " Celetuk Clara dari ruang keluarga.
"Pejuh Kakak...? Kamu kok tahu Sayang..?"
"Itumah sudah kebiasaan Kakak Maaa.... Dia khan suka ngocokin kontol jeleknya dimana aja..." Jawab Clara sewot.

"Kak Ciello tuh pasti tadi sedang ngocokin kontolnya.... Dan dia juga jatuh gara-gara kepleset pejuhnya sendiri..." Tambah Clara sambil memunguti baju beserta tas sekolahnya yang masih berserakan di ruang keluarga. Setelah itu, dengan tubuh yang masih telanjang bulat, ia ikut mendekat kearah ibu kandungnya berada. "Makanya Kaaak... Jadi orang tuh jangan suka ngintip...."

"Yeeee..... Siapa juga yang onani dan ngintipin...? Orang ini Kakak beneran kepleset...." Seru Ciello mempertahankan alasannya.
"Ya kalo Kakak ngintip nggak sambil ngocokin kontol... Mana mungkin dilantai tangga itu ada pejuh yang berceceran begitu..." Celetuk Clara sambil berjalan naik melalui anak tangga, namun dengan langkah berjingkat, khawatir menginjak ceceran lendir dilantai dengan kakinya.

"Eehhh... Jangan asal nuduh kalo nggak ada bukti...." Sangkal Ciello,
"Mau bukti apalagi Kak...? Liat aja kontolmu Kak... Wong masih ngecrotin pejuh gitu kok malah mau menyangkal..." Tunjuk Clara kearah selangkangan kakaknya.
"Huuuhhh.. Kamu tuh yaaaa... Dasar tetek wewe gombel..." Seru Ciello kalah debat sambil meremas salah satu payudara Clara.
"Iiihhhhsss... Kaakaaakkk.... Apaa'aan siiiihhhh.... " Seru Clara sambil berusaha menepisi tangan jahil kakakk kandungnya.

"Ciellooo.... Claraaaa.... Udah... Udah... Udah.... Kalian tuh ya... Kerjaannya berantem mulu..." Hardik Citra keras kepada mereka berdua. Membuat keduanya langsung menghentikan pertengkarannya.

"Clara... Udah udah... Kamu buruan cepet naik keatas... Pake baju trus tunggu Mama dikamar.... Mama nanti mau ngobrol banyak ama kamu..." Jelas Citra tegas, "Dan kamu Ciello.... Buruan pel lantai sampe bener-bener bersih... Mama nggak pengen ada yang kepleset gara-gara pejuh kamu yang berceceran..."

"Hhhh... Mama kadang nggak habis pikir ama kalian berdua... Kerjaannya kok beranteeeemm mulu... Bikin Mama puyeng aja... " Seru Citra sambil berjalan meninggalkan kedua anaknya dan melangkah masuk kedalam kamar tidurnya.
 
Terakhir diubah:
Kisah Keluarga Bahagia - Bagian 25 | Rejeki Tak Terduga Ciello...



"Kalo udah ngurusin anak... Nggak pernah bakal bisa kelar..." Ucap Citra dalam hati, "Semakin besar mereka tumbuh.... Semakin banyak pula hal yang harus diurusin...."

Dengan malas, Citra melangkah ke meja riasnya. Duduk di bangku pendek sambil menatap lurus kedepan, kearah cermin rias yang menampakkan wajah cantiknya.

"Ooohh lendir Clara..." Bisik Citra sambil mengamati wajah lepeknya yang baru saja disembur oleh cairan kenikmatan putri kandungnya, "Mama sama sekali nggak nyangka... Kalo kamu juga senakal itu Sayang... Sudah mulai bermain-main dengan kontol Mike... "

"Putri kandungku... Mempermainkan kontol suamiku...."
"Bakal sejauh apa kamu bermain-main dengan ayahmu Sayang...?"
"Ohhh....Clara...Mike.... dan Ciello....Kalian benar-benar membuatku pusing...." Ucap Clara yang kemudian merayap naik ketempat tidur. Berusaha menenangkan kekalutan pikirannya.

"Apa Mike sudah tahu kelakuan mesumku dengan Ciello ya...? Sehingga ia berani berbuat seperti itu bersama Clara...?" Batin Citra berusaha mengkoreksi diri, "Ah... Tapi nggak mungkin... Mike sama sekali tak pernah berada dirumah ketika aku sedang bermesraan bersama Ciello..."

"Tapi... Kalo Mike beneran bisa tahu mengenai hubunganku dengan Ciello... Kenapa ia tak pernah membahasnya sama sekali...? Malahan dia bermain api dibelakangku...?"

"Bermain api....?" Ucap Citra lirih.

"Sama sekali nggak kebayang... Kalo memek Clara yang mungil itu beneran dientot oleh kontol panjang dan besar milik Mike..." Pikir Citra lagi sambil membayangkan segala kemungkinan yang terjadi pada hubungan putri dan suaminya, "Kalau begitu... Apa itu artinya aku juga harus membalas Mike dengan melakukan perbuatan yang sama...? Ngentotin kontol Ciello yang tak kalah besar itu...?"

"Oooohhh.. Kontol Ciello.... " Lenguh Citra yang tiba-tiba, mulai meraba-raba liang kewanitaannya sambil membayangkan sodokan tajam penis anak kandungnya, "Kalo Mike sampai berani berlaku mesum kepada Clara.... Kenapa aku tidak ya...?" Tambah Citra yang entah kenapa merasa semakin terangsang karena bayangan erotis penis Ciello membelah liang sempit vaginanya
"Sssshhhh... Ciellooo.....***ra-gara Papa... Mama bisa ngewujudin kepengenan Mama nih... Oohhh... Disodok kontol besar anak sendiri..... Ehhmm..." Desah Citra yang dengan satu jarinya, mulai mengusap biji klitorisnya yang perlahan mulai membesar. Menggosok dan mencubiti daging mungil yang ada diantara liang bibir kenikmatannya. Semakin lama semakin cepat, cepat dan cepat. Hingga tak memerlukan waktu lama, kecipakan lendir vaginanya mulai terdengar nyaring. Meleleh keluar seiring gerakan kocokan jemarinya keluar masuk di liang peranakannya.

CLOK CLOK... CLOK CLOK CLOK CLOK.... CLOK CLOK... CLOK CLOK...

"Oooohhh.... Ssshhhh... Cielloo.... Sini'in kontolmu Sayang... Mama pengen ngejilat batang panjangmu... Oooohhhh...Ciellooo Saayaaangg..." Lenguh Citra sambil meremas-remas kedua payudaranya. Tak lupa, ia juga memilin sembari menggigit-gigit putingnya pelan.
"Eeehhmmmhhh... Iyaaa Sayang.... Ssshhh.... Ooohhh..... Isep tetek Mama... Iseep... Issep yang kenceng Sayaaang... "Racau Citra keenakan sambil terus mengobel vaginanya sendiri.

CLOK... CLOK CLOK... CLOK CLOK

"Oooohhh... Iyaaa... Iyaaahhh... Terus Saayang... Isep tetek Mama yang kenceng Sayang... Isep yang kenceeng... Ooohhhh..." Sambung Citra yang makin tenggelam dalam gelombang birahinya.


CLOK CLOK CLOK... CLOK CLOK.. CLOK CLOK.. CLOK CLOK..

Tak henti-hentinya, Ibu dua anak itu terus mengocok liang vagina sempitnya dengan kecepatan tinggi, berharap agar kedutan getar birahinya dapat segera ia rasakan dengan nikmat.

Namun aneh. Pada permainan jarinya kali ini, Citra merasa ada sesuatu yang berbeda. Ia merasa jika masturbasinya ini jauh lebih nikmat daripada biasanya. Terlebih ketika ia memikirkan tentang perbuatan mesum Mike ketika mencabuli putri kandungnya, membuat orgasmenya terasa lebih cepat datang. Oleh karenanya, tak jarang Citra lepas kontrol untuk menahan diri supaya tak berteriak karena kenikmatan kobelan jarinya sendiri.

"Ooohhh... Kamu nakal Maasss.... Kamu ... Ooohh... Nakal..... Shhhhh....." Seru Citra terus mengobel vaginanya, "Kamu tega mencabuli putri kandungmu... Oooohhh... Kamu tega menyemprotkan pejuh kontolmu pada putrimu sendiri.... Ooohhh... Kamu nakal Maaasss....."

CLOK CLOK CLOK... CLOK CLOK CLOK CLOK CLOK CLOK

Semakin nikmat Citra merasakan gelombang orgasmenya datang, semakin kencang pula ia mendesah dan berteriak keenakan. Akibatnya, Ciello yang baru saja selesai membersihkan lantai didekat ruang keluarga, mampu mendengar lenguhan-lenguhan ibu kandungnya yang sedang memacu birahinya itu. Akibatnya, Ciello pun penasaran dan mendekat kearah kamar Citra. Mencari tahu lebih jelas tentang apa yang sedang terjadi pada ibunya. Dan begitu ia sampai didepan pintu kamar Citra, ia mendapati pemandangan yang seketika mampu membuat penisnya tegang kembali.

"ASTAGA... Memek Mamaaa..." Kaget Ciello dengan mata terbelalak menatap suguhan vagina berdaging merah muda tanpa rambut milik Citra yang menghadap tepat kearah pintu. Dengan lutut yang tertekuk keatas membentuk huruf M, membuat Ciello dapat dengan puas melahap semua tingkah mesum ibu kandungnya..

CLOK CLOK... CLOK CLOK CLOK... CLOK CLOK CLOK CLOK

"Oooohhh... Maaassss.... Adek bakal balas kamu Maaass.... Adek bakal balaaaasss kaamuuu...." Lenguh Citra sambil terus mengaduk jemari tangannya pada liang beceknya, "Cieeeelllooo.... Sini Sayaannggg... Oooohhh.... Ayo masuk...." Panggil Citra ditengah khayalannya.

Mendengar namanya dipanggil, membuat Ciello mengira jika Citra benar-benar mengajaknya masuk kekamar dan bermain birahi bersamanya. Penis Ciello pun langsung ikutan mengeras melihat kondisi telanjang Citra yang begitu menggairahkan. Membuanya langsung meremas-remas batang penis kebanggannya dari luar celana.

"Ooohhh... Ciellooooo.... Isep memek Maaamaa Sayang... Sssshhh... Ooohhh....Isep yang kenceng... Oooohhh... Ciello Sayaaang..." Erang Citra berulangkali, seolah benar-benar sedang berbicara dengan putranya.

Mendengar kalimat-kalimat mesum Citra, membuat Ciello menjadi kehilangan akal. Ia merasa jika lenguhan-lenguhan yang diucapkan ibunya itu adalah sebuah undangan baginya untuk bisa ikut bergabung dan bermain birahi bersama wanita yang telah melahirkannya.

"Oooohhh... Ssshhh.... Iya begitu Sayangg... Isep memek Mama Sayang... Iseeepp... Ooohh...Jilatin juga itil Mama Sayang... Ooohhh... Ngentottt..... Enak sekali lidah Sayang...Ooohhh...Enak sekali...."

Karena berulangkali mendengar desahan ibu kandungnya, Ciello pun mulai terbuai dalam imajinasinya. Sehingga perlahan, ia pun membuka pintu kamar Citra dan melangkah kedalam. Mendekat kearah ibu kandungnya yang sedang telanjang dan memacu birahinya cepat-cepat.

CLOK CLOK... CLOK CLOK CLOK... CLOK CLOK CLOK CLOK

"Oooohhh.. Ngeentttooott.... Ciello Saaayaaaanngg... Isep yang kuat Sayang.... Ooohh... Enak sekali Saayaaanngg... Jilatanmu... Bikin memek Mama makin nyut-nyutan... Bikin Mama cepet mau keluaaarrr... Ooohh... Enaakk... " Erang Citra dengan tubuh yang terus meliuk-liuk keenakan. Matanya terpejam erat dengan punggung yang melengkung-lengkung kebelakang

CLOK CLOK... CLOK CLOK CLOK... CLOK CLOK CLOK CLOK

"SSHHH....Oooohhh... Ngeentttooottt... NGENTTOOTTT... Ciiieellloooo... ISEP yang kenceng Sayang... Oohh... Jilaat memek Mama....Gigit itil Maamaa... Ooohh.. Ngeentttooott....NGEENTOOOTTTTT....."

"Oohh... Mama... Ciello nggak tahan lagi Maaa... " Desah Ciello yang tak mampu lagi membendung gejolak birahinya., "Kalo memang Mama mau Ciello entotin... Ciello bakal bantuin...." Tambah putra kandung Citra yang makin gelap mata.

Selagi Citra masih tenggelam dalam kenikmatan birahinya, Ciello pun buru-buru melepas semua baju yang menempel pada tubuhnya. Setelah itu, ia merangkak naik keatas tempat tidur Citra. Dengan perlahan, Ciello mendekat ke tubuh Citra yang masih terus mengocoki vagina beceknya sambil menatap gerakan jemari tangan ibu kandungnya dari dekat.

CLOK CLOK... CLOK CLOK CLOK... CLOK CLOK CLOK CLOK

"Mama rupanya sudah benar-benar tenggelam dalam lautan birahinya.... "Celetuk Ciello ketika ia naik ketempat tidur. "Mama benar-benar nggak sadar akan adanya aku..." Tambah Ciello girang.

"Oooohhh... Ciieeellloooo... Bantuin Mama orgasme Sayaangg... Bantuin Mama buat ngebales tingkah mesum Papamu..... OOHHH.. Iyaa.... Begitu Sayang... Ssshh... OOHHHHH.... NGENTOOTTT...."

CLOK CLOK... CLOK CLOK CLOK... CLOK CLOK CLOK CLOK CLOK... CLOK CLOK

"SSSHH... OOOHH... NGENTOTTT... OOHH... Jilatan lidahmu memang enak banget Cielloo... Bikin memek Mama nyut-nyutan... Oooohh... Terus Sayang... Oohhh... Ssss.... Bentar lagi Mama keluar Sayang.... Oooohh.. Bentar lagi Mama mau ngecrot Cielloku Saayang... Oooohhh...."

"Inilah saaatnya..." Batin Ciello ketika melihat tanda-tanda tubuh Citra yang mulai kelojotan karena akan mendapat gelombang orgasmenya, "Aku harus bisa menyodok memek Mama.... Iya... Harus bisa...." Tambah Ciello yang ingin segera mewujudkan khayalan mesumnya itu. Ia benar-benar ingin bisa menyetubuhi tubuh ibu kandungnya secepatnya.

"Heh Kontol....Itu lubang memek yang bakal menjadi target tujuanmu... " Ucap Ciello pada batang penisnya dalam hati, sambil merangkak lebih dekat ke tubuh ibu kandungnya, "Itu lubang nikmat yang bakal ngambil keperjakaanmu....." Tambahnya lagi sambil mulai mengocok dan mengarahkan kepala penisnya maju keselangkangan sempit Citra.

CLOK CLOK... CLOK CLOK CLOK... CLOK CLOK CLOK CLOK CLOK... CLOK CLOK CLOK...

"Ooohhhh... Ciellooooo.... Iyaaaa.... Iyaaa terus begitu Saaayaaanggg.... Jilat yang kuaaat... Sedot lendir memek Mamamu ini Sayaaang... Ooohh issseeeeppp.... Ssshhh... Ooohhhh.... " Desah Citra sambil terus mengobok-obok liang kewanitaannya, tanpa mengetahui jika ujung penis kebanggaan putranya sudah tertuju kearah vaginanya, "Kalo Papamu bisa bermain mesum dengan adikmu... Kenapa Mama nggak bisa bermain mesum ama kamu ya Sayang... Ohhh Cielloooo.... OOOHHH... NGENTOOOTT.... Mama bentar lagi keluar Sayaaang... Oooohhh.... Cieeellloooooo...."

"Iya Maaa... Kita balas aja perlakuan Papa...." Seru Ciello yang tiba-tiba sudah berlutut di depan selangkangan Citta. Ia kemudian memegang dan membentangkan kedua lutut Citra kesamping, hingga membuat celah vaginanya terbuka lebar. Setelah itu, putra kandung Citra buru-buru mengarahkan kepala penisnya maju, ketengah-tengah selangkangan ibu kandungnya.

"Looohhh...? CIELLOOO....?" Kaget Citra ketika merasakan sentuhan tangan Ciello pada kakinya, "Kok kamu ada disini Sayang...?"
"Iya Maaa.... Ciello bakal bantuin Mama ngebalas perbuatan Papa Maaa... "
"Eehh...? Tapi kok kamu telanjang bulat Sayang...?" Heran Citra.
"Ooohh... Ini... Ciello juga bakal bantu Mama buat ngedapetin orgasme Maamaaa.... " Jawab Ciello enteng sambil mecabut jemari tangan Citra yang masih mengobok-obok vaginanya lalu menggantikannya dengan batang penisnya.
"Loooh...? Sayang....? Kamu mau apa...?"

Tak menjawab pertanyaan Citra, Ciello hanya tersenyum lebar sambil menempatkan batang penisnya pada liang senggama ibu kandungnya. Setelah itu, ia memukul-mukul celah kenikmatan yang ada didepannya itu dengan penis panjangnya pelan.

PLEK.... PLEK PLEK... PLEK....
Suara batang penis Ciello yang ditepuk-tepukkan pada pada mulut vagina Citra sebelum akhirnya, ia mengarahkan kepala penisnya tepat pada lubang kenikmatan ibu kandungnya. Dan, tak lama kemudian Ciello mulai mendorongnya maju.

CLEEEEPPPP...

Tanpa pemanasan dan basa-basi, Ciello langsung menjejalkan kepala penisnya yang berukuran jumbo itu kearah liang sempit ibu kandungnya. Membuat Citra yang masih kaget karena keberadaan Ciello makin kaget lagi karena ulah nekat anak kandungnya.

"HUUUOOOHH... SSSHHH.... SAYANG....? ... Kookk... ? KAMU MAU APAAA.....?" Kaget Citra begitu mendapati kepala batang penis putranya mulai menyeruak masuk kedalam celah vaginanya.

"Ciello mau bantuin Mama..."
"ASTAGA.....Besar sekali kontol Ciello...." Jerit Citra dalam hati begitu melihat kearah batang kelamin putranya yang mulai terbenam kedalam liang kenikmatannya.

"Uuuhhhh... Heeeeggghhh.... Susah banget masuknya ya Maaa...." Erang Ciello yang merasa begitu kesulitan dalam menembus gerbang pertahanan vagina ibunya.
"LOOOHH.. JANGAN SAYANG... JANGAN SODOKIN KONTOLMU KE MEMEK MAMAA..." Panik Citra sambil berusaha menghalau tubuh putranya maju sembari mendorong mundur perut Ciello sebisa mungkin, "Aaarrgghhh..... Ssshhh.... Jangan sodok memek Mama nak... Sakit Cielloooo.... Kontol kamu KEGEDEAN Sayang.... Memek Mama nggak muaaatt.... Aaarrgghhh... Sakiiitt... Sssshh..."

"Heeeggghhh..... Bentar Maaa... Memek Mama pasti muat kok... Ciello cuman mau bantu Mama ngebales perlakuan Papa..." Seru Ciello yang kemudian mengambil ancang-ancang sebelum merangsek maju, mendorong kepala penisnya kedalam lobang sempit milik ibu kandungnya sekuat tenaga.

CLEEEPEGG... JDUGH...
"Aduuuhhh.... Ssshhh... SAAAKKKIITTTT CIELLOOO.... " Teriak Citra ketika merasakan ada sesuatu yang melenting keluar dari vaginanya sebelum mendapat tubrukan dari tubuh Ciello.
"Uuuhhh... Aduuhh.... Maaf Maaa..." Ucap Ciello yang ikutan kaget karena melihat penisnya melenting keatas, terlepas dari jepitan liang kenikmatan ibu kandungnya. Buru-buru, putra kandung Citra itu kembali mengarahkan kepala penisnya ke lubang senggama Citra dan menekannya maju," Bentar maaa.. Ciello masukin kontol Ciello lagi..."

CLEEEPPP..
"Uuugghhh..... Heeegghhhh... " Erang Ciello yang segera berusaha menjejalkan kepala penisnya lagi secara paksa kedalam vagina Citra dengan kekuatan yang lebih besar daripada sebelumnya, "Lemesin otot memeknya Maa... Biar kontol Ciello bisa masuk....."
"Ooohhhh... Sayang.....Sakiiittt.... Ssshhh... Jangaaannn sodok memek Mama lagi Sayang... Uuuhhhh... Ssshhh... Kontol kamu tuh kegedeaaann.... " Rintih Citra sambil terus mencoba menjauhkan tubuh Ciello dari selangkanganya.

Namun rupanya hal itu sia-sia. Karena sekuat apapun Citra berusaha mendorong tubuh Ciello menjauh, tetap saja anak kandungnya itu tak bergeming sedikit pun. Ia masih saja terus mencoba merangsek maju guna menyodok vagina ibu kandungnya kuat-kuat.

"Ciello pasti sudah kehilangan akal sehatnya..." Batin Citra ketika menatap tajam kearah penis kering putranya yang berulang kali bengkok setiap kali didorongnya maju ke liang vagina Citra, "Ciello pasti sudah nggak mampu lagi menahan hasrat birahinya..."

Berulangkali melihat putranya kesulitan untuk menjebol otot vaginanya, membuat Citra pun kasihan karenanya. Apalagi, dengan adanya Ciello, Citra bisa sekalian membalas dendam kepada suaminya sekaligus mendapatkan orgasmenya secepat mungkin.

Sembari menahan rasa sakit pada vaginanya, Citrapun akhirnya pasrah dan membiarkan dirinya menjadi bulan-bulanan Ciello. Hanya saja, Citra harus bermain cantik supaya persetubuhan yang telah lama ia ingin lakukan bersama putranya sendiri tak membuatnya menjadi terlihat murahan dimata Ciello.

Dengan kata lain, walaupun Citra memang berhasrat untuk dapat bersetubuh dengan Ciello dan merasakan kenikmatan dari sodokan penis panjangnya, namun ia harus bertingkah seolah sama sekali tak menginginkannya.

"Uuuhh... Udaaahh... Jangan sodok-sodok memek Mama lagi Sayang... Saaakiitt... Kontolmu terlalu besar buat memek Mama..." Seru Citra yang masih berpura-pura mendorong tubuh Ciello menjauh darinya.
"Yah Mama... Bentaran lagi dooong.... Ini bentar lagi kontol Ciello bisa masuk Maaa...."
"Aduuuhhh... Apaan siiihhh.... Memek Mama tuh udah perih... " Bohong Citra, "Memek Mama tuh nggak bakalan muat buat disodok kontolmu Sayang... Nih lihat.... Memek Mama sampe merah begini..."

"Kok bisa Sakit sih Maa...?" Heran Ciello yang melihat kepedihan pada wajah ibunya, "Bukannya kontol Papa juga sebesar kontol Ciello Maa..?" Tanya Ciello sambil menepuk-nepukkan batang penisnya ke celah vagina ibunya.

PLEK PLEK PLEK....

"Ooohh... Ssshhh.... Mama juga nggak tahu kenapa Sayang... Sssshhh..."Jelas Citra sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, "Yang jelas... Kontol kamu ini terlalu besar buat memek Mama...." Tambah Citra sembari menggigit bibir bawahnya, membuat wajah cantiknya makin terlihat begitu menggairahkan.
"Hmmm... Mungkin karena kontol Ciello masih kering kali ya Maa...? Jadi susah masuk ke memek Mama ini.... JUH...."
"Heeehhh... Kok kamu ngeludahin memek Mama...?"
"Hehehe....Biar nggak seret Maaa...." Celetuk Ciello singkat sambil kembali mengambil ancang-ancang guna menyodokkan kepala penisnya ke vagina Citra, "Tahan bentaran ya Maa... Sebentar lagi pasti bakalan terasa enak kok..." Ucap Ciello berusaha menenangkan pujaan hatinya.

CLEEEPPP....

"Aaarrgghh... Aaaduuuhhh... " Jerit Citra karena sodokan kasar penis putranya, "Udah udah.. STOP CIELLO... Mama nggak mau kamu entotin..." Hardik Citra dengan nada serius namun pelan., "Kalo begini caranya... Itu artinya... Kamu sama aja memperkosa Mama Sayang... "
"Bentar Maaa... HEEEGGGHHH... Ciello pasti bisa ngasih Mama enak kok.... Heeegghh... Bentar lagi Mama pasti ngerasa enak... " Erang Ciello yang karena birahinya sudah terlalu tinggi, sama sekali tak menggubris keberatan Citra. Malahan, ia terus berusaha melesakkan kepala penisnya kevagina Citra.

CLEPEEGG... JDUGH...
"Aduuuhhh...." Teriak Citra spontan karena lagi-lagi kepala penis Ciello terlepas dari lubang vaginanya dan melesak kebawah, kearah liang anusnya.
"Uuuhhh... Maaf Maaa...." Ucap Ciello yang lagi-lagi gagal mendobrak vagina Citra, "Kok susah banget sih nembusin memek ini...?" Heran Ciello sambil kembali menepuk-tepukkan batang penisnya kelubang kelamin Citra.

Karena sudah berulangkali Ciello gagal menembus vagina sempit Citra, membuat remaja tanggung itu pun memutar otak. Hingga tiba-tiba, Ciello segera merangkul kedua paha Citra dan merapatkannya ketengah tubuh kekarnya.

"Eeehh... SAYANG... ?? KAMU MAU NGAPAIN LAGI...?" Heran Citra panik ketika tiba-tiba tubuh bagian bawahnya terangkat tinggi-tinggi.
"Ciello mau kasih Mama enak...." Ucap Ciello singkat sambil memanggul kedua betis Citra di pundaknya dan kembali menyelipkan batang penisnya ketengah-tengah selangkangan Citra. Menembus paha mulus Citra.

SLEEEPPP...
"Ehhhmmm... Ssshh....Nggak dapet lubang memek Mama... Dapet jepitan bibir memeknya juga nggak apa-apa..." Ucap Ciello sebelum akhirnya ia menggoyang pinggulnya maju mundur dengan kecepatan tinggi

PLAK PLAK PLAK..... PLAK PLAK...

Rupanya, karena sudah merasa putus asa akibat tak berhasil menyelipkan kepala penisnya pada liang vagina ibu kandungnya, Ciello memutuskan untuk menyodok-nyodokan penisnya ke sela-sela antara kedua paha ibunya. Menggesekkan batang panjangnya pada pangkal selangkangan Citra tanpa melakukan penetrasi sama sekali.

PLAK PLAK PLAK..... PLAK PLAK..... PLAK PLAK PLAK..... PLAK PLAK PLAK.....

"Oooohhhh... CIIEEELLLOOO.... STOOOPPP.... Geli baaanget Sayaaang.... Ooohh... " Seru Citra masih berpura-pura berusaha menjauhkan tubuh Ciello darinya. "Berhenti Sayang... Berhentiiii...."
"Sshhh....Bentar Maaa... Bentaran.... Ssshhhh... Uuhhh... Uuhhh... Uuhhh...Oooohh..." Lenguh Ciello sambil terus menyodok-nyodok pangkal paha Citra. Mulutnya meringis dan matanya merem melek keenakan.

Merasa diperlakukan kasar oleh putra kandungnya, entah kenapa membuat Citra sama sekali tak merasa terganggu. Malah anehnya, ia mulai bisa merasakan nikmat pada pangkal paha dan bibir vaginanya. Terlebih ketika klitoris Citra juga ikut terkena gesekan urat-urat yang ada pada sekujur batang penis putranya, membuat ibu muda itu pun mulai membalas perlakuan kasar Ciello.

PLAK PLAK PLAK..... PLAK PLAK..... PLAK PLAK PLAK..... PLAK PLAK PLAK.....

"Ohhhh... Mamaaaa... Enaaak bangeeet ini Maaaaa....." Seru Ciello sambil terus menghentak-hentakkan tubuhnya maju mundur pada paha Citra. Menabraki sela-sela paha belakang dan pantat bulat Citra kencang-kencang.

"Kamu iniihh.. Hhhh... Kok... Nakal banget sih Sayang.... Kalo begini caranya.... Uuuhhh... Kamu sama aja memperkosa Mamamu...." Seru Citra lagi sambil terus berusaha melepaskan kakinya dari pelukan kasar Ciello, "Mama nggak bakal memaafkan kamu Sayang.... Hhhh... Nggak bakal....." Ucap Citra menegaskan, namun dengan nada yang tak menampilkan kemarahan sama sekali. Sehingga membuat Ciello makin bersemangat mempermainkan tubuh ibunya lebih jauh.

" Uuuhhh.... Uuuhhh.... Uuuhhh.... Ciello nggak merkosa Mama kok.... Ssshhh.... " Jawab Ciello singkat sambil sesekali mengecup paha dalam Citra. Membuat Citra makin merasa kegelian karena tingkah putranya. "Kontol Ciello khan cuman ngegesek pangkal paha Mama aja kok Maaa... Sama sekali nggak ngentotin memek sempit Mama... Uuuhhh.... Uuuhhh...." Jawab Ciello pede dengan nafas yang begitu menggebu-gebu.
" Hhh... Hhh... Hhh...Sama aja Sayang.... Kamu tetep aja merkosa Mama.... " Balas Citra sengit, "Kamu merperkosa ibu kandungmu sendiri.... Ssshshhh...."
"Maaf Maaa... Tapi ini juga gara-gara Mama.... Uuuhhh.... Uuuhhh...."
"Ssshhh... Gara-gara Mama gimana...?"
"Ya gara-gara Mama manggil-manggil Ciello buat ngentotin Mama... "
"Loohhh...? KAMU DENGER.....?" Kaget Citra.

"Iya Maaa... Jelas banget..." Jawab Ciello spontan, "Apalagi pas Mama bilang... Kalo memek Mama pengen dientot ama kontol Ciello... Uuuhh....Mamaaa.... Emangnya.... Mama beneran mau Maaa...?"
"ASTAGAAA... Kamu ternyata memang denger semua ya Saayang...? "Tanya Citra seolah lupa.
"Makanya... Gara-gara Mama manggil-manggil nama Ciello... Ciello jadi pengen beneran bisa ngentotin memek Mama... Oooohhh.. Mama.... Pasti rasanya enak banget ya Maa...?" Seru Ciello yang tiba-tiba menghentikan gerakan pinggulnya dan mengangkat betis Citra menjauh dari pundaknya. Setelah itu, Ciello membetangkan kedua kaki Citra lebar-lebar dan merebahkan diri diatas tubuh ibunya.

"Eeehh.. Eehhh... Sayang...? Kamu mau apaa...?" Kaget Citra yang melihat wajah Ciello mendekat kearah payudaranya.
"Ciello pengen netek Maa...." Kata Ciello singkat sambil menangkap kedua payudara besar Citra dan menghisapnya kuat-kuat. "HAAPPP... Sluurrpp... Sluurrpp... Sluurrpp... Cuuuupppp...."
"HUUUOOOOooooohhhh.... SAAAYAAANG....." Erang Citra kelojotan karena geli.

Dari seringnya melihat persetubuhan kedua orangtuanya, Ciello tahu jika payudara Citra adalah merupakan salah satu titik terlemahnya. Karena setiap kali Mike menjilat ataupun menghisap puting payudara ibu kandungnya itu, ia mampu membuat birahi Citra menjadi semakin terbakar. Hasilnya, Mike dengan mudah dapat dengan bebas memperlakukan tubuh Citra sepuas hatinya.

Begitupun dengan apa yang dilakukan oleh Ciello sekarang. Ia sengaja menghisap dan menyelomoti payudara Citra demi bisa memperlakukan tubuh ibu kandungnya sesuka hatinya.

"Huuooohh Saaayaaannngg... Jaaangaaan Iseppp tetek Mama Saayaaang...." Lenguh Citra yang mendadak pasrah. Tubuhnya yang semula tegang dan melakukan perlawanan karena tak ingin dijamah Ciello, pun langsung melemah. Tak mampu berbuat banyak karena hisapan kuat mulut putra kandungnya.

Melihat ibu kandungnya kelojotan, membuat Ciello semakin bersemangat. Ia segera menyelipkan batang penisnya pada kedua bibir vagina Citra sebelum akhirnya, anak lelaki Citra itu mulai menggerakkan lagi pinggulnya maju mundur. Menggesek liang kenikmatan ibunya tanpa melakukan penetrasi sama sekali.

SLEEP... SLEEP SLEEPSEP SLEEP... SLEP SLEEP SLEEP
Suara gesekan penis Ciello menggiling bibir kewanitaan ibunya yang terhempit antara tubuhnya mereka berdua.
"Ooohhh... MAMAAAA... Memek Mama pastinya rasanya enak banget ya Maaa...?"Tebak Ciello sambil terus menghisap dan menjilat puting payudara ibu kandungnya, "Bibirnya aja berasa enak gini... Apalagi lubangnya....Uuuhh... Mamaaaa....".
"Oooohhh... Ssssshhhh.... Sotoy deh kamu Sayang.... Aaaww... Uuuhhh... Geliiiii..." Jawab Citra pasrah.
"Masa geli sih Maaa...? Ini enak tauuukkk..... Cuuuppp Sluurp...Sluuurrpp."

Walau Citra sudah sering mendapatkan jilatan pada payudaranya, namun entah kenapa jilatan yang dilakukan Ciello saat itu benar-benar terasa nikmat. Jauh lebih nikmat daripada jilatan dan hisapan suaminya. Begitupun dengan gesekan yangbsedang Ciello terus lakukan pada bibir vaginanya. Walau penis besar Ciello sama sekali tak masuk kedalam vagianya, tetap saja hal itu mampu membuat bulu kuduk Citra merinding keenakan.

SLEEP... SLEEP SLEEPSEP SLEEP... SLEP SLEEP SLEEP

"Ooohhh..Ssshhh... Eeehhmmmhhh... Sssshhh.... Sayang... " Bingung Citra karena tak mengira jika orgasmenya akan datang secepat itu.
"Ohhh.. Iya Maaa...? Kenapa...?"
"Sshhhh... Ehhhmmm.... ENAK.... " Jawab Citra spontan sambil menggigiti bibir bawahnya.

"Hehehe..... Mama mau keluar yaa....?"
"Ooohhh... Shhh... IYAAA SAYANG.... Oooohhh... Sshhh... Uuhhh.... Uuhhh...."
"Yaudah... Kalo gitu... Kita keluar bareng aja yuuk Maaa... " Bisik Ciello pelan sambil mempercepat gesekan batang penis jumbonya pada luaran bibir vagina Citra.
"Ooohhh... Hhheemmhhh... " Jawab Citra sambil menganggukkan kepala yang kemudian, ia langsung membuka kakinya lebar-lebar, supaya urat-urat dibatang penis jumbo milik anaknya dapat menggaruk rasa gatal yang amat sangat di vaginanya.

SLEEP... SLEEP SLEEPSEP SLEEP... SLEP SLEEP SLEEP SLEEP... SLEEP SLEEPSEP SLEEP...

"Ooooooohhhh.... Cielloooo... Ooohhhh.... Ssshhh... NGENTOOOOTTT KAMU SAYANG... NGEENTOOT... " Racau Citra yang karena birahinya semakin tinggi, meremas-remas payudara besarnya sendiri.
"Oooohhh... Mama seksi banget Maa kalo mau ngecrit.... Meng... Gaa... I... Rah... Kan...."

"Oouuugghhh... Sayaang... Jangan goda Mama aaahhh.... Ooohh... Mama mau keluaar nih Sayang... OHHH... NGENTOOOTTT... MAMA mau KELUAR SAYAAANGGG..." Seru Citra yang merasa gelombang orgasmenya sudah begitu dekat, ikut-ikutan menggoyangkan pinggangnya. Mengimbangi gerakan-gerakan penis putranya ketika menggesek bibir vaginanya.
"Ooohhh... Maaamaaa... CIELLO JUGA MAAA... CIELLO JUGA PENGEN NGEECROOTT NIIH MAAA.... OOOOHHH... MAAMAAAA LONTEKKUU......"
"IYAAAHH... IYAAAHHH... IYAAAAAAHHHH OOOUUUGGGHHHH.... NGEEENTTTOOOTTT.... MAMA KELUAR NIH SAYANG... MAMA KELUUAAARRR.... OOOOUUUUGGGHHHH..."
"CIELLO JUGA MAAAAHHH... CIEEELLLOOO JUUUGGGAAAA... KITA KELUAR BARENG MAAAA...."

Dalam hitungan detik, kedua insan yang sudah tebenam dalam birahinya itupun akhirnya merasakan kenikmatan tertinggi dari sebuah persetubuhan.

CRRREETTT... CRREEETT.. CREECEETTT CREET CREETTT... CREEETTT...
CRROOOOTTT... CROOOTT... CROOCOOOTT CROOOTT.. CRRROOOOTTTTT...

Dalam nikmat orgasmenya, keduanya sama-sama kelojotan. Berkelejat-kelejat karena merasakan kedut nikmat hasil dari persetubuhan darurat mereka. Tubuh Ciello menekan-nekan batang penisnya kebawah, seolah berharap bibir vagina ibunya mampu mengurut batang penisnya hingga tetes sperma terakhir. Begitupun Citra, yang semakin membuka kedua kakinya lebar, bertujuan supaya klitoris dan celah vaginanya ikut merasakan garukan nikmat dari urat-urat penis putranya.

Berdua, mereka pun saling melenguh, saling mengerang, dan saling mengejat. Hingga pada akhirnya, semuanya sama-sama terdiam. Larut dalam sensasi nikmat orgasmenya masing-masing.

Sama-sama lemas. Sama-sama puas.

"Ooohhh Mamaaa.... Enak sekali Maaa..."
"Uuuhhh... Iya Sayang... Enak banget..."
"Makasih ya Maaa... Udah ngasih kesempatan ama Ciello... Buat bisa ngerasain nikmatnya meniduri tubuh seksi Mama... " Ucap Ciello yang kemudian memeluk tubuh Citra erat sambil mengecup bibir ibunya pelan.
"Uuuhhhsss... Ssshhh... Iya Sayang.... Jawab Citra singkat dengan tubuh yang masih menggigil-gigil keenakan, "Walau Mama sebenernya nggak mau ikut terlarut dalam kemesumanmu... Tapi jujur... Mama juga menikmatinya...."
"Beneran Maa...? Mama menikmati apa yang Ciello lakuin tadi....?"

Citra mengangguk,
"Wooww... Jadi... Mama suka Ciello entotin seperti tadi....?"

Tak menjawab pertanyaan Ciello, Citra pun hanya tersenyum. Ia memandang wajah putranya yang masih cengar-cengir diatas wajahnya. Sambil menatapnya kedua mata putranya yang memancarkan aura kesenangan yang amat sangat, ia kemudian menyentil kening Ciello dengan jari lentiknya..

PLETAK
"Aduh... Sakit Maaa..." Gerutu Ciello.
"Hihihi... Rasain..." Jawab Citra

PLETAK
Lagi-lagi, Citra menyentil kening Ciello, "Itu...Buat anak Mama yang nggak mau nurut..."

PLETAK...PLETAK
"Itu... Buat anak Mama yang nggak mau ngikutin perintah Mama... "

PLETAK...PLETAK....PLETAK...
"Itu... Buat anak Mama yang ternyata nakal dan mesum sekali..."

PLETAK...PLETAK....PLETAK... PLETAK...PLETAK....PLETAK...
"Itu... Buat anak Mama yang ternyata dengan gilanya... Memperkosa ibu kandungnya sendiri..."

"Hehehehe... Habisan... Mamanya juga siiihhh... Jadi Mama kok ngegemesin banget.... " Jawab Ciello beralasan, "Jadinya khan bikin Ciello makin sayang ama Mama...."
"Kalo Sayang... Ya nggak sampe merperkosa Mamanya sendiri dooong... " Celetuk Citra yang kemudian menyentil kening ciello untuk terakhir kalinya.

PLEETTTAAAKKK...

"Addduuuuuhhhh... Sakiiit Maaa.... " Gerutu Ciello lagi
"Sakit...?" Tanya Citra spontan, "Coba bandingin... Kira-kira, sakitan mana...? Disentil...? Apa disodok paksa ama kontol besarmu..?"
"Hehehe.. Makasih ya Maaa...." Cengir Ciello yang alih-alih menjawab pertanyaan Citra langsung memeluk tubuh ibu kandungnya erat-erat, "Maaakaaasiiihhh baaanyaaakkk...."

"Uuuuhhh... Iyaaa... Udah udah... Kamu tolong bangun dulu dong... Badan Mama sakit semua nih kamu tindihin begini.." Celetuk Citra sambil mendorong tubuh Ciello mundur.
"Eh iya Hehehe.. Maaf Maaa... Habisan badan Mama emang enak kalo ditidurin... "
"Huuuusssh... Emang badan Mama kasur...?"
"Kasur yang seksi dan enak Maaa.... Hehehe... " Jawab Ciello terus cengengesan sambil segera bangun dari posisi tengkurepnya.

"Hoooaaahhh... Akhirnyaaaa... " Lega Citra begitu terbebas dari tindihan tubuh kekar putranya. Namun begitu Ciello bangkit, betapa kagetnya ia ketika melihat jika tubuhnya bergelimangan begitu banyak sperma, "Astaga... Sayaaang... Pejuh kamu kok bisa sampe segini banyaknya sih... ? Badan Mama khan jadi basah semua gini...."
"Hehehe... Maaf Maaa... Sini-sinih Ciello bantu bersihin badan Mama... " Ucap ciello yang lalu meraih beberapa helai tissu dan mengelap tubuh ibunya.
"Kamu tuh yaaa.... Udah memperkosa Mama... Mejuhin Mama juga... Sumpah deh... Kamu tuh bener-bener... Jor... Roookkk... " Ucap Citra ketus sembari mengelap semua ceceran sperma Ciello pada tubuhnya.

"Yaaahhh.... Sprei mama jadi kotor deh... " Gerutu Citra sambil terus membesihkan lelehan sperma Ciello yang mengalir turun ke sprei, "Ntar pokoknya.... Kamu yang nyuciin loh yaaaa..."
"Hehehe iya Maaa Sayaaaanggg.. Pasti ntar Ciello cuciin ini semua... Bahkan kalo perlu... Ciello juga mau kok nyuciin badan ama memek Mama sekalian... "
"Yeeeee.... Maunyaaa...." Ucap Citra singkat.
"Hehehehe..... Ya mau lah Maaaa....." Jawab Ciello cengengesan sambil mengocok batang penisnya yang mulai menegang kembali.

"Astaga Sayang... Kontolmu kok masih aja ngaceng... " Kaget Citra begitu melihat batang penis Ciello yang sudah mengacung tinggi, "Emangnya tadi kamu belom puas memperkosa Mama...?"
"Hehehe... Puas sih... Cuman masih kurang aja... " Jawab Ciello sambil terus mengocok batang penisnya, "Yuk Maa... Ngangkang lagi... Kali ini Ciello mau nyoba nyodokin kontol Ciello ke lubang memek Mama yang ngegemesin itu..... Uuuhhh... Pasti kali ini kontol Ciello bisa masuk deh...."
"Astaga Sayang... Bener-bener deh.... "





Bersambung,
By : Tolrat
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd