Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kisah Erotis Umi Zahra

Cerita baguss iniii, semoga jgn di banned :ampun:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
itu masa Ari usia 19 tahun masih kelas 3 SMP hu. Terus kalau 3 SMP itu berarti UA, awas didor momod
 
Bimabet
Pukul 03.00 dini hari terdengar sayup sayup suara adzan awal. Selain itu kurasakan elusan lembut di area kewanitaan ku yang terbuka setelah persetubuhan aku dan Ari yang perdana.

Mataku mulai membuka ditengah temaram lampu duduk kamarku. Kulihat Ari sudah berada di tengah tengah selangkanganku yang terbuka. Kontol Ari tegak menjulang tersinari oleh lampu kuning yang tertutupi bingkai kain yang terlipat.



Aku hanya diam melihat apa yang Ari lakukan. Rasa gairah cinta kembali merambah pikiranku yang jadi berbunga karena kehadiran Ari disana. Biarkan saja Ari menikmatiku lagi, aku sungguh tak ingin kehilangan dia.

Tanpa aba aba..Ari mulai menciumi vaginaku, dan dengan lembut menjilatinya.

"Ahhhhhhh…" desah lembutku sambil mengelus rambut Ari yang sedang menjilati bibir memekku.



Kurasakan sapuan demi sapuan lidahnya menjamah seluruh bagian belahan memekku. Pintar sekali Ari memberikanku lagi kenikmatan ini. Lidahnya mengobel ngobel liang memekku, diselingi dengan emutan di bagian klitorisku.

"Ennghhh..di itilnya lagi ri.." seruku pelan pada Ari agar mengemuti lagi klitorisku.

Ari pun menurut dan mengemuti tonjolan kecil di sela sela vaginaku. "Sllp cllpp sllpphh spphh" suara itu yang terdengar jelas di kamar peraduanku yang kini hanya ada aku dan Ari.

"Uhhh..rii..aahh…" aku mendesah desah lembut ditengah sunyinya dini hari. Sesekali aku menggelinjang dan menekan selangkanganku ke mulut Ari yang tengah menjilati liang kenikmatanku.

Cukup lama Ari menjilati vaginaku sampai celah memekku ini banjir dibuatnya. Yang aku bisa hanya mendesah desah lembut menikmati sapuan lidah Ari.

Akhirnya Ari beranjak kembali menindih ku, dan dengan penisnya yang tegak dan keras, kembali memekku ia nikmati lagi. Kini Ari melesakkan penisnya sampai dalam, dan memelukku erat.

"Aaaghhhhhh…" desahnya, dan mataku kini tenggelam dibawah kelopak mata bagian atas. Penisnya padat memenuhi rongga vaginaku.

Sejenak Ari mendiamkan penisnya di dalam jepitan hangat dan basah vaginaku. Aku memandang wajah gantengnya yang kini hanya berjarak satu jengkal didepan mukaku. Ia pun memandangku dengan sayu dan penuh rasa. Teduh rasanya pandangannya padaku, hingga aku perlahan mengangguk tanda mempersilakannya untuk segera menikmati jepitan memekku yang berkedut.

Perlahan Ari mendekatkan bibirnya ke bibirku, dan mencium serta mengemuti bibir bagian bawahku. Seiring ciumannya, pantat Ari naik turun dengan perlahan mengeluar masukkan penisnya di liang senggamaku.

"Mmmhh…mmmuahhh..aaahh Ari..aghhhh uuhhh…" aku tak bisa menahan desahan ku atas keluar masuknya penis Ari di memekku.

"Shhh ahh..mii..euhhh..mmhhh..ahh.. mmuuah" Ari memagut bibirku lagi dengan ganas sambil mengocokkan penisnya di memekku.

Pelukanku semakin erat, sesekali memegangi pantat Ari yang naik turun.

"Ahhh..sayangghh..aahhh..ahhh.." kenikmatan ini tak bisa kulukiskan lagi, hingga aku hanya bisa terpejam menikmati inci demi inci gesekan kontol Ari.

Tempo kocokan Ari kadang pelan kadang cepat. Saat genjotannya melambat,ciumannya jadi lebih lembut. Namun ketika kocokannya cepat, ciumannya di bibirku menjadi rakus dan ganas. Keduanya, aku begitu menikmati.

Dini hari ini Ari seperti sangat betah menyenggamaiku. Meski tak ada variasi lain selain gaya misionaris, Ari terus bertubi tubi memberikanku gelombang kenikmatan persetubuhan. Ari seperti mengerti betul apa keinginanku dengan variasi kecepatan senggamanya.

Desahan kami berdua berlangsung cukup lama di pagi buta ini. Ari terus saja tanpa henti naik turun, masuk keluar vaginaku. Birahiku perlahan semakin memuncak, dan Ari pun semakin banyak mendesah berat.

"Aghhh aghhh aghhh" kocokannya semakin cepat.
"Auuhhh sayanggghhh..uuuhhhh..huuuhh huuuhh..umi mau sampe..uuhhhh" kurasakan gelombang puncak semakin dekat dan Ari semakin mempercepat kocokannya lagi dan kini jauh lebih dalam menekan pantatnya.

"Ahh umii…Ari mau keluar mii.. ahhh ahhh aahh aghhhhh" Ari mengocokan penisnya lebih cepat dengan tarikan dan tekanan yang pendek.

Aku dan Ari semakin erat berpelukan menyambut puncak kenikmatan persenggamaan. Ciuman Ari semakin ganas di bibirku, desahan kamipun jadi lebih nyaring.

Ari kemudian melepaskan ciumannya tenggelam di antara bahu dan telingaku, akupun semakin erat merengkuhnya, dan ikut menaikkan pantatku agar Ari lebih dalam masuk.

"Aa aaa aaa umii aaaaaaaaaaggggghhhhhhhhh" kepalanya terangkat dan pantatnya menekan keras selangkanganku, kemudian crott croottt, kurasakan spermanya menyembur hangat menyirami mulut rahimku lagi.

Tubuhku melenting, pantat terangkat dan gelombang orgasme berdebur ke seluruh badanku.

"Aaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhh…" aku berteriak agak keras menikmati gelombang kenikmatan ini.

Kurasakan eratnya pelukan Ari, yang perlahan melemah. Penisnya masih keluar masuk dengan tempo semakin pelan. Kurasakan vaginaku becek, dan penis Ari mulai sedikit demi sedikit menciut dan lepas dari jepitan memekku.

Ari kembali terkulai di sampingku. Aku melihat langit langit dengan sisa sisa gelombang kenikmatan ini. Tak ada suara yang keluar, selain deru nafas yang kian lama menjadi lebih tenang.

Akupun menarik nafas panjang, dan mengeluarkannya dengan meniup "huuuuhhhhh"



Kurasakan tangan Ari menggenggam tanganku. Entah kenapa rasa haru datang kedalam hatiku, dan kemudian tak terasa akupun jadi terisak dan berlinang air mata.

Dari samping Ari melihatku, dan kemudian memelukku, "maafkan aku umi..Ari sayang umi" ucapnya dengan setengah menangis.

Akupun segera memeluknya, dan kami menangis bersama. Ditengah tangisan Ari, dia berkali kali mengucap kata maaf padaku.

Akupun mengelus kepalanya, "udah sayang..sudah terjadi.. ini jadi rahasia kita berdua aja ri.."

Ari mengangguk, dan dalam dekapanku Ari mengatakan "Ari ingin umi bahagia dan ceria lagi" suaranya tertahan dadaku yang tengah mendekapnya.

Tangis kami berdua berhenti saat matahari mulai menyinari Jendela kamar.

"Siap siap ri..kita ke rumah sakit lagi" kataku. Dan akupun melepas pelukannya, dan beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan vaginaku yang disana sperma Ari perlahan meleleh.

Ari pun beranjak dan memakai celananya kembali dan keluar menuju kamarnya.

Di kamar mandi, saat aku bersihkan vaginaku, aku menangis lagi. Aku tak sangka ini terjadi, namun di hati kecilku, aku tak ingin ini berhenti hanya kali ini. Perasaan ingin mengulangi persetubuhan terlarang ini malah menjadi jadi. Dan dalam kucuran shower kamar mandi aku tegarkan hati dan memutuskan tak ingin menghentikan hasrat ini. Semua karena aku jatuh hati pada Ari.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd