Tak sambung ya...
Namaku Bio. Lengkapnya Biologi. Aku seorang anak yang hidup dalam kemewahan. Tak heran, di umurku yang menginjak 15 tahun ini, aku sudah mengendarai mobil sendiri.
"Semuanya udah disiapin, sayang?" ucap wanita itu, tepat di mulut pintu kamarku.
"Udah, Ma." Aku menggaet ransel, siap pergi ke sekolah.
Wanita itu tersenyum manis.
Aku punya seorang Mama yang sangat cantik, namanya Matematika. Walau aku hidup dalam kemewahan, orang tuaku selalu menanamkan kedisiplinan. Mamakulah latar belakang dari kehidupan di dalam rumah yang megah ini.
Jika dipikir-pikir, aku memang salut dengan wanita yang melahirkanku itu. Dia adalah wanita yang sempurna. Selain kecantikan dan kemolekan tubuhnya, sikapnya juga sangat anggun. Namun, ketika sesekali aku memujinya, dia tampak tak menggubrisnya, seakan-akan itu hanya suatu basa-basi.
Ayahku, Fisika, adalah seorang eksekutif yang sibuk dengan bisnisnya. Yah, meskipun dia jarang meluangkan waktu untukku, aku tetap menghormatinya, karena dialah inspirasiku selama ini.
Kenapa aku mengatakan bahwa dia inspirasiku selama ini? Karena darinyalah aku mempelajari sosok seorang wanita dewasa. Siapakah sosok itu? Dialah Mamaku.
Kalian boleh menyebutku pagar makan tanaman karena menyukai Ibuku sendiri. Tapi jika kalian berada pada posisiku, kalian juga pasti tidak akan bisa menahan hasrat seks kalian.
Semua inspirasi itu berawal dari kebiasaan Papaku. Ia sering sekali bercinta dengan Mamaku tanpa ada rasa segan ataupun rikuh. Suara desahan maupun erangan mereka terdengar begitu lantang memenuhi seisi rumah. Kamarku yang secara teknis berada di sebelah kamar mereka tak ayal menjadikanku korban akan keganasan pertarungan berahi mereka. Jika mereka sedang bercinta, aku kerap menelanjangi diriku sendiri sambil berbaring di atas kasur, beronani. Tak jarang aku ejakulasi hingga 5 kali setiap mereka melakukannya.
Dan, jika kalian pikir aku beronani hanya dengan suara-suara mereka, itu salah besar. Saat aku mengocok penisku, di sampingku sudah menyala sebuah laptop yang menunjukkan adegan kegiatan seseorang di dalam kamar mandi. Ya, itu adalah rekaman Mama yang sedang mandi, yang berhasil kuambil secara rutin. Aku bilang rutin karena rekaman Mama yang sedang mandi sudah banyak memenuhi laptopku.
"Ohh... Entot, Pa! Entot Mama, Pa!" teriak Mama dengan nada mesum dari kamar sebelah.
"Aahh... Papa mau keluar, Ma! Enak banget, Ma!" balas Papaku tak kalah meriah.
"Cepetan keluarin, Pa...! Mama juga mau keluar! Ohh... Aahh...!"
"Ma... Besok Mama jadi kan, godain Bio...? Ahh... Aahhh..."
"Iya, Pa...! Ahh...! Besok waktu Papa pergi kerja, Mama bakal godain Bio lagi...! Oohh... Enak, Pa! Mama mau keluar...!"
"Ngghh...! Aahh...! Mama memang hebat, Ma...! Ahhh! Papa keluaaar...!"
"Aaahhh...!" teriak mereka berbarengan.
Aku yang sedari tadi sedang mengocok kemaluanku, bergeming, memikirkan kenyataan bahwa selama ini Mama rupanya sengaja menggodaku. Apakah selama ini dia tahu aku mengintipnya saat sedang mandi?
TAMAT