begawan_cinta
Guru Semprot
- Daftar
- 27 Oct 2023
- Post
- 567
- Like diterima
- 9.797
Kini Giliranku
TIDAK lama Mama meninggal, Papa menikah lagi dengan adik iparnya sendiri yang sudah menjanda, atau tanteku.
Hubungan mereka, setahuku sejak Mama sakit, Mama tidak bisa menunaikan tugas dan kewajibannya sebagai seorang istri, tanteku yang sudah menjanda inilah yang menggantikan posisi Mama melayani Papa di ranjang. Aku pernah memergoki mereka bersetubuh. Satu kali, selebihnya aku tidak tahu.
Aku sempat marah menyaksikan kejadian ini. Mama berbaring sakit, tetapi Papa malah berselingkuh dengan adik iparnya sendiri di kamar sebelah.
Alangkah tidak tahu dirinya mereka mengumbar syahwat di tengah Mama lagi bergumul dengan sakit kanker payudaranya.
Tetapi sekarang mereka sudah menikah secara resmi dan direstui oleh keluarga, aku dan adikku sebagai anak menurut saja.
Aku dan adikku sudah bekerja, kami tidak tinggal serumah dengan Papa dan ibu tiri kami, atau kami tetap memanggilnya Tante. Umurnya 36 tahun, selisih 10 tahun dengan aku. Aku berumur 26 tahun, sedangkan adikku berumur 24 tahun.
Rupanya malaikat pencabut nyawa setelah mencabut nyawa Mama tidak segera meninggalkan rumah kami. Setelah Papa menikah kurang lebih sekitar 1,5 tahun, kami kembali mendapat berita buruk. Papa mendapat serangan jantung mendadak dan meninggal dunia.
Kami diberi cobaan yang sungguh berat, tetapi kalau itu sudah takdir, cobaan seberat apapun, harus kami ikhlas menerimanya, akan tetapi menyisakan sebuah 'pekerjaan rumah' untukku, yaitu mengenai tanteku, atau ibu tiriku.
Maka itu setelah masa duka kami selesai, aku pulang ke rumah hendak menyelesaikan 'pekerjaan rumah' itu bersama ibu tiriku.
"Aku mau bicara, Tante." kataku.
"Tante minta maaf Ref, kalo dulu Tante pernah mengecewakan kamu."
"Ya sudahlah Tante, yang sudah lewat tidak usah diungkit lagi. Yang aku ingin bicarakan adalah yang sekarang ini..."
"Tante bersedia keluar dari rumah ini kalo kamu dan Zeco mau menjual rumah ini..." tukas tanteku.
"O... nggak Tante, bukan itu. Aku dan Zeco tidak bermaksud menjual rumah ini karena darah Mama tertumpah di rumah ini sewaktu melahirkan aku dan Zeco," jawabku. "Tante boleh terus tinggal di sini kalau Tante misalnya, mau menikah lagi..."
"Nggak Rifan, Tante sudah nggak mau menikah lagi..."
"Lho kok...? Tante kan masih muda? Apakah Tante sudah tidak memerlukannya? Untuk urusan makan dan minum, Tante nggak usah khawatir, aku sanggup memenuhi kebutuhan Tante." kataku.
"Jangan bicarakan dulu masalah ini ya Rif, Tante lagi nggak enak badan."
Ya sih, tanteku yang duduk di sampingku wajahnya kelihatan pucat dan ia juga memakai mantel di luar dasternya. Tetapi sewaktu ia batuk-batuk aku sempat melihat dari luar mantel tanteku payudaranya yang montok berguncang, sehingga sempat membuat dadaku bergetar untuk beberapa saat.
"Kita ke dokter saja ya, Tante." ajakku.
"Rifan..." desah tanteku merebahkan kepalanya di pundakku.
Ini sih bukan sakit biasa, kataku dalam hati. Ditinggal mati oleh papaku hampir 3 minggu pasti 'demam asmara'.
Terakhir diubah: