Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kilas Balik Perjalanan Hidupku [Update: 11 April 2024]

Part 16
Tantangan dari Ratih

2 Jam perjalanan dari Kebun Raya sampai ke Rumah Dilla. Ratih sudah menginfokan ke Dilla lebih dulu bahwa kami akan tiba dirumahnya sekitar pukul 4 sore.
Tentu saja Dilla sudah melakukan reservasi untuk pijat khusus Wanita pada waktu yang sama.
Tak butuh waktu lama kami bertiga berbincang di ruang tamu hingga akhirnya 2 orang terapis Wanita telah tiba tepat pukul 4 sore

Ratih: Aku pijit dulu di atas ya sayang

Diriku: Boleh ikut ke atas gak?

Dilla: Kalo gw sih gak masalah, tapi cewek lw bolehin liat body gw yang super sexy ini gak, hahaha

Ratih: Hahaha, kalo gitu jangan deh, ntar dia kumat malah jadi pijit plus2

Dilla: Yaudh lw nonton di ruang tamu aja gih, kalo mau minum ambil sendiri ya di kulkas

Diriku: Emang biasanya pijit berapa lama sih?

Dilla: Gw pesen yang 90 menit sih

Diriku: Yaudh lah, gw numpang tidur siang aja di sofa

Ratih: Ok deh yang, ntar aku bangunin kalo udah selesai

Mereka berdua bersama dengan 2 orang terapis pun pergi meninggalkan ku ke lantai 2. Ku coba mencari film pada box DVD yang tertata rapi di samping TV nya. Namun tidak ada film yang membuatku tertarik. Diriku menuju dapur untuk mengambil air minum. Sekalian melintas, ku coba cek kamar mandi di lantai bawah. Aku berharap mendapat jackpot seperti saat diriku menciumi pakaian dalam milik Nisa adiknya Ratih. Namun sayang nya Nihil, kamar mandinya bersih, tidak ada satu pakaian pun yang tertinggal di kamar mandi. Tempat baju kotor pun tampak dalam keadaan kosong, seperti nya seluruh pakaian telah di cuci / jemur di lantai atas.

Ku nyalakan TV mencari acara pada stasiun TV lokal, namun di jam segini tentu saja tidak ada acara yang menarik. Akhirnya kuputuskan untuk memejamkan mata, berusaha mencoba tidur untuk menghilangkan kebosanan ini


Terapis 1: Mas, kami izin pamit ya

Diriku: Ehh, gimana

Terapis 1: Maaf mas, lagi tidur ya tadi, kami ingin izin pamit, Mbak Dilla sama Mbak Ratih masih di atas

Diriku: Iya mbak gpp, untung di bangunin jadi gak keterusan tidurnya

Terapis 1&2: Kami pamit ya mas, Assalamualaikum

Diriku: Waalaikumsalam


Diriku yang sudah mulai sadar, melihat jam yang tertempel di dinding, namun aku tak yakin sudah berapa lama diriku tertidur di sofa ini. Ku coba menghubungi Ratih melalui pesan singkat. Tunggu dulu katanya, masih beres2


Sekitar 10 menit kemudian, diriku mendapat pesan singkat dari Ratih meminta ku naik ke atas. Dilla minta ambilkan barang di atas lemari infonya. Ku iyakan pesan tersebut. Ku naik ke lantai 2, tidak kutemukan Ratih & Dilla di ruang keluarga lantai 2, namun ada beberapa pintu yang tertutup rapat. Ku balas lagi pesan dari Ratih tersebut, ku infokan bahwa aku sudah di atas. Ratih pun membuka pintu dan memanggil diriku untuk ikut masuk ke dalam sebuah kamar.

Kumasuki kamar tersebut yang kuyakini kamar pribadi milik Dilla. Namun bukan detail kamar yang ingin aku ungkapkan disini. Diriku terkejut, saat ku melihat ke sisi kanan pintu kamar tersebut. Dilla sedang tertidur tengkurap hanya memakai celana dalam miliknya saja. Bongkahan pantatnya yang di balut celana dalam tipis yang agak berminyak terlihat begitu sexy di mataku ini.

Diriku: Eh, katanya tadi Dilla mau minta tolong ambilin barang, kok malah tidur (Diriku berbisik)

Ratih: Hihihi, aku ngeprank kamu, dia ketiduran pas di pijit tadi

Diriku: Udah ah aku mau keluar

Ratih: Disini aja gpp, Dilla kalo tidur susah di bangunin, tadi aja mbak nya nyoba bangunin tapi gak bangun2, sampe akhirnya nyerah jadinya pijitnya udahan

Diriku: Ya tetep aja kalo dia bangun tiba2 bisa mampus kita

Ratih: Udah santai aja, nih aku buktiin.


Ratih menepuk punggung milik Dilla sembari memanggil namanya untuk mencoba membangunkannya. Namun hanya suara “Hmmm” yang terdengar dari Dilla. Ratih pun menggoyangkan pantat milik Dilla, suara “Hmmm” Kembali terdengar, namun kali ini Dilla mengubah posisi tidurnya menjadi telentang. Payudara yang sebelumnya tertutup tempat tidur miliknya, kini terlihat jelas oleh kedua mataku




Ratih: Gimana sekarang, mau keluar apa tetep disini, hihihi

Diriku: Duh, emang kamu mau ngapain sih sebenernya

Ratih: Lebih sexy aku atau Dilla yang?

Diriku: Ya kamu lah, kamu orang paling cantik & tersexy di dunia

Ratih: Masa sih, aku tebak pasti si dedek udah bangun tuh gara2 ngeliat toket nya Dilla,

Diriku: Tuh kamu tau, tanggung jawab dong, sini kocokin si dedek

Ratih: Gak mau ah, hihii

Diriku: Kok gitu sih, kan kamu yang nyuruh kesini

Ratih: Gantinya. aku mau kasih kamu tantangan aja, kamu bisa ngecrotin Dilla dalam waktu 5 menit gak? Tapi kamu ngocok sendiri, gak aku bantuin, gimana?

Diriku: Kalo Dilla bangun siapa yang tanggung jawab?

Ratih: Udah tenang aja, paling kita marahannya bentar doang

Diriku: Hmm, 5 menit ya, boleh sambil pegang2 Dilla gak?

Ratih: Ya kalo kamu berani pegang tanpa bangunin dia ya gak masalah, kan aku udah bilang tadi siang, hari ini kamu bebas ngelakuin apa aja

Diriku: Ok, deal ya berarti, awas aja kalo kamu sampe ngambek

Ratih: Iya deal, aku gak ngambek



Kuraba & kugoyang2 paha Dilla untuk memastikan dirinya benar2 sedang tertidur. Saat ku yakin tidak ada pergerakan dari dirinya, kubuka celana panjang milikku. Saat itu kulihat Ratih mulai merekam tindakanku dengan HP miliknya. Kukocok penisku ini dengan perlahan dari samping tempat tidurnya. Namun stimulasi yang kurang sepertinya akan membuat sperma ku keluar lebih lama jika dibandingkan waktu 5 menit yang Ratih sediakan.

Kulihat pelembab kulit di meja kecil samping tempat tidurnya. Ku oleskan sedikit pada tangan dan penisku ini. Perlahan aku naik ke tempat tidur Dilla, kuposisikan diriku setengah duduk mengambang di atas dadanya. Kusentuh bibirnya perlahan, kumasukkan jari telunjuk ku kedalam mulutnya yang sedikit terbuka. Kurasakan lidah Dilla yang hangat dan sedikit basah.

Setelah kuperlakukan seperti ini namun tetap tidak ada reaksi dari Dilla. Diriku semakin yakin untuk melanjutkan tindakanku lebih jauh. Kutempelkan kepala penisku ke bibir nya namun tidak kumasukkan kedalam mulutnya, khawatir jika terlalu kasar dirinya akan terbangun. Kubuat kocokan ku sedikit agak cepat untuk mengejar waktu 5 menit yang Ratih sediakan.


Ratih: Ayo terus yang, belom ada 2 menit nih

Diriku: Jangan berisik yang, ntar bangun

Ratih: Kalo kamu ngocok sambil ngomong seakan2 lagi merkosa Dilla aku kasih tambahan waktu 3 menit deh, gimana?

Diriku: Bener ya?

Ratih: Iya


“Makan nih kontol gw, gua acak2 mulut lu pake kontol gw. Oy Dilla. Liat tuh kelakuan temen lw, udah gila emang dia ngebiarin temen baiknya di sikat sama pacarnya sendiri.” Begitu lah beberapa kata yang ku ucapkan saat mengocok penisku di bibirnya.

Ratih: Udah 4 menit, gimana udah mau keluar belom?

Diriku: Diem dulu sayang, aku lagi menikmati mulut teman baikmu ini, hahaha

Ratih: Nanti crotnya jangan di mulut, ntar susah bersihinnya, di toket nya aja tuh


Mendengar perkataan Ratih diriku tersadar, benar juga kalau aku sampe crot di mulutnya pasti Dilla akan merasakan ada rasa yang asing dari dalam mulutnya. Ada kemungkinan dia akan mengenali bau & rasa dari sperma yang masuk ke dalam mulutnya.

Kugeser diriku agak ke bawah, kukocokkan penisku menempel di putting payudara kirinya, sedangkan tangan kananku mengelus halus payudara sebelah kanannya. Sesekali ujung jariku menyentuh puting payudara kanannya. Kocokanku sempat terhenti saat kulihat Dilla menggigit bagian bawah bibirnya dan matanya sedikit merengut. Entah apakah Ratih juga melihat hal yang sama atau tidak, namun aku yakin, bahwa Dilla saat ini sudah terbangun dari tidurnya atau setidak nya dalam kondisi setengah sadar.

Kuperhatikan tak terlihat ada penolakan dari Dilla, maka kulanjutkan kocokan ku ini. Aku mulai merasakan bahwa penisku akan mencapai klimaksnya. Dalam kondisi ini aku tidak akan menahannya karena ada limit waktu 8 menit yang Ratih berikan. Kupindahkan penisku ke tengah2 payudara milik Dilla dan kukocok lebih cepat.

“Makan nih peju gw, peju yang biasa di nikmatin sama temen lw, kini bisa lw nikmatin juga” Begitu ucapku. Tiga semprotan pertama melesat jauh mengenai muka bahkan rambut nya. Beberapa semprotan lainnya yang tersisa mengenai leher serta menetes di antara kedua payudaranya. Ratih mendekatkan kamera nya ke arah penisku “Lihat nih kontol cowok gw, walau gak terlalu gede, tapi dijamin bisa muasin lw berkali2”

“Hari ini dia udah ngecrot 2x, tapi liat peju nya masih banyak dan kentel pula” Dirinya bernarasi sambil memindahkan kameranya ke wajah Dilla yang kini berlumuran sperma milikku ini

“6 menit 22 detik, Yup kamu lolos tantangan hari ini, hihihii” begitu ucap Ratih sekaligus menghentikan rekaman video dari HP nya itu. Perlahan diriku mencoba turun dari tempat tidur Dilla, Sebagian sperma ku masih menetes ke Kasur tempat Dilla tidur sehari2.


Diriku: Masih keluar dikit2 nih yang, jilatin dong

Ratih: Iya pacarku yang berani memperkosa teman baik ku, hihiih (Dirinya mengulum penisku membersihkan sisa2 sperma yang masih keluar dari ujung kepala penisku)

Diriku: Kan ini tantangan, kalo aku tolak ya aku bukan cowok dong, hahaha. Lagian Itu si Dilla beneran tidur gak sih?

Ratih: Kenapa emangnya?

Diriku: Ya aneh aja sih menurutku. Kok bisa ada orang udah di apa2in gak bangun2, jangan2 kamu bius nih anak

Ratih: Udah sana pake celana terus balik ke ruang tamu. Aku mau bersihin Dilla dulu. Takut keburu bangun dia

Diriku: Di lap pake tisu basah ya sayang, biar baunya gak terlalu kecium

Ratih: Iya tenang aja, udah sana balik


Diriku keluar dari kamar dan kembali ke ruang tamu di lantai satu. Jantungku masih berdebar kencang menunggu apakah kejadian barusan akan di sadari oleh Dilla atau tidak. Kalau ternyata Dilla marah besar dan malah melaporkan kami, akan sangat panjang urusannya. Cukup lama Ratih berada di dalam kamar Dilla, semoga mereka berdua tidak sedang bertengkar akibat tindakanku barusan

Cukup lama Ratih berada di kamar Dilla, Diriku berkeliling tidak jelas karena masih ada perasaan khawatir atas kejadian barusan. Apalagi Ratih tidak kunjung turun, jangan2 terjadi pertengkaran di dalam kamar sana. Apakah aku harus segera menyusulnya ke atas? Tapi akan gawat jika memang sedang terjadi pertengkaran dan aku sebagai tersangka utama malah memperkeruh keadaan. Hingga akhirnya ku dengar suara langkah kaki turun dari Lantai 2


Ratih: Udah aman, udah aku bersihin tapi dia masih tidur. Tadi sempet bangun sebentar terus ngobrol2 dikit makanya jadi lama. Abis itu dia tidur lagi hahaha

Diriku: Dia gak curiga kan yang?

Ratih: Aman, aku juga udah pamit buat langsung pulang kok tadi

Diriku: Yaudh deh, nanti aku titip salam ya buat Dilla, bilang makasih atas pijitannya

Ratih: Lah, kan kamu sendiri yang mijit si dedek, bukan si Dilla yang mijit, hihii

Diriku: Anggap aja sama lah, yaudh ayo pulang


Kami berdua meninggal kan rumah Dilla, tak lupa kami menutup rapat pintu utama serta pagar rumah untuk memastikan tidak ada orang jahat yang masuk kedalam rumahnya. Didalam perjalanan aku masih berpikir, apakah benar Dilla saat itu benar2 tertidur. Masa orang tidur raut mukanya kaya orang lagi keenakan. Entah lah itu akan menjadi teka teki yang mungkin suatu saat akan kucoba tanyakan langsung pada dirinya

--Bersambung
Part 17. Private Folder
 
Terakhir diubah:
Part 17
Private Folder

Libur Natal – Tahun Baru, tidak ada satupun rencana yang sudah aku siapkan untuk menyambut liburan yang cukup panjang ini.
Berbeda dengan Ratih, ia dan keluarga besarnya pergi mengunjungi neneknya di daerah kampung halamannya.
Ringtone HP ku berbunyi pertanda sebuah telpon masuk. Nama Dilla muncul di notifikasi dan segera ku angkat telpon tersebut

Dilla: Oy, lagi sibuk gak?

Diriku: Justru itu gw lagi nyari kesibukan nih, hahaha

DIlla: Hahaha, gabut lw yak di tinggal Ratih mudik

DIriku: Iye gw lagi gabut, emang kenapa?

Dilla: Gw mau minta tolong nih Nil, boleh gak?

Diriku: Minta tolong apaan? Nyariin hotel buat tahun baruan? Kalo sekarang mah udh pada penuh, hahaha

Dilla: Yee, gw juga tau kali kalo booking sekarang kagak bakal dapet. Gw mw minta tolong benerin laptop gw, lemot banget, terus banyak banget icon gak jelas yang muncul nih di desktop nya

Diriku: Kena virus itu sih pasti, yaudh emang mau gw beresin kapan?

Dilla: Sekarang bisa gak? Ntar gw bayar pake indomie

Diriku: Masa cuma Indomie doang sih

Dilla: Gampang lah itu, yang penting lw kesini dulu aja udah buruan

Kupersiapkan semua alat perangku. Kupacu cepat kuda tempurku, mungkin efek dari libur panjang membuatku lebih tiba di rumah DIlla lebih cepat dari biasanya.

Sudah lama sekali aku tak bertemu Dilla dengan baju santai tertutup jilbab rumahannya. Walau diriku pernah melihatnya tak memakai jilbab, bahkan tak memakai sehelai baju, ternyata pesona wanita berjilbab memang sudah berbeda level.

Dilla mempersilahkan diriku masuk, kuikuti dirinya dari belakang, kuperhatikan sekeliling sepertinya tak ada satupun orang dirumah ini selain dirinya.


Diriku: Orang tua lw mana Dil?

Dilla: Masih pada kerja, akhir tahun gini bukannya santai kerjaan mereka malah makin tambah banyak buat closing

Diriku: Oh yaudah, sini laptopnya biar cepet

DIlla: Masih di kamar, di atas aja benerinnya

Diriku: Serius lw? Emang gak takut lw cuma berduaan sama gw?

DIlla: Ya enggak lah, tinggal telpon Ratih beres

Diriku: Dih malah nantangin, yaudh anterin gw ke kamar lw

Diriku berjalan mengikut Dilla menuju kamarnya di lantai 2. Saat menaiki tangga diriku membayangkan kembali bongkahan pantatnya itu hanya terbalut oleh celana dalam miliknya. Ingin rasanya ku raba pantatnya dari belakang, namun aku masih bisa mengontrol diri. Aku harus menunggu waktu yang tepat untuk bertindak lebih jauh.

Dilla: Tuh, desktop nya jadi penuh sama shortcut2 gak jelas gini

Diriku: Kaya gini mah paling Cuma 10 menit sama gw. Emang lw abis ngapain sampe kena virus gini?

Dilla: Kayaknya gw salah download sih tadi, soalnya begitu gw buka file langsung muncul kaya gini

Diriku: File nya udah lw apus?

Dilla: Udah gw coba apus tapi gak bisa2

Kukeluarkan semua alat tempurku. Kubersihkan sampai tuntas semua virus yang hinggap di dalam laptopnya Dilla. Kubuka satu persatu folder yang ada didalam laptopnya untuk memastikan tidak ada lagi virus yang tersisa.

Diriku: Ini folder “private” gw skip aja ya, nanti lw apus sendiri aja ya misal nemu file yang aneh

Dilla: Yaelah nanggung amat, sekalian lah di cek

Diriku: Bukan folder bokep kan nih?

Dilla: Udah buka aja foldernya

Kubuka folder berlabel private miliknya itu. Ada 2 folder disana, foto & video. S
epertinya ini adahal folder khusus tempat DIlla menyimpan foto & video dari HP miliknya. Ku pastikan sekali bahwa aku diizinkan untuk membuka folder2 ini. Folder foto dulu aja katanya.

Cukup banyak foto2 selfie berserta foto bersama teman2 nya didalam folder tersebut. Ku scroll perlahan untuk memastikan tidak ada file virus yang terlewat didalamnya. Hingga akhirnya foto2 terbaru pun akhirnya mulai muncul di layer laptop miliknya.


Diriku: Kayaknya gw di prank nih, nama doang private, tapi isinya foto public semua

Dilla: Emang foto private tuh kaya gimana harusnya? Hahaha

Diriku: Misal lw lagi berenang pake bikini sexy gitu, hahaha

DIlla: Di Indonesia mah susah mau berenang pake bikini doang. Paling di Bali tuh yang agak bebas

Diriku: Ya kali aja lw pernah ke bali terus foto2 disana

Dilla: Udah lanjutin, masih ada folder private video yang belom lw cek kan itu, siapa tau yang itu beneran private

Diriku: Palingan isinya sama aja

Folder foto telah selesai ku periksa, saat nya berlanjut ke folder video. Tak banyak video yang tersimpan disana.
Namun ada 2 thumbnail video yang menarik perhatianku.
Satu video memiliki nama “Ngecrotin Cewek Tidur” persis dengan video yang Ratih rekam ketika aku “bermain” dengan Dilla dan satu lagi video dengan judul “Lesbi dengan sahabat”

DIriku: Eh, kok lw punya video ini?

Dilla: Iya dong, dikirimin langsung sama Ratih

Diriku: Jadi lw udah tau gw pernah ngecrotin lw pas lw lagi tidur?

Dilla: Hah tidur? Gw cuma pura2 tidur kali. Malah sebenernya dia yang minta gw buat pura2 tidur buat nyenengin lw

Diriku: Seriusan lw?

Dilla: Iya soalnya dia bingung mau minta maaf ke lw tapi gak tau caranya gimana

Diriku: Minta maaf buat apaan?

DIlla: Nih tonton aja video yang ini


Dilla membuka video dengan judul “Lesbi dengan sahabat” tersebut. Begitu terbuka ia pause video tersebut, dan langsung ia percepat ke bagian akhir video tersebut menggunakan mousenya. Sepintas terlihat beberapa adegan saat dirinya mencari bagian akhir video tersebut. Adegan Ratih dan Dilla tanpa mengenakan sehelai pakaian pada tubuh mereka. Aku semakin bingung sekaligus penasaran, sebenarnya apa yang ingin Dilla tunjukan kepadaku.

Hingga akhirnya, posisi kamera menghadap ke langit2 kamar. Namun masih terdengar jelas pembicaraan mereka berdua

Dilla: Makasih ya Tih, gw sampe kelojotan gini, hahaha

Ratih: Gw juga makasih sama lw, gw bisa lega sekarang. Sekarang gw udah gak merasa bersalah lagi atas kejadian di kereta tadi siang

Kejadian di kereta tadi siang? Emang salahnya dimana? Kayaknya gak ada yang aneh di kereta tadi

Aku terus berpikir hingga akhirnya diriku terkejut mendengar apa yang mereka bicarakan selanjutnya.

---Bersambung
Part 18. XXXX

---Side Story
Part 17.1 Flashback (Dilla POV)
 
Terakhir diubah:
Saran Buat TS klo Libur Puasa Plus Libur Update Boleh Aja Tp Sesekali Hadir Memberikan Balasan Komen Biar GK Sepi
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd