Diriku dan ratih pergi mengunjungi sebuah mall yang ada di dekat kampus kami. Mall ini telah menjadi langganan kami ketika hanya ingin rehat sebentar sebelum pulang ke rumah masing2.
Diriku: Tih, aku boleh nyanyi untuk kamu gak?
Ratih: Tumben pake aku kamu. Emang mau nyanyi apaan?
Diriku: Jadikanlah aku pacarmu, Kan kubingkai slalu indahmu, Jadikanlah aku pacarmu, Iringilah kisahku... (Ya aku menyanyikan lagu ciptaan SO7 untuk menembak dirinya)
Diriku: Jadi gimana tih? Kamu mau jadi pacar aku?
Ratih: Suara kamu jelek banget ih, hahaha, tapi aku mau kok jadi pacar kamu
Diriku: Terima kasih ya sayang kamu mau jadi pacar aku (Aku menghiraukan perkataan awal yang terucap dari dirinya)
Ratih: Btw, kamu kabarin Ria gih, biar dia gak kaget
Diriku: Menurut kamu gak masalah nih kalo Ria kita kabarin?
Ratih: Udah kabarin aja, kalo di tunda2 malah takutnya dia masih ngarep sama kamu
Namun tidak ada balasan lagi dari Ria, entah apa yang ada di pikirannya. Apakah dia masih berharap diriku melanjutkan hubungan lagi dengan dirinya, atau memang ini yang terbaik.
Diriku: Ria udah aku kabarin, tapi dia gak bales lagi nih
Ratih: Yaudh biarin aja, gak usah dipikirin lagi ya sayang. Yang penting kan kita udah resmi jadian sekarang
Diriku: Iya sayang, walau aku hari ini gak ada kuliah, tetap aku jemput kamu pagi2 kok, ini udah mau otw
Ratih: Ok, aku tunggu, tapi aku gak jadi kuliah pagi ini, semalem dosen ngabarin kalo dia gak bisa masuk, dan akhirnya malah ngasih tugas buat kita2. Pagi ini kita ke rumah Dilla aja ya, biar bisa bareng bikin tugasnya
Ya, Dilla teman dekatnya itu juga masuk ke jurusan yang sama dengan Ratih serta mengikuti mata kuliah yang sama. Kurang lebih 1 jam perjalanan dari rumahku, rumah Ratih lalu ke rumah Dilla, dan akhirnya kami tiba sekitar jam 7:30 di rumah Dilla
Ratih: Dilla, main yuk!!! (Begitu saut Ratih sambil menelpon dengan loudspeaker di depan pagar rumah dilla)
Dilla: Iya bentar, lagi pake jilbab, lw ngajak cowok lw sih, kan gw jadi repot. Malah baru ngabarin semalem lagi kalo lw udah jadian
Diriku: Ya sorry Dil, makanya buruan punya cowok, biar bisa di anter jemput kemanapun, Apa mau gw kenalin ke temen kuliah gw? hahaha
Dilla: Dih, ngikut2 aja nih anak (Dilla langsung menutup telponnya)
Dilla akhirnya keluar dengan baju rumahan miliknya, menggunakan jilbab santai berwarna merah. Tidak ada yang spesial pada penampilan Dilla hari ini, hanya seorang remaja putri yang menggunakan baju santai rumahannya
Dilla: Ayo masuk, gak ada siapa2 di rumah, jadi paling gw cuma bisa nyiapin es teh doang, jadi jangan ngarep apa2 ya
Diriku: Makasih ya Dil, gara2 gw ikutan, lw jadi repot kan
Dilla: Iya jadi repot nih gw, jadi lw harus bantuin kita biar tugasnya cepet kelar
Diriku: Tugas Kimia kan? Gampang itu mah, gw masih inget dikit2 pelajaran Kimia pas SMA dulu
Dilla menyalakan DVD di layar TV nya yang berukuran cukup besar. Entah Film apa yang akan dia tonton, tapi aku dan ratih sama2 tidak tertarik menonton film pada saat itu. Kami semua duduk lesehan di ruang tamu, Dilla duduk agak ke depan menyaksikan film tersebut. Sedangkan aku & Ratih menyender ke tembok, terhindar dari pandangan langsung Dilla yang sedang asik menonton
Ratih: Sayang, aku punya ide nih
Diriku: Apaan tuh
Ratih: Tapi jangan komentar ya
Diriku: Iya, aku gak akan komentar
Ratih: Buruan remes2 TT aku (Ratih menarik tanganku dan meletakkannya di atas gundukan yang masih tertutupi kaos lengan panjang & jilbabnya)
Diriku: (Dengan sedikit kaget aku hanya menatap wajahnya)
Ratih: Udah jangan berisik, ntar si Dilla nengok mampus kita
Buah dadanya terasa begitu kenyal & sangat halus seakan2 tidak ada pakaian yang menghalangi antara tanganku & payudaranya ya.
Ya, aku yakin sekali saat itu Ratih hanya memakai bra yang sangat tipis dibalik kaos lengan panjang miliknya.
Aku meminta Ratih berpindah tempat duduk dengan posisi membelakangiku. Dalam posisi ini dengan mudah diriku dapat meremas kedua buah dadanya dari belakang.
Ku remas kedua buah dadanya dengan lembut, sesekali kumainkan kedua putingnya yang sudah mulai terasa sedikit mengeras.
Aku sangat yakin, jika saat itu seseorang berhadapan dengan dirinya, kedua puting tersebut akan nampak begitu jelas tercetak di kaosnya.
Beberapa kali diriku menciumi lehernya sambil meremas buah dadanya dari belakang. Ratih melenguh setiap kali aku menciuminya.
Diriku khawatir Dilla akan mendengar lenguhan ini, namun ternyata Dilla tidak bereaksi sedikitpun
Entah karena suara film yang ia putar cukup keras, atau memang dia sengaja pura2 tidak tau atas apa yang di lakukan teman dekatnya ini.
Sudah cukup lama kami melakukan hal ini. Beberapa kali kami berpura2 melihat HP masing2 setiap kali Dilla bergerak mengubah posisi duduknya. Jam dinding juga menunjukan sekitar jam setengah 12.
Saat itu tiba2 Dilla berkata, "makan mie ayam dulu yuk di depan, udah laper"
Untungnya kami telah menyudahi aktivitas kami beberapa menit sebelumnya,
Ting ding, terdengar suara notifikasi dari Handphone milikku. Diriku yang sedang bersantai setelah mengerjakan tugas kuliah, langsung mengecek handphone yang tersimpan di dalam tas ku.
Kami sudah lama tidak berkomunikasi hingga hari ini, Danil mantan pacarku mengirimkan sebuah message kepadaku
Danil: Halo Ri, apa kabar di semarang?
Diriku: Baik2 aja kok, lw gimana di Jakarta?
Danil: Aman terkendali disini. Btw, gw mau ngabarin kalo gw sama Ratih jadian per hari ini
Pikiranku campur aduk, hal yang dulu aku bayangkan akhirnya benar terjadi. Diriku bingung kata2 apa yang harus aku sampaikan kepadanya dalam kondisi saat ini
Diriku: Selamat ya
Danil: Iya sama2, kamu gak masalah kan kalau aku pacaran sama Ratih?
Setelah sedikit agak tenang, diriku memakai jilbab berencana mencari udara segar sambil berkeliling kota semarang. Saat diriku keluar kamar, kulihat kakakku Tika berada di ruang tamu. Ya, semenjak pindah ke semarang, aku tinggal hanya berdua dengan kakakku di kontrakan kecil dekat dengan area kampus.
Tapi, bukan hanya kakakku, Ada seorang pria yang tak ku kenal juga duduk bersebelahan dengannya.
“Itu Kak Tika sama siapa, pacarnya kali ya, kok duduknya sampe nempel gitu”.
“Masa aku pergi keluar pas lagi kaya gini. Ntar kakakku cuma berduaan sama pacarnya dong”. ucapku dalam hati.
Tak lama kemudian, sang pria mulai mencium bibir kakaknya. Tak ada sedikitpun penolakan yang terlihat atas perbuatan pria tersebut. Malah terlihat sang kakak begitu aktif memeluk sang pria tersebut
Diriku hanya tercengang melihat kejadian yang terjadi tepat di depan mataku ini. Tak sampai disitu saja, sang pria juga memasukkan tangannya kedalam baju gamis milik kakakku. Terlihat samar, namun aku yakin tangan pria tersebut sedang meremas payudara milik kakakku.
“Apakah memang semua pria seperti ini?”
“Tapi kok kakak gak nolak sedikitpun?”
“Apakah pacaran memang seperti itu?”
“ Jangan2 memang aku yang salah sehingga hubungan aku & Danil berakhir begitu saja”
“Ah sudah lah, aku tak peduli lagi” Diriku berjalan cepat melintasi ruang tamu.
“Aku keluar dulu, nikmatin aja, aku lama kok perginya” Ucapku saat sudah berada di teras
Diriku menyalakan DVD yang belum sempat aku tonton padahal sudah aku beli sejak bulan lalu.
Satu jam pun berlalu. Adegan film yang ku tonton saat ini sedang berada di titik klimaksnya. Namun seketika, pendengaranku teralihkan akibat suara lenguhan dari arah belakangku
“Duh, mereka malah enak2an di belakang”
“Bangsat juga nih mereka, gw jadi nyamuk di rumah gw sendiri”
Lenguhan2 halus terus terdengar, diriku mulai tak fokus menonton film yang sedang kusaksikan ini. Tanpa sadar, tangan kananku mulai meremas payudara kiri milikku dari luar bajuku.
“Ah bangke, gw jadi ikutan sange kan, nih film kapan selesainya sih, biar mereka udahan juga”
Tanpa kusadari, tangan kananku meremas buah dadaku sendiri. Sesekali kuraba juga area kewanitaanku dari balik celana
Aku tak yakin apakah mereka sadar atas apa yang aku lakukan saat ini. Namun aku sudah tak peduli lagi, semua ini adalah kesalahan mereka
Tak terasa, film telah mencapai endingnya. Diriku sudah memastikan tidak ada lagi suara2 lenguhan yang berasal dari Ratih.
Diriku: Makan mie ayam dulu yuk di depan, udah laper
Ratih: Ayo dah, udah laper jg gw
Diriku: Oy Danil, lw yang traktir ya, anggap aja pajak jadian
Diriku segera pergi menuju kamar untuk berganti pakaian sambil menyiapkan tas untuk keperluan kuliah. Tidak lupa kuganti celana dalam milikku juga yang saat itu sudah basah akibat cairan kewanitaanku sendiri.
Ku masukkan jari manis & jari tengah ke dalam lubang vaginaku. Kukocok perlahan vaginaku yang masih basah ini.
Saat wisuda SMA aku terbawa suasana dengan seorang lelaki dari kelas sebelah. Awalnya kami hanya iseng memesan beberapa botol bir dan membawanya ke rumah lelaki tersebut.
Dan disanalah keperawananku hilang. Kami sepakat ini hanya terjadi satu kali ini saja.
Karena memang tidak ada rasa cinta antara kami berdua. Aku pun tidak pernah menceritakan hal ini pada siapapun, termasuk pada Ratih.
Namun semenjak kejadian tersebut, diriku terus mengingat kenikmatan yang pernah kurasakan dalam beberapa jam saja
Dilla: Duh, masih sange lagi, pengen lama2 tapi udh keburu mau berangkat kuliah
Dilla: Awas aja nanti, kalo pas gw balik ternyata mereka lagi ngapa2in, langsung gw perkosa si Danil di depan pacarnya sendiri, hahahaha
