DODGETHEBULLET
Suka Semprot
- Daftar
- 16 Jan 2017
- Post
- 13
- Like diterima
- 1.380
Cerita ini fiksi ya gan..
Silahkan menikmati ceritanya, mohon maaf masih belajar menulis. Semoga suka dengan tulisannya.
---------------------------------
Untuk orang daerah yang baru tinggal di Jakarta, hidup tidaklah mudah. Biaya hidup yang jauh lebih tinggi dibandingkan di daerah tidak membuat gaji belasan juta terasa wah. Apalagi kalo ingat-ingat punya cicilan rumah di kota asal saya dan berbagai kebutuhan lainnya.
Saya Aim, Cerita ini bermula di awal tahun 2012 ketika saya berusia 27 tahun dan memutuskan untuk menerima pekerjaan di Jakarta. Saya merasa berada di kota kelahiran saya yang kecil, tidak akan membuat saya lebih maju dan berkembang lagi.
Saya yang baru di Ibukota ini mencoba berbagai cara untuk dapat hidup lebih irit, agar bisa menabung dari gaji yang saya terima setiap bulannya. Salah satu cara yang saya lakukan adalah dengan menumpang di kerabat saya di Jakarta.
Bule tati Namanya. Dia adalah istri dari adik ibu saya. Saya merasa nyaman untuk tinggal di tempatnya karena almarhum paman saya dulu pernah berutang budi kepada kedua orang tua saya. Bule Tati sudah menjanda hampir 8 tahun lamanya. Saat ini dia tinggal di kompleks kecil berada di belakang daerah Kuningan Jakarta, dekat dengan kantor saya. Bule memiliki kos-kosan yang banyak diisi oleh pekerja kantoran sederhana yang merantau ke Ibukota. Ia hanya tinggal sendiri, kedua anaknya sudah menikah dan tinggal di luar kota.
Setelah diskusi Bule melalui telepon dengan Ibu saya, akhirnya sepakat bahwa saya bisa tinggal di tempat Bule untuk sementara.
Bule Tati ini Wanita berusia 52 tahun. Ia memiliki rambut ikal sebahu, payudara besar, perawakan montok, kulit sawo matang khas STW jawa. Parasnya tidak jelek, manis khas Wanita jawa dengan pipi yang chubby dan bibir yang tebal. Ia memiliki watak yang periang dan ramah dengan siapa saja, pantas saja penghuni kos-kosan miliknya betah.
Minggu-minggu pertama saya tinggal dengan bule, saya belum merasakan keanehan. Mungkin karena masih canggung, karena sudah lama sekali gak bertemu. Hari berjalan seperi biasa, saya ngantor, ngegym, pulang lalu tidur. Hingga setelah beberapa lama, saya mulai nyaman bercerita sama bule tati dan kamipun mulai akrab.
Keanehan mulai terjadi ketika suatu waktu sepulang kerja, saya mandi dan saya keluar dari kamar mandi hanya berbalutkan handuk. Saya melihat bule sering mencuri pandang ketika saya bertelanjang dada. Namun saya tepis, mungkin hanya perasaan saya saja.
FYI, saya memiliki badan yang lumayan kekar. Dengan tinggi 175, kulit coklat dan otot yang lumayan berisi. Kebiasaan ngegym dari kota lama saya dulu memang tidak berubah. Saya emang hobi dan agak-agak narsis orangnya. Mungkin itu yang membuat bule tidak tahan melihat saya bertelanjang dada.
Kejadian kedua adalah ketika suatu pagi, Bule tati berusaha membangunkan saya untuk mandi dan pergi bekerja. Saat itu saya sudah setengah terbangun ketika Bude masuk ke kamar untuk membangunkan dengan menepuk-nepuk paha saya.
Saya selalu tidur bertelanjang dada dan hanya menggunakan boxer. Dengan keadaan yang belum sepenuhnya sadar, saya merasakan tangan bule menggerayangi dada, perut dan bulu-bulu halus yang tumbuh dibawah pusar saya. Saat itu saya pura-pura masih tertidur untuk menantikan apa yang selanjutnya terjadi..
Silahkan menikmati ceritanya, mohon maaf masih belajar menulis. Semoga suka dengan tulisannya.
---------------------------------
Untuk orang daerah yang baru tinggal di Jakarta, hidup tidaklah mudah. Biaya hidup yang jauh lebih tinggi dibandingkan di daerah tidak membuat gaji belasan juta terasa wah. Apalagi kalo ingat-ingat punya cicilan rumah di kota asal saya dan berbagai kebutuhan lainnya.
Saya Aim, Cerita ini bermula di awal tahun 2012 ketika saya berusia 27 tahun dan memutuskan untuk menerima pekerjaan di Jakarta. Saya merasa berada di kota kelahiran saya yang kecil, tidak akan membuat saya lebih maju dan berkembang lagi.
Saya yang baru di Ibukota ini mencoba berbagai cara untuk dapat hidup lebih irit, agar bisa menabung dari gaji yang saya terima setiap bulannya. Salah satu cara yang saya lakukan adalah dengan menumpang di kerabat saya di Jakarta.
Bule tati Namanya. Dia adalah istri dari adik ibu saya. Saya merasa nyaman untuk tinggal di tempatnya karena almarhum paman saya dulu pernah berutang budi kepada kedua orang tua saya. Bule Tati sudah menjanda hampir 8 tahun lamanya. Saat ini dia tinggal di kompleks kecil berada di belakang daerah Kuningan Jakarta, dekat dengan kantor saya. Bule memiliki kos-kosan yang banyak diisi oleh pekerja kantoran sederhana yang merantau ke Ibukota. Ia hanya tinggal sendiri, kedua anaknya sudah menikah dan tinggal di luar kota.
Setelah diskusi Bule melalui telepon dengan Ibu saya, akhirnya sepakat bahwa saya bisa tinggal di tempat Bule untuk sementara.
Bule Tati ini Wanita berusia 52 tahun. Ia memiliki rambut ikal sebahu, payudara besar, perawakan montok, kulit sawo matang khas STW jawa. Parasnya tidak jelek, manis khas Wanita jawa dengan pipi yang chubby dan bibir yang tebal. Ia memiliki watak yang periang dan ramah dengan siapa saja, pantas saja penghuni kos-kosan miliknya betah.
Minggu-minggu pertama saya tinggal dengan bule, saya belum merasakan keanehan. Mungkin karena masih canggung, karena sudah lama sekali gak bertemu. Hari berjalan seperi biasa, saya ngantor, ngegym, pulang lalu tidur. Hingga setelah beberapa lama, saya mulai nyaman bercerita sama bule tati dan kamipun mulai akrab.
Keanehan mulai terjadi ketika suatu waktu sepulang kerja, saya mandi dan saya keluar dari kamar mandi hanya berbalutkan handuk. Saya melihat bule sering mencuri pandang ketika saya bertelanjang dada. Namun saya tepis, mungkin hanya perasaan saya saja.
FYI, saya memiliki badan yang lumayan kekar. Dengan tinggi 175, kulit coklat dan otot yang lumayan berisi. Kebiasaan ngegym dari kota lama saya dulu memang tidak berubah. Saya emang hobi dan agak-agak narsis orangnya. Mungkin itu yang membuat bule tidak tahan melihat saya bertelanjang dada.
Kejadian kedua adalah ketika suatu pagi, Bule tati berusaha membangunkan saya untuk mandi dan pergi bekerja. Saat itu saya sudah setengah terbangun ketika Bude masuk ke kamar untuk membangunkan dengan menepuk-nepuk paha saya.
Saya selalu tidur bertelanjang dada dan hanya menggunakan boxer. Dengan keadaan yang belum sepenuhnya sadar, saya merasakan tangan bule menggerayangi dada, perut dan bulu-bulu halus yang tumbuh dibawah pusar saya. Saat itu saya pura-pura masih tertidur untuk menantikan apa yang selanjutnya terjadi..