Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kepolosan Erna Siswi PKL

Bagian 2 – Setelah Masa PKL


Bulan April sampai Juli setiap tahunnya adalah masa-masa ujian, test dan liburan buat anak-anak sekolah. Karena hal ini lah, bulan April sampai Juli tidak ada anak PKL di kantorku. Tidak adanya jiwa-jiwa muda berlalu-lalang dengan segala keramaian khas abege membuat kantorku terasa sepi, paling tidak buatku, pecinta abege yg polos namun selalu diliputi rasa penasaran tinggi akan hal baru…. dan tabu.

Erna.

Nama ini kembali muncul dalam ingatanku. Sejak selesainya masa PKL Erna dan Rara di akhir Maret kemarin, belum pernah lagi aku bertemu mereka, hanya saling tegur di medsos atau WA. Itupun hanya di awal-awal saja, setelah itu kami sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Tidak adanya ikatan emosional diantara aku dan Erna membuat kami bisa cepat saling melupakan satu sama lain. Kami berdua hanya dua insan yang saling membantu mencapai kenikmatan tanpa ikatan. Keputusanku untuk tidak memaksa merenggut keperawanan Erna juga karena ini, tidak pantas rasanya aku yg bukan siapa-siapa tega mengambil sesuatu miliknya yg berharga. Meskipun begitu, kadang aku sedih jg atas perpisahan ini.

No emotional damage, no physical damage, I left nothing on her

Ku scroll-scroll layar hapeku, melihat-lihat postingan instagram dari orang-orang yg aku follow. Tidak ada yg benar-benar menarik perhatianku, sampai pada satu post bergambar karakter anime dengan pose duduk bersimpuh dan kepala tertunduk dengan caption


“It’s finally over”.
@Ern4Love, akun IG Erna.


Tidak biasanya Erna memasang gambar melow kayak gini, biasanya postingan IGnya penuh foto selvie dia dan teman-temannya, khas anak sekolah. Ku buka WA dan kucari chat history ku dengan dia, namun kuurungkan. Lebih baik tanya Rara dulu aja untuk mencari tahu garis besarnya. Kuketik pesan ke Rara melalui WA

Aku : Si Erna kenapa Ra..? Postingan IG nya kok gitu?
Beberapa saat kemudian notifikasi pesan WA terdengar di hape ku
Rara : Baru putus pak dari Bagas
Aku : Lah …. Sejak kapan mereka jadian…?
Rara : Mulai deket kayaknya abis PKL deh… ga lama abis itu jadian.
Tak kusangka Erna yg dulu polos sekarang udah punya cowok, Si Bagas yg burungnya gede pula…
Aku : Baru jalan beberapa bulan dong, kok dah putus aja… kenapa emang?
Rara : Ehmm ….
Rara : Kalo detilnya tanya Erna aja deh pak, ga berani cerita saya
Aku : Oh.. oke deh Ra, tengkyu ya infonya….
Rara : Oke pak…

Rasa penasaranku meningkat, penolakan Rara untuk menjelaskan penyebab Erna dan Bagas putus menyiratkan sesuatu yang serius. Kembali kubuka WA dan kuketik pesan, kali ini ke Erna

Aku : Eeerrnaaaa…. :o
Tak ada jawaban.
Satu menit, tiga menit, lima menit, masih belum ada jawaban dari Erna.
Jawaban Erna baru masuk sekitar pukul setengah enam sore, sesaat setelah aku sampai di rumah sepulang kantor.

Erna : Paak Nikooo…. lagi bete nih pak….
Aku : Lho kenapa….? Main-main sini kalo suntuk di sekolah terus….
Erna : ini kan lagi liburan paaak…. Masih minggu depan masuknya
Aku : Nah bagus dong, ke sini aja, main sehari dua hari, nginep dirumahku aja. Ranjangku luas kok…. :genit:
Ah… aku sampe lupa tujuan awalku, malah larinya ke obrolan mesum lagi. Emang nih Erna , bikin lupa segalanya.
Erna : Iiih… Pak Niko kumat mesumnya, ketahuan kak Gita bisa ribet loh paak...
Waduuh… aku lupa kl dulu bohong soal Gita mantanku, kasih alasan apa ya yg masuk akal….
Aku : Udah putus Na….
Erna : Loh kenapa pak….?
Aku : Dia kecantol cowo lain yg lebih kaya n burungnya lebih gede…
Agak bersalah jg aku sama Gita, kita pisah baik-baik karena kendala jarak aja sebenernya. Dan kami berdua bukan tipe yg bisa LDR. Bukan berarti kami ga bisa setia, hanya saja, buat kami, kontak fisik itu penting untuk merawat hubungan.
Erna : Yaaah….. burung Pak Niko kalah gede ya….. hihihihi
Sialan nih anak, malah ngeledekin
Erna : Ya udah, burung Pak Niko buat Erna ajah….
Aku : #tersenyumlebar boleeeh…. :genit: :genit:
Erna : wakakakakakaka....
Aku : Fix weekend besok kamu ke sini Na, aku jemput ke Kota xxx jg gpp
Erna : Hayooo… dah kebelet yaa….
Erna : ga usah dijemput pak, nanti ketahuan temen-temen Erna. Nanti Erna yg ke sana aja. Tapi Ern belum tahu rumah Pak Niko….
Aku : Gampang Na, nanti motormu titipin aja di penitipan motor deket komplek kantor, masi inget kan? Nanti dari situ aku jemput
Erna : Oh iya pak, Erna masih inget.
Aku : Oke fix ya…
Erna : siaaap boss, Erna makan dulu ya… byeeee… muuaaachhhh :bye:


Kubuka-buka gallery iphone ku, kucari-cari foto Erna yang ternyata cuman sedikit dan itupun foto rame-rame pas perpisahan PKL.
Dan satu video.
Video yg kurekam secara rahasia saat Erna memeriksa galery di hape lamaku.
Kurasakan sesuatu saat menonton video itu…

Nafsu lama bersemi kembali…


#######


Hari Sabtu sekitar pukul 9.30 Erna sampai di penitipan motor. Setelah menitipkan motor dan menyelesaikan administrasinya, Erna bergegas menuju mobilku yg sudah kuparkir di sebelah penitipan motor itu. Erna memakai kaos lengan panjang warna merah maroon dipadu dengan jilbab dan celana panjang warna khaki. Sebuat tas ransel bergantung di punggung nya. Sepertinya Erna sudah siap untuk menginap.
“Ernaaa…..” sapaku gembira saat Erna memasuki mobilku
“Masih cantik aja niih…”
“Halah Pak Niko masih aja ngegombal sama Erna….”
“hehehehe” aku hanya bisa tertawa kecil.
Langsung kupacu mobilku ke arah rumahku di pinggiran kota.
Sudah tak sabar aku ingin segera “reuni” dengan Erna. Kucuri-curi pandang ke arah Erna, tidak terasa ada perbedaan setelah beberapa bulan kami tidak saling bertemu. Tidak banyak yg bisa kusaksikan dari samping. Payudaranya terlihat membusung dibungkus kaosnya yg agak ketat, namun kedua lengannya yg disilangkan ke depan menutupi sebagian besar payudaranya. Wajahnya terlihat manis sekali. Apakah wajah Erna semanis ini sejak dulu? Iya, Erna memang anak yg manis, sampai dia mulai berbicara dan bertingkah, munculah kelakuan aslinya yg masih bocah polos. Bocah polos yg sangat menggemaskan dan selalu membuat kontolku tegang dengan tingkahnya.
Seperti saat ini.
Aku terpaksa pelan-pelan menyesuaikan posisi kontolku yg sudah mulai membesar di balik celanaku dan mulai terasa tidak nyaman.
“Aaaanggg…… Pak Nikooo …… kok malah dimainin sih itunya……” ternyata Erna menyadari gerak-gerik ku. Namun reaksinya yg manja malah membuatku makin gemes.
“Bukan dimainin Ernaa… ini ketekuk jd ga nyaman kalo mau berdiri…”
“Bantuin dong Na, aku lg nyetir nih, bahaya kalo ga fokus…”
“Aaah… pak Niko niiih… ada-ada aja…..” ucap Erna sambil menjulurkan tangan kirinya dan mulai menjamah kontolku. Diremasnya kontolku, lalu diurut-urut dan di geser-geser berkali-kali. Kuangkat pantatku sedikit untuk mempermudah Erna mencari posisi yg pas untuk kontolku.
“Ahhh.. udah mulai enak Na posisinya” kataku sambil menikmati rangsangan jari-jari mungil Erna di kontolku.
“Ayo berdiri yg benerr….” Ucap Erna gemas sambil memperkuat remasannya pada kontolku.
Aaah enak sekali remasan Erna, hampir saja kuminta dia membuka celanaku dan mengocok kontolku kalo saja aku tidak melihat gerbang rumahku yg sudah terlihat di kejauhan.

“Selamat datang di istanaku….” Sambutku saat Erna turun dari mobilku yg sudah kuparkir di samping rumah.
Rumahku kudesain sendiri dengan titik fokus pada pekarangan sekitar rumah yg kubuat ala-ala taman bergaya Jepang. Hal ini kupilih karna di bagian belakang tanahku ada sungai kecil namun bersih airnya dan sepanjang tahun selalu mengalir air meski terasa penurunan debit air pada saat musim kemarau. Air sungai itu lalu aku sodet melalui pipa yang aku alirkan ke kolam buatan di area belakang rumahku. Kolam buatan itu kubuat senatural mungkin dan cukup untuk sekedar berendam saat cuaca panas maupun berenang-renang kecil di bagian yg kubuat agak dalam. Pepohonan dan rumpun bambu Jepang yg kutanam di sekitar kolam membuat sejuk suasana dan menambahkan privasi meski sebenarnya sebagian besar tanahku sudah kupagar tembok tinggi.
“waah.. luas juga ya pak rumahnya” Kata Erna sambil celingukan ke setiap sudut rumahku.
“Nanti aja liat-liatnya, sekarang aku tunjukin kamar mu" Tak sabar aku ingin segera menyergap Erna ke ranjang dan melanjutkan kenikmatan yg tertunda di mobil tadi.
Erna masih aja ke sana kemari memeriksa setiap sudut rumahku sampai ke ruang belakang.
“Waaahhhh…. Ada kolam renangnya…..” teriak Erna sambil berlari keluar menuju kolam buatan dibelakang rumahku.
“Lah.. Na, nanti aja main-mainnya, kita ke kamar dulu aja….!” Teriak ku sekenanya. Nih kontol dah digodain dari tadi kok ditinggal. Kentang ini…
“Gaaaaak…. “ Erna sudah sibuk mengitari kolam mencari lokasi yg nyaman untuk bermain air.
Duh dasar bocah….
Kuhampiri Erna yang sudah asyik bermain air.
“Bagus banget pak taman sama kolamnya…” ucapnya sambil pandangannya mengitari sekelilingnya
“Pengen renaaang…..”
“Bawa baju renang..? “ tanyaku sambil duduk di sampingnya
“Enggaaak.. pak Niko sih ga bilang kalo ada kolam renangnya…”
“Lah….” Jawabku pendek
Aku ga inget apa-apa Erna, cuman inget nikmatnya tubuh kamu… ucapku dalam hati
“Ya udah pake pakaian dalam aja ga pa pa…. dilepas semua juga ga masalah…”
“Malu lah paak… kalo ada yg liat gimana….?” Ucap Erna sambil pandangannya kembali mengitari sekeliling kolam.
“Amaaan… liat aja sekeliling, siapa yg bisa ngeliat sini coba… “ kataku meyakinkan.
“Ayo buruan….” Ucapku sambil berdiri dan mulai melepaskan semua pakaianku. Kontolku yang sudah kehilangan rangsangan dari tadi kini sudah setengah lunglai. Posisiku yg berdiri dan Erna yg masih duduk membuat posisi kontolku sejajar dengan wajah Erna…
“Hahahahahha…. Kok jadi lucu gini sih pak…. Kayak belalai gajah….. hahahaha..” tawa Erna sambil mempermainkan kontolku dengan jari telunjuknya.
“Udah buruaaan…” kataku sambil mulai memasuki kolam. Air kolam di bagian ini dalamnya hanya sekitar pangkal paha.
Erna lalu berdiri dan mulai membuka pakaiannya, dimulai dari jilbabnya lalu kaosnya dan terakhir celana panjangnya. Erna mengenakan setelan bra dan celana dalam warna hijau muda. Celana dalam kecilnya terlihat kesulitan menyembunyikan pantat bulat dan memek tembemnya.
“Yakin aman kan pak..? Ga ada yg bakal ngintip..” kata Erna sambil kedua tangannya mengikat rambutnya dan kepalanya menengok ke kanan dan ke kiri.
Aku tak mendengarkan ucapan Erna. Posisi Erna yg berdiri di tepi kolam dan aku yg sudah masuk ke kolam membuatku mau tak mau menatap selangkangannya yg berada di depan mataku. Tanpa pikir panjang kupegang pinggul Erna dengan kedua tanganku dan kuciumi memeknya dengan sedikit kasar karena saking gemesnya.
“Awwww….” Teriak Erna kaget
“Ga mauuuuu…. Erna mau renang duluuu….” Lanjut Erna sambil menggeliat mencoba melepaskan dekapanku pada pinggulnya…..
Akhirnya kulepas dekapanku.
“Udah ga tahan aku Na… gemes banget kl liat memek mu…”
“Ga boleehh…… “ kata Erna sambil kedua tangannya menutupi selangkangannya. Erna lalu bergerak turun ke kolam sambil tangan kirinya tetap menutupi selangkangannya…
Akhirnya aku mengalah, ga asik jg kalo terlalu dipaksain…
“Ya udah renang dulu deh…”
“yeeey…”

####​

“Kamu kenapa putus sama Bagas Na?” Tanyaku saat melihat Erna sepertinya sudah puas berenang. Pertanyaan ini tiba-tiba saja terlintas kembali di kepalaku.
“Udah ga cocok aja..” jawab Erna singkat. Ada perubahan pada raut wajahnya. Kutangkap kesan sedih di sana.
“Trus maksud ‘It’s finally over’ IG mu itu apa?” lanjutku
“Kesannya kayak kamu bersyukur kalian putus, tp di sisi lain aku ngerasa kamu cukup sedih..”
Erna tidak langsung menjawab, dia masih tetap bermain air di bagian kolam yang dangkal.
Kutunggu sampai dia mau menjawab pertanyaanku. Beberapa saat kemudian Erna duduk berendam di tepi kolam di sampingku.
“Sebenernya Bagas tuh baik pak, dia perhatian jg ke Erna. Cuma… Dia mainnya kasar…”
“Haah… kasar gimana? KDRT gitu..?” tanyaku cepat
“Bukan paak… pas lagi gituan mainnya kasar…..” jawab Erna agak malu-malu
Ohh… aku baru mengerti sekarang kenapa Erna sedih sudah putus dari Bagas namun di sisi lain dia juga bersyukur hubungan itu akhirnya berakhir.
“Terus kan awalnya udah janji kalo ga bakal dimasukin, tp tetep aja Erna dipaksa…” Erna tidak melanjutkan kata-katanya
“Jadi….. perawan kamu udah hilang Na…” tanyaku pelan
Erna hanya mengangguk, kepalanya tetap tertunduk.
“Udah mainnya kasar, suka maksa, cepet keluarnya pula…. belum apa-apa udah keluar, trus Erna ditinggal …”
“Bilangnya besok ga lagi… besok pasti bisa muasin aku… gombal…” kali ini nada sebal yang muncul.
Ucapan Erna ini membuatku tertawa kecil… Sepertinya Erna tidak terlalu mempermasalahkan hilangnya keperawanan dia, tp sebel karena ternyata itu semua ga worth it , dia tetap tidak bisa mendapatkan kenikmatan yang dia harapkan dari Bagas.
“Iiihhh… kok ketawa sih pak.. Erna seriuss…” protes Erna sambil memukul-mukul lenganku.
“Jadi kalian putus sebenernya karena Bagas ga bisa muasin kamu? iya kan..?” godaku
“Enggaaaak….”
Dengan masih duduk berendam, Erna mulai menendang-nendang pahaku dengan kakinya. Aku yang awalnya pura-pura kesakitan tiba-tiba punya ide. Kutangkap dan kutahan kedua kaki Erna lalu kugeser duduk ku hingga mepet Erna lalu kutarik pinggangnya ke dalam pelukanku.
“Awwww… pak Nikoo…” teriak Erna sambil meronta-ronta.
Kini posisi Erna memunggungiku sambil kupangku dan kudekap erat pinggangnya. Pantatnya menindih kontolku yg masih lemas karena kurangnya rangsangan dan efek berendam di air kolam. Rambutnya yg diikat ke atas membuatku bisa mengakses leher jenjangnya dengan bebas. Kucium dan kujilat tengkuk dan lehernya.
“Aaaahhh…. geli paak…” Kepala Erna bergerak-gerak seiring ciuman dan jilatanku. Tangan kiriku tetap mendekap pinggangnya dan tangan kananku bergerilya di perut dan payudaranya. Kuraba pelan-pelan setiap jengkal kulit mulusnya, tanganku menyusup ke balik bra payudara kanannya. Kuremas pelan dan kupilin-pilin putingnya yg mulai terasa keras.
“Mmmhh…. Pak Niko nakaaal…” Erna menggelinjang seiring rangsangan bertubi-tubi pada tubuhnya. Kepalanya menengadah bersandar pada pundakku. Matanya memejam, nafasnya mulai memburu.
“Tapi kamu suka kan Na….” bisikku pelan ke telinga Erna
“Eeengggghhh….” Kepalanya kembali bergerak kegelian atas rangsanganku ke telinganya.
Kulepaskan pelukanku pada pinggangnya, aku merasa Erna tidak akan menghindar lagi dari pangkuanku. Kedua tangan Erna malah berpegang pada pahaku, menjaga agar tubuhnya tidak merosot ke bawah dari pangkuanku. Kadang aku juga merasa pinggulnya mulai bergoyang-goyang dipangkuanku.
Kini kuremas-remas kedua payudara Erna yg sudah terbuka setelah ku angkat bra yg dia pakai ke atas tanpa melepasnya. Tanpa diperintah, Erna malah melanjutkan melepas bra nya.
Kuremas-remas kembali kedua payudaranya. Erna terus mendesah dan menggeliat-geliat, dadanya dibusungkan, punggungnya melengkung ke atas.
“Aaaaahh… mmmmfffff….” Desah Erna.
Seiring naiknya birahi Erna, aku memutuskan untuk pindah dari kolam dan melanjutkan pergumulan ini di tempat lain.
“Na, pindah sana aja yuk, lama-lama dingin berendam terus..” ajakku sambil menunjuk gazebo bergaya Jepang di salah satu sudut kolam yg dekat dengan rumpun bambu.
“Yuk..” jawab Erna singkat. Segera saja tubuh Erna kubopong keluar kolan dan menuju gazebo. Di dalam gazebo ini ada matras tebal dan bantal yg biasa kugunakan untuk tidur siang apabila cuacanya pas. Kebaringkan tubuh Erna di matras. Tanpa menunggu langsung kukecup putting kirinya.
“Uhhh…” Erna menggelinjang.
Kuremas payudara yang kanan sambil kumainkan putingnya dengan jariku. Kuhisap dan kutarik putting kiri Erna lalu kugigit gemas.
“Aaawww…!! sakit pak….” Teriakan Erna cukup keras, namun aku sangat yakin tidak akan ada orang disekitar rumahku. Rupanya gigitanku terlalu keras saking gemesnya.
“Sorry….. “ kuciumi dan kujilat-jilat putting yg habis kugigit tadi. Tangan kananku kini bergeser ke bawah, kuraba perut, pinggang, lalu pinggulnya dan kuraba pelan memeknya dari luar celana dalamnya. Ternyata celana dalam Erna sudah sangat basah. (Ya kan abis renang… :hammer)
Kuhentikan permainan lidahku di payudara Erna lalu kutatap memeknya yg masih tertutup celana dalam tipis. Entah kenapa memek Erna yg membukit dan ditutupi celana dalam kecil tipis dan basah terlihat sangaaaat indah. Celana dalamnya yg basah membuat bayangan rambut tipisnya terlihat samar-samar dan belahan bibir memeknya tercetak jelas.
“iihhh…… bapak… kok diliatin aja sih….” kata Erna malu-malu sambil kedua tangannya menutupi celana dalamnya.
“Hehehehe… cantik banget Na…” Kutarik celana dalam itu ke bawah, Erna tidak menolak bahkan dia sedikit mengangkat pantatnya yg memudahkan ku dalam melepas celana dalamnya. Kusingkirkan kedua tangan Erna yg masih menutupi memeknya, lalu ku jilati bibir memek Erna dengan rakusnya, kucoba menyelipkan lidahku ke belahan memeknya yg sudah mulai membuka. Kubuka bibir memek dengan tanganku, lalu kujilat-jilat klitorisnya dengan ujung lidahku.
“Aakhh… iya pak di situ….. sssshshh…. aaaahhh…. “ tangan Erna mulai menjambak rambutku sambil menarik dan makin membenamkan kepala ku ke selangkangannya. Pinggulnya bergerak liar kesana-kemari. Secara tiba-tiba kuhentikan permainan lidahku di memeknya
“Paaakkk…..” protes Erna
“Terusiiinnn…..”
Aku lalu mengarahkan kontolku yg sudah menegang sempurna ke memeknya dan mulai menggesek-gesekkan kepala kontolku ke bibir memek dan klitorisnya.
“Erna…. masukin ya…?” ucapku pelan sambil terus menggesek-gesekkan kontolku ke memeknya.
“Nanti sakit paak…” Erna menolak dengan menahan perutku dengan kedua tangannya.
“Pelan-pelan aja… nanti kalo sakit bilang ya…”
Tak ada penolakan dari Erna, kedua tangannya yg tadinya menahan perutku mulai mengendur.
Kontolku mulai kusodokkan ke belahan memek Erna, masih agak rapat. Lalu kuarahkan kepala kontolku ke klitorisnya dan kugesek-gesek di sana.
“Mmmphhh…. “ Erna mengerang tertahan, sepertinya dia masih tegang.
“Rileks aja Na, pokoknya kalo sakit ga aku lanjutin deh…” Rayuku. Sepertinya kelakuan si Bagas sialan itu membuat Erna cukup defensif. Kembali kuulangi gesekanku pada bibir memek dan klitoris beberapa kali, kemudian kucoba menekan kepala kontolku lebih dalam ke lobang memeknya. Terasa masih sempit. Kutarik kepala kontolku lalu kudorong masuk lagi lebih dalam, kutarik lagi, dan kudorong lagi lebih dalam, begitu berulang-ulang sampai akhirnya kontolku sudah masuk sepenuhnya. Tangan Erna sedikit mencengkeram pinggulku, kepalanya sedikit menengadah.
“Sakit…? Tanyaku
“Dikiit… kontol pak Niko gedhe banget…. Mmpffh…”
Kudiamkan sebentar di posisi itu, memberi waktu memek Erna supaya terbiasa. Setelah memastikan tak ada penolakan dari Erna, pelan-pelan kugerakkan kontolku meluar masuk memek sempit Erna.
Oohhh… nikmat sekali rasanya. Memek sempit Erna terasa menjepit batang kontolku dan menimbulkan sensasi diremas dan diurut.
“Arrgghh….uuugghhh…. “ Erna mendesah seiring gerakan kontolku keluar masuk memeknya. Setelah beberapa waktu, ekspresi wajah Erna sudah mulai tenang, tidak terlihat lagi ketegangan di wajahnya. Pinggulnya bergerak pelan ke atas ke bawah seakan menyambut kontolku untuk masuk lebih dalam lagi. Pelan-pelan kunaikkan intensitas penetrasi kontolku ke memeknya.
“Enak ga Na…?” tanyaku di sela-sela genjotanku
“Ennaaak paak… akkhhh… mmmffff…. mmmmppphh…..”
Tubuh Erna terus menggelinjang, kepalanya bergoyang ke kanan ke kiri seirama dengan genjotanku.
“Aaakkh…, terus paaak… nggghhh… ougghhh… nggghh….” Erna tidak lagi berusaha menahan erangannya. Kadang dia sampai teriak kencang tanpa perduli lagi dengan keadaan sekitar.
Tanpa mengurangi intensitas genjotanku, kuelus dan kupermainkan klitoris Erna dengan jempolku.
Efeknya luar biasa
“Aaaaaaaakkh…!! Paaaaaak….!! “ Erna menjerit keras, tubuhnya sempat tersentak dan pinggulnya bergerak makin liar. Kedua tangannya meremas kuat bantal di bawah kepalanya. Dan saat itu kusaksikan pemandangan yg tak pernah kubayangkan bisa kusaksikan secara langsung.
Tubuh Erna melengkung, dadanya membusung ke atas, kepalanya menengadah dengan mulut terbuka, dan matanya… bola matanya mendelik keatas hingga warna hitamnya hampir tak terlihat.
Tanpa sadar aku berhenti menggenjot. Ekspresi wajah Erna sungguh menghipnotisku. Kontolku terasa dipijat oleh denyutan demi denyutan dinding memeknya.

Aku yakin Erna orgasme.

Tubuhnya terhempas kembali ke matras, matanya kini terpejam, pinggulnya masih bergerak pelan. Dengan kontol masih berada di dalam memeknya, kucium bibirnya lembut. Matanya terbuka dan Erna tersenyum..
“Enak banget pak…. Belum pernah Erna ngerasa seenak ini…..”
“Lanjut yuk….” Ajakku sambil mulai menggenjot lagi memeknya
“Erna pengen di atas pak…”
“Okeyyy…”
Kutarik tubuh Erna bangun dan kupeluk, lalu kuputar tubuhku hingga sekarang aku yg berada di bawah. Meski sudah berusaha, namun dalam pergerakan itu kontolku lepas juga dari memek Erna.
“Awww… lepas deeh….” Ucap Erna genit
Aku berbaring dengan posisi Erna sudah duduk di pahaku. Diraihnya kontolku yg tegak lalu digenggam dan diremas-remas.
“Gede banget pak…. Erna ga bisa lupa sama kontol pak Niko….”
“Muuuaaachhh…..”
Tiba-tiba kecupan bibirnya mendarat di kepala kontolku. Aku terkejut, mengingat terakhir kali kami berhubungan, Erna tegas menolak untuk ngemut kontolku. Sialan nih si Bagas, diajarin apa aja si Erna ini.
“Waahh… Erna udah berani nyium kontol sekarang…. Diajarin Bagas ya…?”
“Gaaak… Erna belum pernah nyium punya Bagas..” jawab Erna cepat.
“Gemes aja pak…. Muuuacchhh…” Erna kembali mencium kepala kontolku. Entah kenapa aku merasa bangga. Aku sengaja tidak meminta apa-apa, kubiarkan saja Erna bertindak senyaman dia.
Dijilat-jilatnya kontolku dari bawah ke atas sampai kepala kontol. Lalu diusapkannya wajah, pipi dan leher nya ke kontolku. Semua itu Erna lakukan dengan diselingi jilatan dan kecupan ke kepala kontolku. Aku agak tergelitik mengingat kelakuan Erna ini mirip kucing yg kadang mengusap-usapkan kepala dan wajahnya ke kaki kita.
“Mmphh…. Masih keras aja pak kontolnya….” Kata Erna sambil terus menggesek-gesekkan kontolku ke pipinya.
“Masih dong… siap buat ronde berikutnya…” kataku bangga. Erna lalu berdiri dan mulai mengarahkan kontolku ke memeknya. Aku tetap diam menikmati. Setelah kepala kontolku masuk, Erna mulai menurunkan pantatnya pelan-pelan.
“Ah..!” Erna berteriak pelan lalu memperbaiki posisi kontolku sebelum kembali membenamkan kontolku ke memeknya. Setelah terbenam seluruhnya Erna diam tak bergerak beberapa saat.
“Digoyang Na, kedepan belakang kayak dulu…”
“Dulu kan kontolnya di luar pak…., ini rasanya beda…”
Namun begitu, pinggul Erna mulai bergoyang pelan ke depan dan ke belakang. Tekanan dari berat badan Erna dan himpitan dinding memeknya ke kontolku memang memberi sensasi yg berbeda ketimbang saat posisiku di atas.
“Oughhhh… enak banget Na memekmu…. “
Kuraih dan kuremas payudara Erna yg membusung kencang.
“Akh…..!” Erna menggelinjang. Tubuhnya seperti bergetar.
“Kenapa Na..?”
“Terusin pak….! remas-remas tete Erna pak….! puting paaak…..!” Erna mulai meracau.
Aku merasa Erna sekarang sudah mulai bebas mengekspresikan hasratnya. Termasuk menyuarakan keinginannya untuk diperlakukan seperti apa. Dan dia lebih banyak berbicara dan bersuara.
Goyangan pinggul Erna mulai meningkat, lebih cepat dan lebih bertenaga.
“Mmmhhff… Akhh..!” pekik Erna. Beberapa kali Erna tiba-tiba menggelinjang dan berteriak, mungkin kontolku menyentuh area super sensitif di dalam memeknya. Dan tiap kali itu terjadi intensitas goyangannya kembali meningkat.
“Ahhh…! mmmpfff… kontol Pak Niko gede… enak banget paak….!”
“Mmmhhh… aaahhhh….! Erna sukaa…. Aahhhh..! kontol….!”
“Aku juga suka banget memek mu Na… aaahhh…”
Kuremas kedua bongkahan pantat Erna yg masih bergerak liar menggoyang kontolku.
“Ouugghh… aaaghhh..! paak…! Erna… keluar……! oughh….!” Teriakan Erna dibarengi dengan tubuhnya yg mengejang dan pinggulnya tersentak. Sesaat kemudian tubuh Erna ambruk ke depan ke pelukanku. Aku yg sudah ga tahan langsung membaringkan Erna dan mulai menggenjot memek Erna lagi. Karena Erna sudah orgasme, kini gerakanku fokus untuk mencapai orgasmeku sendiri. Setelah beberapa menit kurasakan kontolku makin tegang… Ingin kukeluarkan di dalam saja tapi akal sehatku masih sedikit tersisa.
“Na, kamu lagi masa subur ga…?” Tanyaku sambil terus menggenjot.
“Ga tau pak…. ga ngerti” jawab Erna.
Waduh…. Disekolah ngapain aja sih Na…. ucapku dalam hati.
Tak mau ambil resiko yg tidak perlu, saat kurasakan kontolku sudah tak dapat kutahan lagi, segera kucabut dari memeknya dan
Crooot… crooottt… croot…. Crooottt
“Aaakh…..! oouggghh….! oouugh…! “
Belum sempat kuarahkan, kontolku sudah menyemburkan spermanya ke segala arah. Dari perut sampai ada yg ke bibir Erna.
“Iiiihhh… pak Niko….!” Teriak Erna
“Aah.. enak banget Na… Erna luar biasa…”
“Pak Niko muncratnya sampe bibir Ernaa…”
“Ga pa pa Na, bergizi kok itu… hehehehe”
“iiihhh….” Erna mengerang manja.

Kami berdua berbaring berpelukan masih telanjang bulat selama beberapa saat untuk sedikit melepas lelah.
Wuuushhh…. Tiba-tiba angin bertiup cukup keras.
Brrrrrr refleks tubuh kami berdua menggigil. Kami saling tatap mata lalu tertawa bersamaan.
“Dingiinn…” kata Erna
“Masuk aja yuk, berendam air hangat….” Ucapku sambil berdiri.
“Eh.. siapa tuh…” ucapku sambil mengarahkan pandanganku ke pagar belakang. Padahal tidak ada siapa-siapa di sana. Aku hanya berniat ngerjain Erna saja.
“Hah…” Erna panik dan langsung berdiri mencari sesuatu untuk menutupi tubuh telanjangnya. Hanya ada bantal dan celana dalamnya. Diambilah celana dalamnya.
“Cepetan Na, keburu orangnya dateng…” kataku sambil pura-pura buru-buru meninggalkan gazebo dan masuk ke dalam rumah.
“Pak Nikooooo…..!” Teriak Erna sambil melompat dari gazebo dan mulai berlari…
“hahahahhaha…” lucu rasanya melihat Erna berlari telanjang bulat dengan celana dalam berkibar-kibar dalam genggaman tangannya…

=====================================#####=============================================

Akhir dari Bagian 2
-End Tamat Finish-
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd