Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

KENCAN bersama binor selingkuh; beradu desah, lendir, dan peluh

crotyuk

Semprot Lover
Daftar
27 Sep 2012
Post
223
Like diterima
128
Bimabet
DISCLAIMER: Cerita fiksi ini diangkat dari kisah nyata TS. Nama orang, tempat, waktu, situasi, dan kondisi sdh mengalami perubahan. No picture please. ^_^


"DE MARYATI. Ini lokasi aq skrang. Aku dh di warkop dpn gang. Dikau dimanakah?"

Aku WA-in Maryati yg lg di kontrakannya. Kbtulan hari ini, katanya, rumahnya cuma ada dia dan anaknya yg masih baby usia sekitar 1 thn.

Yeah. Aku janjian kencan sama Maryati. Sudah lama engga janjian ketemu alias kencan sejak 2013. Ketemu pun pas lebaran kemarin. Rada canggung krn sama-sama jumpa di kampung halaman.

Anyhow, kami janjian pukul 8 malam. Maryati tinggal sejauh 20an kilometer dari tempat tinggalku sekarang di sebuah kota provinsi Jawa Barat.

Selama ini kamu chatting via FB Messanger, via SMS, hingga WhatsApp. Jauh sebelumnya pernah pakai BBM tapi kami ganti karena pernah ketauan isteri.

Kencanku ini tanpa diketahui isteriku tentunya. Repot kalau ketauan kapolda lagi. Sebab disamping itu, isteriku lagi ada kerjaan sama adikku di Jakarta. Pulangnya dua minggu sekali. Anak kami, baru satu, dititipkan ke mamahnya, alias mertuaku, di Cikarang.

Maryati membalas WA aku:
"Iya, A. Di kontrakan.
"Langsung aja kesini. Aman. Babyku baru tidur."

Aku langsung siap-siap menuju TKP. Dan Maryati sudah kirim lokasi tempat kontrakan dia. Buru-buru aku selesaikan seporsi makan malamku di warkop tersebut beserta tagihannya.

Aku sampai di rumahnya. Motorku diparkir didepan pintunya. Belum sempat ngetuk pintu, tau2 udah kebuka, senyum manis Maryati hadir di pintu masuk. "Masuk, A. Maaf berantakan." Maryati mempersilahkanku masuk. Dia memakai daster tipis khas emak-emak kampung, warnanya biru telor asin. Dan, olala, tanpa bra dan tanpa cangcut. Glek! Mupeng deh aku! Otak mesumku langsung gelisah.

Sabar!

Anyway, rumah kontrakan Maryati, ukurannya sekitar 30an meter memanjang ke belakang, kulihat cuma ada 3 ruang: ruang depan, ruang tidur, dan dapur-merangkap-MCK. Keluar pintu belakang ada kliatan tali2 jemuran pakaian usai dicuci.

Sekilas aku liat di ranjang ada baby lelaki sekitar umur 1 thn, lagi terlelap tidur. Kamarnya terang. Terlihat muka bayinya. Mirip Maryati. Mata, mulut, dan hidung peseknya.

"Assalamu'alaikum, Aa...!! Muach!" Maryati mengecup pipiku dengan canggung.

Cup! Aku balik nyium bibir dia seraya memeluk pinggangnya dan aku pun dipeluknya sambil memeluk leher serta kepalaku. "Wa alaikum salam warohmatullahi wabarkatuh!"

"Aku kangen sama Aa sebenarnya. Tapi kondisiku bener2 ga bagus. Kerjaan apalagi. Susah nyari duit banyak. Engga kayak dulu."

"Aku juga sama, De Mar. Kebetulan bisnisku lagi ada sedikit hasil yang bisa kusisihkan untuk hangout bareng kita ini."

"Hangout? Ha ha ha. Keren amat istilahnya, ya A. Duduk atuh, A. Duduklah senyaman mungkin. Mumpung lagi sepi. Aku bikinin kopi, ya A?"

"Iya. Yg pait. Anakmu sehat?"
"Alhamdulillah. Bawel A."

"Ya namanya juga anak. Harus bawel lah! Ohya, aman kan?"
"Aman kok A. Tenang aja. Aa nginep aja ya. Pulangnya besok agak siangan. Sambil kubikinin sarapan.

Aku bernazar kalau bisnisku lancar aku ingin ngadain kencan sama Maryati. Maryati adalah mantan pacarku sebelum aku nikah sama Ratna. Aku gagal menikahi Maryati karena tidak direstui sama mama serta adik-adikku. Padahal aku sudah sering ngentot dengan Maryati di kostannya, waktu kami masih tinggal di Jakarta, aku kuliah dan Maryati kerja di toko. Usia Maryati sekarang 34 tahun, dia 8 tahun lebih muda daripada aku.

Malam ini, kami ngobrol ngalor ngidul. Ttg keadaan kami masing-masing. Sesekali Maryati nyisipin joke-joke ringan yang bikin aku ketawa lepas. Pula kami ngebahas aneka gosip di kampung halaman, krn ya--you know--kami kan besar di kampung halaman yang sama. Ngebahas siapa-siapa aja yang nikah karena hamil duluan, siapa-siapa aja perempuan yang udah menggugurkan kandungannya akibat pacaran dan selingkuh dengan siapa. Ngebahas juga anak-anak haram di kampung kami yang tidak diketahui bapak biologisnya, berusaha ditutup-tutupi kenyataan siapa ayahnya yang sebenarnya.

"Ah, entar juga pada tau sendiri, A. Buah duren disimpen baik-baik, lama-lama baunya ketauan juga kan?"

"Iya, De. Bener itu.
"Aku ngebayangin, nauzubillah, kalau kamu punya anak dari aku hasil kita em-el, gimana menurutmu?"

"Aku akan kabur dari kampung. Aku akan ngebesarin anak kita, sampai besar. Anak ini sadar dan tahu karena kuberitahu bahwa Aa adalah papah biologisnya. Serasional mungkin dan selogis mungkin aku akan terus terang dan jujur, apa adanya yang telah terjadi pada kita."

"Aku suka dengan pemikiran kamu seperti itu. I love you, Maryati!" ucapku. Bodo amat sama pemikiranmu, De Mar. Aku lebih suka sama memek kamu. Ha ha ha.

"Ai lap yu tu," balas Maryati dengan logat Sunda-nya kental. Dan, Maryati pun suka sama kontolku.

Demikianlah. Kami seperti tahu batasan kami masing2. Maryati tidak sedikitpun kepoin isteriku. Pun aku juga enggan nanya siapa bapak dari bayi laki-laki yang ada tidur di ranjang itu. Kami tahu kebutuhan kami masing-masing. Kami berdua butuh seks. Lima tahun yang lalu, ini sudah pernah kami diskusikan, hingga ketika kami terpaksa berpisah, tapi tidak untuk hasrat ngewe dan perlendiran kami. We need fucking, whenever, wherever.

Obrolan terus melanjut, hingga tak terasa sudah jam sebelas dan gelas sudah habis kopinya. Lalu, terdengar suara baby-nya Maryati.

"Entah siapa itu bapaknya jabang bayi ya? Heran. Enggak ada info dia nikah apalagi nyebarin undangan. Apa dua anaknya dari mantan suami dia sebelumnya engga tau ya? Bapak dan ibunya gimana--tahukah? Biarlah, agar De Mar aja yang ngomong sendiri ke aku." Aku termangu sejenak.

Maryati segera beranjak ke ruang tengah menuju bayinya yang menangis. Saat Maryati nyusuin, aku nenggak jamu kuat stamina yang sudah kusiapkan dari tadi di tas. Siap-siap bertempur!

Hampir sekitar 30 menit, Maryati balik lagi ke ruang depan.

"Ngobrolnya sambil duduk disini dong, A. Engga kangen apa sama aku, A?"

Maryati narik tanganku ke arah kursi sofa panjang dimana dia duduk.

Aku tidak langsung duduk tapi terus ke arah badan Maryati, dorong badannya sampai dia terlentang dan tanganku sudah memeluknya sambil memegang kepalanya. Seketika kontolku ngaceng perlahan-lahan.

"Aa udah horni ya? He he he. Kita mulai?"
"Dengan senang hati, Sayang!"

"Eh, minum ini dulu dong!" Aku kasih dia food-supplement. Dua tablet: multivitamin dan minyak ikan.

"Wah, keren nih! Sip!" Maryati meminumnya. Ini penting buat stamina kami berdua. Biar kagak gempor!

Here we go! Kami berciuman. Bibir kami perpagutan. Kami saling menjilat lidah, bertukar ludah. Gigi maryati mengigit lembut lidahku seraya nyedot2 kencang sampai kurasa perih. Dan gantian juga, aku nyedot lidah dia, Maryati merem-melek. Ada sekitar 5 menit french kiss kami berlangsung.

Selama ciuman ini, aku tak lupa mengelus rambutnya yang dipotong seleher. Pertemuan kami 5 tahun lalu, Maryati masih berambut panjang. Sekarang dengan rambut pendeknya, tidaklah mengurangi daya tarik seksualnya. Bibir dan matanya mirip Emma Stone. Hidungnya doang yang tidak mancung.

Sekali-dua kali aku nyedot hidung Maryati. Gemes. "Aa masih suka sama hidung pesek aku? Isteri Aa hidungnya lebih mancung dari aku. He he."

"Jangan ngomongin Ratna disini. Ha ha ha! Mmmuuuaachhh...!!"
"Sss aaaahh ough...!! Mmmmm...!!" Bibirnya kubekap oleh bibirku. Mencium kuat-kuat.

Aku cium juga matanya. Cium dan gigit lembut telinganya dan tak lupa mengecup lehernya yang jenjang hingga ke pangkal dekat dada.

"Aa. Terus A. Enak."

Aku tak ketinggalan kenyot-kenyot jari-jari dan kuku-kuku kedua tangannya. Aku suka dengan bentuk 'kuku pete' jari-jari tangannya. Pesona kulitnya yang kuning langsat mengkilat dan ditambah menyeruaknya aroma ASI dari dada, itu menambah ngaceng kontolku.

Akan halnya Maryati, sambil meracau nyebut-nyebut "Aa" dan namaku, dia hanya mencengkram erat rambutku kencang. Sedotan demi sedotan ciumannya yang kuat adalah jawaban kerinduannya akan sentuhan-sentuhan cinta serta syahwat kami. "Mmmmuuuaaachhh haahh mmmmmaaahhhh, ...!!"

Entah siapa yang lebih dulu, tanganku sudah meraba tetek dan memek Maryati, sedangkan tangan Maryati memijit-mijit kepala kontolku. Kami masih berpakaian. Aksi saling jamah dan saling raba ini ada sekitar 5 menitan.

Maryati masih pada posisi dibawah, kutindih dan kutekan-tekan memeknya dengan kontolku yang ngaceng. Pinggul dan pantat Maryati mengimbangi tekanan kontol ngacengku. Dia menggerak-gerakkannya keatas, ngegoyang, muter. Postur badan Maryati rada chabi karena sedang menyusui, seksi montok, dan tingginya sama denganku, memungkikannya sekali nyaman dengan petting seperti ini.

Ada sekitar 10 menitan, gerakan Maryati tetiba berhenti, diam, cengkeraman tangannya pada rambutku mengencang. Aku paham, sepertinya dia orgasme. Aku diamkan tempelan kontol ngecengku pada memeknya. Seketika, lunglai sudah badan Maryati. Lemas! Dan senyumnya mengembang sambil mata terpejam.

Orgasme pertama. "Makasih A! Enak banget. Masih kayak 5 tahun yang lalu. Aa mau lanjut ke ngentotin aku ya?"

Kontol aku belum layu. Sepertinya efek jamu kuat stamina mulai bekerja. Kotolku terasa kian keras. Ujungnya membesar dan memerah. Napasku ngos-ngosan.

"Yuk ah, sayang." Maryati membuka dasternya. Dia berdiri kemudian duduk, merentangkan kedua tangannya, menyambutku berjalan kearahnya. Seketika badan bugilnya terpapar dihadapanku. Teteknya yang membesar karena ASI, tidak sebesar waktu 5 tahun yang lalu. Sekarang lebih seksi, lebih menggairahkan. Sementara diluar, udara semakin dingin. Udah mau tengah malam. Bodo amat!

Memek Maryati basah karena banjir usai orgasme tadi. Dia tadi lemas banget. Namun sekarang on lagi. Horni dia. Langsung aku arahkan kontol ngacengku ke memeknya yang basah sambil merebahkan Maryati pada karpet tebal yang menghampar di ruang depan ini.

Kontolku sudah licin daritadi, mungkin karena petting sebelumnya. Engga usah diludahin lagi. Ia langsung kuarahkan ke memek Maryati yang tembem. Bless! Kerasa sekali denyutan khasnya memek Maryati yang sempit. Krenyet! Krenyet! Kayak pantat ayam mungkin. Begini kali ya kalau punya memek yang sempit.

"Aa tahan dulu ya. Aku dah lama engga ngentot sejak punya bayi lagi. Rada-rada sakit pas dimasukin."

"Iya, Sayang. Maaf tadi aku buru-buru."

Ada kali 2 menitan, baru kemudian aku gerakkan kontolku pelan-pelan. Slep! Masuk-tahan 10 detik. Slep! Masuk-tahan 10 detik. Slep! Masuk-tahan 5 detik. Slep! Masuk-tahan 5 detik. Slep! Masuk-tahan 3 detik. Slep! Masuk-tahan 3 detik. Slep! Demikian seterusnya hingga intervalnya ada masing-masing 2 hingga 1 detik, Maryati kemudian sudah bisa menikmati perentotannya.

Kenikmatannya masih kayak 5 tahun yang lalu. Memek sempit Maryati emang yahud dan menjepit.Tapi masih enakan punya isteri sendiri sih!

Selanjutnya begitulah yang terjadi. Suara erangan, desahan, sumpah serapah, makian, dan kata-kata vulgar saling berbalas. "Anjing! Enak banget entotanmu, De! Ah, ngentot kau, De! Ah, ah, ah, ah, ah...! Huuuuhhh!"

"Aa terus Aa. Fuck me, Aa. Aku lontemu, Aa. Aku pelacurmu, Aa. Ugh, kawini aku, Aa. Terus ngewe aku Aa. Aaaargggghhhhh...!! Fuck you Aa...!! Kiss my eyes (memek), Aa!"

Tapi suara kami itu sambil bisik-bisik. Takut ketauan tetangga dan ngebangunin bayinya Maryati.

Akut terus pacu kontolku di memek Maryati dengan kecepatan yang tinggi. Kulihat mata Maryati mendelik menahan nikmat enak. Mulutnya mingkem menahan untuk tidak bersuara.

Ada sekitar setelah 15 menitan, badan Maryati lalu menegang, melengkung keatas. Sementara kontol ngacengku masih nancep di memeknya. "Aa Aa Aa. Mar mau datang! Huuuhhhhh....!!"

Dia orgasme, guys! Lagi. Orgasme yang kedua.

Dan demikianlah malam itu. Kami bergumul adu keringat, adu lendir, adu ludah, adu pelukan, adu desahan. Maryati dapat 4 ronde. Yang ketiga dari jilatan memek. Dan keempat dari entotan kontolku. "Aahh, memek yang enak!"

Kontolku masih keras. Jam sudah menunjukkan pukul setengah 3 dini hari.

"Kontol Aa enak banget. 12 senti tapi keras dan lama. Pakai jamu kan, ya A?" tanya Maryati masih ngos-ngosan.

Aku tersenyum. "Tau aja kamu, De! Memekmu legit dan menjepit. 'Perawan memang sempit tapi janda pandai menjepit.'

"Eh, tapi, De Mar mah udah engga janda lagi dong. Ha ha ha."

"Ha ha ha. Aa bisa aja. Bapaknya si anak kebetulan lagi ada kerja diluar kota. Dua hari lagi balik. Aa santai aja dulu disini ya. Aku masih kangen sama Aa."

"Iya, De Mar." Aku mengusap-usap rambutnya yang awut-awutan, kemudian usapan berpindah ke teteknya yang kecil tapi penuh ASI, lalu usapan melanjut ke memeknya yang becek dan penuh sperma.

"Kamu pakai KB spiral, ya De?" tanyaku. "Iya, A."

Tetiba tangisan suara bayi terdengar. Maryati buru-buru ke kamar, nyusuin si bayi.

Ah, malam penuh kesan! Selingkuh yang indah. Dan kontolku yang tadinya keras mulai melembek. Aku pun capek dan mengantuk.[] (SELESAI)
 
Ajib Maryati...ada penampakan nya hu?
 
dia ngentotin bini orang, ga tau nya dirumah bininya lagi dientot suami orang, cuma imajinasi ane aja suhu....lanjuuuuut suhu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd