Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG KENAPA AKU TERLALU "POLOS"

Status
Please reply by conversation.
Masalah



Nandan sepertinya di ikuti oleh beberapa orang dari restoran tadi, namun orang yang mengikuti sikapnya tidak bersahabat.dan sekarang Nandan telah sampai di parkiran. Tepat berhenti orang orang-orang yang mengikuti Nandan langsung menghampiri.

Bugkh...

“Pegang si bajingan ini....” kata seseorang lelaki yang telah menendang Nandan dari belakang.hingga Nandan hampir terjatuh namun di tahan dengan kedua kakinya. Sebenarnya Nandan bisa menghindar tapi dia enggan menghindar.

“Siap bos... hahaha” jawab kedua orang serentak yang langsung memegangi Nandan sambil tertawa.

“a..ada apa???” tanya Nandan kepada lelaki di depannya.

“Loe gak usah pura-pura bego” jawab Lelaki.

“Nova apa apaan sih loe...” teriak Iren terkejut melihat seseorang yang sering menganggu nya, ya itu Nova Adityawarman yang sedang menghajar Nandan saat ini.

“pegangin dia..” kata Nova kepada teman satunya lagi untuk memegangi Iren.

“siap...” jawab teman Nova.

“Lepasin gue... Lagian Loe kenapa kayak gini...??? Jangan pukul dia atau gue laporin Loe.” Teriak Iren sambil memberontak dari pegangan teman Nova namun sia sia karna tenaganya iren kalah dengan lelaki tersebut.

Nova tidak menggubris perkataan Iren, karna sedari tadi dia sudah menahan emosi cemburu nya.

Nova Adityawarman ialah orang yang suka kepada Iren atau bisa di bilang kakak kelas nya Iren. Sejak waktu ospek SMA Nova sempat mengungkapkan isi hatinya namun cintanya di tolak mentah-mentah oleh Iren. Nova tak putus asa terus berusaha mendekati Iren untuk mendapatkan hatinya walaupun sudah di tolak, namun setelah melihat Iren jalan dengan Nandan hari ini. Nova panas dan di bakar api cemburu hingga akhirnya melakukan hal tak di duga.

Bukgh...bugkh....bukgh...

“Hajar terus bos... Hahaha”

“Habisin sekalian, jangan di kasih ampun...”

“Cemen dia bos gak berani ngelawan hahaha”

Kata teman teman Nova yang terus memanasi Nova untuk memukul Nandan tanpa ampun.

Nova terus memukuli Nandan dan beberapa pukulan sangat telak kena bagian-bagian vital, tetapi dia tidak menghindar dan tanpa perlawanan. Iren pun sudah teriak teriak minta tolog, sayangnya di parkiran sangat sepi saat ini. Jadi aksi Nova dan teman-temannya tidak ada yang bisa memisahkan. Iren pun tidak bisa apa-apa melihat Nandan di keroyok oleh Nova. Iren hanya menangis melihat Nandan di pukul habis habisan.

Saat Nandan sudah jatuh tersungkur babak belur Nandan dapat pukulan telak. Namun Nova sempat berbisik.

“awas... Kalo loe deketin Iren sekali lagi!!!! Gue habisin loe..” kata nova berbisik dan di akhiri pukulan telak hingga Nandan tersungkur dan pingsan.





Pov 3rd

Di ujung parkiran Mall ada seorang perempuan paruh baya tetapi kelihatan masih muda dan cantik serta lelaki gagah dan besar, keduanya masih memantau orang yang sedang di keroyok dari jauh dan tidak berani untuk mendekat.

“gimana ini apa yang harus kita lakukan???” kata perempuan terlihat agak panik.

“coba telpon big bos, apa kita boleh bantu atau tidak?.” Jawab lelaki.

Perempuan tersebut langsung mengeluarkan smartphone nya dan mencari kontak big bos nya, saking gugup nya dia sangat lama untuk mendapatkan kontak tersebut.

Tutt.... Tutt.... Tutt....

Lama tak di angkat telpon nya. Perempuan tersebut terus mencoba menghubungi big bos nya.

“Halo Bu... Maaf mengganggu” ucap perempuan dengan nada panik.

“...........”

“Nandan sekarang sedang di keroyok Bu, apa aku dan Zaki boleh membantu nya???” ucap perempuan.

“.........’

“ba..baik Bu...” jawab perempuan dan di akhiri sambungan telpon nya.

“Ayo kita tolong tapi jangan sampai identitas kita ketahuan dan sepertinya Bu boss sangat panik setelah tau Nandan di keroyok” ucap perempuan.

“Wah bahaya ni kalo Bu boss panik, ayo langsung kita tolong...” jawab lelaki bernama Zaki. Dan langsung menghampiri orang berkelahi.


Sebelumnya saat di hotel.

Sedari tadi di sekolah hingga ke hotel Seta dan Zaki mengikuti anak SMA yaitu Nandan tetapi dari jarak cukup jauh. Seorang perempuan bernama Seta sudah sempat berbicara dengan Nandan tetapi tidak lama, Setelah Nandan pergi Zaki langsung menghampiri Seta...

“kenapa dia kesini???” tanya Zaki

“di ajak temannya.” Jawab Seta simpel.

“gue telpon big boss dulu.. Buat laporan” kata Zaki.

“oke.”

Tutt... Tutt... Tutt...

“Halo Bos... Saya mau laporan” kata Zaki

“..........”

“Iya Bos sekarang Nandan Ada di hotel.“

“..........”

“katanya di ajak temannya Bos, tapi kita gak tau mau kemana, Seta sempat berbicara sebentar tadi.”

“..........”

“Aman kok bos tidak ketahuan..”

“..........”

“o..oke siap Bos” jawab Zaki.

Zaki langsung mengkode Seta untuk pergi dari sini, Seta paham yang di kodekan Zaki, ia langsung beranjak pergi ke mobilnya dengan Zaki. Saat tiba di dalam mobil.

“kita harus ikuti Nandan kemanapun perintah big boss, katanya dia punya perasaan tidak enak” ucap Zaki.

“Oke... Tapi apa Nandan bakal keluar hotel?? Atau Jangan-jangan di dalam hotel??” kata Seta menduga-duga.

“Gak mungkin macem-macem lah, tadi kan kita lihat dia sama seorang perempuan sebayanya kelihatannya dia anak baik.” Jawab Zaki.

“ya udah kita tunggu di sini.. Tapi dalam waktu 30 menit Nandan gak keluar hotel kita langsung masuk!!” Ucap Seta yang masih menduga-duga.

“ya..ya...ya” jawab Zaki.

Namun setelah 15 menit Nandan keluar serta temannya yang sudah berganti pakaian, Seta dan Zaki agak sedikit lega karna tidak terjadi apa-apa. Tetapi mereka tetap mengikuti Nandan.



Kembali ke Parkiran Mall.

Nova dan teman-temannya sudah lari setelah Nandan babak belur dan jatuh tak sadarkan diri karena melihat Zaki yang berbadan besar menghampiri. Iren hanya bisa menangis melihat Nandan setelah dirinya di lepas teman Nova. Tak lama Seta dan Zaki muncul tapi sudah terlambat...

“ayo bawa ke rumah sakit.... Pakai mobil kamu ya” kata Zaki tiba-tiba kepada Iren.

Iren yang melihat kedatangan Zaki agak sedikit lega. Nandan langsung di bawa ke dalam mobil Iren. Nandan terbaring di belakang dengan kepala di atas paha Iren yang mulus. Zaki yang membawa mobil serta Seta di sampingnya.

Sedari tadi Iren tidak bisa berkata-kata dia hanya menangis senggukan melihat Nandan yang pingsan dan wajah ganteng nya babak belur. Seta melihat Iren di belakang tak bisa berkata-kata dugaannya terhadap Iren semakin kuat saat bertemu di hotel tadi siang.

Selang beberapa lama mobil tiba di Rs. Ghustav. Seta langsung memanggil perawat untuk membawa Nandan ke UGD. Zaki ikut membantu mengeluarkan Nandan dari dalam mobil. Nandan langsung di bawa ke UGD, Iren yang memaksakan masuk pun di tahan oleh perawat, Seta hanya bisa menenangkan Iren untuk tetap tenang karna Iren tak berhenti menangis.

Di parkiran... Zaki sedang memakirkan mobil Iren namun dia juga memikirkan kejadian tadi, sepertinya big boss tidak akan tinggal diam kalo anaknya babak belur. Zaki terus berpikir bagaimana supaya big boss tidak marah, akhirnya dia memutuskan untuk ke ruang UGD dan akan mendiskusikan masalah ini kepada Seta.

Sesampainya di UGD ternyata Iren dan Seta masih di luar ruangan.

“bagaimana keadaannya???” tanya Zaki.

“Masih di dalam, dokter belum keluar...” jawab Seta.

Klek...

Pintu UGD terbuka, keluar seorang dokter.

“apa anda keluarga atau kerabat nya” tanya dokter tidak ramah saat keluar ruang UGD.

“Ini temannya om, Saya berdua hanya menolongnya “ jawab Seta dan menunjuk Iren temannya dengan rangkulan.

“Iya dok bagaimana keadaan Nandan teman saya???” tanya Iren yang masih tidak tenang.

“Bisa di urus dulu bagian admnistrasinya...” perintah dokter yang bukan memberitahu keadaan Nandan malah di suruh menyelesaikan admnistrasi nya.

“Sial apa dia gak tau kalo pasien di dalam anaknya yang punya rumah sakit ini” batin Zaki yang kesal dengan tingkah dokter di depannya.

Seta yang tau Zaki sedang kesal langsung menenangkan nya dengan genggaman tangan.

“baik saya akan menyelesaikan administrasi nya dulu, bagian administrasi nya dimana dok???” Ucap Seta.

“udah kamu masuk aja ke dalam, biar Om dan Tante ke bagian admnistrasi “ Ucap Zaki.

Kemudian dokter serta Zaki dan Seta ke bagian admnistrasi . Sampai di bagian admnistrasi Zaki langsung memaki dokter tersebut namun dokter tidak menanggapi nya. Setapun sudah tidak bisa menenangkan Zaki lagi.

“Gue pecat loe ya...” ucap Zaki yang sudah kesal karna dokter tidak menanggapi nya

“Anda siapa.. Beraninya memecat saya “ tantang dokter yang belum tahu bahwa Zaki orang kepercayaan Big Boss Ghustav yang mempunyai Rumah sakit ini.

“Panggil pengawas Rumah sakit ini.” Kata Zaki kepada perawat bagian admnistrasi.

“Ba..baik.” Jawab perawat.

Perawat tersebut langsung menelpon atasannya, dokter serta Zaki dan Seta menunggu datangnya Pengawas Rs ini, selang beberapa menit datang Lelaki dengan pakaian sangat rapih dan elegan.

“Ada apa..???” tanya Pengawas Rs Ghustav yang belum melihat Zaki dan Seta.

“Ini pak di cari kerabat pasien..” jawab perawat.

“Ya, saya mencari pengawas Rumah sakit ini..” Ucap Zaki tegas.

“Pa.. Pak..Pak Zaki ada apa?? Apakah ada masalah???.” kata Pengawas gugup setelah melihat Zaki.

“Saya ingin Bapak memecat dokter di depan saya ini..” jawab Zaki dan seketika Pengawas melihat dokter di depan Zaki.

“Memang siapa dia pak bisa memecat saya seenaknya aja..” tanya dokter yang masih belum tahu siapa Zaki.

Pengawas melihat dokter berbicara seperti itu seketika panik dan Zaki langsung pergi setelah menitip pesan untuk memecat dokter serta menyelesaikan admnistrasi. Setelah Zaki pergi, dokter tersebut di berita bahwa Zaki adalah orang kepercayaan direktur Rs Ghustav. Dokter tersebut langsung pucat seketika.

Pengawas yang di titipkan pesan untuk memecat dokter tersebut juga sudah tidak bisa membantu. Akhirnya dokter itu hanya pasrah karna perlakuan yang di tidak mengenakan dan perlakuannya menjadikan dia pelajaran.




Pov Iren

Aku sangat menyesal saat melihat Nandan terbaring lemah dengan wajah yang babak belur yang sudah di perban. Aku tak habis pikir dengan Nova yang ku kenal sangat baik dan ramah terhadapku malah sebaliknya lebih kejam untung aku tidak menerima perasaannya saat itu.

Saat ini aku duduk di samping Nandan yang belum sadarkan diri. Aku harus menunggu nya dan menjelaskan semua siapa itu Nova. Aku takut setelah kejadian ini Nandan salah paham dan malah menjauhkanku.

“aku di mana..??” Tanya Nandan yang baru sadar.

“ka..kamu akhirnya sadar hiks...hiks..” Jawabku yang masih terisak.

“Kamu kenapa menangis Ren..” Tanya Nandan, kemudian tangannya yang langsung menghapus air mata di pipiku.

Aku tertegun melihat Nandan yang memperlakukanku seperti ini dan sangat lembut, Tak pernah aku merasakan kelembutan dari seorang lelaki yang kukenal bahkan papahku jarang memperlakukanku sangat lembut dalam kesedihan. Papahku selalu sibuk dengan pekerjaannya.

Aku tak salah memilih Nandan, Padahal aku baru mengenalnya beberapa jam lalu, tetapi dia bisa meyakinkanku dengan perlakuan nya sampai saat ini. Bukan hanya perlakuan yang lembut tetapi kepolosan nya Nandan itu memiliki daya tarik tersendiri untuk perempuan yang dekat dengannya. Walaupun terkadang aku jutek kepada Nandan tetapi dia tidak merasa kesal sama sekali dan sangat sabar terhadap ku dari sikap dan raut wajahnya.

“hei... hallo... Iren...” kata Nandan tiba-tiba menyadarkan lamunanku.

“eh...i.. Iya gimana kamu udah agak enakan??” Tanyaku.

“aku gak apa-apa kok... Sekarang aku di Rumah sakit ya..??” Ucap Nandan.

“Iya sekarang kita di Rumah sakit tadi kamu pingsan saat di hajar Nova. Aku panggil dulu dokter ya..” Jawabku.

Sangat bersyukur Nandan pingsan tidak terlalu lama. Aku harus bertanya kepada dokter apa Nandan baik baik aja atau ada luka dalam. Saat ini aku memanggil dokter, tak lama dokter dan perawat datang, tetapi dokter nya berbeda dengan yang tadi apa dokter tadi sudah pulang ya.. Ah sudah lah langsung aja aku mengikuti dokter keruangan Nandan.

“saudara Nandan tidak apa-apa hanya lebam di luar saja, tidak ada luka yang cukup serius, besok sudah besok pulang “ kata dokter.

“Saya pulang sekarang aja dok..” jawab Nandan.

“Tapi kamu istirahat dulu aja besok baru pulang nanti aku kabarin ke sekolah “ jawabku.

“gak apa apa lah Ren, aku harus sekolah besok.” Jawabnya.

“Baik kalo pulang sekarang tidak apa-apa namun obatnya di minum sampai habis ya..” kata dokter yang kemudian datang perawat lainnya membawakan obatnya.

“Terima kasih dok..” kata Nandan.

“oh ya dok admnistrasi nya bagaimana???” Tanyaku karna kedua orang yang menolong tadi sudah tidak kembali.

“Sudah selesai kok, saya mohon pamit jangan lupa di habiskan obatnya ya..” kata dokter dengan ramah.

Dokter ini berbeda dengan yang tadi. Dokter ini sangat ramah,pikirku.

“Yuk Ren pulang..” Ajak Nandan.

“Oh... Iya yuk... Kamu bisa jalan??atau mau aku ambil kursi roda??” Kataku.

“bisa kok...” jawabnya



Aku dan Nandan saat ini sudah di mobil menuju kost kost'an Nandan, Aku melihat Nandan tertidur sangat pulas, walaupun fisiknya sakit tapi sikap nya itu seperti tidak ada rasa sakit. Aku tahu bahwa itu sakit tapi dia sangat kuat. Tak terasa aku menestekan air mata lagi.

“Hffffhh..fiuhhh.... “ Menghela nafas dan kembali fokus ke jalan.





Pov Nandan


Uh rasanya pegal-pegal di badanku, tetapi aku merasakan sentuhan lembut di pipiku. Saat ku buka mata ternyata tangan Iren yang menyentuh pipiku. Aku baru ingat ternyata aku tertidur di dalam mobil Iren.

“Eh.. Sudah bangun, susah banget di bangunin nya...” kata Iren gugup tapi kemudian jutek kembali.

“Maaf ketiduran...” jawabku.

“Iya gak apa apa ini udah sampe di kost kost’an kamu... Aku antar ke dalam ya..” katanya.

“Eh gak usah, sampai sini aja Terima kasih ya udah di anterin sampai kost’an” Kataku.

“Apasih harusnya aku minta maaf, karna aku ajak jalan kamu jadi kayak gini” Ucap Iren.

“Gak apa apa lah... ya udah aku turun ya...” kataku.

“Eh ini tas nya ketinggalan...” Kata Iren.

“Eh iya Terima kasih ya...” kataku.

“Udah ah Terima kasih terus, kebalik harusnya aku yang Terima kasih udah di temenin jalan dan minta maaf karna aku ajak jalan kamu jadi babak belur gini...” kata Iren.

“Hehehe... Ya udah hati hati di jalan ya.” Kataku sambil garuk garuk kepala tapi tidak gatal.

“Oke jangan lupa minum obatnya ada di tas..” katanya.

“Oke..”

Mobil Iren sudah melaju meninggalkan ku, saat mobil Iren menghilang dari pandanganku. Aku melihat ada mobil terparkir jauh yang seperti nya aku pernah lihat tapi dimana ya..?? Mobil tersebut akhirnya melaju pergii. Aneh,pikirku.

Pegal banget badanku rasanya. Sebenarnya aku bisa menghindar dari pukulan Nova tapi biar lah aku gak ingin ini menjadi masalah besar. Setibanya di dalam ruang tengah ternyata ramai, aku terkejut karna Reza dan teman teman Iren Kost di sini.

“Woi loe kenapa..” kata Reza yang melihat ku baru masuk di ruang tengah. Semua langsung melihat ku termasuk Mba Vina yang wajahnya datar.

“syukur lah mba Vina tidak menunggu ku di sekolah.”batinku.

“Kamu tinggal di sini Za..” kataku menghiraukan pertanyaan nya.

“Iya emang gue ngekost disini.. Dan lu juga ngekost disini?.” Jawabnya aku hanya mengangguk saja, yang lain hanya memperhatikanku dengan tatapan heran.

“ya udah aku ke kamarku dulu ya mau istirahat...” kataku.

Saat ku naik ke atas aku merasakan Mba Vina mengikuti ku dari belakang. Kemungkinan dia bakal marah.. Biar lah mba Vina mengikuti. Sampai di depan kamar, ku buka pintu mba vina langsung masuk dan duduk di kasur. Dia masih diam dengan raut wajah susah di tebak entah marah atau ah sudahlah...

Saat ku masuk....

“kenapa kamu pulang sama Iren? terus kenapa dengan wajahmu??? Kalo ada apa apa dengan anak kost sini kan aku yang tanggung jawab..” Ucap Mba Vina yang akhirnya berbicara tetapi dengan ekspresi datar tidak seperti tadi pagi yang lebih ceria.

Aku langsung menghampiri dan duduk di sebelah nya karna kalo aku duduk di bawah sudah pasti bakal menjadi perdebatan lagi.

“sebelumnya aku minta maaf ya mba, aku gak bilang dulu kalo mau pergi terus aku pulang sama Iren karna di paksa, kemudian aku babak belur karna di pukul saat di parkiran Mall.” Kata ku menjelaskan semua kejadiannya.

“di pukul kok bisa??dan kenapa kamu bisa sampai ke Mall?” tanyanya antusias sudah tidak datar lagi.

“hm.. Aku si kurang tau sepertinya itu pacar Iren, namanya..... Nova kalo gak salah. Aku di Mall karna aku di ajak jalan sama Iren dulu nemenin dia.” Jawabku.

“Nova...?? Kamu harus hati hati sama dia dan jangan dekati Iren lagi di juga bahaya, kamu belum lama di sini jangan sampai kamu kena masalah, dan Nova itu emang dia suka sama Iren tetapi di tolak, semua siswa tau karna dia nembak saat Ospek siswa-siswi baru dan dia juga masih mengejar Iren sampai sekarang.” Kata Mba Vina.

“Iya mba aku akan berhati-hati kok, maksudnya nembak itu apa Mba??” kataku.

“astaga masa kamu gak tau nembak sih... Maksudnya bukan nembak pake senjata api tetapi nembak nya itu menyatakan perasaan kepada seseorang..” jawabnya sambil geleng-geleng kepala.

“oh... Aku sekali lagi minta maaf ya mba karna tadi aku gak pulang sama mba.” Kataku.

“ya udah aku keluar ya... Terus istirahat, biar ganteng nya nambah hihihi...” Ucapnya yang langsung meninggalkanku.

Huh..

Capek banget hari ini, awal sekolah sudah punya masalah padahal aku sudah menghindar tetap saja masalah datang, ah sudahlah lelah banget hari ini. Seragam ku di dalam tas gak ya??, aku lupa. Saat ku cek di dalam tas ada dusbox handphone. Punya siapa ya ini...

Saat ku cek ada surat nempel di balik dusbox handphone.

Tadinya ini hadiah untuk kamu, karena udah nemenin aku seharian. Tetapi karna kejadian tadi, ini sebagai permintaan maaf ku. Dan ingat kamu gak boleh menolak pemberian dariku. Terserah mau di pakai atau tidak.

Apa perlu hadiah ini?huh... Sebenarnya handphone juga aku belum terlalu membutuhkannya. Lagian ini handphone logo apel di makan sedikit pasti mahal sepertinya. Apa aku simpan aja ya, ya sudah lah aku simpan aja.

Sekarang aku di kasur sudah rapih untuk tidur. Aku terus memikirkan perkataan Mba Vina tentang Iren dan aku juga ingat perkataan terakhir Nova kalo aku harus menjauhkan Iren.

Akh..... kenapa aku harus memikirkan ini sih... Tetapi perkataan Nova saat itu terngiang di telingaku, jika aku tidak menjauhkan pasti masalahnya akan menjadi besar. Masalah ini terlalu cepat datang dan langsung membuat ku bimbang. Nyatanya Iren sangat baik terhadapku.

Apa aku harus menjauhkan Iren? Padahal aku hanya ingin berteman. Namun Sepertinya aku harus menjauh untuk mengindari masalah. Karna di sini aku fokus untuk belajar. Tiba-tiba aku kangen dengan kakek nenek yang selalu menasehati ku di saat aku bimbang. Tak terasa di dalam kebimbangan mataku mulai berat dan terpejam.

Aku terbangun dan melihat sekeliling, aku sedang di desa? Kenapa aku bisa di sini?

“Sini Di' ngapain kamu melamun di situ.” Kata nenek.

“Kake... Nenek...”kataku senang yang melihat keduanya sedang duduk di teras.

Aku langsung saja menghampiri nenek dan kakek seperti biasa aku langsung tiduran dan kepalaku di atas paha nenek. Nenek dan kakek sudah tau jika aku seperti ini pasti ada pikiran bimbang. Karena jika aku sudah bimbang , sangat sulit untuk membuat keputusan mana yang terbaik.

“kamu kenapa melamun seperti itu... Coba cerita sama kakek, apa yang buat kamu bimbang .” kata kakek yang tahu kalo aku sedang bimbang.

“Aku... Sebenarnya..” dan akhirnya aku menceritakan semua yang ada di pikiranku kepada nenek dan kakek.

Menceritakan awal mula di kota hingga aku babak belur. Tapi anehnya aku tidak bisa menanyakan kenapa aku sekarang bertemu kakek dan nenek.

“Ingat di' ini baru awal masalah, tapi kamu fokus saja menuntut ilmu. Usahakan kamu menghindar dari masalah tersebut. Dan jangan sampai kamu salah pergaulan, di kota itu berbahaya tidak seperti di desa”

“Kamu minta sama yang di atas, ingat sama yang di atas jangan sampai kamu melupakan nya, minta petunjuk kepadanya.” Kata Kake mengingatkan ku kepada sang Pencipta.

“Iya kek...” jawabku.

“ya sudah... ingat kamu sudah remaja kamu harus bisa membuat keputusan sendiri dan jangan bergantung kepada keputusan orang lain.”

“sekarang kamu bangun, langsung minta petunjuk kepada sang Pencipta “ kata kakek

“Aku kan sudah bangun, gimana sih kakek.” Jawabku.

“Coba sekarang pejamkan mata mu di'...” Kata nenek aku pun mengikuti perkataan nenek.

Saat ku buka mata lagi, aku sudah di dalam kamar kembali. Apa tadi aku mimpi ya...
Nenek dan kakek paham kondisiku saat ini. Ku lihat sekarang jam setengah dua pagi. Aku langsung aja bergegas untuk meminta petunjuk kepada sang Pencipta. Setelah beribadah aku melanjutkan tidurku karna besok pagi sekolah seperti biasa.


Pov 3rd

Di sebuah rumah besar dan di dalam ruangan meeting ada dua orang lelaki paruh baya sedang berbincang masalah bisnis mereka yang saat ini sedang menurun. Salah satu lelaki tersebut adalah bos besar di sebuah perusahaan ternama ke dua di negara ini dan lelaki satunya adalah seorang pejabat negara yang pasti ada sangkut pautnya dengan bos besar.

Pejabat tersebut juga baru bergabung dengan pengusaha tersebut karna ketertarikan terhadap bisnisnya yang bisa membuatnya untung banyak. Mereka saling mencari solusi untuk masalah bisnis yang menurun serta menghancurkan lawan bisnis nya yang selama ini selalu menjadi masalah mereka.


Tok...tok...tok...


“maaf bos mengganggu... Saya mau laporan untuk penyelidikan tentang lawan kita” kata seorang lelaki masuk kedalam ruangan.

“ya... Bagaimana ada perkembangannya???” kata bos besar perusahaan antusias.

“Sebenarnya Ardi sudah mendapatkan kunci data lawan kita bos, tetapi dia tertangkap dan di habisi oleh Zaki.” Ucap lelaki ragu ragu takut bosnya marah besar.

“Bodoh... Kenapa sampai bisa tertangkap apa datanya sudah di berikan kepadamu???” Ucap bos besar dengan suara meninggi karna kesal.

“Sabar... Inget umur Jack...”Ucap Pejabat menenangkan patner bisnis nya tersebut.

“Ma..ma..Maaf bos, Data nya juga di lenyapkan jadi belum sempat di berikan kepada saya...” jawab lelaki.

“kenapa bisa sampai ceroboh... Bodoh sekali... Sekarang kamu cari anak buah lagi yang benar-benar bisa di andalkan jangan cari orang bodoh seperti Ardi.” Perintah bos nya yang sudah kesal.

“Ba..ba..baik bos... Saya permisi dulu” jawab lelaki.

Setelah pergi lelaki tersebut, bos besar semakin pusing karna rencana awal untuk meruntuhkan lawan bisnis nya gagal, namun dia pantang menyerah untuk meruntuhkan bisnis lawannya segala cara akan dia lakukan, bukan hanya bisnis yang terlihat saja yang akan di buat hancur tetapi di dunia hitam pun ingin dia kuasai semua.

“Sabar Jack... Aku juga sudah perintahkan anak buahku untuk mencari celah di bisnis lawan..” Ucap pejabat.

“Terimakasih Frans... Hampir aja kita mendapatkan kuncinya untuk membuka pintu, namun selalu di gagalkan oleh penjaganya..” jawab Jack Bos pengusaha.

Keduanya akhirnya membuat rencana awal lagi dengan di tambahnya kekuatan sebagian dari pemerintahan karna Frans pejabat negara yang bisa mengendalikan orang-orang pemerintahan, Itu membuat Jack lebih mudah membuat rencana menghancurkan bisnis lawannya tersebut.


***​




Pov Nandan


Aku terbangun merasakan pegal pegal di badan mungkin ini efek pukulan kemarin. Ku lihat jam baru jam 4 pagi. Mungkin jika aku olahraga sebentar bisa menghilangkan rasa pegal-pegal ini. Aku langsung bersiap siap untuk olahraga pagi. Setelah bersiap rasa haus ku pun tiba-tiba datang.

Ingin rasanya aku meminum air dingin. Langsung aja aku ke luar kamar menuju dapur, saat ku keluar ada seorang perempuan seumuran Mba Vina membawa koper besar.

“apa penghuni kost baru ya...”batinku.

Tanpa melihat ku dia langsung masuk ke dalam kamarnya. Aku pun langsung ke bawah menuju dapur. Ternyata Mba vina ada di sana sedang merapihkan piring piring.

“Lho Mbak udah bangun sepagi ini???” Tanyaku.

“Eh... Kamu Nan, aku baru aja bangun karna barusan karna ada yang punya... Eh anak kost baru maksudnya.” Jawabnya dengan aneh.

“Yang di sebelah kamarku itu kah??” Tanyaku lagi.

“Iya... Kamu lihat dia??sudah kenalan sama dia???”

“Ya... Aku lihat , tapi belum sempat berkenalan karna tadi ke buru masuk dianya Mba.”

“oh... btw kamu udah enakan? Terus mau kemana sepagi ini??”

“Cuma pegel sedikit aja sih Mba makannya aku mau olahraga biar enakan.” Jawabku sekalian ambil air minum dingin di kulkas.

“ya udah aku temenin ya.. Sekalian aku juga mau olahraga..” kata Mba Vina.

“Ok deh mba..” Jawabku

Setelah itu aku berolahraga dengan Mba Vina, jogging di sekitar komplek. Sesekali membahas anak kost baru yang namanya Alin.Mba Vina tak banyak cerita tentang Alin, dia hanya mengenalkan namanya dan sifat nya setelah itu membahas tentang ku dengan Iren, aku pun membuat keputusan untuk menjauh dari Iren. Setelah meminta petunjuk dengan sang Pencipta.

Mba Vina terlihat senang setelah mendengarkan keputusanku untuk menjauh dari Iren. Lama kita berolahraga sampai di kost an kembali sudah jam 5.30 pagi . Akupun bergegas untuk sekolah, penghuni kost lain pun sudah bangun terlihat dari jendela kamar yang sudah di buka.

Ternyata yang kost di sini bukan hanya siswa sekolah SMA Terfavorit saja melainkan ada yang kuliah juga,dan Reza teman baru ku itu juga mendapatkan beasiswa karna dia juga pintar saat di sekolah dulunya. Dan banyak cerita tentang kost an in oleh Mba Vina.

Akupun telah bersiap untuk berangkat ke sekolah dan saat ini pukul 06.00 pagi, saat ini aku sudah di depan kamar Mba Vina menunggu nya. Aku dan Mba Vina sudah berjanji untuk berangkat dan pulang bersama, katanya hanya untuk memastikan saja supaya aku tidak ke sasar dan aku di bolehkan berangkat sendiri jika aku sudah hafal arah jalan kota ini.

Anak kost lain oun satu persatu sudah keluar saling menegur dan kenalan hampir rata rata perempuan yang tinggal di sini, lelakinya hanya beberapa saja. Cukup lama aku menunggu dan sempat melihat jam di ruang tengah sudah jam 06.30 akhirnya Mba Vina keluar.

“Maaf nunggu lama ya.... “ Ucap Mba Vina.

“iya gak apa apa kok Mba...” jawabku.

“Gue nebeng ya... Mobil gue masih di bengkel soalnya” Tiba-tiba Alin datang dan berseragam sama sekolah ku.

Aku terkejut tenyata Mba Alin juga sekolah di tempatku.

“Ya udah ayo berangkat...” kata Mba Vina.

Aku serta kedua perempuan pun berangkat bersama menggunakan mobil Mba Vina. Aku duduk di depan dan Mba Vina yang menyetir, Mba Alin di belakang katanya sih masih ngantuk jadi dia mau tidur sebentar.

Di perjalanan sangat hening tidak ada obrolan. Mba Alin pun sudah tertidur terdengar suara dengkuran halus.

“Inget pulang nya sama aku ya... Tunggu di parkiran biasa!!” Kata Mba Vina memperingati ku dengan tegas.

Aku hanya mengangguk saja, dan bercerita lagi tentang Mba Alin yang Sekolah sama dengan ku ternyata Mba Alin kakak kelas ku sama dengan Mba Vina serta Mba Mira, lama kami bercerita tentang sekolah. Tak lama kami pun sampai di parkiran sekolah. Saat tiba di parkiran seperti kemarin segerombolan mobil di gerbang baru datang, sudah di pastikan jika itu Mba Mira. Aku dan Mba Vina turun, tak lupa membangunkan Mba Alin.

Akupun bergegas masuk kelas setelah pamit dengan Mba Vina dan Mba Alin. Sesampainya di Kelas sudah ramai, Reza dan cibepun langsung menghampiriku untuk bercerita tentang bagaimana mendapatkan beasiswa dan tinggal di kost an saat ini.

Tak hanya Reza dan Cibe ada juga Winda yang mendengar kan cerita ku. Winda pun sikap nya sudah mencair dan tidak canggung lagi dengan ku tidak seperti kemarin yang hanya diam dan pemalu. Sekilas aku melihat pintu masuk ternyata Iren baru datang dengan teman temannya. Tetapi tak lama bel masuk berbunyi padahal Iren sudah berjalan menuju ku, untungnya tidak jadi dia langsung menuju kursinya.

Guru pun masuk memulai pelajaran hari ini, aku sangat memperhatikan setiap pelajaran yang di jelaskan. Cukup lama belajar bel istirahat berbunyi, seperti biasa Reza dan cibe mengajakku untuk ke kantin. Tapi kutahan karna pasti Iren akan mengajakku ke kantin bersama.

Benar saja tak lama Iren datang serta teman temannya. Tetapi Aku menolak ke kantin bersamanya , Reza dan Cibe seakan paham jika aku menghindar Iren dan mereka untungnya membantu ku. Namun Iren sepertinya curiga karna terlihat dari raut wajahnya yang mencari keanehan dengan sikapku.


(To be continue) :ampun:

#mohon maaf baru bisa update setelah sekian lama sinyal tidak mendukung:Peace:
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Hmm kamu memang terlalu polos ndan..
Eh ini adegan polos2 nya kapan ya?
Wkwk.. lanjut terus hu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd