Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kehidupanku Yang Baru

Hari-hari yang kujalani

POV Hana

Sedikit gambaran telah kalian ketahui tentang diriku, tetapi untuk seterusnya kalian akan mengenalku lebih dari yang telah tergambar sebelumnya. Ya aku adalah istri dari seoarang Angga Pratama, suamiku adalah seorang manager yang berkerja di sebuah perusahaan swata yang bergerak di bidang teknologi di Jakarta, kami saat ini tinggal di sebuah komplek perumahan dan kami tidak tinggal berdua saja, kami ditemani pak Sarto dan dia adalah sopir kami sekaliagus beliau bekerja sebagai tukang kebun rumah ini dan bisa juga disebut security rumah kami walaupun secara tidak resmi. Sebenarnya kedua jabatan tambahan pak Sarto bukanlah atas kemauanku tapi lebih ke keinginan beliau sendiri mengingat di rumah ini pernah terjadi pencurian, awalnya aku dan mas Angga ingin menyewa jasa security tetapi pak Sarto waktu itu mengajukan diri dengan alasan untuk mengurangi biaya gaji nantinya dan justru pak Sarto mengajukan agar tidak perlu ada gaji tambahan buat dia, dia beralasan bahwah kerjaan ini menjadi tambahan aktifitas buat dia karena tidak sehari-hari dia mengemudikan mobil, suamiku sendiri lebih nyaman untuk menyetir sendiri ke kantornya otomatis jasa pak Sarto tidak ia gunakan. Untuk masalah taman di depan rumahku sendiri awalnya cuma sebuah kekhawatiran beliau melihatku mengurus taman sendirian, aku sebenarnya sudah menyampaikan hal tersebut kepada pak Sarto sendiri tapi beliau tetap pada pendiriannya maka dari itu kami punya kesepakatan bahwah pak Sarto akan mengurus beberapah tanaman dan mengurus rumput dan aku lebih ke tanaman bunga dan pak Sarto pun setuju, mungkin kalian berpikir pak Sarto ini orangnya semenah-menah atau gimana gitu ya atau mungkin ada yang berpikir pak Sarto ini orang gak patuh sama majikan tp itu salah besar. Sikap pak Sarto ini lebih ke perhatian dan peduli kepadaku. Tapi jangan disimpulkan kalau pak Sartoi memiliki niat terselubung ya, memang sikap pak Sarto ini baik banget makanya dia dulu direkrut oleh ayahku bekerja di rumah kami dan sikap pedulinya itu sama untuk kami semua anggota keluarga Bram Suprapto dan itu sudah kami buktikan selama iya bekerja di rumah ayahku.

Jadi pak Sarto ini sudah bekerja di rumah ayahku semenjak aku baru berumur 4 tahun sampai sekarang, malahan dia ikut aku untuk bekerja di rumahku, mungkin lebih tepatnya aku yang memintanya pada ayahku hehehehe… tp aku punya alasan untuk meminta pak Sarto ikut kerumahku. Orangnya sangat baik banget dan orangnya setia mudah diandalkan dan selalu rajin di setiap pekerjaan, sedikit kalian ketahui bahwah seringkali pak Sarto membantu aku memasak di dapur saat sore hari untuk pagi dan siang beliau tidak bisa karena dia berjaga di didepan rumah atau sering mengurus taman rumah kami. Karena hal itulah aku sangat dekat dengan pak Sarto dan jika bisa dibilang bahwah dari dulu aku lebih dekat dengan pak Sarto ketimbang Ayahku sendiri tapi bukan berarti aku tidak dekat dengan ayah kandung tapi kedekatanku dengan pak Sarto lebih dekat dan begitu pula adikku bayu dari kecil kami berdua sering diajak bermain oleh pak Sarto, pak Sarto sendiri orangnya humoris walaupun dia sebenarnya dia orangnya kalem dan santai mungkin karena pembawaanya yang sopan akan tetapi kalau sudah bersama anak kecil kadang dia akan ikut seperti anak kecil dan itu membuat aku dan Bayu senang sama pak Sarto. Bukan hanya kami bahkan dengan sepupu-sepupuku dia cepat akrab jika mereka datang kerumahku. Pak Sarto mungkin sudah kuanggap keluargaku sendiri atau lebih tepatnya ayah kedua bagiku karena kami saking dekatnya. Mungkin sedikit gambaran tentang pak Sarto, dia orangnya tinggi walaupun tidak setinggi mas Angga tapi Cuma berbedah sedikit mungkin 174 cm karena mas Angga tinggi badannya 177cm, badan pak Sarto agak kurus ciri khas pria paruh baya tp tidak bisa dikatakan kurus amat, walaupun sudah lanjut usia tp beliau pintar menjaga kesehatan karena pak Sarto sering berolahraga seperti lari pagi disekitar kompleks perumahan kami oleh karena itu perutnya tidak buncit walaupun tidak memiliki otot perut seperti olahragawan, rambutnya sebagian telah memutih yang menandahkan dia sebagai pria lanjut usia dan tentu keriput di wajah pak sarto sudah terlihat dimana-mana.

Keseharianku adalah di rumah karena mas Angga tidak memberikan ijin aku untuk bekerja dan aku terima kemauannya, sebagai gantinya aku memberi penawaran agar aku bekerja di rumah saja yaitu membuka toko online di salah satu E-comerse. Di tokoku aku menjual produk tekstil dari perusahan ayahku sekaligus membantu ayah memperluas bisnisnya karena sedari awal cita-citaku ingin melanjutkan bisnis keluarga kami tapi sepertinya tidak seperti persepsiku tapi setidaknya aku memiliki jalan lain dan mungkin nantinya tugas itu akan diserahkan kepada Bayu adikku. Untuk barang-barang jualan di toko onlineku bianya dibantu oleh pak Sarto sendiri dan beliau sendiri bertugas untuk mengambil barang di pabrik ayah jika ada orderan sebelum nantinya akan dipacking di rumahku tak lupa dibantu juga oleh pak Sarto, untuk pengiriman ke pelanggan nantinya akan dijemput oleh jasa kurir pengiriman. Untuk orderan sendiri tidak setiap hari ada karena bisnis ini banyak pesaing, jadi biasanya dalam seminggu Cuma ada 2 atau 3 orderan masuk, untuk orderan paling sibuk biasanya terjadi mendekari hari lebaran atau menjelang ahir tahun dan untuk bulan-bulan biasa aktivitas kami lebih santai.

“abah… hari mau ambil orderan di pabrik ya karena ada pesanan hari ini”

“baik dek, nanti abah kesana habis makan siang” jawab abah Sarto yang sedang duduk di depan rumah yang lagi santai duduk sambil nonton youtube di handphonenya.

Oh iya sebelumnya aku belum memberi tahu kalian bahwah aku memanggil pak sarto dengan sebutan abah sebagai panggilan akrabku dan beliau sendiri memanngilku dengan sebutan adek atau dek ini merupakan kebiasan panggilan beliau dari kami kecil dan itu berlaku juga untuk Bayu.

“habis dari pabrik kita ke pasar ya bah, Hana mau beli persiapan dapur karena sudah menipis”

“Ok baik, nanti tunggu abah aja di depan ya” jawab abah.

“Bah ayo masuk kita makan siang udah jam 12 nih” ajak aku sama pak Sarto untuk makan siang.

“Aku nyusul nanti dek, mau ke kamar mandi bentar” balas beliau sesaat kemudian ia bangkit menuju kamar mandi dekat dapur.

Akupun terlebih dahulu menuju meja makan menyiapkan peralatan makan untuk kami berdua. Setelah itu beliau keluar kamar mandi dan ikut duduk di sebelahku dan mengambil sebuah kursi untuk diduduki. Akupum menyerahkan piring yang sudah berisi nasi kemudian menggeser lauk untuk pak Sarto.

“Hari ini masak apa dek?”

“biasa bah, ikan sambal balado sama tempe goreng dan itu ada sayur sawi tumis” jawabku ke pak Sarto

“Maaf kalau adanya segini ya bah hihihihi…”

“Ah tidak apa-apa toh dek, kamu ini selalu lupa kalau abah ini kan orang kampung, abah malah pernah Cuma makan sambal sama singkong aja loh”

“Iya abah, Hana tau Kok”

“Tuh sudah tau, ngapain harus minta maaf tadi”

“hehehe gak apa-apa bah Cuma pengen aja”

“hmm.. lain gak usah toh dek, kita makan hari ini aja sudah syukur”

“iya bah, makasih ya”

“hahahaha kamu ini, harusnya abah yang berterima kasih”

“gak apa-apa bah, ya sudah kita makan dulu kalau gitu bah” ajakku pada abah.

Setelah itu kami pun mulai makan sambil sesekali kami tetap mengobrol, tidak terasa makanan kami pun telah habis kemudian kami istirahan sejenak sambil kembali mengobrol.

“Abah…, nanti mau masak apa untuk malam”

“Hmm… seperti biasa aja dek, abah serahkan aja sama kamu”

“hehehehe… abah ini apa gak bosen makan masakan buatan Hana itu-itu terus?”

“gak lah dek, kan abah ini yang penting bisa makan sudah cukup kok”

“abah ini emang ya orang paling kolot sedunia hehehehe…”

“Biarin mau dibilang kolot juga abah gak peduli”

“Hana Bercanda kok bah.. hehehehehe”

Kemudian aku mencubit pipi keriput abah karena merasa gemas, dan abah hanya tersenyum dan sebenarnya dia tadi sempat ingin menghindar tp tanganku terlalu cepat jadi dia telambat menghindarinya, memang kebiasaanku kepada pak sarto begitu, senang sekali mencubit pipinya dan itu sudah aku lakukan dari kecil karena aku senang memegang pipinya yang keriput dan agak kendor dan mungkin makin kendor akibat kebiasaanku itu hihihihihi…

“Abah masih ingat kan kemauan Hana waktu SMA”

“yang mana itu dek?”tanya abah dengan wajah agak heran.

“Ituloh bah, Hana pengen lihat kampung halaman abah”

“ya ampun dek, itu lagi”

“Tapi Hana pengen banget loh bah lihat kampung abah kayak gimana”

“gak usah dek. Kampung abah itu jauh banget trus jalan kesana juga jelek cuma bisa masuk pakai ojek”

“Malahan itu seru loh bah, sekali-sekali Hana pengen kayak petualangan gitu hehehehe…”

“Gak boleh” balas abah dengan agak tegas tp dia bukan marah.

“Pokoknya Hana pengen kesana bah..”dengan suara sedikit merengek.

“hahaha kamu ini dek, mending cari tempat wisata kek gitu kok malah ngotot pengen ke kampung abah”

“Ah.. bosan bah, Hana pengen suasana baru”

“Lagian mana mau mas Angga ijinin kamu buat kesana”

“Bisalah itu Hana Nanti omongin sama Mas Angga bah”

“Abah gak yakin mas Angga mau inijin kamu kesana dek”

“Kalau Hana Bisa dapat ijin dari mas Angga kalau begitu abah kabulin permintaan hana”

“hahahaha abah gak yakin”

“Ihhhh abah janji dulu”

“hahahaha gimana mau janji kalau abah udah tau jawabannya”

Sambil mengambil tangan abah, dan segera aku kaitkan jari kelingkingku dengan jari kelingkingnya sambil menatap matanya dengan sunggu-sungguh seperti memberi kesan menantang pernyataan pak Sarto.

“yaudah kita taruhan kalau gitu bah…”

“hmmmm…” pak Sarto Mengguman sambil memalingkan wajah dengan ekspresi mengejek.

“Ayolah abah, kalau abah gak beri jawaban berarti Hana Nyatakan abah kalah”

“enak saja main putusin sendiri”

“ Yaudah kalau gitu abah janji dulu”

“Ok ok” akhirnya abahpun menyetujui perjanjian kami

“Hore….” Aku begitu senangnya mendengar persetujuan abah.

“Tunggu aja abah, aku pasti bisa dapat restu dari mas Angga” sambil menjulurkan lidahku tanda kalau aku meremehkannya tetapi pak Sarto hanya tertawa kecil dengan tindakanku itu.

Setelah selesai berdiskusi sampai membuat kesepakatan kami pun membereskan meja makan bersama dan abah membantu aku memcuci piring. Setelah itu aku kekamarku untuk mandi dan abah besiap-siap menuju pabrik ayah untuk mengambil barang orderan. Jam menunjukan pikul 13.00 siang dan abah sudah menuju pabrik ayah yang sebenarnya jaraknya tidaklah terlalu jauh mungkin sekitar 30 menitan untuk pulang perginya. Setelah itu akupun bersiap-siap setelah mandi mengganti pakaianku dengan pakaian santai di balut dengan jaket santai dengan rok dibawah lutut bercorak cream abuh-abuh.

Sekian lama menunggu akhirnya abah (Untuk seterusnya kita panggil pak Sarto Abah Saja) pun sampai di rumah lagi. Namun sebelumnya dia turunkan barang itu terlebih dahulu dan diletakan di ruang tamu, setelah itu abah keluar rumah.

“Ayo Dek”

“Ayo bah..”

Tak Lama aku dan abah masuk mobil dan aku duduk di depan samping abah sambil mengenakan sabuk pengaman, setelah itu mobil pun menuju pasar untuk membeli keperluan kami di rumah selama 3 hari. Ya, aku kalau belanja hanya membeli barang untuk stok 3 hari saja karena takut kalau kelamaan banyak bahan-bahan yang nantinya membusuk. Setelah dari pasar kami kembali ke rumah dan sesampainya di rumah abah membantu aku menurunkan barang-barang dan aku hanya membawa barang yang ringan saja dan sisnya abah yang membawanya setelah itu semua barang tadi diletakkan di dapur dan beberapah barang lain seperti keperluan kamar dan kamar mandi dia letakkan di ruang tamu, kemudian tugasku menata setiap barang-barang pada tempat yang sudah disediakan.

Akhirnya semua barang sudah tersusun rapi, setelah itu kami pun kembali pada kegiatan masing-masing, abah mengurus taman karena hari sudah sore maka akupun mengurus barang orderan yang dibawah abah tadi dari pabrik, walaupun barangnya tidak terlalu banyak tetapi lumayan memakan waktu karena ukurannya lumayan besar. Tepat jam 5 sore mas Angga pun telah pulang dari kantor dan tak lupa aku memberi salam sambil mencium tangannya.

“sudah pulang mas? Gimana hari ini dikantor”

“ya seperti biasa mah” sambil mas Angga mencium keningku, hal tersebut yang kusuka dari mas Angga.

“Ya sudah aku siapin air hangat dulu ya mas biar nanti mas tinggal mandi” sambil kulepas dasi dilehernya kemudian mengambil sepatunya dan meletakkan di rak sepatu kemudian kami menuju kamar. Sambil menyiapkan air hangat di kamar mandi, mas Angga melepaksan bajunya kemudian mas Angga menuju kamar mandi. Kini aku melihat mas Angga Cuma mengenakan handuk dipingangnya. Dan tiba-tiba dia memeluk aku dari belakang tapi aku tidak protes dengan kelakuannya itu justru aku tersenyum dan membalikkan wajahku kemudian kami berciuman secara mesrah, memang sudah menjadi kebiasan mas Angga setiap pulang kantor begitu walaupun tidak selalu dan ada kalahnya dia tidak melakukkanya.

Masih dalam posisi tersebut mas Angga mecumbui aku dari belakang kemudian mulai menjalakan aksi lain dengan tangannya, dia kemudian menganggakat kaos yang kupai bersamaan dengan bra yang aku pakai sehingga payudaraku pun keluar dan langsung dia remas-remas dengan lembut sambil memainkan puting susuku, kami terus berciuman sambil mengaitkan lidah dan bertukar ludah. Sudah dipastikan akhir dari kegiatan ini adalah persetubuhan di dalam kamar mandi, dengan cepat mas Angga menghentikan remasan di buah dadaku dan menarik rok serta celana dalam yang kupakai sampai lepas dan beberapah detik kemudian bagian bawah tubuhku sudah telanjang tidak memakai apa-apa dan mas Angga tidak berhenti kemudian dia melepaskan handuk yang melilit di pinggangnya maka mas Angga sekarang telah telanjang bulat dibelakang tubuhku, mas Angga melepaskan ciumanya kemudian kami sama-sama mendesah dan mas Angga lanjut menyiumi bagian belakang telinga dan leherku membuat aku makin terangsang. Sambil memegang pergelangan tangannya, mas Angga mulai menggesekkan kontolnya ke bibir memeku yang perlahan mulai basah oleh lendir cintaku dan tangannya juga bergerak menggesek keletit memekku dan tangannya yang lain meremas-remas buah dadaku. Oh… nikmat sekali rasanya, sesaat kemudian kurasakan tekanan kontolnya mulai memasuki vaginaku dan hal tersebut juga sudah kutunggu-tunggu.

“Ma… aku Masukkin kontolku ya”

“ah… ah… Iya… Mas” jawabku karena sudah begitu bergairah

Kemudian secara langsung mas Angga menghujamkan kontolnya ke liang cintaku, untungnya memekku sudah mengeluarhan pelumas sehingga kontol mas Angga masuk dengan lacar sambil kami sama-sama mendesah keenakan.

“arghhhhhhh…..”

“aaahhhhh……..”

Setelah mendiamkan sebentar penisnya mas Angga menggoyangkan pinggulanya membuat penisnya menusuk-nusuk kelaminku. Pergesekan kedua kelamin kami menciptakan sensasi yang luar biasa sehingga kami terus mendesah secara berbalas-balasan dan kemudian mas Angga menarik kepalaku kembali dan kami berciuman lagi secara panas sambil kelamin kami beradu dan saling bergesekan. Sambil memelukku dari belakang dan meremas-remas payudaraku mas Angga terus menggoyangkan pinggulnya membuat penisnya keluar masuk dengan intens, tidak ada perubahan gaya selama sepuluh menit dengan gaya yang monoton kami terus mengejar kenikmatan dan sesaat kemudian mas Angga mempercepat genjotannya di memekku membuat sensasi semakin nikmat dan tak lama kemudian sambil kami masih berciuman dan mas Angga meremas-remas buah dadaku diapun menghentak-hentakkan pinggulanya dengan keras kearah pantatku dengan sedetik kemudian kurasakana cairan hangat menyemrpot dalam vaginaku.

crotttt… crottttt… crotttt… crotttt…..

mungkin ada sekitar 4 semprotan keras yang kurasakan, setelah itu kami terdiam berdua meresapi kenikmatan ini, tapi entah kenapa perasaanku seperti ada yang kurang dari persetubuhan ini dan aku tidak tau pasti itu apa, seperti ada yang tertahan. Setelah itu kamipun membersikan diri masing-masing dan Mas Angga pun melepas kontolnya yg mulai lemas dari dalam memekku diikuti lelehan sperma mas Angga di selangkanganku. Kami berdua pun mandi berdua dan setelah itu aku lebih duluan keluar kamar mandi dan segera berpakaian karena mengingat waktu sudah semakin malam dan aku harus kedapur mempersiapkan makan malam buat kami bertiga.

Setelah selesai berpakaian dan sedikit berdandan ala kadarnya aku pun menuju dapur dan ternyata di sana sudah ada abah memotong-motong sayur dan mengupas bawang, tak lama aku bergabung dan kami masak besama seperti bisa. Setelah selesai masak aku siapkan makanan di atas meja dibantu abah dan menyiapkan peralatan makan, kemudian jam sudah menunjukkan pukul 19.00, kemudian aku menuju kamar memanggil mas Angga untuk makan. Malam ini pun kami lalui seperti biasa selesai makan mas Angga langsung kembali kekamar untuk melanjutkan sedikit perkerjaannya dari kantor dan biasanya aku tidak akan mengganggu karena mas Angga sering melakukan meeting online dengan Client. Jika selesai makan bisanya kegiatanku hanya menonton di ruang keluarga dan tak lupa aku ditemani abah. Ya memang aku dan abah suka sekali nonton sinetron atau film sambil kami membahasnya.

Mengenai persetubuhan dengan mas Angga, hal itu sudah jadi kebiasan setiap kali selesai bersetubuh dengan mas Angga aku hanya akan kepikiran sebentar kemudian tak lama kemudian aku berusaha melupakannya. Dan kembali malam ini aku tertawa dan becanda dengan abah lagi yang sudah aku anggap ayahku juga.

Bersambung…
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd