Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kau jual, Aku beli. TAMAT [No Quote]

Status
Please reply by conversation.
Episode 11


Hari sudah mulai dingin, mall mulai menutup dirinya, pukul sebelas malam kami sampai dihotel kembali, kakak beradik mita dan wita kembali ke kamarnya, mungkin mau bersiap diri untuk dibantai malam ini. sedang aku dan pak mul duduk di emperan hotel, disebuah cafe emperan dengan harga minuman bintang tujuh. kupesan kopi kesukaanku, kopi ekselsa dengan sedikit ditaburi liberika. pak mul yang sepertinya cuma tahu kalo kopi itu pahit memesan seperti pesananku.
kami berbincang mulai dari kisah mita dan wita hingga rencana besok di kementrian.

mita dan wita ditinggal kedua orangtuanya bersamaan, karena kecelakaan kendaraan umum. tak ada keluarga lain yang mereka miliki. mita yang baru sma harus menjadi tulang punggung keduanya. wita baru smp, belum terlalu tahu beratnya hidup. setahun terlunta-lunta membuat keduanya hampir putus sekolah. pak mul menemukan mita dari laporan sekolah kalo ada anak mau putus sekolah. disitu pak mul mulai membiayai mita dan wita, walaupun biaya sekolahnya dari apbd dinas, namun untuk hidup mita dan wita pak mul merogoh sendiri kantongnya. hingga hampir ujian kelulusan mita, mita memberi tubuhnya ke pak mul tanpa diminta sebelumnya.

setelah mita lulus, mita dipekerjakan di dinas, langsung dibawah pak mul, sejak itu aktifitas mereka lebih intens, dari hanya sebatas melepas kepengen, hingga menjadi kebutuhan. mita terpaksa mengkonsumsi pil pencegah jadi, sebagai hasilnya tubuh mita mengembang tanpa hambatan, padahal kata pak mul mita dulu bertubuh seperti wita.

istri pak mul pun mencium aroma perselingkuhan, dan OTT pun terjadi. pak mul ditangkap basah ketika sedang membasahi vagina mita dengan pejuhnya. tak mau ribut, akhirnya mita dinikahi siri, istri pak mul tidak melakukan gugatan, namun seluruh aset yang ada saat ini dibalik nama atas nama beliau, dan sebuah perjanjian pra nikah, bahwa mita tidak akan mendapat apapun dari pernikahan ini selain nafkah sewajarnya. bila cerai, mita hanya membawa apa yang diberi pak mul, tidak ada gono gini untuknya.

dan pak mul tidak pernah menyentuh wita sekalipun. wita benar-benar seperti adiknya bagi pak mul.

sedang rencana besok, kita akan langsung menghadap bapak direktur jenderal, upeti sudah disiapkan, pembicaraan awal sudah dilakukan, tinggal tanda tangan saja yang belum. itu cerita pak mul.

pembicaraan yang sedikit membosankan ketika kita mulai kehabisan bahan, perbedaan usia membuat pemisah dalam obrolan. aku mau ngomongin pemanasan global, teori bumi datar, one piece yang tak kunjung tamat, pasti gak akan nyambung.
kini pandanganku sedikit terfokus pada seorang gadis muda duduk di pelataran hotel, usianya mungkin sekitar setengah umurku lebih dikit, pakaiannya dipaksakan trendi dan menarik lawan jenis namun malah terkesan norak dan mengganggu pemandangan. muka lusuhnya tetap terlihat walau bedak menor menutupinya. badannya kecil, seperti nur, namun mengingat usianya, pasti masih bisa berkembang. seorang gadis yang aku yakin tidak perawan.

sang gadis memasang muka khawatir, seperti akan ada hal buruk dengannya, sesekali ditengoknya kanan kiri, seperti menunggu sesuatu, atau menghindari sesuatu. seorang wanita paruh baya mondar mandir didepannya, pakaiannya tak kalah norak, kadang wanita itu berdiri didepan sang gadis, memberikan sedikit instruksi dengan wajah ketus. sang gadis hanya menunduk lemas setelah si wanita berlalu darinya.

"ada apa pak?" tanya pak mul memecah fokusku
"tak ada apa apa pak, cuma tengok tu, anak diujung plataran"
"oh, biasa itu pak, bapak mau?"

ya, hotel ini memang terkenal seper lendirnya, apalagi hotel melati yang berada tepat disebelahnya, karena lebih murah, jangan harap dapat sprei tanpa pulau disitu.

"ah, tidak pak, hanya sedikit iba saja, pasti berat baginya" jawabku
"inilah hidup pak, tugas kita lah menghilangkan yang seperti itu tanpa menumbuhkan yang baru"
"ya, memang, tapi itu hanya terjadi di negara ideal pak, kita sekarang hanya bisa jadi penonton, kadang malah penikmat"
"begitulah pak" jawab pak mul dengan menghela nafas panjang. kami berdiam setelahnya.

"wita bagaimana pak?" tanya pak mul dengan wajah serius.
aku tau ini sebuah pertanyaan menjebak, bila aku jujur maka aku mengakui sudah memakai wita, bila aku bohong, habis lah wita.
"mantap pak" jawabku, aku memilih jujur saja, toh ini sekenarionya.
pak mul tertawa terbahak bahak, seperti sedang memenangkan lotre.
"dulu mita juga seperti wita pak, badannya bagus, mereka seperti kembar saja, cuma mita kebanyakan makan obat pengembang dan multi protein pak, jadinya melar, tapi semakin melar aku semakin suka. empuk pak."
kami jadi tertawa bersama.

waktu menunjukkan tengah malam, kopi telah habis, kita kembali ke kamar hotel. tapi kunciku dibawa wita. di perjalanan naik ke kamar hotel aku lihat ponselku. ada beberapa pesan.

fitri : cepat pulang, tuan putri sudah tidak sabar diginiin. (sebuah pesan dengan foto fitri sedang ditindih jaka, keduanya telanjang, susu fitri sampai tergencet melebar, aku yakin kontol jaka sedang dilumat vagina fitri.
aku balas : tuan putri jangan kamu rasuki aura mesum ya

nur : mas, wati banyak tanya masalah hubungan kita, aku bingung jawabnya, takut keceplosan.
aku balas : gak papa, nanti juga aku mau cerita semuanya tentang kita, cuma gak cerita masalah kamu aku beli dan kalo kita sudah begitu setiap hari.

wita : aku langsung kekamar embak mas, kalo sudah sama mas mul, kasih tau ya.
tidak aku balas.
entah darimana ia dapat nomorku.

sesampai dilantai kamar kita langsung menuju kamar pak mul, diketoknya pintu kamar, dan dibukakan oleh mita. kitapun masuk.

"maaf mit, aku gak tau kamu belum siap" aku lihat mita hanya memakai tengtop dengan setengah dada menyembul, celana pendek yang hampir setinggi kancut.
"gak papa mas, biasa aja, kayak belum pernah lihat punya adeknya aja" jawab mita
"lain lah, kan lain kepunyaan" jawabku yang telah kembali keluar kamar
"santai aja pak, ayo masuk" rayu pak mul
"kalo suaminya sudah izinkan, apalagi" jawabku sambil masuk kekamar.

mita yang biasanya berjilbab dan berpakaian agak longgar, kini telah berpakain penggoda suami, sepertinya akan terjadi perburuan malam ini. sedang wita masih memakai baju dan celananya seperti yang dikenakan tadi ketika keluar.

kami sedikit berbincang, dan tak lama kemudian aku juga wita kembali kekamar, karena sepertinya pak mul sudah tidak tahan melihat istrinya yang empuk itu.

sesampainya dikamar, wita langsung menanggalkan semua pakaiannya, tersisa cd dan bh, dilipatnya rapi pakaiannya dan disimpannya.
wita terlihat sangat teratur dan mandiri.

"mas mau mandi dulu?"
"duluan aja wit" jawabku yang sedang membuka baju dan celana
"iya, tunggu ya, tidak lama kok"
"iya"

wita masuk kamar mandi dan terdengar shower menyiramkan airnya. kuhidupkan tv, camel hbo yang sedang menayangkan film premiere menjadi pilihanku. tak lama wita keluar, hanya berbalut handuk, bh dan cd ia genggam dan segera dimasukkan kedalam tas miliknya.

"udah gak canggung wit?" ejekku
"udah pernah dipake juga mas, kenapa canggung, lagian bentar lagi juga bakalan dipake lagi kan"
"nantang ni"
"ayok, siapa takut"
"nanti ketagihan lho"
"sudah ni mas" jawab wita sambil berjongkok didepanku, diturunkannya celana pendekku sekaligus cd nya. sekali tarik kontolku keluar.
"udah pengen ya" ejek wita

belum sempat aku jawab ejekan wita, mulutnya sudah menyedot kontolku, tak pake pemanasan, langsung dimasukkannya semuanya. kepalanya naik turun mengocok kontolku dengan mulutnya.

"ah… wita… nakal"
"tapi suka kan dinakalinnnnn"
"suka dong"

wita meneruskan emutannya, cukup lama dan basah, aku hanya meremas rambutnya sesekali ikut membenamkan kepalanya agar kontolku masuk dengan sempurna didalam mulutnya.
lidah wita menari dengam anggunnya, menambah kenikmatan oral hingga puncak maksimum.

wita melepas oralnya, nafasnya memburu, namun senyuman manisnya tetap terlihat.
wita berdiri, dan mengambil sesuatu dari tas miliknya.
"mas mau pake ini enggak?" tanya wita sambil memberi sebuah wadah kepadaku
"apa itu"
"ini mbak barusan ngasih, katanya kalo dioles ke punya mas, bisa bikin tahan sampai subuh"
"yang bener?" tanyaku sambil membuka wadah yang nampak seperti wadah bedak yang halal.
"kata mbak, mas mul kalo gak pake itu bakalan cuma bisa lima menit, itupun paling lama" jawab wita sambil cekikian
"gitu ya, kamu pernah make itu wit?"
"belum, baru tau ada begituan tadi, dikasih mbak, dikasih tau juga cara pakainya. katanya ini ramuan turun temurun, tapi gak tau juga mbak dapat dari keturunan yang mana"
"gimana caranya"
"sebelum mandi harus tegang dulu, dioles sedikit, seperti ngasih pelembab di muka, dikit aja, nanti rasanya sedikit dingin, kalo dinginnya sudah hilang, mas cuci sebentar, jangan pake sabun, kalo sudah sekali punya mas berdiri bakalan bisa dipake terus tanpa takut ngecrot. kalo mas sudah capek, cuci aja pake sabun air hangat, sekali main dijamin crot." jelas wita
"kamu yakin wit"
"yakin si, kata mbak pak mul selalu make sebelum masuk ke mbak"
"ya sudah kita coba, aku mandi dulu ya biar segar"
"iya mas"

akupun mandi dengan air hangat, selesai mandi aku keluar dengan hanya melilitkan handuk. wita langsung jongkok didepanku melepas handukku, memberikannya pakadu menyuruhku mengeringkan rambut. dan wita langsung melumat kontolku kembali ketika aku mengeringkan rambut, wita jago mengoral, dia bisa memaju mundurkan kepalanya sambil menjilati kepala kontolku.

"kamu hebat wit, beruntung sekali suamimu kelak"
"tapi aku cuma bekas mas"
"tidak semua pria peduli dengan perawan wit, bekas juga kalo layanan memuaskan bakalan merasa beruntung memilikinya"
"makasih mas, istri mas pasti juga merasa beruntung, walau nakal sama cewek tapi perhatian banget"
"aku duda wit"
"oh, maaf mas, aku gak tau"
"gak papa" jawabku tersenyum

wita menyudahi oralnya, dilepasnya handuknya sendiri, digunakannya untuk mengeringkan kontolku. setelah kering aku duduk di pinggiran kasur, wita dengan telaten memberikan ramuan mbaknya kekontolku sambil mengocoknya, memang sedikit dingin rasanya, tapi masih nyaman.
selesai mengoles wita berdiri, susunya yang bulat dengan ujung berwarna ping namun ujungnya tidak keluar tepat didepanku. diraihnya susunya sendiri dan diarahkan ke mulutku. kusedot susu wita, kuremas satunya. wita hanya mendesah sambil memelukku, dan mengacak acak rambutku.
sedotanku kupindahkan kesatunya, taganku meremas satunya dan meremas vagina wita, kucolek kedalamannya, sudah basah, kuratakan kesemua celah kerang wita, dl kumainkan klitoris wita yang sudah membengkak sempurna. wita semakin mendesah tak terkendali, jambakannya semakin kuat.

"ahhhh… mas…. nakal…. enak….. mas….." rancau wita

sedikit puting wita mulai bisa aku rasakan jendolannya, membuatku ingin menyedotnya terus menerus.

"mas… enak… aku…. enak… mas……"

wita mendapat orgasme pertamanya, seperti tadi sore, wita cepat sampai dan langsung tergolek setelah gelombang nikmatnya hilang.

"enak mas… makasih ya"
"sama sama, habis ini aku yang nikmati kamu"
"nikmati aku sepuasmu mas"
"pasti wit"
"dicuci dulu gih, jangan pake sabun sama jangan air hangat ya, air dingin saja, dibilas sebentar"
"iya wit" akupun kekamar mandi untuk mencuci kontol berramuan.
ketika dicuci, kontolku langsung mengecil, kacau ni batinku, padahal tadi keras sekeras kerasnya.

"sini mas" ajak wita saat aku keluar kamar mandi dan menemuinya
wita masih terbaring telanjang, kakinya menyilang menutupi vaginanya. aku duduk disampingnya, bersandar pada sandaran ranjang. wita langsung merangkak kepenisku, tanpa bangun wita menuju pangkuanku, dimainkannya penisku yang mengecil, dikocoknya pelan, sesekali diemutnya.

"kata embak habis dicuci memang mengecil mas, nah, tugas aku bikin punya mas bangun lagi" terang wita. aku hanya tersenyum.

usaha wita tak butuh waktu lama, kontol kembali bangkit dan menunjukkan keperkasaannya. wita masih sibuk mengulum, susunya aku remas bergantian. kupandangi tubuh telanjang wita, sungguh indah, wajah wita cantik, manis, tubuh yang bagus, dada cukup besar, pantat tidak terlalu tepos. kontol normal manapun akan tegang melihat keindahan ini.

lama wita mengoralku, tidak ada rasa kebas, rasa tidak nyaman, dan rasa pejuh akan keluar tetap ada namun mau ditunggu selama apapun tidak juga kunjung keluar. super ni ramuan oles, mari kita buktikan lebih lanjut, batinku.

wita melepas sepongannya, lima belas menit mungkin dia memanjakan kontolku, beberapa peregangan mulut menandakan wita cukup berusaha menyenangkanku. aku turunkan badanku, hingga aku berbaring terlentang dengan sempurna. wita bangkit dari tidurnya, dinaikinya badanku, dikangkanginya kontolku, wita meraih kontolku dan mengarahkannya ke vaginanya, sedikit dioles oleskan mengitari celah wanitanya, dan sekali hentak, wita menurunkan badannya, dan masuklah kembali kontolku kedalam vagina wita.

"ahhhhh…" erang wita berbarengan vaginanya kemasukan kontol
"hangat wit"
"iya, enak mas, kerasa penuh"

wita mulai menaik turunkan badannya, posisi ini membuat susu wita bergelantungan, wita bertumpu didadaku, pantatnya berputar dan naik turun. sensasi yang sangat nikmat, kuraih kedua susu wita, aku remas, aku perah keduanya. wita hanya bisa bergoyang, meracau dan mendesah.

"ah… mas… enak mas…."
"enak juga goyanganmu witttt"
"ini kontol paling enak massssss"
"emang berapa kontol wit"
"cuma dua mas, ini yang paling enak'
"yang satunya?"
"hambar massssss… gak bisa puasin aku"
"mosok si"
"iya, baru diemut sudah ngecrot"

wita tiba tiba merebahkan badannya, dipeluknya kepalaku, dijambaknya rambutku, kakinya diluruskan dan menegang, pantatnya masih bergoyang layaknya cacing kepanasan.

"ahhhhhhhhhhh… aku keluarrrrr…. mas……"
teriak wita sambil membenamkan kontolmu sedalam dalamnya ke vaginanya.

nafas wita memburu, matanya terpejam, cengkramannya tak kunjung dilepaskan, namun senyumnya manis sekali.

selesai orgasme keduanya wita bangkit, dia membelakangiku dan menungging, memamerkan bokongnya yang mulus, memekanya yang berair dan lubang keduanya yang mengambil pengalaman pertamaku.

"genjot aku mas"

aku bangun, kuarahkan kontilku ke vaginanya, sekali coba langsung masuk. wita hanya mendesah ketika vaginanya kemasukan kontol lagi. kuremas bokong wita, dan mulai kugenjot vagina wita. aku suka posisi gaya ini, aku bisa melihat langsung vagina wita aku masuki, kontolku pun bisa lebih dalam masuknya.

"ah… ah… ah…." desah wita, sekali hentak sekali meng-ah
susu wita berayunan menambah sensasi kenikmatan menikmati tubuh muda wita.
sepuluh menit aku genjot wita dari belakang, wita mencengkram sprei, mengeluh panjang dan mendorong pantatnya kebelakang, kuhujamkan sedalam mungkin, wita mendapat orgasme ketiganya. wita langsung tersungkur, matanya terpejam, nafasnya lebih memburu, susunya ikut bergetar seirama nafasnya.

"mas… masss…. enakk… " hanya itu yang keluar dari desahannya ketika menikmati sensasi ketiganya.

aku turun dari ranjang, meninggalkan wita terkapar. kuambil botol minum, meneguknya, setengah botol kuhabiskan. mantap ni salep gumamku. enaknya tidak berkurang, sensasi enak mau ngecrot masih ada, tapi tidak keluar juga, ketegangan kontolnya juga tidak mengendur. dan yang penting tidak terasa kebas atau panas. iseng aku foto kemasannya, aku ragu kalo ini homemade, seperti bikinan pabrik. setelah memfoto botol, aku foto wita yang masih terkapar tanpa busana.

foto botol akan kirim ke ust. yusuf, beliau adalah ustad lokal dengan jam ceramah cukup tinggi, beliau bisa dibilang kawan juga tempat aku curhat bila mengenai kegalauan hati, kalo kegalauan kontol aku curhatnya ke ranti. ust yusuf memiliki jam terbang tinggi mengenai produk penguat otong lelaki, juga berpengalaman sebagai pengedar, namun beliau selektif, tidak akan menjualnya ke orang yang tidak diyakini ber pasutri. kutanyakan mengenai produk tersebut sebagai pengantar foto.

setelah selesai, aku datangi wita, dia mulai membuka matanya, namu masih lemas tak berdaya, kuberikan sisa air minumku, diminumnya hingga hampir habis.

"mas belum selesai ya" tanya wita sambil mengelus kontolku pelan
"belum wit"
"puaskanlah mas, aku pasrah aja"

aku langsung kangkangkan paha wita, kucolek vaginanya, kumainkan klitorisnya, wita mulai mendesah lagi, vaginanya kembali berair tanta tahu harus bekerja kembali. tam perlu lama menunggu, kusodokkan kontolku ke memek wita, erangan panjang menyerti sepanjang kontolku menembus lubang senggama wita. pelan namun pasti aku genjot.

"ah.. ah.. ah…" desahan setiap pangkah paha kita beradu kembali terdengar seperti sebelumnya, wita memang luar biasa, nikmat sekali memekmu, ucapku.

"mas… ah… sampai kapan mas aku di giniiii...innn"
"sampai subuh wit"
"ammm punnn mas…. "
"kenapa wit"
"anak mas… aku lemas… aku sampai massssss" jerit wita, kenikmatan keempatnya.

malam ini aku isengi wita hingga wita tak bisa bersuara lagi, hanya desahan seperti nafas berat saja yang keluar. entah berapa kali wita mendapat orgasme. yang jelas ia tak berdaya lagi, aku panggil ojol untuk perkosa dia pun tak akan melawan.

kulihat jam di hp hampir subuh, badankupun sudah capek, tapi kontol belum juga mereda, kuambil beberapa foto wita yang terkapar tak berdaya zoom ke muka hingga dada, dan foto seluruh badan, semua aku abadikan. pose sedang dientot pun aku rekam.

badan sudah tak memungkinkan, kucuci kontolku dengan sabun dan air hangat, tiba tiba kontolku mengecil lagi, setelahnya kudatangi wita, kutengadahkan wajahnya, kusodorkan kontol kecilku, diemutnya pelan tanpa tenaga, wita masih menutup matanya, persis seperti orang mabok *****. cukup lama lumatan wita dikontilku, hingga kontolku tegak kembali.

kuambil posisi di belakang wita, kubaringkan ia tengkurap, kuangkat bokongnya, kuposisikan menungging hingga kedua lobang terlihat.

"tadi ini sudah dibersihkan wit?" tanyaku sambil memainkan lubang belakang wita. wita hanya mengangguk kecil, tak ada daya lagi dalam dirinya.
kuarahkan kontolku ke lubang vagina wita, sekali dorong langsung terhempas masuk, beberpa kali aku sodok hingga kontilku basah oleh cairan kewanitaan wita. kuoleskan sedikit cairan itu kubang pantat wita, setelah semua terbasahi, aku posisikan kontolku, kudorong dengan pelan namun penuh tenaga, wita yang sudah tidak dapat melawan hanya bisa meringis kesakitan dan keenakan, penetrasi kurang, namun aku paksakan.

setelah kepala kontol masuk, berikutnya lebih mudah, hingga semua kontolku terbenam dalam anus wita. kukocok pelan, wita mendesah lagi, akupun mendesah enak. seperti perawan namun lain lubang. pantat kenyal wita aku remas gemas, kadang aku remas juga susu wita yang tertindih badannya.

"aku keluarin disini ya wit" tanyaku, wita hanya mengangguk tanpa bersuara, tenaganya habis untuk mendesah mengikuti kontolku.

tak lama aku menggauli anus wita, akupun mencapai batasku, pejuhku berhamburan didalam lubang pantat wita. enak sekali.
aku terjatuh kesamping beserta wita, kontolku tak kucabut, kubiarkan berkedut didalam anus wita, kutarik selimut, kupeluk wita dari belakang, kontolku dipeluk anus wita yang juga berkedut. kukecup kening wita, kuucapkan terima kasih, wita hanya tersenyum manis, terima kasih juga keluar dari mulutnya pelan. kita tertidur hingga pagi menjelang.


=

pagi telah berlalu, siang pun datang, aku terbangun mendengar bel pintu berdering. wita masih tak sadarkan diri memelukku dalam tidurnya. perlahan aku bangun, kupakai celana pendekku, kututup tubuh telanjang wita dengan selimut. kuintip siapa yang membangunkanku, rupanya mita, kakak wita.
kubuka sedikit pintu, kukeluarkan mukaku menyapa mita.

"pagi mas… kelelahan ya semalam.. " ejek mita sambil terkikik
"ah, iya ni" jawabku sekenanya
"mas sudah pake celana belum?"
"pake"
"aku masuk dong"
"gak papa ni?"

mita langsung masuk begitu pintu aku longgarkan, ia langsung menuju kasur tempat adiknya terkulai telanjang.

"pak mul mana mit?"
"baru mandi"
"kecapean juga ya"
"enggak, memang bangun siang dia mah"

mita pagi ini hanya memakai baju longgar terusan seperti piyama tapi lebih mirip baju penggoda pria. entah masih pakai celana tidak, karena bajunya lumayan panjang sampai kelutut, tapi rendah dibagian dada.

"aih, ni anak kebo nian" ucap mita mbangunkan wita, dan mita pun terkaget ketika menyibakkan selimut wita. mita langsung memandangku setelah mengetahui adeknya telanjang sempurna. aku hanya tersenyum sambil mengerutkan alis, mita tertawa kecil sambil menutup mulutnya, kemudian menutup tubuh adiknya dengan rapi. kuambil handuk dan masuk ke mamar mandi, kutinggalkan mita dan adeknya.

"sampai berapa ronde mas semalam?" tanya mita lirih dibalik pintu
"aku sekali, wita gak tau berapa banyak" jawabku
"pakai salapnya ya?"
"iya, ampuh banget, pak mul pakai gak?"
"pakai dong mas"
"berarti kamu hebat mit, masih segar pagi pagi gini"
"mas mul kalo pake pun gak lama mas, paling kayak cowok normal tanpa bantuan pertahanan"
"hah, mosok"
"iya, kalo gak pakai cuma beberapa menit mas, makanya salep itu harus selalu ada, kalo enggak aku yang susah"
"sabar ya mit"
"gak papa mas, ini lebih dari cukup kok, apalagi lihat adikku sepertinya bahagia semalam"
"maaf ya, adikmu sampai gak bisa bangun kubuat"
"gak papa mas, kan memang ini maunya kami bertiga"
"tiga?" tanyaku penasaran sambil membuka pintu kamar mandi, aku keluar hanya memakai handuk melilit pinggangku
"iya, wita juga mau" jawab mita sambil memperhatikan badanku

selesai mandi aku ganti baju, bersiap untuk menemani pak mul ke kementerian. mita memperhatikanku ganti baju, aku biarkan saja, toh adiknya baru saja aku garap semalaman. selesai bersiap, aku dan pak mul berangkat dengan taksi, mita menemani wita dikamarku.

diperjalanan ada pesan masuk dari ust yusuf.

ust yusuf : antum dapat barang dari mana itu, itu barang langka, susah dicari, jangan main main ya, nanti tidak bisa lepas
aku : punya teman ust, aku dikasih lihat saja, katanya manjur
ust : memang bagus itu, paling bagus malah, barang langka malah, hanya antum tidak punya pasangan, jangan terjerumus, kalo antum nikah, ana kasih tiga botol begituan.
aku : siap ust. terima kasih, tapi ust ada barangnya?
ust : ada, tapi antum nikah dulu, ana kadoin nanti, tak perlu kawatir.
aku : oke ust. terimakasih

=

singkat cerita urusan kami selesai sebelum ashar berkumandang, beberapa koneksiku dikementerian ikut membantu perundingan dan administrasi, aku malah jadi tidak enak sama pak mul, karena harusnya saya hanya penonton, malah ikut campur. tapi akhirnya karena keikutcampuranku upeti dapat kembali diboyong ke ibu pertiwi tanpa berkurang selembarpun. kita tidak langsung menuju hotel, namun menuju sebuah mall yang cukup besar dan lengkap. kita makan siang yang tertunda, kemudian berbincang sembari menunggu nasi turun ke usus besar.

capek ngobrol aku diajak pijit oleh pak mul, aku iyakan saja ajakannya, dan rupanya aku digiring ke panti pijit langganan pak mul di mall ini. aku pesan pijit biasa lengkap namun pak mul seperti membisikkan sesuatu, entah apa itu. belakangan rupanya aku diberikan pemijit yang masih muda, pemijit yang memberikan layanan tambahan, ketika adeknya menawariku untuk di plus plus aku hanya bisa menolak, aku tidak suka wanita yang dipakai banyak orang. akhirnya karena adeknya sudah terima order dan harus memberi layanan, aku izinkan dia memberikan layanan mulut, cukup lama adeknya menyepong adekku, namun tak kunjung keluar, hingga aku kasian sama adeknya, jadi aku sudahkan saja. anggap saja kita sudah kawin barusan.

selesi berpijit, kita kembali ke hotel. mita dan wita sedang bersenda gurau dikamar mita, kita bergabung, pembicaraan empat kepala berlangsung hingga malam. selepas isya kita pergi ke mall lagi, mall yang berbeda, makan malam, nonton di bioskop, mencari oleh oleh untuk orang dirumah. selesai berbelanja kita kembali kehotel, langsung menuju kamar masing masing.

"maaa..aaa..aaa….sss" panggil wita manja
"kenapa wit?"
"malam ini mas mau lagi ya?"
"kenapa wit emangnya"
"punyaku perih mas, lecet, kayak habis diperawani"
"mosok"
"iya lah, mas kira berapa lama mas make aku, mas ni"
"iya, maaf wita, terus gimana"
"jangan pake ini ku dulu ya, pake lubang yang lain dulu aja"
"emang kamu gak pengen wit"
"pengen lah, tapi perih massssss……"
"iya iya,"
"makasih mas baik.."
"ganteng gak?"
"biasa aja sih"
"yah…" kamipun tertawa bersama, kita bergurau sampai wita tanpa sadar memelukku manja.

tak tahu siapa yang ingin dan memulai, kita sudah saling melumat, wita berbaring dipangkuanku, aku merunduk untuk dapat melumat bibir manis wita, susu besarnya tak lepas dari remasanku. tanganku mulai menelusup kedalam bajunya melewati celah diperut. kuusap dada wita yang masih terhalang bh. wita menarik bajunya hingga diatas dada, bh nya ikut dinaikkan hingga kedua gunung kembar dengan puncak rata berwarna pink terpampang nyata tanpa kabut yang menutupi, wita tahu keinginanku, atau itu juga keinginannya.

kupandangi dada wita, sayang putingnya tidak menyembul keluar batinku. wita mulai risih aku pandangi dadanya, diambilnya tanganku yang pasif diperutnya, diletakkannya diatas dadanya, diremaskannya telapak tanganku. aku mengikutinya dengan nikmat. gunung wita aku remas bergantian, aku elus keseluruhan.
wita mulai menikmati, apalagi ketiga jariku berputar diatas puting malunya. wita mulai mendesah kecil, nafasnya memberat, kaki dan pinggulnya sedikit bergoyang. kulumat lagi mulut wita.

kubuka resleting celana jins wita, kusibakkan kesamping, hingga cd wita terlihat. cd berwarna putih agak coklat dengan sedikit berenda dipinggirnya dihiasi sebuah pita melengkung dibagian depan vagina, sewarna dengan bh nya. mungkin wita sengaja memakai satu set, tapi aku tak peduli, aku lebih peduli isinya, daripada kemasannya. wita mulai merogoh cd nya sendiri, jarinya terlihat menari didalamnya sembari melebarkan kakinya.
wita mulai tidak fokus dengan lumatan kita, mulutnya lebih sibuk mendesah daripada melayaniku. bosan bermain sendiri aku pindahkan lumatanku ke dada wita, dada kiri wita aku sedot tepat diputingnya, wita semakin mendesah, kakinya bergerak tidak teratur, jari wita semakin kuat menari.

"ah.. mas… ahhh. aggggg… " desah wita kuat

wita memelukku, mencengkram badanku, badan hingga kakinya mengejang, wita menjerit seiring jarinya masuk semakin dalam kedalam lubang kewanitaannya. wita mendapat orgasme pertamanya. mata wita terpejam erat, senyumnya mekar begitu manis. kubiarkan wita menikmatinya.

setelah gelombang wita habis, wita mulai menggeliat, ditelungkupkan badannya, wita mulai mengusap celanaku, menurunkannya, meraih isinya, mengkocoknya sebentar lalu memasukkannya kedalam mulutnya. kepala wita naik turun mengkocok kontolku dengan mulutnya, lidahnya menari berputar dikepala keduaku. wita sungguh berbakat dalam hal ini, kenikmatan yang membuat siapapun akan ketagihan. disela kegiatannya wita melepas bajunya, kubantu melepas kaitan bh nya, sekali tarik lepaslah penutup badan wita, wita dengan tubuh indahnya tertelungkup dipangkuanku, paha mulusnya, pantat sekalnya, pinggang bergelombang, punggung tanpa cacat dengan garis tulang leher yang kental. kepala naik turun seirama kanikmatan yang ia berikan. air liurnya sedikit mengalir menyusuri batangku.

wita bangkit, dipeluknya kepalaku dibenamkannya mukaku ke dadanya, aroma wangi khas dada terhempit, kuhirup perlahan sambil meremas keduanya. wita tersenyum, melepas kepalaku, mengecup keningku, kemudian bangkit dan membelakangiku. wita menungging, badannya membungkuk dengan pundak sebagai tumpuannya. tangan wita merenggangkan pantatnya, membuat lubang anus wita mulai mekar menyambutku.

"ayo mas, masukkanlah"

aku tak menjawab perkataan wita, hanya beranjak dari tempatku duduk, sedikit merangkak menjemput pantat wita. sedikit kuremas pantat wita, kuletakkan ujung kemaluanku, sedikit kuputar dan kutekan. wita sedikit merintih, mulai kulemaskan kemudian aku dorong.

"aihh… mas…. masukkannn" rintih wita
"ayooo masssss…. " imbuhnya

perlahan namun pasti kepala kontolku masuk kedalam anus wita, begitu kepala kontolku masuk semua, kuremas kembali pantat wita. wita melepas pantatnya, menggantikan pundaknya sebagai tumpuan. kuremas susu wita, kukecup lehernya, kujilat kupingnya. remasanku berpindah ke pundaknya, kupegang erat pundak kutekan kontolku perlahan namun pasti. wita mengerang, tangannya mencengkram kasur cukup kuat.
belum habis kontolku masuk, kutarik lagi hingga hampir keluar, kucengkram lagi pundak wita, kuhentak pelan kontolku, kulakukan perlahan namun pasti hingga kontolku habis terbanam di anus wita.

kugoyang anus wita, sodokanku membuat tubuh wita sedikit terpental kedepan, desahan birahi kami memenuhi ruangan hotel ini. anus memang luar biasa, sensasinya lain daripada vagina, entah aap aku akan melakukannya juga dengan para wanitaku atau tidak, aku nikmati saja sekarang, gumamku dalam hati.

cukup lama aku setubuhi anus wita, hingga pejuhku keluar dengan sempurna didalam lubang yang sama. sungguh lega. kita terjatuh bersama kesamping, kupeluk wita tanpa melepas kontolku didalam anus wita. wita tersenyum manis, wajahnya kemerahan, mungkin dia malu anusnya baru saja disetubuhi. kubalas senyum wita, kukecup keningnya, tak lupa ku berterima kasih. wita menutup matanya, senyumnya semakin manis, kupeluk erat tubuh indahnya, keringat membasahi kami, namun kemesraan ini masih ingin kami lalui.

kutarik selimut menutupi tubuh telanjang kita berdua. kita tertidur hingga pagi menjelang.

=

pagi hari,sinar surya mulai menyinari jendela kamar kami, jendela yang tertutup gorden putih tipis. Cahaya yang hangat membangunkan kami. aku bergegas bangun, wita ikut terbangun karena kepergianku. tanpa memakai bercelana lagi, aku raih handuk, kemudian menuju kamar mandi, segala aktifitas aku lakukan, hingga selesai dan berendam di bathtub dengan air hangat agak panas, untuk menghilangkan segala lelahku di dua malam ini. Tiba tiba wita menegurku.

“mas”
“iya wit”
“lagi apa ?”
“berendam”
“aku boleh ikut ?”
“sini”

lalu wita masuk kedalam kamar mandi tanpa berbusana juga, hanya sebuah handuk menutupi bagian depan tubuh indah wita. wita duduk di wc, mengeluarkan bebannya, dan menyemburkan air kencang kedalam anusnya, mungkin ini caranya membersihkan sisa kekacauan tadi malam. lalu wita menuju kepadaku, diambilnya selang pancuran, dibilasnya tubuhnya hingga basah kuyup, barulah wita masuk kedalam bathup.

wita langsung mendekapku, merebahkan seluruh badannya ke tubuhku. disandarkannya kepalanya ke pundakku, senyumya tidak unjung hilan semenjak wita masuk kekamar mandi ini.

“kenapa wit?”
“nyaman mas, puas juga sama mas, jadi gak mau pisah”
“nanti cowokmu nangis wit”
“iya juga ya, tapi nanti kalo aku main sama cowokku gak sepuas sama kamu gimana mas?”
“pake salep kemaren”
“gak tau bikinnya mas, mbak kayaknya gak mau kasih tau juga”
oh, hadi itu alasan mita kasih taunya itu ramuan bikin sendiri turun temurun, batinku.

“sudahlah, gak usah terlalu dipikirkan sekarang, nanti coba aja, siapa tau cowokmu berubah”
“berubah seperti ini ya mas ?” tanya wita sambil menglus batangku yang telah tegang sempurna
“ mungkin saja” jawabku sekenanya

“masssss “ panggil wita manja
“iya witaaaa” jawabku
“boleh minta lagi mas”
“minta apa wit”
“aku mau mas”
“mau apa wita”
“mau dimasuki ini lagi”
“mau dimana”
“dikasur aja mas”
“ yuk”

kita bangkit dari bathtub, mengeringkan badan dan berlari menuju kasur. sesampai dikasur, kita langsung merebahkan diri, aku terlentang telanjang, wita menindihku tengkurap telanjang juga, wita merangkakkan diri, mendekati mukaku, batangku tergesek kulit mulus wita, terasa hangat licin dan nikmat. wita tanpa ragu melumat bibirku, mendekap kepalaku. aku imbangi lumatannya, kuremas pantat sekal wita, kuelus, kuremas semauku.

wita menghentikan lumatannya, menaikkan wajahnya, memandang wajahku, tangankirinya menumpu beban badannya, tangan kanannya mengusap pipiku.

"kalo aku baper gimana mas"
"kok bisa"
"aku rasa kamu orangnya baik, pengertian, lembut"
"mana ada orang baik tidurin kamu tiga hari dua malam tanpa status gini wit"
"kan aku mau juga mas, aku yakin aja kamu baik mas, gak maksa juga nidurin aku nya, aku bisa nyaman walau baru ketemu langsung dipake"
"kamu ini wit, ada ada aja"
"beneran mas"

wita pelan bangun dari pembaringannya, diusapnya seluruh badanku, wajahku, leherku, dadaku, perutku, hingga wita duduk tepat diatas kontolku. wita turun dari kontolku menuju kaki, duduk diatas kedua pergelangan kakiku, lalu membungkuk dan melahap kontolku tanpa menyentuhnya, tanganya sesekali menyibakkan rambut panjang wita agar tidak mengganggu aktifitasnya, juga memudahkanku menonton usaha wita menyenangkanku. wita sungguh lihai, berkali kali aku mendesah sambil memuji kehebatannya, sekelas pemain profesional, bisa dibandingkan sama ranti yang memang sudah berpengalaman sejak sekolah dulu.

capek mengoral kontolku, wita merubah posisi duduknya, didudukinya lagi kontolku, kurasakan kontolku tepat dicelah vaginanya. wita membusungkan dadanya, diraihnya satu, dan diarahkannya ke mulutku, kusedot susu wita tanpa menyentuhnya. wita mengusap rambutku, seperti seorang ibu yang sedang menyusui anaknya, hanya saja kali ini yang disusui bakalan make memek yang menyusui. wita mengganti susu yang satunya, kusedot juga, kunikmati saat saat ini, begitu pula wita, dia menikmati saat terakhir kebersamaan ini, karena siang ini kita harus cek out dan berpisah.

wita manarik kembali badannya, ia duduk tegap diatas kontolku, ujung dadanya basah, puting datarnya sedikit terkeluar karena kuatnya hisapanku, wita dengan sedikit malu mengelus dadanya meratakan liurku keseluruh dadanya, berputar diantara lingkaran pink dengan puting sebagai pusatnya.

wita menaikkan badannya, pantatnya keangkat, kontolku yang terhimpit menjadi terlepas dan tegak berdiri menunjuk lubang kenikmatan wita. diraihnya kontolku, diarahkannya ke vaginanya, diusapkannya kepala kontolku keseluruh celah vaginanya, meratakan cairan kewanitaannya sendiri. wita memasang kontolku tepat didepan mulut vaginanya, dilebarkannya celah kewanitaan wita, perlahan diturunkannya badannya, perlahan pula vagina wita melahap kontolku. wita tersenyum kepadaku ketika kontolku telah habis masuk kedalam tubuhnya. dikecupnya kedua dadaku, diusapnya bekas kecupannya. dengan bertumpu didadaku wita naik turun diatas tubuhku, memberiku kenikmatan dengan vaginanya.

peluh meluncur dengan deras membasahi tubuh kami, wita tetap semangat menggenjot kalaminnya, dari wajahnya yang penuh ekspresi kutau wita sangat menikmati persetubuhan ini.

"kamu lebih suka diatas ya wit?"
"ahh.. iiyaaa mas… akuuuu,.diatas… sukaaaa"
"nikmatilah wit"
"ehhmmmm iyaahhh masssss. harii ini aku mauuuu masssssss"
"mau apa wita"
"mau massssss"
"apa wita"
"mau kontol masssssss"
"nakal kamu wit"
"biarin mass… enak… kontol mas didalam…"
"dalam apa"
"dalam memek ku masssss,... ahhhhh masssss"

wita mencapai batasnya, dibenamnya kontolku sedalam mungkin, terasa mentok pangkal paha kami. wita menjerit lepas, wajahnya mendongak, mulutnya penuh desahan, nafasnya memburu. cukup lama wita menikmati orgasmenya, lalu ia ambruk kebadanku, aku peluk wita, kuusap rambutnya penuh perhatian, rambut panjang terurai tak karuan, sedikit basah disetiap bagiannya.

"makasih mas, seumur hidup, ini yang paling enak" ucap wita dengan penuh senyum
"selamat wita"
"aku mau lagi mas, mau terus"
"iya, selagi bisa, mau gantian?"
"nanti aja mas, mas nikmati aja tubuhku"
"iya"

wita kembali duduk tegap, tanpa dilepasnya kontolku, wita kembali bergoyang diatasnya, goyangan yang sangaat nikmat. kedepan belakang, naik turun, kesamping kanan kiri, berputar, semua gerakan ia lakukan. erangan wita tak ditahan lagi, lepas memenuhi ruangan, hingga wita mendapat orgasme keduanya, dan kembali terjatuh diatas badanku.

"mas… enak… aku puas, mas masih lama ya"
"gak tau wit, kamu juga enak, aku juga puas wit"

wita bangkit, melepas kontolku, yerlihat sangat basah dan mengkilap. wita turun dari badanku, memasang posisi untuk disetubuhi dari belakang.
aku bangun, kumenuju belakang wita yang sedang menungging memamerkan pantat dan vaginanya.

"masukin mas"
"apanya yang dimasukkan"
"kantol mas"
"masukkan kemana"
"ke memek aku mas….."

kupegang pantat wita, kuarahkan kontolku kelubang vagina wita yang merekah basah. sekali dorong langsung masuk tanpa hambatan, kudogi wita sambil meremas pantat sekalnya. wita kembali mendesah tanpa malu lagi, untung hotelnya kedap, walau bocor, kamar sebelah juga kamar kakanya. sesekali aku sodok wita sambil meremas susu wita yang menggantung, wita hanya bisa mendesah sambil menikmati persetubuhan ini.

wita mulai mengimbangi dogianku, pantatnya ikut menyambut kontolku yang menghujam, diputarnya pantatnya, diremasnya sendiri susunya.

"mas… aku enakkk mass…."
wita mendapat orgasme ketiganya. wita ambuk kedepan, kontolku terlepas sendiri karena wita terjatuh, matanya terpejam, nafasnya memburu, dadanya naik turun seirama nafasnya.

"mas hebat, tanpa salep bisa puasin aku tiga kali" puji wita sambil tersenyum
"kamu juga hebat wit, nikmat tubuhmu"
"nikmati aku lagi mas" jawab wita sambil terlentang dan mengangkangkan kakinya, vaginanya terlihat begitu indah. tubuh telanjang anak muda dengan dada cukup besar, berujung pink, perut rata, pinggul begelombang, kaki yang indah, paha yang telah direnggangkan mengajak untuk digagahi.

kudekati wita, kumasukkan kontolku perlahan, wita kembali terpekik ketika vaginanya kemasukan kontol lagi, kunikmati wita tanpa ada yang tertinggal, witapun menikmati dengan seksama. wita kembali mendesah tanpa malu lagi, hanya staminanya mulai habis, goyangannya hanya sekenanya, namun desahannya cukup membuatku makin menikmati tubuh wita.

ditengah desahannya, wita tiba tiba merangkulkan kakinya kepinggulku, didekapnya erat tubuhku,
"mas… aku dapat enak lagi……"
wita kembali mendapat orgasmenya.
tak lama kemudian aku genjot lagi wita, wita yang sudah kehabisan tenaga hanya bisa mendesah kecil, tak sekeras sebelum sebelumnya.

"aku mau keluar wit…." teriakku

wita langsung bangkit, membanting tubuhku hingga ku terlentang, wita mengocok kontolku beberapa kali, kemudian memasukkannya ke mulutnya. wita mengoral dengan cepat, menarikan lidahnya menyapu disetiap sisi kontolku.

"aku keluar wit…. "
aku keluarkan pejuhku, wita tidak melepas kulumannya, semua pejuhku keluar dimulut wita, ditelannya, dibersihkannya setiap tetes pejuhku, hingga kontolku bersih kembali.
wita kembali merangkak keatasku, berbaring didadaku.

"kamu telan wit?" tanyaku pura pura kaget
"iya mas"
"sering ya"
"enggak mas, ini pertama kali"
"makasih ya"
"ini persetubuhan yang paling enak mas, aku mau mas juga menikmatinya, cuma aku takut hamil mas, lupa pasang kondom tadi. jadi buat mas saja ni, aku telan mani"

kukecup kening wita, kita tersenyum bersama.
kita pun berbincang dengan telanjang, hingga peluh mengering. setelahnya kita mandi bersama, saling menyabuni dan mengelus tubuh kami. saat mandi wita sempat mengulum lagi kontolku hingga kita bersenggama lagi, wita orgasme sekali dan aku keluar dimulut wita, dan wita menelannya lagi. dan kita mandi lagi. selesai mandi kita berendam air hangat lagi, wita menindihku seperti biasanya, candaan dan usapan mesum mewarnai kebersamaan ini.

selesai mandi, masih saling telanjang, wita memintaku untuk memfotonya dengan hp ku. hadiah untukku katanya, toh aku juga sudah ambil beberapa foto telanjangnya sebelumnya, imbuh wita yang rupanya tau kelakuanku. wita bergolek seperti model ketika aku foto, banyak adegan dilakukan, hingga kita harus mandi lagi karena adegan persetubuhan juga kami lakukan, dan wita menelan lagi pejuhku, walau sudah tidak banyak.

kita berempat sarapan dan cek out sekitar jam sepuluh pagi, jam dua belas kita terbang dari bandara ibukota menuju bandara daerah. sepanjang perjalanan wita betul betul menjadi anak manja, kita terlihat seperti pasangan baru jadian.

dibandara kita berpisah, wita menangis sesengguan dipelukanku, kemudian menangis lebih keras dipelukan kakaknya ketika aku berlalu meninggalkannya menggunakan taksi menuju rumah keduaku. dan aku tutup cerita nikmat bersama wita, entah apakah kita akan bertemu kembali. bila tidak pun, semoga dia bahagia bersama kontol pilihannya.

selepas isya aku sampai dirumah, disambut cici yang juga baru diantar pulang sebelum magrib, nur, wati, aldi juga menyambutku. kubuka oleh oleh, kubagi satu persatu sembari mendengarkan cerita mereka semenjak aku tinggal.

capek rasanya, kutinggalkan mereka, aku mandi dan berbaring dikamar. cici mendatangiku, berbaring disampingku, pundakku dijadikan bantal, cici memelukku dan mengecup pipiku, akupun mengecup keningnya.

senyumku termanis untuk anakku ku berikan. dan senyum termanis anakku aku dapatkan.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd