Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kau jual, Aku beli. TAMAT [No Quote]

Status
Please reply by conversation.
Episode 15


Minggu pagi, masih pagi, embun belum juga menghilang. minggu ini adalah hari minggu terakhir dibulan ini. tiga hari lagi adalah tanggal satu bulan depan. hari ini rencana perpisahan ranti akan dilaksanakan, dirumah bu ani. para tamu akan datang tengah hari hingga malam. sedang tuan rumah akan sangat sibuk sedari pagi. rencana pagi ini aku mau perpisahan pribadi dengan ranti, namun rencana tinggal rencana, bu ani minta tolong diantar ke toko untuk mengambil pesanan. aku satu-satunya yang punya mobil, jadi ya harus mau. masih pagi begini susah cari mobil angkut.


kopi ku sruput sembari menunggu mesin mobil agak hangat. ditemani rebusan jagung, sarapanku pagi ini, nur yang membuatkan. risa sudah pulang menemui bapak dan ibunya sejak kemarin siang.

akhir bulan adalah periode libur nur, jadi aku tidak bisa jahili pagi ini, tapi tadi malam sudah kubikin nur sengal rahangnya, mengoralku semalaman.


tepat jam tujuh aku meluncur kerumah bu ani. tak jauh, tak lama. sesampainya dirumah bu ani, beliau masih mengenakan baju tidur dengan lengan dan celana pendek. kulihat rumah sepi. hanya diruang tamu terlihat sedikit berantakan, barang-barang untuk acara masih berserakan. aku duduk diruang tamu sembari menunggu bu ani.


"sepi sekali rumah bu?" tanyaku penasaran

"sepilah, kan aku sendirian dirumah mas?" jawab bu ani dari seberang kamar

"kok bisa, yang lain kemana?"

"masih nanya, atau nanya ni mas anto?" goda bu ani.


aku baru ingat, bu ani ldr sama suaminya, juga belum dikaruniai anak, aku jadi gak enak.

suami bu ani kerja jauh disana, pulang sebulan sekali paling cepat, kadang bisa setengah tahun baru pulang, sekali pulang bisa seminggu hingga dua minggu dirumah.


bu ani hanya memanggilku "pak" kalau dikantor, selebihnya manggil aku mas, padahal jauh tuaan dia dari aku.


"kopi dulu mas" bu ani membawa segelas kopi dan diletakkan didepanku.

"katanya buru-buru, kok malah ngopi"

"tokonya belum buka, ngopi dulu"

"kepagian dong aku"

"kenapa mas"

"enggak, tadi sudah ngopi sambil manasin mobil, kirain buru-buru jadi kopinya aku minum cepet"

"yasudah sekarang dinikmati dulu kopinya, atau mau pake susu?"

"adanya susu apa"

"susu putih ada, susu coklat ada, susssd..suuuu ada juga" goda bu ani

"boleh ni yg terakhir tadi"

"boleh dong mas, mosok cuma ranti saja yang sering ngasih"

"kok tau ranti sering ngasih"

"tau lah, dari bos sebelum sebelumnya juga aku tau, tapi aku diam aja, toh ranti juga butuh sesuatu, bukan cuma dimanfaatin, jadi tak ada yang rugi"

"emang dari bos yang mana aja bu?"

"dari pak anu…, terus pak itu… habis itu pak ini tidak mau, terus bos sebelum mas, terakhir mas"

"oh, panjang juga ya, jadi pak anu yg pertama ya"

"setahuku sih iya, kan pak anu yg bawa ranti masuk kekantor, dari dia habis lulus sma"

"ohhh… banyak juga pengalamannya"

"iya"


"kalo bu ani sendiri sudah berpengalaman dengan siapa aja"

"ih, mas ni…."

"kenapa bu, gak usah malu, tadi aja nawari susu"

"mas ni…. tapi rahasia ni ya"

"aman"

"tapi jadi kan susunya" tanya bu ani malu malu

"jadi…" jawabku


"aku udah sama pacarku dulu, lepas perawan, sebelum sama suami, terus kedua sama suami dari pacaran sampai nikah, pernah sekali sama pak anu, tapi cuma sekali, gak mau lagi, dia kasar, mana lemah lagi. terus….. rahasia ya…. pernah sama pak …… hihihi… pak… mamat"

"hah pak mamat, kok bisa?" aku terkejut, pak mamat adalah kasubid bawahanku, atasan langsung bu ani dikantor, pak mamat termasuk orang lama dikantor

"sama kayak sama pak anu, aku sama pak mamat dinas, dihotel dia datang kekamarku, aku dirayu, diiming-imingi enak, aku kan lagi pengen juga, jadi ya pasrah diam aja diperkosa, eh enak"

"kapan itu bu"

"baru setahunan"

"cuma sekali ya"

"enggak, ada kali tiga kali, habis itu pak mamat ngajakin dirumah, yang kedua berikutnya dirumah ini. malah baru beberapa bulan kemaren"

"wah, bu ani ni"

"kenapa mas, murahan ya"

"tidak, cuma gak nyangka aja"

"aku mau setia mas, tapi aku juga butuh, lakiku disana juga aku yakin punya simpanan"

"terserah bu ani si, cuma jangan dikantor ya"

"emang mas anto, yang main sama ranti dikantor"

"tau ya"

"tau lah"

"siapa lagi yang tau?"

"kayaknya cuma aku, entah lah kalo fitri, dia kalo datang sering natap ranti aneh. kalo seruangan kayaknya gak ada yang tau"

"oh, bagus lah"


"fitri tidak mas nakalin kan"

"enggak lah, dia udah kayak saudara, kayak adek sendiri"


"mas… jadi gak ni…."


bu ani mulai bangkit, langsung duduk dipangkuanku dengan posisi menghadapku, tanpa malu lagi dinaikkannya kaosnya, bh nya juga ikut naik, kedua susu bu ani kangsung keluar memperlihatkan wujudnya dihadapanku.


ini pertama kali aku lihat susu bu ani, sangat besar, sesuai dengan badannya yang besar juga, susunya menggantung dengan puting yang tak kalah besar, lingkaran hitam disekeliling puting juga sangat lebar. dadanya lebih besar dari milik ranti.


"masss… akkkk…." bu ani menyuapiku dengan putingnya, langsung kumasukkan mulutku dan kusedot, tanganku langsung meremas kedua susu besar bu ani.

"ahmmmm.. mas… pelan dong…."


susu bu ani cukup segar, aku yakin dia sudah mandi, sudah menyiapkan ini untukku.


"mas… sedot terus mas… aku dah pengen disedot mas dari dulu… malah keduluan ranti…." bu ani mulai meracau

"kan ada pak mamat" jawabku sembari mengatur nafas

"maunya si mas anto, tapi pak mamat nakal, nunjukin kontol pas aku lagi pengen"

"emang kontolnya gimana"

"biasa aja mas… "


lalu bu ani turun dari pangkuanku, terlepaslah susunya dari mulut dan tanganku.


"minta kontol mas boleh?"

"bolehnya minjam aja"

"ah… mas… aku mau minjam kontol mass….."


bu ani langsung merunduk, melepas sabukku, menurunkan resleting celanaku, ditariknya celana panjangku kebawah, aku bantu dengan mengangkat badanku. setelah celanaku sampai di lutut, bu ani langsung menurunkan cd ku. kontolku langsung mencuat keluar.


"ah… mas… gagah sekali"

"mosok si"

"iya, kontol yang aku idamkan mas…ammmm" bu ani langsung melahapnya. kunikmati sambil meremas kedua susu besarnya.


"ah… enak bu…. ahhhhhh"

"enakan mana sama mulut ranti"

"sama-sama enak bu.. ah…."


oral bu ani sebenarnya sedikit lebih enak, namun aku tidak mau merendahkan yang lain, keduanya memang enak, hanya beda pengalaman saja.


"pak mamat aja gak kuat aku sepong mas…."

"iya, enak banget bu…"


"mas hebat banget, sudah pegal mulutku, mas masih kuat"

"bu ani hebat si, enak banget, gak mau udahan aku"


lalu bu ani bangkit, menarik tanganku, diajakknya kekamarnya. bu ani langsung mengunci pintu.

aku duduk dipinggiran ranjang, kulihat bu ani sedang melepas segala yang menempel di badannya, hingga telanjang bulat. aku lepas sendiri celanaku yang mulai mengganggu.


"naik aja mas" bu ani memintaku naik ke ranjangnya. aku ikuti maunya, aku rebahan di kasur bu ani.


bu ani merangkak mengikutiku, berhenti dikontolku dan melumatnya lagi.


"mas… kontolmu enak mas… pasti risa bakalan senang besok"

"iya dong, pasti dia bakalan ketagihan"

"aku aja sudah ketagihan mas"

"jangan, bahaya, sama pak mamat aja"

"punya pak mamat amis, beda sama punya mas, seger. kalo gak pingin banget aku gak mau ngemut punya pak mamat"

"jangan gitu kasian pak mamat"

"biarin"


bu ani terus mengoralku, kadang mengocoknya lembut lalu mengoralnya lagi. sepertinya bu ani memang sudah ketagihan kontol.


bu ani lalu merangkak naik lagi, kini badannya tepat diatasku. bu ani duduk diatas kontolku, diraihnya dan diarahkan ke memeknya.


"yakin bu"

"aku mau mas…"

"gak papa di ranjang ini"

"iya, gak papa, sama pak mamat juga disini, sama suami juga disini, sama aja"


bu ani menurunkan badannya, blesssss, kontolku langsung menghilang sekali hujam.


"ahhh…. mas….. enak……ah…." erang bu ani


bu ani mendiamkan kontolku, dielusnya perutku, dinaikkannya kaosku, dielusnya dadaku.


"mas……"


bu ani mulai menaikkan badannya pelan, lalu ditutunkan lagi pelan, desah bu ani mulai keluar pelan juga. bu ani mengulanginya lagi berkali-kali.


kuperhatikan badan bu ani, ini pertama kalinya aku melihatnya, langsung telanjang. biasanya dia memakai pakaian agak longgar, dengan jilbab digulung keleher, sering memang bu ani memamerkan dada besarnya, namun bari ini aku melihatnya langsung secsra utuh.


muka bu ani cenderung bulat, dengan rambut sebahu lebih sedikit. badannya sangat berisi. dadanya besar menggantung dengan puting dan lingkaran besar berwarna hitam mengelilingi puultingnya. dadanya sudah mengendur, khas ibu-ibu paruh baya, padahal belum beranak. perut bu ani terdapat dua lipatan, lemak disana dan disini, ikut bergoyang seirama goyangan pinggulnya.


bu ani sudah masuk ke dunianya sendiri, aku tak diperhatikannya lagi, yang ada hanya desahan dan goyangan menggali kenikmatan. bu ani menutup matanya, entah apa yang dibayangkannya, tangannya bertumpu di dadaku, pantatnya maju mundur, kadang memutar. mulutnya hanya desahan yang keluar.


"ahh… ahmmmm… ahhh…ammmm..ah…"


aku gemas dengan susu bu ani yang menggantung, kuremas keduanya, kupelintir puting besarnya.


"ahjj.. mass……ahhh… enakk…ah.." bu ani kembali ke kesadarannya, dibukanya matanya, dipercepatnya goyangannya. kini bu ani merebahkan badannya dibadanku, susu nya tergencet dadaku, dipeluknya kepalaku, bu ani tetap mendesah.


walaupun bu ani memelukku, badannya menindihku, namun pantatnya terus bergoyang, terus mengocok kontolku.


"mas…. enak kontolmu mas…. aku ketagihan mas…"

"nikmatilah bu selagi ada"

"iya mas…. mau terussss…. ahhh……"


bu ani mengencangkan pelukannya, ditekannya pantatnya sekuat tenaga, kurasakan kontolku tersiram cairan hangat, cukup kuat, sangat terasa.


"ahhh. ah…. ah…. mas….. aku pipis….."


bu ani orgasme hingga menyembur. aku belum pernah disembur hingga sekuat ini, keren bu ani batinku.


selesai menikmati, bu ani turun dari badanku, dia berbaring disampingku.


"enak mas… aku cepet banget sampainya.. ah…ah" kata bu ani masih tersengal

"bu ani keren deh, bisa nyembur"

"biasa aja mas…"

"enggak lah, keren"

"emang ranti tidak nyembur mas"

"enggak, cuma bu ani yang bisa"


bu ani senyum, seperti merasa menang dari rivalnya.


"boleh aku lanjut bu?" tanyaku

"lakukan sesukamu mas, puaskan maumu"


aku bagkit, kulepas bajuku, aku telanjang juga. bu ani hanya melihatku, lalu mengangkangkan pahanya. bu ani seperti sudah terbiasa melayani orang selain suaminya, tak ada keraguan ataupun canggung melebarkan pahanya, menampakkan vaginanya.


rambut vagina bu ani lumayan lebat, seperti kurang terawat, vaginanya lumayan lebar, dengan daging dalam berwarna coklat gelap. bagian berambutnya cukup cembung, seperti perbukitan saja.


kuarahkan kontolku ke vagina bu ani, tidak ada hambatan, sekali dorong langsung masuk.


"ahmmm.. mas… masuk lagi…"

"iya bu… hangat…"


kumulai memompa vagina bu ani palan, bu ani mulai mendesah lagi, kurasakan vaginanya bisa berkedut dan cepat basah kembali.

bu ani mendesah sambil meremas susunya, sesekali diacungkan kemulutku. langsung kusambar, kusedot susunya bergantian.


"ahh.. mas…. aku paling enak dientot dambil disusu mas…." bu ani mulai kehilangan akalnya.


kupercepat sodokanku, bu ani semakin keras mendesah, semakin kuat aku melumat susunya.


" maaaassssssssssssttttttt ahhhhh…….." orgasme kedua bu ani, tangannya mencengkeram punggungku.


"enak bu" ejekku

"ahh… ah… ennna..kk.. mas… ahh…ah…."


aku diamkan bu ani yang masih mengatur nafas, orgasme keduanya menyembur lebih kuat dari yang pertama, kulihat kontolku benar-benar basah.


bu ani mulai tersenyum.


"mas hebat banget, enak kontolnya, bisa lama lagi, kalo yang lain dah keok duluan."

"biasa aja bu"

"pasti ranti sampai gempor kalo layani mas ni"

"kadang-kadang bu"


bu ani lalu bangkin dari berbaringnya, dilepasnya kontolku, lalu bu ani menungging.


"ayo mas… nanti kesiangan kita"


kulihat pantat bu ani, jadi semakin terlihat besar, kulit yang tidak terlalu putih, cenderung sawo matang. kuremas pantatnya, terlihat lubang anusnya, mirip lubangnya wati.


"bu ani bisa anal ya?"

"bisa, kalo suami pulang aku lagi dapet kan kasian, jadi itulah jalannya."

"wah, keren"

"tapi jangan sekarang ya mas… aku tidak bisa menikmati kalo anal, lagian belum aku bersihkan ju…….ahhh…nmass….." bu ani tidak bisa menyelesaikan ucapannya, kontolku sudah kumasukkan ke vaginanya.


kali ini langsung aku pacu cepat kontolku, susu bu ani bergelantungan kesana kemari, bu ani mendesah kembali sangat kuat.


"ah.. mas… ah… nakal… ahhhh"

"enak si bu…."

"kalo mau tinggal bilang, aku siap gantiin ranti mas… gratis lagi…asal suami lagi gak ada"

"bentar lagi aku punya risa bu…."

"ah… mas… aku bakalan kalah kalo saingan sama risa…"


semakin cepat tusukanku, semakin cepat pula desahan kami.


"ah.. bu.. enak… rupanya.. tau gini aku duluan dari pak mamat…"

"ahmmmm mas.. si jarang mainnnn kesini…."


"aku mau sampai bu….."

"jangan didalam mas…. aku subur"

"iya"


bu ani lalu bangkit, diputarnya badannya, menungging didepanku. diraihnya kontolku dan dimasukkannya kedalam mukutnya.


"ah… bu………"kukeluarkan semua maniku, bu ani menampungnya, lalu menelannya. dijilatinya kontolku hingga bersih.


lalu aku berbaring, dan bu ani juga berbaring disampingku.


"maaf mas, aku lagi subur, tak mungkin juga aku stok kondom kan"

"iya"

"suamiku yang mandul mas, tapi aku cinta, aku rela dupakai orang cuma karena aku butuh mas, aku tak peduli suamiku punya simpanan, yang penting dia masih pulang menyayangiku"

"yang sabar ya bu"

"iya mas, tapi aku puas mas, belum pernah sepuas ini, makasih ya mas"

"sama-sama, makasih juga sudah ngasih aku yang enak"

"kalo mau lagi tinggal bilang" tawar bu ani

"udah jam sembilan, gak sempat lagi" kataku

"hah"

bu ani kaget, langsung bangun, memakai semua bajunya, aku pun sama, memakai bajuku lagi


"maksudnya kalo mau lagi bukan sekarang, sekarang kita harus ketoko, nanti keburu yang lain pada datang" bu ani ngeles

"gawat ni"


tak pakai mandi, kita langsung ketoko yang dituju, untung semua sudah disiapkan, tinggal angkut. sekembali kerumah bu ani, sudah ramai orang kantor pada datang untuk membantu masak dan menyiapkan segalanya. aku lebih memilih balik ke kosan ranti, dan mandi disana. ranti terheran-heran.


"mas habis ngapain kok tumben baru sampai langsung mandi, biasanya mandinya kan kalo mau pulang" tanya ranti terheran sambil sedikit terkikik

"kamu gak akan percaya ti"

"habis main sama mbak nur ya"

"bukan"

"terus?"

"sama bu ani"

"ohhhh….."

"oh? kok cuma oh ti?"

"bu ani kan memang bisa dipake mas"

"kamu tau?"

"tau lah, kan pak itu keluar dari kantor kita dulu karena kepergok sama bu ani main dikantor"

"hah, aku gak tau"

"iya lah, kan itu dah lama, mas belum masuk kekantor sini"

"terus…."

"bu ani kan juga pernah ketahuan sama pak mamat, tapi yang lihat pada diam, terus ngancam bu ani saja, akhirnya sama bu ani dikasih semuanya"

"siapa aja ti?"

"hampir semua cowok orang lama dikantor kita mas.."

"alamak… bekas banyak banget barusan aku pakai"

"ih mas ni, makanya tanya dulu"

"beneran gak tau aku,"

"enak gak mas, bu ani"

"biasa aja si, cuma oralnya mantap"

"iya lah, aku aja bu ani yang ajarin"

"kok"

"dulu waktu aku masih sama pak itu, kita sering main bertiga, cuma kalo bertiga aku gak mau dimasukin, gak mau buka celana juga, jadi ya cuma oral saja sama lihatin mereka main"

"astaga…"

"hihihihi… mas ni…."


lemas badanku, rupanya bawahanku bekas hampir semua cowok dikantorku, dan aku baru tau.

kududuk ditengah kasur ranti, bersandarkan dinding. ranti menghampiriku, duduk disampingku dan bersandar di dadaku. aku masih telanjang hanya berbalut handuk menutupi setengah auratku.


"kenapa mas, kecewa ya dapat bekas sekantoran"

"bukan, syok aja si, gak nyangka sebanyak itu"

"bu ani juga butuh mas, bukan cuma terpaksa"

"sekarang sama siapa aja ti, bu aninya"

"sama pak mamat paling sering, sama yg lain cuma sesekali saja, sekarang nambah sama mas xixixixixi"

"gak ah, sekali aja, syok aku"

"aduh, yang kecewa" ejek ranti sambil mengeluarkan kontolku dari dalam handuk, mengecupnya, lalu mengoralnya.


"ahhh… ti…."

"dah lama aku tidak dapat bekas bu ani"

"ah ranti, sudah ah……. jangan sebut lagi"


ranti hanya diam, namun dalam diamnya terus mengoral kontolku, kepalanya mengangguk angguk memberikan kenikmatan pada tuannya.


"mas… aku lagi dapet mas… gak bisa ngasih ini" kata ranti sambil mengelus vaginanya dari luar

"iya ti, biasa, akhir bulan"


ranti melanjutkan oralnya.


"enak ranti" eangku, tanganku menelusup kebaju ranti, kuremas susu besarnya, tak sebesar milik bu ani, tapi lebih kenyal dan lebih bulat. ranti membantuku, dilepaskannya bajunya, begitu juga bh nya. ranti telanjang dada. ditariknya handukku, aku telanjang bulat. ranti terus mengoralku, aku terus meremas susunya. kupelintir putingnya lembut, ranti mendesis enak. tak butuh lama, desahan kami mulai bersautan.


ranti melepas oralannya, menegakkan badannya, diacungkan puting susunya ke mulutku, aku langsung melahapnya. kusedot, kumainkan putingnya dengan lidahku, ranti memelukku dengan satu tangan, tangan yang lain meremas susu yang sedang aku nikmati.


"mas…. ah…. susu aku mas…." ranti terus mendesah dengan kulumanku.


kulepas susu ranti, kulihat wajahnya, senyum manis penuh hasrat, namun terhalang datangnya bulan.


"sayang mau pake mulutku atau lubang belakangku?" tanya ranti berbisik

"boleh sayang?"

"boleh, kali ini aja"

"mau sayang"


"sebentar ya" ranti berdiri, meninggalkanku, menuju kamar mandi, terdengar suara air gemericik, lalu ranti keluar hanya memakai cd saja. ranti lalu berjongkok, mengulum kembali penisku hingga sangat basah. lalu menungging membelakangiku.


"ayo sayang, nikmati, tapi jangan lepas cd nya ya."


aku datangi ranti yang sedang menungging, memamerkan pantatnya, kusibakkan cd ranti dibagian anus. masih ada ganjalan pembalut, namun bersih tanpa noda. lubang ranti terlihat habis dibersihkan. kuposisikan kontolku di lubang ranti, sedikit dorongan, ranti meringis tertahan. penetrasi kulakukan perlahan, hingga kepala kontolku masuk. kumulai keluar masukkan kontolku sebisanya, lambat laun masuk lebih dalam, lebih dalam, dan akhirnya masuk sempurna.


"masss… cuma kamu yang pernah masuk kesitu sayang"

"iya, aku tau sayang, enak"


kubiarkan kontolku didalamnya, kuelus pantat ranti, kuremas keduanya. kuelus juga punggung mulus ranti, sangat halus, putih, dan ditumbuhi sedikit bulu halus.


"aku mulai ya sayang"

"iya sayang, nikmatilah"


kumulai mengeluarkan setengah kontolku, memasukkannya lagi, pelan, namun terus kuulangi, desahanku mulai keluar, namun tidak dengan ranti, dia hanya diam saja.

semakin lama semakin cepat, lubang ranti mulai terbiasa dengan kontolku, lubangnya menyesuaikan dengan benda asing yang keluar masuk didalamnya.


"enak sayang punyamu, ah….."


kuremas pantat ranti, kusodok lubang belakangnya kuat-kuat, ranti kadang hampir terlempar, ditahannya dengan kedua tangannya.


"masss….. pake aku sepuasmu mas….. " kata ranti sambil menahan gempuranku

"iya sayang, aku puas sama kamu"

"aku bahagia kalo bisa bikin yang tersayang puas"

"iya sayang…."


suara peraduan kami sangat terdengar, untung suara dikamar ranti cukup teredam oleh tembok yang tebal.


"aku mau keluar sayang…."

"iya sayang… didalam aja….."

"ahh…. ranti……" kusemburkan sisa maniku ke lubang belakang ranti, tentu tidak akan sampai rahim, namun itu cukup memuaskan.


aku dan ranti terjatuh dikasur, kontolku tetap menancap disana, kupeluk ranti, ranti memegang tanganku erat. kukecup tengkuknya, kuucapkan terima kasih, ranti membalas dengan mengucapkan terimakasih juga. kita tertidur berdua hingga hampir tengah hari.


menjelang tengah hari aku mandi berdua dengan ranti, mandi sambil bercanda dan beberapa kali aku dikocok dan di oral. setelahnya kita kerumah bu ana. disana langsung disambut oleh orang kantor yang lain, acara sangat meriah hingga malam.


setelah acara selesai, aku antar ranti pulang, hanya sampai jalan. sepanjang jalan kami hanya diam saja, tak ada pembicaraan. mulut ranti sibuk mengoral dan mengocok kontolku. setelah mengantar ranti, aku langsung pulang. diperjalanan aku telfon bu ani, menanyakan sisa tamu, katanya sudah habis, aku juga bilang agar kejadian tadi pagi menjadi rahasia, tak boleh ada yang tau, kalo sampai ada yang tau, aku tidak mau lagi main sama dia. bu ani cukup takut dengan ancamanku, dan semoga dia menepatinya.


sesampainya dirumah, aku disambut nur, cici dan caca sudah tidur. akupun tidur setelah bersih-bersih. tidur dengan nur tentunya, hanya kali ini masih memakai baju dan tidak terjadi percocokan.


===


hari ini adalah hari selasa, hari terakhir di bulan ini, hari ini hari ulang tahunku. orang kantor memberiku kejutan dengan membawakanku sebuah nasi tumpeng besar, dua orang pegawai cowok yang membawakannya keruanganku, pegawai lain bernyanyi selamat ulang tahun sembari bertepuk kangan. aku sedikit terharu, walau tau akan dibawakan karena terlihat di monitor cctv. ucapan demi ucapan aku terima, dua buah kado aku dapatkan. satu dari ranti, dititipkan ke bu ani sebelum berangkat kemarin. satu lagi dari kolektif warga seruangan. aku tidak membukanya langsung, kubiarkan dimejaku. hiruk pikuk kemeriahan tidak lama. kita kembali bekerja seperti biasa setelahnya.


agak siang, fitri mendatangiku, masuk ruangan dan menguncinya. langsung memelukku, menciumku dan meremaskan susunya ditanganku.


"selamat ulang tahun ya mas….."

"makasih fit" jawabku sambil meremas susu besarnya

"mau kado?"

"mana"


lalu fitri memelukku, cukup erat, lalu berbisik

"aku hamil….."

"hah. serius" tanyaku

fitri mengangguk sambil tersenyum.

"coba tebak, anakmu atau anak jaka?"

"lha….kok"

"hihihi, aku juga gak yakin anak siapa ini"

"aduh…., jaka sudah tau?"

"belum, hanya baru kamu mas yang aku kasih tau"


lalu fitri menciumku kembali, melumat bibirku, ciuman cukup liar dan lama.


"risa sudah nyiapin kado istimewa lho mas"

"apa fit?"

"rahasia, tunggu aja, nanti juga suka, dijamin semalaman tidak tidur"

"pasti urusan ranjang"

"apalagi…."


lalu fitri melumat kembali bibirku, aku terus meremas susunya, semakin besar perasaanku dada fitri ni. fitri menyudahi ciumannya, liur kami penuh dimulut. fitri menaikkan bajunya, sekaligus bh nya, diacungkan puting hitam nya ke mulutku. kuremas keduanya sekaligus, kuhisap yang kanan dan aku plintir yang kiri.


"ah… sss… mas….. pelan… ah.. enak…"


susu fitri masih penuh dengan tanda cupang, walau agak memudar, namun masih jelas terlihat. mungkin dua hari yang lalu dibuatnya.

fitri menarik susunya, berdiri didepanku, susu pepaya gantungnya terlihat sangat menggoda, ditambah ujung yang basah serta sedikit membesar.


fitri berjongkok didepanku, dibukanya sabuk dicelanaku, diturunkannya reslitingku, disibakkannya cd ku. kontolku langsung mencuat keluar. fitri langsung menangkapnya, mengelusnya. sedikit kocokan dia berikan.


"sebelum nanti malam, aku pinjam dulu ya mas" pinta fitri. aku hanya mengangguk. fitri langsung mengulumnya, mengoralnya penuh penghayatan. kepalanya naik turun, menikmati setiap bagian kontolku. lidahnya memutar dikepala kontol, tangannya memainkan dua bola dibawahnya.


"enak fit… emmmm " erangku, tanganku tak mau ketinggalan, kuraih dada fitri yang menggantung, kuremas pelan, empuk dan kenyal.


fitri berdiri, wajahnya sangat menggambarkan keinginannya. dinaikkannya rok panjangnya, dibawanya naik ke pangkuanku yang tetap duduk sedari tadi. fitri memelukku dengan satu tangan, menciumku, melumat bibirku kembali, lidah kami bersilat didalam mulut. tangan fitri yang satunya menyibakkan cd nya, diarahkannya vaginanya ke penisku yang masih tetap tagak dibawah fitri. beberapa elusan ia berikan ke kelapa kontolku, dan sekali hentak, tubuh fitri diturunkan, dan masuklah kontolku ke vagina fitri.


"mas…. ah…. aku kangen ini mass…."

"kangen apa…."

"kangen dimasukin punya nya mas….."


fitri mendiamkan kontolku, kedutan vaginanya aku rasakan. lengkuhan fitri cukup panjang.

fitri menatapku, mengecup bibirku. lalu mengangkat badannya sedikit dan diturunkan lagi. fitri mengocok kontolku dengan vaginanya. pelan namun teratur.


"mas… ah… enak… mas…."

"emang sama jaka gak enak fit"

"enak juga mas,... tapi aku kangen punya mas….."


fitri semakin cepat mengocoknya, badannya semakin cepat naik dan turun. susunya ikut terbanting karena kuatnya hentakan fitri.


fitri memelukku erat, aku balas memeluknya. kini pantatnya bergoyang maju mundur, kadang memutar. desahan fitri lirih namun terdengar memburu ditelingaku. aku juga mendesah pelan. vagina fitri begitu nikmat hari ini.


"mas….. ah…. mas…. aku suka… mas…"

"iya, aku juga suka….."


"aku sampai mas…… ah…….."


fitri mendapat kenikmatan pertamanya hari ini. mulut fitri dibenamkan ke dadaku, menutupi jeritan kenikmatannya. vagina fitri berkedut kuat, namun tidak lama, setelahnya fitri tersenyum padaku, mengecup bibirku. lalu memelukku kembali. terasa ada yang mengalir dari vaginanya, membasahi kontolku, mengalir terus hingga membasahi celanaku.


dikecupnya belakang kupingku, agak merinding rasanya. fitri memelukku erat kembali, lalu kembali digoyangkannya pantatnya.


"ahh… fit… enak…"

"hadiah untukmu mas… untukku juga si…" canda fitri ditengah desahannya


kuraih pantat fitri, kuremas agak kuat. fitri semakin kuat menggoyangkan pantatnya, diremasnya kontolku dengan vaginanya. fitri begitu liar siang ini.


"aku mau sampai fit… enak…."

"kok cepet mas…."

"goyanganmu enak banget….."

"iya mas… aku juga hampir lagi…."


kuremas susu fitri, kupilin kedua putingnya. fitri mengulum bibirku, kubalas kulumannya. kujulurkan lidahku, fitri menyambutnya dengan mengaitkan lidahnya ke lidahku, kita bersilat lidah kembali.


"aku keluar fit… "erangku tertahan

"didalam mas……."

"iya,.... ah….. keluar….."


beberapa tembakan masuk kerahim fitri, fitri langsung menggenjotnya lagi, badannya naik turun diatas pangkuanku, linu rasanya, namun fitri terlihat menikmati.


"aku juga sampai mas….. ah……" jerit fitri yang juga ditahan. dibenamkannya dalam-dalam kontolku di vaginanya. terasa ada yang mengalir kembali, kali ini lebih deras.


fitri melepas kontolku dari vaginanya, turun dari pangkuanku di kursi. mengambil tisu dan mengelap vaginanya. kemudian mengelap kontolku dengan tisu yang lain. setelah kontolku bersih, fitri mengulumnya sebentar, lalu merapikan kembali celanaku, juga celana dan rok nya, namun tidak dengan bajunya. susu fitri masih tergantung didepanku, fitri memelukku, memberikan susunya ke mulutku. aku mengecupnya lalu mengenyotnya.


"sebentar lagi keluar asi mas, "

"iya, bakalan rebutan sama jaka gak tu"

"jaka rebutan sama anakku mas, mas si gak boleh"

"kenapa"

"minta sama risa aja, cepat hamili, biar bisa ikut nyusu"

"iya iya. makasih ya fit, hadiahnya paling oke deh"

"gak lah, tunggu aja hadiah risa, lebih oke dari aku"

"mosok si"

"iya, tunggu aja"

"jadi gak sabaran"

"dasar cowok"

"biarin"


fitri lalu melepas susunya dari remasanku, lalu dimasukkannya kedalam bh nya, lalu dirapikan bajunya.


"banyak banget cupangnya fit"

"kesukaan jaka tu, bikin tanda"

"takut hilang mungkin fit"

"pastilah, sehari aja gak disusui, nangis dia" jawab fitri, kita tertawa bersama.


setelah dirasa rapi, fitri mengecupku, aku juga mengecupnya. lalu fitri berlalu keluar ruangan. tak lama fitri masuk lagi, membawa sebuah kotak, kotak seukuran mie instan isi dua. dibungkus rapi bersampul kertas kado. diberikannya kepadaku teriring ucapan selamat dan doa. fitri mengecup keningku, lalu kembali berlalu. kata fitri baru boleh dibuka kalo sudah dikamar berdua sama risa.


"i love u mas…" ucap fitri sebelum berlalu pergi dari ruangan



sore harinya, aku kembali kerumah bersama risa. kita janjian langsung pulang bersama sedari kantor, toh baju ganti risa sudah ada dilemari pakaianku.


di perjalanan kita mampir di toko ponsel, membeli hadiah untuk yang dirumah, juga mampir di toko baju. risa membantu memilihkan baju untuk orang yang dirumah.


kebiasaanku beserta mendiang istriku, siapa yang ulang tahun, dialah yang memberi kado, bukan yang ulang tahun yang mendapat kado. aku menjelaskan hal tersebut ke risa, dan ia setuju dan mau mengikutinya setelah terkaget dengan konsep anehku.


sesampainya dirumah, aku disambut cici. oleh oleh kukeluarkan dan kubagikan. sebuah jam anak kekinian yang bisa untuk nelfon dan memfoto untuk cici dan caca, jam keduanya sengaja aku beli yang sama namun beda warna. baju satu set untuk nur, wati aldi dan ibunya wati. juga baju anak untuk cici dan caca yang mirip namun beda ukuran dan sedikit beda corak dan aksesoris. semua baju risa yang milih. dia jago dalam hal pemilihan baju beserta perlengkapannya.


malam ini sungguh membahagiakan, cici dan caca bermain disampingku, sedangkan risa nur dan wati sibuk masak untuk makan malam, mereka akan masak spesial, banyak bahan makanan aku beli sore tadi. entah akan jadi masakan apa, namun bau harus sudah tercium sedari tadi.


selepas isya makan malam dimulai, aneka ragam olahan daging dan makanan laut menghiasi meja makan. kita makan bersama. risa wati dan nur makan sambil menyuapi anaknya masing-masing, ibu wati makan dikursi rodanya, beliau tidak bisa naik ke kursi semeja dengan kami, namun tetap makan bersama. sungguh membahagiakan.


setelah makan, kita kembali ke aktifitas masing-masing, nur dan wati mencuci piring dan segalanya, risa duduk disandari cici, sedang caca sudah tergeletak tak bergerak ngantuk tiada tara.


malam semakin larut, setelah selesai membereskan peralatan makan dan masak, risa nur dan wati membaringkan anaknya ke kamar masing-masing, setelahnya kembali kedepan tv, bergabung dengan aku dan risa. sebuah film sketsa komedi kami tonton bersama.


"mas" wati membuka pembicaraan

"iya, kenapa ti"

"besok sore aku jenguk mas rudi ya, aku ajak aldi, bisa titip ibuk kayak kemarin?"

"nur bisa kan?"

"bisa mas" jawab nur dengan senyum tulusnya

"makasih mbak nur, maaf jadi ngerepotin"

"gak udah sungkan, ibuk tidak ngerepotin kok, lagian aku juga cuma dirumah aja" jawab nur

"pergilah, baik-baik dijalan, salam buat rudi"

"iya, makasih mas"


"emm…mas" nur memulai pembicaraan

"kenapa nur"

"setelah wati balik, aku boleh tidak jenguk ibuk dikampung, ajak caca juga" pinta nur


aku agak heran dengan permintaan nur, tidak biasanya, setahuku nur dan ibunya tidak harmonis, bahkan ibunya benci sama nur. tapi bagaimanapun juga mereka keluarga.


"berapa lama nur"

"beberapa hari saja mas, mungkin sehari atau dua hari"

"iya, boleh"

"makasih mas"


entah mengapa rasanya janggal dan ada sesuatu yang tidak enak dihati.


malam semakin pekat, angin dingin semakin tebal. acara tv selesai, kita bubar bersama, kembali keperaduan masing-masing. menyisakan aku yang masih harus memastikan semua pintu telah terkunci.


dikamar kudapati risa berbaring, tertutup selimut merah tebal. hanya kepalanya yang nampak. aku naik keranjang, duduk disamping perut risa.


"selamat ulang tahun mas" ucap risa

"makasih sayang"

"ni kadonya"

"mana"

"tutup mata"


aku tutup mataku, aku terpejam dan kukututup dengan telapak tangan. terdengar risa bangkit dan melakukan sesuatu, entah apa.


"buka mata" ucap risa


kubuka mataku, risa berdiri didepanku, jadi ini kado istimewa seperti kata fitri. risa mengenakan baju tipis transparan, sangat tipis, berwarna pink berenda disetiap bagian sensitifnya. saking tipisnya aku bisa melihat puting risa samar, juga bisa melihat vagina risa dengan samar pula.

eh.. tunggu… risa tidak punya bulu vagina? batinku. risa mencukurnya?


"nikmatilah sepuasnya sayang, mas bebas apa aja, aku turutin" kata risa


risa terlihat anggun malam ini, sebenarnya aku tidak suka baju semacam ini, namun entah kenapa malam ini aku tergoda.


risa menghampiriku, mengambil tanganku, diciumnya kedua punggung tanganku bergantian, lalu diletakkannya di kedua dadanya.


"nikmati sayang, jangan dilihat saja, aku malu"

"kamu cantik sekali sayang, aku terpesona"


risa tersenyum, lalu memelukku.


"aku milikmu sayang, nikmatilah kapanpun kamu mau"

"iya sayang"


kuremas dada risa perlahan, risa merintih keenakan dalam pelukan. dada risa bulat sempurna, kenyal keras, besar namun tidak kelebihan. aku suka dada ini. ketika kuremas selalu mengingatkanku dengan dada mendiang istriku sewaktu perawan, namun ini lebih besar.


kukecup kening risa, lalu kedua pipi nya, lalu bibirnya, risa tersenyum manis, senyum bahagia. kukecup lagi bibirnya, kukulum dan ku cium mesra bibir manis risa. memang manis rasanya. risa meraih batangku, dielusnya pelan dari luar celana. erangam kami tertahan ciuman yang semakin memanas.


risa membuka bajuku, lalu mendorongku hingga terlentang, pelan dibukanya celanaku, dilepaskannya semua kain yang aku kenakan hingga telanjang bulat. risa tersenyum melihat kontolku tegak dengan kerasnya. tanpa menyentuhnya, risa langsung memasukkannya kedalam mulut mungilnya, hanya sebatas kepala yang ia masukkan, lidahnya menari diatas kepala kontolku, terasa riasa menghisapnya, mengemutnya, dan lidahnya menyapu semua bagian kepala kontolku.


"enak sayang… ahhh…. enakkk" desahku


risa mengangkangkan kakiku, dimainkannya kedua bola kecil dibawah sana, diremas lembut, membuat emutannya semakin enak.


"nakal, enak sayang… ah……"


risa tersenyum sambil mengemut kontolku, indah sekali wajahmu sayang. perlahan risa menurunkan kepalanya, perlahan kontolku dimasukkan kedalam mulutnya, sesekali ditariknya lalu dimasukkan lagi. risa mencoba memaskukkan semuanya kedalam mulutnya. usaha risa cukuo gigih, enak sekali.


cukup lama risa mencoba memasukkan semuanya, matanya terpejam, sedikit air mata membasahi ujung matanya. aku tidak tega, namun menghargai usaha risa. kontolku memang tidak panjang, ukuran standar nasional indonesia. risa terus mencobanya, hingga ia berhasil, kurasakan ujung kontolku menyentuh sesuatu yang berkedut, inikah tenggorokan risa. caranya mengulum lain dengan cara ranti. ranti memiringkan kontolku agar menumbur dinding pipi ketika melahap seluruh kontolku, namun risa lurus menuju tenggorokannya, seperti akan menelannya.


risa memuntahkan kontolku, terengah diatasnya, wajah cantiknya memerah.


"jangan dipaksa sayang" kataku

"gak papa sayang, untukmu aku mau"

"makasih, kamu hebat"


risa tersenyum, lalu mencoba mengoralku kembali, kali ini ia lebih cepat untuk memasukkan semuanya, rasanya kontolku seperti mau ditelan, tenggorokan risa melumat ujung kontolku.

risa mencabutnya, lalu melakukannya lagi berulang kali.


risa terengah setelah mengoralku kesekian kali, ia berbaring disampingku. dadanya bulat menggunung naik turun seirama nafasnya yang masih tersengal.


"makasih sayang" ucapku sambil mengecup keningnya. risa hanya mengangguk.


"mas, kata kak fitri, dia kasih kado"

"iya, katanya baru boleh dibuka kalo kita sudah telanjang dikamar"

"dasar kak fitri, mana mas, buka yuk, aku penasaran"

aku bangkit, lalu mengambil kado fitri, sebuah kotak berukuran mie instan isi dua.

kuberikan ke risa, dia bangkit, duduk, lalu mencoba membukanya.


"kubuka ya mas"

"iya" jawabku sambil duduk disamping risa


risa membuka kadoku, sambil bersandar ke dadaku. isinya sebuah kotak lagi, namun tidak terbungkus, juga sebuah amplop kecil tidak di lem. risa membuka amplopnya, ada sepucuk surat.

isinya:


risa sayang, maaf ya, tapi aku hamil duluan…. cepetan nyusul, pastikan malam ini bikin anak sampai jadi ya…



hihihihihihi



"kak fitri…. usillllll" teriak risa kecil, dilipatnya lagi surat itu lalu dimasukkan kedalam bungkus kado yang terbuka.

"hamil fitri?" tanyaku sok tak tau

"hamil lah, gak tau ya, jaka tiap hari genjotin kak fitri"

"kok tau ?"

"tau lah, tiap hari kak fitri bawaannya ngantuk, semalaman jaka genjotin katanya, gimana gak ngantuk"

"berarti kita juga harus tiap hari dong sayang"

"ih maunya…. tapi aku mau"


kutubruk badan risa, kucium bibir manisnya, lidahku beradu dengan lidahnya, asin kontolku sedikit terasa, namun menambah nikmatnya ciuman ini. kuremas susu risa dengan tangan kananku, tangan kiriku meremas pantat mulus risa.

cukup lama kami bercumbu.


"mas… buka dulu kotaknya.." protes risa sambil terengah

"iya"


lalu risa membuka kotak hadiah dari fitri untukku. isinya tidak terlalu banyak, satu kotak tespek merek terkenal isi lima. sekotak tisu penguat kontol isi sepuluh, dan sebuah kotak berbungkus kado lagi dari dalamnya.


"iihhhhhh… kak fitri niiiii "

"hahahah usil banget dia"

"iya, pasti dia lagi ngomongin kita lagi main sama jaka, padahal mereka habis main juga"

"sok tau"

"biarin, mas mau pake ini gak?" tanya risa sambil mengacungkan semuah tisu penguat

"gak ah, bikin kebas, gak enak"

"iya, bagus lah, gak tau mbak fitri ni kalo mas kuat genjotin aku lama banget" jawab risa sambil terkikik


kutubruk lagi badan risa sampai terjatuh terlentang dikasur, kunaiki badannya, kukumat bibirnya sambil membuka baju transparannya. risa pasrah membantu melepaskan, hingga telanjang bulat sepertiku.


kutindih risa, kuelus setiap kulit halus risa yang dapat aku gapai.


"sabar sayang, masih banyak waktu untuk hamili aku" kata risa


kuangkat kepalaku, kulihat wajah cantik calon istriku, hingga dada indah kesukaanku. kudekati dadanya, risa membusungkannya, kulumat puting kecil risa, kusedot seperti bayi meminum asi.


"mas… sayang…." desah risa


kugapai vagina risa, kuelus dengan jariku, risa mendesah semakin kuat. risa meremas sendiri susu satunya, mengimbangiku yang sedang menyusu di dada satunya.


risa terpejam, desahan demi desahan dia keluarkan, mulutnya hampir tidak tertutup.


kulepas susunya, aku duduk diantara kedua kaki ya, kukangkangkan keduanya. risa nampak malu namun pasrah. vaginanya bersih tanpa bulu, bekas cukuran pun tidak terlihat, mulus seperti anak bayi.


kukecup gundukan vagina risa, kujilat ringan permukaannya.


"ahhhh.. mas…. "

"kenapa sayang"

"enak sayang. suka gak sama yang gundul?" tanya risa

"suka"

"milikmu mas… pakelah sepuasmu"


kujawab pernyataan risa dengan sebuah senyuman, risa membalas senyum juga. kukecup lagi vaginanya, kukangkangkan lagi paha risa hingga mengangkang sepenuhnya. vagina risa terbuka. kujilat belahannya, kutekan dibagian kacangnya. risa menjerit keenakan. ditengadahkan kepalanya, risa keenakan.


"ahhh… mas….. ah……….."


tangan risa menjambak rambutku, pahanya berusaha menutup kembali, namun aku tahan. terus kujilat vagina risa, selalu berhenti dan berputar di kacang risa. vagina risa semakin basah, cairan kewanitaannya mengalir deras, liurku pun mengalir menambah basah vaginanya.


"mas… udah… ampun mas….. ah…. enak… " racau risa tak tentu.


risa semakin kuat menjambakku, kakinya semakin kuat menjepit kepalaku. aku semakin semangat mengoral vagina manis risa.


"aku….. enak massssssss….."


risa menggelinjang hebat, aku sampai terlontar sedikit. risa mendapat orgasmenya, badannya kejang tak karuan.


selesai menikmati orgasmenya, risa terdiam mengatur nafas, risa tersenyum, senyum manis ditemani dada bulat mulus naik turun didepanku.


"enak mas…"

"iya sayang"


risa mengangkangkan kakinya sendiri, dilipatnya lututnya, risa memamerkan vaginanya dihadapanku.


"ayo mas, masuki tubuhku"

"iya sayang, yuk"


aku merangkak diatas tubuh risa, dilingkarkannya kaki risa ke pinggangku, tangannya memeluk leherku. risa tersenyum merasakan vaginanya tersentuh kepala kontolku.


risa melepas satu tangannya, diraihnya kontolku, diarahkannya ke lubang senggamanya. begitu kepala kontolku barada di mulut vaginanya, kaki risa ditekannya, memaksa kontolku masuk kedalam vagina risa.


"ahmm…. masuk mas…." senyum risa

"hangat"

"penuh mas… aku bahagia"


risa merenggangkan kakinya, memberiku ruang untuk melakukan aksi. kutarik kontolku pelan, kuhujam lagi pelan juga. risa hanya mendesah sambil memejamkan mata, sedikit menengadah.


"ah…. enak mas… terus mas.."

"iya sayang"


kumasuk keluarkan pelan, semakin lama semakin cepat, pinggang risa mengikuti setiap pergerakan kontolku, seakan tidak mau ditinggalkan. goyangan demi goyangan risa berikan, desahan mulai memenuhi kamarku kembali. risa cukup berisik ketika mendesah, berbeda dengan mendiang istriku yang cenderung tak bersuara ketika merasa enak.


vagina risa semakin basah, desahan risa juga semakin sering, goyangan pinggulnya juga semakin bervariasi. risa meremas kedua susunya, mengacungkan puting kirinya untuk aku susui.


"sedot susuku mas…. ah….. ahhhh…mas…sayang…."


susu mulus risa langsung aku sambar, desahannya semakin kencang. aku malah takut cici terbangun.


"mas… ah… ma…..s.. ah….. aku….. mas… enakkkkkkkk" risa menjerit ditahan, seluruh badannya kejang kembali. risa orgasme lagi.


aku lepas kontolku, berbaring disamping risa yang sedang kejang menikmati orgasmenya. kejang seperti orang kesurupan atau orang ayan. lucu.


beberapa menit kemudian risa diam, hanya dada bulatnya yang bergerak capt. nafas risa tersengal.


"enak sayang" risa tersenyum padaku

"iya sayang, enak banget ya?" tanyaku

"banget sayang, aku ketagihan ni"

"bilanglah kalo mau"


risa bangkit dari berbaring, duduk disampingku yang masih berbaring.


"gantian, aku yang senengin sayang"

"lihat kamu telanjang aja aku sudah senang sayang"

"ih… nakal" risa mencubit kontolku


risa mengambil tisu, dilap kontolku yang belum kering dari cairan vaginanya sampai kering dan bersih. setelahnya diemutnya kontolku. risa kembali mencoba memasukkannya kembali sedalam mungkin hingga bibirnya menyentuh pangkal selangkangan. risa terlihat berusaha keras. mulut kecilnya tak kuasa menahan seluruh kontolku, risa terus berusaha menahan posisinya, lidahnya sedikit bergerak didalam mulutnya yang penuh sesak. ujung kontolku terasa seperti akan ditelan.


risa memuntahkan kontolku, mukanya seperti tidak nyaman, seperti mau muntah beneran namun ditahan.


"masf sayang, aku belum bisa"

"jangan dipaksa sayang, seperti biasa aja"


lalu risa kembali memasukkan kontolku kemulutnya, kini hanya kepalanya yang dimasukkan, lidahnya menari mengusap setiap bagian kontolku yang tidak berkulit.


capek mengoral, risa menaikiku, tepat diatas kontolku. diarahkannya kontolku ke vaginanya. sekali tekan langsung masuk tanpa hambatan.


"mas…. ahhhhhh….. " desah risa mengikuti kontolku masuk ke vaginanya

"enak sayang….."

"punyamu sayang, masuklah kapanpun sayang mau"


risa duduk tegap, dadanya bulat seperti bola dibelah dua dengan puting coklat muda cerah ditengahnya. risa memegang dadaku sebagai tumpuan, badannya sedikit menunduk, dadanya sedikit menggantung. risa mulai menaikkan badannya, mengeluarkan kontolku setengah, lalu memasukkannya lagi.


"ahhhh… mmmmmmahhhh…."


semakin lama risa semakin cepat mengocok kontolku dengan vaginanya, sesekali diselingi dengan goyangan yang membuat kontolku semakin enak. goyang memutar, kadang goyang kedepan belakang. nikmat sekali.


"ah… emmmm…ahhhhh" risa mendesah sedari tadi

"enak sayang……" desahku mengimbangi


risa tersenyum manis, dadanya terus bergerak mengiringi badannya yang tak berhenti bergoyang. cantik sekali calon istriku, batinku.


tiba-tiba risa merebahkan badannya, memelukku, aku memeluknya juga. pantat risa tetap mengocok kontolku. risa mengecup pipiku, lalu mencium bibirku. aku balas melumat bibir risa, risa pun mengimbangi. kuelus punggung halus risa, halus sekali. pantat risa tak berhenti naik turun, walau pelan namun konstan. lumatan kami bersambut desahan kecil. kuremas pantat risa. empuk kenyal dan halus.


risa memiliki kulit yang sangat halus, putih susu bening dengan warna yang sama dari ujung kepala hingga ujung kaki. hanya ujung dada dan lembah vagina saja yang nampak berbeda.


risa mengeraskan seluruh badannya ditekannya komtolku dengan vaginanya, terasa masuk sangat dalam. risa melepas ciumannya.


"ahhhhh… mas… ahhhhhhhh….. "


risa orgasme lagi. dia kejang diatas badanku, didalam pelukanku. beberapa kali dadaku terkena sikunya, untung kontolku aman didalam vaginanya.


setelah reda, riaa memelukku malu. m


"makasih mas, malah aku yang enak lagi, maaf ya"

"gak papa, enak banget ya"

"ih mas ni…. kan tadi udah ditanya" risa mencubit dadaku


"mas belum keluar ya?"

"belum"

"masih lama ya mas?"

"tadi hampir si"

"yaudah sini.."


risa bangun dari badanku, turun dengan merangkak, lalu menurunkan kepalanya. risa seperti orang sujut, namun melebarkan pahanya, memamerkan vaginanya yang basah.


"ayo masukin mas…."


aku bangun juga, memposisikan diri dibelakang risa. kuremas pantatnya, kubuka celah pantatnya, terlihat lubang belakang risa, berkerut namun sangat rapat. dibawahnya ada vagina yang enak sekali.


kuarahkan kontoku kelubang vagina risa. kugesek sebentar hingga menyentuh klitoris risa. risa mulau mendesah lagi. tak lama kumasukkan kontolku ke lubang senggama risa.


"ah….. masuk mas……" risa mendesah kencang


kusodok kencang vaginanya, kutarik ran sodok kembali.


"enak sayang" desahku sambil meremas pantat risa

"iiya… saya…ng….. ahhh… enak…."


tubuh risa terlontar ketika kontolku menusuk kuat, dadanya yang menggantung bergoyang hebat.

risa menaikkan badannya hingga hampir duduk, kutahan badannya, kuremas dadanya. kini risa yang menaik turunkan pantatnya, aku sambut dengan menusuk vaginanya kencang.


"mas… enak… ah… mas…."

"enak juga… sayang… ah… terus…."


keringat bercucuran membasahi badan kami, kelamin kami pun sudah penuh dengan lendir kenikmatan.


"aku mau sampai sayang" ucapku


risa merebahkan kembali badannya, kembali seperi bersujut. kepalanya tergeletek di bantal, risa.menyaksikan kontolku keluar masuk di vaginanya.


"kelihatan sayang, punyamu masuk kepunyaku…"

"iya, enak sayang"

"keluarin didalam sayang, keluarin di paling dalam"


kupercepat sodokanku, badan risa semakin terguncang keras. sesekali pantatnya diputar kecil, memberikan kenikmatan lebih.


"aku keluar sayang… ah…… "


kutekan sebisa mungkin kontolku, kusemburkan semua maniku di rahim risa. semoga jadi adiknya cici. buah cinta kita. risa memandangku, senyum manis dibibirnya, wajah bahagia terpancar, tidak ada kekhawatiran bila akan hamil sebelum nikah.


lega rasanya, enak sekali badanmu sayang, batinku.


tana kucabut kontolku, risa langsung terjatuh kesamping, posisi miring. aku juga ikut menjatuhkan diri kesamping risa, di belakang punggung risa.

kupeluk risa, risa meremas jariku. kukecup tengkuknya.


"makaih sayang, kamu hebat"

"kamu yang hebat mas, aku sampe lemas"

"makaih ya"

"makasih juga mas, kamu puas? kalo aku puas banget"

"aku juga puas banget"

"gak mau lagi mas?"

"istirahat dulu, aku biasa cuma main sampai sekali keluar."

"itupun lama, kamu hebat mas, aku mau lagi nanti"

"aku juga mau lagi sayang."


kutarik selimutku, kututupi tubuh telanjang kami. kita tidur bersama tanpa berbaju lagi. kelamin kami masih menancap dan menahan. hingga pagi menjelang.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd