Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Karir di Dunia Modeling

Bagian 11 : Comeback

Namaku adalah Valerie. Seperti yang kalian tahu aku bekerja sebagai model profesional dan telah di kontrak khusus untuk model lingerie dan underwear di sebuah fashion studio.

Saat ini aku berada di area room artist dan sedang menyiapkan diriku untuk sesi photoshoot berikutnya. Melepaskan lingerie yang kukenakan sebelumnya dan berganti menjadi bikini two-piece.

Melihat diriku di cermin, bikini yang kukenakan akan sangat mencolok jika benar-benar digunakan di luar ruangan. Terutama bagian atas branya yang berbentuk segitiga ini sangat kecil dan menunjukan hampir seluruh bagian payudaraku.

Seolah-olah bra ini hanya dirancang untuk menutupi puting payudaraku saja. Sedangkan untuk bawahannya tidak ada masalah.

Langkah kaki terdengar dari luar dan pintu dibuka, “Ver udah siap untuk scene berikutnya?”

“Sip hampir kok,” kemudian aku berbalik dan menunjukan bikini yang kukenakan. “Gimana bagus enggak?”

Tubuhnya terdiam untuk beberapa saat menatap diriku, “kalau urusan body mah juara, sebentar Ver.. bro sini, disini cocok deh untuk photoshoot!”

Kemudian fotografer kedua datang ke dalam ruang ganti ini. “Iya-ya, baru nyadar, ruang gantinya terang jadi engga perlu bawa peralatan,”. Mereka berdua lalu tampak sibuk memikirkan photoshoot selanjutnya.

“Ver kita shoot disini aja,” ucap fotografer dan segera aku merapikan lingerie yang sebelumnya digunakan.

Photoshoot dimulai

Dalam posisi berdiri aku mencoba berpose dan menampilkan bikini ini sebagai fokus utama. Di hadapan kamera aku mencoba tidak menunjukan pose yang tidak terlalu mencolok.

Dimulai dari arah depan dan belakang tubuhku kamera tidak berdiri mengambil banyak momen. Aku membuka lebar kedua lenganku dan membiarkan bra serta dadaku menjadi target bidikan mereka.

image.png


“Nice shot!”
“Great, satu kali lagi, very good!”

Mendengar berbagai kata yang mereka lontarkan, aku hanya bisa tersanjung dan merilekskan tubuhku membiarkan mereka memfoto dan menikmati pemandangan diriku.

Merasa puas dengan foto yang mereka dapatkan, sekarang aku diminta untuk mengambil gaya yang lebih berani. “Ver, coba turunin bawahannya.. turun.. sedikit lagi.. pas, coba tahan posisinya.”

Sesuai permintaan mereka aku menurunkan secara perlahan underwear yang kukenakan. Sedikit demi sedikit aku menurunkan underwearku dan berhenti ketika fotografer merasa sudah cukup.

image.png


Cermin itu tidak cukup rendah untuk melihat pemandangan bagian bawah tubuhku. Tapi aku sadar kalau dalam posisi ini pantatku sudah telanjang dan mereka bebas mengambil berbagai shot.

Dimulai dari arah samping kanan dan kiri, dekat maupun jauh mereka tidak berhenti mengambil banyak shot foto.

“Oke coba sekarang kaitan branya dilepas terus pake tangannya buat mendekap di dada!”

Tangan kananku menarik tali bra yang kukenakan dan tangan kiri kusiapkan untuk menahan bra ini agar tidak terjatuh. Sekarang aku mendekap bra ini ke arah dadaku dan menunjukkannya di depan kamera.

Aku hanya mendekapkan jari tanganku di area putingku saja dan membiarkan kebulatan dadaku masih terlihat jelas. Dari kamera terlihat jelas tali underwear yang turun dan menunjukan kalau pantatku benar-benar terbuka.

image.png

Sebagai puncak di sesi photoshoot ini aku melakukan gaya topless. Melepas bra yang kukenakan aku membiarkan tubuh atasku telanjang polos dan dengan bebas.

Karena aku adalah model untuk bikini tentu saja foto vulgar yang telanjang penuh tidak diperbolehkan untuk dirilis, menyiasati itu aku menutupi area dadaku dengan tanganku. Merasa penampilanku sangat cantik kali ini aku pun berselfie di depan cermin dengan kondisiku yang nyaris telanjang.

image.png


Dari arah belakang kedua fotografer itu menangkap gambarku yang sedang berselfie dalam keadaan topless dengan bagian pantatku yang terbuka. Terlihat punggungku yang polos mengalir sampai ke belahan yang membelah pantatku.

image.png


Sebagai bonus aku meminta fotografer untuk memfoto diriku dengan keadaan topless untuk foto pribadiku dimana sekarang aku tidak menutupi area dadaku dan membiarkan tubuh atasku telanjang sepenuhnya.

image.png


Kita mengakhiri sesi photoshoot untuk hari itu dan aku puas dengan foto-foto yang mereka dapat, “.. ketemu lagi nanti ya, bye-bye, muachh!” ucapku ketika aku pulang terlebih dahulu.

Beberapa hari kemudian aku pergi ke hotel untuk kembali melakukan photoshoot. Tidak seperti photoshoot kemarin kali ini aku tidak datang sebagai model untuk lingerie maupun bikini.

Sekarang aku melakukan photoshoot sampingan sebagai model freelance (haha) sehingga aku tidak perlu repot-repot melakukan rapat dan meeting produksi yang membosankan.

Aku bertemu dengan seorang fotografer di lobby hotel, karena malam sebelumnya dia telah menginap maka kita bisa langsung masuk ke kamar. Disinilah aku mulai melakukan sesi photoshoot kali ini.

Tanpa basa-basi kali ini aku akan melakukan nude photoshoot, ya, aku kali ini benar-benar langsung di foto secara telanjang bulat. Sejak masuk ke kamar aku langsung melepas pakaian kugunakan dan beralih menggunakan handuk.

Duduk di atas tempat kursi panjang aku mulai berpose yang begitu sensual. Aku yang sudah sepenuhnya telanjang difoto olehnya. Handuk yang kupegangpun bukan untuk menutupi tubuhku melainkan dijadikan objek artistik.

image.png


Sambil tetap menutupi area dadaku fotografer ini mengambil banyak shot foto diriku dalam banyak pose. Dia memintaku berpose dan memamerkan tubuh telanjangku baik area depan maupun belakang.

Dadaku yang besar ini seolah ingin memberontak dan tanpa malu aku memarkan bongkahan pantatku. Aku pun berpose menungging dan memperlihatkan lekuk bokongku yang indah.

Berdiri di belakang pintu kamar aku menarik tanganku ke arah atas dan menunjukan tubuh belakangku yang telanjang. Kedua payudaraku yang tergantung indah yang diarahkan ke pintu dan pantatku yang seksi itu disajikan kepada fotografer itu.

image.png


“Oke sekarang kita lanjut ke sesi berikutnya,” ucap fotografer.

Suara kran air terdengar dan bathtub sudah terisi dengan air dan gelembung busa di permukaannya. Aku melangkahkan kakiku menuju arah kamera itu menghadap hanya mengenakan handuk tanpa bawahan di dalamnya.

Duduk di tepian bibir bathtub aku mulai berpose dengan membuka handuk yang kukenakan. Pose ini begitu vulgar dengan tubuh kananku yang polos terbuka dan memperlihatkan pinggul dan dadaku sementara tubuh kiri masih tertutupi handuk.

image.png


Kemudian aku berdiri dan memegang handuk yang kukenakan yang tersimpan di area bawah tubuhku. Menutupi kaki jenjangku, handuk ini aku kaitkan dan membiarkan punggung dan area pantatku terbuka.

Naik ke atas bathtub aku duduk di samping dalam posisi mengangkang sambil memegang handuk yang bawahnya sudah basah. Handuk ini seolah menutupi tubuhku yang sudah sepenuhnya telajang.

image.png


Membasahi tubuhku di dalam bathtub, aku menutupi permukaan intim dengan busa dan mulai berpose dengan menunjukkan tubuh atasku yang polos. Melanjutkan sesi di bathtub ini aku membawa tanganku ke area dada dan meletakan pose tanganku yang menahan kedua payudaraku.

image.png


Mengakhiri sesi bathtub kali ini aku menampilkan poseku yang sedang menungging membiarkan payudaraku berayun dan tergantung indah. Lekuk tubuh bawahku begitu menggoda dengan menunjukan pantatku.

image.png


Sesi photoshoot ini berakhir dan aku melanjutkannya dengan mandi, sayang juga kalau air di bathtubnya di buang cuma-cuma. Aku berkata kalau aku tidak mempermasalahkan apabila fotografer itu mau melihat dan masuk bersamaku mandi, namun dia menolak.

Sambil menggelengkan kepala, “nanti aja,” dan tersenyum keluar.

Huff, sombongnya kemudian aku menikmati waktuku berendam. Beberapa waktu kemudian aku pun kembali sambil mengenakan handuk dan bersiap untuk hal selanjutnya. Tapi dugaanku salah.

“Maaf non Ver, saya izin pamit dulu,” ucapnya seolah beranjak pergi.

“E-eh, mau langsung pergi? Engga mau a-ada gituan dulu? tanyaku dengan tanda tanya lebar.

Diam sejenak dan memberikan senyum masam, “gituan ngapain?” seolah sudah tahu jawaban pertanyaanku.

“E-enga juga, ngomong-ngomong memang biasanya cuman bawa peralatan kamera aja sama laptop?” tanyaku untuk mengalihkan pembicaraan, huh, hampir aja aku merendahkan diriku, begitu memalukan.

“Oh saya menginap di kamar yang lain, saya permisi,” dan dia pun langsung pergi keluar.

Aku hanya bisa tercengang dan segera mencari cermin. “Penampilanku baik-baik aja, masih seksi,” ucapku bingung seolah-olah godaanku gagal.

Karena kesal aku langsung melompat ke ranjang dan mengarahkan jariku ke bibir vaginaku. Secara perlahan aku menempelkan jariku ke vaginaku dan menyusuri. Namun entah mengapa aku tidak terangsang sama sekali.

Bersamaan itu pula aku mendengar suara bel kamar berbunyi. Karena penasaran dan aku ingin melakukan eksib sedikit-sedikit aku langsung berjalan ke depan tanpa mengenakan pakaian apapun.

Aku terkejut dengan seseorang di depanku, “halo Ver, udah lama engga ketemu nih,” ucap wanita itu.

Wanita itu adalah sahabatku Selyn, sudah lama sejak aku tidak bertemu dengannya karena aku cukup sibuk. “Jadi aku boleh masuk nih? Awas nanti ada yang lewat lho.”

Kembali tersadar aku menyadari aku dan Selyn masih berdiri di pintu dengan kondisiku yang masih telanjang dengan cepat aku membawanya masuk ke kamar dan menyajikan teh serta memakai pakaian (masa menjamu tamu sambil telanjang).

“HAH, pantesan dia engga bawa barang apa-apa, rupanya semalem sama lho,” ucapku kepada Selyn karena terkejut.

Hanya memberikan senyuman, “sama kamu nyadar engga sih?”

Aku membalas, “nyadar apaan?” tanyaku bingung. “Lho gak diajak gituan soalnya semaleman udah sama gue, hehe,” jawab Selyn dengar tertawa.

Huu dasar pantesan fotografernya engga ngerespon diajak gituan rupanya semaleman udah dilayanin sama Selyn. Tiba-tiba aku didorong Selyn ke atas ranjang.

“Tapi semalaman gue itu engga puas, baru main dua kali udah lemes, tadi pagi juga, sekarang lho bantuin puasin gue ya Nona Valerie..”

Kemudian aku atasan kemeja yang dia kenakan dilepaskan membuat dadanya yang tidak ditutupi bra terbuka dan aku langsung menghisapnya, “aah”.

Tubuh selyn bergetar ketika aku menghisap puting payudaranya. Dari pelan aku kemudian sedikit memainkan lidahku dan menggigit pelan putingnya.

“Aaah.. ahh..” racau Selyn mendesah.

image.png


Kemudian dia mulai menggesekan pinggulnya ke atas perutku. Aku memberikan respon dengan meletakan jariku di bawah bibir vagina kemudian tanganku meremas dan menampar pantatnya.

Bibir kita bertemu dan lidah kita bermain satu sama lain. Tanpa jijik kita membagikan ludah kita ke dalam mulut masing–masing. “Aahh..” aku hanya bisa mendesah ketika tangannya juga meremas dadaku di balik pakain ini.

Kemudian posisi ini aku ubah, Selyn sedang berbaring di atas ranjang dan aku berada diatasnya. Aku mulai menjilati tubuhnya yang telajang itu dari jari kakinya sampai ke belahan vaginnya.

“Mphhh.. ahhh enak Ver..” racau Selyn dengan menggeliat di bawah tubuhku. Permainan kita berhenti sementara ketika Selyn mengambil sesuatu di tasnya.

Mataku terbelalak melihat apa yang dia sedang pegang. Sebuah dildo yang sangat panjang, aku merinding bagaimana bisa dildo itu muat ke dalam vagina.

Kemudian Selyn memasukkannya ke dalam vaginanya, “aahh panjang banget”. Hanya bisa tercengang aku menyadari kalau kedua ujung dildo itu berbentuk halus layaknya kepala penis.

Dildo yang tergantung di bawah tubuhnya seolah-olah layaknya penis, “kalau begini kita berdua bisa saling puas,” ucap Selyn dan naik ke atas ranjang.

“Aaah, u-udah masuk belum?” tanyaku sambil mendesah pelan. “Belum, aku bantuin ya,” ucap Selyn dengan meraih pantatku dan mendorong dildo yang menempel di vaginaku perlahan masuk jauh.

“Aaahh..” jeritanku pelan dan mulai menurunkan pinggulku ke atas dildo itu. Mencoba merilekskan tubuh, kakiku sudah ku lemaskan begitu pula tanganku yang menahan berat tubuhku.

image.png


“Aaah.. enak kan Ver, ahh..” tanya Selyn kepadaku.

“I-iyaah.. enakk, ahh..” aku hanya bisa mendesah.

Kemudian dalam posisi WoT (Women on Top) aku mulai mempercepat ritme permainanku. Dildo ini yang menempel di tubuh kita berdua bergerak naik turun dan terasa nikmat.

Aku bisa merasakan dildo itu mulai basah entah oleh cairanku ataupun Selyn yang juga menikmati ini. Semakin cepat aku menaik turunkan tubuhku diatas dildo ini.

Posisi kita berganti dimana tubuh telanjang Selyn memelukku dari belakang secara berbaring dan membiarkan dildo ini menyodok diriku. Selyn berkata tubuhku terlalu berat makanya berganti posisi, ahh, dasar Selyn emang aku gendut.

“Aahh.. ahh..” desah kita berdua beriringan dengan Selyn yang menyodokku dari belakang dan aku yang memaju mundurkan dildo ini ke belakang membuat kita berdua menikmati posisi ini.

image.png


Selayaknya bercinta dengan pria, tempo permainan kita menjadi cepat. Ranjang ini bergetar dan aku meraih selimut untuk menahan tubuhku. Selyn pun meremas dadaku dari belakang di balik baju yang kukenakan.

“Ver gue udah mau keluar nih,” racau Selyn.

“Aah gue juga..”

Ritme kita semakin cepat dan Aku terus menggerakan pinggulku, tak butuh waktu lama kita akhirnya mencapai klimaks dan aku merasa ada sedikit semburan dari pantatku.

Tenaga kita cepat pulih dan aku sekarang melepas pakaian yang kugunakan membiarkan tubuhku yang nyaris telajang dengan stocking. Dan posisiku diatas dan sekarang tugasku untuk menyodok vaginannya.

“Aahhh enak Verr.. ahhh,” desah Selyn kepadaku dengan kencang. Aku hanya berharap peredaman kamar ini cukup baik. Dengan cepat aku terus menggenjot tubuhku ke atas tubuhnya.

Semakin cepat aku menggenjot tubuh Selyn, dildo ini sebaliknya malah terdorong masuk ke dalam vaginaku, “ahhh..” baik aku dan Selyn sangat menikmati posisi ini.

Tubuh kita yang saling berhadapan membuatnya dapat meremas tubuhku dan memberikan rangsangan kenikmatan. Aku ingin memberikan rangsangan juga ke Selyn namun tanganku kugunakan untuk menahan posisi tubuhku.

image.png


Bibir kita kembali bertemu dan dengan ganas dia melumat bibirku. Lidahku serasa dihisap kencang olehnya dan membuat air liur menetes ke mulutnya. Bibirku juga kesempatan untuk menghisap putingnya yang ranum itu.

Tubuh kita bergetar hebat dan dildo ini sudah benar-benar basah oleh cairan kita berdua. Dildo ini terasa begitu licin dan dengan mudahnya tergelincir keluar masuk vagina kita berdua.

“Aaah Lynnn gue udah mau nyampee... ahh.”

“Aahh.. ahh.. Verr.. iyaa gue jugaa..”

Semakin cepat aku menggerakan pantatku dan mendorong dildo ini semakin dalam ke tubuhnya dan sebaliknya. Dadaku yang tergantung di remas oleh Selyn layaknya sedang memerah susu.

“Aahh.. gue udah engga kuat, gue keluarin di dalem yaa..”

“HAH? Aaahh iyaa.. gapapa, gue lagi aman kok ahhh…”

“Aahh gue keluar!”

“Aahhh!”

Kita berdua menjerit hebat dan berteriak bodoh layaknya kita sedang bercinta dengan pria. Tubuhku bergetar hebat pada puncaknya dan klimaks, kita berdua squirting dengan banyak.

Cairan yang keluar dari vaginaku kita begitu deras dan membasahi ranjang ini. Dildo yang sedang menempel ini pun sampai tergelincir jauh dan aku menjatuhkan tubuhku diatas tubuhnya.

Kita beristirahat sejenak dan membiarkan sisa cairan keluar. “Ahh sumpah, dibanding fotografer itu lebih mantap lho,”

“Ah gila, mana punya aku stamina segede itu, nafsu lhonya yang kegedean,” ucapku dengan nada mengejek.

Kemudian kita berciuman lagi selayaknya sepasang kekasih dan membersihkan sisa cairan dengan tisu. “Semoga aja engga kena biaya fee ya,” ucapku ketika melihat cover bednya yang begitu basah.

Selyn melangkahkan kakinya ke kamar mandi dan menyalakan shower. Aku ingin bergabung hanya saja tenagaku sudah habis setelah photoshoot dan bercinta dengannya.

“Gue balik dulu ya,” ucap Selyn setelah selesai berrias.

“Engga mau disini dulu?” tanyaku.

“Gue masih harus puasin fotografer gue dulu, hehe, bye Ver,” jawabnya dengan mudah tanpa beban sama sekali.

Dasar Selyn padahal aku masih capek dia kayaknya masih kuat satu-dua ronde lagi, “ngomong-ngomong lho beli gituan dimana dah? Gue engga pernah nemu di online shop?”

Selyn berhenti sejenak sebelum membuka pintu, “kirain mau nanya apa, mau gue kenalin sama yang buat? Bisa buat custom lho biar pas sama selera lho, udah ya gue cabut.”

Aku terdiam sejenak dan memikirkan sesuatu, “dildo custom, bisa dipesan?” kemudian aku membayangkan cara dildo itu di desain, ugh, kok jadi penasaran ya. Kemudian aku melihat jadwalku selama seminggu kedepan. Duh padat juga, apalagi aku bakal keluar kota beberapa hari. Kemudian aku pergi tertidur menikmati bermalam di hotel mewah itu sendiri.

Bersambung.
 
Maaf baru update lagi, udah tiga bulan malahan haha. Kedepannya thread yang bakal diupdate cuman yang ini, yang lainnya kayanya ts tutup dulu soalnya bingung ngelanjutinnya. Thanks buat para pembaca yang masih stay membaca ya.
 
Maaf baru update lagi, udah tiga bulan malahan haha. Kedepannya thread yang bakal diupdate cuman yang ini, yang lainnya kayanya ts tutup dulu soalnya bingung ngelanjutinnya. Thanks buat para pembaca yang masih stay membaca ya.
Gan cerita sebelah updete ngak
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd