Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Karir di Dunia Modeling

Bagian 9 : Eksib di kota part-1

Seiring berjalannya waktu, karier di dunia modeling meningkat dengan pesat. Tawaran untuk menjadi model di majalah dewasa dan juga menjadi brand model lingerie & swimsuit terus berdatangan. Perubahan karir dan lingkungan pun mengikutiku.

Follower akun sosial mediaku meningkat, disusul dengan banyaknya dm (direct message) yang masuk yang membuatku kerepotan. Notifikasiku tidak ada henti-hentinya berbunyi, baik itu pesan dari brand maupun follower baru.

Menyingkirkan pesan brand, mayoritas follower baruku memberikan respon positif maupun negatif. Pesan positif berisi apresiasi terhadap kecantikanku, penampilanku di brand image, ataupun dukungan lain.

Di Sisi negatif, banyak pesan yang menghakimiku. Beberapa akun menilaiku layaknya seorang pelacur, psk, dan lainnya. Akupun tidak ambil pusing dalam merespon mereka karena aku malas berhubungan dengan mereka yang berakhir dengan perdebatan tidak jelas.

Aku membaca dari atas ke bawah dan akhirnya menemukan pesan dari Haris, kalau kalian lupa Haris adalah teman fotograferku yang sering mengajakku photoshoot bersamanya namun beberapa bulan kebelakang aku sudah jarang malah hampir tidak berkontak dengannya.

Haris : Ver, how are you?
Gue punya ide photoshoot nih verr.
Hmmm.. are you there?
….
Gilss, sombong banget sekarang. (3 bulan yang lalu)


Valerie : Sorry banget Riss, gue baru baca chat lho..

Haris : Akhirnya muncul juga, Ver mau ikut gue hunting photo gak? Kalau lho sibuk sih gue fine-fine aja.

Valerie : Boleh-boleh, gue baru ambil break nihh.

Haris : Cakep tuh, besok gimana?

Valerie : Besok banget nihh, ya udah jemput gue yaks.

Haris : Sipp, thank you Ver.

Mengakhiri chat ku dengannya, aku berpikir ulang kapan terakhir kali aku bertemu dengannya.. lebih tepatnya ngapain yaa.. pokoknya lupa deh. Semoga besok bakal seru hunting foto nya yaa.

Keesokan harinya, aku buru-buru bangun dari tidurku. Melihat jam 06.00, gila Haris ngapain sepagi ini kesini. Dengan segera aku berjalan ke arah pintu depan dan membukanya.

Dihadapanku Haris membuka lebar matanya selayaknya menyusuri tubuhku dari ujung rambut sampai ujung kaki. Shit, aku baru sadar kalau aku membuka pintu tanpa memakai pakaian terlebih dahulu. Efek selalu tidur telanjang dan tinggal sendiri membuatku menyepelekan norma.

Dengan terbata-bata, “V-ver.. ekhmm cepet masuk nanti dilihat yang lewat.” Langsung saja aku menyuruhnya masuk dan langsung menutup pintu. Aku membiarkan Haris duduk di ruang tengah dan aku memanaskan kopi.

“Pagi-pagi banget nih, rencananya mau hunting foto dimana nih? Keluar kota?” tanyaku kepadanya. “Engga kok, muter-muter kota aja. Ke mall gitu,” jawab Haris dengan santainya.

Aku berpikir ulang dan menyadari sesuatu, “Oh, jadi rencana lho mau kita berdua hangout dengan alasan hunting photo.. cerdas juga ya kamu Haris.” Haris tertawan dan berbicara, “Haha, biar cepet di responnya lah. Udah lama gak jalan nih.”

“Ihh dasar, sorry nih gue cuman nyedian kopi, gue lagi gak masak soalnya,” aku memastikan kalau aku yang memang males masak. “Gak usah santai, sambil nyari sarapan.”

Beriringan dengan aku yang sedang mengobrol dengan Haris, mesin kopiku berbunyi dan menunjukan kalau sudah siap, aku berdiri dan berjalan ke arah pantry..

Plakk!!

“Aaah.. Haris nakal!” Protesku kepada Haris, saat aku berjalan melewati depannya dia menampar pantatku dengan tangannya. Dasar mentang-mentang ada kesempatan, aku langsung mengambil cangkir dan membawakannya kopi panas serta kue kering.

Meskipun masih pagi karena tujuannya cari sarapan, aku memutuskan untuk mandi dan meninggalkan Haris. Matanya memperhatikan tubuh telanjangku dengan gemulai berjalan ke arah kamar mandi, pantatku yang naik turun pasti dengan tajam dilihatnya.

Aku memutuskan untuk tidak menutup pintu kamar mandiku, lalu menyalakan shower. Menunggu sampai suhu air terasa pas aku mulai berdiri dibawah pancuran shower.

Nikmatnya mandi pagi dengan air hangat.. namun saat aku menikmati mandiku aku merasakan ada batang keras yang menempel di pantatku. Batang itu ditempelkannya di belahan pantatku..

“Ughhh..” desahku ketika telingaku dihisap lembut olehnya, tangannya pun sekarang meremas dadaku. Aku melihat ke arah belakang dan menyadari kalau Haris juga telanjang. Tanganku tidak mau kalah dan menggenggam penisnya.

Memijat secara perlahan sambil menaik turunkan batangnya, “Akhh, gila tangan lho jago banget.. udah latihan terus nihh,” responnya menggodaku. Langsung saja aku berbalik dan berhadapan dengannya

Sesaat kemudian bibir kamu bertemu dan lidah kami saling bermain di mulut pasangan, “Mphhh..mphh.” Lidah kami beradu dan desahan muncul dengan jarinya yang turun dari area dada ke perut datarku dan dibiarkan bermain di belahan selangkanganku.

Jarinya perlahan digesekkan di bibir vaginaku dengan cepat digesekkan yang membuatku semakin bergairah, “Aaahh. terus.. terus.. mmphh.” Bibirku yang aku lepaskan dari ciuman ditarik masuk kembali.

Tangannya bermain di area selangkanganku dan tangan lainnya memelintir puting dadaku, hanya beberapa saat kemudian, “Aahh.. Riss.. guee keluarr.” Cairan vaginaku keluar bersamaan dengan guyuran shower hangat ini.

Tubuhku diputarnya dan didorong ke arah tembok, dan dengan satu dorongan.. “Aaah..” teriakanku ketika batang penisnya masuk tanpa aba-aba. “Shit, punya lho masih sempit gini Verr.. akhh..” sambil dirinya yang memaju mundurkan batangnya di dalam tubuhku.

wapdb-julia-pornostar-asiatique-warashi-asian-pornstars-fr-37133-006.jpg


Hentakannya semakin keras dan kurasakan penis itu masuk lebih dalam, “Aaah.. enak banget riss.. ahh.” Aku telah banyak bercinta, namun Haris merupakan salah satu yang paling jago dalam hal ini.. mungkin karena aku yang ngajarin sekaligus yang mengambil keperjakaannya yaa.. upss.

Plak..Plakk.. Plak.. bunyi hentakan antara pantatku dengan pinggulnya, Haris Pun tidak ada hentinya menjilati daun telingaku dan bermain-main dengan dadaku. Dalam posisi berdiri, tubuhku kami saling menyatu.

Haris melepaskan salah satu tangannya dari dadaku dan mengambil salah satu pancuran di tangannya. Aku awalnya tidak tahu apa yang dia lakukan namun sesaat kemudian, “Siap-siap ya Verr..”

“Aaahhh!” badanku menegang dan aku merasakan campuran perasaan sakit dan nikmat. Shower itu diarahkan ke lubang pantatku, semburan air panas itu memberikan dorongan yang kuat ke arah pantatku. Nyeri namun nikmat adalah penjelasan sederhana dari keterkejutanku.

Haris tidak ada henti-hentinya menghentakan batangnya di dalamku, perasaan nikmat aku rasakan. “Ver, gue mau keluaar!” teriaknya bersamaan dengannya, “Gue jugaa.. di dalam aja riss..” “Serius nih.. akhh.. yaudah.. rasain nih Ver!”

Hentakannya semakin kuat mendorong penisnya masuk, aku sampai harus menahan posisiku di tembok.. di telingaku Haris berkata, “Nanti pas gue sama lho keluar teriak “ngentot” gitu ya!” “Gak mau, ahh malu.”

Atas jawabanku Haris semakin cepat memompa batang penisnya di dalam tubuhku, “Ahh.. ahh.. ahh, pelan-pelan Riss..” Haris bukannya berhenti, “Gak mau, sampai lho keluar sambil teriak ngentot!” aku menahan rasa nikmat ini.

Sial aku sudah tidak tahan, dalam hentakan selanjutnya.. “Fuck gue keluaar!! Ngentoot!” teriakanku yang lantang terdengar, “Rasain pejuu guee akhhh.” Hentakan terakhir mengakhiri percintaan ini. Cairan panas aku rasakan di dalam tubuhku dan perlahan menetes keluar.

Kami berciuman dan melanjutkan mandi ini. Tidak terasa waktu berlalu cepat ketika aku sadar sudah pukul 07.30, hampir satu jam kami bercinta di bawah air panas. Kalau melanjutkan ronde selanjutnya bakal gagal rencana kami mencari sarapan.

Selesai mandi kami langsung handukan, karena tubuh cowok lebih cepat kering (entahlah kenapa bisa gitu) Haris sudah memakai outfitnya dan aku masih mengeringkan rambutku dengan hair dryer.

“Ver gue boleh pilih outfit lho gak?” tanya Haris kepadaku, “Iya Ris, cari aja di walking closet (semacam ruang tempat menyimpan pakaian gitu) jangan diberantakin yaa,” aku membiarkannya namun penasaran apa yang bakal Haris pilihkan kepadaku.

Cukup lama Haris memilih pakaianku, memang enggak selama cewek tapi tetep aja lama lalu aku memutuskan untuk pergi ke sana. “Lho pakek ini Ver,” sambil menyodorkan pakaian pilihannya.

Outfit yang dipilihnya berupa blus tanpa lengan bermotif renda putih dan juga celana linen putih panjang serta g-string putih, tapi ada yang satu ketinggalan “Selera lho oke juga.. tapiii.. gue enggak pake bra nih?” Haris merespon dengan senyumnya, “Gapapa-kan.”

Bukannya gapapa.. ahh, yaudah deh pasti dia bakal jawab “lhO bUkaNnyA lHo uDaH bIaSa eKsiB yAa?!” dan jadilah aku membiarkannya memilih pakaian ku kali ini. merasa rambutku sudah kering lalu aku memakai outfit itu.

“Gak sambil di foto juga nihh?” dengan nada menggoda, “Udah mau siang nih Ver, nanti aja.” dengan begitu aku langsung memakai atasan dan bawahan di depannya.

Melihat diriku di depan cermin.. gilaa.. ini pentil aku bakal keliatan nih, secara sekilas dapat terlihat diriku yang topless dari baju yang semi transparan ini. Aku membayangkan kegilaan yang terjadi, apalagi gue bakal outing seharian pake ginian.

Tahap selanjutnya adalah tahap paling panjang, yups, tahap berdandan. Aku membuka kotak make-up lalu memakai riasan yang sesuai dengan outfit ini, yang penting natural looks. Aku melihat melalui cermin tampang Haris yang mulai bete menunggu, sabar yaa Riss namanya juga cewek.

Waktu berlalu dan sekarang sudah selesai, tak lupa aku membawa tas branded kecilku dan membangunkan Haris, “Molor mulu, gue udah nihh.” Haris yang masih sempoyongan langsung terkejut dengan penampilanku namun dia tidak memuji dan aku bersamanya turun ke arah lobby.

“Ehh, gak naik mobil kita?” tanyaku yang terheran-heran. “Kali-kali nanti kendaraan umum, biar ramah lingkungan, hehe.” Aku menjadi terkejut karena penampilan ku terlalu mencolok, atasanku terlalu terbuka dan bahkan security-pun samar-samar memperhatikanku.

Tiba-tiba tanganku ditariknya dan berjalan ke arah trotoar, terasa hari ini cukup panas. Berjalan di pinggirnya aku merasa malu dan menenteng tasku menutupi dadaku, untuk menutupi bagian putingku yang mencolok.

YOUMI-061-15.jpg


Haris berhenti ketika berada di jalan cukup lebar dan menunggu, lalu beberapa saat kemudian angkot datang. “Kita naik ini yuk,” lalu aku naik ke dalam angkot ini. Aku sudah lupa kapan terakhir kali naik angkot, namun aku merasa berdebar saat memakai outfit seperti ini.

Memang angkot ini kosong pada awalnya namun setelah berjalan penumpang bergantian masuk. Bapak-bapak yang naik tidak berhenti menatap diriku terutama area yang aku tutupi dengan tasku dan ketika aku melirik mang supir, sesekali dia melihat spion tengah dan memperhatikanku.

Haris mengetuk kaca jendela dan kami berdua turun. Aku merasakan tangan yang mengelus pantatku saat aku turun, namun aku bodo amat dan turun bersama Haris.

Melihat sekitar aku menyadari kalau ini taman kota dan bersama Haris kita berjalan menuju arah gerobak makanan. Disana kami sarapan bersama dan tidak banyak orang yang memperhatikanku.

Aku dan Haris sempat bermain di ayunan namun karena terlalu panas kita hanya sebentar saja bermain. Cuaca sekarang tidak mendukung dan Haris mengajakku berjalan kembali di bawah panas. “Ver ke mall itu yuk, sekalian ngadem.”

Efek kepanasan aku ikut saja dengan perkataan Haris. Kami masuk ke dalam dan haaa.. dinginnya.. meskipun mall ini bukan mall elit setidaknya masih memiliki ac. Kami duduk sejenak di area duduk.

Baik aku dan Haris baru pertama kali ke area mall ini, tidak banyak brand terkenal disini sehingga aku simpulkan mall ini berada di rentan mall menengah ke bawah. Starbucks tidak ada, ya setidaknya ada McD haha.

Cukup beristirahat dan menikmati float yang menyegarkan kita berjalan lagi mall ini, mayoritas toko-toko keluarga dan tidak fashionable.. tepatnya bukan style aku dan Haris. Lalu kami masuk ke salah satu departement store yang paling besar disana.

Seperti kebanyakan cewek kita senang melihat-lihat, “Ini lucu.. ini juga lucu..hmm, Ris gue mau cobain ini yah.” Meninggalkan Haris aku berjalan menuju ruang ganti, ruang ganti ini menggunakan tirai kain dan aku masuk ke dalamnya.

Aku yang hanya memakai atasan tanpa bra langsung saja mencoba atasan ini “.. kayaknya kesempitan.” Di depan cermin aku juga sedikit bergaya dan mencoba pose ala-ala model, lalu aku mencoba pakain lainnya.

Aku melepaskan celana linen ku untuk mencoba jeans dan sekarang aku dalam kondisi topless hanya memakai g-string putihku. Lalu aku menunduk dan mencoba memakai jeans ini.. ketat banget rasanya.

Brrtt.. tiba-tiba tirai kamar ganti terbuka, aku melihat ke arah cermin dan terlihatlah bapak-bapak yang sama terkejutnya denganku. Kami saling berhadapan secara tidak langsung.

Aku menatapnya dari arah cermin sedangkan bapak itu secara otomatis dihadapkan dengan pemandangan depan dan belakang diriku yang tidak tertutupi. Bongkahan pantatku yang ditutupi g-string disuguhkan di mukanya dan bayangan tubuh telanjangku dari cermin.

Beberapa saat kemudian, “..m-maaf..” bapak itu langsung pergi saja tanpa menutup tirai itu, mau tidak mau aku berbalik untuk menutup tirai dan.. sial. Di depanku ada pegawai toko ini yang melihat jelas tubuh telanjangku yang hanya memakai cd.

Mas-mas itu pun yang terkejut melototi diriku dengan tajam, dengan sigap aku menarik tirai dan segera memakai pakaianku. Aku memang sering telanjang di depan orang namun di posisi ini aku masih tetap terkejut.

Buru-buru aku membawa baju yang kupilih dan berjalan ke arah Haris, sepertinya dia juga melihatku dalam posisi tadi. Bodo amatlah, lalu kita membayarnya dan segera pergi.

Melupakan kejadian terjadi aku bersama Haris berjalan kembali mengelilingi mall ini dan tak terasa waktu sudah siang. Kami naik ke lantai atas dan makan siang bersamaan dengan pengunjung lain.

Banyak mata yang memperhatikan diriku, apalagi dalam posisi duduk, dadaku akan menjadi pusat perhatian mereka terutama pakaian semi transparan ini. Lalu aku dan Haris berencana melanjutkan hangout kami dan pergi dari mall ini.

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd