Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Karir di Dunia Modeling

Bimabet
Bagian 8 : Bersama Selyn

Beberapa hari setelah pertemuanku dengan Selyn. Saat ini aku dan dia mendapatkan job photoshoot di Lombok untuk produk swimsuit and underwear. Kami bersama berangkat dari Jakarta dan akan mengikuti photoshoot selama 4 hari 3 malam. Bersamaan dengan ini, aku dan Selyn berpikiran untuk menikmati photoshoot ini sebagai liburan kami dari kesibukan selama di Jakarta.

Selyn : “Ver, hayuu cepetan!”
Valerie : “Sabar-sabar, duhh berat ini bawaannya.”

Kami baru saja sampai di villa tempat kami menginap, villa ini tergolong mewah dengan adanya pool dan pemandangan langsung ke arah pantai. Terdapat resepsionis di bangunan terpisah, kami check-in dan mengambil kartu vila yang kami sewa. Sesampainya disana kami beristirahat dan menikmati complimentary service berupa kudapan dan jus.

Hari ini tidak ada jadwal, aku dan Selyn asyik rebahan di atas kasur kami. Mungkin kalian tidak percaya, tapi sejak sampai disini kami tidak memakai pakaian apapun alias bugil. Perasaan bebas dan tidak terkekang dan tentu saja tidak ada yang memperhatikan.

Kami berlalu lalang dari ruang kamar ke ruang tengah telanjang, baik aku dan Selyn sudah berkali-kali telanjang bersama baik berdua saja atau bersama orang lain, aku dan Selyn juga pernah melakukan naked photoshoot.

Valerie : “Lynn, laper nihh. Kamu sihh langsung cabut kesini aja gak pesan makan dulu.”
Selyn : “So-sorry Ver, gue udah ngantuk tadi malem hehe, pesan gofood ajalah.”
Valerie : “Yaudah nih, enaknya apa yaa, nasi rames atau..”
Selyn : “Kayaknya jangan deh, buat besok-besok aja, McD aja biar cepet hehe.”
Valerie : “Udah jauh-jauh ke Lombok malah Mcd, yaudah lah.”

Pada akhirnya aku dan Selyn memesan mcd. Masih asyik dengan kesibukan kami di sosial media alias kami cuman males-malesan di kasur, 15 menit kemudian kami melihat di aplikasi kalau makanan kami segera datang.

Valerie : “Pakai baju gihh, udah deket nih abangnya.”
Selyn : “Ngapain? Lagian udah sering bugil juga.”
Valerie : “Serius lu mau bugil..?”

Bersamaan dengan itu, kami mendengar suara motor yang berarti bahwa makanan kami sudah sampai. Selyn yang sudah di depan pintu langsung membukanya dan tanpa malu berjalan ke arah pagar villa. Dari belakang aku dapat melihat tubuh indah Selyn dan betapa menggoda dirinya saat ini.

POV Selyn

Baru saja aku menggoda Valerie untuk berani keluar dengan bugil dan sekarang aku sudah berada di teras villa ini. Perasaan merinding dan berdebar sedang telanjang di luar ruangan sedang kurasakan.

Ojol : “Gofood!”
Selyn : “Iya mas, sebentar.”

Aku melihat wajah mang ojol sedikit terkejut melihatku yang datang kesana. Pagar ini cukup rendah, aku yang tingginya 170cm masih terlihat area pundak-dada atas dan tentu saja wajahku, ditambah pagar plastik ini tidak sepenuhnya gelap total, dengan kata lain dari area depan dapat terlihat siluet tubuh putihku tanpa mengenakan apapun. Duh merinding hihi.

Ojol : “A-atas nama Valerie!?”
Selyn : “Ahh bukan mas, temen aku enggak berani ngambilnya hehe, ya udah mas aku ambil yah.”
Ojol: ”Ehh iya-iyaa.”

Terlihat wajah mang ojol itu terkesima denganku ketika aku mengambil bungkusan makanan itu. Tanganku yang kuangkat memperlihat kemulusan ketiakku yang selalu kucukur halus, apalagi ini semakin menunjukan wanita di depannya sedang 100% telanjang.

Efek terkejut dan mungkin bingung, mang ojol langsung pergi dan aku masih melambaikan tanganku. Aku berbalik dan berjalan masuk ke pintu vila ini dan terlihat Selyn yang sedang mengintip dari pintu yang sedikit terbuka.

Valerie : “ Sumpah Lynn, gilaa lhoo. Kalau masnya macem-macem gimana?”
Selyn : “Dibawa santai aja kali, lagian lho pernah bugil di cowok lain kan?”
Valerie : “Beda lahh, yaudah gih cepet masuk. Gue udah laper nihh.”
Selyn : “Okay-okay.”

Aku masuk ke villa dan melanjutkan kegiatan kami untuk makan siang. Pemandangan lucu karena saat ini aku makan secara telanjang bulat dan Valerie yang mengenakan kaos dan hotpantsnya, mungkin tadi dia sempat berganti dahulu ketika aku mengambil makan. Kami tak banyak bicara dan fokus menghabiskan makan kami.

Kegiatan selanjutnya adalah malas-malasan, kami yang kekenyangan menyibukan diri kami masing-masing, aku yang bersantai di sofa sambil membuka tayangan tv dan Valerie yang masih tidak beranjak dari kursi meja makan dan fokus dengan hpnya. Ada pertanyaan kenapa kami tidak keluar atau berjalan ke pantai, dan jawabannya karena panas.. panas.. dan panas, mungkin kalau sudah agak sore kami akan berjalan ke pantai.

Huuuh.. huuuh.. lalu aku menyadari kalau aku sudah tertidur dan sekarang sudah menunjukan jam 16.30 duh hampir sore nihh. Lalu aku mencari dimana Valerie dan rupanya dia juga sedang tertidur di atas kasurnya. Udah agak mendingan nih cuacanya, lalu aku memutuskan memakai outfit berupa kemeja putih dengan underwear didalamnya dan berjalan ke arah pantai.

Vila ini berhadapan langsung dengan pantai dengan melewati pool dan turun ke bawah kami langsung sampai di pantai putih. Aku hanya mencelupkan di pantai dan menikmati pemandangan, tak lupa aku mengambil beberapa foto dan tentu saja selfie. Cukup banyak mondar-mandir layaknya orang hilang aku memutuskan duduk diatas pasir dengan sedikit membasahi kakiku di ombak yang tenang. Daarr!!

Selyn : “Fuck youu Ver, ngagetin ajaa.”
Valerie : “So-sorry, lagian lhoo maen tinggal aja. Ehh kenapa lhoa make baju, enggak bugil kayak biasanya.”
Selyn : “Molor terus sih elu Ver, enggak gue mau cek ombak dulu, kalau sepi baru berani hehe.”
Valerie : “Padahal baru aja bugil di depan mang-mang ojol, yaudah foto gue Lynn.”

Dan akhirnya hari ini kami menikmati dengan kami saling bermain lempar air dan mengambil beberapa foto kami berdua. Untuk makan malam dan sarapan sudah disediakan oleh staf dari vila ini sehingga kami tinggal mengambilnya di depan. Namun karena hari malam dan takut di gigit nyamuk pada akhirnya aku mengambil dengan memakai atasan. Duh padahal aku mau pamer-pamer nih.

Keesokan harinya, kami sarapan dan bersiap untuk melakukan photoshoot. Kami dijemput menggunakan mobil dan kami bertemu dengan crew photoshoot ini, rencananya kami akan melakukan photoshoot dengan tiga orang crew, dua orang akan menjadi fotografer utama dan fotografer backup dan satu lagi mengurusi pencahayaan dan teknis lain. Saat ini kami dijemput oleh mas Aji sebagai fotografer dan mas Avan sebagai pembantu teknis, mereka berdua mungkin berusia 20-25 tahun, i don’t know to be exactly tapi pokoknya mereka masih muda.

Perjalanan berlanjut, jalan yang kami susuri sangatlah indah dengan pemandangan langsung menghadap laut dan disisi lain menghadap tebing hutan. Butuh waktu dua jam untuk tiba di lokasi, dan setelah membayar biaya masuk mobil langsung di parkir dan kami berjalan ke arah pantai. Langsung saja kami bertemu dengan mas Dheo sebagai sebagai fotografer dan mengikutinya.

Saat ini aku dan Valerie mengenakan kemeja lengan pendek dan hotpants, kami sedang berjalan ke lokasi photoshoot untuk mencari tempat dengan pemandangan yang bagus dan jauh dari keramaian, tidak seperti pantai di Bali, pantai di Lombok cukuplah sepi dari pengunjung, dan kami tiba di lokasi.

Mas Avan yang membawa peralatan menyerahkan tas yang berisi outfit kami yang selanjutnya.. yes pakaian renang atau swimsuit. Kami yang melihat isi tas menemukan bermacam-macam bentuk swimsuit yang akan kami pakai, namun ada satu pertanyaan di benakku. Lalu aku dan Valerie melihat mereka mengikat kain di pohon seolah-olah berbentuk tirai.

Aji : “Maaf ruang gantinya seadanya, agak susah kalau nyari tempat yang bagus yang ada ruang gantinya.”
Valerie : “Gapapa mas, udah biasa haha.”
Selyn : “Namanya model harus siap kapan aja, ayo Ver ganti, gue duluan yaa.”

Aku membawa tas dibantu Valerie tentu saja, padahal isinya cuman pakaian dalem kok berat yaa. Langsung saja aku masuk terlebih dahulu ke dalam “ruang ganti” ini, gila kain tipis ini cuman membatasi tubuh telanjang gue dengan yang lain apalagi kain ini enggak cukup panjang karena tergantung sampai di area betis saja, mereka bakal tahu kalau aku sedang di momen telanjang atau enggak.

Cepat saja aku berganti dan melepas pakaianku menjadi swimsuit ini, yang sedang aku kenakan berupa two-pieces dan aku langsung bergantian berjaga menunggu Valerie. Crew yang lain sibuk dengan berdiskusi photoshoot mereka baik dari reflektor dan lain-lain sehingga foto kami maksimal.

Valerie is done, sekarang kami berdua berjalan ke arah mereka dengan pakaian renang kami yang sangat menonjolkan tubuh dan kulit mulus kita berdua, duh enggak sabar nih pengen cepet-cepet shoot.

Dheo : “Gilss, cantik bener modelnya.”
Valerie : “Makasih..”
Dheo : “Maksudnya swimsuitnya haha.”
Selyn : “Bisa aja gombalnya, hayuu mulai.”
Aji : “Sip lahh, nanti rencananya bla..bla..bla.”


Langsung saja kami melakukan photoshoot, beberapa pose kami lakukan sendiri-sendiri atau berdua. Dimulai dari berfoto di latar belakang pepohonan, pantai, sampai masuk ke area laut. Pose kami layaknya senam dari atas ke bawah, dari pose berdiri, duduk, dan tiduran di atas pantai kami tunjukan.

Aji : “Yoss mantap, Van tolong dong pantulannya di bawah biar enggak backlight.”
Avan : “Oke.”

Duhh, merinding nih tangan Avan berseliweran di bawah selangkang aku. Beberapa pose mengharuskan reflektor atau cermin ini untuk ditempatkan di area yang kekurangan cahaya atau cahaya tidak natural karena cahaya matahari langsung. Kami Pun berlarian keluar-masuk dari ruang ganti jadi-jadian itu, bahkan saling berebut dan Valerie dengan keisengannya membuka tirai ketika aku masih berganti dan menunjukan tubuh belakang dan pantatku ke wajah crew lain, shit Ver non gue isengin balik lhoo.

Dheo : “Semangat guyss.”
Avan : “Yhoo, masih banyak shot lagi nihh.”
Aji : “Semangat whoo! whoo!

Sorak-sorakan mereka layaknya mendukung tim olahraga membuat kami semangat dan menampilkan pesona terbaik kami. Namun fisik ada batasannya, sinar matahari membuat kami beristirahat dari panasnya udara ini. Jam hampir mendekati makan siang, dan Dheo dan Aji diminta untuk membeli makanan dan membawanya kesini, hihi untung saja ada mereka bisah di suruh-suruh. Lalu bersama mas Avan kami mengobrol kegiatan mereka, mereka adalah freelance dan sering join event bareng agency atau studio namun karena cukup jarang ada event mereka sering diminta untuk menjadi fotografer brand yang dikontrak.

Tak berapa lama, Dheo yang diminta untuk membeli minum akhirnya sampai dengan membawa kelapa dan es yang dipisah tak lupa membawa beberapa botol minuman dingin yang dibawa dengan cooler box, duh seger nihh minum pas-panasan, oh yaa kami sekarang ada di gubuk (entah nama lainnya apa) yang enggak jauh dari tempat kami photoshoot. Aku dan Valerie beristirahat dan tidak sabar menunggu makanan datang. Aku godain mereka aah.

Selyn : “Duh harus di boost pake sunscreen nihh, mas Avan kalau gak ngapa-ngapain balurin dong.”
Avan : “Duhh, rezeki nihh, permisi yaa kak.”

Aku langsung tiduran dengan pose telungkup dan membiarkan tangan mas Avan membaluri tubuhku dengan sunscreen, kayaknya udah banyak model nihh yang pernah di balurin sama mas Avan jadi gak unik lagi dong. Aku melirik Valerie dan dia tidak menunjukan ekspresi apa-apa, padahal kamu pasti pernahkan dilumuri sama cowok lain, ngaku gak lhoo, ejekanku dalam hati.

Aku langsung membuka tali bra ini dan membiarkan punggungku terbuka dan memudahkannya untuk membaluri sunscreen ini. Disisi lain mas Dheo yang malah meneguk ludahnya bukannya mas Avan. Tak lama mas Aji membawa makanan dan membukanya di hadapan kami.

Valerie : “Widihhh seafood, kepitingnya gede banget nih.”
Selyn : “Mulutnya sampai berliur gituu, langsung hajar gak nihh.”
Avan : “Joss hajar.”
Dheo : “Itu bungkusan isinya apa bro?”
Aji : “Biasalah, nasi.. enggak makan nasi enggak kenyang.”

Kami langsung tertawa dan menghabiskan hidangan ini, bersamaan itu pula kami bercanda gurau dan membicarakan tentang photoshoot mereka sebelumnya. Kita, aku dan Valerie juga menceritakan kami pernah melakukan photoshoot swimsuit namun tidak menceritakan photoshoot telanjang kami yang kami rahasiakan, tapi pada akhirnya pasti kebongkar. Lalu photoshoot berlanjut setelah istirahat panjang.

Seperti sebelumnya kami enjoy melakukan photoshoot ini, silih berganti kami melakukan shoot foto namun aku belum mendapatkan momen untuk membalaskan kejahilan Valerie, namun suasana tiba-tiba berubah menjadi mendung dari yang sebelumnya cerah. Angin sepoi-sepoi berubah menjadi menjadi angin kencang dan tiba-tiba hujan turun dengan deras.

Kyaaa! terdengar teriakan dan aku melihat tirai ganti yang terbang dan menunjukan tubuh Valerie yang masih telanjang belum berganti swimsuitnya, lalu dia berjongkok dan langsung memakai bawahannya terlebih dahulu. Aku yang melihat itu bukannya menolong malah tertawa karena merasa terbalaskan, namun sial hujan menjadi sangat lebat dan buru-buru kami membereskan peralatan dan prioritas adalah kamera dan peralatan elektronik, lalu aku segera berlari untuk mengambil tas berisi swimsuit itu dan bergegas berlari ke arah gubuk bersama yang lain.

Shit, rupanya atap gubuk yang berupa serabut kelapa itu tidak dapat menahan air dan membuat kami harus berjalan cukup jauh apalagi harus ke parkiran, namun kami menemukan tempat teduh berupa gubuk yang sudah ditempati banyak orang. Mau tidak mau kami menunggu bersama pengunjung pantai lain. Kami berdiri dibawah atap gubuk berdesakan dengan yang lain. Aku menyadari dari daerah pantatku ada ada sesuatu yang keras dan menonjol yang bergesekkan dengan pantatku. Melirik sekilas aku menyadari bapak-bapak menyenggolkan batangnya di pantatku yang hanya memakai swimsuit, lalu aku sadar hanya aku dan Valerie saja yang memakai pakaian seterbuka ini. Bapak ini terus menggesekkan batangnya ke pantatku dan sesekali menaikturunkan di lapisan swimsuit ini, mungkin hanya aku yang menyadari hal ini.

Hujan ini tidak akan berhenti sebentar, sebaliknya semakin deras. Mas Aji yang membawa kamera lalu memutuskan untuk kita berlari ke parkiran mobil, dan dalam hitungan 3.. 2.. 1.. lari!! Kami bersamaan lari dengan menutupi kepala kami dengan tas yang kami bawa dan berlari secepat mungkin, mas Aji dan mas Dheo fokus untuk melindungi tas kamera yang padahal tas mereka tahan air. Bye-bye bapak-bapak mesum!

Akhirnya kami masuk ke dalam mobil dengan mas Aji dan mas Avan di kursi depan lalu Valerie aku di kursi tengah, kemana mas Dheo? Seperti saat berangkat mas Dheo membawa mobil sendiri. Lalu kami membagikan handuk kering yang kami bawa. Kami beristirahat sejenak dan tertawa karena kami berlarian seperti orang gila supaya tidak terlalu basah.

Aji : “Jadi mau lanjut atau pulang aja nih, hujannya bakal sampai malem kayaknya.”
Valerie : “Iya nihh, kebasahan juga.”
Dheo : “Hayu cabut. Bentar gue chat Avan dulu.. katanya cabut aja”
Aji : “Cuss..”

Tak peduli bajunya yang basah mereka langsung menjalankan mobilnya dan pulang mengantar kami ke Villa dan mas Avan yang langsung pergi entah kemana, memang orang pantai yang paling tahan air dehh. Sialnya tas tote bag yang membawa baju ganti malah kebasahan karena digunakan untuk menutupi kepala kami, untung saja hp dan powerbank tidak kebasahan namun mau tidak mau kami harus memakai underwear kami dan sialnya juga swimsuit tadi menempel pasir-pasir yang lengket di kulit kami.

Selyn : “Gimana nihh Ver, basah semua?”
Valerie : “Mau gimana, ini swimsuit yang gue pake basah kuyup nihh.. malah masuk angin jadinya kalau dipakai terus.”
Selyn : “Bugil aja yukk..”
Valerie : “Heh?”
Selyn : “Yang di depan jangan liat belakang yaa.”

Layaknya manusia bukannya lihat kedepan malah mereka berbalik, dan disuguhkan aku yang sudah melepaskan bra dan menunjukan kedua buah dadaku yang besar kearah mereka, serentak mereka berbalik. Valerie yang mungkin sudah gilanya ikut juga melepaskan swimsuit yang kami gunakan. Dimulai dari atasan bra lalu kami sedikit berdiri untuk melepaskan underwear kami. And here it is, kami sudah bugil dan lalu memakai handuk ini. Handuk ini sangatlah kecil dan hanya menutupi setengah buah dada sampai 5 cm di bawah selangkanganku dalam keadaan berdiri diperparah bahwa bagian punggung dan pantat kami tidak ditutupi apapun.

Dalam keadaan duduk kami mengutamakan (yaelah mengutamakan haha) untuk menutupi selangkanganku sehingga ujung atas handuk berada tepat diatas my nipple, gesekan dari bahan halus handuk ini dengan ujung pentilku membuatku bergairah. Valerie yang disampingku juga sama yang cukup menunjukan ketelanjangan kami. Mas Aji yang fokus menyetir melirik ke arah cermin tengah untuk memperhatikan kendaraan lain dan terkejut melihat penampilan kami.

Aji : “Lho kok gak ganti baju?”
Dheo : “Yang bener!? Ehh ma-maaf.”
Selyn : “Basah.. bajunya ke bahasahan haha, mau gak mau pakenya ginian.”
Aji : “Oh ya.. yaudah.”

Mereka terkejut melihat kami dan mungkin memahaminya, atau mungkin ini rezeki mereka kali yaa. Karena tahu aku dan Valerie mengenakan pakaian seperti ini mereka menjadi sering sesekali melihat cermin tengah. Lalu mobil berjalan sampai di perempatan, dan truk berjalan di samping kami dan berbatasan langsung denganku antara sopir dengan jendelaku.

Deg-degan sih kalau pak supir ngeliat karena aku disampingnya, melihat tubuh nyaris telanjang cewek beuhh pasti langsung nafsu tuh bapak haha, untungnya jendela mobil ini cukup gelap dan blur karena hujan deras. Lampu hijau, truk dan mobil kami berjalan ke arah yang berbeda dan tak lama kami akan sampai di villa kami. Tidak cukup banyak kendaraan yang melintas dan motor karena hujan sehingga eksib kali ini tidak menarik sama sekali. Akhirnya kami sampai di depan vila ini, dan aku dan Valerie turun.

Selyn : “Yaudah guyss see you besok yaa.”
Valerie : “Duluan yaa, thanks for today.. tos duluuu!”
Aji : “Yooo thank you jugaa yaa.”
Dheo : “Nanti nyampe dalem mandi yaa, takutnya malah sakit.”
Selyn : “Okey, thank you semua dadah.. Ver lari yukk hujannya deres nih.”

Bersamaan aku membuka pintu mobil dan langsung membuka pagar, namun kami sempat melambaikan mobil yang masih terparkir di pinggir jalan. Lalu kami masuk ke dalam vila ini, ahh nyamannya. Shit, aku baru nyadar pas aku buka keluar pager dan buka gerbang bagian tubuh belakang aku dan Valerie terbuka, pasti mereka ngeliatin tuh pantat sama punggung aku, pantesan mereka gak langsung cabut haha.

Valerie : “Ini yang mau mandi duluan siapa?”
Selyn : “Barengan aja yukk.”
Valerie : “Yaudah, mau pake bathtub atau shower nihh?’
Selyn : “Bathtub aja seru kali yaa, bentar gue ambil nih bath bomb dulu.”

Aku dan Valerie memutuskan untuk mandi bersama, sebelum masuk ke dalam bathtub yang sedang diisi, aku dan Valerie bersama menikmati shower hangat. Kamar mandi villa ini semi-terbuka dan terdapat jalan yang menghubungkan dengan pool belakang, sehingga kami bisa mendengar suara hujan dan pantulan air dengan batu. Bathtub sudah terisi dan langsung saja aku dan Valerie masuk ke dalam bathub yang cukup menampung kami berdua.
Valerie : “Gimana tadi.”
Selyn : “Seru sihh shootnya, cuman agak bete sihh gara-gara ujan.”
Valerie : “Bukaaan, cowoknya dong gimana.. mau diajak gituan enggak?”
Selyn : “OMG, lho binal banget sihh Verr haha.. besok yukk.. apalagi mereka sempet liat kita cuman pake handuk doang terus ngeliat pantat kita berdua haha.”
Valerie : “Tomorrow is tomorrow, for now.. muachhh.”

Kami layaknya sepasang kekasih langsung saling mencium satu sama lain. permainan lidah kami yang saling beradu dia dalam mulut aku dan Valerie. Dari keadaan duduk santai kami langsung mendekat dan berhadapan dan membiarkan mulut dan tubuh kami bersentuhan, tanganku mencoba memilin buah dadanya dan sesekali menggesekkannya di belahan pantatnya yang sekal itu.

Valerie juga tidak mau kalah dengan mengambil busa dari bathtub dan memijatnya ke tubuh bagian depanku. Tak ada hentinya kami memberikan dorongan seksual ke lawan pemain masing-masing, mulut kita terus berciuman dan tangan kita saling menggesekan selangkangan lawan.

Valerie : “Lhoo puter balik Lynn.”

Langsung saja aku berputar balik dan membiarkan pantat dan selangkanganku di hadapan Selyn, langsung saja jemarinya digunakan untuk menggesekkannya ke vaginaku. “Aaahh.. ahhh.. shitt.. enak Verr,” desahanku ketika jarinya terus digesekkan di bibir vaginaku. Perasaan kenikmatan menjalar ditubuhuku karena gesekan jarinya yang berputar-putar.

“Mphh..aachh.. Verr, nakal kamu yaa achhh..” jari-jarinya yang semula bermain di bibir vaginaku langsung dimasukan ke dalam ronggaku, jari tengah yang tegak itu sedang mencolok lubang kesucianku, dia mengocok jarinya semakin dan membuat tubuh menjadi maju mundur dan buah dadaku yang tergantung bergoyang-goyang dengan indah.

Jari tengahnya terus digesekan ke dalam lubang vaginaku tak lupa tangan kirinya yang menggenggam erat pantatku dan memukulnya dengan ringan, “Aaahh iyahh,” saat ini ada dua jari yang masuk ke dalam lubangku, shitt enak banget. Aku tidak ingin menyudahi dan berbalik dan mendorong Valerie ke bawah.

Saat ini aku berada diatas Valerie yang tiduran bertumpu di atas bathtub, jemari langsung ku gesekan ke bibir vaginya yang tertutup busa dan air. “Aaahh, iya lynnn terus ahh,” aku lebih ahli dengan jemari sehingga dengan waktu cepat dia makin kelojotan menahan kenikmatan, dan langsung saja aku masukan jariku, tidak satu melain dua sekaligus sebagai pembuka.

4.jpg
[/IMG]

Valerie memberikan respon terhentak sekali karena dua jari lentik sudah masuk di vaginannya, langsung saja ku kocok dengan cepat jari telunjuk dan tengahku di dalam lubang vaginannya, “Ahh enakk bangett.. terus kocokin yang cepett lynnn. mphhh,” aku menjawab itu dengan memberikan kocokan yang semakin cepat namun desahan langsung ditutupi oleh lidahku yang bermain di mulutnya.

Kami saling memberi kenikmatan, baik bibir vaginaku ataupun Selyn sudah basah bukan karena air bathtub melainkan air yang keluar dari vagina masing-masing. “Ahhh enakk lynn,” “Gesekin Verr ahhh,” desahan kami menjadi jelas terdengar dari suara derasnya hujan yang saling beradu siapa yang lebih jelas terdengar.

Posisi kami berubah dengan aku dan seling membuka kedua kaki jenjang kita dalam bentuk “V” yang saling berhadapan, baik aku dan Valerie bersamaan menggesekan bibir vagina dan mencoloknya satu sama lain. “Aahh, gue mau keluar ahhh,” “Guee juga dikit lagi..” atas perkataan kita berdua semakin cepat mengocok jari kita di vagina lawan, “Sial gue udah gak kuat Fuckkk, ahhhh”

Layaknya air mancur, dari kedua lubang kami keluar cairan cinta kami. Sungguh melelahkan dan menggairahkan, nafsu kami membuat kita berdua dapat squirting, gilaa. Lalu kami menyudahi mandi kami dan menghangatkan tubuh di shower. Kami awalnya mau melanjutkan karena, you know wanita enggak puas sekali namun kami menyudainya karena lelah dan tentu saja besok akan lebih menyenangkan.


Keesokan harinya, aku dan Valerie tentu saja bersama crew photoshoot sebelumnya mas Aji, mas Dheo, dan mas Avan akan melakukan photoshoot. Yang membuatku dan Valerie semangat kali ini adalah karena kami akan melakukan photoshoot di pulau berbeda, bakal asyik nihh. Berbeda dengan kemarin kita lebih well prepare dengan membawa jas hujan dan banyak plastik untuk melindungi barang yang takut basah, harusnya sih sekarang bukan musim hujan cuman yah pepatah bilang sedia payung sebelum hujan.

Akhirnya kami tiba di tempat kami tuju, belum ketang pada awalnya aku kira kita ke pelabuhan rupanya kita dapat menyebrang langsung di pantai menggunakan perahu motor. Kami membawa barang bawaan dan naik ke atas kapal, bapak ini hanya memperhatikan aku dan Valerie sekilas, aku tidak tahu namanya karena buat apa juga pokoknya bapak ini mungkin berusia 50 sampai 60 tahunan.

Brrrr.. suara motor kapal dan kami menikmati perjalan di atas laut, ombaknya lumayan tenang dan kami menyempatkan untuk berfoto di atas kapal, ohh yaa sejak awal kami sudah mengenakan swimsuit sehingga lebih praktis dan efisien, lagian basah-basahan juga. Terlihat pulau yang kami akan tuju, pulau itu masih asri dengan masih alami dengan hutan-hutan nya. Bapak supir.. atau nahkoda kapal akan menunggu di kapalnya sampai kami selesai.

Aku dan Valerie dibantu mas Avan menurunkan dari kapal, dan berjalan tanpa alas kaki. Hanya mengenakan swimsuit, aku dan Valerie mengikuti mereka berjalan. Sesekali kami juga mengambil beberapa shot foto yang dirasa cukup bagus. Kami menyisir hutan ini melewati jalan setapak, tujuan kami adalah laguna di pulau ini. Mengapa tidak pantainya, yang jelas kemarin sudah sehingga tidak perlu melakukan shoot di latar yang sama.

Melewati hutan ini kami sampai di pemandangan laguna, speechless, aku tidak bisa berkata-kata melihat keindahan ini, layaknya lautan kecil yang tersembunyi diiringi oleh suara burung dan sepoian angin.

Valerie : “Indah bangett nihh, harus ini dapet shot yang bagus.”
Selyn : “Bukan harus lagi ini mah, wajib haha.”
Aji : “Joss, kalau udah semangat mah, kita mulai.”

Sama seperti kemarin, kita mengeksplor banyak foto-foto dengan swimsuit ini, pemandangan laguna yang indah dan tentu saja dua bidadari surga pasti akan membuat hasil yang menjual. Layaknya kemarin, ruang ganti jadi-jadian mereka buat dengan menggunakan kain yang berbeda karena kain kemarin terbang entah kemana haha.

Selyn : “Cape ahh harus bolak-balik ke sana, disini aja gantinya.”
Aji : “Disini, harus balik dulu atuhh.”
Valerie : “Lagian kemarin juga udah liat haha, santai aja mas.”

Langsung saja seperti tidak punya rasa malu, baik aku dan Valerie langsung mengganti swimsuit kami di hadapan mereka. Semua pria di sana melihat kami tanpa berkedip melihat aku dan Valerie yang memasangkan swimsuit di tubuh kami.

Selyn : “Hayu mulai.”

Baru saja kami berganti pakaian dan menunjukan tubuh telanjang kami di hadapan mereka, dengan semangat mereka mengambil lebih banyak shot foto lagi. Pemandangan laguna dapat dimanfaatkan dengan lebih banyak baik pemandangan hutan, air, maupun keindahan lainnya. Sesekali aku iseng dengan melempar-lemparkan air ke Valerie dan tentu saja dia membalas.

Bukannya fokus menjadi model malah kita berdua asyik dengan dunia kita, namun baik masa Avan ata mas Aji malah berpikir kami sedang melakukan photoshoot secara natural. Mas Dheo yang tidak berbuat banyak juga ikut berpartisipasi dengan melemparkan air ke kita. Aku dan Valerie bertatapan dan bersamaan melakukan ulti dengan melempar air yang banyak.

Akhirnya kami malah asyik bermain dan fotografer mundur karena takut kebasahan. Tiba-tiba tali bra swimsuitku ditarik oleh Valerie, dan aku juga ikut mengejarnya dan setelah itu kami bertelanjang dada mencoba saling membuka swimsuit satu sama lain. Cowok-cowok disini hanya memperhatikan tingkah kami berdua.

Selyn : “Foto dong *peace*”
Valerie : “Iya dong, foto aja buat private.. anggep aja kenang-kenangan haha.”
Avan : “Hajar inimah, oke action 1.. 2.. 3..”
Aji : “Ikutan ahh.”

Kami yang topless di foto oleh mereka berdua, dan karena tidak ada kerjaan kami mengajak Dheo berfoto. Perasaan ketika difoto bersama dua topless model, beuhh pasti jadi best memory of the year haha. Kami asyik difoto oleh mereka dengan lensa yang berbeda karena takut diisengi mereka dan aku yang memperhatikan Valerie yang sedang fokus berpose langsung sajaa… srrrr... Valerie langsung menutupi selangkangan yang terbuka bebas dan mencoba mengejarku.

Valerie : “Mas Dheooo kejer tuhhh, buka aja sekalian weee.”

Bukannya mengikuti perintah Valerie mas Dheo malah bermain dengan melemparkan air ke dirinya, karena hal itu Valerie membalas dengan membuka pertahanan terakhirnya dan membiarkan tubuh telanjangnya di hadapan cowok-cowok disini. Aku yang berada di sisi yang jauh hanya tertawa namun.. kyaaa.. bawahanku diturunkan oleh.. mas Avan. Rupanya dia meninggalkan kameranya dan ikut bermain air bersama.

Dheo : “Vann, hajar inimahh siram!!’
Avan : “Awass jangan kabur woyyy hahaha”
Valerie : “Hayu Lynnn, 2vs2 kita bales merekaa!”
Selyn : “Serangggg!! Hahahaha”

Selayaknya pertempuran, kami saling menghujani satu sama lain. Bahkan kami terkena friendly fire oleh sekutu sendiri. Baju mas Dheo dan mas Avan yang sudah terlanjur basah mereka buka dan menyisakan boxer mereka, mas Aji terus memfoto mereka. Kami langsung saja berpose bersama mereka.

hd-julia-6.jpg


Dimulai dari bersebelahan, lalu bergandengan tangan, dan banyak lain. Kita juga berfoto dengan latar pepohonan dan tentu saja kami telanjang ria. Pose kita tampilkan lalu dengan berani aku dan Valerie membiarkan tubuh kami dipegang oleh mereka. Dimulai dari difoto dengan memegang pantatku, lalu dengan mengangkat kedua buah dadaku seolah-olah dewi aphrodite di Record of Ragnarok, gila banget pokoknya.

Mas Avan juga sempat difoto dimana aku membelakangi kamera dengan wajahnya berada tepat di depan selangkanganku. Kita menikmati momen ini, dan sekarang aku dan Valerie saling berhadapan dan membiarkan saling berciuman dengan mesra.

Avan : “Mantap inimah, cium lagi sok.”
Dheo : “Seksi abiss lho berdua.”
Aji : “Anjir, gue juga mau jugaa.”
Dheo : “Kenapa gak dari tadi anjir, gue kira elu gayy njir.”
Aji : “Parah, yok fotoin gue. Mau foto sama bidadari nihh.”

Kami semua tertawa dan langsung saja melakukan photoshoot bersama mas Aji yang belum mendapatkan jatah foto. Untung saja mereka membawa tripod dan sekarang kita semua dapat berfoto ria.

Selyn : “Yang cowok enggak ada yang berani bugil juga nih.”
Valerie : “Iya nihh, masa enggak berani.”

Cowok-cowok itu saling berhadapan satu sama lain, dan tentu saja mereka malu haha, yaudah dehh. Lalu tidak terasa hari jam makan siang sudah lewat, untungnya mereka membawa kotak makan untuk kami semua dan kami menikmati makan ini, ohh ya pak nahkoda sudah dititipkan makan di kapal sebelum kami disini.

Pemandangan erotis dimana dua wanita yang telanjang bulat sedang makan bersama ketiga orang pria, apalagi di luar makanan. Selama makan aku dan Valerie berani menceritakan kalau kami pernah melakukan nude photoshoot, mereka kaget dan tidak terkejut.. wajar sihh kalau ngeliat kebinalan kita, haha.

Dheo : “Lhoo bawa minum kebanyakan broo.”
Avan : “Masa sih, gue bawa 8 botol, 5 buat masing-masing 3 buat cadangan.”
Dheo : “Tuh di depan ada empat lagi.”
Avan : “Hah yang mana.. anjir lho mahh.”

Wajah mereka bertiga bersamaan melihat buah dada kami yang terbuka di hadapan mereka. Mau tidak mau kita tertawa haha, obrolan pria pasti gak jauh-jauh dari sana. Lalu kami menghabiskan makan kami dan berencana balik sesegara mungkin karena takut hujan seperti kemarin, untung saja kita sudah dapat banyak hasil yang memuaskan ditambah bonus bagi mereka haha.

Aji : “Yang cewek-cewek pakai yahh swimsuitnya.”
Dheo : “Kenapa bro, kan asyik nihh.”
Aji : “Wahh nanti bisa-bisa gak bisa nyebrang kesini lagi kita-kita ini.”
Avan : “Iya broo, otak lhoonya udah korslet nihh.
Dheo : “Haha maapkan gaes.”

Ya, mau tidak mau kita mengenakan swimsuit ini dan kembali menyebrang. Tidak ada kegiatan eksib, yang ada malah kami merasa kelelahan karena kami sempat main air sebelumnya. Akhirnya kita kembali dan berjalan ke parkiran mobil.

Aji : “Hompimpa yokk buat yang cowok-cowok.”
Dheo : “Buat apa?”
Aji : “Yang menang duduk di tengah, yang kalah suit yang nyetir gimana.”
Avan : “Anjir taruhannya serem euyy, gue ikut dahh.”
Dheo : “Dikira otak gue yang mesum, lho juga rupanya, yaudah Hom..Pim..Pa!”
Aji : “Jos gue menang nih haha.”
Dheo : “Shittlah, gue yang nyetir yaudah dehh.”

Valerie dan aku hanya bisa tertawa dengan tingkah laku mereka. Setelah diputuskan kalau mas Aji duduk diantara kami, dan Avan dan Dheo di depan dan Dheo yang bertugas menyetir. Aku duduk di samping lalu mas Aji dan Valerie di pintu yang lain. Rupanya taruhan yang sebelumnya belum selesai, kita juga ikut menjadi korban dengan kita yang harus melepaskan swimsuit yang masih kami kenakan, jawaban kita? Bugil lahh masa enggak haha.

Mas Aji terlihat bahagia melihat kami berdua dan sesekali secara tidak sengaja menyentuh tubuh aku atau Valerie. Tidak seperti kemarin yang ditutupi handuk, sekarang aku dan Valerie terlanjang bulat dan jalanan lebih ramai dari kemarin karena tidak hujan. Perasaan berdebar ketika pemotor yang lewat membuatku semakin terangsang.

Melewati jalan yang banyak pengendara lain, untung saja mereka tidak memperhatikannya, seruu pokoknya. Akhirnya kami sampai di Vila, dan tentu saja kami bergegas masuk. Sekarang terdapat 5 orang yang berada di Vila ini, bakal ada keseruan apa yaa.

Mereka bertiga menyisir vila ini layaknya sedang melakukan house tour, semua ruangan mereka jelajahi dari ruang tengah sampai halaman belakang yang terdapat pool dan menghadap pantai. Aku menyuruh para cowok untuk membeli makan malam dan sekarang aku dan Valerie sedang mandi untuk membersihkan tubuh lengket dan berkeringat tadi.

Masih tanpa mengenakan pakaian sehelaipun, aku dan Valerie menunggu mereka selayaknya istri menunggu suaminya pulang. Hujan turun dengan lebat, karena itu pula mereka kembali agak lama untuk membeli makan malam. And for now aku dan Selyn menunggu apa yang terjadi, 3 vs 2 hmm seru juga.

Akhirnya mereka sampai, selain membawa makanan rupanya mereka membantu minuman beralkohol. Aku menyuruh mereka mandi dahulu, dan ketika selesai bergabung sama kami secara bergantian. Agar tidak bosan kami juga memutar musik yang kencang namun masih tidak sekencang suara lebatnya hujan.

Kami beristirahat sejenak di ruang tengah bersama mereka, dan mulai kegiatan pesta dimulai dari membuka botol minuman itu. Menikmati lagu dan efek mabuk, aku dan Valerie bergoyang di depan mereka, mereka menonton sambil bersemangat melihat kami berdua. Aku dan Valerie melakukan lap dance namun kita sudah bugil sejak awal jadi kami menelanjangi para cowok disini, aku menangani mas Aji dan Dheo dan Valerie mengurusi mas Avan.

Memanfaatkan lekuk tubuh dimulai dari aku yang memajukan buah dadaku sampai di wajah mereka dan membuka masing-masing kaos. Aku menggunakan dua tanganku untuk memberikan rangsangan kepada mereka namun mereka yang sudah bersemangat berdiri dan menarik kedua tanganku.

Dheo : “Pinjem kamarnya dulu Verr.”

Dalam keadaan mabuk aku dibawa mereka ke atas ranjang kamar tidur, mas Aji langsung menjilati selangkanganku dan mas Dheo yang tidak ada hentinya terus mencium bibirku. Lidahku bermain dengan lidahnya dan aku melepas ciumannya, “Aaahh iyahh disituuu mhhh.” Dheo tidak membiarkan aku mendesah dan langsung saja menghujaniku dengan ciuman.

Baik bibir atas atau bawahku mereka tidak membiarkanku berhentai menahan ini, rangsangan terus rangsangan mereka berikan, aku didorong dalam posisi terlentang. Kedua tanganku ditahan dalam posisi terbuka dan langsung saja Dheo membuka celananya dan langsung memasukkannya dalam mulutku.

Batang penis ini mungkin bukan yang terbesar namun aku perlu memuaskannya, aku menjilati ujung kepalanya, dan Dheo yang sudah berada diatas tubuhku langsung menyetubuhi mulutku. “Mphhh.. mphhh..mphh,” Dheo yang terus memaju-mundurkan penisnya di dalam mulut hingga terasa di ujung pangkal kerongkonganku.

Desahanku sulit terdengar karena mulutku tidak ada henti mengulum batang penis ini, aku melirik ke arah pintu dan melihat Valerie juga sedang memberikan service blowjob kepada
mas Avan, “Mphhh Ahhh.” Aku langsung menyadari kalau mas Aji sedang menempelkan kepala penisnya di bibir vaginaku, aku tidak bisa melihatnya karena terhalang oleh selangkangan mas Dheo. Menyadari kalau aku semakin menikmati ini, mas Dheo semakin cepat memacu penisnya seolah-seolah sedang menyetubuhi mulutku.

“Mphhh..mphh.. ahhh..Aaah,” disaat aku sibuk mengulum, mas Aji langsung memasukkan penisnya kedalam vaginaku. “Fakk, enak bangett, kayak masih perawaan… ahh, mas Aji yang merasakan kenikmatan dari lubang vaginaku semakin cepat dia pacu. Sekarang aku di double penetration, alias ada dua batang yang memasuki tubuhku. Kenikmatan dari vaginaku yang dijejali penis sungguh nikmat.

hnd00993jp-9.jpg


Kocokan mereka berdua semakin cepat, “Ahh enakk bangsatt,” “Fakk.. mulut lhoo pecunn akhh,” “mphhh.. mphhh.” Layaknya suara harmoni yang datang dari desahan kami bertiga yang silih berganti. Sekarang siapa yang akan keluar lebih dahulu, Mas Aji yang tak ada hentinya mengenjot vaginaku, mas Dheo yang menikmati kuluman mulutku, atau diriku yang harus menahan mereka berdua.

Hantaman penis didalam vaginaku semakin cepat, mau tidak mau aku harus menahan tenaganya dengan tanganku yang memegang seprai, “Memek lhoo sempit banget gilaa ahh, gue mau keluar.” Plak.. Plak.. Plakk.. bunyi hantaman penis dengan selangkanganku, aku merasakan vaginaku menjadi sangat basah dan teras air mengalir ke arah pantatku.

Hentakan penisnya semakin cepat menandakan kalau mas Aji sudah tidak dapat menahan, “Gue mau keluar, Dheoo gue mau keluarin di mulut nih cewe.” Langsung saja mas Dheo yang keenakan dengan kulumanku yang terus-terus dia tarik dan sekarang aku dapat bernapas lega, namun beberapa detik kemudian penis lain langsung masuk menggantikan penisnya.

Mas Aji lanjut menyetubuhi penis di dalam mulutku dan bergantian mas Dheo yang memanfaatkan cairan vagina sebagai pelumas penisnya. “Mphhh.. mphh.. mphh,” desahanku yang tertahan oleh penisnya dan sekarang, “Gue keluaarr.” Crot..crot..crott, semburan cairan panas itu langsung keluar didalam mulutku, meskipun dia sudah keluar mas Aji masih mencoba menyetubuhi mulutku, seolah-olah tidak membiarkan cairannya tersisa.

“Ukhuk..ukhuk.. aakkhh,” aku yang terbatuk karena meminum sperma mas Aji tiba-tiba ditarik berdiri oleh Mas Dheo, aku diputarnya ke dalam posisi doggy style, dan terlihat mas Aji yang sudah tumbang terlebih dahulu. “Aahh.. aah.. aah enakk bangett.. ahh,” kenikmatan yang kurasakan ketika penisnya dia hentakan di dalam vaginaku. Plak. Plak.. Plak suara hantaman antara selangkangan dan pantatku terdengar.

Dari posisi nikmati ini aku dapat merasakan penisnya yang masuk semakin dalam ke dalam vaginaku, namun itu hanya sesaat. Aku ditariknya dengan agak kasar dalam posisi berdiri dan berjalan ke arah Valerie, aku sedang merasakan persetubuhan dalam keadaan berdiri, rasanya jauh lebih enak. Mas Dheo tidak hanya tinggal diam, dia semakin cepat keluar-masukan penisnya didalam tubuhku semakin keras dan cepat seolah dengan seluruh tenaganya menghantam tubuhku dan vaginaku.

Secara perlahan aku berjalan ke arah Valerie, penis yang berada di dalam diriku membuatku kesulitan berjalan dan dorongan dari tubuh mas Dheo yang seolah-olah mendorongku. Aku melihat di depanku Valerie yang sedang di dogystyle oleh mas Avan dengan penuh semangat layaknya memacu kuda, Valerie yang melihatku berjalan kearahnya mencoba berpegangang tangan denganku.

“Aahh.. ahhh.. dikit lagii.. ahh haii Verr.. ahh,” aku langsung bergandengan tangan di depannya. Seolah aku berada di depan cermin, baik aku dan Valerie sedang bercinta dalam posisi doggy style. Kulit Valerie berubah menjadi kemerahan dan penuh keringat, aku dapat merasakan panas dan tangan kami yang saling berpegangan. Kami tidak bisa melepasnya karena kami saling membagi tumpuan.

Hentakan penis mereka menjadi seirama dengan musik yang sudah kami putar sebelumnya, temponya semakin cepat mereka pacu, “Ahhh Verrr lho enakk bangett,” “Lyyyn memek lho walau udah dipake masih sempit ajaa akhh.” Mereka saling berteriak kegirangan satu sama lain dengan terus menghentakkan penisnya. Baik aku dan Valerie merasakan kenikmatan yang tiada tara.

Plak.. Plak.. Plak, suara terus yang tanpa henti mengisi ruangan bersamaan dengan lagu, “Ahh Lyynn lho binal bangett sampai diewe duuaa orang-g ahh,” “Lho jugaa binal ahhh.” Aku merasakan cairanku semakin banyak keluar dan memudahkan penis Dheo untuk keluar masuk di dalam tubuhku, sampai dia berada di puncaknya.

“Bro gue mau keluar nihh,” “Gue jugaa.. akhhh enak bangett..” Mereka saling meneriakkan berapa lama mereka bertahan, dan aku merasakan kalau mereka akan keluar dan secara bersamaan aku dan Valerie ditarik ke masing-masing joki kami untuk melahap penisnya, dan crottt lahar panas kembali masuk ke dalam tubuhku begitupun Valerie. Belum berhenti sampai disana mereka berdua kembali memasukan penisnya dengan memberikan tenaga terakhirnya.

Mulutku dan Valerie saling bersentuh dan akhirnya kami berciuman. Dengan erotis kami saling membagikan sperma orang yang menyetubuhi kita tanpa rasa jijik, baik Mas Avan atau mas Dheo sudah terkulai lemas dan kami tidak berhenti bergulat lidah. Pertandingan 3 vs 2 dimenangkan oleh kita dengan aku yang masih memiliki sedikit tenaga dan Valerie yang meskipun terlihat lemas masih kuat untuk melakukan satu ronde lagi. But still enak banget rasanya bercinta dengan cowok asing.

Aku lalu mencoba berdiri dan mengambil air mineral dan membagikannya dengan Valerie, rasa asin dan getir di mulut kami dan pegal kami rasakan. Aku dan Valerie saling berhadapan dan tersenyum lepas. Kami saling membantu membersihkan masing-masing tubuh kami dengan tisu kering, dan membiarkan mereka bertiga beristirahat.

Hari terakhir kami di Vila ini, tidak ada adegan bercinta lanjutan karena kami harus sesegera mungkin mengejar pesawat kami. Namun layaknya kartu VIP All Acces, baik ketika aku mandi atau Valerie menggunakan kamar mandi pintunya tidak tertutup dan mereka dapat bebas melihat ketelanjangan kami berdua.

Agak sedih meninggalkan villa ini, apalagi kami belum menggunakan pool dan bermain di pantainya, ya mungkin lain waktu. Sekarang harus balik Jakarta, dan kerja-kerja. Aku mengembalikan kunci vilaku dan diantar mereka kembali ke bandara. Next time, exhib dimana yaa?

Bersambung
 
Terakhir diubah:
Mantep huu update nya

Ide cerita , nanti foto eksib di tempat umum atau foto bugil sama orang asing.. bakal seru huu nanti diewe di tempat terbuka
 
Bimabet
Mantaabbb..ada lanjutannya

Saran aja gan..klo bisa lanjutin yang part 7..terakhir kan selyn mo cerita tuhh..

penasaran sama ceritanya si selyn :)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd